Tag: Ferry Juliantono

  • Menaker Ungkap Koperasi Merah Putih Bakal Serap 2 Juta Tenaga Kerja

    Menaker Ungkap Koperasi Merah Putih Bakal Serap 2 Juta Tenaga Kerja

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) memperkirakan program Koperasi Desa Merah Putih dapat menyerap sekitar 2 juta tenaga kerja. 

    Kemenaker dan Kementerian Koperasi (Kemenkop) sepakat berkolaborasi untuk mendukung salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto tersebut. 

    Kolaborasi itu ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) oleh Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli dan Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi di Kantor Kemnaker, Jakarta Selatan, Selasa (1/7/2025).

    “Baru saja kita sudah melaksanakan MoU, jadi ada beberapa poin disitu,” kata Yassierli dalam konferensi pers di Kantor Kemnaker, Jakarta Selatan, Selasa (1/7/2025).

    Yassierli menyebut, kehadiran 80.000 Kopdes Merah Putih diperkirakan dapat menyerap sekitar 2 juta orang tenaga kerja. Untuk itu, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang baik agar koperasi ini dapat dikelola dengan baik.

    Dalam hal ini, Kemnaker melalui Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di setiap provinsi akan memberikan pelatihan-pelatihan bagi para tenaga kerja Kopdes Merah Putih sesuai dengan keahlian yang diperlukan.

    “Jadi itu yang menjadi item dalam MoU kami dan ini tentu bisa dikembangkan lebih lanjut,” ujarnya.

    Menteri Koperasi (Menkop) Budie Arie Setiadi menambahkan, meningkatkan kualitas SDM menjadi kunci dalam keberhasilan Kopdes Merah Putih. Kendati begitu, diperlukan kerja sama lintas kementerian untuk menghasilkan SDM yang berkualitas.

    Untuk itu, kata dia, Kemenkop bekerja sama dengan Kemnaker guna mendukung keberlanjutan program Kopdes Merah Putih, melalui SDM yang berkualitas.

    “Kita harus kerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan, terutama banyak nanti keahlian-keahlian yang memang memerlukan pelatihan-pelatihan,” jelas Budi. 

    Lebih lanjut, Budi menyebut bahwa kehadiran Kopdes Merah Putih dapat menyerap sekitar 2 juta tenaga kerja. Dia meyakini, kehadiran koperasi ini dapat mengurangi arus urbanisasi, menumbuhkan iklim ekonomi yang kondusif bagi masyarakat desa, serta mengentaskan kemiskinan ekstrem yang paling banyak terjadi di desa.

    “Mudah-mudahan karena di Kementerian Ketenagakerjaan, dia banyak keahlian,” pungkas Budi.

    Sebagaimana diketahui, pemerintah akan meluncurkan Kopdes Merah Putih pada 19 Juli 2025 di Klaten, Jawa Tengah. Peluncuran akan dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono sebelumnya menyampaikan, sudah ada sekitar 70.000 Kopdes Merah Putih yang telah berbadan hukum, dari total 80.400 Kopdes yang telah terbentuk.

    Lebih lanjut, Ferry menyebut saat ini sudah ada 92 mock up atau percontohan Kopdes Merah Putih yang tersebar di 38 provinsi. Jumlah tersebut bertambah dari rencana sebelumnya 80 unit.

    Sebanyak 92 mock up itu akan menjadi referensi pembelajaran bagi Kopdes/Kel Merah Putih di seluruh Indonesia. 

    “Nanti akan di launching tanggal 19 Juli bertepatan dengan launching oleh Bapak Presiden di Klaten,” kata Ferry kepada Bisnis di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Senin (30/6/2025).

  • Presiden menargetkan semua Kopdes Merah Putih beroperasi tahun ini

    Presiden menargetkan semua Kopdes Merah Putih beroperasi tahun ini

    Kita target, kemarin di rapat kabinet, Presiden sudah sampaikan akhir tahun ini harus semuanya beroperasi.

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menyebut Presiden Prabowo Subianto menargetkan semua Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih bisa beroperasi setidaknya pada akhir tahun 2025 ini.

    “Tahun ini sudah terbangun semua 80 ribu (Kopdes Merah Putih), tahun ini semuanya (diharapkan) sudah beroperasi. Kalau ini kan buat pembentukan sudah selesai, fase dua ini (adalah untuk) pengoperasian,” ujar Menkop saat ditemui di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), di Jakarta, Selasa.

    “Kita target, kemarin di rapat kabinet, Presiden sudah sampaikan akhir tahun ini harus semuanya beroperasi,” ujar dia menambahkan.

    Adapun Kemenkop sebelumnya menyatakan sebanyak 80.400 Kopdes Merah Putih sudah terbentuk, dengan 92 yang terbaik di antaranya nanti akan dijadikan model percontohan dalam tahap operasional.

    Lebih lanjut, 92 Kopdes Merah Putih percontohan ini akan diluncurkan pada 19 Juli 2025, bertepatan dengan peluncuran Kopdes Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto di Klaten, Jawa Tengah.

    Sebelumnya, Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono selaku Koordinator Ketua Pelaksana Harian Satgas Percepatan Pembentukan Kopdes Merah Putih menjelaskan skema pembiayaan untuk 92 percontohan Kopdes Merah Putih tersebut akan berasal dari empat sumber utama, yaitu bank-bank Himbara, Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB), Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan koperasi simpan pinjam (KSP).

    “Skema pembiayaannya juga tadi sudah diputuskan mengenai Peraturan Menteri Keuangan yang menjadi landasan hukum bagi BUMN yang akan membiayai 92 percontohan Kopdes Merah Putih,” ujar Ferry.

    Dengan adanya lebih dari satu percontohan di beberapa provinsi, Ferry berharap akan tercipta pemerataan yang konkret. Ke-92 percontohan ini diharapkan menjadi pusat referensi pembelajaran bagi koperasi desa atau kelurahan di sekitarnya.

    “Kami juga sedang menyiapkan modul-modul pelatihan, termasuk bisnis modelnya, oleh Kementerian Koperasi,” kata dia lagi.

    Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kopdes Merah Putih, rakyat Papua jadi subyek perekonomian

    Kopdes Merah Putih, rakyat Papua jadi subyek perekonomian

    Wamenkop Ferry Juliantoro, di acara Dialog Monitoring Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Manokwari, Provinsi Papua Barat, Sabtu (28/6/2026). Foto: Humas Kemenkop

    Kopdes Merah Putih, rakyat Papua jadi subyek perekonomian
    Dalam Negeri   
    Editor: Nandang Karyadi   
    Sabtu, 28 Juni 2025 – 19:22 WIB

    Elshinta.com – Wakil Menteri Koperasi dan UKM, Ferry Juliantono, menegaskan bahwa pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih di Papua Barat merupakan langkah strategis untuk memperkuat kemandirian ekonomi desa.

    Ferry yang juga menjabat sebagai Koordinator Ketua Pelaksana Harian Satgas Percepatan Pembentukan Kopdes/Kel Merah Putih menyatakan, inisiatif ini bertujuan menjadikan masyarakat Papua sebagai subjek utama dalam pembangunan ekonomi di wilayahnya.

    “Koperasi didorong menjadi pusat layanan ekonomi rakyat, dikelola secara profesional, dan menjadi ruang kolaborasi masyarakat membangun kesejahteraan bersama. Kopdes atau Koperasi Kelurahan Merah Putih adalah manisfestasi pendekatan kesejahteraan oleh negara dan menjadikan masyarakat Papua sebagi subyek dari ekonomi,” kata Wamenkop, di acara Dialog Monitoring Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Manokwari, Provinsi Papua Barat, Sabtu (28/6/2026).

    Turut hadir dalam acara tersebut, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, Wakil Gubernur Papua Barat Mochamad Lacitany, Bupati Manokwari dan Bupati Walikota se Provinsi Papua Barat, Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen serta beberapa perwakilan Kementerian dan Lembaga, demikian dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Elshinta.

    Wamenkop merujuk Manokwari sebagai contoh keberhasilan dengan capaian 100%. “Karena, koperasi desa/kelurahan merah putih adalah manifestasi pendekatan kesejahteraan oleh negara,” katanya.

    Ferry mengungkapkan, selama ini para petani, nelayan, dan penggerak ekonomi rakyat lainnya, kurang mendapat keadilan secara ekonomi, termasuk yang ada di Papua Barat. Ia mengungkap, di produsen harganya rendah, tapi setelah diproses harganya tinggi di tingkat konsumen. “Keuntungan yang didapat lebih banyak diambil para perantara atau middleman,” ucapnya.

    Ferry meyakini, keberadaan Kopdes/Kel Merah Putih, dapat memutus mata rantai distribusi yang panjang. Ferry pun menggambarkan kondisi di Papua Barat, di mana ada kebutuhan bahan-bahan pokok yang disuplai juga justru dari daerah-daerah lain. Ini juga yang menyebabkan harga produk mahal. “Padahal, barang-barang tersebut bisa dihasilkan dari daerah itu sendiri. Baik dari provinsi, kabupaten, kota maupun dari desa-desa itu sendiri,” terangnya.

    Kemudian, harga bahan pokok menjadi tidak stabil dan mahal, karena kebutuhan desa disuplai dari desa yang lain, hingga kecamatan butuh beras juga disuplai dari daerah yang lain.

    Dari sisi penyerapan tenaga kerja, diakuinya banyak anak muda kesulitan mencari lapangan pekerjaan. Di Indonesia sekarang banyak anak muda, atau hampir sebagian besar anak muda pindah ke kota, karena desa tidak ada tempat atau kegiatan untuk bekerja. “Adanya Kopdes/Kel Merah Putih di desa-desa, akan menyerap banyak tenaga kerja, khususnya kaum muda terdidik, agar tidak urbanisasi lagi,” paparnya.

    Dampak positif lainya, lanjut Wamenkop, adalah akses kesehatan. “Presiden Prabowo ingin kegiatan Kopdes/Kel Merah Putih ini juga bisa menyediakan apotik-apotik desa, supaya harga obat bisa terjangkau oleh rakyat,” ucapnya.

    Sementara itu, unit bisnis lainnya dari Kopdes/Kel Merah Putih, yaitu Klinik Desa, nantinya akan memperkuat keberadaan posisi Puskesmas dalam rangka kewajiban negara memberikan pelayanan kesehatan masyarakat, terutama di pedesaan.

    Bagi Wamenkop, yang tak kalah pelik adalah banyak masyarakat, khususnya masyarakat desa, yang terjebak pinjaman online dan rentenir. “Nah, dengan adanya Kopdes/Kel Merah Putih, segala hal rentenir, tengkulak, dan pinjaman online, bisa dihapus atau diminimalisir,” jelasnya.

    Dalam kesempatan itu, Wamenkop memaparkan pada akhir Juni 2025, sebanyak 80 ribu Kopdes Merah Putih sudah terbentuk di seluruh Indonesia. “Maka, kehadiran saya adalah untuk terus mendorong supaya wilayah-wilayah yang belum menyelesaikan 100 persen, kita minta untuk ikut menyelesaikan,” imbuh Wamenkop.

    Khusus untuk Papua Barat, Wamenkop menganggap sebagai langkah penting karena kegiatan Kopdes/Kel Merah Putih ini akan ikut membantu mensejahterakan warga desa, di Provinsi Papua Barat.

    Langkah berikutnya, terang Wamenkop, selama tiga bulan ke depan (Juli hingga Oktober) akan memasuki tahap lebih krusial, yaitu mempersiapkan model bisnis, mempersiapkan modul-modul pelatihan untuk mempersiapkan SDM-SDM, pengawas, pengurus dan pengelola Kopdes/Kel Merah Putih. “Jadi, tiga bulan ini kita masuk tahap yang kedua, tahap yang sebenarnya juga makin membutuhkan kerjasama. Karena, ini juga tahap yang tidak mudah,” ujar Wamenkop.

    Terkait Kopdes/Kel Merah Putih percontohan atau Mock-Up di Papua Barat, Wamenkop menekankan pada dua pendekatan. Yaitu, satu percontohan yang di populasi desa di wilayah petanian, sedangkan satu lagi mock-up di wilayah pesisir. “Saya berharap di Papua Barat sudah ada percontohan Kopdes/Kel Merah Putih yang nantinya akan mendapat pembiayaan dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir,” ucapnya.

    Penulis: Rama Pamungkas/Ter

    Sumber : Radio Elshinta

  • 80.000 Kopdes Merah Putih Diklaim Jadi Solusi Pengangguran di Desa

    80.000 Kopdes Merah Putih Diklaim Jadi Solusi Pengangguran di Desa

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koperasi (Kemenkop) memastikan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih bisa menyerap tenaga kerja di desa. Hal ini lantaran hampir sebagian besar anak muda di desa sulit mencari lapangan pekerjaan.

    Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengatakan pembentukan Kopdes/Kel Merah Putih merupakan langkah strategis untuk memperkuat kemandirian ekonomi dan mensejahterakan warga desa, termasuk di Papua Barat.

    Ferry menjelaskan koperasi sejatinya didorong menjadi pusat layanan ekonomi rakyat, dikelola secara profesional, dan menjadi ruang kolaborasi masyarakat membangun kesejahteraan bersama.

    “Kopdes/Kel Merah Putih adalah manisfestasi pendekatan kesejahteraan oleh negara dan menjadikan masyarakat Papua sebagai subyek dari ekonomi,” kata Ferry dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/06).

    Terlebih, kata dia, selama ini para petani, nelayan, dan penggerak ekonomi rakyat lainnya kurang mendapat keadilan secara ekonomi, termasuk di Papua Barat. Salah satunya lantaran keuntungan yang diambil para tengkulak atau middleman.

    Namun, Ferry meyakini keberadaan Kopdes/Kel Merah Putih dapat memutus mata rantai distribusi yang panjang. Dengan begitu, masyarakat desa mendapatkan harga yang lebih terjangkau.

    Lebih lanjut, Ferry berharap Kopdes/Kel Merah Putih juga dapat meminimalisir masyarakat desa yang terjebak di lingkaran rentenir, tengkulak, maupun pinjaman online (pinjol).

    “Dengan adanya Kopdes/Kel Merah Putih, segala hal rentenir, tengkulak, dan pinjaman online bisa dihapus atau diminimalisir,” ujarnya.

    Selain itu, Ferry mengungkap 80.000 Kopdes/Kel Merah Putih nantinya akan menyerap tenaga kerja di desa. Pasalnya, ungkap dia, hampir sebagian besar anak muda di desa kesulitan mencari lapangan pekerjaan dan berpindah ke kota.

    “Adanya Kopdes/Kel Merah Putih di desa-desa, akan menyerap banyak tenaga kerja, khususnya kaum muda terdidik agar tidak urbanisasi lagi,” terangnya.

    Ke depan, selama Juli—Oktober 2025, Ferry menuturkan tahapan yang akan dilakukan adalah mempersiapkan model bisnis, mempersiapkan modul-modul pelatihan untuk mempersiapkan SDM-SDM, pengawas, pengurus dan pengelola Kopdes/Kel Merah Putih.

    “Tiga bulan ini kita masuk tahap yang kedua, tahap yang sebenarnya juga makin membutuhkan kerja sama. Karena, ini juga tahap yang tidak mudah,” pungkasnya.

  • PIK2 Cerminan Kota Modern, Wamenkop: Saatnya Koperasi Ambil Peran

    PIK2 Cerminan Kota Modern, Wamenkop: Saatnya Koperasi Ambil Peran

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Wakil Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Ferry Juliantono, mengungkapkan pandangannya terhadap kawasan Pantai Indah Kapuk 2 (PIK2) sebagai salah satu kawasan paling progresif dan modern di Indonesia saat ini.

    Menurut dia, PIK2 berhasil menampilkan wajah metropolitan yang rapi, tertata, dan penuh peluang ekonomi.

    “PIK2 merupakan satu kawasan yang advance, karena sudah modern dan menggambarkan wajah metropolitan dari satu kawasan,” ujar Ferry dalam kunjungannya belum lama ini.

    Ia melihat pengembangan PIK2 sebagai representasi dari kemajuan kota yang tidak hanya bertumpu pada aspek fisik dan infrastruktur, tetapi juga mampu membuka ruang tumbuh bagi ekonomi rakyat. Namun demikian, Ferry mendorong agar koperasi juga diberi ruang tumbuh di kawasan ini sebagai pilar penting demokratisasi ekonomi.

    “Saya berharap di kawasan ini nanti juga ada kantor koperasi. Koperasi-koperasi desa kelurahan merah putih juga akan kami dorong untuk segera dibentuk di lingkungan PIK2,” terang Ferry.

    Ia menambahkan, kehadiran koperasi akan memberikan dampak signifikan terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya pelaku UMKM. Menurut Ferry, koperasi bisa menjadi jembatan antara masyarakat dengan potensi pasar yang besar di kawasan seperti PIK2.

    “Kawasan sebesar ini harus bisa menghadirkan semangat kolaboratif, bukan sekadar kompetisi pasar. Koperasi bisa menjadi penghubung antara sektor formal dan warga sekitar yang ingin tumbuh bersama,” katanya.

    Ferry berharap ke depan PIK2 dapat menjadi contoh kawasan metropolitan yang bukan hanya inklusif dari sisi infrastruktur, tetapi juga dari segi kepemilikan ekonomi yang adil dan partisipatif. (Pram/fajar)

  • Koperasi Merah Putih Pertama Berdiri di Tanah Leluhur Prabowo

    Koperasi Merah Putih Pertama Berdiri di Tanah Leluhur Prabowo

    Jakarta

    Koperasi Merah Putih pertama berdiri di Desa Dawuhan, Banyumas, sekitar 200 meter dari makam RM Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia (BNI). Kehadirannya dianggap sebagai babak baru ekonomi kerakyatan di wilayah tersebut.

    Peresmian koperasi pada Selasa (24/6) ini dihadiri oleh Menteri Koperasi dan UKM Budi Arie Setiadi, Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono, serta Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra Hj Novita Wijayanti.

    Menurut Novita, kehadiran koperasi ini bukan sekadar peresmian institusi ekonomi saja, melainkan bentuk penghormatan terhadap warisan perjuangan keluarga Djojohadikusumo yang sejak awal dikenal memperjuangkan kemandirian ekonomi nasional.

    “Koperasi ini berdiri hanya sekitar 200 meter dari makam RM Margono Djojohadikusumo, kakek Presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto, yang juga dikenal sebagai pendiri BNI dan Bapak Perbankan Indonesia,” ungkap Novita dalam keterangannya, Rabu (25/6/2025).

    Selain peresmian, Menteri Budi Arie bersama Wamen Ferry, Wamen Ferry Juliantono, dan tokoh lainnya turut melakukan ziarah ke makam RM Margono. Sosok Margono dikenang tak hanya sebagai pendiri bank nasional, tetapi juga pelopor ekonomi kerakyatan-semangat yang kini kembali dihidupkan lewat koperasi desa ini.

    Pendirian Koperasi Merah Putih ini juga menjadi simbol kuat sinergi antara sejarah dan masa depan. Di tanah tokoh perintis ekonomi nasional, kini tumbuh benih baru kemandirian desa. Bagi masyarakat Dawuhan, koperasi ini menjadi tonggak kebangkitan ekonomi lokal dengan semangat nasionalisme yang mendalam.

    (akn/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Wamenkop minta Hipmi terjun ke desa bantu pembentukan kopdes

    Wamenkop minta Hipmi terjun ke desa bantu pembentukan kopdes

    Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono (tengah) pada acara Indonesia Digital Economy Forum 2025 yang diselenggarakan Hipmi, di Jakarta, Senin (23/6/2025). (ANTARA/HO-Kemenkop)

    Wamenkop minta Hipmi terjun ke desa bantu pembentukan kopdes
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Selasa, 24 Juni 2025 – 11:25 WIB

    Elshinta.com – Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono berharap para pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) bisa ikut turun ke desa-desa untuk membantu program digitalisasi dan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih di seluruh Indonesia.

    “Karena, dengan adanya Kopdes/Kel Merah Putih, desa akan menjadi tempat usaha yang baru bagi para muda-mudi yang paham akan digitalisasi,” kata Ferry, dikutip dari keterangan di Jakarta, Selasa.

    Pada acara Indonesia Digital Economy Forum 2025 yang diselenggarakan Hipmi, di Jakarta, Senin (23/6), Ferry menyatakan akan mendorong Kopdes Merah Putih didampingi para pengusaha dari Hipmi, yang lebih mempunyai pengalaman bisnis, hingga mengajari para pengurus dan pengelola kopdes.

    “Intinya, biar Kopdes/Kel Merah Putih pintar berbisnis. Setelah itu tercipta kegiatan bisnis di desa. Nah, setelah ada aktivitas bisnis, baru menyentuh digitalisasi,” jelas Ferry.

    Ia juga memastikan bahwa dengan adanya Kopdes/Kel Merah Putih maka desa akan menjadi tempat yang akan menarik bagi anak muda untuk bekerja di desa sehingga bisa mencegah urbanisasi para pemuda. Ia mencontohkan unit simpan pinjam, toko, logistik, pergudangan, apotik, dan sebagainya, diperlukan manajer dan pegawai. Maka, posisi itu bisa diisi dari talenta-talenta muda yang berasal dari desanya.

    “Jika satu koperasi mampu menyerap 20 orang saja, maka ada sekitar 1,6 juta orang yang akan terlibat dalam Kopdes/Kel Merah Putih. Ditambah dengan jumlah masyarakat yang akan ikut berkoperasi,” ucap Wamenkop.

    Untuk itu, dia mengajak Hipmi untuk merancang konektivitas digital Kopdes Merah Putih ke depan.

    “Peluang tersebut bisa menjadi pertimbangan dari para pengusaha Hipmi yang lebih mengerti model digitalisasi Bitcoin. Kita harus mencari format yang pas untuk terlibat dan mendukung Kopdes Merah Putih,” pungkas dia.

    Sumber : Antara

  • Kopdes Dawuhan tidak sekadar piloting, tapi memberi energi kopdes lain 

    Kopdes Dawuhan tidak sekadar piloting, tapi memberi energi kopdes lain 

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    Kopdes Dawuhan tidak sekadar piloting, tapi memberi energi kopdes lain 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 23 Juni 2025 – 13:27 WIB

    Elshinta.com – Kementerian Koperasi (Kemenkop) mendorong kehadiran Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/kel) Merah Putih Desa Dawuhan, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) dapat menjadi contoh terbaik dalam pengelolaan koperasi di seluruh Indonesia.

    Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengatakan Kopdes/kel Merah Putih Dawuhan ini hanya berjarak 200 meter dari makam Margono Djojohadikusumo (Kakek Presiden Prabowo Subianto), yang merupakan tokoh penting dalam sejarah koperasi di Banyumas. 

    “Diharapkan, semoga semangat beliau bisa menular ke Kopdes/kel Merah Putih di Dawuhan ini,” kata Menkop dalam Soft Launching Percontohan Kopdes/kel Merah Putih Dawuhan, Banyumas, Sabtu (21/6/2025).

    Acara ini turut dihadiri Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono, Sekretaris Kementerian Koperasi Ahmad Zabadi, Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, Anggota DPR RI Novita Wijayanti, serta perwakilan pejabat dari Kemenkop dan stakeholder terkait.

    Banyumas sendiri dikenal sebagai kota bersejarah, di mana koperasi pertama kali didirikan oleh Raden Aria Wirjaatmadja, pelopor Koperasi di Hindia Belanda pada tahun 1895. Sehingga Banyumas, bukan hanya kota yang penuh dengan orang-orang besar tetapi juga sejarah yang luar biasa.

    Menkop Budi Arie mengapresiasi pendirian dan pengembangan Kopdes/kel Merah Putih Dawuhan yang dipelopori oleh para Notaris dan tim pengurus desa. 

    Menkop menekankan, pentingnya menjaga kearifan lokal dalam pengelolaan koperasi. Agar koperasi bisa sama dengan koperasi di seluruh dunia. “Tapi kearifan lokal harus tetap dijaga. Ini ciri khas Banyumas,” ujarnya.

    Dirinya juga memberikan target ambisius agar Kopdes/kel Merah Putih Dawuhan bisa menjadi juara satu Koperasi Desa nasional pada tahun depan, dengan syarat koperasi tersebut memiliki anggota minimal setengah dari warga desa dan keuntungan minimal Rp1 miliar rupiah per tahun. 

    “Maka, pendirian Kopdes/kel Merah Putih Dawuhan ini menandai awal perjalanan koperasi di Indonesia yang kini telah mencapai sekitar lebih 80 ribu unit Koperasi Desa/Kelurahan di seluruh Nusantara,” ujar Menkop. 

    Pemerintah, kata Menkop Budi Arie, melihat momentum ini sebagai saatnya Indonesia mengukir sejarah baru dalam perubahan ekonomi dan gerakan rakyat yang berfokus pada pengembangan koperasi desa.

    Tujuan utama dari pengoperasian Kopdes/kel Merah Putih adalah memberikan dampak positif bagi masyarakat. Mulai dari mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan sosial keluarga, hingga menstabilkan harga dan pasokan kebutuhan pokok. “Desa-desa diharapkan menjadi lebih produktif, tumbuh, dan mandiri melalui koperasi ini,” ucapnya.

    Tak hanya itu, inovasi juga menjadi fokus utama, dengan penerapan sistem transaksi cashless dan digitalisasi yang memudahkan operasional koperasi, serta pengawasan yang lebih transparan dan profesional. 

    “Saya sudah membuktikan sendiri transaksi tanpa uang tunai menggunakan sistem digital buatan anak bangsa yaitu, QRIS. Berharap seluruh Kopdes/kel Merah Putih menggunakan transaksi digital agar akuntabel dan transparan,” tambah Menkop.

    Pemerintah menargetkan, pengoperasian Kopdes/kel Merah Putih secara luas dapat berjalan cepat, namun tetap terukur dan terorganisir dengan baik, agar tidak menimbulkan kerusuhan sosial. 

    “Tak hanya SDM-nya yang siap, tapi juga organisasinya dan tata kelola juga harus siap. Ada 3 indikatornya dalam mengawasi Kopdes/kel Merah Putih ini. Tercatat, terukur dan terdampak,” ucap Menkop.

    Menkop mengungkapkan, keberhasilan koperasi ini akan diukur dari dampaknya terhadap masyarakat desa di seluruh Indonesia. Melalui semangat sejarah dan inovasi teknologi, diharapkan Kopdes/kel Merah Putih dapat menjadi motor penggerak ekonomi desa yang berkelanjutan dan berdaya saing di era digital.

    “Koperasi menggerakkan ekonomi dari akar rumput, agar kemiskinan di desa bisa berkurang dan kesejahteraan masyarakat meningkat,” ucapnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Menkop bersama kementerian/lembaga terkait juga melakukan ziarah dan doa di makam Margono Djojohadikusumo, sebagai bentuk penghormatan sekaligus persiapan menyambut Hari Koperasi Nasional yang jatuh pada 12 Juli.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Wamenkop Minta Pengusaha Ajari Pengurus Kopdes Merah Putih Investasi Bitcoin

    Wamenkop Minta Pengusaha Ajari Pengurus Kopdes Merah Putih Investasi Bitcoin

    Jakarta

    Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono meminta tolong kepada para pengusaha untuk membantu mengajari para pengurus Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih dalam berbisnis. Hal ini termasuk dengan cara berinvestasi, misalnya di mata uang kripto seperti Bitcoin.

    Hal ini disampaikan Ferry langsung di hadapan Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi). Kementerian Koperasi sendiri telah menyelesaikan pembentukan 80 ribu badan Kopdes Merah Putih dan ditargetkan bisa dioperasikan serentak pada bulan Oktober mendatang.

    Ferry mengatakan, nantinya koperasi-koperasi ini akan diberikan plafon hingga Rp 3 miliar sampai dengan Rp 5 miliar per koperasi. Kemudian, koperasi desa-kelurahan ini juga akan diperbolehkan untuk melaksanakan kegiatan bisnis sesuai dengan potensi desa, baik itu peternakan, kerajinan, maupun yang berkaitan dengan digitalisasi.

    “Koperasi desa-kelurahan ini menjadi sangat menarik untuk dipikirkan bagaimana proses konektivitasnya dan digitalisasinya, dan bisa jadi dengan bitcoin. Dengan platform yang disediakan oleh pemerintah Rp 3 miliar sampai dengan Rp 5 miliar per kooperasi desa,” ujar Ferry, dalam acara Indonesia Digital Forum, di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Senin (23/6/2025).

    “Itu kira-kira Rp 250 triliun sampai Rp 400 triliun uang dari bank-bank Himbara yang ada, dimiliki di Kementerian BUMN itu, meluncur ke desa-desa. Dan kalau itu bisa di leverage bahasa orang bisnisnya, itu akan terjadi perputaran uang yang luar biasa,” sambungnya.

    Menurutnya, potensi besar tersebut bisa dioptimalkan hingga menghasilkan perputaran uang di daerah, serta mendongkrak pertumbuhan ekonominya. Dengan demikian, kemiskinan bisa teratasi dan lapangan pekerjaan juga akan terbuka lebar.

    Dari aktivitas Kopdes Merah Putih saja diproyeksikan akan membutuhkan tenaga kerja hingga 1,6 juta orang. Melihat potensi itu, anak muda tidak perlu lagi pergi ke kota untuk mencari pekerjaan sehingga ekonomi desa juga akan ikut terangkat.

    Selaras dengan itu, ia meminta bantuan dari para pengusaha yang berpengalaman dalam bisnis untuk mengajari para pengurus Kopdes dalam berbisnis. Dengan demikian, harapannya digitalisasi yang canggih akan terbentuk, didukung dengan terbentuknya aktivitas ekonomi.

    “Koperasi desa ini kita dorong, didampingi oleh teman-teman HIPMI, yang lebih punya pengalaman bisnis, mengajari para pengurus dan pengelola koperasi desa untuk menjadi pintar bisnis,” ujarnya.

    Ferry menambahkan, aktivitas bisnis ini juga termasuk dengan cara berinvestasi. Mengingat potensi perputaran dana di lingkup Kopdes Merah Putih nantinya, ia berharap para pengurus nantinya juga dapat memanfaatkannya untuk investasi.

    “Pokoknya saya terbuka, kami butuh diajarkan koperasi-koperasi desa ini oleh pengalaman teman-teman Hipmi yang ada di Kabupaten/Kota. Syukur kalau bisa teman-teman mau terjun ke desa. Jangan lihat desanya, tapi potensi desa ini yang tadi saya gambarkan besar sekali,” kata Ferry.

    “Kalau bisa di dikapitalisasi, kita terbuka, apalagi Bitcoin. Nanti kalau misalkan keuntungan dari koperasi desa ini besar secara akumulatif, bisa ditaruh, ditempatkan di investasi, di Bitcoin, kan lumayan luar biasa,” sambungnya.

    (shc/kil)

  • RI Mau Tiru Jurus China Hapus Kemiskinan

    RI Mau Tiru Jurus China Hapus Kemiskinan

    Jakarta

    Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono menyoroti tentang cara Presiden China Xi Jinping menangani kemiskinan di Negara Tirai Bambu itu. Kini, China telah berhasil menghilangkan kemiskinan yang jumlahnya hampir 200 juta jiwa.

    Ferry mengatakan, salah satu rahasia keberhasilan China ialah dengan mengandalkan database desa yang presisi dan akurat. Dengan dukungan dari penanganan dan tindak lanjut yang tepat, China pun berhasil menangani kemiskinan.

    “Pada periode awal pemerintahannya, beliau menghabiskan waktu 18 bulan hanya untuk menyelesaikan database desa yang presisi. Sehingga, dari database yang akurat, Presiden Xi Jinping melakukan treatment yang tepat dan bisa menghilangkan kemiskinan di China jumlahnya hampir 200 juta jiwa,” kata Ferry, dalam acara Indonesia Digital Forum, di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Senin (23/6/2025).

    Belajar dari strategi tersebut, menurut Ferry Indonesia perlu mengimplementasikan aksi serupa. Indonesia dapat memanfaatkan Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pembentukan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih yang sudah terbentuk saat ini untuk menyempurnakan database desa.

    “Mumpung kita sekarang, kami di Satgas ada 18 kementerian/lembaga (KL), terlibat gubernur, bupati, wali kota, kita mau juga sekaligus menyempurnakan database desa yang akurat untuk bisa sekaligus di-insert dalam kegiatan Kopdes Merah Putih,” jelasnya.

    Ferry mengatakan, Kopdes Merah Putih merupakan salah satu gagasan besar yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Gagasan ini berangkat dari keberadaan koperasi di Tanah Air yang tertinggal jauh dengan perusahaan pelat merah hingga swasta.

    Selain karena posisi koperasi yang tertinggal jauh, menurutnya ada sejumlah tujuan lainnya yang disasar Prabowo dengan pembentukan Kopdes Merah Putih ini. Pertama, karena desa merupakan lokasi di Indonesia yang paling banyak kantong kemiskinan.

    Lalu yang kedua, desa menjadi tempat maraknya praktek rentenir, pinjaman online (pinjol) ilegal, hingga tengkulak maupun perantara yang mengambil terlalu banyak keuntungan dari panjangnya mata rantai distribusi. Ditambah lagi, di sana juga tidak tersedia lapangan pekerjaan yang memadai.

    Saat ini, Kementerian Koperasi telah menyelesaikan pembentukan 80 ribu Kopdes Merah Putih. Dalam rencana besarnya, ditargetkan Kopdes Merah Putih dapat operasional secara serentak pada Oktober 2025.

    “Gagasan politik presiden sudah menjadi keputusan politik negara dan sudah terbentuk 80 ribu (Kopdes Merah Putih). Ini adalah peristiwa yang menurut pendapat saya pribadi sejarah buat kita. Kesempatan buat kita untuk bisa menghilangkan kemiskinan, bisa menghidupkan lagi kegiatan di pedesaan,” kata dia.

    (shc/kil)