Tag: Fauzi

  • 9
                    
                        Usul Tilang WhatsApp Tak 24 Jam, Warga: Kasihan Tukang Sayur, Bawa Belanjaan Berat Malah Ditilang 
                        Megapolitan

    9 Usul Tilang WhatsApp Tak 24 Jam, Warga: Kasihan Tukang Sayur, Bawa Belanjaan Berat Malah Ditilang Megapolitan

    Usul Tilang WhatsApp Tak 24 Jam, Warga: Kasihan Tukang Sayur, Bawa Belanjaan Berat Malah Ditilang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pengendara sepeda motor bernama Fauzi (28) meminta agar Polda Metro Jaya tidak menerapkan sistem
    Cakra Presisi
    atau
    tilang
    melalui WhatsApp selama 24 jam.
    “Ada baiknya kalau memang sudah benar-benar berlaku, hanya jam-jam tertentu,” ujar Fauzi di Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (21/1/2025).
    Menurut Fauzi, jika
    tilang non-manual
    diberlakukan sepanjang hari, akan berdampak kepada warga yang aktivitasnya padat pada dini hari.
    “Kasihan orang-orang yang pekerjaannya sebagai tukang sayur, harus belanja dini hari, pulang bawaan besar, ujung-ujungnya ditilang,” ucap Fauzi.
    Meski demikian, Fauzi menilai penilangan sistem Cakra Presisi bisa membuat pihak kepolisian lebih baik karena celah pungutan liar (pungli) tertutup.
    “Untuk mencegah terjadinya lebih banyak pelanggaran lalu lintas, terus juga mencegah adanya oknum yang meminta jatah apabila ada yang melanggar,” jelasnya.
    Sementara itu, pengendara sepeda motor bernama Rama (24) mengaku tidak setuju
    tilang manual
    ditiadakan.
    “Penilangan manual harus tetap berjalan sembari memastikan kebanyakan masyarakat Jakarta khususnya taat aturan,” kata Rama.
    Ia berpendapat, warga masih butuh sosok polisi di lapangan untuk mencegah terjadinya pelanggaran lalu lintas saat berkendara.
    “Kalau hanya berupa tilang elektronik, sosok itu yang susah didapat dan justru ditakutkan bakal membuat lebih banyak masyarakat yang melanggar,” ucap dia.
    Diberitakan sebelumnya, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mulai menerapkan sistem Cakra Presisi pada Senin (20/1/2025) untuk memudahkan penegakan hukum bagi pelanggar lalu lintas.
    Dengan penerapan sistem Cakra Presisi ini, Polda Metro Jaya meniadakan penilangan manual. Semua jenis pelanggaran kini akan tercatat melalui kamera Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) yang terpasang di sejumlah titik.
    Dengan begitu, pelanggar lalu lintas akan menerima surat tilang melalui WhatsApp setelah satu menit tertangkap kamera ETLE.
    Saat menerima pesan itu, pengendara yang melanggar aturan lalu lintas harus mengklarifikasi dengan membayar denda sesuai peraturan yang berlaku.
    Jika tidak, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya akan memblokir nomor polisi kendaraan pelanggar. Para pelanggar akan mengetahui pelat nomor kendaraannya diblokir saat memperpanjang STNK di kantor Samsat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • DKI kemarin, kru pesawat korban kebakaran Glodok hingga imunisasi HPV

    DKI kemarin, kru pesawat korban kebakaran Glodok hingga imunisasi HPV

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa penting dan menarik terjadi di Jakarta pada Senin (20/1) mulai dari jenazah korban kebakaran di Glodok Plaza terindikasi sebagai kru pesawat hingga seputar pelaksanaan imunisasi HPV untuk mencegah kanker serviks.

    Berikut rangkuman berita selengkapnya yang masih menarik untuk dibaca kembali.

    1. RS Polri: Enam korban kebakaran Glodok Plaza terindikasi kru pesawat

    Rumah Sakit Bhayangkara Tk I Pusdokkes Polri (RS Polri) Kramat Jati, Jakarta Timur mengungkapkan enam korban kebakaran Glodok Plaza, Taman Sari, Jakarta Barat terindikasi merupakan kru pesawat atau pramugari dan pramugara.

    “Diduga ada enam dari laporan keluarga, kita tanya korban pekerjaan apa, sebagian keluarga menyatakan korban bekerja di maskapai,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Ahmad Fauzi di Jakarta, Senin.

    Selengkapnya di sini

    2. Pembangunan dermaga yang rusak mangrove diminta dihentikan

    Warga Pulau Pari, Kabupaten Kepulauan Seribu, meminta pembangunan dermaga yang merusak lingkungan di Pulau Gugus Lempeng, Kelurahan Pulau Pari, Kepulauan Seribu Selatan, dihentikan.

    “Kami langsung tindaklanjuti aspirasi warga yang meminta pembangunan merusak alam dihentikan,” kata Lurah Pulau Pari, Muhammad Adriansyah di Jakarta, Senin.

    Selengkapnya di sini

    3. Jaksel kembangkan batik “Pejabat”

    Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan mengembangkan batik Pejaten Barat (Pejabat) agar menjadi produk unggulan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di wilayah tersebut.

    “Kita bantu prosesnya mulai dari kurasi hingga hak ciptanya agar kerajinan batik ‘Pejabat’ ini tetap lestari dan terlindungi,” kata Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin di Jakarta, Senin.

    Selengkapnya di sini

    4. Ini tantangan terbesar petugas cari korban kebakaran Glodok Plaza

    Petugas pemadam kebakaran mengungkapkan bahwa ambruknya lantai 9 lalu menimpa lantai 8 Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, menjadi tantangan terbesar pencarian jenazah para korban yang dilanda kebakaran pada Rabu (15/1) malam.

    “Seperti kita ketahui, lantai 9 itu sudah ambruk ya. Ditambah lagi atap dari lantai 9 itu juga. Dan materialnya sangat besar,” ungkap Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Mangga Besar Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat Boy Budi Utomo kepada wartawan di lokasi pada Senin.

    Selengkapnya di sini

    5. DKI bidik 7.152 siswi SMP mendapat imunisasi HPV

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membidik sebanyak 7.152 orang siswi SMP berusia 15 tahun di 44 kecamatan se-DKI Jakarta untuk mendapatkan imunisasi Human Papillomavirus (HPV) melalui program Imunisasi Kejar HPV yang dimulai pada Senin ini.

    “Hari ini kami adakan serentak di 44 kecamatan di DKI Jakarta kepada anak usia 15 tahun yang berjumlah 7.152 peserta didik,” ujar Wakil Kepala Dinkes DKI Jakarta, Dwi Oktavia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

    Selengkapnya di sini

    Pewarta: Ade irma Junida
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pertama dalam 80 Tahun, Sultan Hamengku Buwono Kembali Bertemu Pemuda Lintas Agama di Lereng Merapi

    Pertama dalam 80 Tahun, Sultan Hamengku Buwono Kembali Bertemu Pemuda Lintas Agama di Lereng Merapi

    Sleman, Beritasatu.com – Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama para ketua umum organisasi pemuda lintas agama ke lereng Gunung Merapi tepatnya di Nawang Jagad, Kaliurang, Pakembinangun, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (20/1/2025).

    Para pimpinan pusat organisasi pemuda ini hadir di Merapi atas undangan keraton. Ini merupakan pertemuan bersejarah setelah 80 tahun. Pada 19 Agustus 1945, Sri Sultan Hamengku Buwono IX juga memanggil dan bertemu para pemuda di Gedung Wilis, Kepatihan Yogyakarta untuk membahas kemerdekaan yang baru saja diproklamirkan.

    Saat di Nawang Jagad, Sultan Hamengku Buwono X didampingi GKR Mangkubumi, RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo, dan RM Drasthya Wironegoro.

    Sementara itu, dari organisasi pemuda hadir, Ketum GP Ansor Addin Jauharudin, Ketum Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma, Ketum Gamki (Pemuda Kristen) Sahat MP Sinurat, Waketum Gemabudhi (Pemuda Buddha) Wiryawan, dan Wakil Ketua Wilayah Pemuda Muhammadiyah Yogyakarta Eko Priyo Agus.  

    Hadir juga Taprof Bidang Ideologi Lemhannas RI AM Putut Prabantoro beserta Herman Handoko, Ichwan Peryana, dan Muhammad Fauzi Purnama yang merupakan mitra GP Ansor.

    Pertemuan Sri Sultan HB X dan organisasi pemuda itu bertajuk “Air untuk Masa Depan Peradaban” yang diwujudkan penanaman pohon langka seperti sawo kecik, pronojiwo dan kepel.  

    Ada 100 bibit pohon langka yang ditanam. Kegiatan ini diselenggarakan KHP Datu Dana Suyasa bersama Bebadan Pangreksa Loka lembaga internal kraton.

    Setelah menanam bersama, Sultan Hamengku Buwono X mengajak para pemuda untuk mengobrol secara kekeluargaaan di tempat yang sangat romantis. Tempat ini langsung berhadapan dengan Gunung Merapi. Cuaca cerah di sekitar Gunung Merapi memengaruhi obrolan intim itu.

    Sebelum menanam, acara dibuka dengan doa agama Buddha yang dipimpin oleh Wiryawan. Sri Sultan sangat memuji bagaimana panitia telah memersiapkan dengan baik.

    Biasanya, menurut Sultan Hamengku Buwono X, yang digunakan adalah doa kelompok mayoritas. Namun, pada saat acara itu, Sultan HB X menyatakan surprise dengan cara yang baru tersebut.

    “Memayu hayuning bawana memiliki filosofi. Pertama, keselamatan alam semesta itu hanya dimungkinkan oleh karena kebijakan manusia itu sendiri. Kalau kebijakannya rusak ya hancur pula alam semesta ciptaan-Nya. Alam harus kita selamatkan. Dalam arti kalau kita mengambil manfaatnya jangan sampai kita merusaknya. Harus menjaga. Kedua, darma sifat-sifat keutamaan itu yang memungkinkan bangsa dan negara tetap lestari. Dan, yang ketiga, keselamatan manusia hanya dimungkinkan karena rasa kemanusiaan,” tutur Sri Sultan HB X dalam sambutannya.

    Memayu hayuning bawana, masih menurut Sultan HB X, oleh UNESCO digunakan istilah sustainable development – pertumbuhanan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, air, pohon dan lingkungan harus dijaga bersama demi peradaban manusia.

    Ketua Pelaksana, RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo dalam sambutannya mengungkapkan ide kegiatan penanaman pohon ini.

    Mas Marrel, demikian ia akrab disapa, mengatakan bahwa inisiatif kegiatan tercetus pada pertemuan dirinya dengan tujuh pimpinan organisasi pemuda lintas iman pada Desember 2024 lalu di Minomartani, Sleman, Yogyakarta.

    Pertemuan itu terjadi saat organisasi pemuda lintas agama mengadakan kunjungan silaturahmi menjelang Natal ke Gereja Kristen Jawa, Minomartani.

  • Polisi periksa sembilan saksi terkait kebakaran di Glodok Plaza

    Polisi periksa sembilan saksi terkait kebakaran di Glodok Plaza

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Polisi periksa sembilan saksi terkait kebakaran di Glodok Plaza
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 20 Januari 2025 – 14:11 WIB

    Elshinta.com – Polda Metro Jaya menjelaskan telah memeriksa sebanyak sembilan saksi terkait kebakaran yang terjadi di Glodok Plaza pada Rabu (15/1).

    “Sampai dengan saat ini sudah sembilan saksi yang  diambil keterangan dalam rangka pengungkapan peristiwa kebakaran yang menelan korban jiwa ini, ” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

    Pemeriksaan kasus kebakaran Glodok Plaza dilaksanakan oleh Polres Metro Jakarta Barat dengan asistensi Subdit Keamanan Negara (Kamneg) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya

    Namun Ade Ary tidak menjelaskan identitas sembilan saksi tersebut, dia hanya menjelaskan pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengetahui penyebab kebakaran di Glodok Plaza.

    “Perlu kami sampaikan saat ini Polres Metro Jakbar bersama rekan rekan dari BPBD, dari Kedokteran Kepolisian Tim DVI Pusdokes Polri, itu masih bekerja mohon waktu, ” katanya.

    Sementara itu Ade Ary menjelaskan berdasarkan hasil komunikasi dengan Tim Disaster Victim Identification (DVI) menyebutkan sudah  ada 14 pihak terkait adanya 14 orang yang hilang dan sudah memberikan data antemortem.

    “Data ini masih berproses sebagian data sudah diserahkan, Tim DVI juga masih menerima berbagai data lain yang masih belum bisa dilengkapi, ” katanya.

    Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati telah mengambil sampel Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) dari 14 keluarga yang diduga menjadi korban meninggal dunia dan korban hilang akibat kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, pada Rabu (15/1).

    “Betul hingga Minggu sore sudah 14 keluarga yang diambil sampel DNA,” kata Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad Fauzi di Jakarta, Minggu.

    Ia mengatakan, pihaknya masih membuka posko laporan kehilangan anggota keluarga bagi pihak yang menduga keluarga mereka menjadi korban kebakaran tersebut.

    Ahmad menjelaskan musibah ini termasuk open disaster sehingga membutuhkan waktu terkait kepastian siapa saja yang berada di lokasi dan belum dapat dipastikan jumlah korbannya.

    Hingga kini baru ada 14 keluarga yg melaporkan kemungkinan anggota keluarganya menjadi korban dari kebakaran tersebut.

    “Tidak menutup kemungkinan ada korban lain yang bisa saja menjadi korban tapi belum ada yang melaporkan,” kata dia.

    Sumber : Antara

  • Sosok 5 Pramugari & 1 Pramugara Diduga Jadi Korban Kebakaran Glodok Plaza, Oshima Yukari-Deri Sauri – Halaman all

    Sosok 5 Pramugari & 1 Pramugara Diduga Jadi Korban Kebakaran Glodok Plaza, Oshima Yukari-Deri Sauri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak lima pramugari dan satu pramugara diduga menjadi korban kebakaran yang melanda Glodok Plaza, Jakarta Barat pada Rabu (15/1/2025).

    Hingga kini, para korban kebakaran Glodok Plaza itu masih menjadi perbincangan publik.

    Sebelumnya, diberitakan ada 14 korban yang dilaporkan menghilang setelah tragedi kebakaran empat hari lalu.

    Hingga kini, diketahui total sudah ada delapan kantong jenazah yang akan dilakukan proses pemeriksaan oleh tim Pusdokkes RS Polri.

    Proses identifikasi jenazah itu diperkirakan akan memakan waktu satu hingga dua pekan, dengan mencocokkan data yang diberikan keluarga korban.

    Di antara belasan nama, ada enam nama di antaranya diduga adalah pramugara dan pramugari, berikut identitas lengkapnya, dikutip dari TribunnewsBogor.com:

    1. Oshima Yukari

    Sosok pertama yang menyita perhatian publik adalah pramugari bernama Oshima Yukari.

    Oshima adalah salah satu nama terduga korban yang dilaporkan menghilang saat kebakaran Glodok Plaza.

    Fakta tersebut diungkap ayah Oshima Yukari, Edi Sunarsono.

    Sebelumnya, Oshima disebutkan sempat berpamitan hendak berangkat ke Glodok Plaza untuk menghadiri ulang tahun rekannya.

    Di momen itulah, sang ayah Edi Sunarsono mempunyai firasat tak enak.

    Kala itu, Edi membagikan foto putrinya di media sosial.

    “Setelah itu saya merasa lemas dan tidak bersemangat seperti biasanya,” ujar Edi.

    Lalu, tak berselang lama, Edi pun menerima kabar buruk dari saudaranya, Oshima diduga menghilang saat kebakaran di Glodok Plaza.

    Edi pun langsung berangkat dari Kendal ke Jakarta.

    Belakangan akun media sosial Oshima yang memiliki pengikut belasan ribu pun dibanjiri ucapan duka oleh netizen.

    2. Intan Mutiara Sari

    Nama pramugari selanjutnya yang diduga jadi korban kebakaran Glodok Plaza adalah Intan Mutiara Sari.

    Intan diduga berada di dalam gedung saat kebakaran terjadi pada Rabu malam.

    Kabar pramugari berusia 26 tahun tersebut hingga kini belum ada perkembangan.

    3. Aulia Belinda

    Korban selanjutnya adalah pramugari bernama Aulia Belinda, yang juga diduga hilang dalam kebakaran di Glodok Plaza.

    Pramugari usia 28 tahun itu disebut-sebut mendatangi Glodok Plaza bersama Oshima.

    Pramugari asal Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) itu disinyalir tak bisa menyelamatkan diri saat insiden kebakaran terjadi.

    4. Indira

    Nama korban selanjutnya adalah Indira Seviana Bela.

    Dia masuk dalam daftar pramugari yang diduga hilang akibat kebakaran Glodok Plaza.

    Sebelum dikabarkan menghilang, Indira disebutkan sempat mengirim chat mengejutkan ke orang tuanya, mengenai kelulusannya di sebuah maskapai penerbangan.

    “Indira ini WhatsApp mamanya. Kira-kira jam 20.00 WIB. (Isi chat Indira) ‘Aku baru lulus ujian’. Kebetulan dia dari maskapai penerbangan,” kata Kakak sepupu Indira, Diah.

    5. Keren Shalom

    Nama pramugari terakhir yang disebut-sebut menghilang dalam kebakaran Glodok Plaza adalah Keren Shalom.

    Perempuan berusia 21 tahun itu hingga kini belum ditemukan.

    6. Deri Sauri

    Berikutnya adalah sosok pramugara bernama Deri Sauri yang juga disebut-sebut hilang dalam tragedi kebakaran Glodok Plaza.

    Pramugara berusia 25 tahun tersebut kini jadi sorotan di media sosial.

    Netizen ramai mengurai ucapan duka cita di postingan terakhir Deri Sauri tersebut.

    Polisi Masih Identifikasi Jenazah Korban Kebakaran

    Hingga saat ini, polisi masih melakukan identifikasi jenazah korban kebakaran di Glodok Plaza tersebut.

    Sudah ada 14 keluarga yang melapor orang hilang atas insiden tersebut.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengatakan Tim DVI masih mengumpulkan data antemortem dan postmortem.

    Ade menjelaskan, dari pihak keluarga dibutuhkan data primer, sekunder untuk dilakukan proses identifikasi. 

    “Setelah proses identifikasi dilakukan didapatkan data postmortem kemudian dilakukan rekonsiliasi atau pencocokan, baru diputuskan apakah identik dan sebagainya itu tahapannya secara teknis,” kata Ade kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin (20/1/2025).

    Dia menambahkan, proses penyelidikan kasus kebakaran ini ditangani Polres Metro Jakarta Barat dibackup Ditreskrimum Polda Metro Jaya Subdit Kamneg.

    “Sambil nanti menunggu proses pencarian pembersihan selesai baru dilakukan olah TKP oleh Puslabfor Polri,” tambahnya.

    Sebelumnya, Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati mengaku kesulitan dalam mengidentifikasi korban kebakaran di Glodok Plaza.

    “Kita upayakan kemarin, awalnya sidik jari namun ada sidik jari yang tidak bisa. Kita coba giginya, kemudian DNA kita ambil,” ujar Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Pol Ahmad, Fauzi kepada awak media di RS Polri, Jakarta Timur, Sabtu (18/1/2025).

    Ahmad mengatakan, pihaknya membutuhkan waktu yang tidak singkat dalam proses identifikasi identitas korban kebakaran, karena akan memakan waktu hingga berminggu-minggu.

    Dalam beberapa kasus, pemeriksaan jenazah harus dilakukan kembali untuk mendapatkan data post mortem yang lebih akurat.

    “Pengalaman kami itu satu sampai dua minggu. Itu kalau lancar, mudah-mudahan lancar namun kalau misalnya ada kendala, kita ulang lagi sampai nanti hasilnya keluar atau tidak,” jelas Ahmad.

    Ahmad juga menuturkan, hasil pemeriksaan DNA akan diperiksa terlebih dahulu di lab.

    “Pemeriksaan DNA kan perlu waktu jadi DNA yang kita ambil dari jenazah nanti diperiksa di lab DNA untuk mencari profilnya.”

    “Kemudian, kita juga periksa sampel DNA dari keluarga sama-sama kita cari profilnya nanti kita bandingkan,” ungkapnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Nama-nama Pramugari dan Pramugara Korban Kebakaran Glodok Plaza, Akun Medsosnya Banjir Ucapan Duka

    (Tribunnews.com/Rifqah/Reynas Abdila) (TribunnewsBogor/Khairunnisa)

  • Modus Penipuan Pinjaman Online Comot Identitas Yayasan Agama

    Modus Penipuan Pinjaman Online Comot Identitas Yayasan Agama

    Surabaya (beritajatim.com) – Modus penipuan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Salah satunya adalah modus penipuan dengan memberikan pinjaman online yang mengatasnamakan yayasan agama.

    Dari pengamatan Beritajatim.com di media sosial, ada lebih dari 10 akun yang mempromosikan pinjaman dana dengan mengatasnamakan yayasan keagamaan. Baik di media sosial TikTok dan Instagram. Mereka kebanyakan mencantumkan nama Al-Falah yang merujuk pada kata yang sering digunakan umat muslim yang berarti keberhasilan, kemenangan, atau kebahagiaan. Dari segi logo, para penipu menggunakan background hijau dengan lambang seperti buku yang terbuka dan sedikit tulisan arab.

    Penawaran yang diiklankan pun cukup menarik. Mereka bisa melayani pinjaman mulai 5 juta – 500 juta dengan hanya membayar saat awal bulan Ramadhan. Tanpa bunga, dan menegaskan tidak melibatkan riba. Lagi-lagi simbol agama Islam digunakan oleh para pelaku.

    Beritajatim mencoba menghubungi salah satu akun dan menanyakan persyaratan untuk meminjam. Ketika pertama kali mengklik bio di salah satu akun TikTok Pinjaman Yayasan Al-Falah, Beritajatim.com diarahkan ke salah satu nomor dengan nama kontak Pinjaman Pondok Pesantren Yayasan Al-Falah dengan nomor 0857-5740-5625. Setelah dikontak dengan menyampaikan tujuan ingin pinjam dana online, akun Whatsapp itu akan memberikan keterangan bahwa Beritajatim.com tersambung dengan seorang yang mengaku Ustadz dan pimpinan yayasan Pinjaman Dana Al Falah bernama Fauzi.

    Walaupun sudah menyampaikan maksud ingin meminjam uang, Beritajatim.com diminta untuk menambahkan kontak/menyimpan nomor Pondok Pesantren Yayasan Al-Falah. Hal itu agar pihak pelaku bisa melihat aktivitas dan akan menghubungi pembayaran lewat status WA.

    Beritajatim.com lantas melakukan arahan pihak Pondok Pesantren Yayasan Al-Falah. Ketika selesai, Beritajatim.com di kirimkan persyaratan pinjaman dengan brosur yang berisi penjelasan skema peminjaman. Selain itu, pihak pemberi pinjaman juga mengirimkan video testimoni dari sejumlah orang yang menjelaskan bahwa layanan pinjaman yang mereka adalah asli. Tidak lupa, mereka juga mengirimkan gambar yang memuat logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Seolah-olah layanan pinjaman mereka telah diverifikasi oleh OJK.

    Untuk melakukan pinjaman, Beritajatim.com diminta untuk mengirimkan identitas pribadi seperti foto KTP, Foto Kartu Keluarga dan Foto halaman pertama buku tabungan. Lalu membayar biaya admin mulai Rp 250 ribu – Rp 350 ribu.

    Beritajatim.com lantas menelusuri alamat kantor pihak yang mengatasnamakan Pinjaman Yayasan Al-Falah. Dari hasil penelusuran, diketahui alamat kantor berada di salah satu kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Tempat itu diberi rating bintang 2 dan dipenuhi ulasan ratusan netizen diduga korban penipuan lembaga yang sama.

    Beritajatim.com juga mengecek nama Pinjaman Pondok Pesantren Yayasan Al-Falah ke OJK. Hasilnya, nama serupa pernah dinyatakan hoaks oleh OJK namun lokasi kantornya berada di Bondowoso.

    Menanggapi fenomena ini, pakar digital dari Stikosa AWS, Hendro D Laksono mengatakan para pelaku penipuan dengan mencomot identitas keagamaan memiliki peluang lebih besar untuk mendapat kepercayaan masyarakat. Ikatan emosional dan spiritual terhadap agama di Indonesia sangat besar.

    “Agama dianggap sebagai sumber kebenaran, kejujuran, dan moralitas. Ketika penipu menggunakan nama atau simbol agama, mereka otomatis mendapatkan kepercayaan lebih besar dari masyarakat yang memiliki ikatan emosional dan spiritual terhadap agama tersebut,” kata Hendro diwawancarai Beritajatim.com, Senin (20/01/2025).

    Menurut Hendro, Agama juga menciptakan rasa kebersamaan. Orang merasa lebih dekat dan percaya pada individu atau kelompok yang mengidentifikasi diri dengan kepercayaan mereka. Akun-akun media sosial yang mengatasnamakan yayasan keagamaan sering membangun hubungan personal melalui konten yang menyentuh emosi, seperti cerita sedih, doa bersama, atau ajakan berbuat baik.

    “Mereka juga aktif membuat pesan-pesan seperti membantu orang miskin akan mendatangkan berkah atau donasi kecil bisa menyelamatkan jiwa, memanfaatkan rasa tanggung jawab religius untuk mempengaruhi perilaku,” imbuhnya.

    Keberadaan para pelaku penipu mengatasnamakan agama linier dengan kelompok masyarakat dengan kondisi ekonomi sulit dan tingkat pendidikan menengah kebawah. Kelompok ini lebih mudah terpengaruh oleh janji bantuan atau mendapat pahala besar.

    “Hal ini sering dilakukan tanpa verifikasi lebih lanjut karena dorongan emosional. Mereka enggan menanyakan keaslian atau memverifikasi informasi dari akun berbasis agama bisa dianggap tidak sopan atau kurang iman,” jelas Hendro.

    Hendro menegaskan walaupun telah banyak himbauan terkait modus penipuan serupa, namun masih banyak masyarakat menjadi korban. Hal ini karena, banyak akun penipu itu yang mencomot foto atau dokumentasi dari lembaga yayasan kredibel dan diklaim sebagai kegiatan lembaga yang menipu. Selain itu, Media sosial memungkinkan pesan menjangkau audiens luas dengan biaya rendah.

    “Ada teori, namanya bubble theory. Ada yang menyebut filter bubble. Yakni algoritma yang menampilkan konten sesuai dengan preferensi pengguna media sosial. Algoritma ini dapat membuat pengguna terisolasi dari informasi yang berbeda, sehingga dapat mempersempit pandangan dan memperkuat polarisasi,” terang Hendro.

    Ketika informasi hoaks itu dikonsumsi oleh pengguna yang punya keyakinan sendiri dan terpolarisasi, maka pengguna akan terisolasi dari informasi yang berbeda atau informasi pembanding. Sehingga, kemampuan berpikir kritis menurun dan menyebabkan bias kognitif (kondisi yang terjadi ketika alam bawah sadar salah dalam berpikir). Akibatnya, seseorang bisa mengambil keputusan yang tidak rasional. “Jadi yang namanya seruan, akan kalah dengan cara pandang emosional. Imbauan kalah dengan keyakinan dasar,” tutup Hendro. (ang/kun)

  • Kendala Identifikasi Korban Kebakaran Glodok Plaza: Alami Luka Bakar Derajat 4, Ketidakpastian Data – Halaman all

    Kendala Identifikasi Korban Kebakaran Glodok Plaza: Alami Luka Bakar Derajat 4, Ketidakpastian Data – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri, Kombes Ahmad Fauzi mengungkapkan kendala proses identifikasi jenazah korban kebakaran Glodok Plaza.

    Menurut Ahmad, kondisi korban kebakaran Glodok Plaza ini cukup parah.

    Karena mayoritas korban mengalami luka bakar derajat empat.

    Sehingga sulit bagi timnya untuk mengidentifikasi jenazah secara visual.

    “Karena kondisi korban yang terbakar cukup parah, derajat empat ya. Pokoknya terbakar sampai sulit kami mengidentifikasi secara visual,” kata Ahmad dilansir Kompas.com, Senin (20/1/2025).

    Sebagai informasi, luka bakar derajat empat adalah luka bakar yang telah menembus kedua lapisan kulit serta jaringan dibawahnya, seperti otot dan tulang.

    Ahmad menyebut, tak hanya kondisi jenazah saja yang menjadi kendala proses identifikasi.

    Ketidakpastian data korban dalam kebakaran Glodok Plaza ini juga menjadi kendalanya.

    “Yang pertama open disaster. Jadi, kemungkinan yang jadi korban belum pasti, karena bisa siapa saja ada di situ, bisa cleaning service, atau yang tidak dilaporkan oleh keluarganya,” jelas Ahmad.

    Sejak terjadinya kebakaran pada Rabu (15/1/2025) malam, belum ada korban kebakaran Glodok Plaza ini yang berhasil diidentifikasi.

    Terlebih proses identifikasi ini juga harus melewati sidang rekonsiliasi yang menggunakan DNA sebagai dasarnya.

    “Belum ada yang teridentifikasi. Kan kalau ada identifikasi harus ada sidang rekonsiliasi. Rekonsiliasi kan dasarnya dari DNA,” imbuh Ahmad.

    Banjir Ucapan Duka, Ini Daftar 5 Pramugari dan 1 Pramugara Hilang saat Kebakaran Glodok Plaza

    Rombongan pramugari dan pramugari dilaporkan menghilang diduga jadi korban kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat. 

    Sejak  Minggu (19/1/2025), sosok hingga akun media sosial para terduga korban pramugari dan pramugara jadi sorotan dan banjir ucapan duka cita.

    Mereka adalah bagian dari 14 korban yang dilaporkan menghilang usai tragedi kebakaran beberapa hari lalu di Glodok Plaza

    Hingga kini total sudah ada 8 kantong jenazah yang akan dilakukan proses pemeriksaan oleh tim Pusdokkes RS Polri.

    Proses identifikasi jenazah diperkirakan akan memakan waktu satu hingga 2 pekan, dengan mencocokkan data yang diberikan keluarga korban.

    Berikut daftarnya rombongan pramugari dan pramugara yang hingga kini tidak diketahui keberadaanya usai kebakaran Glodok Plaza:

    Oshima Yukari
    Intan Mutiara Sari
    Aulia Belinda
    Deri Sauri
    Indira Seviana Bela
    Keren Shalom

    Polisi Sudah Periksa Sembilan Saksi Kasus Kebakaran Glodok Plaza

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menyampaikan update kasus kebakaran Glodok Plaza, Mangga Besar, Jakarta Barat.

    Menurutnya, sampai saat ini penyelidikan dilakukan oleh Polres Metro Jakarta Barat di-backup oleh Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya. 

    “Ada 9 saksi yang sudah diambil keterangan dalam rangka peristiwa ini,” kata Ade kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (20/1/2025).

    Dia menuturkan proses pembersihan serta proses pencarian masih dilakukan. 

    Sebanyak delapan kantong jenazah sudah diterima oleh Tim DVI RS Polri Kramatjati. 

    “Saat ini sedang dilakukan proses identifikasi,” urainya.

    Total ada 14 pihak keluarga yang melaporkan orang yang hilang. 

    Dan sudah memberikan data data ante mortem di mana data ini masih berproses sebagian data sudah diserahkan. 

    “Tim DVI masih menerima berbagai data lain yang masih belum bisa dilengkapi sehingga dari data yang masuk data antemortem akan disinkronisasi data antemortem yang dibutuhkan oleh Tim DVI antara lain data primer ada gigi kemudian sidik jari, DNA, kemudian juga ada data sekunder antara lain pakaian terakhir yang digunakan, tanda lahir, tato,” paparnya.

    (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Reynas Abdila/Theresia Felisiani)(Kompas.com/Febryan Kevin Candra Kurniawan)

    Baca berita lainnya terkait Kebakaran Glodok Plaza.

  • Tim DVI Rekonsiliasi Data Antemortem dan Postmortem Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza – Halaman all

    Tim DVI Rekonsiliasi Data Antemortem dan Postmortem Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi masih mengidentifikasi jenazah korban kebakaran di Glodok Plaza, Mangga Besar, Jakarta Barat.

    Diketahui sudah ada 14 keluarga yang melapor orang hilang atas insiden tersebut.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan Tim DVI masih mengumpulkan data antemortem dan postmortem.

    Menurutnya dari pihak keluarga dibutuhkan data primer, sekunder untuk dilakukan proses identifikasi. 

    “Setelah proses identifikasi dilakukan didapatkan data postmortem kemudian dilakukan rekonsiliasi atau pencocokan baru diputuskan apakah identik dan sebagainya itu tahapannya secara teknis,” kata Ade kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin (20/1/2025).

    Dia menambahkan proses penyelidikan kasus kebakaran ini ditangani Polres Mereo Jakarta Barat dibackup Ditreskrimum Polda Metro Jaya Subdit Kamneg.

    “Sambil nanti menunggu proses pencarian pembersihan selesai baru dilakukan olah TKP oleh Puslabfor Polri,” tambahnya.

    Sebelumnya, Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati kesulitan dalam mengidentifikasi korban kebakaran di Glodok Plaza.

    Hal itu disampaikan Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi kepada awak media di RS Polri, Jakarta Timur, Sabtu (18/1/2025).

    “Kita upayakan kemarin awalnya sidik jari namun ada sidik jari yang tidak bisa. Kita coba giginya, kemudian DNA kita ambil,” ujar Ahmad kepada awak media di RS Polri, Jakarta Timur, Sabtu (18/1/2025).

    Ahmad berujar pihaknya membutuham waktu yang tidak singkat dalam proses identifikasi identitas korban kebakaran.

    Menurutnya, proses ini akan memakan waktu hingga berminggu-minggu.

    Dalam beberapa kasus, pemeriksaan jenazah harus dilakukan kembali untuk mendapatkan data post mortem yang lebih akurat.

    “Pengalaman kami itu satu sampai dua minggu. Itu kalau lancar, mudah-mudahan lancar namun kalau misalnya ada kendala, kita ulang lagi sampai nanti hasilnya keluar atau tidak,” jelasnya.

    Ahmad menuturkan hasil pemeriksaan DNA akan diperiksa terlebih dahulu di lab.

    “Pemeriksaan DNA kan perlu waktu jadi DNA yang kita ambil dari jenazah nanti diperiksa di lab DNA untuk mencari profilnya. Kemudian, kita juga periksa sampel DNA dari keluarga sama-sama kita cari profilnya nanti kita bandingkan,” ungkapnya.

  • Tim DVI olah TKP dengan APD lengkap antisipasi sisa gas berbahaya

    Tim DVI olah TKP dengan APD lengkap antisipasi sisa gas berbahaya

    ini kan kasus kebakaran. Tidak menutup mungkin masih ada gas-gas yang berbahaya

    Jakarta (ANTARA) – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri melakukan olah TKP kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat dengan memakai alat pelindung diri (APD) lengkap untuk mengantisipasi sisa gas berbahaya dan jatuhnya reruntuhan kebakaran.

    “Karena ini kan kasus kebakaran. Tidak menutup mungkin masih ada gas-gas yang berbahaya bagi petugas. Jadi tentu saja dengan penilaian itu kita akan masuk dengan perlengkapan yang memadai. Jangan sampai nanti justru kita yang celaka,” ungkap Kabid DVI Rodokpol Pusdokkes Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi kepada wartawan di lokasi, Senin.

    APD yang dipakai itu terdiri atasi helm, sarung tangan, dan masker.

    “Ya sedapat mungkin kita sebaiknya melakukan tindakan yang terukur. Dengan tentu saja minimal menggunakan helm, sarung tangan, masker untuk pengaman kita sendiri,” ujar Fauzi.

    Oleh karena itu, Tim DVI Polri juga berkoordinasi dengan pihak pengelola gedung terkait kondisi bangunan serta titik-titik tertentu yang dapat disisir selama proses olah TKP.

    “Kita kan berkonsultasi dengan manajer di TKP ya. Karena yang mengetahui kondisi TKP itu kan mereka. Kita pun masuk nanti tentu seizin dari manajer TKP. Karena kita tidak tahu kondisinya di atas apakah cukup aman atau tidak,” kata Fauzi melanjutkan.

    Hingga kini, baru ada delapan kantong jenazah yang sudah dievakuasi menuju Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

    Namun demikian, pihak Fauzi belum dapat memastikan ada berapa jenazah yang terdapat dalam delapan kantong jenazah tersebut.

    “Bisa saja isinya kurang dari itu (kurang dari delapan jenazah), atau bahkan bisa saja lebih dari itu (lebih dari delapan jenazah),” ungkap Fauzi menegaskan.

    Proses penyisiran para jenazah pun masih dilakukan hingga sekarang dengan melibatkan Tim DVI Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, petugas dari pengelola gedung serta petugas lainnya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Termasuk Osima Yukari, Enam Kru Pesawat Diduga Jadi Korban Kebakaran di Glodok Plaza
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 Januari 2025

    Termasuk Osima Yukari, Enam Kru Pesawat Diduga Jadi Korban Kebakaran di Glodok Plaza Megapolitan 20 Januari 2025

    Termasuk Osima Yukari, Enam Kru Pesawat Diduga Jadi Korban Kebakaran di Glodok Plaza
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, menduga terdapat enam kru penerbangan yang menjadi korban dalam kebakaran yang terjadi di Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat.
    Hal ini disampaikan oleh Kabid DVI Biro Kedokteran Kepolisian (Rodokpol) Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian (Pusdokkes) Mabes Polri Kombes Ahmad Fauzi pada Senin (20/1/2025).
    “Diduga ada enam (awak kabin) dari laporan keluarga. Kami tanya korban pekerjaan apa, sebagian keluarga menyatakan korban bekerja di maskapai penerbangan,” ujar Ahmad di RS Polri Kramat Jati.
    Osima Yukari (30), salah seorang korban dilaporkan hilang dalam
    kebakaran Glodok Plaza
    , Rabu (15/1/2025). Ia disebut menghadiri acara ulang tahun temannya sebelum tragedi kebakaran.
    Osima Yukari bekerja di Jakarta sebagai pramugari salah satu maskapai pesawat terbang.
    Selain Osima, Indira Seviana Bela (25) juga menjadi salah satu korban hilang dalam kebakaran di Glodok Plaza. Kepada keluarga, Indira mengatakan pergi bersama teman-temannya.
    Meski demikian, Ahmad belum dapat memastikan maskapai tempat keenam kru tersebut bekerja.
    Ia mengungkapkan bahwa RS Polri Kramat Jati telah mengirimkan surat kepada
    Balai Kesehatan Penerbangan
    untuk meminta data rekam medis para korban.
    “Nah hari ini kami bersurat, memang mungkin suratnya belum sampai ya karena baru hari ini kita (kirim),” tutur Ahmad.
    Sebelumnya, Ahmad juga menyatakan bahwa pihak RS Kramat Jati akan berkoordinasi dengan Balai Kesehatan Penerbangan terkait kebakaran di Glodok Plaza, mengingat beberapa korban kebakaran diduga merupakan kru pesawat.
    “Korban yang terindikasi adalah bagian dari kru pesawat. Kami tahu kru pesawat itu kan punya data rekam medis yang cukup baik di Balai Kesehatan Penerbangan,” kata Ahmad pada Minggu (19/1/2025).
    Ia menambahkan bahwa pihaknya akan segera mengirimkan surat kepada Balai Kesehatan Penerbangan untuk melihat data dari sejumlah kru pesawat yang diduga menjadi korban kebakaran.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.