Josua membeberkan, selain efisiensi rantai pasok, pemangkasan 145 regulasi dapat secara langsung mengurangi biaya ekonomi legal seperti pungutan liar, mark-up harga, dan mafia pupuk bersubsidi.
“Dalam konteks tata kelola pupuk bersubsidi, pemerintah melalui Perpres Nomor 6 Tahun 2025 telah secara khusus menetapkan tata kelola pupuk yang lebih transparan, akuntabel, dan terintegrasi dengan sistem informasi yang canggih untuk memonitor distribusi hingga titik akhir secara digital,” bebernya.
“Sistem yang terintegrasi dan transparan ini memperkecil celah manipulasi data maupun distribusi, yang selama ini sering dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk melakukan penyelewengan, baik dalam bentuk pungli, penimbunan stok, maupun distribusi tidak tepat sasaran,” jelas Josua.
Sektor Pertanian Melesat
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengakui, sektor pertanian melesat tak seperti biasanya. Bahkan boleh disebut sebagai penyelamat bagi perekonomian Indonesia.
Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu, Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, meroketnya sektor pertanian berkat gebrakan Presiden Prabowo Subianto yang memangkas 145 peraturan sektor pertanian, menjadi hanya satu Peraturan Presiden (Perpres).
“Pertumbuhan ekonomi 4,87% dan nampaknya menekankan itu sektor-sektor yang langsung terkena ancaman global. Tetapi yang sangat menarik dan harusnya ini sering kita bahas, sektor pertanian tumbuh mencapai 10,4%, sepanjang sejarah belum pernah,” ujar Febrio dalam diskusi ‘Stimulus Ekonomi Bisa Dongkrak Ekonomi Rakyat?’, di Toety Herarty Museum, Jakarta, Sabtu (28/6/2025).
Ia mengatakan, pertumbuhan 10,45% di sektor pertanian, menjadi yang pertama kali terjadi sepanjang sejarah berdirinya Republik Indonesia.
Dia pun menyoroti kondisi sektor pertanian sebelumnya yang 180 derajat kondisinya. Di mana, Indonesia seringkali harus mengimpor beras dan jagung.
“Bahkan kalau lihat 10 tahun terakhir bukan hanya tumbuhnya rendah tumbuhnya selalu negatif, makanya sering kita impor beras, impor jagung,” kata Febrio.
Pencapaian tersebut, kata Febrio, tak lepas dari langkah reformasi regulasi yang dilakukan oleh Presiden Prabowo.
“Apa yang terjadi pada triwulan I-2025, banyak sekali peraturan tentang penyaluran pupuk, 145 peraturan dipotong, ditebas habis jadi satu Perpres,” ujar Febrio.
Dia mengaku penyederhanaan aturan tersebut, berdampak positif terhadap sektor pertanian dan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas serta dampak berkelanjutan bagi ketahanan pangan dan ekonomi nasional.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5141913/original/000840400_1740389178-20250224-Penyaluran_Pupuk-MER_6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)








