Tag: Fajar Adriyanto

  • Tangis Anak Marsma Fajar Adriyanto Pecah Saat Tiba di Rumah Duka

    Tangis Anak Marsma Fajar Adriyanto Pecah Saat Tiba di Rumah Duka

    Tangis Anak Marsma Fajar Adriyanto Pecah Saat Tiba di Rumah Duka
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Putra Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto, Akmal Fadhillah Kusuma, tiba di rumahnya di Kompleks TNI AU Triloka, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Minggu (3/8/2025) sore.
    Ia datang hanya dengan membawa satu tas ransel hitam yang disampirkan di pundaknya. Mengenakan kemeja cokelat dan celana hitam, Akmal langsung memeluk sang ibu yang telah menunggu kedatangannya sejak pagi.
    Tangis keduanya pecah di depan rumah. Mereka berpelukan cukup lama sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah dengan pendampingan sejumlah kerabat.
    Sementara itu, putra sulung Marsma Fajar bernama Naufal Firdaus diperkirakan tiba di Jakarta sekitar pukul 22.00 WIB.
    Adapun
    Marsma Fajar Adriyanto
    adalah seorang Kepala Kelompok Staf Ahli Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan TNI AU (Kapoksahli Kosdiklatau).
    Ia tewas dalam kecelakaan pesawat bersama seorang penerbang dari Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) yang sedang menjalani latihan rutin pembinaan keahlian di kawasan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (3/8/2025) pagi.
    Keduanya sempat hilang kontak setelah sebelas menit mengudara lalu ditemukan di sekitar TPU Astana.
    “Kedua awak langsung dievakuasi ke RSAU dr. M. Hassan Toto, namun Marsma TNI Fajar dinyatakan meninggal setibanya di rumah sakit,” kata Sudnyana dalam keterangannya, Minggu.
    Suadnyana menyampaikan, Roni yang terbang sebagai kopilot saat ini masih dirawat secara intensif di RSAU dr. M. Hassan Toto dan sudah sadar.
    Ia masih akan menjalani perawatan hingga pulih sepenuhnya. Sementara itu, penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan mendalam dan diperkirakan akan memakan waktu yang cukup lama.
    Namun dapat dipastikan bahwa pesawat yang digunakan, Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126, sudah memiliki Surat Izin Terbang (SIT) dan dinyatakan layak untuk terbang.
    Saat ini jenazah Marsma Fajar disemayamkan di rumahnya di Kompleks TNI AU Triloka, Pancoran, Jakarta Selatan. Ia akan dimakamkan esok hari di pemakaman keluarga di Probolinggo, Jawa Timur.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kesaksian Warga di Lokasi Kecelakaan Pesawat Berujung Marsma Fajar Gugur

    Kesaksian Warga di Lokasi Kecelakaan Pesawat Berujung Marsma Fajar Gugur

    Bogor

    Pesawat latih milik Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI) jatuh di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, dan menyebabkan Mantan Kadispen AU Marsma Fajar Adriyanto gugur. Warga setempat, Raden Yahya Setiabudi, menceritakan detik-detik kecelakaan itu.

    Dia menyebut pesawat sempat menukik ke arah permukiman. Dia menyebut suara mesin pesawat sempat tak terdengar, lalu menyala kembali sebelum jatuh di pemakaman umum.

    “Jadi waktu jarak ketinggian itu dia (pesawat) ada di atas permukiman itu. Itu dia bisa dikendalikan itu, jadi pas depan saya pisan itu mah kejadiannya. Jadi pas itu mesinnya sempat berhenti, terus hidup lagi mesinnya, naik lagi, jadi masih bisa dikendalikan sama pilot,” kata Yahya kepada detikcom, Minggu (3/8/2025).

    “Jadi dia (pesawat) sudah nukik, naik lagi itu. Hebat deuh pilotnya masih bisa kendaliin. Jadi kalau pas nukik itu jatuh, mungkin saya yang kena, kan depan saya itu kejadiannya,” imbuhnya.

    Yahya menyebut dia sempat berlari ke arah pesawat yang menukik itu. Dia mengatakan ada peziarah yang berteriak melihat pesawat jatuh di area pemakaman.

    “Nah pas itu saya sempat ngudag (ngejar), lari-lari saya, pas lihat sudah jatuh. Di situ ada ibu-ibu lagi ziarah, bilang ‘Bapak itu ada pesawat jatuh’. Jadi jatuhnya itu ke tanah gitu, tanah pemakaman, tapi nggak ada makam rusak,” kata Yahya.

    “Saya sama masyarakat aja itu ngangkat, dievakuasi itu (korban), digotong ke pinggir. Pilotnya itu meninggal disitu, ada sabuk pengaman kan. Nah satu lagi (copilot), itu sabuk pengamannya diputusin pakai golok itu, iya sama warga,” ujarnya.

    Sebelumnya, Pesawat latih milik FASI jatuh di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, berujung mantan Kadispen AU Marsma TNI Fajar Adrianto meninggal dunia. Pesawat tersebut sempat hilang kontak.

    “Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat mengalami hilang kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana,” kata Kadispen AU Marsekal Pertama (Marsma) TNI I Nyoman Suadnyana kepada wartawan, Minggu (3/8).

    Pesawat jatuh tersebut jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126. Pesawat dikemudikan Marsma TNI Fajar sebagai pilot dan Roni sebagai kopilot.

    “Kegiatan ini merupakan bagian dari latihan rutin pembinaan kemampuan personel FASI, induk olahraga dirgantara nasional yang berada di bawah binaan TNI AU,” ujarnya.

    (sol/haf)

  • Karangan Bunga Berjejer di Rumah Duka Marsma Fajar

    Karangan Bunga Berjejer di Rumah Duka Marsma Fajar

    Jakarta

    Eks Kadispen AU Marsma Fajar Adriyanto gugur dalam kecelakaan pesawat latih di kawasan Ciampea, Bogor. Sejumlah karangan bunga ucapan dukacita berjejer di kediaman Marsma Fajar.

    Pantauan detikcom di komplek TNI AU, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (3/7/2025), pukul 15.17 WIB, tetangga dan kerabat berdatangan ke kediaman Marsma Fajar. Ada sejumlah karangan bunga yang berjejer di rumah duka salah satunya dari Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto.

    Kemudian, ada juga karangan bunga dari Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI M Tonny Harjono. Lalu, dari Dirjen Perhubungan Udara Lukman F Laisa.

    Sebelumnya, mantan Kadispen AU Marsma TNI Fajar Adriyanto meninggal dunia dalam insiden kecelakaan pesawat latih milik FASI (Federasi Aerosport Seluruh Indonesia) di Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Selain itu, co-pilot bernama Roni juga mengalami luka berat.

    “Satu lagi pilotnya bapak Roni masih dirawat luka berat sampai saat ini masih pemulihan sudah ditangani,” kata Kadispen AU Marsekal Pertama (Marsma) TNI I Nyoman Suadnyana kepada wartawan, Minggu (3/8).

    Pesawat jatuh tersebut jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126. Pesawat dikemudikan Marsma TNI Fajar sebagai pilot yang dinyatakan meninggal dunia dalam insiden tersebut.

    Karangan bunga di rumah duka Marsma Fajar (Mulia/detikcom)

    “Satu gugur atas nama Marsma TNI Fajar Adriyanto,” ujarnya.

    Nyoman Suadnyana menegaskan penerbangan telah dilengkapi Surat Izin Terbang (SIT) nomor SIT/1484/VIII/2025 yang diterbitkan Lanud Atang Sendjaja. Pesawat dinyatakan laik terbang dan merupakan sortie kedua pada hari itu.

    Sempat Hilang Kontak

    Pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB pagi tadi dalam rangka misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara. Pesawat lalu hilang kontak dan ditemukan terjatuh.

    “Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat mengalami hilang kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana,” kata Kadispen AU Marsekal Pertama (Marsma) TNI I Nyoman Suadnyana.

    Pesawat latih milik FASI (Federasi Aerosport Seluruh Indonesia) tersebut dalam kondisi baik saat latihan dilakukan. Dia mengatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan tersebut.

    “Pesawatnya bagus, selesai sebelum terbang dicek bagus,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 3

    (mib/haf)

  • Marsma Fajar Adriyanto dalam Kenangan: Sergap Jet F-18 Hornet US Navy 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 Agustus 2025

    Marsma Fajar Adriyanto dalam Kenangan: Sergap Jet F-18 Hornet US Navy Nasional 3 Agustus 2025

    Marsma Fajar Adriyanto dalam Kenangan: Sergap Jet F-18 Hornet US Navy
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Marsekal Pertama (Marsma) Fajar Adriyanto yang hari ini gugur saat latihan pernah terlibat dalam operasi penyergapan F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) 22 tahun lalu.
    Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma I Nyoman Suadnyana mengungkapkan Marsma Fajar merupakan sosok penting dalam sejarah penerbangan
    TNI AU
    .
    “Termasuk keterlibatannya dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean tahun 2003,” kata Suadnyana dalam keterangan resminya, Minggu (3/8/2025).
    Pada 5 Juli 2003,
    Harian Kompas
    menerbitkan laporan peristiwa Bawean, operasi militer yang dilakukan TNI AU saat menyergap 5 unit pesawat F/A-18 Hornet yang melintas di wilayah udara Indonesia tanpa izin.
    Peristiwa Bawean terjadi pada 3 Juli 2003. Saat itu, Military Coordination Civil (MCC) Bandara Ngurah Rai, Bali mendeteksi sejumlah sasaran yang muncul tiba-tiba di barat laut Pulau Bawean pukul 11.38 waktu setempat.
    Laporan diterima Pos Sektor (Posek) II dan dipantau Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional (Popunas).
    Hasil pemeriksaan sementara saat itu, sempat diasumsikan diasumsikan sebagai lima pesawat F-5 RSAF yang melaksanakan penerbangan Paya Lebar-Darwin-Amberley- Darwin-Paya Lebar.
    Setelah dipantau selama sekitar 1 jam, manuver pesawat dinilai tidak normal.
    Pada pukul 14.00 hingga 15.00, Popunas dan Posek II menganalisis kegiatan penerbangan yang tidak melakukan kontak radio dengan Air Traffic Controller (ATC) Soekarno-Hatta, Cengkareng, maupun Bali.
    TNI AU kemudian memutuskan mengerahkan dua pesawat F-16 yang siaga di Pangkalan Udara (Lanud) Iswahyudi, Magetan, Jawa Timur.
    Marsma Fajar mengudara menggunakan Falcon 1 TS-1603 bersama Kapten Ian.
    Sementara, satu F-16 lainnya, Falcon 2 TS-1602 dikendalikan Kapten Tonny/Kapten Satriyo.
    Pada pukul 17.25, Falcon 1 terlbat manuver jarak dekat dengan dua F-18 Hornet.
    Kedua pesawat US Navy itu mengambil posisi menyerang dan membuat F-16 yang ditumpangi Marsma Fajar terancam. Sementara itu, Falcon 2 memposisikan sebagai
    support fighter
    .
    Falcon 1 kemudian melihat, kapal fregat US Navy tengah bergerak ke timur. Falcon 2 lalu melakukan
    rocking the wing
    sebagai pernyataan bahwa Falcon 1 tidak mengancam.
    Falcon 1 kemudian menjalin kontak suara dengan F-19 Hornet di UHF 243.0. Pesawat asing itu lalu mengabarkan bahwa mereka berasal dari satuan US Navy yang terdiri dari beberapa kapal perang.
    Para penerbang dari Paman Sam itu mengeklaim telah mengantongi izin lintas.
    Falcon 1 pun menyatakan pihaknya sedang berpatroli dan datang hanya untuk identifikasi.
    Setelah itu, F-18 Hornet menjauh dan tidak lagi mengancam.
    Kepala Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) saat itu, Marsekal Muda Wresniwiro menyebut, lima pesawat F-18 Hornet itu belum melakukan kontak.
    Mereka terbang dari kapal induk US Navy yang berkonvoi dengan beberapa kapal perang di wilayah Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
    Pemberitahuan atau kontak saat itu hanya dilakukan untuk kapal laut, bukan pesawat tempur.
    Buntut peristiwa ini, pemerintah Indonesia menyampaikan protes keras kepada Pemerintah Amerika Serikat melalui Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia.
    Pemerintah keberatan pesawat tempur AS bermanuver di atas laut Indonesia.
    “Kita ini tidak selemah yang mereka (AS) duga. Kita memang tidak ingin membuat hubungan kedua negara menjadi buruk, tetapi kita juga tidak ingin mereka tidak mengakui kedaulatan kita,” ujar Menteri Kehakiman dan HAM (Menkeh dan HAM) Yusril Ihza Mahendra dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (8/7/2003), dikutip dari
    Harian Kompas
    edisi 9 Juli 2003.
    Diberitakan sebelumnya, pesawat latih TNI AU jatuh di Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Kecelakaan itu mengakibatkan Marsma Fajar meninggal dunia.
    Sementara, satu penumpang lainnya saat ini masih menjalani perawatan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kronologi Lengkap Insiden Pesawat FASI Jatuh di Bogor, TNI : Sempat Hilang Kontak

    Kronologi Lengkap Insiden Pesawat FASI Jatuh di Bogor, TNI : Sempat Hilang Kontak

    Bisnis.com, JAKARTA — TNI Angkatan Udara (AU) menjelaskan kronologi kejadian terjatuhnya pesawat latih atau Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Ciampea, Bogor pada Minggu (3/8/2025).

    Kadispen AU (Kadispenau), Marsma I Nyoman Suadnyana mengatakan insiden terjatuhnya pesawat ini bermula saat eks Kadispenau Fajar Adriyanto melakukan latihan penerbangan.

    Tak sendiri, Fajar didampingi oleh Roni sebagai Co-pilot. Pesawat Fixedwing Quicksilver GT500 yang dipiloti Fajar lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja sekitar 09.08 WIB.

    “Pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB dalam rangka misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara,” ujar Nyoman pada Minggu (3/8/2025).

    Sembilan menit berselang, kata Nyoman, pesawat FASI itu kemudian hilang kontak dan ditemukan terjatuh di TPU Astana, Ciampea Bogor. 

    “Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat mengalami hilang kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana,” imbuh Nyoman.

    Adapun, kedua awak pesawat baik Fajar maupun Roni langsung dibawa ke RSAU dr. M. Hassan Toto. Berbeda dengan Roni, Fajar langsung dinyatakan meninggal setibanya di RSAU.

    Di samping itu, Nyoman memastikan bahwa penerbangan telah dilengkapi Surat Izin Terbang (SIT) nomor SIT/1484/VIII/2025 yang diterbitkan Lanud Atang Sendjaja. Adapun, pesawat dinyatakan laik terbang.

    “TNI AU menyampaikan duka cita yang mendalam atas peristiwa ini. Semangat, keteladanan, dan pengabdian beliau akan senantiasa menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjaga langit Indonesia,” pungkasnya.

  • Marsma TNI Fajar Adriyanto gugur dalam kecelakaan pesawat di Bogor

    Marsma TNI Fajar Adriyanto gugur dalam kecelakaan pesawat di Bogor

    Kabupaten Bogor (ANTARA) – TNI AU menyatakan duka cita atas gugurnya Marsma TNI Fajar Adriyanto dalam kecelakaan pesawat latih sipil Quicksilver GT500 di Desa Benteng Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu.

    Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma TNI I Nyoman Suadnyana menyampaikan bahwa pesawat dengan nomor registrasi PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) itu lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB.

    “Latihan ini bagian dari pembinaan dan pemeliharaan kemampuan personel FASI yang berada di bawah binaan TNI AU,” kata Suadnyana dalam keterangannya diterima di Bogor, Minggu.

    Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat kehilangan kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana, Ciampea. Marsma TNI Fajar bertindak sebagai pilot, sementara Sdr. Roni sebagai co-pilot.

    Kedua awak langsung dievakuasi ke RSAU dr. M. Hassan Toto. Namun, Marsma TNI Fajar dinyatakan meninggal dunia setibanya di rumah sakit. Pesawat disebut dalam kondisi laik terbang dan mengantongi izin terbang resmi.

    “Penerbangan telah dilengkapi dengan SIT nomor SIT/1484/VIII/2025 dan merupakan sortie kedua hari itu,” kata Suadnyana.

    TNI AU bersama aparat terkait telah mengevakuasi korban dan mengamankan lokasi kejadian. Jenazah saat ini berada di RSAU Lanud Atang Sendjaja untuk prosesi lebih lanjut.

    Marsma TNI Fajar merupakan lulusan AAU 1992 dan penerbang tempur F-16 dengan call sign “Red Wolf”. Ia pernah menjabat Danlanud Manuhua, Kadispenau, Kapuspotdirga, hingga Kapoksahli Kodiklatau.

    “Atas nama keluarga besar TNI AU, kami menyampaikan rasa duka cita yang mendalam. Semangat dan pengabdian beliau akan jadi inspirasi bagi generasi penerus,” ujar Suadnyana.

    Pewarta: M Fikri Setiawan
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kronologi Pesawat Latih TNI AU Jatuh yang Membuat Marsma Fajar Adriyanto Gugur
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 Agustus 2025

    Kronologi Pesawat Latih TNI AU Jatuh yang Membuat Marsma Fajar Adriyanto Gugur Nasional 3 Agustus 2025

    Kronologi Pesawat Latih TNI AU Jatuh yang Membuat Marsma Fajar Adriyanto Gugur
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pihak TNI Angkatan Udara (AU) mengungkapkan kronologi jatuhnya
    pesawat latih
    yang menyebabkan
    Marsma Fajar Adriyanto
    , seorang penerbang pesawat tempur F-16, gugur.
    Kepala Dinas Penerangan
    TNI AU
    (Kadispenau) Marsma I Nyoman Suadnyana mengatakan, Marsma Fajar gugur saat menjalani misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara.
    “Bagian dari pembinaan dan pemeliharaan kemampuan,” ungkap Suadnyana, dalam keterangan resminya, Minggu (3/8/2025).
    Suadnyana menyebut, Marsma Fajar terbang mengendarai Microlight Fixed Wing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).
    Ia duduk sebagai pilot, sementara Roni sebagai co-pilot.
    Pesawat lepas landas dari Landasan Udara Atang Sendjaja (Lanud ATS) pukul 09.08 WIB.
    Selang 11 menit kemudian, atau 09.19 WIB, pesawat hilang kontak dan ditemukan di sekitar Tempat Pemakaman Umum (TPU) Astana.
    Marsma Fajar dan Roni langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) dr. M. Hassan Toto.
    “Namun, Marsma TNI Fajar dinyatakan meninggal setibanya di rumah sakit,” tutur Suadnyana.
    Perwira TNI AU itu menjelaskan, sebelum Marsma Fajar mengudara, pesawat latih dipastikan dalam kondisi baik.
    Pesawat juga telah mengantongi Surat Izin Terbang (SIT) nomor SIT/1484/VIII/2025 dari Lanud ATS.
    “Pesawat dinyatakan laik terbang dan merupakan sortie kedua pada hari itu,” tutur Suadnyana.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pesawat FASI jatuh, TNI AU benarkan Marsma Fajar meninggal dunia

    Pesawat FASI jatuh, TNI AU benarkan Marsma Fajar meninggal dunia

    Jakarta (ANTARA) – TNI Angkatan Udara membenarkan salah satu putra terbaiknya, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto, meninggal dunia dalam insiden jatuhnya pesawat latih sipil milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) dengan nomor registrasi PK-S126 di Ciampea, Kabupaten Bogor, Minggu.

    Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI I Nyoman Suadnyana saat dihubungi di Jakarta, Minggu, menjelaskan jenazah almarhum Marsma Fajar saat ini berada di RSAU Lanud Atang Sendjaja untuk prosesi pemulasaran, sementara untuk lokasi jatuhnya pesawat telah diamankan dengan garis pengaman oleh aparat.

    “TNI Angkatan Udara berduka atas eksiden kecelakaan pesawat latih sipil Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI),” kata Kadispenau.

    Marsma Nyoman mengatakan pesawat yang diterbangkan oleh almarhum Marsma Fajar lepas landas dari Pangkalan Udara TNI AU (Lanud) Atang Sendjaja, Bogor, pada Minggu pukul 09.08 WIB.

    Marsma Fajar menerbangkan pesawat latih FASI itu dalam rangka misi latihan profiesiensi penerbangan olahraga dirgantara, yang merupakan bagian dari pembinaan dan pemeliharaan kemampuan.

    “Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat mengalami hilang kontak, dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana. Kedua awak langsung dievakuasi ke RSAU dr. M. Hassan Toto, tetapi Marsma TNI Fajar dinyatakan meninggal setibanya di rumah sakit,” kata Kadispenau Marsma Nyoman, yang datang langsung ke rumah sakit.

    Kadispenau kemudian menyampaikan latihan profisiensi terbang itu merupakan latihan rutin pembinaan kemampuan personel FASI, yang merupakan induk bagi olahraga dirgantara nasional binaan TNI Angkatan Udara.

    “Latihan tersebut dilaksanakan dalam kapasitas Marsma TNI Fajar sebagai pilot, dan Sdr. Roni sebagai co-pilot. Penerbangan telah dilengkapi Surat Izin Terbang (SIT) Nomor SIT/1484/VIII/2025 yang diterbitkan Lanud Atang Sendjaja. Pesawat dinyatakan laik terbang, dan merupakan sortie kedua pada hari itu,” kata Marsma Nyoman.

    Marsma TNI Fajar Adriyanto merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1992 dan penerbang tempur F-16 dengan call sign “Red Wolf”. Sepanjang kariernya, Marsma Fajar pernah mengemban berbagai jabatan strategis, antara lain Komandan Skadron Udara 3, Danlanud Manuhua, Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Kapuspotdirga, Aspotdirga Kaskoopsudnas, dan terakhir Kapoksahli Kodiklatau.

    Almarhum Marsma Fajar dikenal sebagai sosok berdedikasi tinggi dan menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah TNI AU, termasuk keterlibatannya dalam misi mencegat pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean, Jawa Timur, pada tahun 2003. Misi penerbangan yang menyandang call sign Falcon Flight itu juga melibatkan Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, yang pada saat itu berpangkat kapten.

    “TNI AU menyampaikan duka cita yang mendalam atas peristiwa ini. Semangat, keteladanan, dan pengabdian beliau akan senantiasa menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjaga langit Indonesia,” kata Kadispenau Marsma Nyoman.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pesawat FASI Jatuh di Bogor, Eks Kadispenau TNI Fajar Adriyanto Meninggal Dunia

    Pesawat FASI Jatuh di Bogor, Eks Kadispenau TNI Fajar Adriyanto Meninggal Dunia

    Bisnis.com, JAKARTA — TNI melaporkan terdapat dua korban dalam insiden terjatuhnya pesawat Federasi Aero Sport Indonesia aliaw FASI di Ciampea, Bogor, Jawa Barat pada Minggu (3/8/2025).

    Kadispen Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI I Nyoman Suadnyana mengatakan satu dari korban itu telah dinyatakan meninggal dunia yakni eks Kadispenau Marsma Fajar Adriyanto. 

    “Betul mantan Kadispen. Beliau memang aktif terbang di FASI,” ujar Nyoman saat dikonfirmasi, Minggu (3/8/2025).

    Dia menambahkan, satu korban lainnya yaitu pilot bernama Roni. Tak seperti Fajar, nyawa Roni masih selamat dan tengah melakukan perawatan intensif.

    “Satu lagi pilotnya bapak Roni masih dirawat luka berat sampai saat ini masih pemulihan sudah ditangani,” pungkasnya.

    Sekadar informasi, pesawat FASI itu terjatuh saat latihan sekitar 10.00 WIB di Ciampea, Bogor. Pesawat itu lepas landas ddari Lanud Atang Sendjaja (ATS).

    Adapun, penyebab terjatuhnya pesawat itu masih belum diketahui. Namun, tim penyelidik TNI masih melakukan pendalaman atau investigasi.

  • Kronologi Pesawat Latih TNI AU Jatuh yang Membuat Marsma Fajar Adriyanto Gugur
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        3 Agustus 2025

    Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Marsma TNI Fajar Adriyanto Meninggal Dunia Nasional 3 Agustus 2025

    Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Marsma TNI Fajar Adriyanto Meninggal Dunia
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sebuah
    pesawat latih
    milik Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (
    FASI
    ) jatuh di kawasan Ciaruteun,
    Ciampea
    , Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (3/8/2025) siang.
    Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispen AU) Marsekal Pertama TNI I Nyoman Suadnyana membenarkan insiden tersebut.
    Ia menyebut, berdasarkan informasi awal, satu orang
    korban meninggal
    dunia merupakan mantan Kadispen AU, Marsma TNI (Purn) Fajar Adrianto.
    “Informasinya sementara demikian. Saya baru sampai lokasi. Nanti kalau sudah ada informasi lengkap akan kami sampaikan dalam press release,” kata Suadnyana, saat dihubungi, Minggu.
    Ia mengatakan, korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun dinyatakan meninggal dunia saat tiba di rumah sakit.
    Sementara itu, satu penerbang lainnya dikabarkan mengalami luka berat dan masih menjalani perawatan intensif.
    “Informasi sementara beliau sampai di rumah sakit dalam keadaan meninggal. Tapi, yang penerbang satunya luka berat,” ujar Suadnyana.
    Hingga saat ini, belum diketahui penyebab jatuhnya pesawat tersebut.
    TNI AU bersama instansi terkait masih melakukan investigasi di lokasi kejadian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.