Apindo Kalteng Minta Penetapan UMP Tak Memberatkan Pengusaha
Tim Redaksi
PALANGKA RAYA, KOMPAS.com
– Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalimantan Tengah berharap penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) maupun Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) tidak memberatkan pengusaha.
Sebelumnya, Pemprov Kalteng menyatakan akan menyerap aspirasi pekerja sebelum menetapkan
upah minimum
.
Ketua DPP
Apindo
Kalteng, Frans Martinus, mengatakan pihaknya mengikuti seluruh proses penetapan upah dari pusat hingga daerah. Ia meminta peran Dewan Pengupahan dimaksimalkan dalam diskusi dan negosiasi.
“Saya rasa semuanya mengikuti proses saja. Fungsi dan peran Dewan Pengupahan di daerah dimaksimalkan, termasuk soal angka kenaikan, jikalau itu terjadi,” ujar Frans, Jumat (21/11/2025).
Frans menyebut pengusaha tidak keberatan apabila memang harus ada kenaikan, selama kenaikan tersebut sesuai indikator dan rumusan yang disepakati.
“Kenaikan, selama semua indikator terpenuhi, rumusan disepakati, tinggal penetapan bersama,” katanya.
Tahun lalu, pemerintah menetapkan kenaikan
UMP
2025 sebesar 6,5 persen. Frans enggan menyebut proyeksi kenaikan tahun ini karena situasi ekonomi dinilai belum sepenuhnya kondusif.
“Kalau persentase kami tidak berani menyebutkan angka patokan… pasti akan ada situasi yang tidak menguntungkan bagi pengusaha,” ujarnya.
Ia berharap penetapan UMP tahun ini menggunakan asas win-win solution.
“Win-win solution saja, dihitung betul-betul, jangan sampai memberatkan siapapun,” tegasnya.
Kepala Disnakertrans Kalteng, Farid Wajdi, memastikan penetapan UMP 2026 akan mendengarkan aspirasi pekerja dan buruh.
“Di tingkat pusat juga teman-teman buruh suaranya didengar dan diakomodasi oleh kementerian… daerah nanti akan menindaklanjuti aturan kementerian,” ujarnya.
Farid mengatakan serikat pekerja dan buruh di Kalteng rutin berbagi informasi terkait aspirasi upah minimum. Hingga kini, besaran kenaikan UMP 2026 belum ditentukan karena masih menunggu regulasi pusat.
“Kami akan bertemu satu forum dengan mereka di Dewan Pengupahan… agar kita bisa menetapkan perhitungannya seperti apa,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Farid Wajdi
-
/data/photo/2023/09/07/64f9386e4a788.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Apindo Kalteng Minta Penetapan UMP Tak Memberatkan Pengusaha Regional 21 November 2025
-

Memperjuangkan Diplomasi Sepak Bola Hijau & Peran Universitas Serang Raya dalam Membangun Masa Depan ASEAN-Australia yang Berkelanjutan
JAKARTA – Universitas Serang Raya (UNSERA) mengambil peran utama dalam mempromosikan Diplomasi Sepak Bola Hijau, sebuah inisiatif regional yang menggunakan sepak bola sebagai alat untuk keberlanjutan, pembangunan perdamaian, dan pertukaran budaya di seluruh kawasan ASEAN–Australia.
Gerakan ini, yang dipimpin oleh Dr. Sheena Ramazanu (Singapura) dan Mitchell Whaley (Australia), dalam Dialog Pemuda ASEAN–Australia 2025, menghubungkan olahraga dengan kesadaran lingkungan dan pemberdayaan pemuda.
Rektor UNSERA, Prof. Dr. H. Abdul Malik, M.Si, menekankan komitmen universitas untuk mengubah pendidikan menjadi kepemimpinan di dunia nyata.
“Pendidikan dan olahraga adalah dua bahasa universal yang membangun jembatan lintas bangsa. Melalui Diplomasi Sepak Bola Hijau, UNSERA bangga dapat menyatukan kesadaran iklim, keragaman budaya, dan pemberdayaan pemuda, menerjemahkan pembelajaran menjadi kepemimpinan, dan kepemimpinan menjadi kerja sama regional yang langgeng,” ujarnya.
Universitas ini berencana untuk mengintegrasikan konsep Sepak Bola Hijau ke dalam kurikulum dan penjangkauan masyarakatnya, yang menghubungkan ilmu olahraga, studi lingkungan, dan inovasi teknik. Melalui Pusat Aksi Iklimnya, UNSERA akan berkolaborasi dengan lembaga-lembaga ASEAN dan Australia dalam penelitian keberlanjutan yang dipimpin oleh kaum muda, lokakarya, dan kampanye iklim berbasis sepak bola.
Lektor Kepala Liza Diniarizky Putri, Direktur Pusat Aksi Iklim, mengatakan inisiatif ini melampaui olahraga.
“Sepak Bola Hijau bukan hanya tentang lapangan yang lebih hijau. Ini tentang menumbuhkan pola pikir yang menghargai keberlanjutan dan kerja sama. Kami ingin memberdayakan kaum muda untuk mengambil tindakan iklim melalui proyek-proyek praktis berbasis komunitas yang terinspirasi oleh semangat permainan ini,” ujarnya.
Inovasi memainkan peran sentral dalam pendekatan UNSERA. Departemen Teknik Industri sedang mengembangkan penelitian terapan dalam energi terbarukan dan desain berkelanjutan untuk membuat infrastruktur olahraga lebih ramah lingkungan dan mudah diakses.
Dr. Ing. Farid Wajdi menjelaskan, “Penelitian kami berfokus pada sistem tenaga surya berbiaya rendah, material ramah lingkungan, dan solusi limbah cerdas untuk fasilitas sepak bola komunitas. Teknologi harus melayani manusia dan planet ini dan inisiatif ini menyediakan platform yang sempurna untuk melakukan keduanya.”
Dengan bermitra dengan jaringan pemuda, kementerian, dan organisasi olahraga ASEAN dan Australia, UNSERA bertujuan untuk menyelenggarakan Festival Sepak Bola Hijau regional, tantangan inovasi, dan program pertukaran. Tujuannya: memperkuat pemahaman lintas budaya sekaligus memajukan aksi iklim kolektif.
-

Setelah 72 Tahun, Tanah Kas Dua Desa di Jember Ditagih Ahli Waris Perwira AL
Jember (beritajatim.com) – Setelah 72 tahun, dua bidang tanah kas dua desa di Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Jawa Timur, diklaim oleh Indah Artiningsih dan kawan-kawan, ahli waris almarhum Emanoel Soepono Hardjo, seorang perwira Angkatan laut yang berdinas pada 1950-an di Surabaya.
Dua bidang tanah itu adalah tanah negara hak garap seluas kurang lebih 15 hektare dengan batas-batasnya, dan tanah negara bekas Acta Van Eigendom Nomer 3984 seluas 17.6703 meter persegi yang dalam surat tanah nomor 100 tertanggal 22 Juli 1927 atas nama Fritz Kin, seorang warga Eropa.
Farid Wajdi, kuasa hukum keluarga ahli waris mengatakan, telah terjadi jual beli tanah antara R. Emanoel Soepono Hardjo dengan Fritz Kin pada 14 Maret 1952. Balai Harta Peninggalan Jember juga telah menerbitkan surat keterangan tertanggal 2 Agustus 1952 dan ditandatangani oleh Wakil Balai Harta Peninggalan saat itu, Soesanto.
Emanoel kemudian menitipkan hak garap dua bidang ranah itu kepada Pemerintah Desa Lojejer dan Desa Ampel seluas 56,142 hektare pada 4 April 1953. Enam tahun kemudian, Pengadilan Negeri Jember menguatkan jual beli antara Emanoel dan Kin, tepatnya pada 25 Agustus 1959.
Puluhan tahun berlalu. Para ahli waris berusaha meminta kembali tanah tersebut dengan baik baik. “Kami sudah pernah mengirim surat klarifikasi kepada dua pemerintah desa ini, baik Lojejer maupun Ampel. Tapi enggak ada jawaban,” kata Farid, Senin (29/9/2025).
Farid meminta Komisi A DPRD Jember memfasilitasi penyelesaian persoalan dengan menghadirkan Pemerintah Desa Ampel dan Lojejer. Komisi A kemudian menggelar rapat dengar pendapat di DPRD Jember, Senin (29/9/2025).
Rapat tersebut dihadiri Camat Wuluhan Hanifah dan Kepala Desa Ampel Soleh. Kepala Desa Lojejer M. Sholeh absen.
Soleh mengaku tidak tahu soal urusan pinjam tanah itu. “Itu tadi ada surat perjanjian pinjam pinjam, saya enggak tahu sama sekali, karena saya belum lahir. Dan selama ini sudah ada di SPPT (Surat Penagihan Pajak Terutang). Setiap tahun saya bayar pajaknya,” katanya.
“Setahu saya, tanah itu mulai saya masih kecil sudah dipakai untuk pemerintahan desa (Ampel).Tanah itu letaknya di Desa Lojejer. Tetapi digunakan untuk kesejahteraan perangkat Desa Ampel waktu itu. Kalau luasnya kurang lebih 15-18 hektare,” kata Soleh. Ada 40 perangkat Desa Ampel yang menikmati tanah itu.
Soleh mengkui tanah tersebut tidak berstatus sertifikat hak milik. “Kalau mediasi, pemerintah Desa Lojejer dan Ampel harus sama-sama dihadirkan,” katanya.
Camat Wuluhan Hanifah berharap ada penggalian fakta lebih mendalam. “Saya pikir perlu juga krawangan tanah ditunjukkan dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD),” katanya.
Namun, Sekretaris Komisi A Siswono berani memastikan dua bidang tanah yang diklaim ahli waris itu tidak akan tercatat di data aset pemerintah daerah sebagai tanah kas desa, karena belum bersertifikat hak milik.
“Tapi bagaimana mengoreksi sebuah sejarah? Oleh karenanya ini butuh penyampaian keterangan dari DPMD,” kata Siswono. Alfan Yusfi, anggota Komisi A, sepakat untuk memanggil DPMD Jember untuk mengklarifikasi persoalan ini.
Wigit Prayitno, kuasa hukum ahli waris lainnya, mengatakan, tak tertutup kemungkinan Pemkab Jember melepas tanah untuk masyarakat. “Buktinya tanah Ketajek. Jadi ini urusannya bukan urusan pribadi. Tanah itu bukan milik kepala desa,” katanya.
“Jadi sekali lagi kami tetap berharap membuka komunikasi. Kades Ampel maupun Lajejer juga tidak punya kewenangan untuk melepas. Demikian juga Bupati kalau mau melepas, nanti ada persetujuan Menteri Keuangan. Dari data-data yang kami sampaikan, lita harapkan persoalan ini bisa selesai dengan baik,” kata Wigit. [wir]
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5271851/original/077582200_1751525053-1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
6 Penumpang yang Tewas Akibat Kapal Tenggelam di Selat Bali Diserahkan ke Keluarga – Page 3
Kabid Pelayanan Medik RSU Negara, Gusti Ngurah Putu Adnyana, menyebutkan RS Jembrana menerima 8 korban, di antaranya 2 orang selamat yang telah dipulangkan ke Pos Gilimanuk setelah mendapat perawatan.
“Korban yang selamat sangat baik dan sudah dikembalikan ke Pos Gilimanuk. Barusan sudah dievakuasi ke sana karena kondisi sudah baik-baik saja,” kata Gusti Ngurah.
Sedangkan enam korban lainnya dinyatakan meninggal dunia, dan jenazahnya disemayamkan di kamar jenazah RS Jembrana. Keenam jenazah tersebut terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan. Salah seorang jenazah merupakan balita laki-laki berusia 3 tahun.
Berikut identitas korban meninggal dunia:
1. Anang Suryono (35) asal Banyuwangi
2. Eko Sastriyo (51) asal Banyuwangi
3. Afnan Agil Mustafa (3) asal Banyuwangi
4. Elok Rumantini (36) asal Banyuwangi
5. Cahyani (45) asal Banyuwangi
6. Fitri April Lestari (33) asal Banyuwangi
Korban selamat yakni Sandi, Romi Alfa Hidayat, Saroji, Mansun, Wajihi, Ansori, Riko Krafsanjani, Sinyo, Ely, Wan yudi, Saiful Munir, Supardi, Abu Khoiri, Farid, Erick Imbawani, Nurdin Yuswanto, Ahmad Suyipno, Banrul, Eka Toniansyah, M. Triwahyudi, M. Farid Wajdi, Samsul Hidayat, M. Kholil, Bejo Santoso, Deni Hermanto, Ahmad Lukan, Febriani, Ibnul Vawait, Imron, Nanda Sinta dan Riki Prayuda.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5169469/original/040743000_1742530703-IMG-20250321-WA0006.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Menhub Instruksikan Percepatan Pencarian Korban Kapal Tenggelam di Selat Bali – Page 3
Kabid Pelayanan Medik RSU Negara, Gusti Ngurah Putu Adnyana, menyebutkan RS Jembrana menerima 8 korban, di antaranya 2 orang selamat yang telah dipulangkan ke Pos Gilimanuk setelah mendapat perawatan.
“Korban yang selamat sangat baik dan sudah dikembalikan ke Pos Gilimanuk. Barusan sudah dievakuasi ke sana karena kondisi sudah baik-baik saja,” kata Gusti Ngurah.
Sedangkan enam korban lainnya dinyatakan meninggal dunia, dan jenazahnya disemayamkan di kamar jenazah RS Jembrana. Keenam jenazah tersebut terdiri dari 3 laki-laki dan 3 perempuan. Salah seorang jenazah merupakan balita laki-laki berusia 3 tahun.
Berikut identitas korban meninggal dunia:
1. Anang Suryono (35) asal Banyuwangi
2. Eko Sastriyo (51) asal Banyuwangi
3. Afnan Agil Mustafa (3) asal Banyuwangi
4. Elok Rumantini (36) asal Banyuwangi
5. Cahyani (45) asal Banyuwangi
6. Fitri April Lestari (33) asal Banyuwangi
Korban selamat yakni Sandi, Romi Alfa Hidayat, Saroji, Mansun, Wajihi, Ansori, Riko Krafsanjani, Sinyo, Ely, Wan yudi, Saiful Munir, Supardi, Abu Khoiri, Farid, Erick Imbawani, Nurdin Yuswanto, Ahmad Suyipno, Banrul, Eka Toniansyah, M. Triwahyudi, M. Farid Wajdi, Samsul Hidayat, M. Kholil, Bejo Santoso, Deni Hermanto, Ahmad Lukan, Febriani, Ibnul Vawait, Imron, Nanda Sinta dan Riki Prayuda.
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com
-

Chaidir Syam Sowan ke AGH Farid Wajdi, Minta Nasihat dan Doa
FAJAR.CO.ID, MAROS — 12 hari jelang Pilkada, Calon Bupati Maros nomor urut 2, Chaidir Syam berkunjung ke rumah Pimpinan Pondok Pesantren Mangkoso, AGH Farid Wajdi di Makassar, Jumat (15/11/2024).
Dalam kunjungannya itu, Chaidir yang didampingi oleh mantan ketua BAZNAS Maris, M Said Patimbongi, meminta doa restu dan nasihat saat kembali terpilih sebagai Bupati periode 2024 – 2029.
Selain itu, Chaidir juga meminta didoakan agar Pilkada khususnya di Maros berjalan aman, damai dan sejuk.
“Pagi ini saya datang sowan ke Gurutta untuk meminta doa dan restu beliau. Semoga semua dilancarkan dan semua berjalan aman dan damai,” katanya.
Selain didoakan, AGH Farid Wajdi juga berpesan ke Chaidir agar selalu menjadi pemimpin yang amanah, memikirkan rakyat dan dekat dengan agama.
“Yang utama beliau berpesan selalu dekat dengan agama karena segala sesuatu sudah ditentukan dan kita semua ini hanya tinggal menjalani dengan usaha,” lanjutnya.
Bagi Chaidir, sowan ke ulama tidak hanya karena momentum politik, tapi memang kewajiban seorang pemimpin yang harus dekat dengan ulama.
“Yang utama juga adalah bagaimana calon pemimpin itu memang harus dekat dengan ulama. Agar nantinya ulama dan umara bisa bersatu,” ujarnya.
Dalam pertemuan yang selama lebih dari 1 jam itu, Chaidir juga menyampaikan permintaannya agar AGH Farid Wajdi berkenan datang ke acara doa bersama yang akan digelar di akhir masa kampanye.
“Rencananya memang kita akan menutup kegiatan kampanye dengan doa bersama seluruh relawan. Mudah-mudahan Gurutta berkenan hadir nantinya,” pungkasnya.