Tag: Francesco Bagnaia

  • Balap Terakhir MotoGP 2024 di Spanyol, Belum Tentu Menguntungkan Martin

    Balap Terakhir MotoGP 2024 di Spanyol, Belum Tentu Menguntungkan Martin

    Jakarta

    Seri terakhir MotoGP 2024 akan diselenggarakan di Sirkuit Catalunya, Barcelona, Spanyol, akhir pekan ini. Kendati digelar di negara asalnya, Jorge Martin belum tentu menjadi pihak yang diuntungkan. Ini alasannya.

    Sirkuit Catalunya dipilih sebagai pengganti Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, yang gagal menggelar balapan, usai wilayah tersebut dilanda banjir besar. Catalunya dipilih sebagai pengganti lantaran lokasinya yang berdekatan dengan Valencia.

    Sirkuit Catalunya, Barcelona Foto: Alex Caparros/Getty Images

    Musim ini Catalunya menggelar balap MotoGP sebanyak dua kali. Sebelumnya Sirkuit Catalunya menggelar balap MotoGP 2024 pada bulan Mei lalu. Meski sirkuit ini berlokasi di Spanyol, bukan berarti pebalap asal Spanyol dominan menjadi pemenang di sirkuit tersebut.

    Pada MotoGP Catalunya 2024 misalkan, Francesco Bagnaia asal Italia lah yang menjadi juara, disusul dua pebalap Spanyol Jorge Martin dan Marc Marquez di urutan kedua dan ketiga. Bahkan kalau ditarik garis ke belakang, pebalap asal Spanyol makin jarang bisa juara di tanahnya sendiri.

    Pada 2020 misalnya, Fabio Quartararo (Prancis) yang juara, 2021 giliran Miguel Oliveira (Portugal) yang juara, dan pada 2022 Quartararo kembali juara di sirkuit tersebut. Pada 2023, pebalap asal Spanyol bisa kembali berjaya di Sirkuit Catalunya dengan Aleix Espargaro keluar sebagai pemenang. Tapi di 2024, Bagnaia kembali membungkam publik Spanyol dengan mengasapi Martin dan Marquez.

    Pada MotoGP Catalunya 2024 putaran kedua, namanya berganti menjadi MotoGP Barcelona 2024. Saat ini tersisa Martin dan Bagnaia yang berduel memperebutkan tahta juara dunia MotoGP 2024. Saat ini Martin masih memimpin klasemen sementara dengan 485 poin atau unggul 24 poin dari Bagnaia di tempat kedua yang mengemas 461 poin.

    Peluang Martin juara dunia pada hari Sabtu terbuka lebar jika dia bisa memenangi sesi balap sprint. Meski begitu, target tersebut bukan perkara mudah bagi Martinator. Apalagi jika melihat tren juara di Sirkuit Catalunya dalam lima tahun terakhir ini yang didominasi pebalap non-Spanyol.

    (lua/dry)

  • Peringatan Keras Bos Ducati Buat Pebalapnya: Jangan Lakukan Hal Bodoh!

    Peringatan Keras Bos Ducati Buat Pebalapnya: Jangan Lakukan Hal Bodoh!

    Jakarta

    Manajer tim Ducati Davide Tardozzi mengeluarkan peringatan keras buat para pebalapnya. Tardozzi ingin pebalap-pebalap Ducati yang masih bersaing di papan atas, supaya membalap dengan cara yang sewajarnya dan tidak melakukan hal bodoh.

    Tardozzi tak memungkiri bahwa persaingan di antara pebalap Ducati masih terjadi hingga seri penutup di MotoGP Barcelona 2024. Jorge Martin masih bersaing sengit dengan Francesco Bagnaia untuk memperebutkan gelar juara dunia. Sementara Enea Bastianini dan Marc Marquez saling memperebutkan posisi ketiga.

    “Situasinya jadi sangat sulit karena Jorge dan Pecco (Bagnaia) bersaing untuk nomor satu. Dua pebalap (Ducati lainnya) yang bisa membantu situasi ini dengan satu atau lain cara adalah Marc dan Enea,” buka Tardozzi kepada TNT Sport.

    Tardozzi tak masalah jika Martin, Bagnaia, Marquez, dan Bastianini membalap dengan ngotot untuk kepentingannya masing-masing. Tapi dia mengingatkan kepada para rider tersebut agar tetap saling menjaga hubungan baik.

    “Saya ingin membiarkan para pebalap bebas bermain untuk kepentingan mereka sendiri. (Kami katakan) apa yang sudah kami katakan sejak pertengahan tahun ini: jangan lakukan hal-hal bodoh di antara kalian. Kami tidak ingin ada (permusuhan) yang sangat buruk atau hal semacam itu di antara para pebalap top kami,” tegas Tardozzi.

    Pernyataan Tardozzi tersebut sekaligus bisa menjadi penegas bahwa Ducati tidak akan melakukan team order untuk membantu Bagnaia merebut gelar juara dunia. Tardozzi membebaskan para pebalapnya untuk bersaing secara sehat. Tardozzi juga tak masalah jika Martin yang keluar sebagai juara MotoGP 2024, meski dia bertarung di tim satelit.

    “Jelas, Jorge adalah pebalap yang terikat kontrak dengan kami. Dia adalah rider yang tumbuh bersama Ducati, bahwa ada kemungkinan Jorge akan memenangkan kejuaraan bersama Ducati, pada akhirnya kami melakukan pekerjaan yang baik saat merekrutnya dari Moto2,” ungkap Tardozzi.

    (lua/dry)

  • Balap Terakhir MotoGP 2024 di Spanyol, Belum Tentu Menguntungkan Martin

    Pebalap Satelit Tak Pernah Juara Dunia MotoGP Sejak 2001

    Jakarta

    Selama dua dekade terakhir, MotoGP hanya didominasi pebalap-pebalap tim pabrikan. Bahkan, terakhir kali rider tim satelit menjadi juara dunia adalah 23 tahun silam. Lantas, akankah Jorge Martin mampu mematahkan rekor tersebut?

    Disitat dari Motorsport dan laman resmi MotoGP, Kamis (14/11), Valentino Rossi merupakan pebalap terakhir yang mampu menjadi juara dunia bersama tim satelit. Ketika itu, tepatnya di musim 2001, The Doctor membela tim Nastro Azzurro dan menunggangi Honda NSR500.

    Sejak saat itu hingga kini, belum ada lagi pebalap tim satelit yang juara dunia MotoGP. Namun, rekor tersebut berpeluang besar dipatahkan Martin seandainya mampu mengunci gelar bersama Pramac Racing Ducati.

    Valentino Rossi di MotoGP 2001. Foto: Getty Images/Pascal Rondeau

    Sebagai catatan, Jorge Martin saat ini unggul 24 poin dari Francesco Bagnaia di peringkat kedua. Itu tandanya, The Martinator bisa mengunci gelar di Sprint Race MotoGP Barcelona yang digelar Sabtu (16/11). Dia hanya perlu memperlebar jarak hingga 26 poin.

    Martin musim lalu hampir menjadi pebalap satelit pertama sejak 2001 yang juara dunia MotoGP. Namun, ketika itu, mimpinya dipatahkan Bagnaia yang meraih gelar secara back to back.

    Sebelum Rossi di musim 2001, ada beberapa pebalap lain yang sukses juara dunia bersama tim satelit. Misalnya, ada Kenny Roberts Sr yang juara bersama Yamaha USA di musim 1979 dan 1980.

    MotoGP 2001. Foto: Clive Mason/Allsport

    Kemudian ada Marco Lucchinelli dan Franco Uncini yang secara beruntun meraih juara di musim 1981 dan 1982 bersama tim Suzuki Nava Gallina. Terakhir ada Eddie Lawson yang juara di musim 1989 bersama Rothmans Kanemoto Honda.

    Namun, sebelum juara bersama tim satelit, Eddie sudah tiga kali mengunci gelar MotoGP bersama tim pabrikan Marlboro Yamaha di musim 1984, 1986 dan 1988.

    (sfn/rgr)

  • Jelang Seri Akhir MotoGP, Bagnaia Kasih Wanti-wanti Ini ke Jorge Martin

    Jelang Seri Akhir MotoGP, Bagnaia Kasih Wanti-wanti Ini ke Jorge Martin

    Jakarta

    Jelang seri pamungkas MotoGP di Barcelona, Bagnaia memberikan pesan khusus buat Jorge Martin yang jadi kandidat kuat juara dunia. Begini katanya.

    Jorge Martin unggul 24 poin atas Francesco Bagnaia. Langkah Martin untuk merengkuh titel juara dunia MotoGP pertamanya pun terbuka lebar. Bila menang di Sprint Race seri pemungkas Barcelona, Martin dipastikan jadi juara dunia musim ini tanpa memandang hasil balapan hari Minggu.

    Bakal balapan di ‘kandang’ sendiri, tentu jadi keuntungan bagi Martin. Meski begitu, sang rival utama, Bagnaia, mewanti-wanti rasa grogi yang bakal menghantui calon juara dunia itu.

    “Untuk Jorge, pastinya akan sulit karena ini pertama kalinya dia bertarung untuk kejuaraan dunia. Jadi saya tahu rasanya, dan saya pikir dia akan melakukan semaksimal mungkin tapi kadang grogi itu membuat Anda jadi lebih agresif dan membuat kesalahan,” tutur Bagnaia dilansir Crash.

    “Jadi untuk saat ini, satu-satunya hal yang saya bisa lakukan adalah terus berusaha menang dan berharap,” lanjut rider Ducati Lenovo itu.

    Sepanjang musim ini, Bagnaia memenangi lebih banyak seri pada balapan utama. Bermodalkan hal itu, rider binaan akademi VR46 itu cukup percaya diri masih bisa meraih juara untuk yang ketiga kalinya.

    “Kita akan coba. Kami tahu seberapa kuat saya di Barcelona pada Juni, tapi sekarang akan sedikit tricky karena kondisinya saya pikir akan dingin dan mudah melakukan kesalahan,” ujarnya.

    “Jadi sangat penting untuk tetap kalem dan berusaha mencegah melakukan kesalahan, berusaha untuk menang di kedua balapan dan lanjut seperti ini. Itulah satu-satunya cara untuk bisa menang,” tutup Bagnaia.

    Sebagai tambahan, Bagnaia menorehkan 10 kemenangan di balapan hari Minggu. Torehan ini pula yang membuatnya bersanding dengan nama-nama seperti Giacomo Agostini, Mick Doohan, Valentino Rossi, Casey Stoner, dan Marc Marquez yang mencatatkan 10 kemenangan dalam satu seri.

    Bagnaia juga tercatat empat kali naik ke podium di luar podium pertama. Total poin yang dikumpulkan Bagnaia pada balapan utama itu sebanyak 345 poin. Sementara itu Martin baru tiga kali menang di hari Minggu. Namun dia lebih banyak berdiri di podium di luar juara pertama, yaitu sebanyak 11 kali. Namun itu belum cukup membuat Martin unggul, total poin yang ditorehkan Martin di balapan utama adalah 321 poin.

    Di Sprint Race lain ceritanya. Poin Martin unggul jauh ketimbang Bagnaia. Martin tujuh kali finis di podium pertama Sprint Race musim ini. Sementara sembilan sisanya podium di luar juara satu. Dia juga tercatat hanya dua kali gagal finis di Sprint Race. Dari balapan singkat itu, Martin sudah menorehkan 164 poin.

    Sedangkan Bagnaia, baru enam kali juara Sprint Race. Tiga lainnya, Bagnaia finis di podium di luar juara satu. Pebalap jebolan VR46 Academy Riders itu juga tercatat lima kali gagal finis di Sprint Race. Alhasil poin yang dikumpulkan baru 116 poin. Keunggulan Martin di Sprint Race itu mencapai 48 poin.

    Berkaca dari statistik tersebut, Martin memang terlihat lebih konsisten. Secara total, dia lebih jarang gagal finis ketimbang Bagnaia. Rider berkebangsaan Spanyol itu empat kali gagal finis. Dua kali gagal finis di Sprint Race dan dua kali tak menuntaskan balapan di hari Minggu. Bagnaia justru tercatat lebih sering gagal finis. Total rider Ducati Lenovo itu delapan kali gagal finis, di balapan utama lima kali dan Sprint Race tiga kali.

    (dry/rgr)

  • Ducati Sulit Lakukan Team Order Demi Muluskan Bagnaia

    Ducati Sulit Lakukan Team Order Demi Muluskan Bagnaia

    Jakarta

    Perebutan gelar juara dunia 2024 masih harus dituntaskan hingga seri terakhir. Pebalap pabrikan Ducati Lenovo Francesco Bagnaia vs rider Pramac Ducati Jorge Martin bakal tampil mati-matian. Manajer tim Ducati, Davide Tardozzi menyebut situasinya sulit untuk meminta team order.

    Empat pebalap teratas MotoGP 2024 saat ini dihuni para penunggang Ducati. Jorge Martin memimpin 24 poin dari Francesco Bagnaia. Kemudian posisi tiga besar ditempati oleh Marc Marquez, namun selisihnya cuma satu poin dari Enea Bastianini.

    Tardozzi bilang setiap pebalap Ducati sekarang punya kepentingan masing-masing. Bagnaia harus fokus demi mengejar juara dunia 2024, sementara Bastianini berjuang untuk bisa menyelesaikan balapan demi posisi tiga besar di akhir klasemen.

    “Ini sangat sulit karena Jorge dan Pecco bermain untuk nomor satu, tapidua pembalap yang bisa membantu dalam situasi inidengan satu atau lain cara adalah Marc dan Enea. Dan mereka bermain untuk posisi ketiga,” kata Tardozzi dikutip dari Diario AS, Selasa (12/11/2024).

    “Kami mengatakan apa yang telah kami katakan sejak pertengahan tahun, jangan melakukan hal-hal bodoh di antara kalian,” kata Tardozzi.

    “Kami tidak ingin ada perasaan buruk atau semacamnya di antara para pebalap terbaik kami,” jelasnya lagi.

    Jika para pebalap tidak punya urusan masing-masing, mantan pebalap Ducati, Casey Stoner yakin Ducati bakal menerapkan team order guna memuluskan langkah Bagnaia jadi juara dunia.

    “Saya kenal pabrikan itu, dan saya tahu apa yang mampu mereka lakukan untuk menang,” kata Stoner.

    Pesan “Mapping 8” ini pernah digunakan Ducati saat masih ada Jorge Lorenzo. Pada 2017, ketika Andrea Dovizioso memperebutkan gelar juara dunia, Ducati mengeluarkan pesan Mapping 8 kepada Lorenzo, rekan setim Dovi.

    Kala itu pesan Mapping 8 itu dipercaya sebagai team order karena setelah Lorenzo dapat pesan tersebut langsung terlihat loyo.

    (riar/din)

  • Stoner Nggak Setuju Ducati Pilih Marquez: Tidak Adil buat Martin

    Stoner Nggak Setuju Ducati Pilih Marquez: Tidak Adil buat Martin

    Jakarta

    Casey Stoner melihat keputusan Ducati dalam merekrut Marc Marquez sebagai tandem Francesco Bagnaia tidak tepat. Sebab yang pantas naik ke kursi pebalap pabrikan adalah Jorge Martin.

    Martin sedang menunjukkan statusnya sebagai pebalap superior di atas motor Ducati. Orang Spanyol itu jadi kandidat juara dunia MotoGP 2024.

    Tim Ducati merah pada akhirnya sudah lebih memilih Marquez. Padahal Martin sudah mengincar slot kursi pabrikan dari jauh-jauh hari.

    Martin bakal memberikan perpisahan yang manis dengan Ducati. Saat hengkang dari tim satelit Ducati terjadi, Martin memilih Aprilia. Dia ingin menggunakan nomor satu musim depan.

    Bagi Stoner, hal ini terkesan tidak adil bagi Martin. Ya, saat Ducati mengesampingkan pebalap muda seperti Enea Bastianini dan Jorge Martin.

    “Saya rasa tidak tepat jika mereka memilihnya (Marc Marquez) ketimbang Martín atau Enea. Khususnya Jorge, dia telah menunjukkan kemampuannya; dia layak mendapatkan gelar juara dan berada dalam posisi yang tepat untuk mendapatkannya (rekan setim Bagnaia),” kata Stoner dikutip dari Motosan.

    Stoner mengatakan begitulah budaya di dalam Ducati. Dia tidak terkejut dengan keputusan Borgo Panigale. Imbasnya selain kehilangan Martin, Pramac selaku tim satelit juga pindah ke Yamaha.

    “Begitulah cara Ducati bekerja dan itulah mengapa mereka kehilangan begitu banyak pebalap,” kata Stoner.

    “Saya rasa itu tidak adil. Anda tidak hanya membalap untuk bisnis, Anda membalap untuk hasrat dan kesenangan. Dan ketika Anda memiliki orang-orang yang berpaling dari Anda dengan begitu cepat, Anda akan menemukan motivasi untuk pergi ke tempat lain. Mereka telah kehilangan pelari dan tim yang hebat,” lanjutnya.

    (riar/din)

  • Jelang Seri Akhir MotoGP, Bagnaia Kasih Wanti-wanti Ini ke Jorge Martin

    Jadwal MotoGP Barcelona 2024 Akhir Pekan Ini: ‘Final’ Martin Vs Bagnaia

    Jakarta

    Jadwal MotoGP Barcelona 2024 bisa Anda simak di sini. MotoGP Barcelona 2024 bisa Anda saksikan langsung di stasiun televisi Trans7 atau sejumlah aplikasi live streaming berbayar.

    Seri kedua puluh MotoGP 2024 diselenggarakan di Sirkuit Catalunya, Barcelona, pada 15-17 November. Ini menjadi kali kedua Sirkuit Catalunya, menggelar MotoGP setelah menjadi tuan rumah pada bulan Mei lalu. Barcelona dipilih menjadi venue pamungkas MotoGP tahun ini menggantikan Valencia yang batal lantaran terkena bencana banjir.

    Dari Valencia ke Barcelona

    Dorna Sports sengaja memilih Kota Barcelona sebagai alternatif sebab kota ini berjarak cukup dekat dari Valencia. Letak geografis Barcelona dan Valencia sama-sama ada di pesisir timur Spanyol. Kedua kota ini dipisahkan jarak 349 km dengan waktu tempuh perjalanan 3 jam 44 menit menggunakan jalur darat.

    Jorge Martin dan Francesco Bagnaia Foto: AFP/MOHD RASFAN

    Pemilihan Barcelona merupakan bentuk penghormatan terhadap para penggemar MotoGP di Valencia. Dengan jarak yang dekat, Barcelona menjadi pilihan yang tepat untuk para penggemar MotoGP di Valencia.

    “Seri ini sebelumnya dijadwalkan berlangsung di Valencia sebelum banjir dahsyat berdampak sangat parah di wilayah tersebut. Karena ini adalah Grand Prix terakhir musim 2024, kami berutang kepada para penggemar, paddock, olahraga, dan komunitas di Valencia untuk menyelenggarakan acara ini,” tulis pernyataan Dorna.

    Sirkuit Barcelona-Catalunya Foto: Alex Caparros/Getty Images

    Duel Pamungkas Martin vs Bagnaia

    Seri MotoGP Barcelona 2024 bakal menjadi seri yang sangat seru lantaran menentukan sang juara dunia. Pebalap Pramac Racing, Jorge Martin, di ambang merengkuh gelar juara MotoGP pertamanya. Martin bisa mengunci gelar juara dunia asalkan dia mampu menjuarai sprint race MotoGP Barcelona 2024.

    Sementara itu rival terdekat Martin dari Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, tentunya juga masih memiliki peluang untuk merebut gelar juara dunia. Meski peluang tersebut sangat kecil, tapi Bagnaia akan berjuang sekuat tenaga buat memberikan perlawanan terakhir.

    Jadwal MotoGP Barcelona 2024

    Jumat (15/11)

    1. 16:45-17:30 WIB: Latihan bebas 1 MotoGP

    2. 21:00-22:00 WIB: Latihan MotoGP

    Sabtu (16/11)

    1. 16:10-16:40 WIB: Latihan bebas 2 MotoGP

    2. 16:50-17:05 WIB: Kualifikasi 1 MotoGP

    3. 17:15-17:30 WIB: Kualifikasi 2 MotoGP

    4. 21:00-22:00 WIB: Sprint race MotoGP (12 lap)

    Minggu (17/11)

    1. 17:00 WIB: Race Moto3 (18 lap)

    2. 18:15 WIB: Race Moto2 (21 lap)

    3. 20:00 WIB: Race MotoGP (24 lap)

    (lua/din)

  • Cedera Dulu, Kalah dan Menang Lagi, Sensasinya Luar Biasa

    Cedera Dulu, Kalah dan Menang Lagi, Sensasinya Luar Biasa

    Jakarta

    Musim 2024 bikin Marc Marquez tersenyum lagi. Dia memilih pergi daripada tak kompetitif bersama Honda. Dulu saat berseragam Honda, kemenangan bagi Marquez biasa-biasa saja karena saking seringnya menang. Pasang surut karier Marquez dalam ajang balapan kelas wahid itu bikin dirinya tersadar.

    Wajar Marquez berpikir menang itu terasa biasa saja, pasalnya Marquez tampil impresif saat usianya masih muda.

    Marquez pernah jadi pebalap termuda yang memenangkan gelar juara dunia kelas MotoGP berturut-turut pada usia 21 tahun 237 hari di musim 2014. Rider kelahiran Lleida ini terus menorehkan rekor-rekor bersama Repsol Honda. Dia enam kali juara bersama Repsol Honda pada musim 2013, 2014, 2016, 2017, 2018, dan 2019.

    Lebih rinci, Marquez sudah 62 kali pole position, 95 kali naik podium, dan 56 kali menang balapan yang dilakukannya selama di kelas MotoGP dengan Repsol Honda.

    Repsol Honda pernah menjadi tim yang paling ditakutkan di MotoGP pada rentang 2012-2019. Pabrikan Jepang itu menjadi jawara kategori tim dan konstruktor 6 kali dalam 7 tahun.

    Marquez menjadi andalan Repsol Honda dalam periode tersebut. The Baby Alien mampu meraih 6 gelar juara dan terakhir kali melakukannya pada 2019.

    Namun sejak musim balap 2019, Marquez mulai diganggu oleh cedera. Cedera tulang humerus lengan kanan dan masalah penglihatan diplopia jadi mimpi buruk buat Marc Marquez. Musim 2022 dia harus absen panjang dari MotoGP.

    Belum berhenti di situ, rusuk dan beberapa jari kakinya juga patah pada musim 2023.

    Marquez lalu mengubah persepsi tentang kemenangan MotoGP. Pandangan ini diakui Marquez sebelum cedera menghantuinya.

    Marquez menyudahi puasa jadi juara MotoGP setelah 1.043 hari. Terakhir dilakukannya adalah pada MotoGP San Marino di tahun 2021.

    “Sensasinya luar biasa, saya sudah menunggu lama untuk itu. Pada tahun 2014, saya memenangkan sepuluh balapan berturut-turut, tapi sekarang? Hanya satu dalam dua tahun. Jadi nilai-nilai berubah. Sebelum kecelakaan saya (berpikir) menang adalah sesuatu yang normal, bukanlah hal istimewa,” kata Marquez dikutip dari Marca.

    “Menjadi peringkat kedua berarti kalah.”

    “Ini telah mengubah persepsi saya tentang olahraga dan balap,” tambahnya lagi.

    Keputusannya untuk pindah ke tim satelit bukan mencari gelar lagi. Marquez ingin membuktikan apakah dirinya sudah tidak kompetitif lagi. Pria asal Lleida ini menyebut sudah memasuki babak baru.

    “Rencana saya sudah dibuat. Ketika saya tiba di Gresini, saya punya rencana. Prioritasnya adalah memahami apakah saya bisa kompetitif lagi. Rencananya adalah mendapat kesempatan berada di tim pabrikan, tim terbaik dan motor terbaik. Itu adalah Ducati Lenovo,” kata Marquez.

    “Tapi saya perlu menunjukkan kecepatan, karena Anda layak mendapatkan nilai balapan terakhir Anda, bukan apa yang telah Anda capai di masa lalu,” katanya.

    Tahun depan Marquez akan membela tim pabrikan Ducati. Dia menjadi rekan setim Francesco Bagnaia. Musim 2025 belum dimulai, Marquez sudah menabuh genderang perang.

    “Saya ingin menang dan jika ingin menang harus memiliki motor yang tepat, agar mendapat peluang. Lalu, tentu saja harus punya nyali untuk melakukannya. Saya akan bertarung dengan rekan setim yang merupakan juara dunia dan telah membalap bersama Ducati selama enam tahun. Dia tahu semua rahasia sepeda motor,” tutupnya.

    (riar/rgr)

  • Stoner Favoritkan Marquez Jadi Juara MotoGP 2025

    Stoner Favoritkan Marquez Jadi Juara MotoGP 2025

    Jakarta

    Mantan pebalap MotoGP, Casey Stoner, memprediksi Marc Marquez akan menjuarai MotoGP 2025. Tahun depan, Marquez akan membela tim pabrikan Ducati Lenovo. Artinya, Marquez akan mendapatkan dukungan penuh dari pabrikan, termasuk motor Ducati Desmosedici terbaru.

    Tentunya bukan tanpa alasan Stoner mendukung pebalap asal Spanyol tersebut. Menurut Stoner, Marquez bisa dikatakan sebagai pebalap MotoGP terbaik saat ini. Hal itu bisa dilihat dari performa musim pertama Marquez bersama tim satelit Ducati, Gresini Racing.

    Kendati Marquez hanya menggunakan motor Ducati Desmosedici spek tahun 2023, Marquez tetap bisa menampilkan performa baik. Marquez bahkan bisa menyodok ke posisi tiga besar dan mengalahkan pebalap Ducati lainnya yang menggunakan motor Ducati Desmosedici spek 2024 seperti Enea Bastianini dan Franco Morbidelli.

    “Sangat sulit buat mengetahui perbedaan antara model 2023 dan 2024, mereka dapat mengatakan bahwa ada beberapa perubahan pada motornya. Ketika Marc Marquez tiba tahun depan (di tim pabrikan), saya pikir motornya tidak akan terlalu berbeda dan saya yakin Marc akan merasa nyaman (dengan dukungan tim pabrikan),” ungkap Stoner dalam wawancara dengan Motosan.

    “Kita lihat saja nanti apa yang akan terjadi. Tapi sejujurnya, menurut saya Marquez akan merebut gelar MotoGP pada 2025, karena dia adalah pebalap terbaik saat ini. Tentu saja asalkan regulasi atau perangkat elektronik tidak terlalu mengganggu performa motornya,” sambung Stoner.

    Stoner tampaknya memang tidak mendukung Francesco Bagnaia untuk menjadi juara tahun ini atau tahun depan. Bahkan Stoner lebih menjagokan Jorge Martin untuk menjuarai MotoGP tahun ini.

    “Dalam dua atau tiga tahun terakhir mereka selalu berada di puncak. Tahun lalu Martin bikin beberapa kesalahan. Dan tahun ini gantian Pecco yang melakukan kesalahan pada momen-momen penting. Pecco perlu memenangkan perlombaan dan menunggu untuk melihat apa yang terjadi dengan Jorge, dan saya sangat berharap Jorge Martin memiliki sedikit keberuntungan. Kami akan menunggu hingga balapan terakhir untuk mengetahui apa yang akan terjadi. Tapi saya pikir Jorge pantas menjadi juara tahun ini,” ungkap legenda balap asal Australia itu.

    (lua/rgr)

  • Aneh tapi Nyata! Bagnaia Lebih Sering Menang dari Martin tapi Poinnya Kalah

    Aneh tapi Nyata! Bagnaia Lebih Sering Menang dari Martin tapi Poinnya Kalah

    Jakarta

    Secara statistik, Bagnaia tercatat lebih sering menang ketimbang Martin. Tapi kok bisa ya poinnya justru kalah banyak dari Martin?

    Pertarungan antara Francesco Bagnaia dan Jorge Martin berlanjut di musim 2024. Keduanya bersaing ketat untuk memperebutkan gelar juara MotoGP musim ini. Kini balapan tersisa satu seri. Baik Bagnaia maupun Martin sama-sama masih berpeluang untuk bisa merebut titel tersebut.

    Tapi peluang Martin masih lebih besar ketimbang Bagnaia. Rider Pramac Ducati itu unggul 24 poin atas Bagnaia. Menariknya, kalau mengacu pada statistik Bagnaia justru meraih kemenangan lebih banyak dari Martin sepanjang musim 2024.

    Bagnaia menorehkan 10 kemenangan di balapan hari Minggu. Torehan ini pula yang membuatnya bersanding dengan nama-nama seperti Giacomo Agostini, Mick Doohan, Valentino Rossi, Casey Stoner, dan Marc Marquez yang mencatatkan 10 kemenangan dalam satu seri.

    Bagnaia juga tercatat empat kali naik ke podium di luar podium pertama. Total poin yang dikumpulkan Bagnaia pada balapan utama itu sebanyak 345 poin. Sementara itu Martin baru tiga kali menang di hari Minggu. Namun dia lebih banyak berdiri di podium di luar juara pertama, yaitu sebanyak 11 kali. Namun itu belum cukup membuat Martin unggul, total poin yang ditorehkan Martin di balapan utama adalah 321 poin.

    Di Sprint Race lain ceritanya. Poin Martin unggul jauh ketimbang Bagnaia. Martin tujuh kali finis di podium pertama Sprint Race musim ini. Sementara sembilan sisanya podium di luar juara satu. Dia juga tercatat hanya dua kali gagal finis di Sprint Race. Dari balapan singkat itu, Martin sudah menorehkan 164 poin.

    Sedangkan Bagnaia, baru enam kali juara Sprint Race. Tiga lainnya, Bagnaia finis di podium di luar juara satu. Pebalap jebolan VR46 Academy Riders itu juga tercatat lima kali gagal finis di Sprint Race. Alhasil poin yang dikumpulkan baru 116 poin. Keunggulan Martin di Sprint Race itu mencapai 48 poin.

    Berkaca dari statistik tersebut, Martin memang terlihat lebih konsisten. Secara total, dia lebih jarang gagal finis ketimbang Bagnaia. Rider berkebangsaan Spanyol itu empat kali gagal finis. Dua kali gagal finis di Sprint Race dan dua kali tak menuntaskan balapan di hari Minggu. Bagnaia justru tercatat lebih sering gagal finis. Total rider Ducati Lenovo itu delapan kali gagal finis, di balapan utama lima kali dan Sprint Race tiga kali.

    (dry/rgr)