Tag: Giring Ganesha

  • Kemenbud Gelar Festival Noken, Ajak Masyarakat Partisipasi Lestarikan Budaya Papua – Page 3

    Kemenbud Gelar Festival Noken, Ajak Masyarakat Partisipasi Lestarikan Budaya Papua – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Festival Noken Tanah Papua yang digelar Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) di Sarinah Mal, Jakarta Pusat, berlangsung meriah. Kegiatan yang diselenggarakan sebagai bentuk pelestarian Noken itu turut melibatkan partisipasi masyarakat.

    Sebagai informasi, Festival Noken digelar selama 3 hari sejak 20 hingga 22 Desember 2024. Ada berbagai kegiatan dalam Festival Noken, mulai dari fashion show Noken, Pasar Seni serta pameran Noken, pertunjukan musik dan tari Papua, hingga workshop pembuatan Noken dan pemahatan patung khas Papua yang bisa diikuti masyarakat umum.

    Noken merupakan tas tradisional asli Papua yang terbuat dari serat kulit kayu, biasanya dari kayu pohon manduam, pohon nawa, atau anggrek hutan. Umumnya noken dibuat oleh wanita Papua.

    Penutupan Festival Noken hari ini, Minggu, 22 Desember 2024, dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan seni budaya di Anjungan Sarinah. Seperti penampilan Diva asal Papua, Nowela, band Kaka Black, Nayak Dancer, Black Selection Band, sampai penari dari Suku Kamoro.

    Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha yang hadir bahkan ikut naik ke atas panggung untuk bernyanyi dan berjoget bersama. Wamen Giring pun turut menyumbangkan suaranya dengan menyanyikan lagu ‘Papua Dalam Cinta’.

    “Kita berharap melalui kegiatan-kegiatan ini, kita menyemarakan budaya kita, sehingga bisa dirasakan juga oleh masyarakat, terutama di acara-acara publik seperti ini,” kata Fadli Zon.

    Penutupan Festival Noken juga disemarakkan dengan flashmob Noken yang digelar saat car free day (CFD) di depan Anjungan Sarinah, tepatnya Jl MH Thamrin. Berbagai komunitas Papua seperti dari Yayasan Maramowe dan Konopa (Komunitas Noken Papua) mengajak serta warga Jakarta yang sedang melakukan CFD untuk menari bersama.

    Tampak terlihat masyarakat mengikuti flashmob dengan semarak, termasuk para anak muda. Ada juga anak-anak kecil yang ikut berdendang ria mengikuti alunan musik khas Papua.

    Menurut Fadli Zon, Festival Noken memang digelar Kementerian Kebudayaan untuk memberi pesan kepada masyarakat untuk ikut menjaga dan melestarikan budaya, terutama bagi para generasi muda. Apalagi Noken sudah di-inskripsi oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) atau Intangible Cultural Heritage (ICH).

    “Justru harapannya dari generasi muda, generasi milenial, Gen Z, generasi Alpha, mereka mulai bisa mengapresiasi budaya-budaya Indonesia, karena budaya kita ini sangat kaya. Kalau bukan kita yang mengapresiasi, siapa lagi?” tuturnya.

    Penutupan Festival Noken digelar bersamaan dengan pawai budaya oleh Kementerian Kebudayaan untuk menyambut 3 WBTb Indonesia yang baru saja di-inskripsi oleh UNESCO awal Desember lalu yakni Kebaya, pertunjukan Reog Ponorogo dan alat musik tradisional Kolintang. Dengan demikian, Indonesia kini memiliki 16 WBTb yang sudah di-inskripsi oleh UNESCO.

    Dalam pawai budaya dari area Monas hingga Sarinah tersebut, Kementerian Kebudayaan melibatkan berbagai elemen masyarakat seperti komunitas pecinta Kebaya, pegiat budaya Reog Ponorogo se-Jabodetabek, komunitas Kolintang, komunitas Pencak Silat, hingga anak-anak sekolah, termasuk anak TK dan SD.

    Kegiatan pawai kebaya dan kirab Reog Ponorogo tersebut bahkan mendapatkan Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) untuk jumlah peserta kebaya terbanyak dalam pawai lintas generasi. Setidaknya, ada 2.000 peserta pawai kebaya dalam acara ini.

    “Ini sebuah prestasi kita juga, sekaligus tantangan untuk melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan warisan budaya ke depannya,” sebut Fadli.

     

    Sejumlah prajurit TNI mengajarkan para bocah Papua untuk menggosok gigi yang baik dan benar. Adalah Satgas Yonif Raider 321/GT/13/1 Kostrad Pos Yigi yang mengajarkan para bocah Papua tersebut.

  • Meriah! Festival Noken Tanah Papua Ramaikan Sarinah dengan Seni dan Budaya

    Meriah! Festival Noken Tanah Papua Ramaikan Sarinah dengan Seni dan Budaya

    Al Abrar • 22 Desember 2024 21:53

    Jakarta: Festival Noken Tanah Papua yang digelar Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) di Sarinah Mal, Jakarta Pusat, berlangsung meriah. Bahkan kegiatan yang diselenggarakan sebagai bentuk pelestarian Noken itu turut melibatkan partisipasi masyarakat.

    Sebagai informasi, Festival Noken digelar selama 3 hari sejak 20 hingga 22 Desember 2024. Ada berbagai kegiatan dalam Festival Noken, mulai dari fashion show Noken, Pasar Seni serta pameran Noken, pertunjukan musik dan tari Papua, hingga workshop pembuatan Noken dan pemahatan patung khas Papua yang bisa diikuti masyarakat umum.

    Noken merupakan tas tradisional asli Papua yang terbuat dari serat kulit kayu, biasanya dari kayu pohon manduam, pohon nawa, atau anggrek hutan. Umumnya noken dibuat oleh wanita Papua.

    Penutupan Festival Noken hari ini, Minggu, 23 Desember 2024, dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan seni budaya di Anjungan Sarinah. Seperti penampilan Diva asal Papua, Nowela, band Kaka Black, Nayak Dancer, Black Selection Band, sampai penari dari Suku Kamoro.

    Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha yang hadir bahkan ikut naik ke atas panggung untuk bernyanyi dan berjoget bersama. Wamen Giring pun turut menyumbangkan suaranya dengan menyanyikan lagu ‘Papua Dalam Cinta’.

    “Kita berharap melalui kegiatan-kegiatan ini, kita menyemarakan budaya kita, sehingga bisa dirasakan juga oleh masyarakat, terutama di acara-acara publik seperti ini,” kata Fadli Zon.

    Penutupan Festival Noken juga disemarakkan dengan flashmob Noken yang digelar saat car free day (CFD) di depan Anjungan Sarinah, tepatnya Jl MH Thamrin. Berbagai komunitas Papua seperti dari Yayasan Maramowe dan Konopa (Komunitas Noken Papua) mengajak serta warga Jakarta yang sedang melakukan CFD untuk menari bersama.

    Tampak terlihat masyarakat mengikuti flashmob dengan semarak, termasuk para anak muda. Ada juga anak-anak kecil yang ikut berdendang ria mengikuti alunan musik khas Papua.

    Menurut Fadli Zon, Festival Noken memang digelar Kementerian Kebudayaan untuk memberi pesan kepada masyarakat untuk ikut menjaga dan melestarikan budaya, terutama bagi para generasi muda. Apalagi Noken sudah di-inskripsi oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) atau Intangible Cultural Heritage (ICH).

    “Justru harapannya dari generasi muda, generasi milenial, Gen Z, generasi Alpha, mereka mulai bisa mengapresiasi budaya-budaya Indonesia, karena budaya kita ini sangat kaya. Kalau bukan kita yang mengapresiasi, siapa lagi?” tuturnya.

    Penutupan Festival Noken digelar bersamaan dengan pawai budaya oleh Kementerian Kebudayaan untuk menyambut 3 WBTb Indonesia yang baru saja di-inskripsi oleh UNESCO awal Desember lalu yakni Kebaya, pertunjukan Reog Ponorogo dan alat musik tradisional Kolintang. Dengan demikian, Indonesia kini memiliki 16 WBTb yang sudah di-inskripsi oleh UNESCO.

    Dalam pawai budaya dari area Monas hingga Sarinah tersebut, Kementerian Kebudayaan melibatkan berbagai elemen masyarakat seperti komunitas pecinta Kebaya, pegiat budaya Reog Ponorogo se-Jabodetabek, komunitas Kolintang, komunitas Pencak Silat, hingga anak-anak sekolah, termasuk anak TK dan SD.

    Kegiatan pawai kebaya dan kirab Reog Ponorogo tersebut bahkan mendapatkan Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) untuk jumlah peserta kebaya terbanyak dalam pawai lintas generasi. Setidaknya, ada 2.000 peserta pawai kebaya dalam acara ini.

    “Ini sebuah prestasi kita juga, sekaligus tantangan untuk melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan warisan budaya ke depannya,” sebut Fadli.

    Untuk Festival Noken, Kementerian Kebudayaan bekerja sama dengan Pemda Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan berbagai komunitas pegiat maupun pelestari seni budaya Papua.

    Tak hanya memperlihatkan Noken asli Papua yang sudah jadi dan bisa dibeli, Festival Noken pun membuat masyarakat bisa melihat secara dekat bagaimana wanita Papua atau mama-mama Papua membuat karya budaya tersebut. Sejumlah workshop digelar di mana masyarakat bisa belajar pembuatan Noken dari mama-mama Papua.

    Kegiatan itu menjadi bentuk edukasi nyata yang sangat bermanfaat bagi masyarakat secara umum. Menurut Fadli Zon, hal ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Kebudayaan dalam melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya Noken sekaligus memberi pesan tentang keberlanjutan dan kesadaran ekologis. 

    “Melalui Festival Noken Tanah Papua, kami berupaya menjadikan Noken simbol budaya yang adaptif dan berkelanjutan,” ungkap mantan Wakil Ketua DPR RI itu.

    “Kami punya kewajiban untuk terus melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya. Jadi Insya Allah saya kira ke depan dengan kehadiran Kementerian Kebudayaan, budaya kita akan semakin semarak, semakin banyak orang Indonesia yang mencintai budaya Indonesia,” tambahnya.

    Fadli Zon juga mengajak daerah-daerah mempromosikan budayanya masing-masing, khususnya di momen Natal dan Tahun Baru karena banyak masyarakat yang memanfaatkan libur panjang akhir tahun dengan berwisata. Pelestarian dan promosi budaya dinilai penting agar masyarakat tetap memiliki jati diri Indonesia di tengah era globalisasi dan gempuran budaya asing.

    “Saya kira ini kesempatan juga atau momentum yang baik untuk menyajikan, untuk memperkenalkan, menyemarakan kembali budaya kita masing-masing, sehingga kita bisa menjadikan budaya kita ini milik kita sendiri, dan juga bisa menjadi bagian dari hiburan,” urai Fadli.

    Sementara itu Ketua Tim Kerja Festival Noken, Yusmawati menyebut, Kementerian Kebudayaan sengaja menggelar kegiatan tersebut di pusat kota Jakarta. Hal ini demi semakin memperkenalkan Noken kepada masyarakat sebagai bentuk pelestarian kebudayaan.

    Apalagi Noken saat ini masuk dalam daftar WBTb yang membutuhkan perlindungan mendesak (List of Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding) dari UNESCO karena terancam punah akibat tergantinya material alam dengan benang sintetis, hingga ancaman hilangnya warisan pengetahuan dan tradisi pembuatannya.

    “Jadi, kami sangat berharap pelestarian Noken harus terjaga. Kita bawa teman-teman dari Papua sebagai influencer karena kita ingin menyampaikan bahwa Noken ini bukan hanya milik orang Papua saja, bahwa Noken adalah milik kita semua,” jelas Yusmawati.

    “Kita ingin juga Noken ada di tempat lain, termasuk di Jakarta, makanya kita selenggarakan di Sarinah yang dikenal sebagai pusat model dan fashion, pusatnya perbelanjaan, karena kita ingin kelestarian Noken tetap ada,” imbuhnya.

    Yusmawati menambahkan, Kementerian Kebudayaan turut mengajak komunitas anak muda pecinta Noken pada festival ini. Seperti Konopa, komunitas anak muda Papua yang punya minat besar pada pemberdayaan dan pengembangan Noken.

    “Kami mengajak generasi muda ikut melestarikan Noken, bukan hanya anak-anak yang berada di Papua. Kami juga berharap mama-mama Papua yang ikut di kegiatan ini bisa menularkan kepada semua anak Indonesia karena Noken sudah di-inskripsi UNESCO sehingga menjadi milik bersama, menjadi milik dunia,” kata Yusmawati.

    Festival Noken yang digelar di Sarinah ini mendapat sambungan hangat dari masyarakat. Seorang warga Kebon Sirih, Jakarta Pusat, bernama Ayu Carolena mengaku datang ke Sarinah secara khusus untuk melihat Festival Noken.

    “Ini sangat luar biasa. Apalagi dari Papua langsung. Saya sengaja ke sini untuk beli Noken, sekaligus memeriahkan acara ini,” ucap Ayu.

    Kemudian warga bernama Febri yang berkesempatan mengikuti workshop memahat patung yang diajarkan langsung oleh masyarakat Papua menyatakan sangat mengapresiasi kegiatan promosi dan pelestarian budaya seperti Festival Noken.

    “Acaranya seru banget, jadi bisa belajar tentang beberapa culture Papua. Tadi ikut workshop gimana cara memahat, ternyata nggak segampang yang kita lihat. Tapi seru banget,” ungkap Febri.

    Jakarta: Festival Noken Tanah Papua yang digelar Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) di Sarinah Mal, Jakarta Pusat, berlangsung meriah. Bahkan kegiatan yang diselenggarakan sebagai bentuk pelestarian Noken itu turut melibatkan partisipasi masyarakat.
     
    Sebagai informasi, Festival Noken digelar selama 3 hari sejak 20 hingga 22 Desember 2024. Ada berbagai kegiatan dalam Festival Noken, mulai dari fashion show Noken, Pasar Seni serta pameran Noken, pertunjukan musik dan tari Papua, hingga workshop pembuatan Noken dan pemahatan patung khas Papua yang bisa diikuti masyarakat umum.
     
    Noken merupakan tas tradisional asli Papua yang terbuat dari serat kulit kayu, biasanya dari kayu pohon manduam, pohon nawa, atau anggrek hutan. Umumnya noken dibuat oleh wanita Papua.
    Penutupan Festival Noken hari ini, Minggu, 23 Desember 2024, dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan seni budaya di Anjungan Sarinah. Seperti penampilan Diva asal Papua, Nowela, band Kaka Black, Nayak Dancer, Black Selection Band, sampai penari dari Suku Kamoro.
     
    Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha yang hadir bahkan ikut naik ke atas panggung untuk bernyanyi dan berjoget bersama. Wamen Giring pun turut menyumbangkan suaranya dengan menyanyikan lagu ‘Papua Dalam Cinta’.
     
    “Kita berharap melalui kegiatan-kegiatan ini, kita menyemarakan budaya kita, sehingga bisa dirasakan juga oleh masyarakat, terutama di acara-acara publik seperti ini,” kata Fadli Zon.
     
    Penutupan Festival Noken juga disemarakkan dengan flashmob Noken yang digelar saat car free day (CFD) di depan Anjungan Sarinah, tepatnya Jl MH Thamrin. Berbagai komunitas Papua seperti dari Yayasan Maramowe dan Konopa (Komunitas Noken Papua) mengajak serta warga Jakarta yang sedang melakukan CFD untuk menari bersama.
     
    Tampak terlihat masyarakat mengikuti flashmob dengan semarak, termasuk para anak muda. Ada juga anak-anak kecil yang ikut berdendang ria mengikuti alunan musik khas Papua.
     

     
    Menurut Fadli Zon, Festival Noken memang digelar Kementerian Kebudayaan untuk memberi pesan kepada masyarakat untuk ikut menjaga dan melestarikan budaya, terutama bagi para generasi muda. Apalagi Noken sudah di-inskripsi oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) atau Intangible Cultural Heritage (ICH).
     
    “Justru harapannya dari generasi muda, generasi milenial, Gen Z, generasi Alpha, mereka mulai bisa mengapresiasi budaya-budaya Indonesia, karena budaya kita ini sangat kaya. Kalau bukan kita yang mengapresiasi, siapa lagi?” tuturnya.
     
    Penutupan Festival Noken digelar bersamaan dengan pawai budaya oleh Kementerian Kebudayaan untuk menyambut 3 WBTb Indonesia yang baru saja di-inskripsi oleh UNESCO awal Desember lalu yakni Kebaya, pertunjukan Reog Ponorogo dan alat musik tradisional Kolintang. Dengan demikian, Indonesia kini memiliki 16 WBTb yang sudah di-inskripsi oleh UNESCO.
     
    Dalam pawai budaya dari area Monas hingga Sarinah tersebut, Kementerian Kebudayaan melibatkan berbagai elemen masyarakat seperti komunitas pecinta Kebaya, pegiat budaya Reog Ponorogo se-Jabodetabek, komunitas Kolintang, komunitas Pencak Silat, hingga anak-anak sekolah, termasuk anak TK dan SD.
     
    Kegiatan pawai kebaya dan kirab Reog Ponorogo tersebut bahkan mendapatkan Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) untuk jumlah peserta kebaya terbanyak dalam pawai lintas generasi. Setidaknya, ada 2.000 peserta pawai kebaya dalam acara ini.
     
    “Ini sebuah prestasi kita juga, sekaligus tantangan untuk melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan warisan budaya ke depannya,” sebut Fadli.
     
    Untuk Festival Noken, Kementerian Kebudayaan bekerja sama dengan Pemda Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan berbagai komunitas pegiat maupun pelestari seni budaya Papua.
     
    Tak hanya memperlihatkan Noken asli Papua yang sudah jadi dan bisa dibeli, Festival Noken pun membuat masyarakat bisa melihat secara dekat bagaimana wanita Papua atau mama-mama Papua membuat karya budaya tersebut. Sejumlah workshop digelar di mana masyarakat bisa belajar pembuatan Noken dari mama-mama Papua.
     
    Kegiatan itu menjadi bentuk edukasi nyata yang sangat bermanfaat bagi masyarakat secara umum. Menurut Fadli Zon, hal ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Kebudayaan dalam melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya Noken sekaligus memberi pesan tentang keberlanjutan dan kesadaran ekologis. 
     
    “Melalui Festival Noken Tanah Papua, kami berupaya menjadikan Noken simbol budaya yang adaptif dan berkelanjutan,” ungkap mantan Wakil Ketua DPR RI itu.
     
    “Kami punya kewajiban untuk terus melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya. Jadi Insya Allah saya kira ke depan dengan kehadiran Kementerian Kebudayaan, budaya kita akan semakin semarak, semakin banyak orang Indonesia yang mencintai budaya Indonesia,” tambahnya.
     
    Fadli Zon juga mengajak daerah-daerah mempromosikan budayanya masing-masing, khususnya di momen Natal dan Tahun Baru karena banyak masyarakat yang memanfaatkan libur panjang akhir tahun dengan berwisata. Pelestarian dan promosi budaya dinilai penting agar masyarakat tetap memiliki jati diri Indonesia di tengah era globalisasi dan gempuran budaya asing.
     
    “Saya kira ini kesempatan juga atau momentum yang baik untuk menyajikan, untuk memperkenalkan, menyemarakan kembali budaya kita masing-masing, sehingga kita bisa menjadikan budaya kita ini milik kita sendiri, dan juga bisa menjadi bagian dari hiburan,” urai Fadli.
     
    Sementara itu Ketua Tim Kerja Festival Noken, Yusmawati menyebut, Kementerian Kebudayaan sengaja menggelar kegiatan tersebut di pusat kota Jakarta. Hal ini demi semakin memperkenalkan Noken kepada masyarakat sebagai bentuk pelestarian kebudayaan.
     
    Apalagi Noken saat ini masuk dalam daftar WBTb yang membutuhkan perlindungan mendesak (List of Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding) dari UNESCO karena terancam punah akibat tergantinya material alam dengan benang sintetis, hingga ancaman hilangnya warisan pengetahuan dan tradisi pembuatannya.
     
    “Jadi, kami sangat berharap pelestarian Noken harus terjaga. Kita bawa teman-teman dari Papua sebagai influencer karena kita ingin menyampaikan bahwa Noken ini bukan hanya milik orang Papua saja, bahwa Noken adalah milik kita semua,” jelas Yusmawati.
     
    “Kita ingin juga Noken ada di tempat lain, termasuk di Jakarta, makanya kita selenggarakan di Sarinah yang dikenal sebagai pusat model dan fashion, pusatnya perbelanjaan, karena kita ingin kelestarian Noken tetap ada,” imbuhnya.
     
    Yusmawati menambahkan, Kementerian Kebudayaan turut mengajak komunitas anak muda pecinta Noken pada festival ini. Seperti Konopa, komunitas anak muda Papua yang punya minat besar pada pemberdayaan dan pengembangan Noken.
     
    “Kami mengajak generasi muda ikut melestarikan Noken, bukan hanya anak-anak yang berada di Papua. Kami juga berharap mama-mama Papua yang ikut di kegiatan ini bisa menularkan kepada semua anak Indonesia karena Noken sudah di-inskripsi UNESCO sehingga menjadi milik bersama, menjadi milik dunia,” kata Yusmawati.
     
    Festival Noken yang digelar di Sarinah ini mendapat sambungan hangat dari masyarakat. Seorang warga Kebon Sirih, Jakarta Pusat, bernama Ayu Carolena mengaku datang ke Sarinah secara khusus untuk melihat Festival Noken.
     
    “Ini sangat luar biasa. Apalagi dari Papua langsung. Saya sengaja ke sini untuk beli Noken, sekaligus memeriahkan acara ini,” ucap Ayu.
     
    Kemudian warga bernama Febri yang berkesempatan mengikuti workshop memahat patung yang diajarkan langsung oleh masyarakat Papua menyatakan sangat mengapresiasi kegiatan promosi dan pelestarian budaya seperti Festival Noken.
     
    “Acaranya seru banget, jadi bisa belajar tentang beberapa culture Papua. Tadi ikut workshop gimana cara memahat, ternyata nggak segampang yang kita lihat. Tapi seru banget,” ungkap Febri.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ALB)

  • Kembangkan UMKM Lokal, PT Vale IGP Morowali Perkenalkan Produk Herbal Binaan dalam International Conference and Expo Jamu di Bali

    Kembangkan UMKM Lokal, PT Vale IGP Morowali Perkenalkan Produk Herbal Binaan dalam International Conference and Expo Jamu di Bali

    FAJAR.CO.ID, BALI – Sebagai perusahaan yang peduli terhadap keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) bagian dari grup MIND ID, berupaya untuk terus berkontribusi dalam pengembangan kesehatan berbasis produk yang lebih alami dan ramah lingkungan. Melalui area pengembangan Indonesia Growth Project (IGP) Morowali turut berpartisipasi dalam International Conference and Expo Jamu (Loloh) yang pertama kali digelar di The Westin Resort Nusa Dua, Bali, pada 16-18 Desember 2024. Pada kegiatan tersebut ditampilkan berbagai produk herbal organik yang dihasilkan dari bahan-bahan lokal berkualitas, yang merupakan hasil binaan masyarakat di 13 desa pemberdayaan di Morowali.

    Acara ini bertujuan untuk mengeksplorasi sejarah, integrasi budaya, validasi ilmiah, dan sinergi pelayanan kesehatan modern, dan dihadiri oleh berbagai tokoh terkemuka, termasuk perwakilan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Wakil Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Bapak Giring Ganesha, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta pakar jamu, akademisi, dan berbagai lembaga pemerintahan dan swasta yang memiliki minat pada pengobatan tradisional dan kesehatan.

    Produk-produk unggulan yang dipamerkan antara lain Wedangan (terdiri dari wedang sapu jagat, wedang dewi, dan wedang dewa), yang masing-masing mengandung kombinasi rempah pilihan yang berkhasiat untuk kesehatan.

    Selain itu, terdapat juga Simplisia Bunga Telang dan Simplisia Bunga Rosella, yang dikenal akan manfaatnya dalam mendukung kesehatan tubuh. Tidak ketinggalan, Virgin Coconut Oil (VCO) yang dihasilkan dengan metode tradisional untuk menjaga kualitas dan khasiat alaminya, serta produk-produk herbal lain seperti Sijale (minuman herbal dari jahe dan rempah), Sirtela (herbal untuk kesehatan pencernaan), Kopi Kampung dengan cita rasa khas Morowali, dan Kunyit Asam Sirih, yang memiliki khasiat anti-inflamasi dan mendukung sistem kekebalan tubuh.

  • Komisi X DPR: Sensor Karya Yos Suprapto Bisa Jadi Preseden Buruk Pemerintah – Page 3

    Komisi X DPR: Sensor Karya Yos Suprapto Bisa Jadi Preseden Buruk Pemerintah – Page 3

    Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon membantah terjadi pembredelan dalam insiden pembatalan Pameran Tunggal Yos Suprapto yang bertajuk Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan 2024. Sebelumnya, pihak Galeri Nasional selaku penyelenggara dilaporkan mengunci pintu ke galeri utama saat pameran semestinya dibuka pada Kamis malam, 19 Desember 2024.

    “Tidak ada bredel itu. Itu kurator yang menentukan. Tentu, kami juga atas nama kurator. Saya sendiri baru tahu belakangan,” Kata Fadli Zon di sela pembukaan Pameran Indonesia, The Oldest Civilization on Earth?: 130 Years After Pithecanthropus Erectus, di Museum Nasional, Jakarta, Jumat malam, 21 Desember 2024.

    Didampingi Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha, ia menekankan bahwa tidak ada pembungkaman dalam insiden tersebut. Pihaknya menyatakan mendukung kebebasan berekspresi, namun menegaskan bahwa kebebasan yang dimaksud tidak boleh melanggar kebebasan orang lain.

    “Temanya tentang ketahanan pangan, kok ada nginjek-nginjek orang misalnya. Nanti ada yang dianggap penghinaan atribut budaya tertentu atau tidak senonoh tadi. Itu kan ada batasnya,” sambungnya.

    Ia pun membela penjelasan kurator yang menyatakan bahwa beberapa lukisan yang diminta diturunkan lantaran tidak sesuai dengan tema. Di antaranya, lukisan bermotif politik, berisi makian untuk seseorang, dan lukisan yang menampilkan gambar telanjang atau masuk kategori SARA. “Menurut informasi yang kami terima, lukisannya yang dipasang sendiri oleh seniman, bukan kurator,” ujarnya.

  • Kemenbud Gelar Festival Noken, Ada Fashion Show Hingga Flashmob di CFD – Halaman all

    Kemenbud Gelar Festival Noken, Ada Fashion Show Hingga Flashmob di CFD – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) menggelar Festival Noken Tanah Papua di pusat kota Jakarta.

    Festival yang dipadukan dengan berbagai kegiatan tersebut dimaksudkan untuk melestarikan dan mempromosikan Noken sebagai salah satu warisan budaya takbenda (WBTb) atau Intangible Cultural Heritage (ICH) Indonesia yang diakui dunia.

    Festival Noken Tanah Papua dibuka oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon didampingi Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha di Sarinah Mall, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (20/12/2024).

    Turut hadir pula sejumlah pimpinan pemerintah daerah (Pemda) Papua, hingga beberapa duta besar negara sahabat.

    “Festival ini berfungsi sebagai platform untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya Indonesia yang sebelumnya telah diakui oleh UNESCO,” kata Fadli Zon.

    Pembukaan acara ditandai dengan fashion show Noken di dalam Mal Sarinah yang dibawakan oleh muda-mudi asal Papua.

    Berbagai pakaian mode khas Papua yang lengkap dengan paduan Noken karya desainer Yurita Puji, Agusta Bunay, Prita S Rogi membuat kagum para penonton dan pengunjung mal.

    Menurut Fadli Zon, Kementerian Kebudayaan ingin mempromosikan Noken sebagai sebuah produk budaya yang dapat dikembangkan, dari yang biasanya dipakai untuk ke pasar oleh Mama-mama Papua, menjadi sebuah karya mode.

    “Kalau diterjemahkan dalam dunia fashion, Noken juga sangat menarik, unik, dan sangat khas. Dan sangat cantik, indah. Apalagi dibuatnya dengan pewarna-pewarna alam, dan bahan-bahan yang ramah lingkungan,” tuturnya.

    Noken sendiri merupakan tas tradisional masyarakat Papua yang dibawa dengan menggunakan kepala dan terbuat dari serat kulit kayu.

    Noken menjadi salah satu WBTb Indonesia yang telah di-inskripsi oleh UNESCO pada tahun 2012.

    Pembukaan Festival Noken juga dimeriahkan oleh fashion show kebaya yang dibawakan oleh sejumlah tokoh perempuan seperti istri Fadli Zon, Katharine Grace, dan istri Giring yakni Cynthia Ganesha hingga sejumlah puteri Indonesia.

    Tampak juga beberapa public figure hadir dalam acara ini seperti aktris senior Christine Hakim dan aktris Raline Shah.

    Fashion show kebaya turut digelar untuk menyambut kabar gembira usai ditetapkannya kebaya sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO pada 4 Desember lalu menyusul Noken dan 12 WBTb Indonesia lainnya.

    Penetapan ini melalui mekanisme joint nomination atau pengajuan bersama oleh lima negara ASEAN, yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura dan Thailand.

    “Kita rayakan tradisi yang menyatukan kita sebagai bangsa, kekayaan dan keragaman warisan budaya Indonesia yang menjembatani generasi, menghubungkan tradisi, dan menginspirasi masa depan,” kata Fadli Zon.

    “Jadi, acara ini memiliki makna khusus karena kita menandai tonggak pencapaian budaya Indonesia. Awal bulan ini, UNESCO telah memasukkan tiga unsur budaya Indonesia ke dalam daftar warisan budaya takbenda,” sambungnya.

    Kebaya masuk dalam daftar representatif Warisan Budaya Takbenda UNESCO bersama dua warisan budaya Indonesia lainnya yaitu pertunjukan Reog Ponorogo dan Kolintang.

    Untuk Kolintang, pengajuan nominasi ke UNESCO dilakukan Indonesia bersama Mali, Burkina Faso, dan Pantai Gading.

    Fadli menyebut, pengakuan UNESCO tersebut menegaskan nilai universal dari ekspresi budaya Indonesia.

    “Dan pada saat yang sama juga menggarisbawahi tanggung jawab kolektif kita untuk melestarikannya bagi generasi mendatang,” ujar mantan Wakil Ketua DPR RI itu.

    Adapun Festival Noken diselenggarakan selama 3 hari sejak tanggal 20 hingga 22 Desember mendatang. Di Anjungan Sarinah, terdapat pameran Noken yang dapat disaksikan oleh pengunjung.

    Tak hanya itu, Festival Noken juga menghadirkan Pasar Seni, pertunjukan musik dan tari Papua, hingga workshop pembuatan Noken dan pemahatan patung Papua yang bisa diikuti masyarakat umum.

    Di hari terakhir, Festival Papua akan menampilkan flash mob dari teman-teman warga Papua dan komunitas pegiat seni budaya lainnya yang akan digelar bersamaan dengan kegiatan car free day (CFD) di Jalan MH Thamrin, Jakpus, pada Minggu (22/12/2024) pagi.

    Selain flashmob, akan ada pula special performance dari Diva Papua, Nowela, Kaka Black Band, hingga penari dari suku Kamoro.

    Lewat kegiatan ini, Kementerian Kebudayaan ingin semakin membumikan Noken sebagai salah satu keragaman budaya serta kearifan lokal yang dimiliki Indonesia.

    Apalagi Noken saat ini terancam punah karena tergantinya material alam dengan benang sintetis, hingga ancaman hilangnya warisan pengetahuan dan tradisi pembuatannya.

    Menurut Fadli Zon, Noken dapat menjadi pengingat akan nilai-nilai keberlanjutan, ketahanan, dan kesadaran ekologis.

    “Jadi, perayaan ini berfungsi sebagai pengingat untuk merenungkan tanggung jawab bersama yang menyertainya. Melestarikan identitas budaya kita bukan sekadar masalah kebanggaan, tetapi komitmen seumur hidup,” kata Fadli Zon.

    Pada Festival Noken ini, Kementerian Kebudayaan bekerja sama dengan Pemda Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan berbagai komunitas pegiat maupun pelestari seni budaya Papua seperti Yayasan Maramowe.

    Bagi masyarakat Papua, Noken sendiri merupakan simbol kehidupan, kerja keras, dan kreativitas.

    Noken juga melambangkan keragaman di antara suku yang ada, bahkan nama-nama untuk Noken juga bermacam-macam sesuai bahasa suku tersebut.

    Fadli Zon menambahkan, Festival Noken sekaligus mewujudkan kolaborasi serta sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pegiat seni budaya, pendidik, dan masyarakat.

    “Oleh karena itu, diperlukan tindakan konkret dan kolaborasi lintas sektor, dan Kementerian Kebudayaan dalam hal ini berkomitmen penuh untuk memimpin upaya ini guna memastikan bahwa kekayaan budaya Indonesia tidak hanya dilestarikan dan dikenang, tetapi juga berkembang di dunia modern,” urainya.

    Fadli Zon pun berharap Festival Noken dapat menjadi inspirasi bagi semua elemen bangsa untuk bertindak bersama dalam menjaga dan memajukan warisan untuk generasi mendatang.

    “Dan melalui festival ini, kami tegaskan bahwa pelestarian budaya bukan hanya menjadi tugas satu pihak saja, tetapi juga tugas semua pihak. Dan kita semua berperan untuk memastikan kekayaan budaya Indonesia ini tetap tumbuh subur, berkembang, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” kata Fadli Zon.

     

     

     

  • Teka-teki Sekoci Politik Jokowi Usai Lengser jadi Presiden dan Dipecat PDIP

    Teka-teki Sekoci Politik Jokowi Usai Lengser jadi Presiden dan Dipecat PDIP

    Bisnis.com, JAKARTA – Setelah resmi tidak lagi menjabat sebagai Presiden RI dan dikeluarkan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), langkah politik yang akan diambil Joko Widodo (Jokowi) selanjutnya masih jadi pertanyaaan. 

    Sebagaimana diketahui, terdapat Partai atau organisasi yang memang dekat dengan sosok mantan Presiden tersebut. Contohnya, Putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep kini memegang posisi sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). 

    Pengangkatan Kaesang sendiri sebagai Ketum menggeser Giring Ganesha yang saat ini ditunjuk sebagai Anggota Dewan Pembina PSI. Dia membantah partai melakukan suksesi dadakan terkait posisi ketum. 

    “Sejak video saya yang keluar beberapa waktu lalu, sudah saya katakan, ‘Sudah saatnya mengembalikan partai ini ke pemilik sebenarnya.’ Saat itu saya sudah sampaikan rekomendasi ke partai, bahwa anak muda itu adalah Mas Kaesang Pangarep,” jelas Giring dalam keterangan tertulis, Senin (25/9/2023). 

    Terlebih, Relawan pendukung Joko Widodo (Jokowi) yang tergabung dalam Projo menyatakan siap untuk membentuk sebuah partai politik usai sosok dukungannya itu dipecat oleh PDIP. Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Projo Handoko. 

    “Kalau Pak Jokowi perintahkan begitu, ya siap-siap saja,” kata Handoko

    Adapun, ia juga menuturkan bahwa pintu Projo akan selalu terbuka untuk Jokowi atau siapapun yang mendukung langkah politik mantan gubernur DKI Jakarta tersebut. 

    Banyak Partai Buka Pintu 

    Di lain sisi, sejumlah partai politik mengaku siap untuk membuka pintu. Contohnya, Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Bahlil Lahadalia mengaku terbuka apabila Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) ingin bergabung ke badan partainya.

    “Kami terbuka bagi semua anak bangsa yang pingin mengabdikan dirinya lewat politik lewat partai. Jadi Golkar sangat inklusif,” ujarnya. 

    Bahkan, sebelumnya juga sempat beredar dugaan bahwa Jokowi akan menjadi Dewan Pembina Golkar. Hal ini sempat ditepis Bahlil, dan bahkan kala pengumuman susunan nama Dewan Pembina Golkar pada November 2024 lalu, nama Jokowi juga tidak disebut. 

    Selain itu, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mengaku membuka lebar pintu bagi Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) apabila ingin bergabung ke partainya.

    “Gerindra terbuka, tetapi kami tidak bisa maksa,” ujar Prabowo. 

    Kemudian, Partai Amanat Nasional (PAN) menyatakan pihaknya akan menyambut dengan gembira jika Jokowi bergabung dengan partainya. 

    “Jika beliau kemudian ternyata memberikan kesempatan bagi PAN untuk menjadi tempat berlabuhnya beliau, tentu kita akan menggelar karpet biru pada beliau dan akan menyambut karier beliau dengan gembira di Partai Amanat Nasional,” kata Wakil Ketua Umum PAN, Eddy Soeparno kepada Bisnis melalui pesan singkat, pada Selasa (10/12/2024) malam. 

    Eddy melanjutkan, ayah dari Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka ini sudah dianggap sebagai bagian dari keluarga besar PAN sejak dahulu. 

  • Talent Hub Wadah Regenerasi Talenta Seni Budaya Menuju Industri Kreatif

    Talent Hub Wadah Regenerasi Talenta Seni Budaya Menuju Industri Kreatif

    Jakarta: Talent Hub, sebuah inisiatif dari Manajemen Talenta Nasional (MTN) Bidang Seni Budaya, menjadi ruang strategis bagi regenerasi talenta muda Indonesia di lima bidang seni sastra, seni rupa, film, musik, dan seni pertunjukan.

    Acara yang digelar di M Bloc Space, Jakarta Selatan, 14-15 Desember 2024, ini tidak hanya mempertemukan talenta muda dengan para profesional, tetapi juga menjadi katalisator bagi terciptanya kolaborasi lintas generasi di industri kreatif.

    Dalam acara ini, melibatkan lebih dari 80 pelaku seni dan budaya, 15 karya pameran, dan 18 pertunjukan. Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, menyampaikan apresiasinya terhadap
    Talent Hub dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung talenta seni budaya Indonesia. Menurutnya, Talent Hub adalah bukti bahwa Indonesia memiliki talenta-talenta luar biasa yang perlu kita apresiasi dan dukung.

    “Dengan kolaborasi yang erat, seni budaya Indonesia akan terus berkembang dan menginspirasi dunia,” ujar Giring.

    Salah satu momen istimewa dalam Talent Hub adalah penampilan gitar solo oleh Ryoma Fransdiarra Irawan, talenta muda berbakat dari Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) yang memukau penonton dengan permainan yang memadukan teknik modern dan klasik.

    “Talent Hub adalah ruang yang sangat penting untuk kami yang baru memulai karier. Di sini, kami tidak hanya mendapatkan panggung, tetapi juga peluang belajar dari para profesional,” ujar Ryoma.

    Selain itu, pertunjukan tari kontemporer oleh Otniel Tasman. Otniel menyampaikan pesan tentang pentingnya regenerasi dalam seni budaya. “Melihat semangat talenta muda di sini (Talent Hub) membuat saya yakin bahwa masa depan seni Indonesia cerah. Tugas kami (profesional) adalah membuka ruang dan akses agar bersama-sama melangkah lebih jauh,” ujarnya.

    Talent Hub juga menyajikan diskusi inspiratif yang membahas berbagai topik, termasuk distribusi musik digital, pengelolaan ruang pertunjukan, dan adaptasi media dalam karya sastra. Salah satu sesi yang paling menarik perhatian adalah sesi diskusi “Karya Tulis & Peningkatan Literasi”, yang menghadirkan penulis Ratih Kumala, yang dikenal melalui novel best-seller Gadis Kretek.

    Secara terpisah, Ratih berbagi pengalaman bagaimana buku dapat diubah menjadi Intellectual Property (IP) yang bernilai tinggi melalui adaptasi ke berbagai media, seperti serial digital. Ia menuturkan mengadaptasi buku menjadi serial digital adalah proses yang penuh tantangan. Ketika Gadis Kretek diadaptasi menjadi serial Netflix, ia nengakui harus memahami perbedaan audiens dan treatment yang dibutuhkan.

    “Saya belajar untuk ‘mencacah’ karya saya sendiri, lalu menyusunnya kembali menjadi sebuah skenario. Itu pengalaman yang sulit tetapi sangat berharga,” katanya.

    Ratih juga menyoroti pentingnya literasi dalam mendorong kreativitas di dunia seni budaya. Menurutnya, lterasi bukan hanya tentang membaca, tetapi juga berpikir kritis.

    “Saat ini, kita bisa memanfaatkan platform digital seperti Bookstagram untuk memperkuat budaya membaca, terutama bagi generasi muda. Bahkan, Kemenbud sudah mulai memberikan rekomendasi buku untuk siswa SD hingga SMA,” terangnya.

    Talent Hub menjadi bukti nyata bahwa dengan kolaborasi lintas generasi, regenerasi seni budaya Indonesia dapat berlangsung secara berkelanjutan. Dari panggung musik hingga diskusi literasi, acara ini memberikan ruang bagi talenta muda untuk mengasah kreativitas, belajar dari profesional, dan mendapatkan peluang di industri kreatif.

    Dengan dukungan berkelanjutan dari Manajemen Talenta Nasional (MTN) Bidang Seni Budaya, Talent Hub diharapkan mampu mendorong seni budaya Indonesia menembus panggung global.

    Jakarta: Talent Hub, sebuah inisiatif dari Manajemen Talenta Nasional (MTN) Bidang Seni Budaya, menjadi ruang strategis bagi regenerasi talenta muda Indonesia di lima bidang seni sastra, seni rupa, film, musik, dan seni pertunjukan.
     
    Acara yang digelar di M Bloc Space, Jakarta Selatan, 14-15 Desember 2024, ini tidak hanya mempertemukan talenta muda dengan para profesional, tetapi juga menjadi katalisator bagi terciptanya kolaborasi lintas generasi di industri kreatif.
     
    Dalam acara ini, melibatkan lebih dari 80 pelaku seni dan budaya, 15 karya pameran, dan 18 pertunjukan. Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, menyampaikan apresiasinya terhadap
    Talent Hub dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung talenta seni budaya Indonesia. Menurutnya, Talent Hub adalah bukti bahwa Indonesia memiliki talenta-talenta luar biasa yang perlu kita apresiasi dan dukung.
    “Dengan kolaborasi yang erat, seni budaya Indonesia akan terus berkembang dan menginspirasi dunia,” ujar Giring.
     
    Salah satu momen istimewa dalam Talent Hub adalah penampilan gitar solo oleh Ryoma Fransdiarra Irawan, talenta muda berbakat dari Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) yang memukau penonton dengan permainan yang memadukan teknik modern dan klasik.
     
    “Talent Hub adalah ruang yang sangat penting untuk kami yang baru memulai karier. Di sini, kami tidak hanya mendapatkan panggung, tetapi juga peluang belajar dari para profesional,” ujar Ryoma.
     
    Selain itu, pertunjukan tari kontemporer oleh Otniel Tasman. Otniel menyampaikan pesan tentang pentingnya regenerasi dalam seni budaya. “Melihat semangat talenta muda di sini (Talent Hub) membuat saya yakin bahwa masa depan seni Indonesia cerah. Tugas kami (profesional) adalah membuka ruang dan akses agar bersama-sama melangkah lebih jauh,” ujarnya.
     
    Talent Hub juga menyajikan diskusi inspiratif yang membahas berbagai topik, termasuk distribusi musik digital, pengelolaan ruang pertunjukan, dan adaptasi media dalam karya sastra. Salah satu sesi yang paling menarik perhatian adalah sesi diskusi “Karya Tulis & Peningkatan Literasi”, yang menghadirkan penulis Ratih Kumala, yang dikenal melalui novel best-seller Gadis Kretek.
     
    Secara terpisah, Ratih berbagi pengalaman bagaimana buku dapat diubah menjadi Intellectual Property (IP) yang bernilai tinggi melalui adaptasi ke berbagai media, seperti serial digital. Ia menuturkan mengadaptasi buku menjadi serial digital adalah proses yang penuh tantangan. Ketika Gadis Kretek diadaptasi menjadi serial Netflix, ia nengakui harus memahami perbedaan audiens dan treatment yang dibutuhkan.
     
    “Saya belajar untuk ‘mencacah’ karya saya sendiri, lalu menyusunnya kembali menjadi sebuah skenario. Itu pengalaman yang sulit tetapi sangat berharga,” katanya.
     
    Ratih juga menyoroti pentingnya literasi dalam mendorong kreativitas di dunia seni budaya. Menurutnya, lterasi bukan hanya tentang membaca, tetapi juga berpikir kritis.
     
    “Saat ini, kita bisa memanfaatkan platform digital seperti Bookstagram untuk memperkuat budaya membaca, terutama bagi generasi muda. Bahkan, Kemenbud sudah mulai memberikan rekomendasi buku untuk siswa SD hingga SMA,” terangnya.
     
    Talent Hub menjadi bukti nyata bahwa dengan kolaborasi lintas generasi, regenerasi seni budaya Indonesia dapat berlangsung secara berkelanjutan. Dari panggung musik hingga diskusi literasi, acara ini memberikan ruang bagi talenta muda untuk mengasah kreativitas, belajar dari profesional, dan mendapatkan peluang di industri kreatif.
     
    Dengan dukungan berkelanjutan dari Manajemen Talenta Nasional (MTN) Bidang Seni Budaya, Talent Hub diharapkan mampu mendorong seni budaya Indonesia menembus panggung global.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (WHS)

  • Kementerian Kebudayaan Luncurkan Logo Instansi

    Kementerian Kebudayaan Luncurkan Logo Instansi

    Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Kebudayaan resmi meluncurkan logo instansinya dalam acara “Semarak Budaya Indonesia” di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Jumat (13/12/2024).

    Logo Kementerian Kebudayaan didominasi warna emas serta garis cokelat di sisinya. Dalam logo ini, ada kolase rumah gadang atau rumah adat suku Minangkabau (Sumatera Barat).

    Unsur tenun juga dipakai dalam logo Kementerian Kebudayaan. Ada enam ikat tenun yang kemudian merajut seluruh unsur hingga menjadi kesatuan logo.

    Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan, logo Kementerian Kebudayaan melambangkan keterikatan dari beragam budaya Indonesia sekaligus simbol persatuan budaya Tanah Air.

    “Bagian logo itu yang paling penting adalah mempersatukan budaya Indonesia sebagai sebuah satu kesatuan budaya, untuk kemajuan kebudayaan,” ujar Fadli Zon.

    Fadli Zon berharap logo ini dapat menerjemahkan visi ke depan Kementerian Kebudayaan untuk memajukan kebudayaan Indonesia di tengah peradaban dunia.

    Logo Kementerian Kebudayaan diluncurkan setelah melalui proses kompetisi terbuka yang ditujukkan untuk masyarakat dari berbagai daerah. Kompetisi logo Kementerian Kebudayaan itu diikuti 3.200 peserta.

    Para peserta lalu diseleksi oleh dewan juri selama beberapa hari hingga akhirnya melahirkan logo Kementerian Kebudayaan. Pemuda asal Kotawaringin, Provinsi Kalimantan Tengah, berhasil memenangkan kompetisi tersebut.

    Sementara itu, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha menyambut gembira peluncuran logo Kementerian Kebudayaan. Menurut Giring, logo ini menjadi semangat baru bagi Kementerian Kebudayaan untuk menjalankan program-programnya, khususnya untuk kemajuan budaya Tanah Air.

    Sementara acara “Semarak Budaya Indonesia” yang memperkenalkan logo Kementerian Kebudayaan sekaligus menjadi perayaan atas diinskripsinya tiga warisan budaya Indonesia oleh UNESCO. Ketiganya, adalah reog Ponorogo, kebaya, dan kolintang yang menjadi bagian warisan budaya tak benda dunia atau intangible cultural heritage of humanity of UNESCO.

  • Giring Ajak Para Investor Lebih Banyak Buka Bioskop di Kabupaten

    Giring Ajak Para Investor Lebih Banyak Buka Bioskop di Kabupaten

    ERA.id – Pemerintah mengajak para investor membuka lebih banyak gedung-gedung bioskop di daerah pedesaan maupun kabupaten.

    “Kita mendorong semua investor untuk lebih yakin membuka bioskop-bioskop di kabupaten, di kota, yang belum ada bioskopnya,” ujar Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha di Kemenko PMK, Jakarta, Senin (9/12/2024), dikutip dari Antara.

    Giring mengatakan film-film Indonesia mulai mendominasi layar kaca. Selain itu, sekitar 60 persen dari total penonton adalah mereka yang menyaksikan film-film lokal.

    Ia yakin pada akhir tahun ini jumlah penonton film-film Indonesia bisa mencapai 75 juta dari total keseluruhan penonton, baik dari layar lebar maupun online.

    Dari berbagai sumber yang dikumpulkan, jumlah penonton film Indonesia tahun 2024 merupakan yang tertinggi sejak 98 tahun silam, dengan total 68,95 juta penonton per 3 November 2024.

    Berkaca pada potensi yang besar itu, Kementerian Kebudayaan mengajak investor untuk semakin memperluas pasarnya di daerah-daerah yang belum punya bioskop.

    “Itu tertinggi sepanjang sejarah negara Indonesia ini, makanya kita mendorong investor-investor untuk buka bioskop-bioskop,” kata Giring.

    Giring juga menyatakan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan industri bioskop besar. Mereka, kata Giring, telah memberikan lampu hijau.

    “Mudah-mudahan nanti akan banyak lagi (bioskop),” kata dia.

    Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan pihaknya akan mendukung segala sesuatu yang berkaitan dengan pemajuan kebudayaan.

    “Jadi, di Kemenko PMK adalah mengkoordinasikan kalau itu terkait dengan misalnya dukungan dari pemerintah daerah kita akan komunikasi dengan Kemendagri, termasuk dukungan infrastruktur dan keuangan,” kata dia.

    Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung perkembangan ekosistem perfilman Indonesia agar mampu bersaing di kancah internasional.

    Menurut dia, film Indonesia kini telah menjadi “tuan di negeri sendiri”, dan diterima luas oleh masyarakat, serta memiliki potensi besar untuk mendunia.

    “Kementerian Kebudayaan mendorong ekosistem perfilman berkembang sesuai harapan insan perfilman. Dukungan berupa anggaran, seperti film fund, sangat dibutuhkan, terutama untuk film-film bertema kebangsaan, anak-anak, atau karya seni yang memerlukan afirmasi,” ujarnya.

  • Indonesia-Belanda Teken Kerja Sama Produksi Film

    Indonesia-Belanda Teken Kerja Sama Produksi Film

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia dan Belanda resmi menandatangani perjanjian kerja sama produksi film untuk mendorong kolaborasi antara sineas dari kedua negara.

    Perjanjian kerja sama ini ditandatangani oleh Wakil Menteri Kebudayaan dan Media Belanda, Barbera Wolfensberger, dan Wakil Menteri Kebudayaan Indonesia, Giring Ganesha di sela-sela penyelenggaraan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) ke-19, Rabu (4/12/2024).

    Penandatanganan Kerja sama Produksi Audiovisual antara Pemerintah Belanda dan Indonesia ini juga turut dihadiri Duta Besar Belanda untuk Indonesia Marc Gerritsen bersama dengan para sineas ternama dari kedua negara, termasuk Jim Taihuttu, Martin Koolhoven, dan Garin Nugroho.

    “Perjanjian ini menjadi dasar yang kuat untuk kolaborasi yang berdampak besar yang akan menginspirasi kreativitas dan inovasi,” ujar Wolfensberger dalam keterangan resminya, Rabu (4/12/2024).

    Perjanjian ini merupakan pencapaian yang telah lama ditunggu-tunggu oleh sektor perfilman kedua negara, yang diharapkan membuka pintu bagi proyek-proyek inovatif yang menggabungkan beragam keterampilan, perspektif, dan keahlian.

    Perjanjian kerja sama ini bukan hanya sebuah dokumen, tetapi juga menggarisbawahi keyakinan bersama akan kekuatan transformatif dari cerita dan pengayaan budaya yang dapat dihasilkan dari produksi bersama.

    Selain memungkinkan kolaborasi, kerja sama ini juga diharapkan meningkatkan distribusi film yang diproduksi bersama di kedua negara untuk memperluas jangkauan penonton dari cerita-cerita Indonesia dan Belanda.

    Dalam sambutannya, Wamen Giring mengatakan saat ini indonesia adalah kekuatan industri film terbesar di Asia Tenggara dan pemerintah Indonesia berkomitmen memperkuat industri film nasional melalui berbagai cara.

    Oleh karena itu, potensi ini dapat terus dikembangkan melalui keterlibatan berbagai pihak, termasuk negara melalui jalur-jalur kerja sama seperti kerja sama dengan Belanda.

    ”Semoga melalui perjanjian kerja sama ini ekosistem perfilman kedua negara dapat bertumbuh kembang dan menjadi lebih kuat,” jelas Giring dalam sambutannya.