Tag: Faisol Riza

  • Siap-Siap! Perusahaan Ini Bakal Buka 8.000 Lowongan Kerja di Brebes

    Siap-Siap! Perusahaan Ini Bakal Buka 8.000 Lowongan Kerja di Brebes

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan asal China PT Xinhai Knitting Indonesia (Xinhai) merealisasikan investasinya di industri tekstil dan produk tekstil (TPP) Indonesia. Adapun investasi yang dilakukan berupa pembangunan pabrik di Brebes, Jawa Tengah.

    Pabrik tersebut seluas 8 hektare (ha), diperkirakan dapat menyerap hingga 8.000 tenaga kerja. Pabrik ini akan memasok jaringan fesyen global yang juga memiliki rantai distribusi-ritel modern sendiri, yaitu H&M.

    Mengutip keterangan di situs resmi Pemerintah Kabupaten Brebes, peletakan batu pertama atau groundbreaking pabrik telah dilakukan pada bulan lalu yang dihadiri oleh Bupati Brebes Hj Paramitha Widya Kusuma bersama Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza serta jajaran manajemen Xinhai di Desa Ciampel Kecamatan Kersana, Brebes.

    Dalam keterangan resmi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) disebutkan, Xinhai membangun fasilitas produksi senilai US$40 juta atau setara Rp652,2 miliar (kurs penutupan hari Senin, 21/7/2025 menurut Refinitiv Rp16.305/ US$).

    “Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi kepada PT Xinhai Knitting Indonesia dan H&M atas komitmennya dalam menanamkan modalnya di Indonesia. Realisasi investasi ini dinilai sebagai langkah strategis yang akan memperkuat daya saing sektor industri TPT nasional. Sekaligus menjadi jawaban atas tantangan di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu,” kata Wamenperin Faisol Riza, dikutip Minggu (10/8/2025).

    “Keberadaan PT Xinhai Knitting Indonesia ini sebagai bagian dari rantai pasok global H&M yang menerapkan standar keberlanjutan tinggi, sangat sejalan dengan visi Indonesia untuk mewujudkan sektor manufaktur yang tangguh, inklusif, dan berwawasan lingkungan,” tambahnya.

    Rencananya, pabrik baru ini akan mulai berproduksi di medio tahun 2026 nanti.

    “Rencana produksi yang dijadwalkan mulai pada Juli 2026, kehadiran perusahaan PT Xinhai Knitting Indonesia ini diharapkan akan memberikan kontribusi besar terhadap penciptaan lapangan kerja, peningkatan aktivitas ekonomi lokal, serta mendukung transformasi industri menuju keberlanjutan,” sebutnya.

    “Apalagi, pabrik ini dirancang akan menggunakan solar panel dan pengolahan air limbah sesuai standar industri hijau,” ujar Faisol.

    Realisasi investasi Xinhai ini, menurut Faisol membuktikan kepercayaan tinggi investor atas Indonesia.

    “Ini tidak hanya menandai dimulainya pembangunan fisik, namun juga awal dari kerja sama jangka panjang yang kami harapkan ikut memberikan manfaat nyata bagi para investor, pemerintah, serta masyarakat lokal,” ucapnya.

    Dia menambahkan, investasi Xinhai ini mencerminkan kepercayaan yang kuat terhadap bangsa Indonesia.

    “Bahwa Indonesia bukan hanya mampu menarik investasi, tetapi juga memiliki potensi besar dalam meningkatkan daya saing sektor industri TPT di pasar global,” katanya.

    “Apalagi, industri TPT merupakan salah satu sektor prioritas dalam peta jalan pembangunan industri nasional. Sektor ini juga menjadi kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini terlihat dari kinerja pada Triwulan I tahun 2025, sektor industri TPT mencatat pertumbuhan positif sebesar 4,64
    persen,” tambah Faisol.

    Dari sisi ekspor, untuk periode Januari-April 2025, industri TPT mencatat nilai sebesar US$3,38 miliar, meningkat 3,57% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Saat ini, sektor TPT menyerap lebih dari 3,76 juta tenaga kerja, atau sekitar 19,18% dari total tenaga kerja di sektor manufaktur nasional.

    Sementara itu, Direktur Xinhai Huang Lu Yu mengungkapkan alasan perusahaan memilih Indonesia sebagai lokasi investasi karena melihat potensi besar yang ditawarkan.

    “Sebagai investor tekstil dan pakaian global, grup kami memiliki basis produksi pakaian rajut skala besar di Nantong, China dan Yangon, Myanmar, dan telah lama menyediakan layanan berkualitas tinggi untuk brand internasional, seperti H&M, partner bisnis kami,” ungkapnya.

    Juga, lanjut dia, untuk memperdalam kerjasama strategis dengan H&M, perusahaan memilih Brebes sebagai titik awal yang baru.

    “Indonesia bukan hanya pusat maritim di ASEAN, tapi juga memiliki tenaga kerja yang melimpah. Masyarakat Brebes yang hangat juga membuat kami percaya diri untuk berinvestasi di Indonesia,” kata Huang.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jerman Hingga Rusia Minat Impor Minuman Alkohol Made In Indonesia – Page 3

    Jerman Hingga Rusia Minat Impor Minuman Alkohol Made In Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengutarakan, produk minuman mengandung etil alkohol (MMEA) atau minuman beralkohol (minol) laku keras di pasar ekspor. Beberapa negara seperti Jerman hingga Rusia bahkan berminat melakukan impor minuman beralkohol made in Indonesia.

    Faisol mengatakan, Kemenperin terys melakukan upaya promosi produk MMEA di tingkat global. Salah satunya melalui pameran dagang Salon International de l’alimentation atau SIAL Paris 2024.

    “Melalui fasilitasi keikutsertaan dalam ajang SIAL Paris 2024, berhasil mencatatkan potensi transaksi ekspor sebesar USD 620 ribu. Dengan minat dari sejumlah negara seperti Taiwan, Jerman, Inggris, Prancis, dan Rusia,” ungkapnya di dalam pembukaan acara Business Matching dan Pameran Specialty Indonesia 2025 di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (4/8/2025).

    Secara umum, ia menyampaikan, industri minuman beralkohol merupakan sektor yang juga berkontribusi besar terhadap cukai hingga mencapai Rp 8,86 triliun, dan ekspor sebesar USD 17,32 juta.

    Untuk meningkatkan kualitas produk MMEA, Kemenperin telah mengeluarkan Permenperin Nomor 19 Tahun 2024 tentang Tata Cara Penerbitan Pertimbangan Teknis Impor Bahan Baku Minuman Beralkohol.

    “Itu memberikan peluang impor bahan baku minuman beralkohol sebagai jaminan ketersediaan bahan baku dalam negeri, perluasan inovasi dan peningkatan kualitas produk MMEA Indonesia,” imbuhnya.

     

  • Digitalisasi tempat penerimaan susu pacu kualitas bahan baku

    Digitalisasi tempat penerimaan susu pacu kualitas bahan baku

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyampaikan program digitalisasi tempat penerimaan susu terbukti telah meningkatkan kualitas bahan baku susu segar di 96 titik di wilayah Tanah Air.

    ‎Wamenperin di Jakarta, Senin menyampaikan program tersebut dijalankan mengingat industri pengolahan susu saat ini masih mengalami tantangan dalam pemenuhan bahan baku susu segar, baik dari sisi jumlah maupun kualitas.

    ‎‎”Program ini terbukti meningkatkan kualitas bahan baku susu segar, serta berperan membangun sistem pengelolaan data yang transparan dan akurat sehingga menekan potensi kerugian sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak,” kata dia.

    ‎‎Wamenperin menyampaikan program digitalisasi yang sudah dijalankan sejak tahun 2022 ini melibatkan sembilan koperasi dengan anggota lebih dari 25 ribu orang peternak, dan mencatat produksi 680 ton per hari susu yang berkualitas baik.

    ‎‎Lebih lanjut, dari sisi ekspor, kinerja industri pengolahan susu nasional menunjukkan tren pertumbuhan positif yang mencapai 233,5 juta dolar AS pada tahun 2024.

    ‎‎Sementara itu sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyatakan, impor sapi perah yang dilakukan oleh pihaknya pada tahun ini yang mencapai 250 ribu ekor bertujuan untuk mengurangi ketergantungan susu impor (substitusi) dan memenuhi kebutuhan susu domestik.

    ‎‎”Yang sekarang kita konsumsi susu, yang di mana konsumsi susu per kapita kita juga masih rendah, itu pun 80 persennya masih impor. Kita ingin gap impor kita perbaiki, di samping juga ada market baru namanya Makan Bergizi Gratis (MBG), maka, mau nggak mau ini kan kejar-kejar antara waktu, antara kebutuhan sama suplainya,” kata dia ditemui di Jakarta, Jumat (13/7).

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Industri Makanan Minuman RI Topang Ekonomi RI, Ternyata Ini Kuncinya

    Industri Makanan Minuman RI Topang Ekonomi RI, Ternyata Ini Kuncinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan sektor industri makanan dan minuman (mamin) masih menjadi penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal pertama 2025.

    Hal ini diungkap Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza dalam pembukaan pameran business matching “Speciality Indonesia” di Gedung Kemenperin, Senin (4/8/2025). Dia mengatakan, kontribusi industri mamin terhadap PDB non-migas pada kuartal pertama 2025 mencapai 41,15% dan terhadap PDB nasional mencapai 7,2%.

    Sementara itu, nilai ekspor sektor ini sepanjang Januari-April 2025 mencapai US$ 14,66 miliar, sedangkan nilai impornya sebesar US$ 4,23 miliar.

    Dan, realisasi investasi sektor mamin juga tumbuh signifikan menjadi Rp 22,64 triliun pada kuartal I-2025.

    “Dengan demikian, industri makanan dan minuman melanjutkan tren surplus neraca perdagangan sebesar US$ 10,43 miliar,” kata Faisol dalam paparannya di acara Business Matching dan Pameran Specialty Indonesia 2025, di Gedung Kemenperin, Senin (4/8/2025).

    Terkait industrinya, Faisol memaparkan perkembangan sejumlah subsektor strategis, seperti industri kakao, kopi, teh, pengolahan susu, tembakau, dan minuman mengandung etil alkohol (MMEA). 

    Di industri pengolahan kakao, ekspornya mencapai US$ 2,4 miliar pada 2024, dengan volume mencapai 304.000 ton yang diekspor ke 110 negara. Tak hanya itu saja, program Cocoa Doctor yang bekerja sama dengan sektor swasta telah melatih 450 tenaga teknis dan menjangkau lebih dari 40.000 petani kakao.

    Sedangkan di industri kopi, Indonesia berhasil menempati posisi keempat produsen kopi dunia pada 2024, dengan ekspor produk olahan kopi mencapai US$ 661 juta, naik 4,39% dari 2023. Berkat ekspor ini, ada 54 jenis kopi dari berbagai wilayah di Indonesia yang sudah mendapatkan sertifikasi Indikasi Geografis (IG).

    Di sektor teh, Indonesia mengekspor sebanyak 36.738 ton dengan nilai mencapai US$ 59,24 juta, menjadikannya negara eksportir teh terbesar ke-11 di dunia. Berikutnya ekspor produk holtikultura seperti buah-buahan, pada 2024, jumlahnya mencapai 402.000 ton dengan nilai US$ 510 juta.

    Industri pengolahan susu, Kemenperin mencatat nilai ekspornya pada tahun lalu mencapai US$ 233,5 juta. Tak hanya kebutuhan ekspor, Kemenperin juga menjalankan program digitalisasi Tempat Penerimaan Susu di 96 titik yang melibatkan 25.000 peternak di Indonesia.

    Selanjutnya, industri hasil tembakau (IHT) juga menunjukkan kinerja yang positif, di mana investasi sektor ini mencapai Rp5,2 triliun pada periode 2022-2025 dan berhasil menyerap tenaga kerja hingga 5.000 orang. Dari ekspornya, mencapai US$ 1,85 miliar pada tahun lalu.

    Terakhir, industri minuman mengandung etil alkohol (MMEA), masih menjadi sektor penyumbang cukai terbesar dengan nilai cukainya pada tahun lalu mencapai Rp 8,86 triliun dan nilai ekspornya mencapai US$ 17,32 juta.

    Dengan melimpahnya komoditas perkebunan di Indonesia, Faisol berharap hal ini dapat dimanfaatkan dengan baik untuk keberlangsungan industri pengolahan.

    “Indonesia dikaruniai keragaman sumber daya hayati yang melimpah, modal yang sangat penting bagi pengembangan industri pengolahan. Potensi ini tentu harus dioptimalkan, untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun pasar global,” ujar Faisol.

    Oleh karena itu, Faisol berharap kegiatan Business Matching dan Pameran Specialty Indonesia menjadi momentum memperkuat kolaborasi industri dalam negeri dengan mitra global.

    “Ajang ini menjadi etalase produk unggulan seperti kopi, teh, kakao, susu, dan buah, serta memperkenalkan minuman beralkohol dan cerutu buatan Indonesia,” ujarnya.

    Faisol juga menegaskan pentingnya peningkatan nilai tambah produk dalam negeri agar industri nasional dapat terus tumbuh dan bersaing di tingkat global.

    “Kita berharap industri di Indonesia dapat terus tumbuh dan berdaya saing global, termasuk di sektor makanan dan minuman. Maju terus industri Indonesia,” tutupnya.

    Foto: Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza di acara Business Matching dan Pameran Specialty Indonesia 2025, di Gedung Kemenperin, Senin (4/8/2025). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
    Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza di acara Business Matching dan Pameran Specialty Indonesia 2025, di Gedung Kemenperin, Senin (4/8/2025). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kemenperin jalankan ekstensifikasi lahan pacu produktivitas kakao

    Kemenperin jalankan ekstensifikasi lahan pacu produktivitas kakao

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memanfaatkan lahan bekas tambang, perhutanan sosial, dan hutan tanaman industri sebagai program ekstensifikasi pemanfaatan lahan untuk memacu produktivitas industri pengolahan kakao.

    Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza di Jakarta, Senin menyampaikan dari ekstensifikasi tersebut, pihaknya menargetkan untuk meningkatkan produktivitas kakao dari 0,2 menjadi 1,5 ton per hektare per tahun.

    “Dan diproyeksikan dapat menambah produksi biji kakao hingga 450 ribu ton di dalam 10 tahun,” kata dia.

    Disampaikan Wamenperin, berdasarkan data International Cocoa Organization (ICCO) 2024, Indonesia menempati posisi ke-4 dunia sebagai produsen produk olahan kakao dan posisi ke‑7 sebagai produsen biji kakao.

    Selanjutnya, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan International Trade Statistics tahun 2024, nilai ekspor Industri pengolahan kakao mencapai 2,4 miliar dolar AS dengan volume mencapai 304 ribu ton yang diekspor ke 110 negara, di antaranya Amerika Serikat, India, China, dan Malaysia.

    Selain ekstensifikasi lahan, disampaikan Wamenperin pihaknya juga menjalankan program Cocoa Doctor untuk memacu industri kakao. Program ini bekerja sama dengan PT Mars Symbioscience Indonesia dengan melaksanakan pelatihan SDM berkelanjutan.

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kemenperin Sebut Sektor Manufaktur Indonesia Masih Ekspansif, Ini Buktinya – Page 3

    Kemenperin Sebut Sektor Manufaktur Indonesia Masih Ekspansif, Ini Buktinya – Page 3

    Sebelumnya, Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyampaikan, Batam, Kepulauan Riau, memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai kawasan strategis bagi pembangunan industri kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di Indonesia.

    Hal ini disampaikan Wamenperin dalam Focused Group Discussion (FGD) bertema “Potensi Penguatan Industri Elektronika dalam Rangka Pengembangan Industri AI di Indonesia” di Batam, Kamis (10/7/2025).

    “Batam bisa menjadi salah satu kawasan pembangunan industri AI pada masa depan,” ujar Faisol. Apalagi, potensi Batam memiliki 19 kawasan industri yang sudah berkembang, dan beberapa perusahaan yang beroperasi di dalamnya telah terlibat dalam pengembangan teknologi elektronika, termasuk komponen-komponen penting yang menjadi fondasi pengembangan AI.

    Sebelumnya, Faisol telah melakukan kunjungan lapangan ke sejumlah perusahaan di Batam. Ia melihat langsung kesiapan kawasan industri dan perusahaan industri di Batam dapat mendukung terwujudnya basis industri berteknologi tinggi.

    “Kemarin, kami mengunjungi perusahaan sektor telematika, pemasok komponen untuk produk gadget global, serta lokasi rencana pembangunan pabrik mitra dalam rantai pasok Apple yang akan memproduksi AirTag. Ini bukti bahwa Batam sangat berpotensial,” ia menambahkan.

  • Pemerintah Canangkan Gerakan Industri Masuk Desa – Page 3

    Pemerintah Canangkan Gerakan Industri Masuk Desa – Page 3

    Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza, mengatakan dalam waktu yang tidak lama, mahasiswa akan memasuki tahapan baru yaitu dunia kerja, sebuah fase penuh tantangan yang semakin kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, Wamenperin menekankan pentingnya lima kemampuan utama yang perlu dimiliki oleh generasi muda.

    Pertama, kesiapan intelektual, dalam hal ini generasi muda memiliki kesiapan untuk mau bertempur di dunia nyata. Selain itu, generasi muda mampu memahami sejarah dan filosofi batik sebagai bagian dari identitas nasional, serta sadar akan tantangan globalisasi terhadap budaya lokal.

    Kedua, keterampilan digital dan kreatif. Saat ini, digitalisasi yang berkaitan dengan kreativitas tidak dapat terhindarkan dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari.

    Generasi muda dapat meningkatkan skill seperti desain grafis, animasi, juga memanfaatkan media sosial dengan menjadi content creator untuk memperkenalkan batik.

    “Ekosistem di Indonesia sebenarnya sangat mendukung untuk digitalisasi. Masalahnya, infrastruktur digital kita belum belum kuat dan merata. Karena itu, Kementerian Perindustrian terus bekerja keras supaya infrastruktur digital juga dimiliki oleh bangsa kita dengan sebaik-baiknya,” kata Faisol pada kuliah umum “Membatik Pikiran, Mewarnai Karakter, Menjahit Cita-Cita” dalam rangkaian Industrial Festival feat. Gelar Batik Nusantara 2025 di Jakarta, Kamis (31/7/2025).

    Ketiga, pengalaman kewirausahaan. Jika generasi muda mampu mengkonsolidasikan seluruh potensi yang ada di kewirausahaan, mengelolanya dengan baik, menjalankan secara optimal, maka bisa tumbuh menjadi industri besar.

    “Untuk memulainya, dapat dilakukan dengan membangun brand lokal berbasis batik dengan pendekatan modern seperti streetwearm sustainable, dan fashion,” ujarnya.

     

  • Jerman Hingga Rusia Minat Impor Minuman Alkohol Made In Indonesia – Page 3

    Gen Z Harus Punya 5 Keterampilan Ini untuk Hadapi Dunia Kerja – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza, mengatakan dalam waktu yang tidak lama, mahasiswa akan memasuki tahapan baru yaitu dunia kerja, sebuah fase penuh tantangan yang semakin kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, Wamenperin menekankan pentingnya lima kemampuan utama yang perlu dimiliki oleh generasi muda.

    Pertama, kesiapan intelektual, dalam hal ini generasi muda memiliki kesiapan untuk mau bertempur di dunia nyata. Selain itu, generasi muda mampu memahami sejarah dan filosofi batik sebagai bagian dari identitas nasional, serta sadar akan tantangan globalisasi terhadap budaya lokal.

    Kedua, keterampilan digital dan kreatif. Saat ini, digitalisasi yang berkaitan dengan kreativitas tidak dapat terhindarkan dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari.

    Generasi muda dapat meningkatkan skill seperti desain grafis, animasi, juga memanfaatkan media sosial dengan menjadi content creator untuk memperkenalkan batik.

    “Ekosistem di Indonesia sebenarnya sangat mendukung untuk digitalisasi. Masalahnya, infrastruktur digital kita belum belum kuat dan merata. Karena itu, Kementerian Perindustrian terus bekerja keras supaya infrastruktur digital juga dimiliki oleh bangsa kita dengan sebaik-baiknya,” kata Faisol pada kuliah umum “Membatik Pikiran, Mewarnai Karakter, Menjahit Cita-Cita” dalam rangkaian Industrial Festival feat. Gelar Batik Nusantara 2025 di Jakarta, Kamis (31/7/2025).

    Ketiga, pengalaman kewirausahaan. Jika generasi muda mampu mengkonsolidasikan seluruh potensi yang ada di kewirausahaan, mengelolanya dengan baik, menjalankan secara optimal, maka bisa tumbuh menjadi industri besar.

    “Untuk memulainya, dapat dilakukan dengan membangun brand lokal berbasis batik dengan pendekatan modern seperti streetwearm sustainable, dan fashion,” ujarnya.

     

  • Kuliah Umum Wamenperin, Cerita Peran Vital Anak Muda dalam Industri Batik

    Kuliah Umum Wamenperin, Cerita Peran Vital Anak Muda dalam Industri Batik

    Foto Bisnis

    Pradita Utama – detikFinance

    Rabu, 30 Jul 2025 17:30 WIB

    Jakarta – Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza memberi kuliah umum dalam Gelar Batik Nusantara 2025. Ia menekankan pentingnya peran anak muda dalam melestarikan batik.

  • Komponen Lokal Lemah? Ini Tantangan Nyata Industri Kereta Api RI

    Komponen Lokal Lemah? Ini Tantangan Nyata Industri Kereta Api RI

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Industri perkeretaapian nasional terus berkembang dengan dukungan PT INKA yang menghadirkan rangkaian kereta berstandar internasional dan ramah lingkungan. Namun, agar sepenuhnya mandiri dan bersaing secara global, penguatan komponen lokal menjadi krusial, terutama untuk dua komponen vital, yaitu blok rem komposit dan roda kereta api.

    Setiap tahunnya, kebutuhan domestik untuk kedua komponen tersebut cukup tinggi, sekitar 220.000 unit blok rem komposit dan 30.000 unit roda kereta api. Hal ini mengemuka dalam focus group discussion (FGD) bertema “Peningkatan Daya Saing Sektor Perkeretaapian Melalui Pendalaman Struktur Industri”, yang digelar di Yogyakarta.

    Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menjelaskan, secara kapasitas, industri dalam negeri sebenarnya mampu memproduksi komponen tersebut. Namun, tantangannya adalah efisiensi produksi dan nilai ekonomis.

    “Kalau INKA hanya butuh 5.000 sampai 10.000 roda per tahun, produksinya cuma butuh dua bulan. Lalu 10 bulan sisanya, peralatannya nganggur. Itu tantangan tersendiri,” ungkap Faisol kepada Beritasatu.com, Sabtu (26/7/2025).

    Dalam forum itu, PT INKA juga menggandeng para akademisi dan ahli untuk mengembangkan strategi produksi nasional. Harapannya, produksi komponen strategis ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga untuk pasar ekspor.

    Vice President Technical Engineering of Rolling Stock PT KAI Sugito mengungkapkan, hingga 2025 terdapat 2.169 unit kereta api yang beroperasi di Jawa dan luar Jawa, dengan total 8.334 gerbong dan 506 lokomotif. Sementara itu, kereta rel diesel mencapai 103 unit dan LRT sebanyak 204 unit.

    Semua armada itu memerlukan suku cadang dengan jadwal penggantian bervariasi. “Untuk roda, biasanya diganti setahun sekali. Namun, blok rem sangat tergantung kondisi penggunaan di lapangan,” jelas Sugito.

    Melalui kolaborasi lintas sektor, pemerintah berharap industri perkeretaapian Indonesia mampu mengembangkan sistem transportasi modern, inovatif, dan berkelanjutan dengan komponen lokal sebagai fondasi utama.