Tag: Gavin Newsom

  • Trump Mendadak Berubah Gara-gara Nasihat Manusia Rp 2.600 Triliun

    Trump Mendadak Berubah Gara-gara Nasihat Manusia Rp 2.600 Triliun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden AS Donald Trump ternyata bisa berubah pikiran gara-gara omongan CEO Nvidia, Jensen Huang. Trump mengubah rencana awal untuk mengerahkan pasukan federal ke San Francisco.

    Dalam unggahan di Truth Social, Trump mengatakan pembatalan rencana ‘mengamankan’ San Francisco dilakukan setelah mendapat ‘nasihat’ dari beberapa orang. Di antaranya Huang, CEO Salesforce Marc Benioff, dan pihak-pihak ‘berpengaruh’ lainnya.

    Lebih lanjut, Trump mengatakan telah berbicara dengan Wali Kota San Francisco, Daniel Lurie, yang berasal dari Partai Demokrat. Menurut Trump, Lurie telah membuat peningkatan yang substansial untuk menumpas kriminalitas di wilayah pimpinannya.

    “Orang-orang hebat seperti Jensen Huang, Marc Benioff, dan lainnya mengatakan kepada saya bahwa masa depan San Francisco sangat baik,” tulis Trump, dikutip dari CNBC International, Jumat (24/10/2025).

    Keputusan Trump ini merupakan kemenangan politis bagi Lurie yang terpilih sebagai Wali Kota San Francisco untuk masa jabatan pertamanya.

    “Presiden [Trump] sudah memberi tahu saya soal pembatalan rencana untuk mengerahkan pasukan federal di San Francisco. Menteri Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem juga mengonfirmasinya dalam diskusi kami pagi ini,” kata Lurie, dikutip dari CNBC International.

    Nvidia menolak berkomentar soal diskusi via panggilan telepon yang terjadi antara Huang dan Trump.

    Huang merupakan salah satu bos raksasa teknologi yang dikenal makin dekat dengan Trump. Perusahaannya tumbuh pesat karena mampu menangkap peluang bisnis di tengah perkembangan teknologi AI. Forbes memprediksi kekayaannya saat ini mencapai US$158,2 miliar atau sekitar Rp2.600 triliun.

    Lurie merupakan kader Demokrat moderat. Ia telah mengambil pendekatan yang berbeda terhadap Trump dibandingkan pejabat California lainnya, seperti Anggota DPR Nancy Pelosi dan Gubernur Gavin Newsom, yang secara terbuka menyerang balik pemerintahan Trump. Sebaliknya, Lurie secara konsisten tidak menyebut nama Trump secara publik maupun pribadi ketika melontarkan kritik.

    Dalam pidatonya baru-baru ini tentang potensi penempatan pasukan federal, Lurie telah memuji kemajuan kota dalam pengembangan bisnis dan kejahatan, sering mengutip data yang menunjukkan warga San Francisco merasa kota ini berada di jalur yang benar.

    “Kami memiliki pekerjaan yang harus dilakukan, dan kami akan menyambut baik kemitraan berkelanjutan dengan FBI, DEA, ATF, dan Jaksa Agung AS untuk menyingkirkan narkoba dan pengedar narkoba dari jalanan kami, tetapi keberadaan militer dan penegakan hukum imigrasi yang dimiliterisasi di kota kami akan menghambat pemulihan kami,” kata Lurie.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Trump Ancam Kirim Tentara ke San Francisco, Kenapa Lagi?

    Trump Ancam Kirim Tentara ke San Francisco, Kenapa Lagi?

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan mengirimkan pasukan militer ke kota San Francisco yang ada di negara bagian California. Ancaman itu dilontarkan saat Trump berniat mendorong pengerahan militer AS ke kota-kota yang dikuasai Partai Demokrat.

    Ancaman semacam itu, seperti dilansir AFP, Senin (20/10/2025), disampaikan Trump setelah dia mengirimkan pasukan Garda Nasional AS ke Los Angeles, Washington DC, dan Memphis, yang seringkali bertentangan dengan keinginan para pemimpin lokal.

    Baru-baru ini, hakim AS mencegah upaya Trump untuk juga mengerahkan pasukan Garda Nasional AS ke Chicago dan Portland.

    “Selanjutnya, kita akan pergi ke San Francisco,” kata Trump dalam wawancara dengan Fox News.

    “Perbedaannya, saya pikir mereka menginginkan kita di San Francisco. San Francisco benar-benar salah satu kota terhebat di dunia. Namun 15 tahun lalu, sesuatu yang salah telah terjadi. Kita akan pergi ke San Francisco dan kita akan menjadikannya hebat,” tegasnya.

    Trump telah berulang kali membesar-besarkan angka kejahatan dan kerusuhan di kota-kota AS untuk membenarkan pengerahan pasukan militer yang sebagian besar ditentang oleh para pemimpin setempat yang berasal dari Partai Demokrat.

    Bulan lalu, Trump mengusulkan agar kota-kota di AS dijadikan sebagai “tempat pelatihan” bagi pasukan militer negara tersebut.

    Pengerahan pertama ke Los Angeles, pada Juni lalu, dilakukan setelah marak unjuk rasa memprotes penggerebekan imigrasi yang meluas, yang menurut para pengkritik, diduga menargetkan orang-orang berdasarkan ras atau bahasa yang mereka gunakan.

    Langkah Trump tersebut menuai kritikan keras dari Gubernur California Gavin Newsom, yang sering berselisih dengan sang Presiden AS tersebut. Sosok Newsom secara luas diperkirakan akan menjadi calon presiden (capres) Partai Demokrat pada tahun 2027 mendatang.

    Kota San Francisco, yang menjadi target Trump selanjutnya, menjadi perhatian khusus Partai Republik. San Francisco, yang memiliki masalah tunawisma dan kecanduan narkoba, sering digambarkan oleh kalangan sayap kanan AS sebagai contoh kehancuran pusat perkotaan AS di bawah kendali Partai Demokrat.

    Lihat juga Video ‘Trump Peringatkan Hamas Jika Langgar Perjanjian: Kami Akan Bertindak’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • California (AS) Atur OpenAI – Meta Cs, UU Kecerdasan Buatan Resmi Berlaku 2026

    California (AS) Atur OpenAI – Meta Cs, UU Kecerdasan Buatan Resmi Berlaku 2026

    Bisnis.com, JAKARTA— Gubernur California Gavin Newsom menandatangani undang-undang baru yang mengatur penggunaan chatbot kecerdasan buatan (AI) pendamping. Regulasi ini resmi berlaku pada 2026.

    Kebijakan ini menjadikan California sebagai negara bagian pertama di Amerika Serikat (AS) yang mewajibkan operator chatbot AI menerapkan protokol keamanan bagi pengguna.

    Melansir TechCrunch, Selasa (14/10/2025), aturan tersebut, Senate Bill (SB) 243, bertujuan melindungi anak-anak dan kelompok rentan dari potensi bahaya penggunaan chatbot AI pendamping. 

    Undang-undang ini juga menegaskan tanggung jawab hukum bagi perusahaan mulai dari raksasa teknologi seperti Meta dan OpenAI hingga startup khusus chatbot seperti Character AI dan Replika apabila produk mereka tidak memenuhi standar keamanan yang ditetapkan.

    RUU SB 243 diperkenalkan pada Januari 2025 oleh Senator Negara Bagian Steve Padilla dan Josh Becker. Dukungan publik terhadap RUU ini meningkat setelah kasus kematian remaja bernama Adam Raine, yang bunuh diri usai menjalani percakapan panjang bertema bunuh diri dengan ChatGPT milik OpenAI.

    Selain itu, aturan ini juga merespons bocornya dokumen internal Meta yang mengungkap chatbot perusahaan sempat diizinkan melakukan percakapan bernada romantis dan sensual dengan anak-anak. 

    Kasus serupa juga terjadi di Colorado, ketika satu keluarga menggugat Character AI setelah putri mereka yang berusia 13 tahun bunuh diri usai terlibat percakapan bermuatan seksual dengan chatbot perusahaan tersebut.

    “Teknologi baru seperti chatbot dan media sosial bisa menginspirasi, mendidik, dan menghubungkan orang. Namun, tanpa pengaman yang nyata, teknologi juga bisa mengeksploitasi, menyesatkan, dan membahayakan anak-anak kita,” kata Newsom dalam pernyataannya.

    Dia menegaskan pemerintah tidak akan berdiam diri melihat perusahaan beroperasi tanpa batas dan tanggung jawab. Menurutnya, kemajuan teknologi AI harus diimbangi dengan perlindungan yang kuat terhadap anak-anak dan pengguna rentan.

    Logo OpenAI

    Undang-undang ini akan mulai berlaku pada 1 Januari 2026. Dalam ketentuannya, SB 243 mewajibkan perusahaan menerapkan verifikasi usia pengguna serta memberikan peringatan mengenai risiko penggunaan media sosial dan chatbot pendamping. Perusahaan juga diwajibkan menyiapkan protokol khusus untuk menangani kasus bunuh diri atau perilaku menyakiti diri sendiri. 

    Protokol tersebut harus dilaporkan kepada Departemen Kesehatan Masyarakat California, beserta data statistik mengenai bagaimana layanan mereka mengarahkan pengguna ke pusat krisis dan layanan pencegahan bunuh diri. 

    Selain itu, platform diwajibkan secara jelas memberi tahu pengguna bahwa setiap percakapan dihasilkan oleh AI, bukan manusia. 

    Chatbot juga dilarang mengaku sebagai profesional kesehatan. Untuk pengguna di bawah umur, chatbot diwajibkan memberikan pengingat untuk beristirahat setelah jangka waktu tertentu, serta mencegah akses atau tampilan gambar eksplisit yang dihasilkan sistem. 

    SB 243 juga memperberat hukuman bagi pihak yang memperoleh keuntungan dari pembuatan atau penyebaran deepfake ilegal, dengan denda mencapai US$250.000 atau sekitar Rp4,1 miliar per pelanggaran.

    Sejumlah perusahaan telah mulai mengambil langkah pencegahan untuk mematuhi aturan ini. OpenAI, misalnya, telah memperkenalkan kontrol orang tua, perlindungan konten, dan sistem deteksi dini terhadap potensi perilaku menyakiti diri bagi anak-anak pengguna ChatGPT.

    Sementara itu, Replika, yang ditujukan untuk pengguna berusia di atas 18 tahun, menyatakan telah mengalokasikan sumber daya besar untuk sistem penyaringan konten dan mengarahkan pengguna ke lembaga krisis terpercaya. 

    Perusahaan tersebut menegaskan komitmennya untuk mematuhi seluruh regulasi yang berlaku.

    Character AI juga menyampaikan layanannya telah mencantumkan penjelasan seluruh percakapan bersifat fiksi dan dihasilkan oleh AI. 

    Juru bicara perusahaan mengatakan pihaknya menyambut baik kerja sama dengan regulator dan pembuat kebijakan untuk mengembangkan aturan baru di bidang ini, serta siap mematuhi SB 243.

    Senator Steve Padilla menilai pengesahan undang-undang ini sebagai langkah penting untuk memastikan adanya pengawasan terhadap teknologi yang berkembang sangat cepat. 

    Dia menekankan tindakan cepat dibutuhkan agar peluang untuk melindungi masyarakat tidak terlewat. 

    Menurutnya, sejumlah negara bagian lain kini tengah membahas isu serupa, dan dirinya berharap mereka juga mengambil langkah nyata, terutama karena pemerintah federal sejauh ini belum memiliki regulasi yang jelas untuk melindungi kelompok rentan.

    SB 243 menjadi aturan kedua terkait AI yang disahkan California dalam beberapa pekan terakhir. Sebelumnya, pada 29 September 2025, Gubernur Newsom menandatangani SB 53, yang mewajibkan perusahaan besar pengembang AI seperti OpenAI, Anthropic, Meta, dan Google DeepMind untuk lebih transparan mengenai protokol keselamatan yang mereka terapkan.

    Undang-undang tersebut juga memberikan perlindungan bagi karyawan yang melaporkan pelanggaran atau masalah etika di perusahaan pengembang AI. Beberapa negara bagian lain, seperti Illinois, Nevada, dan Utah, telah lebih dulu mengesahkan undang-undang yang membatasi atau bahkan melarang penggunaan chatbot AI sebagai pengganti layanan kesehatan mental berlisensi.

  • Pemerintah AS Shutdown, Bandara California Tak Punya Petugas ATC

    Pemerintah AS Shutdown, Bandara California Tak Punya Petugas ATC

    Los Angeles

    Penutupan atau shutdown pemerintah Amerika Serikat (AS) yang terus berlanjut membuat sebuah bandara yang sibuk di California tidak memiliki petugas Air Traffic Control (ATC). Dampak penutupan pemerintah AS semakin menyebar ke berbagai wilayah negara tersebut.

    Bandara Hollywood Burbank, yang menghubungkan Los Angeles ke berbagai wilayah AS, seperti dilansir AFP, Selasa (7/10/2025), tidak memiliki staf yang berkualifikasi untuk bertugas di menara ATC selama sekitar enam jam pada Senin (6/10) malam waktu setempat.

    Terkait hal tersebut, Gubernur California Gavin Newsom merilis pernyataan bernada menyindir Presiden AS Donald Trump via media sosial.

    “Terima kasih @realDonaldTrump! Bandara Burbank tidak memiliki pengatur lalu lintas udara dari pukul 16.15 waktu setempat hingga pukul 22.00 waktu setempat pada hari ini karena penutupan pemerintah ANDA,” tulis Newsom dalam pernyataan via media sosial X.

    Otoritas Penerbangan Federal (FAA), yang mengatur penerbangan di seluruh AS, mengatakan bahwa keberangkatan ke bandara itu tertunda sekitar 2,5 jam.

    “ATC NOL MENARA BUR. RATE DIKURANGI KARENA KEKURANGAN STAF,” demikian pernyataan FAA.

    Televisi lokal ABC7 mengatakan bahwa para reporternya telah berbicara dengan otoritas Bandara Burbank yang mengonfirmasi jika menara ATC mereka tidak akan memiliki staf untuk bertugas.

    Dijelaskan lebih lanjut bahwa tugas ATC di Bandara Burbank akan diambil alih oleh tim di San Diego, yang juga berada di wilayah California, yang akan berkomunikasi dengan para pilot yang akan melakukan pendaratan dan lepas landas dari bandara tersebut.

    Juru bicara Bandara Burbank mengatakan kepada AFP bahwa “operasional terus berlanjut”.

    “Kami menyarankan para penumpang untuk menghubungi maskapai mereka — sebelum tiba di bandara — untuk mendapatkan informasi terbaru tentang kemungkinan penundaan atau pembatalan,” kata juru bicara tersebut.

    Situasi ini terjadi saat shutdown pemerintah AS memasuki pekan kedua, dengan Partai Republik yang menaungi Trump berselisih dengan Partai Demokrat mengenai cara mendanai banyak fungsi pemerintah AS.

    Sebagian besar pegawai federal AS ditempatkan dalam cuti paksa, dan tidak dibayar selama shutdown berlangsung. Namun mereka yang melakukan pekerjaan yang dianggap esensial, seperti petugas ATC di bandara, diharapkan untuk tetap bekerja meskipun tanpa bayaran.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Hakim Blokir Upaya Trump Kirim Pasukan ke Portland

    Hakim Blokir Upaya Trump Kirim Pasukan ke Portland

    Jakarta

    Pada Minggu malam (5/10), seorang hakim mengeluarkan perintah yang memblokir pengerahan pasukan ke kota Portland, Oregon, Amerika Serikat (AS).

    Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah memerintahkan sekitar 200 anggota Garda Nasional California dari Los Angeles untuk dikirim ke Portland, menurut pengumuman Pentagon pada hari yang sama.

    Dalam pernyataannya, Departemen Pertahanan menjelaskan bahwa pasukan tersebut akan dikirim ke kota terbesar di Oregon “untuk mendukung Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) serta personel federal lainnya yang menjalankan tugas resmi, termasuk penegakan hukum federal dan perlindungan terhadap properti federal.”

    Gedung ICE federal di Portland belakangan ini menjadi lokasi protes malam hari yang oleh pejabat kota dan negara bagian disebut “kecil dan tenang.” Namun, Trump menggambarkan kota itu sebagai “wilayah perang.”

    Mengapa Trump ingin mengirim pasukan?

    Langkah untuk memindahkan pasukan dari California merupakan cara Trump untuk menghindari perintah hakim federal pada Sabtu (4/10), yang sempat melarangnya mengerahkan 200 anggota Garda Nasional Oregon ke Portland, kata Gubernur Oregon Tina Kotek.

    “Situasi di Oregon tidak berubah,” ujar Kotek dalam konferensi pers pada Minggu (5/10). “Tidak ada alasan untuk intervensi militer di sini. Tidak ada pemberontakan di Portland, tidak ada ancaman terhadap keamanan nasional. Oregon adalah rumah kami, bukan target militer.”

    Pada Sabtu (5/10), Hakim Distrik Karin Immergut, yang merupakan hakim yang ditunjuk oleh Trump, menolak klaim Gedung Putih bahwa Portland adalah “zona perang.” Ia menilai aparat penegak hukum lokal sudah mampu menangani bentrokan antara agen imigrasi federal dan para demonstran.

    Kemudian, pada Minggu (5/10), Immergut juga memblokir pengerahan 200 pasukan dari California ke Oregon setelah negara bagian California dan Oregon mengajukan gugatan bersama.

    Gubernur California dan Oregon membantah klaim Trump

    Gubernur California, Gavin Newsom, mengatakan pengerahan tersebut “menjijikkan” dan “tidak Amerika.”

    “Ini soal kekuasaan,” tulis Newsom di X. “Dia menggunakan militer kita sebagai pion politik untuk membangun egonya sendiri.”

    Newsom, seorang politisi Demokrat, sebelumnya pernah berselisih dengan Trump ketika presiden AS itu mengirim pasukan Garda Nasional dan Marinir AS untuk merespons protes imigrasi di Los Angeles tahun ini.

    Newsom mengatakan anggota Garda Nasional yang akan dipindahkan ke Portland sebelumnya telah ditempatkan di bawah kendali Trump selama kerusuhan di Los Angeles pada Juni lalu.

    Gubernur California itu berjanji akan melawan langkah tersebut di pengadilan, dan mendesak publik agar tidak “diam di hadapan tindakan yang begitu sembrono dan otoriter.”

    Trump juga kirim pasukan ke Chicago

    Setelah pengumuman bahwa pasukan akan dipindahkan ke Portland, Gubernur Demokrat Illinois, JB Pritzker, mengatakan pada Minggu malam bahwa Trump memerintahkan 400 anggota Garda Nasional Texas untuk dikerahkan ke Illinois, Oregon, “dan lokasi lainnya.”

    Pemerintahan Trump menggambarkan Chicago sebagai “kota paling berbahaya di dunia.”

    Meskipun kota terbesar di Illinois itu telah mengalami protes rutin terhadap operasi ICE federal, Pritzker menolak klaim Trump bahwa kejahatan di sana “tak terkendali.”

    “Kita harus mulai menyebut ini apa adanya: Invasi Trump,” tulis Pritzker di X pada Minggu malam, menambahkan bahwa hal itu dimulai dengan agen federal, kemudian melibatkan anggota Garda Nasional Illinois yang difederalisasi tanpa izin negara, dan kini melibatkan pasukan dari negara bagian lain.

    “Tidak ada alasan bagi seorang Presiden untuk mengirim pasukan militer ke negara bagian berdaulat tanpa sepengetahuan, persetujuan, atau kerja sama mereka,” kata Pritzker.

    Gubernur Texas, Greg Abbott, yang merupakan seorang Republik, mengatakan bahwa ia “sepenuhnya mengizinkan” pengerahan tersebut.

    “Anda bisa memilih: tegakkan perlindungan bagi pegawai federal sepenuhnya, atau minggir dan biarkan Garda Texas melakukannya,” kata Abbott di X.

    Sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari, Trump juga telah mengirim Garda Nasional ke Washington DC, dengan alasan bahwa kejahatan di kota itu “tak terkendali,” meskipun pejabat kota menyatakan sebaliknya.

    Semua kota yang telah atau diancam akan dikirimi pasukan oleh Trump untuk memerangi kejahatan tinggi dikelola oleh para pejabat dari Partai Demokrat.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rahka Susanto

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga Video: Donald Trump Sebut Akhiri Perang di Gaza Untungkan Israel

    (ita/ita)

  • Kebakaran Besar Landa Kilang Chevron California, Tak Ada Evakuasi Warga – Page 3

    Kebakaran Besar Landa Kilang Chevron California, Tak Ada Evakuasi Warga – Page 3

    Gubernur California Gavin Newsom dan Wali Kota Los Angeles Karen Bass telah mendapat laporan langsung terkait insiden ini. Bass menegaskan, tidak ada dampak terhadap Bandara Internasional Los Angeles (LAX) yang lokasinya berdekatan.

    “LAFD siap membantu setiap permintaan bantuan bersama. Tidak ada dampak yang diketahui terhadap LAX saat ini,” tulis Bass di media sosial.

    Sementara itu, Alert SouthBay sempat mengeluarkan imbauan “shelter in place” selama tiga jam untuk area Tree Section Manhattan Beach. Namun, mereka menegaskan tidak ada ancaman publik maupun perintah evakuasi yang dikeluarkan.

    Dinas pemadam kebakaran di Torrance, kota terdekat, juga menyatakan kebakaran tidak berdampak pada wilayah mereka.

  • Gempar Kebakaran Kilang Minyak di California, Penyebabnya Misterius

    Gempar Kebakaran Kilang Minyak di California, Penyebabnya Misterius

    California

    Kepulan asap menjulang tinggi di atas kilang minyak Chevron yang terbakar di wilayah California bagian selatan, Amerika Serikat (AS), pada Kamis (2/10) waktu setempat. Upaya pemadaman masih berlangsung dengan para petugas pemadam berhasil mengendalikan api di salah satu area.

    Kebakaran kilang minyak itu, seperti dilansir AFP, Jumat (3/10/2025), terjadi di area El Segundo. yang merupakan area pinggiran pantai yang berjarak beberapa kilometer dari Bandara Internasional Los Angeles. Ledakan dilaporkan terjadi sebelum kebakaran dilaporkan.

    Sejumlah rekaman video yang dibagikan secara online via media sosial oleh warga setempat menunjukkan bola api berukuran besar berkobar di area kilang minyak setempat, dengan suara gemuruh yang keras dan berkelanjutan terdengar.

    Wali Kota El Segundo, Chris Pimentel, mengatakan bahwa otoritas setempat belum menerima laporan korban luka akibat kebakaran tersebut.

    Penyebab kebakaran tersebut, menurut Pimentel, masih belum diketahui jelas.

    Pejabat pengawas Los Angeles County, Holly Mitchell, mengatakan bahwa para petugas pemadam kebakaran telah berhasil mengendalikan api di satu area kilang minyak tersebut. Dia menambahkan bahwa warga sekitar tidak perlu mengungsi.

    “Api telah dikendalikan dan tidak ada alasan untuk khawatir bagi area El Segundo atau area sekitarnya,” kata Mitchell.

    Sementara Gubernur California, Gavin Newsom, menurut pernyataan kantor persnya, “telah diberi pengarahan mengenai insiden di kilang Chevron di El Segundo di Los Angeles County”.

    “Kantor kami berkoordinasi secara langsung dengan instansi lokal dan negara bagian untuk melindungi masyarakat sekitar dan memastikan keselamatan publik,” sebut kantor Newsom.

    Laporan surat kabar Los Angeles Times menyebut kobaran api mereda secara signifikan sekitar satu jam setelah ledakan pertama dilaporkan pada pukul 04.30 GMT. Namun kobaran api dan kepulan asap masih terlihat hingga ke area berjarak beberapa kilometer jauhnya di seberang South Bay.

    Kilang minyak Chevron di El Segundo merupakan yang terbesar di area Pantai Barat AS, yang memproses lebih dari 276.000 barel minyak mentah per hari.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Video: California Sahkan Undang-Undang Yang Melarang Penyalahgunaan AI

    Video: California Sahkan Undang-Undang Yang Melarang Penyalahgunaan AI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gubernur negara bagian California, Gavin Newsom menandatangani undang-undang yang melarang seseorang bisa menyalahgunakan model kecerdasan buatan atau AI untuk aktivitas yang berpotensi menimbulkan bencana seperti membangun senjata biologis atau menutup sistem perbankan.

    Simak informasi selengkapnya dalam program Profit di CNBC Indonesia (Kamis, 02/10/2025) berikut ini.

  • Amerika Serikat Sah Punya UU Keamanan AI, Indonesia Masih Mentok di Peta Jalan

    Amerika Serikat Sah Punya UU Keamanan AI, Indonesia Masih Mentok di Peta Jalan

    Bisnis.com, JAKARTA— Gubernur California Gavin Newsom resmi menandatangani Senate Bill (SB) 53, sebuah undang-undang baru yang disebut sebagai terobosan pertama di Amerika Serikat (AS) terkait transparansi dan keamanan kecerdasan buatan (AI).

    Sementara itu perkembangan regulasi AI di Indonesia masih berkutat pada pengembangan peta jalan. 

    Melansir laman TechCrunch pada Selasa (30/9/2025) aturan tersebut mewajibkan perusahaan pengembang AI skala besa seperti OpenAI, Anthropic, Meta, dan Google DeepMind untuk terbuka mengenai protokol keselamatan yang mereka terapkan. 

    SB 53 juga memberikan perlindungan khusus bagi karyawan perusahaan AI yang berperan sebagai pelapor (whistleblower). Selain itu, regulasi ini menciptakan mekanisme bagi perusahaan maupun publik untuk melaporkan potensi insiden berbahaya terkait AI kepada California Office of Emergency Services. 

    Laporan wajib mencakup kejadian kriminal yang dilakukan tanpa campur tangan manusia, seperti serangan siber, hingga perilaku menipu dari model AI yang belum secara eksplisit diatur dalam regulasi Uni Eropa.

    Meski dinilai sebagai langkah bersejarah, RUU ini mendapat tanggapan beragam dari industri teknologi. Sejumlah perusahaan teknologi menilai aturan di level negara bagian berisiko menciptakan regulasi tambal-sulam yang bisa menghambat inovasi. 

    Meta dan OpenAI bahkan melobi agar RUU ini tidak disahkan, termasuk dengan mengirim surat terbuka kepada Gubernur Newsom. Sebaliknya, Anthropic justru menyatakan dukungan.

    Lahirnya aturan ini juga bertepatan dengan meningkatnya upaya sebagian elit Silicon Valley yang menggelontorkan dana ratusan juta dolar untuk mendukung kandidat politik pro-AI melalui super political action committees (super PACs). 

    Mereka mendorong kebijakan dengan regulasi ringan terhadap perkembangan AI. Meski demikian, langkah California berpotensi menjadi acuan bagi negara bagian lain di AS. New York, misalnya, baru saja meloloskan rancangan undang-undang serupa yang kini menunggu keputusan Gubernur Kathy Hochul untuk disahkan atau diveto.

    Selain SB 53, Newsom juga tengah mempertimbangkan Senate Bill 243 yang baru saja lolos dengan dukungan bipartisan. 

    Aturan tersebut akan mengatur chatbot AI pendamping (AI companion), mewajibkan adanya protokol keselamatan, serta memberikan dasar hukum untuk menindak jika operator chatbot gagal memenuhinya.

    SB 53 sendiri merupakan upaya kedua Senator Scott Wiener setelah rancangan sebelumnya, SB 1047, diveto oleh Newsom tahun lalu akibat penolakan besar dari perusahaan AI. Dalam penyusunan SB 53, Wiener aktif berdialog dengan perusahaan AI besar untuk menjelaskan perubahan yang dilakukan agar lebih dapat diterima.

    Indonesia 

    Di Indonesia, roadmap Kecerdasan Buatan (Artificial intelligence/AI) Nasional 2025–2045 yang semula ditargetkan meluncur pada pertengahan Juli 2025, mundur dari jadwal dan kini diharapkan dapat terbit bulan ini. 

    Ketua Umum Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial Indonesia (Korika), Hammam Riza, mengatakan penyusunan peta jalan AI membutuhkan waktu lebih lama karena harus menampung berbagai masukan publik. 

    Dia menegaskan, proses tersebut bukan hambatan, melainkan bagian penting untuk memperkuat substansi kebijakan.

    “Jadi kan banyak concern terkait dengan peta jalan ini. Masukan-masukan yang diberikan selama konsultasi publik itu masih harus dicerna, harus diadopsi lagi ya,” kata Hammam ditemui usai acara peluncuran KChat di Jakarta pada Selasa (16/9/2025).

  • Ngeri, Aktivis Pro-Trump Charlie Kirk Tewas Ditembak Saat jadi Pembicara di Kampus

    Ngeri, Aktivis Pro-Trump Charlie Kirk Tewas Ditembak Saat jadi Pembicara di Kampus

    GELORA.CO –  Charlie Kirk, aktivis konservatif berusia 31 tahun yang dikenal sebagai sekutu dekat Presiden Donald Trump, tewas setelah tertembak.

    Peluru bersarang di bagian lehernya. Penembakan terjadi saat ia menjadi pembicara dalam sebuah acara publik di Universitas Utah Valley, Rabu (10/9/2025) malam waktu setempat2.

    Insiden penembakan terjadi saat Kirk tengah menjawab pertanyaan dari audiens dalam forum mahasiswa bertajuk “The American Comeback”.

    Dalam video amatir yang beredar luas di media sosial, terlihat Kirk mengangkat tangan sebelum suara tembakan terdengar.

    Seketika tubuhnya tersungkur dari kursi, darah mengucur deras dari lehernya, dan ribuan peserta yang hadir langsung panik dan berhamburan3.

    Polisi menduga tembakan berasal dari atap gedung kampus. Namun hingga kini, status pelaku masih simpang siur.

    Direktur FBI Kash Patel menyebut pihaknya menahan terduga pelaku. Namun pejabat lokal menyatakan tersangka utama masih buron.

    Kirk sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat dalam kondisi kritis. Namun nyawanya tak berhasil diselamatkan.

    Kabar duka ini dikonfirmasi langsung oleh Presiden Donald Trump melalui akun Truth Social miliknya.

    Dalam unggahannya, Trump menyampaikan rasa kehilangan mendalam atas wafatnya Kirk.

    “Sosok hebat, bahkan legendaris, Charlie Kirk telah tiada. Tak ada yang memahami hati pemuda Amerika lebih baik dari Charlie. Ia dicintai semua orang, terutama saya,” tulis Trump.

    Sebagai bentuk penghormatan, Trump memerintahkan seluruh bendera Amerika Serikat dikibarkan setengah tiang hingga Minggu mendatang.

    Charlie Kirk dikenal luas sebagai pendiri dan CEO Turning Point USA, organisasi konservatif pemuda terbesar di AS yang aktif mengadvokasi nilai-nilai nasionalisme dan kebebasan berpendapat.

    Ia juga mendirikan Turning Point Action, sayap politik dari gerakan tersebut yang berperan besar dalam mobilisasi dukungan anak muda untuk kemenangan Trump di Pilpres 2024.

    Kirk memiliki lebih dari 5 juta pengikut di platform X (Twitter) dan menjadi host podcast populer The Charlie Kirk Show.

    Ia kerap tampil di berbagai forum publik dan media konservatif, termasuk Fox News, dengan retorika tajam yang menyasar isu ras, gender, dan imigrasi.

    Kematian Kirk menambah daftar panjang kasus kekerasan politik di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir.

    Sebelumnya, publik dikejutkan oleh pembunuhan anggota parlemen Minnesota Melissa Hortman dan suaminya, pengeboman parade Colorado, serta penembakan terhadap Trump saat kampanye.

    Gubernur Utah Spencer Cox menyebut insiden ini sebagai “pembunuhan politik” dan menyatakan bahwa hari tersebut adalah “hari gelap bagi negara”.

    Sementara itu, Gubernur California Gavin Newsom dari Partai Demokrat turut mengecam aksi tersebut sebagai “keji dan tidak bisa diterima”.

    Charlie Kirk meninggalkan seorang istri, Erika, mantan Miss Arizona USA, dan dua anak mereka.

    Kepergiannya menjadi pukulan telak bagi komunitas konservatif Amerika.

    (*)