Tag: Ferdinand Marcos Jr.

  • Rodrigo Duterte yang Ditahan ICC Populer dengan Julukan Donald Trump dari Timur, Idolakan Putin – Halaman all

    Rodrigo Duterte yang Ditahan ICC Populer dengan Julukan Donald Trump dari Timur, Idolakan Putin – Halaman all

    Rodrigo Duterte yang Ditahan ICC Populer dengan Julukan Donald Trump dari Timur, Idolakan Putin

    TRIBUNNEWS.COM- Rodrigo Duterte, Mantan Presiden Filipina dan ayah dari Sara Duterte, Wapres Filipina, ditahan oleh polisi pada hari Selasa (11/3/2025).

    Pemerintah Filipina mengatakan telah menerima surat perintah dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk menangkapnya atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan.

    Saat menjabat presiden, dia dijuluki ‘Donald Trump dari Timur’. Retorika populis dan pernyataannya yang blak-blakan membuatnya mendapat julukan “Donald Trump dari Timur”. 

    Ia menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai “idolanya” dan di bawah pemerintahannya, Filipina mengalihkan kebijakan luar negeri mereka ke China dari AS, sekutu lamanya.

    Putri dan pewaris politiknya, Sara Duterte, adalah wakil presiden Filipina saat ini dan disebut-sebut sebagai calon presiden potensial pada tahun 2028.

    Dalam beberapa bulan terakhir, aliansi keluarga Duterte dengan Presiden petahana Ferdinand Marcos hancur total di hadapan publik, segera setelah Marcos dan Sara Duterte memenangkan pemilu 2022 dengan telak.

    Marcos awalnya menolak untuk bekerja sama dengan penyelidikan ICC, tetapi ketika hubungannya dengan keluarga Duterte memburuk, ia mengubah pendiriannya, dan kemudian mengindikasikan bahwa Filipina akan bekerja sama.

    Belum jelas apakah Marcos akan bertindak lebih jauh dengan mengekstradisi mantan presiden tersebut untuk diadili di Den Haag.

    Dijuluki sebagai “Trump-nya Asia” oleh beberapa komentator karena gaya kepemimpinannya yang tidak ortodoks dan retorikanya yang bombastis, Duterte meraih kekuasaan pada tahun 2016 dengan janji untuk memerangi narkoba dan pengedar narkoba di negara Asia Tenggara tersebut.

    Tindakan keras brutal yang terjadi kemudian menewaskan ribuan orang – banyak korbannya adalah pemuda dari daerah kumuh miskin, yang ditembak oleh polisi dan orang-orang bersenjata sebagai bagian dari kampanye untuk menargetkan para pengedar.

    Pertumpahan darah tersebut memicu penyelidikan oleh ICC dan penyelidikan DPR selama berbulan-bulan, serta penyelidikan Senat terpisah yang dipimpin oleh sepupu presiden saat ini.

    Selama masa jabatannya, Duterte memimpin tindakan keras anti-narkoba yang luas dan brutal yang menewaskan lebih dari 6.000 orang, menurut data polisi, meskipun pemantau independen percaya jumlah pembunuhan di luar hukum bisa jadi jauh lebih tinggi.

    Duterte yang kini berusia 79, ditahan di tengah kekacauan di bandara utama ibu kota Manila setelah kembali ke Filipina dari Hong Kong pada hari Selasa.

    Kantor Interpol di Manila telah menerima “salinan resmi surat perintah penangkapan dari ICC” pada Selasa pagi, menurut pernyataan dari Kantor Komunikasi Kepresidenan.

    “Setibanya (Duterte), Jaksa Agung mengajukan pemberitahuan ICC untuk surat perintah penangkapan terhadap mantan Presiden tersebut atas kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa Duterte saat ini berada dalam tahanan pihak berwenang.

    Duterte mempertanyakan dasar surat perintah tersebut.

    “Apa hukumnya dan apa kejahatan yang telah saya lakukan?” katanya dalam sebuah video yang diunggah daring oleh putrinya Veronica “Kitty” Duterte.

    Dijuluki sebagai “Trump-nya Asia” oleh beberapa komentator karena gaya kepemimpinannya yang tidak ortodoks dan retorikanya yang bombastis, Duterte meraih kekuasaan pada tahun 2016 dengan janji untuk memerangi narkoba dan pengedar narkoba di negara Asia Tenggara tersebut.

    Tindakan keras brutal yang terjadi kemudian menewaskan ribuan orang – banyak korbannya adalah pemuda dari daerah kumuh miskin, yang ditembak oleh polisi dan orang-orang bersenjata sebagai bagian dari kampanye untuk menargetkan para pengedar.

    Pertumpahan darah tersebut memicu penyelidikan oleh ICC dan penyelidikan DPR selama berbulan-bulan, serta penyelidikan Senat terpisah yang dipimpin oleh sepupu presiden saat ini.

    Duterte menarik Filipina dari ICC, tetapi berdasarkan mekanisme penarikan ICC, pengadilan tetap memiliki yurisdiksi atas kejahatan yang dilakukan selama masa keanggotaan suatu negara – dalam kasus ini, antara tahun 2016 dan 2019, saat penarikan Filipina menjadi resmi.

    Sementara itu, pemerintahan Presiden Ferdinand Marcos Jr., yang terpilih pada tahun 2022, telah mengindikasikan bahwa Duterte dapat diserahkan ke pengadilan, Reuters melaporkan.

    “Petugas penegak hukum kami siap mengikuti apa yang diamanatkan undang-undang, jika surat perintah penangkapan perlu dikeluarkan atas permintaan Interpol,” kata Wakil Menteri Komunikasi Kepresidenan Claire Castro kepada wartawan pada hari Senin, menurut Reuters.

    Pada acara hari Minggu di Hong Kong, Duterte mengecam ICC di tengah spekulasi bahwa badan global itu akan mengeluarkan surat perintah penangkapannya atas perannya dalam tindakan keras narkoba.

    “Berdasarkan berita saya sendiri, saya memiliki surat perintah … dari ICC atau semacamnya,” kata Duterte kepada para pendukungnya di Hong Kong.

    “Apa kesalahan saya? Saya telah melakukan semua yang saya bisa selama hidup saya, sehingga ada sedikit ketenangan dan kedamaian dalam kehidupan orang Filipina.”

    Menanggapi laporan bahwa mantan presiden itu ditahan, mantan juru bicaranya Harry Roque mengatakan: “Surat perintah penangkapan itu tidak berdasar karena dikeluarkan pada saat kami bukan lagi anggota ICC.”

    “Apa yang terjadi saat ini adalah penahanan yang tidak sah,” kata Roque dalam siaran langsung di Facebook. “Kami belum melihat surat perintah penangkapan dari polisi atau Interpol.”

    Namun kelompok hak asasi manusia menyambut baik penahanan Duterte dan mendesak Filipina untuk menyerahkan mantan presiden tersebut ke ICC.

    Penahanan Duterte “merupakan langkah penting untuk akuntabilitas di Filipina,” kata Bryony Lau, wakil direktur Asia di Human Rights Watch. 

    “Penangkapannya dapat mendekatkan para korban dan keluarga mereka dengan keadilan dan mengirimkan pesan yang jelas bahwa tidak ada seorang pun yang kebal hukum.”

    Perang melawan narkoba

    Sebelum menjadi presiden, Duterte meletakkan dasar bagi perang berdarah melawan narkoba yang melibatkan polisi yang bersenjata lengkap dan bebas dari hukuman melawan pengguna narkoba, pengedar kecil-kecilan, dan gembong narkoba.

    Sebagai wali kota Davao, kota metropolitan berpenduduk 1,5 juta orang di pulau selatan Mindanao, Duterte membangun reputasi nasional selama dua dekade karena pendekatannya yang tegas terhadap kejahatan.

    Ia menganjurkan pendekatan garis keras terhadap para penjahat dan mengklaim telah secara drastis mengurangi tingkat kejahatan kekerasan yang sebelumnya tinggi di Davao. 

    Namun seiring dengan reputasinya ini muncul tuduhan bahwa ia terkait dengan pembunuhan di luar hukum oleh sekelompok pembela hukum yang terkoordinasi dengan baik.

    Dalam pidato kampanye terakhirnya sebelum pemilihan umum 2016, ia meminta khalayak untuk “melupakan hukum hak asasi manusia.”

    “Jika saya berhasil masuk ke istana presiden, saya akan melakukan apa yang saya lakukan sebagai wali kota. Kalian pengedar narkoba, perampok, dan orang-orang yang tidak melakukan apa-apa, lebih baik kalian keluar. Karena sebagai wali kota, saya akan membunuh kalian,” kata Duterte.

    Sebagai presiden, Duterte menggunakan gaya retorika yang sama tanpa filter seperti yang ia tunjukkan selama kampanye. 

    Tak lama setelah menjabat, ia menyebut Presiden AS Barack Obama sebagai “bajingan” – meskipun kemudian meminta maaf dan mengatakan bahwa yang ia maksud adalah seorang jurnalis.

    Meskipun kesehatannya lemah dan ancaman surat perintah penangkapan ICC semakin dekat, Duterte pada bulan Oktober mendaftar untuk mencalonkan diri sebagai wali kota di kota asalnya di selatan. 

    Langkah tersebut secara luas dipandang sebagai upaya untuk memperkuat dinasti politiknya yang dilanda skandal di tengah pertikaian sengit antara putrinya, Wakil Presiden Sara Duterte dan Marcos Jr.

     

    SUMBER: CNN, BBC

  • Penyebab Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap, Terseret Kasus Kejahatan Kemanusiaan – Halaman all

    Penyebab Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap, Terseret Kasus Kejahatan Kemanusiaan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte resmi ditahan oleh pihak kepolisian setelah tiba di Manila, Selasa (11/3/2025).

    Dikutip dari Philippine News Agency, Rodrigo Duterte ditangkap polisi atas perintah dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

    Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) mengatakan, surat perintah penangkapan Rodrigo Duterte diterima oleh Organisasi Polisi Kriminal Internasional (Interpol) Manila dari ICC pada Selasa pagi.

    Duterte tiba di Filipina melalui penerbangan Cathay Pacific CX 907 dari Hong Kong pada pukul 09.20 pagi waktu setempat.

    Setibanya di sana, Jaksa Agung menyerahkan pemberitahuan resmi ICC yang mengonfirmasi surat perintah penangkapan untuk Duterte, menurut PCO.

    Duterte menghadapi kejahatan terhadap kemanusiaan di hadapan ICC atas perang berdarahnya melawan narkoba.

    PCO meyakinkan publik bahwa Duterte yang berusia 79 tahun dalam keadaan sehat dan langsung diperiksa oleh dokter pemerintah saat kedatangannya.

    “Mantan presiden dan timnya dalam keadaan sehat dan sedang diperiksa oleh dokter pemerintah. Kesehatannya terjamin,” kata PCO.

    Petugas Kepolisian Nasional Filipina yang menegakkan surat perintah tersebut juga dilengkapi dengan kamera tubuh untuk memastikan transparansi selama operasi, kata PCO.

    Pemerintah sebelumnya mengatakan tidak akan bekerja sama dengan penyelidikan ICC terhadap Duterte.

    Namun, pemerintah menyatakan bahwa negara tersebut akan berkewajiban untuk bertindak sesuai kewajibannya kepada Interpol.

    DIINCAR ICC SEJAK 2011

    ICC mulai menyelidiki pembunuhan terkait narkoba di bawah Duterte sejak 1 November 2011, saat ia masih menjabat sebagai Wali Kota Davao, hingga 16 Maret 2019, sebagai kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan.

    Dikutip dari AP News, Duterte menarik Filipina dari Statuta Roma pada tahun 2019 dalam sebuah langkah yang menurut aktivis hak asasi manusia bertujuan untuk menghindari akuntabilitas.

    Pemerintahan Duterte bergerak untuk menangguhkan penyelidikan pengadilan global tersebut pada akhir tahun 2021 dengan menyatakan bahwa otoritas Filipina sudah menyelidiki tuduhan yang sama, dengan alasan ICC — pengadilan pilihan terakhir — tidak memiliki yurisdiksi.

    Hakim banding di ICC memutuskan pada tahun 2023 bahwa penyelidikan dapat dilanjutkan dan menolak keberatan pemerintahan Duterte.

    Berkantor pusat di Den Haag, Belanda, ICC dapat turun tangan ketika negara-negara tidak mau atau tidak mampu mengadili tersangka dalam kejahatan internasional yang paling kejam, termasuk genosida, kejahatan perang, dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

    Presiden Ferdinand Marcos Jr., yang menggantikan Duterte pada tahun 2022, telah memutuskan untuk tidak bergabung kembali dengan pengadilan global tersebut.

    Namun, pemerintahan Marcos mengatakan akan bekerja sama jika ICC meminta polisi internasional untuk menahan Duterte melalui apa yang disebut Red Notice, permintaan kepada lembaga penegak hukum di seluruh dunia untuk menemukan dan menangkap sementara tersangka kejahatan.

    (*)

  • Sidang Pemakzulan Sara Duterte Akan Dimulai setelah Pidato Kenegaraan Bongbong Marcos Juli Mendatang – Halaman all

    Sidang Pemakzulan Sara Duterte Akan Dimulai setelah Pidato Kenegaraan Bongbong Marcos Juli Mendatang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pimpinan Senat Filipina, Francis “Chiz” Escudero buka suara terkait kapan sidang pemakzulan Wakil Presiden Sara Duterte kemungkinan akan dilaksanakan.

    Pada Senin (10/2/2025) Escudero mengatakan bahwa sidang pemakzulan tersebut kemungkinan dimulai setelah pidato Kenegaraan (SONA) Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr. pada Juli mendatang.

    Hal ini disampaikan Escudero dalam konferensi pers jelang peresmian Kongres Filipina ke-20 yang akan dibuka dengan SONA dari Presiden yang akrab disapa “Bongbong Marcos” tersebut pada 21 Juli 2025 mendatang.

    Escudero mengatakan bahwa kemungkinan sidang pemakzulan tersebut dimulai setelah Kongres Filipina ke-20 resmi dilantik.

    “Kemungkinan besar setelah Kongres baru mulai menjalankan fungsinya. Itu berarti setelah SONA. SONA, saya rasa, pada 21 Juli. Jadi sidang akan dimulai setelah tanggal tersebut,” kata Escudero.

    Escudero mengakui sidang pemakzulan Sara Duterte bukanlah prioritas bagi kongres yang baru mengingat para senator memiliki “banyak pekerjaan” terkait kepemerintahan Filipina.

    Adapun Escudero kembali menegaskan rangkaian apa saja yang harus dilalui sebelum sidang pemakzulan Sara Duterte tersebut dapat dimulai.

    “Sesuai aturan, yang pertama-tama dilakukan adalah mengirimkan surat panggilan kepada terdakwa (Sara Duterte). dalam waktu sepuluh hari ia harus memenuhi panggilan tersebut jika ia tidak meminta perpanjangan, jika ia meminta perpanjangan kemungkinan akan diberikan satu kali masa pemanggilan lagi,” katanya.

    “Setelah itu terdakwa mungkin akan meminta untuk mengajukan jawaban balik. Itu adalah haknya,” tambah Escudero.

    Seperti yang diberitakan sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Filipina memakzulkan Duterte pada Rabu lalu (5/2/2025)

    Sara Duterte dimakzulkan atas “pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap kepercayaan publik, korupsi, dan kejahatan besar lainnya.”

    Tuduhan yang dijabarkan dalam dokumen setebal 44 halaman termasuk dugaan rencana untuk membunuh Presiden, Ibu Negara Liza Marcos, dan Ketua DPR Martin Romualdez, sepupu Marcos.

    Adapun 215 anggota DPR Filipina mendukung pengaduan keempat terhadap Wakil Presiden tersebut dan 25 lainnya kemudian menambahkan tanda tangan mereka pada pasal-pasal pemakzulan.

    Namun demikian, keputusan pemakzulan tersebut tak bisa langsung diterapkan mengingat pihak senat Filipina menunda sidang pleno yang ada hingga 2 Juni tanpa mengambil tindakan terhadap pengaduan tersebut.

    Senat Filipina nantinya akan memutuskan apakah Sara Duterete perlu dicabut dari jabatannya melalui sidang tersebut.

    Jika terbukti bersalah dalam sidang Senat, dia akan dilarang untuk mencalonkan diri dalam jabatan publik di masa depan, sesuatu yang dapat dihindari jika dia mundur sebelumnya.

    Escudero mengulang bahwa Senat tidak akan meminta sesi khusus dengan Presiden untuk mengadakan sidang pemakzulan.

    Sementara itu, putri Rodrigo Duterte tersebut mengatakan bahwa kemungkinan untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada 2028 tetap menjadi pertimbangan.

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • Sidang Pemakzulan Sara Duterte Akan Dimulai setelah Pidato Kenegaraan Bongbong Marcos Juli Mendatang – Halaman all

    DPR Filipina Tolak Pembelaan Sara Duterte dalam Kasus Pemakzulan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Filipina baru-baru ini menolak pembelaan diri yang diajukan oleh Wakil Presiden Sara Duterte terkait tudingan upaya pembunuhan terhadap Presiden Ferdinand Marcos Jr.

    Penolakan ini terjadi pada Sabtu, 8 Februari 2025, dan menandai tahap penting dalam proses pemakzulan yang melibatkan putri mantan Presiden Rodrigo Duterte.

    Sara Duterte dimakzulkan berdasarkan tuduhan serius yang menyebutkan adanya rencana pembunuhan terhadap Presiden Filipina saat ini, yang lebih akrab disapa Bongbong Marcos.

    Robert Ace Barbers, seorang anggota DPR yang mewakili Surigao del Norte dan juga ketua komite kuadran DPR, menyatakan bahwa terdapat bukti kuat yang menunjukkan pengakuan Sara Duterte mengenai rencana tersebut.

    “Barbers menuding, ‘Ada bukti video dan pernyataan dari Wakil Presiden kami, itulah sebabnya hal itu dimasukkan dalam pengaduan,’” ujarnya.

    Tak hanya itu, Barbers juga menambahkan bahwa Sara Duterte dituduh merencanakan pembunuhan terhadap Ibu Negara Liza Marcos dan Ketua DPR Martin Romualdez.

    Apa Saja yang Dikatakan Sara Duterte?

    Dalam sebuah konferensi pers pada November 2024, Sara Duterte membuat pernyataan yang kontroversial.

    Saat itu, dia menyatakan, “Jika saya sampai dibunuh, maka dia juga harus membunuh Bongbong Ferdinand Marcos Jr., Liza Araneta, dan Martin Romualdez. Saya tidak bercanda. Saya sudah meninggalkan petunjuk.” Meskipun Sara Duterte kemudian membantah bahwa pernyataannya diartikan sebagai ancaman, banyak yang tetap menganggapnya sebagai indikasi serius akan adanya rencana jahat.

    Pendukungnya berargumen bahwa ancaman tersebut hanya dimaksudkan secara kiasan dan tidak dapat ditindaklanjuti.

    Namun, Barbers menolak argumen tersebut, menegaskan bahwa setiap pernyataan yang diungkapkan dalam konteks pemakzulan memiliki bukti yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.

    Bagaimana Respon Anggota DPR Lainnya?

    Anggota DPR lainnya juga ikut berbicara dalam situasi ini.

    Pammy Zamora dari Distrik Kedua Taguig City, Zia Adiong dari Distrik Pertama Lanao del Sur, dan Jefferson Khonghun dari Distrik Pertama Zambales mengeluarkan pernyataan bersama yang menekankan bahwa pembelaan diri Sara Duterte hanyalah usaha untuk menghapus ingatan publik tentang pernyataan ceroboh yang telah diucapkannya.

    Zamora menyatakan, “Dia secara terang-terangan melakukan pengakuan langsung tentang konspirasi kriminal dan sekarang ingin berpurapura tidak pernah mengatakannya.” Pernyataan ini menimbulkan kekhawatiran akan kelayakan Sara Duterte dalam menjalankan tugas sebagai wakil presiden.

    Adiong bahkan mempertanyakan, “Apakah lembaga penegak hukum harus turun tangan menyelidiki kemungkinan keterkaitannya dalam tindakan kriminal yang dapat merusak keamanan nasional?” Sementara itu, Khonghun menekankan pentingnya penyelidikan yang cepat terkait dugaan ancaman yang diungkapkan oleh Sara Duterte, dengan mengingat keselamatan Presiden Marcos Jr.

    Sebagai tanggapan atas pernyataan tersebut, Biro Investigasi Nasional (NBI) Filipina mengumumkan bahwa mereka akan melakukan penyelidikan terhadap dugaan rencana pembunuhan yang diungkapkan oleh Sara Duterte.

    Para pemimpin DPR berpendapat bahwa pernyataan Duterte bukan hanya ceroboh, tetapi juga berbahaya, dan dia harus bertanggung jawab atas ucapannya.

    Dengan perkembangan yang terus berlangsung ini, situasi di Filipina menimbulkan 

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Sidang Pemakzulan Sara Duterte Akan Dimulai setelah Pidato Kenegaraan Bongbong Marcos Juli Mendatang – Halaman all

    DPR Filipina Tolak Pembelaan Sara Duterte terkait Tudingan akan Bunuh Presiden Bongbong Marcos – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Filipina menolak upaya pembelaan diri yang diajukan oleh Wakil Presiden Sara Duterte dalam kasus pemakzulannya pada Sabtu (8/2/2025).

    Seperti yang diketahui sebelumnya, Sara Duterte dimakzulkan atas tudingan upaya pembunuhan terhadap Presiden Filipina saat ini, Ferdinand Marcos Jr.

    Pembelaan dari putri dari mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte tersebut mendapatkan penolakan dari anggota DPR terutama oleh Robert Ace Barbers yang mewakili wilayah Surigao del Norte

    Sosok Barbers yang juga merupakan ketua komite kuadran DPR tersebutmengatakan bahwa ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa Sara Duterte secara terang-terangan mengakui adanya “rencana pembunuhan” terhadap sosok Presiden Filipina yang akrab disapa Bongbong Marcos tersebut.

    Tak tanggung-tanggung, Barbers menuding Sara Duterte tak hanya mengancam bunuh Ferdinand Marcos Jr. saja.

    Dikutip dari ABS-CBN, Barbers mengklaim Sara Duterte juga berencana membunuh Ibu Negara Liza Marcos dan Ketua DPR Martin Romualdez.

    Pernyataan ini muncul setelah Duterte pada hari Jumat membantah telah mengancam nyawa Marcos Jr., yang menjadi landasan pasal pertama dalam upaya pemakzulan yang ditandatangani oleh lebih dari 215 anggota DPR Filipina.

    Duterte mengatakan bahwa pernyataannya pada akhir 2024 lalu mengenai rencana pembunuhan Bongbong Marcos tersebut telah dipahami di luar konteks. 

    Para pendukungnya juga berargumen bahwa Sara Duterte memang mengucapkan ancaman, tapi maknanya hanyalah ancaman secara “kiasan bersyarat” yang tidak dapat ditindaklanjuti.

    Namun demikian, alasan dan pembelaan yang dinyatakan pihak Sara Duterte ditolak mentah-mentah oleh Barbers pada akhir pekan ini.

    “Pasal pertama dalam pemakzulan telah mencakup bukti, video, dan pernyataan dari Wakil Presiden kami, itulah sebabnya hal itu dimasukkan dalam pengaduan dan ada prosesnya,” kata Barbers dalam sebuah pernyataan.

    UCAPAN YANG BUAT DUTERTE DIMAKZULKAN

    Adapun pernyataan Duterte yang menjadi bahan untuk pemakzulannya adalah ucapannya dalam sebuah konferensi pers tengah malam pada bulan November 2024 lalu.

    Sara Duterte membuat pernyataan kontroversial ketika sebuah panel DPR memutuskan untuk memindahkan kepala stafnya, Zuleika Lopez, ke fasilitas pemasyarakatan di Mandaluyong.

    Lopez saat itu sedang ditahan di DPR karena dituding melakukan penghinaan terhadap parlemen.

    “Saya sudah berbicara dengan seseorang. Saya katakan padanya bahwa jika saya sampai dibunuh, maka dia juga harus membunuh Bongbong [FerdinandMarcos Jr.], Liza Araneta, dan Martin Romualdez. Saya Tidak bercanda. Saya sudah meninggalkan petunjuk,” kata Duterte.

    “Jika saya dibunuh, saya katakan, jangan berhenti sampai mereka dibunuh, dan dia bilang ‘ya’,” katanya.

    Istana menganggap pernyataan Duterte tersebut sebagai “ancaman aktif” meskipun pihaknya mengklaim bahwa ucapan tersebut hanyalah kiasan.

    Sara Duterte juga kukug mengatakan bahwa ucapannya itu adalah tindakan pembelaan diri yang bersyarat atas ancaman pembunuhan yang juga terjadi kepadanya.

    Barbers mengatakan bahwa pasal-pasal pemakzulan yang disampaikan oleh DPR memiliki dasar yang jelas.

    “Mereka memiliki bukti yang dilampirkan,” katanya.

    Barbers, yang merupakan sekutu Duterte selama masa kepresidenan ayahnya, Rodrigo Duterte, mengatakan bahwa Duterte tidak bisa hanya diminta untuk mengundurkan diri.

    “Itu bukan cara yang seharusnya dilakukan. Biarkan dia menjalani proses hukum dulu dan berikan proses hukum yang layak karena itu adalah haknya sebagai wakil presiden dan kita semua memiliki hak untuk membela diri dalam situasi seperti ini,” tambahnya.

    Sementara itu, para Pemimpin Majelis Asisten DPR seperti Pammy Zamora dari Distrik Kedua Taguig City, Zia Adiong dari Distrik pertama Lanao del Sur dan Jefferson Khonghun dari distrik pertama Zambales juga turut buka suara.

    Di pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh anggota kelompok “Young Guns” tersebut, mereka menyatakan bahwa usaha pembelaan diri dari Duterte adalah upaya untuk “menghapus” pernyataan ceroboh dirinya sendiri dari ingatan publik.

    Zamora mengatakan bahwa klaim Duterte yang ingin membunuh Presiden Ferdinand Marcos Jr., Ibu Negara Liza Araneta-Marcos, dan Ketua DPR Martin Romualdez tidak bisa disangkal lagi.

    “Ia secara terang-terangan melakukan pengakuan langsung tentang konspirasi kriminal, dan sekarang dia ingin berpura-pura tidak pernah mengatakannya?” ungkap Zamora.

    “Kalau kita melihat seorang Wakil Presiden yang secara terbuka mengatakan sebuah rencana pembunuhan ke publik, apakah rakyat Filipina nantinya tidak khawatir dengan kelayakannya untuk menjabat? Haruskah lembaga penegak hukum turun tangan menyelidiki kemungkinan keterkaitannya dalam tindakan kriminal yang dapat merusak keamanan nasional?” sindir Adiong.

    Biro Investigasi Nasional (NBI) sendiri juga telah mengumumkan penyelidikan terhadap dugaan rencana pembunuhan yang diungkapkan Sara Dutertet tersebut.

    Sementara itu, Khonghun meminta agar NBI mempercepat penyelidikan terhadap dugaan ancaman Duterte, dengan menekankan pentingnya keselamatan Marcos Jr.

    “Pernyataannya tidak hanya ceroboh, ucapan Sara Duterte itu juga berbahaya, dan dia harus bertanggung jawab,” tutup Khonghun.

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • Dimakzulkan DPR, Siapa Sara Duterte? Anak Mantan Presiden Filipina yang Jadi Wapres, Miliki Banyak Skandal

    Dimakzulkan DPR, Siapa Sara Duterte? Anak Mantan Presiden Filipina yang Jadi Wapres, Miliki Banyak Skandal

    PIKIRAN RAKYAT – Wakil Presiden Filipina Sara Duterte dimakzulkan oleh DPR pada hari Rabu, 5 Februari 2025, setelah lebih dari jumlah anggota legislatif yang dibutuhkan di mana banyak dari mereka adalah sekutu presiden yang berseteru dengannya, menandatangani petisi untuk mencopotnya dari jabatan.

    Sekretaris Jenderal DPR Reginald Velasco mengatakan dalam rapat pleno majelis rendah Kongres bahwa sedikitnya 215 anggota parlemen telah menandatangani petisi untuk memakzulkan Duterte, lebih dari cukup bagi DPR yang berkuasa untuk memakzulkannya.

    Dengan dukungan yang cukup dari anggota DPR, pengaduan pemakzulan diperintahkan untuk disampaikan ke Senat, yang akan berfungsi sebagai pengadilan pemakzulan yang akan mengadili wakil presiden, putri mantan Presiden Rodrigo Duterte.

    Wakil presiden, yang tidak segera bereaksi terhadap langkah DPR untuk memakzulkannya, dan ayahnya telah berselisih secara politik dengan Presiden Ferdinand Marcos Jr. dan kubunya, termasuk mayoritas legislator DPR.

    Siapa Itu Sara Duterte?

    Sara Zimmerman Duterte, yang dikenal sebagai Inday Sara, adalah wakil presiden Filipina ke-15 dan yang termuda yang terpilih untuk jabatan tersebut.

    Lahir pada tanggal 31 Mei 1978, di Kota Davao, ia adalah putri dari mantan presiden Rodrigo Duterte dan mantan istrinya, Elizabeth Zimmerman. Ia menikah dengan pengacara Manases Reyes Carpio, dan memiliki tiga orang anak.

    Duterte menyelesaikan gelar dalam terapi pernapasan di San Pedro College di Kota Davao sebelum ia menekuni hukum di San Beda College dan kemudian di San Sebastian College-Recoletos, keduanya di Manila. Ia lulus ujian advokat pada tahun 2005​​, dan memulai karier politiknya segera setelah itu.

    Pada tahun 2007, ia terpilih sebagai wakil wali kota Kota Davao, bekerja bersama ayahnya, yang telah lama menjabat sebagai wali kota. Pada tahun 2010, ia menggantikan ayahnya, yang telah mencapai batas masa jabatannya sebagai wali kota, dan menjabat hingga tahun 2013, ketika Duterte yang lebih tua diizinkan untuk mencalonkan diri sebagai wali kota lagi.

    Masa jabatan pertamanya sebagai wali kota sangat diingat karena ia memukul seorang sheriff, yang sedang memberikan perintah pembongkaran terhadap para pemukim informal meskipun ia meminta perpanjangan batas waktu selama dua jam.

    Setelah satu masa jabatan sebagai kepala eksekutif daerah, Sara Duterte berfokus pada praktik swasta sebagai pengacara, dan kemudian menjabat sebagai wali kota lagi dari tahun 2016 hingga 2022, saat ayahnya menjabat sebagai presiden Filipina.​

    Dalam survei menjelang tahun pemilihan 2022, ia merupakan calon presiden potensial yang disukai oleh sebagian besar pemilih, sehingga mengecewakan ayahnya ketika ia memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden dari mantan senator Ferdinand Marcos Jr.

    Konflik dengan Presiden

    Wakil presiden, yang dianggap sebagai calon presiden setelah masa jabatan Marcos berakhir pada tahun 2028, telah menghadapi setidaknya empat pengaduan pemakzulan oleh beberapa legislator dan kelompok aktivis sayap kiri atas berbagai isu.

    Itu termasuk ancaman pembunuhan yang dibuatnya terhadap presiden, istrinya, dan Ketua DPR Martin Romualdez tahun lalu, penyimpangan dalam penggunaan dana intelijen kantornya, dan kegagalannya untuk melawan agresi Tiongkok di Laut Cina Selatan yang disengketakan.

    Dalam pengaduan pemakzulan terbaru, wakil presiden dituduh melanggar konstitusi, mengkhianati kepercayaan publik, korupsi, dan kejahatan tinggi lainnya, dan ditandatangani oleh 215 legislator yang akan dikirim ke Senat untuk diadili.

    Upaya untuk memakzulkan wakil presiden mungkin terhambat oleh kurangnya waktu. Pemakzulan DPR dilakukan pada hari terakhir sidang kongres sebelum kampanye dimulai untuk pemilihan paruh waktu pada bulan Mei yang akan memilih legislator baru untuk DPR dan Senat. Sidang khusus dapat diadakan untuk memungkinkan Senat membawa Duterte ke pengadilan cepat.

    Masalah hukum wakil presiden tersebut terungkap dengan latar belakang perseteruan politiknya yang semakin sengit dengan presiden dan sekutunya. Ia mengatakan dalam konferensi pers daring pada tanggal 23 November bahwa ia telah menyewa seorang pembunuh untuk membunuh Marcos, istrinya, dan Ketua DPR Martin Romualdez jika ia terbunuh, ancaman yang ia peringatkan bukanlah lelucon.

    Dia kemudian mengatakan bahwa dia tidak mengancamnya, tetapi menyatakan kekhawatirannya terhadap keselamatannya sendiri.

    Skandal Sara Duterte

    DPR telah menyelidiki dugaan penyalahgunaan dana rahasia dan intelijen sebesar jutaan dollar yang diterima oleh kantor Duterte sebagai wakil presiden dan menteri pendidikan. Dia telah meninggalkan jabatan pendidikan tersebut setelah perbedaan politiknya dengan Marcos semakin dalam.

    Dia menolak untuk menanggapi pertanyaan secara rinci dalam sidang yang disiarkan di televisi tahun lalu. Duterte juga memprotes dengan keras ketika kepala stafnya, Zuleika Lopez, diperintahkan ditahan sementara karena diduga menghalangi penyelidikan. Lopez telah dibebaskan dari tahanan rumah sakit.

    Duterte menuduh Marcos, istrinya, dan Romualdez melakukan korupsi, kepemimpinan yang lemah, dan berupaya membungkamnya karena spekulasi bahwa ia akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2028.

    Tahun lalu, Biro Investigasi Nasional memanggil Duterte untuk menghadapi penyidik ​​terkait ancamannya terhadap mereka.

    Polisi, militer, dan penasihat keamanan nasional segera meningkatkan keamanan keluarga Marcos setelah ancaman tersebut.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • DPR Filipina Setujui Pemakzulan Wapres Sara Duterte!    
        DPR Filipina Setujui Pemakzulan Wapres Sara Duterte!

    DPR Filipina Setujui Pemakzulan Wapres Sara Duterte! DPR Filipina Setujui Pemakzulan Wapres Sara Duterte!

    Manila

    Para anggota majelis rendah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Filipina menyetujui mosi pemakzulan Wakil Presiden (Wapres) Sara Duterte dalam voting pada Rabu (5/2) waktu setempat. Kini, nasib jabatan Sara Duterte sebagai Wapres Filipina ada di tangan para Senator negara itu.

    Diloloskannya mosi pemakzulan Sara ini, seperti dilansir AFP, Rabu (5/2/2025), terjadi sehari sebelum masa sidang kongres berakhir dan memasuki masa reses.

    Meskipun rincian soal dakwaan pemakzulan tidak diungkapkan ke publik, voting digelar menyusul tiga aduan bulan lalu yang menuduh Sara melakukan rentetan tindak kejahatan, mulai dari “penyalahgunaan secara terang-terangan” dana publik jutaan dolar Amerika hingga merencanakan pembunuhan Presiden Ferdinand Marcos Jr.

    Sara, yang merupakan putri mantan Presiden Rodrigo Duterte ini, telah membantah semua tuduhan tersebut.

    “Telah diajukan oleh lebih dari sepertiga anggota Dewan Perwakilan Rakyat, atau total 215 anggota… mosi tersebut disetujui,” ucap Ketua DPR Filipina, Martin Romualdez, kepada para anggotanya.

    Nasib jabatan Sara kini berada di tangan 24 Senator Filipina, di mana dua pertiga di antaranya harus mendukung pemakzulan itu agar sang Wapres benar-benar dimakzulkan dari jabatannya. Tanggal untuk sidang pemakzulan Sara belum ditetapkan.

    Voting untuk mosi pemakzulan ini dilakukan beberapa hari sebelum kampanye resmi dimulai untuk pemilu sela, yang secara luas diperkirakan akan menentukan arah pemilihan presiden (pilpres) tahun 2028 mendatang.

    Tonton juga Video: Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Resmi Dimakzulkan!

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Hubungan antara Marcos Jr dan Sara berada di titik nadir, dengan aliansi keduanya berubah menjadi perselisihan publik selama berbulan-bulan yang diwarnai tudingan liar dan ancaman pembunuhan yang kini masih dalam penyelidikan.

    Namun Marcos Jr sebelumnya mendesak Kongres Filipina untuk tidak meneruskan upaya pemakzulan Sara, dan menyebutnya sebagai “badai dalam cangkir teh” yang akan mengalihkan perhatian badan legislatif dari tanggung jawab utamanya.

    Sekretaris eksekutif Marcos Jr, Lucas Bersamin, mengatakan pada Senin (3/2) bahwa kantor kepresidenan Filipina “tidak akan ikut campur” dalam proses pemakzulan Sara.

    Seorang pejabat humas pada Senat Filipina mengatakan kepada AFP bahwa Senat memperkirakan mosi pemakzulan itu akan tiba di kantor mereka pada Rabu (5/2) malam, sekitar pukul 19.00 waktu setempat.

    Tonton juga Video: Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Resmi Dimakzulkan!

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Sidang Pemakzulan Sara Duterte Akan Dimulai setelah Pidato Kenegaraan Bongbong Marcos Juli Mendatang – Halaman all

    Massa Serukan Pemakzulan Wakil Presiden Filipina Sara Duterte – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ribuan pengunjuk rasa menggelar aksi di Manila pada Jumat (31/1/2025) pagi untuk menuntut pemakzulan Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte.

    Para pengunjuk rasa itu diperkirakan berjumlah sekitar 4.000 orang.

    Mereka menyerukan pencopotan Sara Duterte dengan membawa plakat dan meneriakkan slogan seperti “Impeach! Impeach Sara now!”.

    Aksi ini dipantau ketat oleh pihak berwenang yang mengerahkan sekitar 7.400 polisi antihuru-hara, lapor Al Jazeera.

    Unjuk rasa ini merupakan bagian dari serangkaian aksi yang lebih besar yang terjadi sebelumnya.

    Sekaligus termasuk sebuah demonstrasi yang dipimpin oleh kelompok konservatif yang menentang pemakzulan Duterte.

    Pemakzulan ini dipicu oleh tuduhan pelanggaran yang terjadi selama Duterte menjabat sebagai Menteri Pendidikan dalam pemerintahan Presiden Ferdinand Marcos Jr.

    Dia diduga terlibat dalam penyalahgunaan dana pemerintah bernilai jutaan dolar.

    Tuduhan tersebut berfokus pada dugaan penyalahgunaan kekuasaan dan dana yang disalahgunakan saat Duterte menjabat di posisi kementerian.

    Sampai saat ini, RFI melaporkan, legislator Filipina belum mengambil tindakan terhadapnya.

    Anggota DPR, Percival Cendana, yang mendukung pemakzulan, mendesak rekan-rekannya untuk bertindak cepat.

    Ia menegaskan bahwa tidak ada tindakan terhadap Duterte berarti membiarkan impunitas, penyalahgunaan kekuasaan, dan pelecehan yang dilakukannya.

    Menurut Cendana, ini adalah momen penting untuk menegakkan keadilan dan kebenaran.

    Pemakzulan bisa berlanjut jika mendapatkan dukungan dari sepertiga anggota DPR.

    Jika disetujui, Duterte bisa diberhentikan dari jabatannya setelah suara dua per tiga di Senat.

    Duterte, yang kini berusia 46 tahun, telah membantah tuduhan terhadapnya.

    Dia menyebut tuduhan tersebut bermotif politik.

    Hubungannya dengan Presiden Marcos Jr semakin buruk sejak tahun lalu.

    Sara Duterte bahkan mengancam presiden, ibu negara, dan ketua DPR, dengan menyebutkan keinginan untuk membunuh mereka.

    Sementara itu, Presiden Marcos Jr. telah menyarankan agar Kongres tidak melanjutkan pemakzulan terhadap Duterte.

    Ia menyebut proses tersebut sebagai “badai dalam cangkir teh” yang hanya akan mengalihkan perhatian Kongres dari tugas utamanya.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Helm Spesial Buat Presiden Prabowo dari Anwar Ibrahim

    Helm Spesial Buat Presiden Prabowo dari Anwar Ibrahim

    Jakarta

    Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim memberikan kenang-kenangan helm untuk Presiden Prabowo Subianto. Helm itu sebelumnya digunakan George Russell.

    Presiden Prabowo Subianto belum lama ini melakukan lawatan ke negeri jiran, Malaysia. Pertemuan dengan Anwar Ibrahim itu terjadi di Menara Kembar Petronas, Kuala Lumpur, pada 27 Januari 2025.

    Dalam pertemuan yang berlangsung hangat, kedua pemimpin menegaskan komitmen untuk meningkatkan sinergi antara dua negara serumpun. Prabowo pun menekankan pentingnya hubungan istimewa antara Indonesia dan Malaysia.

    “Kita punya hubungan sejarah, kita punya hubungan darah, kita punya hubungan budaya, kita bahkan punya hubungan etnis. Kalau tidak salah, banyak pemimpin-pemimpin Malaysia yang masih punya keluarga di Indonesia. Banyak sekali hubungan ini. Jadi saya merasa bahwa hal ini harus membuat hubungan antara Malaysia dan Indonesia lebih khas,” kata Prabowo dilansir laman Youtube Prabowo Subianto.

    Salah satu hasil utama pertemuan ini adalah kesepakatan untuk memperkuat kerja sama di sektor energi. PM Anwar menyebut bahwa penguatan kerja sama tersebut dapat diwujudkan melalui kolaborasi strategis antara Petronas dan Pertamina.

    “Komitmen kami untuk menjamin kerja sama Petronas dan Pertamina. Dua perusahaan minyak dan gas di kawasan agar sepakat untuk mengeksplorasi hal-hal baru dan juga transfer antarnegara,” ungkap Anwar.

    Di sela-sela pertemuan tersebut, ada momen menarik saat Prabowo mendapat kenang-kenangan berupa sebuah helm dari Anwar Ibrahim. Helm tersebut adalah helm George Russel. Dikutip laman Instagram Tarmac Sports Malaysia, Prabowo merupakan orang kedua yang mendapat helm Formula 1 setelah Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Pemberian helm dianggap sebagai simbol ikonik yang mencerminkan hubungan baik antara kedua negara.

    Petronas diketahui telah menjadi sponsor utama tim Mercedes yang dibela George Rusell setelah kembali bersama tahun 2010. Pemberian helm dianggap sebagai simbol ikonik yang mencerminkan hubungan baik antara kedua negara. Terlebih kedua negara sama-sama memiliki sirkuit kelas dunia sekaligus sumber minyak dan gas yang dapat menopang pertumbuhan ekonomi.

    (dry/rgr)

  • Tetangga RI Protes Keras ke China, Buntut Kemunculan ‘Monster’ di LCS

    Tetangga RI Protes Keras ke China, Buntut Kemunculan ‘Monster’ di LCS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan di Laut China Selatan antara Filipina dan China kembali memuncak. Pemerintah tetangga RI itu mengajukan protes resmi terkait kehadiran kapal penjaga pantai, milisi, dan angkatan laut Beijing di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) negaranya.

    Protes ini berkaitan dengan keberadaan dua kapal penjaga pantai China pada 5 dan 10 Januari di sekitar karang Scarborough, yang salah satunya adalah kapal sepanjang 165 meter yang oleh Filipina disebut sebagai “monster”. Selain itu, helikopter angkatan laut China juga dilaporkan dikerahkan di area tersebut.

    “Tindakan eskalatif yang dilakukan oleh kapal dan pesawat China ini mengabaikan hukum Filipina dan hukum internasional,” ujar dewan maritim nasional Filipina, sebuah kelompok antar lembaga yang bertugas melindungi kepentingan negara di laut, dilansir Reuters, Senin (13/1/2025).

    “China harus mengarahkan kapal-kapalnya untuk menghentikan tindakan ilegal yang melanggar hak-hak kedaulatan Filipina di ZEE-nya,” tambah dewan tersebut dalam sebuah pernyataan.

    Kedutaan Besar China di Manila belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar. Adapun China mengeklaim karang Scarborough sebagai wilayahnya dan menuduh Filipina melanggar batas wilayah mereka.

    Ketegangan antara China dan Filipina, yang merupakan sekutu Amerika Serikat, meningkat dalam 2 tahun terakhir dengan seringnya terjadi konfrontasi antara penjaga pantai kedua negara di Laut Cina Selatan, yang hampir seluruh wilayahnya diklaim oleh China.

    Pernyataan Filipina ini muncul beberapa jam setelah Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. mengadakan pertemuan virtual dengan Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba untuk membahas perilaku Tiongkok di Laut Cina Selatan.

    Klaim China yang luas tersebut bertabrakan dengan ZEE dari Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Perairan yang disengketakan ini merupakan jalur pelayaran strategis di mana sekitar US$3 triliun perdagangan tahunan bergerak melaluinya.

    Sebuah putusan dari tribunal arbitrase internasional pada tahun 2016 menyatakan bahwa klaim China, yang didasarkan pada peta historis mereka, tidak memiliki dasar menurut hukum internasional. Namun, keputusan ini tidak diakui oleh China.

    (luc/luc)