Tag: Gempita

  • Gegap Gempita Kemenangan Indonesia Vs Bahrain: Warga, TNI, dan Polisi Berbahagia 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 Maret 2025

    Gegap Gempita Kemenangan Indonesia Vs Bahrain: Warga, TNI, dan Polisi Berbahagia Megapolitan 26 Maret 2025

    Gegap Gempita Kemenangan Indonesia Vs Bahrain: Warga, TNI, dan Polisi Berbahagia
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Tim nasional (timnas) Indonesia menghadapi Bahrain pada laga ke-7 Grup C putaran ketiga
    Kualifikasi Piala Dunia 2026
    Zona Asia.
    Pertandingan berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (25/3/2025) pukul 20.45 WIB.
    Selain sebagai laga penentu bagi Indonesia untuk mengamankan posisi di Grup C, pertandingan ini juga menjadi momen bagi publik untuk mengenang sejarah kelam pertemuan skuad Garuda dengan Bahrain di Bahrain National Stadium, Riffa, Kamis (10/10/2024).
    Salah satu kontroversi yang masih menjadi perbincangan di kalangan suporter hingga kini adalah kepemimpinan wasit Ahmed Abu Bakar Al Kaf dalam laga tersebut.
    Kala itu, wasit tidak menghentikan pertandingan meskipun waktu
    injury time
    telah berakhir.
    Sekitar puluhan ribu suporter memadati Stadion GBK jelang laga tim nasional (timnas) Indonesia versus Bahrain.
    Pantauan
    Kompas.com
    di Pintu Utara Stadion GBK, Selasa pukul 18.54 WIB, tidak sedikit penonton mengenakan jersei timnas berwarna merah dan berlengan pendek. Selain itu, ada juga pendukung yang memakai jersei berwarna putih.
    Beberapa pendukung terlihat mengenakan aksesori berupa stiker di pipi, bandana, syal, hingga membawa bendera merah putih.
    Riuh pendukung menghangatkan Stadion GBK. Mereka berjalan ke arah pintu masuk Stadion GBK sambil menyanyikan lagu “Garuda di Dadaku”.
    Lantunan lagu itu semakin semarak saat salah satu pendukung membunyikan terompet. Sementara, sejumlah pendukung lainnya mengangkat kedua tangan sambil memegang syal.
    “Garuda di dadaku, Garuda kebanggaanku. Kuyakin, hari ini, pasti memang,” seru suporter dengan kompak.
    Semarak penonton di dalam Stadion GBK pun terdengar hingga ke luar. Para penonton menyanyikan lagu “Indonesia Raya” hingga “Tanah Airku” walau pertandingan belum berlangsung.
    Presiden Prabowo Subianto turut menyaksikan pertandingan Indonesia menghadapi Bahrain.
    Prabowo tiba di Stadion GBK melalui Plaza Barat dengan mobil Maung Garuda atau Maung MV3 Limousine berpelat RI 1 sekitar pukul 20.10 WIB.
    Saat melintas di Plaza Barat, mobil tidak sempat berhenti. Mobil buatan PT Pindad beserta rombongan itu melintas begitu saja.
    Di tepi Plaza Barat, sejumlah petugas berseragam Tentara Nasional Indonesia (TNI) lengkap dengan baret hijau berjaga untuk mengamankan area pintu masuk Kepala Negara.
    Sejumlah suporter yang sedang menunggu untuk nonton bareng (nobar) melalui layar lebar di luar Gelora Bung Karno pun langsung bersorak saat Kepala Negara melintas.
    Diketahui, sejumlah suporter yang tidak memiliki tiket memadati area Plaza Barat untuk nonton bareng melalui dua layar lebar di luar Stadion GBK.
    Saat pertandingan berlangsung, TNI hingga polisi yang sebelumnya bertugas mengamankan jalan Kepala Negara tampak duduk bersila di Plaza Barat.
    Bersama suporter, mereka turut menyaksikan jalannya pertandingan dengan saksama. Kali ini, aparat dan warga tampak berdampingan, duduk bersama, mendukung Indonesia.
    Momen itu berbuah manis. Suasana bahagia menyelimuti suporter hingga aparat yang tengah berjaga usai timnas sepak bola Indonesia meraih kemenangan melawan Bahrain.
    Mulanya, para penonton tampak harap-harap cemas saat wasit belum meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan.
    Kegelisahan terlihat dari aparat yang memegang kepala menggunakan kedua tangannya. Meski begitu, beberapa aparat justru melompat-lompat antusias sambil menunggu peluit panjang berbunyi.
    Di sisi lain, warga yang nonton bareng di luar Stadion GBK tampak larut dalam suasana. Teriakan “Indonesia!” menggema di udara, bahkan beberapa aparat turut bersorak sambil bertepuk tangan.
    Begitu peluit panjang dibunyikan, kebahagiaan pecah. Suporter dan aparat yang berdiri bersebelahan saling tos sebagai ungkapan kegembiraan, entah mereka saling mengenal atau tidak.
    Sementara itu, beberapa warga membentuk lingkaran dan berputar-putar, menyalakan
    flare
    , duduk di atas pundak teman, hingga menembakkan petasan ke udara.
    Euforia ini berlangsung lama, mengingat pertandingan Indonesia melawan Bahrain adalah laga hidup dan mati yang menentukan peluang lolos ke Piala Dunia.
    Tidak lupa, nyanyian “Tanah Airku” berkumandang di sekitaran GBK.
    Setelah perayaan tersebut, perlahan suporter mulai meninggalkan GBK.
    Pada saat yang sama, aparat kembali bertugas mengamankan jalan kepulangan Presiden dan memastikan suasana tetap kondusif.
    Namun, kali ini ada yang berbeda. Mereka menjalankan tugas dengan senyum yang lebih lebar.
    Malam itu, tidak ada sekat antara aparat dan rakyat. Semua adalah pendukung Garuda. Semua adalah bagian dari kemenangan Indonesia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ramadan sebagai Sarana Memperbaiki dan Memperbanyak Amal Ibadah

    Ramadan sebagai Sarana Memperbaiki dan Memperbanyak Amal Ibadah

    Bulan Ramadan merupakan bulan istimewa bagi umat Islam. Pada bulan ini, kaum muslimin diwajibkan menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Ibadah puasa  dilaksanakan dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. 

    Aktivitas puasa ini membuat bulan Ramadan pun menjadi bulan dengan nuansa yang sangat berbeda. Bulan Ramadan merupakan bulan ibadah. Dalam keyakinan seorang muslim, ibadah pada bulan Ramadan menjanjikan banyak pahala dari Allah Swt, (Syam, 2017; Zaprulkhan, 2007). 

    Bulan Ramadan menjadi semakin istimewa, karena di dalamnya terdapat peristiwa turunnya Al-Qur’an dan  malam lailatulqadar. Dalam ajaran Islam, malam lailatulqadar adalah malam di mana rahmat  dan ampunan Allah melimpah ruah yang mampu membersihkan dosa-dosa yang telah lalu. 

    Kaum muslimin pun sangat menanti-nanti kehadiran bulan Ramadan. Saat waktunya  tiba, dengan gegap gempita semboyan “Marhaban Ya Ramadan” menyebar dalam  kesehariannya. Poster-poster dengan semboyan tersebut bertebaran, baik di jalan, di media  massa, bahkan hingga di media sosial. 

    Bulan Ramadan menawarkan hal-hal positif di  dalamnya. Adanya hal-hal positif yang menyenangkan dapat membuat seseorang merasakan  kegembiraan. 

    Nuansa gembira menyambut bulan Ramadan pun tertuang dalam salah satu hadis. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadan, Allah  akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.” 

    Dalam tradisi ulama-ulama salaf terdahulu, terkenal ucapan doa yakni, “Ya Allah sampaikanlah aku dengan selamat ke Ramadan, selamatkan Ramadan untukku, dan selamatkanlah aku hingga selesai Ramadan.” 

    Dalil maupun doa yang disebutkan, secara langsung menegaskan bahwa bagi seorang muslim rasa bahagia ketika bulan Ramadan datang adalah sebuah keniscayaan. Rasa bahagia ini pun diekspresikan  dengan amalan-amalan khusus. 

    Dalam tradisi Islam, setidaknya ada tiga amalan saat  menyambut bulan Ramadan, yakni: (1) amalan hati berupa keikhlasan dan rasa gembira, (2) berziarah ke makam orang tua yang telah mendahului, dan (3) saling memaafkan antar sesama, (Hadrawy, 2012; Syam, 2017).  

    Nuansa kebahagiaan pada bulan Ramadan pun terkait dengan ibadah puasa. Aktivitas puasa ini diawali dengan makan sahur dan diakhiri dengan makan berbuka puasa. Pada banyak  keluarga muslim, aktivitas ini sering kali menjadi ajang makan bersama-sama dengan keluarga, kerabat, rekan kerja, hingga kawan lama, (Hidayat, 2016; Khozin, 2017), sehingga momen ini  menjadi salah satu momen istimewa. 

    Berbagai kemudahan diterima untuk memudahkan jalannya peristiwa makan bersama ini. Misalnya, jam kerja selama Ramadan disesuaikan, biasanya kantor-kantor memberikan kebijakan jam kerja yang lebih pendek. Jam masuk kerja  menjadi lebih lambat, sementara jam pulang kerja menjadi lebih cepat. Hal ini memudahkan  seorang muslim menjalani aktivitas makan bersama, baik pada saat sahur maupun berbuka puasa (Khozin, 2017).  

    Selain puasa, Ramadan diisi dengan beragam aktivitas ibadah rutin mulai dari tadarus Al-Qur’an, pengajian-pengajian, salat tarawih berjemaah, hingga iktikaf pada minggu terakhir bulan Ramadan. Aktivitas ibadah ini tidak sekedar dilaksanakan sendiri, tetapi dilaksanakan  secara berjemaah. 

    Tidak jarang, aktivitas ibadah pun menjadi ajang bertatap muka dengan  tetangga atau orang lainnya. Nuansa positif dapat terasa, dengan adanya pengalaman bertegur sapa atau sekedar melepas rindu orang-orang yang sudah lama tidak bertemu, (Zaprulkhan,  2007). 

    Bulan Ramadan merupakan bulan yang di mana segala amal perbuatan baik dilipatgandakan, maka dari itu umat muslim biasanya memanfaatkan waktu untuk memperbanyak amal ibadah. Bisa menggunakan waktu dengan baik merupakan hal yang  sangat baik dan beruntung dimiliki oleh seseorang. Namun hal itu hanya dapat dilakukan oleh  orang yang paham betapa pentingnya waktu sehingga mampu menggunakan, memanfaatkan  serta mengontrol waktu secara optimal dalam kehidupannya. 

    Waktu mempunyai peran penting  dalam kehidupan, sebab waktu mampu memberikan keuntungan, juga kerugian serta pengalaman yang berharga bagi kehidupan. Waktu mempunyai karakteristik yang tidak bisa diubah, berhenti, ditabung karena pada dasarkan waktu terus berjalan, berputar sesuai dengan ketentuan sehingga dikatakanlah waktu itu cepat berlalu sehingga tidak bisa diputar kembali, waktu itu mustahil kembali, dan waktu harta termahal yang tidak ada bandingannya dengan  emas, permata, takhta dan segala jenis harta apa pun.  

    Waktu cepat berlalu, dan jika berlalu ia tak mungkin kembali, maka berarti waktu adalah harta termahal bagi manusia. Rahasia mahalnya waktu itu karena ia merupakan sarana  untuk setiap aktivitas, kreativitas dan produktivitas manusia. Waktu adalah modal pokok bagi manusia, baik secara individu maupun masyarakat. Waktu bukanlah emas seperti yang sering  dikatakan peribahasa selama ini, tapi waktu itu lebih mahal daripada emas, Permata, intan,  berlian, ataupun batu mulia. 

    Menurut Hasan Al Banna, “Waktu adalah kehidupan.” Kehidupan  manusia tidak lain adalah waktu yang ia lewati dari saat ia dilahirkan sampai meninggal. Hasan Al Bashri mengatakan, “Hai anak Adam, sesungguhnya (kehidupan) kamu adalah himpunan hari-hari. Setiap hari milikmu itu pergi, berarti pergilah sebagian darimu”. 

    Sebab itu, orang yang  tidak menghargai nilai waktu, kelak hidupnya akan menyesal. Suatu saat ia akan menyadari  betapa bernilai dan mahalnya waktu bagi amal dan kehidupan manusia.  

    Waktu sama halnya dengan umur manusia. Bila waktunya habis di dunia ini maka  manusia itu mati. Maka waktu merupakan salah satu nikmat yang sangat berharga bagi manusia yang diberikan oleh Allah. Semua hal yang berjalan di dunia ini mengikuti waktu, baik itu matahari berputar sesuai dengan porosnya yaitu terbit di pagi hari dan terbenam di sore hari,  begitu juga bulan yang akan muncul bila malam tiba. 

    Hal itu juga dilakukan oleh setiap ciptaan Allah lainnya. Semuanya akan melakukan aktivitas masing-masing bila waktunya telah tiba. Begitu juga dengan manusia. 

    Manusia melakukan aktivitas dan perjalanan hidupnya melalui waktu. Untuk melakukan aktivitas yang menuai hasil seperti yang diharapkan maka perlu mengatur waktu. Mengatur waktu dalam hidup adalah satu hal yang sangat penting. Menargetkan selesainya sebuah perbuatan dengan menentukan waktu sebagai batasan adalah satu hal yang  dianjurkan. Waktu mempunyai kedudukan yang sangat agung dalam kehidupan. 

    Manusia diciptakan Allah dengan sebaik-baik wujud serta dikaruniakan akal pikiran supaya mampu digunakan dengan baik. Sehingga mampu membedakan yang baik dan benar,  mampu menggunakan nikmat dengan sebaik- baiknya dan memanfaatkan kesempatan dengan  optimal. Hidup adalah kesempatan yang diberikan oleh Allah untuk dijadikan sebagai tempat untuk mengumpulkan berbagai amal kebajikan guna sebagai bekal dan penolong di akhirat.  

    Mati merupakan akhir dari perjalanan manusia yang akan diperhitungan setiap pekerjaan di hari akhir nanti. Rasulullah memberi nasihat kepada seseorang supaya memanfaatkan hari-hari selama hidupnya sebelum matinya. Hidup merupakan nikmat yang besar yang dikarunia oleh Allah, maka sebaik-baik manusia adalah yang mempergunakan kehidupannya dijalan yang  diridai oleh Allah. 

    *Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI)

  • Cerita Nofriana, Perempuan NTT yang jadi Korban TPPO di Jawa Barat

    Cerita Nofriana, Perempuan NTT yang jadi Korban TPPO di Jawa Barat

    Liputan6.com, Jakarta – Nofriana Ribka Tanggela, seorang perempuan asal Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil diselamatkan Tim Unit TPPO Ditreskrimum Polda NTT di Cikampek, Jawa Barat, Selasa 25 Februari 2025.

    Korban diketahui direkrut secara non-prosedural oleh PT Tamara Gempita Utama dan dipekerjakan sebagai babysitter tanpa melalui mekanisme resmi Angkatan Kerja Antar Daerah (AKAD).

    Tim yang mendapat laporan, langsung berkoordinasi dengan Satgas TPPO Bareskrim Polri, lalu mendatangi PT Tamara Gempita Utama.

    Kabidhumas Polda NTT, Kombes Pol. Henry Novika Chandra, mengatakan selama bekerja, korban merasa tertekan dan ingin pulang. Namun pihak PT. Tamara Gempita Utama mewajibkan pembayaran biaya transportasi serta makan harian yang terus bertambah setiap hari.

    Setelah membayar seluruh hutang korban sebesar Rp. 7 juta, korban akhirnya diserahkan ke tim Polda NTT akhirnya bisa membawa pulang korban.

    “Korban dijemput oleh tim yang dipimpin AKP Yance Kadiaman setelah membayar sejumlah uang atas permintaan pihak perekrut,” ujarnya kepada Liputan6.com, Kamis 27 Februari 2025.

    Saat ini, korban telah dititipkan di Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) Kementerian Sosial RI dan dijadwalkan kembali ke Kupang pada Sabtu, 1 Maret 2025 mendatang.

     

    Modus Penipuan Bagi Untung Jual Beli HP, Pria Pemalang Ditangkap Polisi

  • Vokalis Sukatani Dipecat Jadi Guru, Sekolah Bantah karena Lagu Bayar Bayar Bayar dan Polri: Syariat

    Vokalis Sukatani Dipecat Jadi Guru, Sekolah Bantah karena Lagu Bayar Bayar Bayar dan Polri: Syariat

    TRIBUNJATIM.COM – Terungkap alasan vokalis band Sukatani dipecat sebagai guru.

    Diberitakan sebelumnya, band Sukatani dikenal setelah lagunya berjudul “Bayar Bayar Bayar” yang menyinggung polisi viral di media sosial.

    Lalu, Novi Citra Indriyati, sang vokalis dan rekannya Muhammad Syifa Al Lutfi lewat video meminta maaf kepada sejumlah pihak, antara lain Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.

    Band ini memiliki aksi panggung yang unik, di mana personelnya selalu memakai topeng dan bagi-bagi sayuran saat tampil.

    Tak hanya itu, karakter band ini juga otentik karena acap kali menggunakan bahasa Jawa Banyumasan di beberapa lirik lagunya.

    Berdasarkan penelusuran di gtk.belajar.kemdikbud.go.id, Novi, yang juga berprofesi sebagai guru di salah satu SD di Banjarnegara, Jawa Tengah, ternyata telah mengalami penonaktifan status di data pokok pendidikan (Dapodik).

    Penonaktifan tersebut dilakukan oleh admin sekolah pada Kamis (13/2/2025) pukul 10.19 WIB.

    Pihak SD IT Mutiara Hati Banjarnegara, Jawa Tengah membenarkan soal itu.

    Novi yang bernama populer Twister Angel ini sudah tidak aktif mengajar di sekolah tersebut sejak awal Februari 2025.

    Kepala Sekolah SD IT Mutiara Hati, Eti Endarwati, mengatakan, pemberhentian Novi bukan disebabkan lagu Sukatani berjudul “Bayar Bayar Bayar” yang viral di media sosial.

    Pemecatan juga tidak terkait dengan permintaan maaf Novi dan rekannya kepada Polri atas lagu tersebut.

    Ia mengatakan, pemberhentian Novi jauh sebelum video klarifikasi Novi atau pun lagu “Bayar Bayar Bayar” viral.

    “Betul diberhentikan, tetapi yang jadi masalah adalah bukan lagu dan terkait peristiwa viralnya,” kata Eti Endarwati dikutip dari Tribunnews.com, Sabtu (22/2/2025) via Kompas.com.

    Eti mengungkap Novi Citra Indriyati diberhentikan sebagai guru sejak Kamis (6/2/2025).

    Menurutnya, Novi yang mengajar di Mutiara Hati sejak 2022, tak lagi dipekerjakan sebagai guru di sekolah tersebut karena melanggar kode etik internal.

    “Berkaitan dengan syariat Islam,” ucapnya.

    Ia menegaskan, seluruh guru di sekolah tersebut wajib mematuhi kode etik.

    “Jadi ada aturan yang berlaku untuk semua dan ada kode etik kepada guru-guru kami.”

    “Adapun pelanggaran kode etik yang paling mendasar adalah terbukanya aurat guru,” jelasnya.

    “Kode etik sudah disosialisasikan di awal mendaftar dan dari awal beliau sudah tahu konsekuensinya. Jadi kita menemukan di sosmed beliau ada bagian aurat yang terbuka,” ucapnya.

    Eti mengungkapkan, Novi pernah menjadi guru Wali kelas. Novi juga berperilaku baik dan memiliki kompetensi mumpuni.

    Kepala Ombudsman RI Jateng, Siti Farida, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mendalami polemik terkait pemecatan Novi.

    Siti menegaskan komitmen Ombudsman untuk mengungkap secara transparan jika ditemukan adanya diskriminasi atau malaadministrasi dalam proses pemecatan tersebut.

    Tak lama setelah isu pemecatan Novi merebak, Bupati Purbalingga, Fahmi Muhammad Hanif, menawarkan Novi mengajar di sekolah-sekolah Purbalingga.

    Sementara itu, ratusan massa dari berbagai komunitas baik itu punk maupun pergerakan menggelar aksi bertajuk ‘Panggung Solidaritas untuk Sukatani di Alun-alun Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Sabtu (22/2/2025) sore.

    Di panggung tersebut, mereka mengungkapkan aspirasi dan perlawanan atas peristiwa yang menimpa para personel grup band Sukatani.

    Di hadapan pagar betis aparat kepolisian, massa dengan lantang menyanyikan lagu ‘Bayar Bayar Bayar’ yang menjadi sumber polemik dari Sukatani.

    Koordinator aksi, Balqis menuturkan, panggung solidaritas ini merupakan bentuk edukasi kepada aparat dan masyarakat umum jika musik adalah bagian dari ekspresi.

    “Kami menanyakan bagaimana cara mereka (polisi) melakukan penegakan hukum, kok justru bentuk ekspresi (musik) yang mengkritisi instansi pemerintah, yang itu sah di negara demokrasi, malah dipaksa untuk minta maaf,” kata Balqis.

    Balqis menegaskan, aksi ini akan terus berlanjut hingga ada titik terang terkait proses penegakan hukum bagi aparat yang diduga melakukan intimidasi terhadap personel Sukatani.

    “Apa lagi sampai saat ini masih timpang-tindih klaim dari aparat kepolisian dan banyak temen jurnalis yang membuat pemberitaan bahwa memang ada intimidasi, kami masih menunggu,” terang Baliqis.

    Sebelumnya, grup band beraliran post-punk Sukatani mengunggah video permohonan maaf kepada Kapolri dan institusi Polri terkait lagu mereka yang berjudul “Bayar Bayar Bayar”.

    Lagu yang dirilis pada 24 Juli 2023 dan masuk dalam album Gelap Gempita menuai kontroversi karena liriknya yang secara lugas menyebutkan kata “bayar polisi”.

    Dalam video yang diunggah di akun Instagram @sukatani.band, kedua punggawa, Muhammad Syifa Al Lutfi (Alectroguy) dan Novi Citra Indiryati (Twister Angel) untuk pertama kali mengungkap identitasnya saat menyampaikan permintaan maaf.

    “Kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan institusi Polri atas lagu ciptaan kami yang berjudul Bayar Bayar Bayar, yang telah kami nyanyikan sehingga viral di beberapa platform media sosial,” ujar Syifa dalam video tersebut.

    Mereka juga menyatakan bahwa lagu tersebut telah dicabut dari semua platform digital, lalu meminta masyarakat untuk menghapus rekaman atau unggahan yang masih beredar di internet.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Alasan Sekolah Pecat Vokalis Band Sukatani sebagai Guru: Bukan Lagu, Singgung Aurat yang Terbuka – Halaman all

    Alasan Sekolah Pecat Vokalis Band Sukatani sebagai Guru: Bukan Lagu, Singgung Aurat yang Terbuka – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sekolah tempat Novi Citra Indriyati mengajar memberikan alasan soal dipecatnya vokalis band Sukatani tersebut.

    Sekolah mengklaim alasannya adalah soal pelanggaran kode etik.

    Diketahui, Novi alias Twister Angel, dipecat  oleh pihak sekolah tempat dirinya menjalani profesi sebagai guru, yakni SDIT Mutiara Hati, Desa Purworejo, Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

    Novi Citra Indriyati sebelumnya tercatat menjadi guru wali kelas di SDIT Mutiara Hati.

    Klaim sekolah, Novi Citra Indriyati telah diberhentikan sejak Kamis (6/2/2025), jauh sebelum viral lagu ‘Bayar Bayar Bayar’ dan permintaan maaf lewat akun Instagram @sukatani.band, kepada Kapolri dan Institusi Polri. 

    Pihak sekolah mengatakan pemecatan Novi bukan karena viral lagu ‘Bayar Bayar Bayar’, namun karena Novi dianggap telah melanggar kode etik.

    Menurut pihak sekolah, sebagai institusi swasta yang punya kode etik dan aturan, hal itu wajib berlaku dan dipatuhi semua termasuk guru-guru. 

    “Betul diberhentikan, tetapi yang jadi masalah adalah bukan lagu dan terkait peristiwa viralnya. Tapi, yang dilanggar adalah kode etiknya terutama yang berkaitan dengan syariat Islam,” ucap Kepala Sekolah SDIT Mutiara Hati, Eti Endarwati, Sabtu (22/2/2025), dilansir Tribunbanyumas.com.

    Eti menyebut Novi melakukan pelanggaran yakni soal aurat yang terbuka.

    Sekolah mengklaim telah menemukan aurat Novi terbuka lewat penelusuran sosmed milik Novi.

    Karena alasan itulah yang menjadi dasar atau alasan pemberhentian yang bersangkutan menjadi guru. 

    “Kode etik sudah disosialiasiskan di awal mendaftar dan dari awal beliau sudah tahu konseksekuensinya.”

    “Jadi kita menemukan di sosmed beliau ada bagian aurat yang terbuka,” ucapnya.

    Diketahui, Vokalis band Sukatani, Novi Citra Indriyati melamar menjadi guru sekitar tahun 2020/2021. 

    Ia resmi bergabung menjadi bagian dari SDIT Mutiara Hati pada 2022. 

    Minta Maaf soal Lagu Bayar Bayar Bayar

    Diberitakan sebelumnya, band Sukatani menjadi sorotan, setelah mengunggah video berisi permintaan maaf di akun sosial media Instagram miliknya, @sukatani.band, Kamis (20/2/2025). 

    Grup musik asal Purbalingga ini mengatakan permintaan maaf mereka untuk Kapolri serta Polri.

    Permintaan maaf tersebut terkait lagu mereka yang berjudul ‘Bayar Bayar Bayar’.

    Lewat unggahan Instagram mereka, Sukatani telah mencabut dan menarik lagu tersebut dari peredaran.

    Para personel, Muhammad Syifa Al Lufti dengan nama panggung Alectroguy selaku gitaris, dan Novi Citra Indriyati nama panggung Twister Angel selaku vokalis, mengatakan lagu ‘Bayar Bayar Bayar’ mereka ciptakan untuk oknum polisi yang melanggar aturan.

    “Memohon maaf sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan Institusi Polri atas lagu ciptaan kami dengan judul lagu Bayar Bayar Bayar yang liriknya ‘Bayar Polisi’ yang telah kami nyanyikan sehingga viral di beberapa platform media sosial.”

    Diketahui, lagu tersebut telah diupload di platform Spotify, dan menurut pantauan Tribunnews sudah tidak bisa diputar.

    “Melalui pernyataan ini saya telah mencabut dan menarik lagu ciptaan kami yang berjudul Bayar Bayar Bayar lirik lagu Bayar Polisi.”

    “Dengan ini saya mengimbau kepada pengguna akun media sosial yang telah memiliki lagu kami dengan judul bayar bayar bayar agar menghapus dan menarik semua video menggunakan lagu kami dengan judul ‘Bayar Bayar Bayar’, karena apabila ada risiko di kemudian hari sudah bukan tanggung jawab kami dari Band Sukatani.”

    “Tolong segera dihapus video yang menggunakan lagu kami.”

    “Demikian pernyataan yang kami buat ini dengan sebenarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun kami buat secara sadar dan sukarela dan dapat saya pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa,” demikian bunyi pernyataan mereka.

    Dikutip dari Instagram Dugtrax Records, band Sukatani merupakan duo musik yang berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah.

    Menurut laman Spotify-nya, Sukatani yang menjadi nama band tersebut menggambarkan sebuah desa yang asri dan makmur.

    Warna musik yang dibawakan Sukatani, terinspirasi band anarcho-punk era 80-an dan beberapa band dari gelombang awal proto-punk. 

    Namun, beberapa penikmat musik mereka, menyebut Band Sukatani memiliki nuansa musik post punk dengan sensibilitas new wave. 

    Band ini juga banyak bergerak di bidang sosial dan lingkungan hidup.

    Tak ketinggalan, ciri khas daerah asal mereka memiliki ruang tersendiri di eksistensi band Sukatani.

    Hal ini terpapar secara tajam dengan dialek Banyumasan dalam lirik lagu mereka di album Gelap Gempita yang dirilis pada 24 Juli 2023.

    Selain itu lirik-lirik dengan unsur kritik tajam disuguhkan dengan lugas oleh band indie tersebut.

    Salah satunya lewat lagu mereka yang berjudul ‘Gelap Gempita’.

    Dalam lirik lagu tertulis sebuah kritik politis soal sekelompok orang yang ‘haus akan kekuasaan’.

    “Di dalam otak mereka Hanyalah kekuasaan, Di dalam hati mereka Tak ada kepuasan, Di dalam cara mereka Terpampang kedzaliman,” potongan lirik lagu tersebut.

    Sebagian artikel ini telah tayang di artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Vokalis Band Sukatani Dipecat Jadi Guru, Ada Alasan Kode Etik yang Dilanggar, 

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (TribunBanyumas.com/Permata Putra Sejati)

  • Mahfud MD Soal ‘Bayar Bayar Bayar’: Mestinya Grup Band Sukatani Tak Perlu Minta Maaf

    Mahfud MD Soal ‘Bayar Bayar Bayar’: Mestinya Grup Band Sukatani Tak Perlu Minta Maaf

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Pakar Hukum Tata Negara, Mahfud MD angkat suara. Terkait lagu Bayar Bayar Bayar milik Sukatani.

    Menurutnya, Sukatani tak perlu menarik lagunya. Seperti yang telah dilakukan setelah diminta oleh aparat kepolisian.

    “Mestinya grup band SUKATANI tak perlu minta maaf dan menarik lagu ‘Bayar Bayar Bayar’ dari peredaran,” kata Mahfud dikutip dari unggahannya di X, Sabtu (22/2/2025).

    Mahfud mengatakan lagu tersebut sudah diunggah sejak Agustus 2023. Jauh sebelum unjuk rasa dilakukan 2025 ini.

    “Karena alasan pengunjuk rasa menyanyikannya saat demo (2025). Lagu tersebut sudah diunggah di Spotify sebelum ada unras (menurut ChatGPT, Agustus 2023) dan “Menciptakan lagu untuk kritik adalah HAM”,” terangnya.

    Personil Sukatani, telah mengunggah video permintaan maaf atas permintaan pihak kepolisian. Mereka juga diminta tidak memakai topeng, hal yang tidak pernah dilakukan kedua personilinya di hadapan publik karena memilib anonim.

    “Lalu, kenapa yang marah situ? Kalian TERSINGGUNG? Kebiasaan sih, BAYAR…wkwkwk,” imbuh Jhon.

    Adapun lirik lagu Sukatani itu bagian dari album Gelap Gempita. Berikut ini liriknya:

    Bayar Bayar Bayar

    Mau bikin SIM, bayar polisi
Ketilang di jalan, bayar polisi
Touring motor gede, bayar polisi
Angkot mau ngetem, bayar polisi
Aduh, aduh, ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi
    Mau bikin gigs, bayar polisi
Lapor barang hilang, bayar polisi
Masuk ke penjara, bayar polisi
Keluar penjara, bayar polisi
Aduh, aduh, ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi
    Mau korupsi, bayar polisi
Mau gusur rumah, bayar polisi
Mau babat hutan, bayar polisi
Mau jadi polisi, bayar polisi
Aduh, aduh, ku tak punya uang
Untuk bisa bayar polisi
    (Arya/Fajar)

  • Ketika Lagu Sukatani Bayar Bayar Bayar Menggema di Alun-alun Purbalingga
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        22 Februari 2025

    Ketika Lagu Sukatani Bayar Bayar Bayar Menggema di Alun-alun Purbalingga Regional 22 Februari 2025

    Ketika Lagu Sukatani Bayar Bayar Bayar Menggema di Alun-alun Purbalingga
    Tim Redaksi
    PURBALINGGA, KOMPAS.com-
    Ratusan massa dari berbagai komunitas baik itu punk maupun pergerakan menggelar aksi bertajuk ‘Panggung Solidaritas untuk Sukatani di Alun-alun Kabupaten
    Purbalingga
    , Jawa Tengah, Sabtu (22/2/2025) sore.
    Di panggung tersebut, mereka mengungkapkan aspirasi dan perlawanan atas peristiwa yang menimpa para personel grup band Sukatani.
    Di hadapan pagar betis aparat kepolisian, massa dengan lantang menyanyikan lagu ‘
    Bayar Bayar Bayar
    ‘ yang menjadi sumber polemik dari Sukatani.
    Koordinator aksi, Balqis menuturkan, panggung solidaritas ini merupakan bentuk edukasi kepada aparat dan masyarakat umum jika musik adalah bagian dari ekspresi.
    “Kami menanyakan bagaimana cara mereka (polisi) melakukan penegakan hukum, kok justru bentuk ekspresi (musik) yang mengkritisi instansi pemerintah, yang itu sah di negara demokrasi, malah dipaksa untuk minta maaf,” kata Balqis.
    Balqis menegaskan, aksi ini akan terus berlanjut hingga ada titik terang terkait proses penegakan hukum bagi aparat yang diduga melakukan intimidasi terhadap personel Sukatani.
    “Apa lagi sampai saat ini masih timpang-tindih klaim dari aparat kepolisian dan banyak temen jurnalis yang membuat pemberitaan bahwa memang ada intimidasi, kami masih menunggu,” terang Baliqis.
    Diberitakan sebelumnya, grup band beraliran post-punk Sukatani mengunggah video permohonan maaf kepada Kapolri dan institusi Polri terkait lagu mereka yang berjudul “Bayar Bayar Bayar”.
    Lagu yang dirilis pada 24 Juli 2023 dan masuk dalam album Gelap Gempita menuai kontroversi karena liriknya yang secara lugas menyebutkan kata “bayar polisi”.
    Dalam video yang diunggah di akun Instagram @sukatani.band, kedua punggawa, Muhammad Syifa Al Lutfi (Alectroguy) dan Novi Citra Indiryati (Twister Angel) untuk pertama kali mengungkap identitasnya saat menyampaikan permintaan maaf.
    “Kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan institusi Polri atas lagu ciptaan kami yang berjudul Bayar Bayar Bayar, yang telah kami nyanyikan sehingga viral di beberapa platform media sosial,” ujar Syifa dalam video tersebut.
    Mereka juga menyatakan bahwa lagu tersebut telah dicabut dari semua platform digital, lalu meminta masyarakat untuk menghapus rekaman atau unggahan yang masih beredar di internet.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terkuak, Jejak Akademik Vokalis Sukatani yang Berani Mengkritik Polisi

    Terkuak, Jejak Akademik Vokalis Sukatani yang Berani Mengkritik Polisi

    Jakarta, Beritasatu.com  – Grup musik Sukatani menjadi sorotan karena lagu berjudul Bayar Bayar Bayar yang dianggap melecehkan institusi kepolisian. Dalam lagu itu, vokalis Sukatani berani menyuarakan lirik lagu yang frontal, seolah menyiratkan bahwa polisi hanya bekerja jika dibayar. Hal ini diduga membuat aparat kepolisian merasa gerah.

    Akibatnya, lagu tersebut tiba-tiba menghilang dari berbagai layanan streaming di dunia maya. Tak lama setelah itu, kedua personel Sukatani, Syifa Al Lufti dan Novi Citra Indriyati, membuka identitas mereka dan menyampaikan permintaan maaf atas lagu tersebut.

    Publik pun akhirnya mengetahui siapa sosok Alectroguy (Syifa Al Lufti) dan Twister Angel (Novi Citra Indriyati).  Menariknya, sorotan terbesar justru dialamatkan kepada Novi Citra Indriyati. Sosoknya menjadi perhatian karena ia ternyata merupakan seorang guru di IT Mutiara Hati, Banjarnegara, Jawa Tengah.

    Latar belakang ini semakin memicu rasa penasaran publik terhadap Novi Citra Indriyati. Banyak yang mengapresiasi sikap kritisnya, terutama mengingat profesinya sebagai pendidik.

    Band Sukatani memberikan klarifikasi dan meminta maaf kepada kepolisian karena lagunya dianggap menyinggung. – (Istimewa/Istimewa)

    Berdasarkan penelusuran Beritasatu.com, Sabtu (22/2/2025), jejak akademik Novi Citra Indriyati menunjukkan bahwa sikap kritisnya tidak muncul begitu saja.

    Novi Citra Indriyati merupakan lulusan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto, Jawa Tengah. Dalam skripsinya yang berjudul Pengembangan Bakat Seni Musik Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Musik di MIN Purwokerto Kabupaten Banyumas, sikap kritisnya sudah terlihat sejak masa kuliah.

    Bahkan, hal itu tampak jelas dalam moto yang ia tuliskan di awal skripsinya: “Keberanian itu butuh dilatih, bukan datang secara tiba-tiba seperti wahyu Tuhan.”

    Moto tersebut merupakan penggalan puisi dari aktivis ternama Wiji Thukul. Selain kutipan dari Wiji Thukul, Novi Citra Indriyati juga menuliskan kalimat yang cukup frontal dalam bagian ucapan syukurnya setelah menyelesaikan skripsi: “Terhadap penindasan, seni kami melawan.”

    Grup musik Sukatani – (Google/-)

    Pilihan moto dan ungkapan tersebut setidaknya menggambarkan bagaimana sikap kritis Novi Citra Indriyati terbentuk. Tidak heran jika, ketika membentuk band Sukatani bersama Syifa Al Lufti, lagu-lagu dalam album perdana mereka Gelap Gempita benar-benar sarat dengan kritik sosial.

    Dalam album itu, Novi Citra Indriyati mengangkat berbagai isu, mulai dari modernisme, globalisasi, hingga pentingnya kearifan lokal. Bisa dibilang, album Gelap Gempita adalah sebuah karya musik yang patut diapresiasi karena keberanian Sukatani, khususnya Novi Citra Indriyati, dalam menyuarakan kritik terhadap sosial, politik, dan lingkungan yang dekat dengan kehidupan mereka.

    Tentu saja, hal ini didukung oleh latar belakang akademik yang kuat serta aktivitas pergerakan yang cukup intens dari vokalis Sukatani, Novi Citra Indriyati. Setidaknya, ia mengingatkan para penggemar musik punk akan sosok Greg Graffin, vokalis Bad Religion, seorang profesor punk yang menuangkan sikap kritisnya melalui lirik-lirik provokatif.

  • Gegap Gempita Jelang Konser NCT 127: Euforia Penggemar Tak Terbendung di Hari Pertama

    Gegap Gempita Jelang Konser NCT 127: Euforia Penggemar Tak Terbendung di Hari Pertama

    Jakarta, Beritasatu.com – Konser boy group asal Korea Selatan, NCT 127, bertajuk “NCT 127 4th Tour NEO CITY: Jakarta – THE MOMENTUM” hari pertama akan digelar pada Sabtu (15/2/2025) malam, di Indonesia Arena. Acara ini menjadi momen yang sangat dinantikan oleh para penggemar, mengingat popularitas NCT 127 yang terus meningkat di Indonesia.

    Sejak siang hari, para penggemar setia NCT 127 yang dikenal dengan sebutan NCTzen sudah mulai memadati area sekitar venue. Padahal, konser baru dijadwalkan dimulai pada pukul 19.00 WIB.

    Antusiasme para penggemar terlihat jelas dari banyaknya yang datang lebih awal, bahkan beberapa di antaranya sudah berkumpul sejak pagi demi mendapatkan pengalaman konser yang maksimal.

    Berdasarkan pantauan Beritasatu.com, suasana di sekitar Indonesia Arena begitu meriah dengan lautan warna hijau, yang merupakan warna resmi fandom NCT.

    Mayoritas penggemar mengenakan pakaian, aksesoris, hingga membawa lightstick hijau khas NCT, yang disebut “NCT Light Stick” atau Czennie Bong.

    Mereka tidak hanya sekadar menunggu konser dimulai, tetapi juga memanfaatkan waktu untuk berfoto bersama di berbagai spot ikonik yang telah disediakan di area venue.

    Salah satu yang paling diminati adalah banner bergambar para member NCT 127, dengan penggemar dengan penuh antusias mengabadikan momen di depan banner idola mereka.

    Selain itu, pihak penyelenggara telah mengadakan sesi check sound pada pukul 16.30 WIB untuk pemegang tiket kategori NEO CITY, 127 Squad, dan Kategori 1. Sesi ini menjadi kesempatan emas bagi beberapa penggemar yang beruntung untuk melihat langsung persiapan para member sebelum konser utama dimulai.

    Namun, dalam konser kali ini, NCT 127 hanya tampil dengan enam personel, yakni Doyoung, Jungwoo, Mark, Johnny, Yuta, dan Haechan. Dua member lainnya, Taeyong dan Jaehyun, absen karena sedang menjalani wajib militer di Korea Selatan.

    Namun, semangat para penggemar tetap tinggi, dan mereka menunjukkan dukungan penuh kepada grup favorit mereka.

    Dengan atmosfer yang luar biasa dan antusiasme NCTzen yang begitu besar, konser NCT 127 ini menjadi salah satu peristiwa yang tak terlupakan bagi para penggemar K-Pop di Indonesia.

    Hari pertama konser NCT 127 pun diharapkan berjalan lancar, dan para penggemar semakin tidak sabar menantikan kejutan yang akan diberikan NCT 127 pada hari kedua.

  • Gisell Akan Lari di Soekarno Night Run Kota Blitar 2025, Ini Tanggalnya

    Gisell Akan Lari di Soekarno Night Run Kota Blitar 2025, Ini Tanggalnya

    Blitar (beritajatim.com) – Artis sekaligus penyanyi  jebolan Indonesian Idol, Gisella Anastasia bakal hadir di acara Soekarno Night Run 2025. Ibu dari Gempita Nora Marten (Gempi) tersebut akan lari dan seru-seruan dengan masyarakat Kota Blitar pada Sabtu (22/02/2025) mendatang.

    Acara Soekarno Night Run 2025 ini akan start di Alun-alun Kota Blitar. Rencananya Gisell akan ikut lari dari titik start yakni Alun-Alun Kota Blitar.

    “Halo runners aku Gisell Anastasia bakal hadir di Bumi Bung Karno Blitar pada hari Sabtu tanggal 22 Februari 2025 dan bakal lari seru-seruan dengan kalian semua dalam event Soekarno Night Run 2025,” ucap Gisella Anastasia.

    Selain akan dihadiri oleh Gisella Anastasia, Soekarno Night Run 2025 ini juga akan dimeriahkan oleh sejumlah artis salah satunya adalah Mr Jono dan Joni, Arlida Putri serta Deblog. Bagi warga Blitar dan sekitar yang hobi lari dan ingin bertemu dengan Gisell bisa ikut dalam event Soekarno Night Run ini.

    “Buat kalian yang ingin lari dengan aku yuks langsung daftar di Loket.com,” ucapnya.

    Biaya pendaftaran untuk Soekarno Night Run ini hanya sebesar Rp150 ribu. Selain bisa lari dan seru-seruan dengan Gisell, para runners juga bakal mendapatkan nasi pecel khas Blitar.

    Selain itu para pelari juga akan mendapatkan jersey atau pakaian dan tentunya bisa bertemu dengan Gisell serta bisa menikmati live perform dari Mr Jono dan Joni, Arlida Putri serta Deblog. Event Soekarno Night Run ini memang dirancang untuk warga yang suka lari serta seru-seruan dengan para artis.

    Bagi anda yang tertarik bisa langsung mendaftar di Loket.com. Satu lagi ada hadiah jutaan rupiah yang menanti bagi peserta Soekarno Night Run.

    “Jangan sampai kehabisan kuotanya tunggu apa lagi langsung daftar sekarang juga,” tandasnya. [owi/aje]