Tag: Gempita

  • Global Berlomba Kembangkan AI, Wamenkomdigi: Seperti Persaingan Bikin Nuklir

    Global Berlomba Kembangkan AI, Wamenkomdigi: Seperti Persaingan Bikin Nuklir

    Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menyebut negara-negara global tengah berlomba mengembangkan kecerdasan buatan (AI). Mirip dengan perlombaan pembuatan senjata nuklir saat perang dingin atau Cold War

    Cold War sendiri adalah periode ketegangan politik dan militer yang terjadi antara Dunia Barat dan Dunia Komunis setelah Perang Dunia II. Pada saat itu, negara-negara global membangun nuklir untuk memperkuat posisi.

    “Sekarang AI itu mirip kayak perlombaan menciptakan senjata nuklir pada waktu cold war. Hampir mirip,” kata Nezar dalam Seminar dan Launching Buku Kagama AI di Jakarta, Kamis (28/11/2024).

    Tidak hanya soal perlombaan senjata nuklir, Nezar menjelaskan perkembangan AI juga berkesinambungan dengan regulasi yang ada di sebuah negara.

    Nezar menyebut jika terdapat regulasi tentang AI sudah diadopsi oleh masyarakat global, maka pembuat regulasi tersebut akan menjadi pemain dominan yang besar.

    “Itu yang terjadi pada waktu penyusunan undang-undang soal nuklir misalnya,” ujarnya.

    Nezar menuturkan hal tersebut pernah terjadi dengan undang-undang ruang angkasa. Dimana dalam undang-undang tersebut terdapat beberapa syarat untuk meluncurkan sesuatu ke ruang angkasa.

    Salah satunya adalah soal teknologi yang digunakan dan sejumlah aturan-aturan yang dibuat secara global sebelum meluncurkan sesuatu ke ruang angkasa.

    “Nah jadi ada undang-undang itu. Nah AI sekarang ini menjadi satu wilayah bagaimana diperdebatkan di tingkat global. Apa itu yang disebut dengan responsibly AI,” ucapnya.

    Adapun, pada hari ini Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) melalui Komunitas Kagama Artificial Intelligence atau Kagam AI meluncurkan buku tentang AI, Kamis (28/11/2024).

    Buku tersebut berjudul Memahami AI Sebuah Panduan Etik yang ditulis langsung oleh Agus Sudibyo yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas LPP TVRI.

    Dalam sambutannya, Agus menyebut pentingnya dualitas sikap dalam menghadapi AI. Dua sikap tersebut adalah optimistis sekaligus skeptis dan bersukacita sekaligus waspada.

    “AI suatu teknologi hari ini yang disambut begitu gegap gempita. Euforia terhadap AI seharusnya dibarengi dengan sikap waspada,” ucapnya.

  • Kedewasaan berpolitik di Solo menyongsong Pilkada serentak 2024

    Kedewasaan berpolitik di Solo menyongsong Pilkada serentak 2024

    Solo (ANTARA) – Gegap gempita menjelang hari pencoblosan Pilkada 27 November 2024 makin terasa di kota Solo, Jawa Tengah.

    Selain menyelenggarakan pemilihan dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota, Solo juga menjadi wilayah strategis bagi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur untuk mendulang suara.

    Hampir setiap pekan, berbagai acara kampanye paslon berlangsung di hadapan masyarakat Solo, memperlihatkan intensitas kontestasi politik di kota itu.

    Kepulangan Joko Widodo (Jokowi) ke Solo setelah menyelesaikan masa jabatannya sebagai presiden turut memengaruhi dinamika politik dalam Pilkada kali ini.

    Puluhan calon kepala daerah terlihat datang ke kediamannya untuk alasan meminta restu, menunjukkan pengaruh Jokowi masih besar di wilayah tersebut.

    Di sisi lain, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) terus melakukan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dalam proses demokrasi.

    KPU sebagai penyelenggara pemilu dan Bawaslu yang bertindak sebagai pengawas pelaksanaan menjadi tumpuan harapan agar pemilu berlangsung sesuai aturan yang berlaku.

    Koordinator Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu Kota Surakarta, Setyo Puji Santoso, menekankan bahwa Pilkada bukan sekadar pesta demokrasi.

    Ia mengingatkan masyarakat bahwa Pilkada adalah momen penting untuk memilih pemimpin terbaik melalui proses yang transparan dan bertanggung jawab.

    “Kesadaran berpolitik harus lebih ditekankan,” ujarnya. Kesadaran ini mencakup partisipasi dalam memilih pasangan calon sekaligus mengawal proses Pilkada agar sesuai aturan.

    Pemuda memegang peran kunci dalam menciptakan lingkungan politik yang sehat. Mereka didorong untuk mengedukasi masyarakat agar lebih melek politik dan memahami dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.

    Setyo Puji Santoso juga menuturkan sosialisasi menyasar ke berbagai usia pemilih, termasuk juga anak muda yang dianggap mampu ikut menularkan soal pentingnya partisipasi masyarakat pada pilkada.

    Masyarakat juga diharapkan tahu cara melaporkan pelanggaran jika terjadi hal yang tidak sesuai regulasi, tutur Setyo Puji Santoso. Termasuk ketika terjadi hal yang melanggar aturan, masyarakat diharapkan paham apa yang harus dilakukan dan kemana harus melaporkan.

    Setyo Puji Santoso mengurai beberapa tindakan yang dianggap melanggar aturan dalam pilkada di antaranya politik uang, politik menggunakan isu SARA, dan kampanye di tempat ibadah.

    Jika ada pelanggaran tersebut, ia meminta masyarakat yang mengetahuinya agar segera melaporkan ke Bawaslu. “Akan langsung kami proses,” katanya.

    Langkah pertama, akan dilakukan kajian awal terlebih dahulu untuk menentukan syarat formil dan materiil. Kajian awal ini juga untuk menentukan jenis dugaan pelanggaran apa yang dilakukan oleh pihak yang terlibat dalam kontestasi politik.

    Sesudah itu, Bawaslu melakukan rapat pleno untuk selanjutnya meregistrasi pelanggaran yang terjadi. Jika ditemukan ada pelanggaran pidana, misalnya politik uang, artinya diserahkan ke Forum Sentra Penegakan Hukum Terpadu, yang terdiri dari Kejaksaan, Kepolisian, dan Bawaslu.

    Sedangkan jika konteksnya netralitas ASN maka setelah dilakukan pleno, Bawaslu akan meneruskan ke instansi terkait, dalam hal ini Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM).

    Mewujudkan Pilkada damai

    Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta berkomitmen menjaga kondusivitas selama Pilkada berlangsung. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menjaga situasi agar tetap kondusif.

    Sebagai barometer politik nasional, Solo diharapkan menjadi contoh bagaimana proses demokrasi berjalan dengan lancar, damai dan sesuai aturan yang berlaku, jauh dari pelanggaran dan gangguan ketertiban.

    Salah satu upaya yang dilakukan Pemkot adalah menyelenggarakan sosialisasi Pilkada damai yang menyasar seluruh lapisan masyarakat, termasuk di tingkat RT dan RW.

    Deklarasi Pilkada Damai juga diadakan bersamaan dengan acara hari bebas kendaraan, melibatkan berbagai pihak seperti KPU, Bawaslu, dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).

    Editor: Primayanti
    Copyright © ANTARA 2024

  • Gen Z, energi besar pembawa perubahan di Pontianak

    Gen Z, energi besar pembawa perubahan di Pontianak

    Generasi Z mengikuti sosialisasi Pilkada Pontianak 2024. ANTARA/Dedi

    Gen Z, energi besar pembawa perubahan di Pontianak
    Dalam Negeri   
    Novelia Tri Ananda   
    Senin, 11 November 2024 – 15:03 WIB

    Elshinta.com – Gegap gempita perhelatan pesta demokrasi tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota 2024 begitu terasa di Indonesia, termasuk di Kota Pontianak. Riuh rendahnya kian terasa pada pertengahan masa kampanye. Terdapat 37 provinsi, 415 kabupaten dan 93 kota, yang di dalamnya ada 1.556 pasangan calon (paslon) kepala daerah, ikut berkompetisi merebut simpati agar terpilih sebagai kepala daerah.

    Pilkada Kota Pontianak 2024 diikuti dua pasangan calon, yakni nomor urut 1 pasangan petahana Edi Rusdi Kamtono-Bahasan dan nomor urut 2 pasangan Mulyadi-Harti Hartidjah. Sementara itu, peserta pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) 2024 terdiri atas tiga paslon yakni nomor urut 1 Sutarmidji-Didi Haryono, nomor urut 2 Ria Norsan-Krisantus Kurniawan, dan nomor urut 3 Muda Mahendrawan-Jakius Sinyor.

    Tebar pesona paslon peserta pilkada serentak melalui visi dan misi serta program unggulan ini makin intens disebarluaskan. Sosialisasi para paslon, mulai alat peraga kampanye (APK) fisik hingga bentuk digital, terus digencarkan, menembus batas ruang.

    Pendekatan dialogis ke tengah masyarakat oleh paslon, konten-konten digital berupa poster, foto, video, dan lainnya sudah menjadi konsumsi sehari-hari semua kalangan masyarakat. Tidak kalah ramai di kedai-kedai kopi yang selalu menjadi pusat informasi dan perbincangan banyak hal. Suasananya kian riuh.

    Lantas, apakah riuh pilkada di tengah masyarakat atau dunia maya tersebut juga dirasakan oleh generasi Generasi Z atau Gen Z? Apakah Gen Z, yang lahir 1997–2012 dan sebagian besar menjadi pemilih pemula itu, memiliki peran atas hak suaranya? Apakah Gen Z peduli dan berperan aktif pada Pilkada 2024 atau sebaliknya dan malah hanya menjadi komoditas politik yang suaranya tidak dijadikan penentu arah memajukan daerah?

    Kemudian, apakah paslon yang berlaga melirik dan memberikan edukasi politik, sentuhan kepada Gen Z dan bahkan memberikan program khusus untuk kalangan zoomers tersebut agar memilihnya?.Sejumlah pertanyaan di atas penting menjadi perhatian bersama karena dari komposisi suara pemilih pemilih milenial dan Gen Z di Kota Pontianak, bahkan beberapa daerah lain, sangat dominan, mencapai 60 persen.

    Jika Gen Z statusnya pemilih tidak berkualitas dengan tolok ukur mereka tidak peduli atau sebatas menjadi objek komoditas suara, maka kemungkinan besar suara mereka tidak berdampak pada arah pembangunan daerah. Padahal partisipasi semua elemen masyarakat, termasuk dari Gen Z, menjadi kunci utama. Untuk itulah suara Gen Z penting. Diperlukan gagasan dari paslon untuk bisa merangkul dan membina mereka yang dituangkan dalam program mereka. 

    Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pontianak memastikan sosialisasi tahapan Pilkada 2024 gencar sejak awal, termasuk menyasar Gen Z. Hal itu dilakukan agar semua proses pilkada dapat diketahui secara luas dan kemudian bisa mendongkrak partisipasi politik Gen Z. Pada Pilkada 2024 Kota Pontianak tercatat  489.208 daftar pemilih tetap (DPT). Jumlah pemilih sebanyak itu terdiri atas 239.089 laki-laki dan 250.119 perempuan.

    Khusus untuk pemilih dari kalangan Gen Z di Kota Pontianak sebanyak 125.946 orang, terdiri laki-laki 63.133 orang dan perempuan 62.813 orang. Ketua KPU Pontianak David Teguh menyatakan sosialisasi pilkada menyasar pelajar maupun pemuda serta mahasiswa yang sebagian besar Gen Z. Hal ini untuk memastikan mereka tahu dan terlibat aktif menyukseskan Pilkada 2024.

    Melihat komposisi suara Generasi Milenial dan Gen Z bisa, mereka menentukan masa depan Kota Khatulistiwa ini. Oleh karena itu, paslon harus memberikan perhatian, termasuk dalam hal pendidikan politik sehingga mereka menjadi pemilih berkualitas, yang memilih berdasarkan program kerja paslon dan rekam jejaknya.

    Untuk menarik simpati dan dukungan Gen Z, paslon perlu melakukan pendekatan yang disukai dan sesuai aktivitas mereka. Saat ini dengan kemajuan teknologi dan informasi melalui platform media sosial, sangat mudah untuk menjangkau kalangan Gen Z tersebut. Paslon juga bisa menyimak tren sosial media apa yang paling diminati Gen Z penting untuk menyampaikan visi dan misi serta program mereka.

    Gen Z melek teknologi dan palson atau siapa pun, kata David, bisa masuk lebih intens di ruang digital. Literasi politik meningkatkan partisipasi pemilih merupakan tugas bersama.
     
    Suara Gen Z

    Rio Prayogo, remaja kelahiran 2004, menegaskan bahwa siapa pun paslon yang dipilihnya dalam Pilkada 2024 adalah keputusan pribadi. Ia mengakui besarnya pengaruh paslon yang terpilih bagi perkembangan dan kemajuan Pontianak dan Kalbar di masa depan. Sebelum menentukan pilihan, ia akan melihat terlebih dahulu paslon mana yang memiliki visi dan misi serta program unggulan yang bisa membawa kemajuan.

    Rekam jejak paslon juga penting diperhatikan untuk memastikan apakah visi dan misi atau calon hanya berjanji di atas kertas atau bisa direalisasikan. Mahasiswa Universitas Tanjungpura Pontianak tersebut menambahkan soal informasi pilkada dan paslon diketahui dari alat peraga kampanye (APK) di ruang terbuka. Adapun program kerja paslon didapat secara digital.

    “Dalam memilih, kami berdasarkan keputusan sendiri, bukan bujuk rayu atau politik uang. Kami memilih tentu melihat program kerja. Apakah   paslon tersebut bisa bekerja dan amanah atau tidak. Rekam jejak penting untuk melihat itu semua,” jelas dia.

    Senada dengan Rio, juara dua Puteri Kalbar 2024, Denisa Elysia, menegaskan memilih paslon dalam pilkada merupakan keputusan pribadi sebagai wujud kontribusi menentukan masa depan Kalbar. Ia menyatakan akan memilih Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pontianak sesudah mengetahui visi dan misi dari paslon yang bersangkutan.

    Akan tetapi, Dewi mahasiswi Universitas Tanjungpura Pontianak, punya opini beda. Ia malah akan mengikuti hanya pilihan orang tuanya karena kurang tahu sosok paslon. Kharisma Bibit Wibowo, mahasiswa Universitas Tanjungpura Pontianak, menegaskan kaum muda harus memilih calon pemimpin yang tepat, yang bisa mendukung kemajuan generasi muda.

    Gen Z peduli

    Analis komunikasi politik Fakultas Isipol Universitas Tanjungpura Pontianak Dr. Netty Herawati, menilai saat ini Gen Z sudah peduli  pilkada beserta dinamika di dalamnya. Namun apakah mereka sudah cerdas dalam memilih paslon di pilkada, menurut Netty, itu relatif. Sejauh ini, Gen Z telah mempunyai perhatian terhadap Pilkada 2024. Gen Z telah membaca dan mereaksi dinamika pilkada dengan cukup baik. Hal itu ditunjukkan bahwa mereka tertarik mengikuti isu pilkada, termasuk terkait perdebatan di pilkada melalui platform sosial media.

    Gen Z sudah peduli pilkada. Melalui platform digital, mereka mengikuti interaksi, komunikasi, dan promosi dengan para paslon pilkada. “Nah, mereka lihat (program) di sana itu, mereka juga suka memperdebatkan,” kata dia.

    Walakin, pemahaman lebih dalam Gen Z perlu menjadi perhatian, terutama untuk memastikan konten yang disajikan di sosial media selain kreatif dan menarik,  juga harus benar. Karena, dalam setiap pemilu dan pilkada, sering tercium aroma persaingan kurang sehat antarpaslon.

    Konten hoaks, saling menjatuhkan, dan misinformasi terlihat sulit dihindari dalam setiap kontestasi politik. Oleh karena itu, Gen Z dan anak muda harus menjadi pemilih cerdas agar cakap memilah informasi sekaligus melek dalam memilih calon kepala daerah yang tepat. Dengan jumlah pemilih yang besar, sudah saatnya anak muda ikut menentukan arah masa depan daerahnya dengan memilih pemimpin yang cakap, berintegritas, serta memahami kebutuhan mereka.

    Karena, suara mereka bukan komoditas politik yang jadi rebutan peserta pilkada, melainkan energi besar pembawa perubahan masa depan yang lebih berpengharapan.

    Sumber : Antara

  • Semua Dimarahi Nathan Tjoe-A-On, Tapi Netizen Suka

    Semua Dimarahi Nathan Tjoe-A-On, Tapi Netizen Suka

    Jakarta

    Hasil seri Indonesia V Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 masih membawa banyak cerita. Nathan Tjoe-A-On masih masuk menjadi Google Trends.

    Indonesia di luar dugaan berhasil menahan imbang tim kuat Arab Saudi. Hasil imbang ini disambut gegap gempita berhari-hari sampai Sabtu (7/9/2024) ini.

    Salah satu yang menjadi bahan obrolan yang ramai di media sosial adalah Nathan Tjoe-A-On, salah satu andalan Timnas Garuda. Tidak hanya penampilan ciamiknya, suporter juga suka dengan gaya galaknya Nathan di lapangan.

    Ketika di lapangan, kelihatan kalau Nathan tampak marah-marah baik terhadap pemain Arab Saudi, wasit ataupun hakim garis. Salah satunya ketika pemain lawan tidak mau memberikan bola di tangannya kepada Nathan, lalu Nathan merebut paksa.

    Video lain adalah Nathan marah-marah pada hakim garis. Kedua video ini yang banyak menjadi konten di TikTok, X, YouTube dan Instagram.

    Dengan sikap agresif Nathan, fans justru malah suka. Bagi mereka, butuh ada pemain yang galak di Timnas Garuda agar bisa mengintimidasi balik tim lawan. Intinya Timnas Garuda jangan kalah mental.

    Inilah beberapa komentar netizen di berbagai platform medsos:

    “Pemain indo dimarahin, pemain arab dimarahin, wasit dimarahin. Sekalian aja marahin Mancini, Nathan wkwkwkwk,” kata @raaa***.

    “Semua akan dimarahin nathan pada waktunya,” komentar @badrom***.

    “Gue ga berenti ngetawain si nathan marah-marah aowkaowkaowk,” kata @folklorev***.

    “Nathan kalo ga marah marah bukan nathan😂,” celetuk @shantiml***.

    “Nathan lu marah marah wae lah 😭🤣 sabarr,” kata @bobbyngan***.

    (fay/afr)