Tag: Faizal Assegaf

  • Aksi Indonesia Gelap Harus Murni Dari Pemikiran Mahasiswa, Jangan Sampai Ditunggangi Pihak Tertentu – Halaman all

    Aksi Indonesia Gelap Harus Murni Dari Pemikiran Mahasiswa, Jangan Sampai Ditunggangi Pihak Tertentu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kelompok Pendukung Prabowo bernama Gerakan Cinta Prabowo mengkritisi aksi ‘Indonesia Gelap’.

    Ketua Umum Gerakan Cinta Prabowo, Kurniawan, meminta aksi unjuk rasa yang digelar untuk mengkritisi kebijakan Presiden Prabowo Subianto agar dilakukan dalam koridor demokrasi.

    Sejak awal pekan ini, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar aksi demonstrasi bertajuk “Indonesia Gelap”.

    Aksi ini digelar serentak di seluruh daerah Indonesia.

    “Jika demo ini murni berasal dari pemikiran mahasiswa, kami terima, tapi jika ini ada dorongan dari pihak lain, ini sangat berbahaya,” kata Kurniawan pada Kamis (20/2/2025).

    Dia menduga ada pihak yang sengaja membuat opini publik tentang Indonesia yang dianggap “gelap”.

    Upaya itu, kata dia, dilakukan untuk menyudutkan Presiden Prabowo Subianto dan menciptakan ketidakstabilan di Indonesia.

    “Ini adalah permainan mereka untuk menyudutkan Pak Prabowo dan menciptakan ketidakstabilan di Indonesia,” ujar Kurniawan.

    Padahal, menurutnya, negara sedang fokus membangun dan membenahi Indonesia.

    Sementara itu, Kuasa Hukum Gerakan Cinta Prabowo, Dony Endrassanto, menyoroti pernyataan mantan aktivis 98, Faizal Assegaf (FA), yang menyerukan kata “revolution”.

    Menurutnya, seruan itu dapat mengganggu roda pemerintahan yang sedang berjalan dengan baik.

    “Kami akan terus memantau perkembangan ini dan melaporkan kepada pihak kepolisian jika ada indikasi yang mengarah pada ancaman terhadap negara,” ujarnya.

    Sebelumnya, kelompok massa yang tergabung dalam Forum Pemuda Nusantara (FPN) menggelar aksi damai bela NKRI untuk menolak isu-isu Reformasi terhadap Presiden yang sah, di depan Polda Metro Jaya dan Mabes Polri, Jakarta, pada Rabu (19/2/2025).

    “Isu Reformasi dan turun ke jalan merupakan gerakan inkonstitusional dan memperkeruh suasana di Jakarta. Banyaknya penumpang gelap terhadap isu Reformasi tersebut dapat mengganggu ketenangan masyarakat Jakarta, khususnya menjelang Bulan Ramadhan 1446 H,” kata Koordinator Aksi, Fauzi.

    Lebih lanjut, mereka juga menyerukan agar pihak Kepolisian segera menangkap kritikus Faizal Assegaf dan kroni-kroninya yang telah membuat provokasi soal Reformasi terhadap Pemerintah di ruang publik.

    “Faizal Assegaf jangan memprovokasi TNI, Polri, dan ASN untuk membangkang terhadap Pemerintah. Karena TNI, Polri, dan ASN bekerja untuk melayani rakyat dan tidak bisa disuruh untuk membangkang atau melakukan revolusi terhadap Pemerintah,” katanya.

    Selain itu, Fauzi juga mendesak Kapolri dan Kabareskrim untuk segera menindaklanjuti Laporan Polisi yang pernah menyeret nama Faizal Assegaf pada tahun 2022.

  • Luhut Disemprot Faizal Assegaf: Jangan Sok Bertingkah, Kau Salah Satu Aktor Indonesia Gelap

    Luhut Disemprot Faizal Assegaf: Jangan Sok Bertingkah, Kau Salah Satu Aktor Indonesia Gelap

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kritikus politik Faizal Assegaf mendadak menyemprot, Luhut Binsar Pandjaitan, terkait respons terhadap aksi demonstrasi mahasiswa yang marak terjadi di berbagai daerah.

    Faizal menegaskan bahwa Luhut seharusnya tidak menggertak mahasiswa dengan sikapnya yang dinilai arogan.

    “Luhut, kau ga usah gertak adik-adik mahasiswa dengan wajah garangmu. Kau salah satu aktor perusak, pembuat #IndonesiaGelap,” ujar Faizal di X @faizalassegaf (19/2/2025).

    Lebih lanjut, ia menilai bahwa pernyataan dan sikap Luhut terhadap aksi mahasiswa justru menunjukkan kepanikan pemerintah dalam menghadapi kritik rakyat.

    “Hentikan ocehan mulut berbau busukmu,” ucapnya.

    Lebih lanjut, ia menilai bahwa pernyataan dan sikap Luhut terhadap aksi mahasiswa justru menunjukkan kepanikan pemerintah dalam menghadapi kritik rakyat.

    “Jangan sok bertingkah seolah menjadi praman tua yang panik hadapi aksi protes rakyat dan mahasiswa,” cetusnya.

    Faizal juga menyoroti gaya kepemimpinan Luhut yang menurutnya penuh dengan arogansi dan jauh dari sikap negarawan.

    “Lakon arogansimu sangat buas, tidak bermartabat dan memalukan!,” tandasnya.

    Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan merespons soal tagar Indonesia Gelap yang menjadi tema aksi mahasiswa di Patung Kuda, Merdeka Barat, Jakarta Pusat, pada Senin (17/2/2025).

    Tagar yang ramai di media sosial itu, diketahui sebagai bentuk protes atas program dan kebijakan pemerintah.

    Namun, Luhut dengan tegas menganggap hal itu tidak relevan karena yang gelap bukanlah Indonesia.

  • Retreat Kepala Daerah, Faizal Sebut Perbudakan Desentralisasi dan Boros Anggaran: Seharusnya Dilawan

    Retreat Kepala Daerah, Faizal Sebut Perbudakan Desentralisasi dan Boros Anggaran: Seharusnya Dilawan

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kritikus, Faizal Assegaf mengkritik program retreat Kepala Daerah.

    Kegiatan itu akan digelar satu hari setelah mereka dilantik Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Kamis (20/2/2025) nanti.

    Adapun retret bakal dilakukan mulai 21-28 Februari 2025 nanti, di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah.

    Menurut Faizal Assegaf program ini adalah proyek yang membuang-buang anggaran.

    Ia bahkan menaruh curiga, ada niatan tersembunyi untuk mendikte kemandirian perangkat otonomi daerah.

    “Retret Kepala Daerah adalah proyek boros anggaran,” katanya dikutip dari cuitan akun X pribadinya, Rabu (19/2/2025).

    “Dan agenda terselubung ala militerisme untuk mendikte kemandirian perangkat otonomi daerah,” lanjutnya.

    Dia juga ikut menyoroti Menteri Dalam Negeri (Mendagri) yang disebutnya ngawur karena program ini.

    Faizal Assegaf menyebut program retreat kepala daerah ini lebih ke melecehkan eksistensi desentralisasi dan kearifan lokal.

    “Tindak Mendagri sangat ngawur, bodoh dan melecehkan eksistensi desentralisasi dan kearifan lokal,” tuturnya.

    Menurutnya, tindakan penataan baris-berbaris kepala daerah itu adalah secara simbolis mengumumkan kepada seluruh masyarakat di daerah seolah-olah gubernur dan bupati/wali kota berada pada perbudakan desentralisasi.

    “Kepala daerah sudah seharusnya melakukan perlawanan kepada menteri-menteri, presiden, apabila kebijakan itu merugikan rakyat di daerah,” tuturnya.

    Ditegaskan, posisi antara pemerintah pusat dan daerah sama hanya perbedaan kewenangan.

  • Wamenkeu Sebut Rata-rata Pendapatan Indonesia 2045 Rp40 Juta/Bulan, Faizal: Ponakan Prabowo Ini Cermin Penipu Ulung

    Wamenkeu Sebut Rata-rata Pendapatan Indonesia 2045 Rp40 Juta/Bulan, Faizal: Ponakan Prabowo Ini Cermin Penipu Ulung

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono mengeluarkan pernyataan yang menuai ketikan.

    Pernyataannya itu menyebut ekonomi Indonesia akan menjadi terbesar ke-4 di tahun 2045 dengan rata-rata pendapatan Rp40 Juta per bulan.

    “Pada tahun 2045, PDB per kapita diproyeksikan mencapai USD 30.300,” kata Thomas Djiwandono, Selasa, (18/2/2025).

    Pernyataan serupa sebenarnya sempat dikeluarkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani di era Joko Widodo.

    Namun, Kritikus Faizal Assegaf memberikan sorotan tajam kepada Thomas Djiawandono yang merupakan keponakan Presiden Prabowo Subianto itu. 

    Dia menyebut Bendahara Umum Para Golkar itu telah terjangkit virus dista Jokowi yang selalu berjanji manis.

    “#IndonesiaGelap. Ponakan Prabowo ini isi kepalanya cermin penipu ulung. Terjangkit virus dusta Jokowi yang selalu beri janji manis, faktanya makin suram kejahatan bernegara,” kata Faizal Assegaf dalam akun X, pribadinya. 

    Menurutnya, jargon Indonesia emas tahun 2045 hanyalah omong kosong. Dia mengambil contoh kasus pagar laut yang hingga saat ini masih berpotensi.

    “Hei tikus berdasi, jargon Indonesia emas 2045 adalah omong kosong, seratus hari lawan pagar laut aja keok,” tandas pega media sosial ini. (*) 

  • Prabowo Diminta Lebih Baik Ucap ‘Rela Mati demi Jokowi’, Akbar Faizal: Penguasa Tipu-tipu!

    Prabowo Diminta Lebih Baik Ucap ‘Rela Mati demi Jokowi’, Akbar Faizal: Penguasa Tipu-tipu!

    GELORA.CO – Prabowo Subianto dicerca habis-habisan oleh netizen di media sosial X karena dianggap terlalu membela Jokowi.

    Apalagi Prabowo Subianto saat hadir di acara HUT Partai Gerindra ke-17 di Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu, 15 Februari 2025.

    Bukan hanya kalimat terkait ‘Hidup Jokowi’ saja yang jadi sorotan para netizen, tetapi ucapan kasar ‘ndasmu’ juga membuat kesal warganet di X.

    Saat itu Prabowo selaku Presiden RI menyentul kritikus yang menilai kabinet pemerintahannya sangat ‘gemuk’.

    Eks Menteri Pertahanan (Menhen) itu membuat perbandingan antara Indonesia dengan negara tetangga yang menterinya banyak tapi cakupan wilayahnya lebih sempit.

    “Jadi saudara-saudara, kita di atas jalan yang benar dan saya terima kasih kepada pembantu-pembantu saya. Para menteri-menteri koordinator, ada orang-orang pintar, kabinet ini kabinet gemuk, terlalu besar, ndasmu,” ujar Prabowo Subianto.

    “Timor Leste jumlah penduduknya nggak sampai 2 juta orang, kalah sama Kabupaten Bogor, kabinetnya 28 orang,” imbuhnya.

    Akhirnya ucapan Prabowo itu dinilai tidak pantas dan tidak etis terucap dari mulut seorang presiden.

    Sampai ada beberapa politikus pun menyinggung ucapan Prabowo Subianto yang seakan terlalu anti-kritik.

    Terlebih pidato Prabowo Subianto pada saat HUT Partai Gerindra yang ke-17 itu seakan terlalu mengagung-agungkan jasa Jokowi.

    Setelah pidato Prabowo terkait ndasmu dan hidup Jokowi viral, seakan-akan publik di media sosial X pun ikut memanas.

    Banyak yang mulai mengkriitk keras Prabowo, salah satunya ada politikus senior Akbar Faizal yang menyindir Prabowo dengan cuitan singkat.

    “Ndasmu!,” tulis Akbar Faizal di akun X @akbarfaizal68.

    Bahkan karena dianggap terlalu ‘mendewakan Jokowi’, Prabowo diminta oleh salah satu netter di X jangan lagi mengucap janji untuk membela Rakyat Indonesia.

    “Pak @prabowo, lain kali tidak usah bilang “Saya Rela Mati Demi Rakyat”. Ganti saja dengan “Saya Rela Mati Demi Jokowi”. #IndonesiaGelap”.

    Kemudian kritikus politik, Faizal Assegaf pun membuat tulisan singkat di akun X pribadinya berjudul ‘Penguasa Tipu-tipu, Kaum Muda Melawan…” #IndonesiaGelap 

    Berikut tulisan singkat yang dibuat oleh Faizal Assegaf (kritikus) melalui akun pribadi X-nya.

    “Pemberontakan politik menjadi pilihan ideal bagi kaum tercerahkan. Sikap berani yang bermartabat, melawan ketidakadilan. Dari mana memulai dan bagaimana melakukannya?”

    “Beberapa kelompok progresif telah merintis protes yang kini semakin masif: Adili Jokowi!. Gerakan itu, suka atau tidak, telah menjadi pemantik solidaritas rakyat dan terus akan berkobar.”

    “Dinasti Jokowi menjadi fokus perlawanan yang harus lebih agresif disuarakan. Mengapa? Banyak alasan tersedia untuk menjelaskan. Setidaknya, rakyat telah menemukan musuh bersama.”

    “Tuntutan adili Jokowi telah membangkitkan spirit kaum muda. Energi, antusiasme, penegasan sikap moral dan intelektual. Bersatu menolak watak kekuasan bobrok, sadis dan korup.”

    “Di arena itu, ekspresi kemarahan menjalar dalam aneka tuntutan atas hak bernegara. Hak kesetaran dan keadilan. Hak yang menjadi dasar dan tujuan bernegara yang semakin tersingkir.”

    “Apakah Presiden Prabowo dan elite penguasa berkonspirasi melindungi Jokowi? Tidak penting! Di manapun Jokowi berlindung, justru semakin memicu tekanan yang jauh lebih besar.”

    “Bersekutu dengan kebusukan dinasti Jokowi, adalah kejahatan luar biasa. Lambannya respon negara atas aspirasi rakyat, makin memperluas keresahan dan berpotensi destruktif. Adili Jokowi, atau revolusi…!.” tutupnya.

  • Prabowo Capres 2029? Faizal Assegaf: Kekuasaan Berpotensi Semena-mena

    Prabowo Capres 2029? Faizal Assegaf: Kekuasaan Berpotensi Semena-mena

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kritikus politik Faizal Assegaf menyoroti isu yang mendadak menggema di publik terkait pencalonan Prabowo Subianto sebagai capres 2029.

    Dikatakan Faizal, manuver politik tersebut mencerminkan penyalahgunaan kekuasaan dan bertentangan dengan prinsip demokrasi.

    “Kurang dari empat bulan Prabowo berkuasa selaku Presiden. Kini resmi berganti status selaku Capres 2029,” ujar Faizal di X @faizalassegaf (16/2/2025).

    Peralihan status itu diumumkan Gerindra dan didukung partai-partai yang tergabung dalam kabinet KIM Plus.

    Ia menilai bahwa rakyat kini semakin bingung dengan posisi Prabowo, apakah bertindak sebagai presiden yang netral atau justru menunggangi negara untuk ambisi politiknya di 2029.

    “Rakyat prihatin dan dibuat bingung. Pilpres masih jauh dan belum digelar, kekuasaan Prabowo kini sulit dibedakan,” ucapnya.

    Faizal menegaskan bahwa langkah ini sangat berbahaya bagi stabilitas nasional.

    “Bertindak selaku presiden yang netral atau menunggangi negara atas ambisi calon presiden,” sebutnya.

    Ia menilai jabatan presiden yang tidak netral akan membawa dampak buruk bagi kebijakan negara yang rentan dipengaruhi kepentingan politik tertentu.

    “Manuver Prabowo tersebut, jelas jauh dari amanah konstitusi dan mengkhianati sumpah jabatan,” Faizal menuturkan.

    Tambahnya, Kekuasaan saat ini sangat berpotensi bertindak semena-mena demi tujuan melanjutkan agenda perpanjangan jabatan.

    “Artinya, ketika Presiden berstatus Capres, maka organisasi negara berada dalam kendali kepentingan elite partai,” terangnya.

  • Prabowo Capres 2029? Faizal Assegaf: Kekuasaan Berpotensi Semena-mena

    Belum 4 Bulan Memimpin, Gerindra Sudah Umumkan Prabowo Capres 2029, Faizal Assegaf: Ini Sangat Berbahaya

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat politik Faizal Assegaf menyoroti isu yang mendadak menggema di publik terkait pencalonan Prabowo Subianto sebagai capres 2029.

    Dikatakan Faizal, manuver politik tersebut mencerminkan penyalahgunaan kekuasaan dan bertentangan dengan prinsip demokrasi.

    “Kurang dari empat bulan Prabowo berkuasa selaku Presiden. Kini resmi berganti status selaku Capres 2029,” ujar Faizal di X @faizalassegaf (16/2/2025).

    Peralihan status itu diumumkan Gerindra dan didukung partai-partai yang tergabung dalam kabinet KIM Plus.

    Ia menilai bahwa rakyat kini semakin bingung dengan posisi Prabowo, apakah bertindak sebagai presiden yang netral atau justru menunggangi negara untuk ambisi politiknya di 2029.

    “Rakyat prihatin dan dibuat bingung. Pilpres masih jauh dan belum digelar, kekuasaan Prabowo kini sulit dibedakan,” ucapnya.

    Faizal menegaskan bahwa langkah ini sangat berbahaya bagi stabilitas nasional.

    “Bertindak selaku presiden yang netral atau menunggangi negara atas ambisi calon presiden,” sebutnya.

    Ia menilai jabatan presiden yang tidak netral akan membawa dampak buruk bagi kebijakan negara yang rentan dipengaruhi kepentingan politik tertentu.

    “Manuver Prabowo tersebut, jelas jauh dari amanah konstitusi dan mengkhianati sumpah jabatan,” Faizal menuturkan.

    Tambahnya, Kekuasaan saat ini sangat berpotensi bertindak semena-mena demi tujuan melanjutkan agenda perpanjangan jabatan.

    “Artinya, ketika Presiden berstatus Capres, maka organisasi negara berada dalam kendali kepentingan elite partai,” terangnya.

  • Prabowo Siap Maju Pilpres 2029, Faizal Assegaf: Kekuasaannya Kini Sulit Dibedakan

    Prabowo Siap Maju Pilpres 2029, Faizal Assegaf: Kekuasaannya Kini Sulit Dibedakan

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kritikus Faizal Assegaf memperingati Presiden Prabowo Subianto. Terkait dirinya yang sudah diumumkan sebagai Calon Presiden (Capres) 2029.

    “Kurang dari empat bulan Prabowo berkuasa selaku Presiden. Kini resmi berganti status selaku Capres 2029. Mandat itu diumumkan Gerindra dan didukung partai-partai yang tergabung dalam kabinet KIM,” kata Faizal dikutip dari unggahannya di X, Sabtu (15/2/2025).

    Menurut Faizal, hal tersebut membuat rakyat bingung. Karena Prabowo mestinya netral di masa jabatannya.

    “Rakyat prihatin dan dibuat bingung. Pilpres masih jauh dan belum digelar, kekuasaan Prabowo kini sulit dibedakan. Bertindak selaku presiden yang netral atau menunggangi negara atas ambisi calon presiden,” ucapnya.

    Manuver Prabowo tersebut, dianggapnya jauh dari amanah konstitusi dan mengkhianati sumpah jabatan. Kekuasaan yang sangat berpotensi bertindak semena-mena demi tujuan melanjutkan agenda perpanjangan jabatan.

    “Artinya, ketika Presiden berstatus Capres, maka organisasi negara berada dalam kendali kepentingan elite partai. Sudah jelas semua kebijakan presiden sulit dihindari demi maksud terselubung agenda politik Capres,” jelasnya.

    “Tidak netralnya jabatan presiden, sangat membahayakan stabilitas nasional. Hasilnya rakyat dipaksa berada dalam kekuasaan otoriter yang jauh dari prinsip kejujuran, transparansi dan keadilan dalam bernegara,” tambahnya.

    Karenanya, jejaringan aktivis yang tergabung dalam Partai Negoro (Nasional Gotong Royong), menyatakan sikap perlawanan. Menolak secara tegas konspirasi elite partai yang bertindak merusak tatatan demokrasi dan kedaulatan politik rakyat.

  • Faizal Assegaf: Jokowi Jebak Prabowo ke Arah Otoritarianisme

    Faizal Assegaf: Jokowi Jebak Prabowo ke Arah Otoritarianisme

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat politik Faizal Assegaf menyoroti dinamika politik antara mantan Presiden Jokowi dan Presiden Prabowo Subianto.

    Dikatakan Faizal, kompromi politik yang terjadi antara keduanya telah melanggar etika, aturan, dan konstitusi bernegara.

    “Ihwal kompromi politik Prabowo dan Jokowi secara ekstrem dengan menabrak etika, aturan dan konstitusi bernegara,” ujar Faizal di X @faizalassegaf (10/2/2025).

    Dia bahkan menyebut bahwa pemerintahan Jokowi yang awalnya berbasis sipil, kini semakin bergeser ke arah kekuasaan militeristik.

    “Mulai dari rezim sipil yang korup dan ugal-ugalan dan kini mengarah pada kekuasaan militeristik,” ucapnya.

    Faizal melihat, tujuan dari permainan tersebut tidak lain adalah untuk menjebak Prabowo dalam kepanikan dan akhirnya memilih pendekatan kekuasaan otoriter.

    “Pelan-pelan Jokowi menggiring Prabowo terkepung oleh aneka problem krusial dan ancaman destabilitas,” tambahnya.

    Ia menilai, langkah Prabowo yang merekrut banyak figur militer ke dalam lingkaran strategisnya merupakan tanda kembalinya model kekuasaan Orde Baru.

    “Makin banyaknya figur militer yang direkrut oleh Prabowo di berbagai posisi strategis, memberi gambaran kebangkitan watak kekuasan Orde Baru,” Faizal menuturkan.

    Jika dibiarkan, lanjutnya, sistem demokrasi dan supremasi sipil bisa semakin terpinggirkan.

    “Di mana sumber daya militer menjadi mitra strategis di lingkar inti kekuasaan. Jika hal itu dibiarkan, maka sistem demokrasi dan supremasi sipil termarginal,” terangnya.

    Faizal bilang, saat ini Prabowo sedang dalam proses konsolidasi kekuasaan dengan pendekatan militerisme.

  • Faizal Assegaf Ingatkan Prabowo: Semakin Gelap Mata Membela Kejahatan Jokowi akan Berakibat Fatal

    Faizal Assegaf Ingatkan Prabowo: Semakin Gelap Mata Membela Kejahatan Jokowi akan Berakibat Fatal

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pernyataan Presiden Prabowo Subianto bahwa ada pihak yang mencoba memisahkan dirinya dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) memantik perhatian sejumlah kalangan.

    Kritikus Politik Indonesia, Faizal Assegaf mengingatkan Prabowo akibatnya akan fatal jika semakin nekat pamer kemesraan dengan Jokowi.

    “Jangan bermain api pak! Semakin nekat pamer kemesraan dan gelap mata membela kejahatan Jokowi akan berakibat fatal,” kata Faizal melalui cuitannya di X, Selasa (11/2/2025).

    Lebih lanjut ia mengingatkan bahwa ini adalah sebuah bangsa bukan persekutuan jahat antar dinasti atau jaringan mafia yang saling berkolusi demi melanggengkan kejahatan berjamaah.

    “Jokowi adalah wabah ganas kejahatan dalam bernegara yang telah terbukti 10 tahun berkuasa secara semena-mena,” tegasnya.

    Menurutnya sangat tidak etis dan tidak bermartabat karena bersikap licik untuk melindungi Jokowi adalah perilaku hipokrit.

    Ia menegaskan, modus kompromi politik busuk tersebut jelas melecehkan rasa keadilan rakyat.

    “Stop bicara omon-omon seolah menjaga persatuan, tapi hakikinya membodohi rakyat dengan sikap yang sangat labil, norak dan merusak tatanan bernegara,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo mengaku tergelitik ada pihak tertentu yang ingin merusak hubungan baiknya dengan Jokowi.

    “Ada yang sekarang mau misah-misahkan saya sama pak Jokowi, lucu juga untuk bahan ketawa boleh. Jangan kita jangan ikut pecah belah, pecah belah. Itu adalah kegiatan mereka yang enggak suka sama Indonesia,” kata Prabowo pada acara Kongres Ke-18 Muslimat NU yang berlangsung di Jatim International Expo, Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/2/2025).