Belanda Kembalikan Fosil Koleksi Dubois kepada Indonesia
Editor
KOMPAS.com
– Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon secara resmi menerima dokumen pengembalian koleksi fosil temuan ahli paleoantropologi Eugene Dubois dari pemerintah Belanda.
Prosesi serah terima dilaksanakan di Museum Naturalis, Leiden, Belanda.
Menurut keterangan resmi Museum Naturalis, Koleksi Dubois terdiri atas sekitar 28.000 fosil yang ditemukan di Pulau Jawa dan Sumatera.
Koleksi ini mencakup fosil Homo erectus (dahulu disebut Pithecanthropus erectus) yang ditemukan Dubois pada 1891–1892 di Trinil, wilayah yang kini termasuk Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Menurut siaran pers pemerintah pada Sabtu, pengembalian fosil koleksi Dubois kepada pemerintah Indonesia berlangsung bertepatan dengan kunjungan kerja Presiden RI Prabowo Subianto ke Belanda.
Fadli Zon mengatakan, pengembalian koleksi fosil yang menjadi rujukan penting dalam studi evolusi manusia menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu peradaban tertua di dunia.
“Hari ini kita menutup jurang sejarah dan memulihkan martabat pengetahuan yang lahir dari Trinil,” kata Fadli, seperti dilansir dari Antara, Minggu (29/9/2025).
“Kepulangan Koleksi Dubois adalah bukti bahwa diplomasi budaya Indonesia bekerja, kepemilikan sah NKRI diakui, dan akses riset dunia tetap terjaga,” tambah dia.
Fadli mengatakan, pengembalian koleksi Dubois ke Indonesia merupakan hasil kerja panjang Tim Repatriasi Kementerian Kebudayaan, yang sejak awal 2025 melakukan riset asal-usul dan perundingan intensif dengan Colonial Collections Committee (CCC) Belanda.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda Gouke Moes menyampaikan bahwa pengembalian koleksi fosil ke Indonesia merupakan wujud komitmen pemerintah Belanda dalam melaksanakan repatriasi koleksi kolonial secara bertanggung jawab.
Kementerian Kebudayaan RI telah menyusun rencana teknis pemindahan koleksi fosil, yang sudah disepakati oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda.
Kedua kementerian menyepakati pembentukan tim gabungan untuk mengamankan tahapan pemulangan koleksi fosil serta meningkatkan kerja sama riset, inventarisasi, konservasi, publikasi ilmiah, pameran, digitalisasi, dan peningkatan kapasitas peneliti maupun pengelola koleksi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Fadli Zon
-
/data/photo/2025/08/10/6898ce814eb9c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Belanda Kembalikan Fosil Koleksi Dubois kepada Indonesia Nasional 28 September 2025
-
Perdana Gelar Perayaan Hari Komedi, Ini Pesan Menteri Kebudayaan Fadli Zon
Perdana Gelar Perayaan Hari Komedi, Ini Pesan Menteri Kebudayaan Fadli Zon
-

Belanda Bakal Kembalikan Koleksi Fosil Era Kolonial ke Indonesia
Bisnis.com, JAKARTA – Belanda akan mengembalikan koleksi fosil era kolonial ke Indonesia, berdasarkan kesimpulan komite penasihat independen bahwa fosil-fosil tersebut diperoleh secara tidak sah pada era kolonial.
Keputusan pengembalian ini diresmikan dalam surat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda Gouke Moes yang ditujukan kepada Menteri Kebudayaan Republik Indonesia (RI) Fadli Zon.
Koleksi yang digali di Indonesia pada akhir abad ke-19 itu kini dikelola oleh Pusat Keanekaragaman Hayati Naturalis di Leiden, Belanda. Koleksi ini mencakup sebuah tengkorak, sebuah gigi geraham, dan sebuah tulang paha yang berkaitan dengan Homo erectus, spesies penting dalam rantai evolusi manusia.
“Saran komite itu didasarkan pada penelitian yang ekstensif dan cermat,” ujar Moes dalam sebuah pernyataan.
“Kami akan bekerja sama dengan Pusat Keanekaragaman Hayati Naturalis dan mitra-mitra di Indonesia dengan perhatian yang sama untuk mengatur pengembalian ini secara baik,” katanya.
Komisi Koleksi Kolonial yang independen menyarankan restitusi tanpa syarat setelah penyelidikannya menyimpulkan bahwa koleksi tersebut tidak pernah secara sah menjadi milik Belanda.
Komisi itu menemukan bahwa situasi pengambilan secara masuk akal menunjukkan fosil-fosil tersebut diambil bertentangan dengan kehendak penduduk setempat yang bagi mereka fosil-fosil tersebut memiliki makna spiritual dan ekonomi. Komisi itu juga menemukan bahwa aksi pemaksaan digunakan untuk mengidentifikasi lokasi penggalian.
“Saran yang menyeluruh ini memberikan wawasan hukum baru, yang menjadikan restitusi sebagai pilihan yang tepat,” kata Marcel Beukeboom, direktur umum Pusat Keanekaragaman Hayati Naturalis.
-

Prabowo: Belanda kembalikan 30 ribu artefak-dokumen milik Indonesia
”Di Belanda saya diterima dengan sangat baik oleh Raja dan Belanda mengembalikan 30 ribu item artefak yang mereka bawa dari Indonesia, dikembalikan ke kita,”
Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan bahwa Pemerintah Belanda sepakat mengembalikan 30 ribu jenis artefak hingga dokumen milik Indonesia, usai kunjungannya ke Belanda pada Jumat (26/9).
Dalam kunjungan resmi ke Belanda, Presiden Prabowo diterima langsung secara resmi oleh Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Máxima di Istana Huis ten Bosch, Den Haag, Belanda, dan membahas sejumlah isu strategis, termasuk pengembalian artefak yang pernah dibawa oleh pemerintah Belanda dari Indonesia.
”Di Belanda saya diterima dengan sangat baik oleh Raja dan Belanda mengembalikan 30 ribu item artefak yang mereka bawa dari Indonesia, dikembalikan ke kita,” kata Presiden Prabowo saat memberikan keterangan pers usai tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu.
Presiden menilai bahwa pengembalian artefak tersebut merupakan bentuk itikad baik dari Belanda yang ingin memelihara hubungan baik dengan Indonesia.
Senada dengan itu, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengatakan bahwa 30 ribu benda artefak yang akan dikembalikan itu berupa artefak jawa bersejarah, fosil dan dokumen milik Indonesia.
Teddy menjelaskan pengembalian artefak tersebut dilakukan sesegera mungkin melalui Menteri Kebudayaan Fadli Zon.
”Prosesnya mungkin pasti cepat karena tadi Raja Belanda sudah menyepakati itu, dan ini proses pengembalian sebenarnya sudah berjalan lama tapi Alhamdulillah berhasil disepakati tadi dan nanti akan dikembalikan ke Indonesia,” kata Teddy.
Adapun kunjungan Presiden Prabowo ke Istana Huis ten Bosch Belanda menjadi momen istimewa karena tidak hanya disambut oleh Raja Willem-Alexander sebagai Kepala Negara Belanda, tetapi juga Ratu Máxima.
Penyambutan oleh raja dan ratu secara bersamaan ini merupakan suatu hal yang jarang terjadi dan menjadi bentuk penghormatan tinggi Kerajaan Belanda kepada Presiden Prabowo.
Sebagai informasi, Presiden Prabowo dan Raja Willem-Alexander sama-sama berlatar belakang militer, sebuah kesamaan yang menghadirkan keakraban tersendiri dalam pertemuan tersebut.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/09/26/68d67d1e349be.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Prabowo: Belanda Kembalikan 30.000 Artefak ke Indonesia Nasional 27 September 2025
Prabowo: Belanda Kembalikan 30.000 Artefak ke Indonesia
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa Belanda akan mengembalikan 30.000 artefak yang pernah dibawa dari Indonesia.
Pengembalian 30.000 artefak ini dilakukan saat dirinya bertemu Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Máxima di Istana Huis ten Bosch, Den Haag, Belanda, pada Jumat (26/9/2025).
“Di Belanda saya diterima dengan sangat baik oleh Raja. Dan Belanda mengembalikan 30.000 item artefak. 30.000 item yang mereka bawa dari Indonesia dikembalikan ke kita,” kata Prabowo di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.
Prabowo menilai bahwa Belanda ingin memelihara hubungan baik dengan Indonesia.
“Saya kira itikad baik dari Belanda ingin pelihara hubungan baik kita,” ucapnya.
Selain itu, Prabowo mengatakan Ratu Máxima akan datang ke Indonesia pada bulan November mendatang. Kedatangannya dalam rangka berdiskusi soal keuangan.
“Ratu juga seorang, ternyata seorang ahli keuangan dan akan kesini tanggal 25 November untuk diskusi sama ahli-ahli keuangan kita, gimana untuk membantu keuangan rakyat yang belum mahir, belum pandai soal keuangan akan dibantu oleh PBB dan sebagainya,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyampaikan bahwa Prabowo mendapat kehormatan disambut langsung oleh Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima.
Dalam kunjungan di Belanda tersebut, Prabowo berdiskusi mengenai berbagai isu penting, termasuk penguatan hubungan bilateral kedua negara di berbagai bidang strategis.
“Kemudian tadi baru saja Bapak Presiden diterima oleh Raja Willem, Raja Belanda, dan Ratu Máxima. Raja adalah kepala negara pimpinan tertinggi di Belanda dan ini tentunya sangat baik untuk hubungan kedua negara,” ujar Seskab Teddy.
Teddy juga menjelaskan bahwa pertemuan Prabowo dengan Raja dan Ratu Belanda menghasilkan kesepakatan penting mengenai pengembalian 30.000 artefak.
“Dan intinya tadi juga disepakati bahwa Pemerintah Belanda akan mengembalikan sebesar, sebanyak 30.000 fosil, artefak, dokumen-dokumen budaya milik Indonesia yang disimpan di sini dan nanti prosesnya akan segera, mungkin besok Menteri Kebudayaan akan menyelesaikan itu dan segera dikembalikan kepada Indonesia,” tuturnya.
Lebih lanjut, Seskab Teddy menambahkan bahwa Menteri Kebudayaan Fadli Zon akan segera menindaklanjuti kesepakatan tersebut di Belanda.
“Jadi Menteri Budaya Pak Fadli Zon mungkin sudah di sini, dan besok atau dalam waktu dekat akan ke Museum Leiden di sini. Kalau tidak salah di Belanda dan 30.000 artefak itu akan dikembalikan segera ke Indonesia,” ungkapnya.
Dia juga memastikan bahwa prosesnya pengembaliannya akan berlangsung cepat.
“Prosesnya mungkin pasti cepat karena tadi Raja Belanda sudah menyepakati itu, dan ini proses pengembalian sebenarnya sudah berjalan lama tapi Alhamdulillah berhasil disepakati tadi dan nanti akan dikembalikan ke Indonesia,” imbuh Teddy.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc()/kly-media-production/thumbnails/5394504/original/071339500_1761633629-97-tahun-sumpah-pemuda-fadli-zon-sampaikan-pesan-penting-dc418d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
97 Tahun Sumpah Pemuda, Fadli Zon Sampaikan Pesan Penting
Newssehari yang lalu
Y
OlehYoga NugrahaDiperbaharui 29 Okt 2025, 08:15 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2025, 12:55 WIB
0ShareCopy LinkBatalkan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon memimpin upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 di Museum Sumpah Pemuda, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (28/10) pagi.
Fadli ZonSumpah Pemuda
-
/data/photo/2025/09/26/68d6aa4b13c01.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
5 Prabowo Bawa Pulang 30 Ribu Artefak, Fosil, dan Dokumen Indonesia yang Selama Ini Disimpan Belanda Nasional
Prabowo Bawa Pulang 30 Ribu Artefak, Fosil, dan Dokumen Indonesia yang Selama Ini Disimpan Belanda
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden RI Prabowo Subianto mengakhiri rangkaian kunjungan kerja di Belanda dan bertolak meninggalkan Amsterdam pada Jumat (26/9/2025).
Prabowo bahkan membawa ‘oleh-oleh’ berupa kesepakatan untuk membawa kembali 30 ribu benda bersejarah Indonesia yang disimpan di Belanda selama ini.
Berdasarkan keterangan Setpres, Prabowo dilepas oleh Director of the Protocol and Host Country Department of the Ministry of Foreign Affairs of the Kingdom of the Netherlands, Gabriella Sancisi, serta Aide-de-Camp to His Majesty the King, Lieutenant Colonel Tienka Campenhout di Bandara Amsterdam.
Turut melepas keberangkatan Prabowo yakni Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas, beserta Atase Pertahanan KBRI Den Haag, Kolonel Laut (P) Rikrik Permadi Sobana.
Suasana keberangkatan semakin khidmat dengan kehadiran pasukan kehormatan.
Dua prajurit kehormatan berdiri tegak di ujung tangga pesawat, sementara sembilan prajurit lainnya berjajar rapi di sisi kiri karpet merah, memberikan penghormatan kepada Kepala Negara Indonesia.
Dengan penuh kehormatan dan prosesi militer yang khidmat, Prabowo meninggalkan Amsterdam setelah melaksanakan agenda-agenda penting yang memperkuat kerja sama Indonesia dan Belanda di berbagai bidang.
Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyampaikan bahwa Prabowo mendapat kehormatan disambut langsung oleh Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo berdiskusi mengenai berbagai isu penting, termasuk penguatan hubungan bilateral kedua negara di berbagai bidang strategis.
“Kemudian tadi baru saja Bapak Presiden diterima oleh Raja Willem, Raja Belanda dan Ratu Maxima. Raja adalah kepala negara pimpinan tertinggi di Belanda dan ini tentunya sangat baik untuk hubungan kedua negara,” ujar Seskab Teddy.
Teddy juga menjelaskan bahwa pertemuan Prabowo dengan Raja dan Ratu Belanda menghasilkan kesepakatan penting mengenai pengembalian 30 ribu benda dan artefak Jawa bersejarah, serta fosil dan dokumen milik Indonesia.
“Dan intinya tadi juga disepakati bahwa Pemerintah Belanda akan mengembalikan sebesar, sebanyak 30 ribu fosil, artefak, dokumen-dokumen budaya-budaya milik Indonesia yang disimpan di sini dan nanti prosesnya akan segera, mungkin besok Menteri Kebudayaan akan menyelesaikan itu dan segera dikembalikan kepada Indonesia,” tuturnya.
Lebih lanjut, Seskab Teddy menambahkan bahwa Menteri Kebudayaan Fadli Zon akan segera menindaklanjuti kesepakatan tersebut di Belanda.
“Jadi Menteri Budaya Pak Fadli Zon mungkin sudah di sini, dan besok atau dalam waktu dekat akan ke Museum Leiden di sini. Kalau tidak salah di Belanda dan 30 ribu artefak itu akan dikembalikan segera ke Indonesia. Prosesnya mungkin pasti cepat karena tadi Raja Belanda sudah menyepakati itu, dan ini proses pengembalian sebenarnya sudah berjalan lama tapi Alhamdulillah berhasil disepakati tadi dan nanti akan dikembalikan ke Indonesia,” imbuh Teddy.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Menbud Fadli Zon Apresiasi Timun Mas in Wonderland! untuk Lestarikan Dongeng Tanah Air
JAKARTA – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon menunjukkan dukungannya untuk karya yang mengangkat budaya Tanah Air. Ia hadir membuka Magical Casting Bootcamp pembuatan film musikal Timun Mas in Wonderland! di Hotel Liberta Kemang, Jakarta Selatan, Kamis, 18 September.
“Cerita rakyat Indonesia seperti Timun Mas memiliki kedalaman sejarah dan nilai yang tak kalah dari kisah dunia seperti Romeo and Juliet. Kekayaan budaya ini harus terus dihidupkan lewat medium film,” ujar Menbud Fadli Zon dalam siaran tertulis.
Menurutnya, potensi film anak dengan cerita dan eksekusi teknis yang matang akan membawa potensi besar. Hal itu sudah dibuktikan oleh film animasi Jumbo yang meraih 11 juta penonton.
“Semoga Timun Mas in Wonderland! meraih apresiasi serupa, bahkan lebih. Kita butuh film anak yang relevan, menghibur, sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia,” harapnya.
Bootcamp ini diikuti 40 anak terpilih dari berbagai daerah. Selama 18–21 September 2025, mereka mengikuti audisi intensif akting, menari, dan menyanyi bersama pelaku industri seperti Darius Sinathrya, Surya Saputra, Irgi Fahrezi, Karisma Bestari, Agung Sentausa, dan Andrei Aksana. Kurikulum mencakup dasar akting, penghayatan peran, olah tubuh dan vokal, hingga praktik shooting dan casting.
Film musikal ini diadaptasi dari novel Timun Mas in Wonderland: Misi Perjalanan Maura & 7 Sahabat karya Karisma Bestari yang terinspirasi cerita rakyat Jawa Tengah. Karisma ingin kisah Timun Mas hadir dalam berbagai medium modern hingga ke kancah internasional.
Menbud Fadli menilai drama musikal memadukan seni peran, tari, musik, dan bahasa sehingga butuh talenta berani tampil di panggung nasional dan global.
“Bootcamp ini langkah penting melahirkan aktor muda yang mampu menembus panggung internasional,” tegasnya.
Jumlah penonton film nasional yang tercatat lebih dari 59 juta orang jadi sinyal positif. 70 persen penonton bioskop memilih film Indonesia.
“Film kita sudah jadi tuan rumah di negeri sendiri. Semoga Timun Mas in Wonderland makin memperkuat posisi itu,” pungkas Menbud Fadli Zon.
Kementerian Kebudayaan mendukung karya kreatif berbasis budaya sebagai sarana edukasi dan diplomasi, melalui program seperti Kita Cinta Lagu Anak Indonesia (KILA) dan Manajemen Talenta Nasional Seni Budaya (MTN) yang membuka ruang pengembangan talenta muda serta memperluas literasi dan infrastruktur film.
-
/data/photo/2025/09/18/68cbf50f0dc71.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Di PTUN, Marzuki Darusman Desak Fadli Zon Cabut Pernyataan soal Pemerkosaan Massal 1998 Megapolitan 18 September 2025
Di PTUN, Marzuki Darusman Desak Fadli Zon Cabut Pernyataan soal Pemerkosaan Massal 1998
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta menggelar sidang perdana gugatan terhadap pernyataan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, yang dinilai menyangkal adanya pemerkosaan massal pada kerusuhan Mei 1998.
Salah satu penggugat, Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) 1998, Marzuki Darusman, menegaskan gugatan ini diajukan untuk menjaga kebenaran sejarah dan menghormati para korban.
“Gugatan ini tertuju untuk meminta pada Menteri Kebudayaan menarik pernyataan yang dilakukan beberapa waktu lalu yang berkaitan dengan peristiwa lagi di bulan Mei 1998,” ujar Marzuki di PTUN Jakarta, Kamis (18/9/2025).
Menurut Marzuki, pernyataan Fadli Zon berpotensi mengaburkan fakta sejarah. Ia mengingatkan bahwa TGPF 1998 telah melakukan penelitian dan penyelidikan yang membuktikan adanya berbagai bentuk kekerasan terhadap masyarakat sipil.
“Pernyataan Menteri mengalami cedera lanjutan, sebagai akibat dari pernyataan-pernyataan yang mengingkari kebenaran dan keseriusan dari tindakan kekerasan yang dialami oleh mereka yang menjadi korban,” tegasnya.
Marzuki berharap majelis hakim dapat memberikan keputusan yang adil dengan memerintahkan Fadli Zon mencabut ucapannya sekaligus menyampaikan permintaan maaf terbuka.
“Mudah-mudahan kita akan dapat keputusan yang adil dan yang benar yaitu Menteri dinyatakan perlu, didasarkan kepada undang-undang mencabut pernyataannya dan sekaligus meminta maaf kepada publik secara publik,” jelas Marzuki.
Sebelumnya, Fadli Zon menuai kritik setelah meragukan adanya pemerkosaan massal pada kerusuhan Mei 1998 dalam wawancara bersama IDN Times.
“Nah, ada perkosaan massal. Betul nggak ada perkosaan massal? Kata siapa itu? Itu enggak pernah ada
proof
-nya (bukti). Itu adalah cerita. Kalau ada, tunjukkan. Ada enggak di dalam buku sejarah itu? Enggak pernah ada,” ucap Fadli dalam program Real Talk with Uni Lubis, Senin (8/6/2025).
Pernyataan tersebut memicu kecaman luas karena dianggap melukai para korban dan keluarga mereka.
Menanggapi kritik, Fadli Zon kemudian memberikan klarifikasi. Ia menegaskan tidak bermaksud menyangkal adanya peristiwa pemerkosaan massal, melainkan mengajak publik memaknai sejarah secara dewasa.
“Setiap luka sejarah harus kita hormati. Tapi sejarah bukan hanya tentang emosi, ia juga tentang kejujuran pada data dan fakta,” kata Fadli dalam keterangannya, Selasa (17/6/2025).
Menurutnya, tragedi sejarah perlu dilihat secara jernih dengan tetap mengedepankan empati dan akal sehat.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
