Tag: Fadli Rahman

  • Ratusan Anak Muda di Dunia Berkumpul, Hadapi AI di Masa Depan

    Ratusan Anak Muda di Dunia Berkumpul, Hadapi AI di Masa Depan

    Jakarta

    Seiring dengan perkembangan teknologi AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan) yang pesat menjadi tantangan tersendiri bagi generasi muda saat ini. Tak sedikit kekhawatiran muncul, seperti manusia akan tergantikan oleh AI di masa mendatang.

    CEO IDNextLeader, Aulia Pradipta Prabandaru mengungkapkan bahwa kepemimpinan masa kini tidak lagi bertumpu pada kekuasaan, melainkan pada keberanian untuk terhubung dan menciptakan dampak nyata.

    “Di tengah dunia yang dipenuhi ketidakpastian dan percepatan teknologi, generasi muda harus mampu memanusiakan inovasi-mengubah algoritma menjadi empati dan teknologi menjadi alat perdamaian,” ujarnya.

    Sementara itu, Fadli Rahman, Advisor IDNextLeader sekaligus Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE, menekankan pentingnya peran generasi muda dalam membangun pemahaman isu-isu strategis global yang relevan sembari membangun jejaring global.

    “Anak muda harus mampu menyerap ilmu, memperluas relasi, dan bertransformasi sebagai inovator sekaligus pencipta solusi. Karena anak muda lah yang berada di garis depan perubahan global,” ungkapnya.

    Persoalan tersebut kemudian dibahas melalui IDNextLeader didukung oleh PT Surya Sarana Dinamika dan Bank Indonesia Jakarta menyelenggarakan forum internasional bertajuk “We Are The World 2025” di Gedung A, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Senayan, Jakarta.

    Acara ini diikuti oleh 250 peserta dan mempertemukan tokoh-tokoh muda dari berbagai negara. Mulai dari Tiongkok, Korea Selatan, Singapura, Indonesia, Iran, Kanada, Palestina,Gambia, Tanzania, Filipina, Afghanistan, Sierra Leone, Pakistan, Ethiopia, Kamerun,⁠ Nigeria, ⁠ Jepang, India, ⁠ Malaysia, ⁠ Zanzibar, Inggris, ⁠ Malawi, ⁠ Timor Leste, ⁠ Vietnam, Swediahingga Amerika Serikat-dalam diskusi lintas budaya bertema “Advancing Peace ThroughTechnology: AI and Digital Global Talent For Digital Harmony.”

    Forum ini bertujuan meningkatkan pemahaman lintas budaya sekaligus mendorong pemanfaatan teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI), dalam bidang keuangan digital(fintech) dan kesehatan digital (digital health). Melalui serangkaian diskusi dan sesi interaktif, para peserta juga dibekali keterampilan komunikasi antarbudaya dan pemikiran kritis untuk menciptakan kolaborasi yang inklusif dan berkelanjutan di tengah ekosistem global yang kian kompleks.

    Forum ini terbagi dalam tiga panel paralelt, yaituFinTech and Financial Inclusion bersama Muhammad Zaydan Musyaffa (Analis Yunior KPw Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta), Citra Handayani Nasruddin (Tech For Good Institute Singapore) dan Sherren Chen (Chairperson of the Shanghai University Alumni Association in Indonesia And Founder of Happy Learning Mandarin Centre).

    Panel kedua, Digital and AI Machine Learning Potential in Youth’ s Future Daily Life bersama Krismassion Prihationo (Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia), Erlando Sulistia (Vice President PT. Informasi Geo Sistem) dan Wafa Taftazani (General Manager, Indonesia at Tools for Humanity / World).

    Dan ketiga, Digital Health and Telemedicine bersama Setiaji (Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan Republik Indonesia), dr. Laila Rahmah (Pendiri Medulla & Master Student in Digital Health) dan Winson Lee (Asisten Direktur PT. Oase Teknologi Asia).

    Acara ditutup secara simbolis dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara IDNext Leader dengan PT Surya Sarana Dinamika dan Tech For Good Institute, serta pembacaan deklarasi perdamaian oleh seluruh peserta sebagai wujud nyata komitmen global generasi muda untuk membangun dunia yang lebih damai, inklusif dan berkelanjutan.

    (agt/asj)

  • Pertamina Mau Gandeng China Bangun Pabrik Panel Surya di RI, Ini Bocorannya

    Pertamina Mau Gandeng China Bangun Pabrik Panel Surya di RI, Ini Bocorannya

    Jakarta

    PT Pertamina (Persero), melalui Pertamina New & Renewable Energy (NRE) akan menggandeng perusahaan asal China untuk membangun pabrik panel surya atau solar panel di Indonesia. Proses kerja sama tersebut sudah hampir final.

    “Dalam waktu dekat ini kita akan ada groundbreaking untuk kerja sama dengan salah satu tier one solar manufacturing company,” kata Direktur Perencanaan Strategi dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE, Fadli Rahman dalam konferensi pers di The Langham, Jakarta Selatan, Kamis (19/6/2025).

    Fadli menyebut pengembangan industri panel surya itu salah satunya untuk mendukung Indonesia bisa mengekspor listrik ke Singapura

    “Ini akan menjadi supporter utama atau menjadi poin utama kita untuk support ekspor listrik ke Singapura. Tentunya kita sambil mengeksplore potensi untuk kita bergerak di sana sebagai developer, tapi at least kita mulai dulu dari manufacturing,” tuturnya.

    Dalam kesempatan yang sama, Corporate Secretary Pertamina NRE Dicky Septriadi mengatakan informasi lebih lanjut terkait kerja sama tersebut akan disampaikan pada Senin (23/6).

    “Kita sedang berprogres untuk bekerja sama membangun manufacturing solar PV. Jadi kita punya proyek pembangunan manufaktur pabrik PLTS dengan perusahaan China. Acaranya akan dilaksanakan Senin (23/6), jadi tunggu tanggal mainnya, itu saja dulu bocorannya,” beber Dicky.

    Kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan guna mendukung pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emission melalui percepatan pembangunan industri panel surya nasional untuk pengembangan EBT di Indonesia.

    Tonton juga “Jaga Lingkungan, Pertamina Dukung Bank Sampah & Mangrove” di sini:

    (aid/ara)

  • Pertamina NRE edukasi EBT kepada generasi muda dan komunitas akademik

    Pertamina NRE edukasi EBT kepada generasi muda dan komunitas akademik

    Jakarta (ANTARA) – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) berkolaborasi dengan Society of Petroleum Engineers Universitas Indonesia (SPE UI) Student Chapter, memberikan edukasi kepada generasi muda dan komunitas akademik tentang energi baru dan terbarukan.

    Pemberian edukasi mengenai energi baru dan terbarukan (EBT) dilakukan dalam ajang business case competition Petrodays 2025.

    Fadli Rahman, Direktur Perencanaan Strategi dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE, mengatakan pengembangan EBT dan transisi energi Indonesia perlu dipahami dan menjaring partisipasi generasi muda Indonesia.

    “Pemanfaatan EBT akan turut mendukung ketahanan dan swasembada energi,” ujar Fadli Rahman di Jakarta, Jumat.

    Menurut Fadli, Pertamina NRE berkomitmen untuk turut mendorong transisi energi di Indonesia, tidak saja dari aspek bisnis komersial tapi juga kesiapan sumber daya manusia Indonesia.

    Fadli yang hadir di sela-sela sesi edukasi EBT dan Pertamina NRE pada ajang Petrodays 2025, Minggu (18/5), mengapresiasi kegiatan SPE UI Student Chapter yang dinilai sangat positif.

    Petrodays 2025 merupakan acara rutin yang diselenggarakan oleh SPE UI Student Chapter, di mana salah satu kegiatannya adalah business case competition. Pertamina NRE sebagai knowledge partner berperan penuh dalam seluruh rangkaian kompetisi ini.

    Kasus bisnis yang dikompetisikan mengambil tema Redefining Energy Mix: Integrating Renewables for a Net-Zero Future, khususnya pemanfaatan limbah cair kelapa sawit (POME) untuk biogas.

    Menurut Fadli, saat ini Pertamina NRE bekerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) telah memanfaatkan POME untuk pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) dengan kapasitas 2,4 megawatt (MW) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei yang beroperasi sejak 2020.

    Selain berinovasi pada pemanfaatan POME sebagai pembangkit listrik, Pertamina NRE juga memanfaatkan pengurangan emisi dari PLTBg Sei Mangkei ini sebagai produksi kredit karbon dari sektor biogas. PLTBg merupakan salah satu portofolio energi hijau Pertamina NRE di samping pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Selain itu, Pertamina NRE juga mengelola gas to power sebagai energi bersih yang berperan strategis dalam transisi energi.

    Fadli menambahkan bahwa untuk mewujudkan ketahanan energi, energi konvensional yang ada saat ini harus tetap dioptimalkan, namun energi hijau yang menjadi potensi domestik yang melimpah juga harus dikembangkan untuk mencapai swasembada energi. Selain itu, pemanfaatan energi hijau akan mampu menekan tingkat emisi karbon.

    Petrodays 2025 business case competition ini diikuti oleh para mahasiswa peserta SPE UI Student Chapter, antara lain dari Fakultas Teknik, Fakultas Matematika, dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam. Pengumpulan abstraksi karya akan ditutup pada 23 Mei 2025 dan pengumuman finalis dilakukan pada 31 Mei 2025. Sebanyak 8 abstraksi terbaik akan dipilih sebagai finalis yang akan berkompetisi pada tahapan pithcing inovasi mereka yang akan dilaksanakan pada 14 Juni 2025.

    Pewarta: Faisal Yunianto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

  • Wujudkan Prinsip ESG, Pertamina Luncurkan Green Movement

    Wujudkan Prinsip ESG, Pertamina Luncurkan Green Movement

    Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) resmi meluncurkan Green Movement. Program ini sebagai wujud nyata komitmen perusahaan dalam menginternalisasi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh lini.

    Gerakan ini mendorong perubahan pola pikir dan aksi nyata di lingkungan kerja, mulai dari pengurangan sampah, penggantian plastik, hingga penghematan energi.

    “Melalui Green Movement, kami ingin membangun kesadaran keberlanjutan yang dimulai dari kantor dan meluas ke masyarakat. Ini adalah langkah awal membentuk budaya hijau di Pertamina,” ujar CEO Pertamina NRE John Anis, dalam keterangan tertulis, Rabu (7/5/2025).

    Peluncuran Green Movement menjadi tonggak penting sekaligus pembuka kolaborasi strategis. Pada hari yang sama, Pertamina NRE menandatangani nota kesepahaman dengan Perkumpulan Akar Insani Indonesia (Akar) untuk bersama-sama mengembangkan program Pemajuan Kebudayaan Berbasis Konsep Keberlanjutan.

    Kesepakatan ini ditandatangani oleh Corporate Secretary Pertamina NRE Dicky Septriadi, dan Ketua Perkumpulan Akar Insani Indonesia Reno Sarah, di Executive Lounge Grha Pertamina, disaksikan langsung oleh Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri. Dalam kolaborasi ini, kedua pihak bersepakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, mengintegrasikan aktivitas komunitas, serta mendorong sinergi antara sektor energi dan budaya demi terciptanya dampak sosial dan lingkungan yang positif.

    Ruang lingkup kerja sama mencakup edukasi, kampanye, advokasi, hingga pemberdayaan masyarakat berbasis keberlanjutan. Dirut Pertamina Simon Aloysius Mantiri menegaskan Green Movement dan kerja sama ini menjadi bagian dari komitmen Pertamina dalam mendukung target net zero emission sekaligus pelestarian budaya.

    “Keberlanjutan tidak hanya tentang lingkungan, tetapi juga menjaga nilai-nilai budaya yang menjadi identitas bangsa,” ungkap Simon.

    Sementara itu, Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE Fadli Rahman, menjelaskan Green Movement dirancang dengan tiga pilar utama: edukasi dan sosialisasi gaya hidup ramah lingkungan, kampanye hidup sehat, serta penguatan seni dan budaya berbasis lingkungan. Fadli mengatakan Pertamina NRE ingin gerakan ini membawa perubahan jangka pendek, menengah, dan panjang, dengan dampak nyata bagi lingkungan dan masyarakat.

    Dengan peluncuran Green Movement dan kemitraan strategis ini, Pertamina NRE meneguhkan langkahnya sebagai pelopor transformasi hijau di sektor energi, mengintegrasikan keberlanjutan lingkungan dan kebudayaan untuk masa depan yang lebih baik. Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan pihaknya berupaya terhadap energi keberlanjutan yang merupakan investasi dan gaya hidup jangka panjang.

    “Melalui inovasi green movement Subholding PNRE, diharapkan menjadi fondasi bagi masa depan yang lebih hijau serta berguna untuk lingkungan dan masyarakat luas,” pungkasnya.

    (anl/ega)

  • Implementasikan ESG, Pertamina NRE Luncurkan Green Movement

    Implementasikan ESG, Pertamina NRE Luncurkan Green Movement

    Implementasikan ESG, Pertamina NRE Luncurkan Green Movement
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – PT Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) resmi meluncurkan
    Green Movement
    sebagai wujud nyata komitmen perusahaan dalam menginternalisasi prinsip
    environmental, social, and governance
    (
    ESG
    ) di seluruh lini.
    Gerakan tersebut mendorong perubahan pola pikir dan tindakan nyata di lingkungan kerja. Fokusnya antara lain pengurangan sampah, penggantian plastik sekali pakai, hingga penghematan energi.
    “Melalui Green Movement, kami ingin membangun kesadaran akan
    keberlanjutan
    yang dimulai dari kantor dan menyebar ke masyarakat. Ini adalah langkah awal dalam membentuk budaya hijau di Pertamina,” ujar CEO
    Pertamina NRE
    , John Anis melalui siaran persnya, Rabu (7/5/2025).
    Peluncuran Green Movement menjadi tonggak penting dan membuka jalan bagi kolaborasi strategis. 
    Pada hari yang sama, Pertamina NRE menandatangani nota kesepahaman dengan Perkumpulan Akar Insani Indonesia (Akar) untuk bersama-sama mengembangkan program Pemajuan Kebudayaan Berbasis Konsep
    Keberlanjutan
    .
    Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Corporate Secretary Pertamina NRE, Dicky Septriadi, dan Ketua Perkumpulan Akar Insani Indonesia, Reno Sarah, di Executive Lounge Grha Pertamina. 
    Penandatanganan itu disaksikan langsung oleh Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri.
    Dalam kerja sama ini, kedua pihak sepakat meningkatkan partisipasi masyarakat dan mengintegrasikan aktivitas komunitas. 
    Sinergi antara sektor energi dan budaya juga akan didorong demi menciptakan dampak sosial dan lingkungan yang berkelanjutan.
    Ruang lingkup kolaborasi mencakup edukasi, kampanye, advokasi, dan pemberdayaan masyarakat berbasis prinsip keberlanjutan.
    Dirut Pertamina, Simon Aloysius Mantiri menegaskan, Green Movement dan kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen Pertamina dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) serta pelestarian budaya.
    “Keberlanjutan bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga menjaga nilai-nilai budaya yang menjadi identitas bangsa,” ujarnya.
    Adapun Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE, Fadli Rahman menjelaskan, Green Movement dirancang dengan tiga pilar utama.
    Pertama
    , edukasi dan sosialisasi gaya hidup ramah lingkungan.
    Kedua
    , kampanye hidup sehat, dan
    ketiga
    adalah penguatan seni dan budaya berbasis lingkungan.
    “Kami ingin gerakan ini membawa dampak nyata bagi lingkungan dan masyarakat, baik dalam jangka pendek, menengah, maupun panjang,” kata Fadli.
    Dengan peluncuran Green Movement dan kemitraan strategis ini, Pertamina NRE menegaskan langkahnya sebagai pelopor transformasi hijau di sektor energi. 
    Pertamina NRE mengintegrasikan keberlanjutan lingkungan dan kebudayaan demi masa depan yang lebih baik.
    Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menambahkan bahwa Pertamina berkomitmen terhadap energi berkelanjutan sebagai investasi sekaligus gaya hidup jangka panjang.
    “Melalui inovasi Green Movement
    subholding
    PNRE, kami berharap inisiatif ini menjadi fondasi bagi masa depan yang lebih hijau dan bermanfaat bagi lingkungan serta masyarakat luas,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sah! Pertamina Pimpin Clean Energy Task Force – ASCOPE

    Sah! Pertamina Pimpin Clean Energy Task Force – ASCOPE

    Jakarta, CNBC Indonesia– Indonesia secara resmi menerima estafet kepemimpinan dari Malaysia pada Clean Energy Task Force (CETF) ASEAN Council on Petroleum (ASCOPE). Serah terima kepemimpinan ini berlangsung pada Mid-Year Task Force Meeting yang diselenggarakan Rabu, April 2025 di Singapura.

    Pertamina NRE, sebagai subholding energi baru dan terbarukan PT Pertamina (Persero), dipercaya mewakili upaya kolaboratif negara-negara ASEAN dalam mendorong pengembangan energi bersih dan transisi energi berkelanjutan di kawasan ASEAN. Kegiatan ini menjadi momentum ASCOPE untuk memperkuat kerja sama energi, khususnya di sektor energi baru terbarukan.

    Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE Fadli Rahman menyampaikan apresiasi kepada Malaysia yang memimpin dan mendorong pencapaian milestone CETF di periode 2022-2025.

    Fadli juga menegaskan komitmennya untuk terus mendorong pencapaian tujuan CETF, khususnya dalam mempercepat implementasi energi bersih dan berkelanjutan, meningkatkan kerja sama lintas negara, serta menyelaraskan inisiatif ASCOPE dengan target transisi energi ASEAN secara keseluruhan.

    “Kami merasa bangga dan terhormat dipercaya memimpin Task Force ini. Ini adalah kesempatan strategis untuk memperkuat posisi Indonesia dalam kerja sama regional, khususnya dalam mendorong transisi energi yang inklusif dan berkelanjutan di ASEAN,” ujar Fadli dikutip Senin (28/4/2025).

    Pada acara serah terima tersebut juga ditunjuk Vice Chairs dari 3 negara, yakni Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Masing-masing Vice Chairs diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian rencana aksi CETF.

    Aksi ini mencakup, namun tidak terbatas pada identifikasi dan implementasi partnership antar negara anggota ASCOPE, advokasi dan penyusunan rekomendasi regulasi, pengembangan kapasitas secara berkelanjutan, serta akses terhadap pendanaan hijau.

    “Kepemimpinan Pertamina NRE dalam CETF ASCOPE 2025 menegaskan peran strategis Indonesia dalam kancah energi ASEAN, serta memperkuat komitmen nasional terhadap target Net Zero Emission 2060 dengan terus berupaya mengembangkan energi baru terbarukan serta inisiatif hijau lainnya,” ungkap Fadli.

    VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina berkomitmen menjadikan ASCOPE sebagai platform kolaborasi terdepan di ASEAN yang mendorong solusi energi yang aman, terjangkau, dan tangguh demi kesejahteraan negara anggota.

    “Tujuan Pertamina adalah memfasilitasi kerja sama regional, memastikan keamanan energi, serta mempromosikan praktik berkelanjutan demi memperkuat kemakmuran ASEAN,” kata Fadjar.

    (dpu/dpu)

  • Sah! Pertamina Pimpin Clean Energy Task Force – ASCOPE

    Sah! Pertamina Pimpin Clean Energy Task Force – ASCOPE

    PIKIRAN RAKYAT – Indonesia secara resmi menerima estafet kepemimpinan dari Malaysia pada Clean Energy Task Force (CETF) ASEAN Council on Petroleum (ASCOPE). Serah terima kepemimpinan ini berlangsung pada Mid-Year Task Force Meeting yang diselenggarakan pada 23 April 2025 di Singapura.

    Pertamina NRE, sebagai subholding energi baru dan terbarukan PT Pertamina (Persero), dipercaya untuk mewakili upaya kolaboratif negara-negara ASEAN dalam mendorong pengembangan energi bersih dan transisi energi berkelanjutan di kawasan ASEAN. Kegiatan ini menjadi momentum ASCOPE untuk memperkuat kerja sama energi, khususnya di sektor energi baru terbarukan.

    Mewakili Pertamina, Fadli Rahman selaku Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE menyampaikan apresiasi kepada Malaysia yang telah memimpin dan mendorong pencapaian milestone CETF di periode tahun 2022-2025. Fadli Rahman juga menegaskan komitmennya untuk terus mendorong pencapaian tujuan CETF, khususnya dalam mempercepat implementasi energi bersih dan berkelanjutan, meningkatkan kerja sama lintas negara, serta menyelaraskan inisiatif ASCOPE dengan target transisi energi ASEAN secara keseluruhan.

    Indonesia menerima estafet kepemimpinan dari Malaysia pada Clean Energy Task Force (CETF) ASEAN Council on Petroleum (ASCOPE).

    “Kami merasa bangga dan terhormat dipercaya memimpin Task Force ini. Ini adalah kesempatan strategis untuk memperkuat posisi Indonesia dalam kerja sama regional, khususnya dalam mendorong transisi energi yang inklusif dan berkelanjutan di ASEAN,” ujar Fadli.

    Pada acara serah terima tersebut pula, telah ditunjuk Vice Chairs dari 3 negara, yakni Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Masing-masing Vice Chairs tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian rencana aksi CETF, yang mencakup namun tidak terbatas pada (1) identifikasi dan implementasi partnership antar negara anggota ASCOPE, (2) advokasi dan penyusunan rekomendasi regulasi, (3) pengembangan kapasitas secara berkelanjutan, serta (4) akses terhadap pendanaan hijau.

    Kepemimpinan Pertamina NRE dalam CETF ASCOPE 2025 menegaskan peran strategis Indonesia dalam kancah energi ASEAN, serta memperkuat komitmen nasional terhadap target Net Zero Emission 2060 dengan terus berupaya mengembangkan energi baru terbarukan serta inisiatif hijau lainnya.

    VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina berkomitmen menjadikan ASCOPE sebagai platform kolaborasi terdepan di ASEAN yang mendorong solusi energi yang aman, terjangkau, dan tangguh demi kesejahteraan seluruh negara anggota.

    “Tujuan Pertamina adalah memfasilitasi kerja sama regional, memastikan keamanan energi, serta mempromosikan praktik berkelanjutan demi memperkuat kemakmuran ASEAN,” kata Fadjar. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pemerintah Diminta Percepat Green Jobs untuk Anak Muda dan Transparansi Pengelolaan Energi Nasional – Halaman all

    Pemerintah Diminta Percepat Green Jobs untuk Anak Muda dan Transparansi Pengelolaan Energi Nasional – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Youth Energy Council (YeC), yang lebih dikenal sebagai Dewan Energi dan Lingkungan Nasional, menemui Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI untuk menyampaikan aspirasi anak muda Indonesia untuk adanya pekerjaan di sektor hijau (green jobs) dan pengelolaan energi nasional yang transparan dan akuntabel. 

    Hal tersebut secara resmi dirumuskan dalam lima poin kebijakan dan diserahkan langsung kepada Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Eddy Soeparno di Senayan, Jakarta Pusat.

    Hadir dalam audiensi ini, YeC Chairman, Fadli Rahman, serta para tokoh muda pendiri YeC lain, yang juga aktif di sektor energi dan lingkungan, yaitu Ferro Ferizka  (Founder Pijar Foundation), Billy Mambrassar (Founder Containder), dan Arfan Arlanda (Founder Jejakin). 

    Mereka menegaskan bahwa gerakan ini tidak hanya datang dari kalangan organisasi atau komunitas pemuda, tetapi juga dari para inovator dan pelaku industri yang peduli terhadap masa depan energi Indonesia.

    “YeC mendorong pemerintah untuk segera mengambil langkah nyata dalam sektor energi dan lingkungan yang merupakan keinginan anak muda Indonesia,” kata YeC Chairman Fadli Rahman dalam keterangannya, Kamis (6/3/2025).

    Aspirasi ini dirumuskan setelah YeC mengadakan kunjungan ke berbagai daerah di Indonesia, mengadakan forum diskusi bersama hampir 1.000 anak muda sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap keberlanjutan energi dan kualitas lingkungan di Indonesia. 

    Dari hasil forum diskusi tersebut, Chairman YeC menyerahkan white papper yang berisi 5 isu atau poin yang harus diselesaikan oleh pemerintah saat ini yang menjadi keresahan anak muda.

    Pertama yakni Transparansi Tata Kelola Energi: Mencegah Korupsi dan Inefisiensi

    “Poin utama yang disampaikan dalam audiensi ini adalah tuntutan YeC terhadap transparansi dalam tata kelola energi nasional. Mereka menyoroti bagaimana sektor energi di Indonesia masih rentan terhadap inefisiensi dan kurangnya keterbukaan dalam pengelolaan sumber daya serta distribusi subsidi energi,” kata Fadli.

    Menurut Fadli, pemerintah harus lebih serius dalam memastikan bahwa kebijakan energi dikelola dengan transparan dan berbasis data yang akurat.

    “Industri energi adalah sektor yang sangat strategis dan menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Namun, jika tata kelolanya tidak transparan, kita tidak hanya kehilangan potensi investasi besar di energi terbarukan, tetapi juga berisiko mengalami kebocoran anggaran yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan infrastruktur energi hijau,” ujar Pemuda yang juga merupakan Direktur Strategis Pertamina NRE ini.

    Dia juga menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan sistem yang lebih terbuka dalam distribusi subsidi energi dan pengalokasian investasi di sektor energi terbarukan. 

    “Kami menuntut keterbukaan data terkait subsidi energi, proyek infrastruktur, serta skema investasi di sektor energi terbarukan agar masyarakat dapat mengawal penggunaan anggaran negara secara lebih transparan,” tambahnya.

    Billy Mambarasar selaku Sekretaris Jendral YeC yang juga pendiri Start Up Containder, juga menyoroti perlunya percepatan transisi ke energi bersih dengan kebijakan yang lebih akuntabel.

    “Kita tidak bisa terus-menerus mengandalkan energi fosil jika ingin mencapai target Net Zero Emission 2060. Perlu ada strategi nasional yang jelas, terukur, dan berbasis data dalam pengembangan energi terbarukan, agar Indonesia tidak tertinggal dibandingkan negara lain,” jelas Billy.

    Kedua yakni Polusi Udara dan Sampah: Krisis yang Kian Mendesak

    Selain itu, YeC menyoroti buruknya pengelolaan sampah yang berkontribusi besar terhadap polusi udara. 

    Kualitas udara di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung semakin memburuk akibat pembakaran sampah yang tidak terkendali serta pengelolaan limbah yang masih tradisional.

    Menurut YeC, solusi utama untuk mengatasi masalah ini adalah meningkatkan kapasitas ekonomi sirkular serta mendorong industri untuk lebih aktif dalam daur ulang dan pengolahan sampah secara berkelanjutan.

    “Pemerintah harus lebih serius dalam membangun sistem pengelolaan sampah yang lebih modern, termasuk teknologi waste-to-energy. Sebagian besar sampah di Indonesia masih berakhir di TPA tanpa ada solusi jangka panjang, padahal di negara lain, sampah bisa menjadi sumber energi alternatif,” kata dia.

    Arfanda selaku Pendiri Start Up JEJAKIN, yang menjabat sebagai Wakil Ketua YeC bidang lingkungan menekankan pentingnya insentif bagi industri daur ulang agar lebih banyak perusahaan yang terlibat dalam pengelolaan limbah secara bertanggung jawab.

    “Kami membutuhkan lebih banyak investasi di sektor ini, serta regulasi yang lebih ketat terhadap industri yang menghasilkan limbah berbahaya,” tambah Arfan.

    Ketiga, Percepatan Green Jobs: Janji yang Harus Direalisasikan

    YeC juga menegaskan bahwa kebijakan ini telah dirumuskan oleh Dewan Pakar YeC, yang terdiri dari ilmuwan dan insinyur berpengalaman. 

    Salah satu sorotan utama dalam rekomendasi ini adalah percepatan penciptaan Green Jobs yang masih jauh dari target pemerintah.

    YeC menekankan bahwa tanpa kesiapan tenaga kerja hijau, transisi energi hanya akan menjadi wacana belaka. 

    “Banyak negara di Asia Tenggara seperti Vietnam dan Filipina telah mulai mengintegrasikan tenaga kerja hijau dalam strategi industrinya, sementara di Indonesia, langkah tersebut masih berjalan lambat,” katanya.

    Keempat yakni Ketersediaan LPG dan BBM yang Berkualitas: Energi untuk Semua

    Kelangkaan LPG dan isu kualitas BBM yang masih belum optimal juga menjadi perhatian utama dalam rekomendasi ini. 

    YeC menyoroti perlunya distribusi LPG yang lebih merata ke daerah terpencil serta percepatan implementasi BBM ramah lingkungan dengan standar Euro 5 atau Euro 6.

    Kelima, Banjir dan Krisis Iklim: Perlu Mitigasi Jangka Panjang

    Dalam beberapa tahun terakhir, banjir semakin sering melanda berbagai daerah di Indonesia. 

    YeC menekankan bahwa mitigasi banjir tidak bisa hanya mengandalkan proyek drainase, tetapi harus mencakup upaya rehabilitasi lingkungan dan penguatan resiliensi ekosistem.

    Salah satu penyebab utama banjir adalah deforestasi dan alih fungsi lahan yang tidak terkendali. 

    “Pemerintah diharapkan lebih tegas dalam menjaga kawasan hutan lindung dan daerah resapan air, serta meningkatkan investasi dalam restorasi ekosistem sungai dan hutan bakau,” kata Arfan.

    Selanjutnya, sebagai organisasi pemuda yang telah menjangkau lebih dari 10.000 anggota di seluruh Indonesia, YeC menegaskan komitmennya untuk terus mengawal kebijakan energi dan lingkungan, khususnya 5 poin utama yang sudah diserahkan kepada Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno.

    “Kami akan terus mendesak pemerintah agar rekomendasi ini tidak hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar diimplementasikan. Anak muda harus berperan aktif dalam menentukan masa depan energi dan lingkungan Indonesia,” tutur Fadli Rahman.

     

  • Pertamina NRE Diganjar Penghargaan Change The World 2024

    Pertamina NRE Diganjar Penghargaan Change The World 2024

    Jakarta

    Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) kembali mencatatkan prestasi dalam komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan. Pertamina NRE dianugerahi penghargaan Change The World 2024 oleh Fortune Indonesia, berkat inisiatif hijau dalam menyelenggarakan acara dengan emisi karbon rendah, atau lebih dikenal dengan sebutan carbon neutral event.

    “Kami sangat mengapresiasi penghargaan dari Fortune Indonesia. Aksi hijau melalui Carbon Neutral Movement ini merupakan bagian dari inovasi Pertamina NRE, yang tidak hanya mendukung pengembangan bisnis, namun juga berkontribusi langsung terhadap upaya dekarbonisasi dan keberlanjutan di Pertamina Group,” ungkap Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE Fadli Rahman dalam keterangannya, Senin (10/2/2025).

    Pertamina NRE dinilai layak menerima penghargaan ini berkat program Carbon Neutral Movement yang gencar dilakukan oleh perusahaan. Penghargaan ini diberikan berbarengan dengan gelaran Fortune Indonesia Summit yang dihadiri oleh berbagai tokoh terkemuka.

    Penganugerahan Change The World ini diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki program inovatif yang berdampak positif, dalam mendukung keberlanjutan dan berkontribusi pada masyarakat secara luas.

    Sebagai pemimpin dalam perdagangan kredit karbon di Indonesia, Pertamina NRE terus berupaya mengedukasi masyarakat untuk turut serta dalam gerakan dekarbonisasi melalui program Carbon Neutral Movement. Program ini mengajak masyarakat untuk menyelenggarakan acara dengan rendah emisi karbon, yang mencakup berbagai jenis kegiatan, mulai dari festival, konser, rapat, hingga pameran.

    “Melalui program ini, kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa penyelenggaraan kegiatan dengan emisi rendah bukanlah hal yang sulit. Berbagai cara dapat dilakukan, mulai dari penghematan energi, pengurangan penggunaan plastik, hingga mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah dengan membeli kredit karbon untuk mengompensasi emisi yang dihasilkan,” lanjut Fadli.

    Selain itu, Pertamina NRE juga telah mengembangkan MyPertamina untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kredit karbon sebagai alat untuk mengurangi dampak emisi dari berbagai kegiatan. Pada 2024, Pertamina NRE menginisiasi berbagai acara carbon neutral, baik di internal perusahaan maupun kegiatan eksternal, seperti Pertamina Ecorun Fest 2024 dan Indonesia Millenial & Gen-Z Summit 2024.

    Dengan pencapaian ini, Pertamina NRE terus menunjukkan bahwa keberlanjutan dan inovasi hijau adalah kunci untuk masa depan yang lebih ramah lingkungan.

    Dalam kesempatan yang sama, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menegaskan bahwa Pertamina Group berkomitmen penuh dalam mendukung target Net Zero Emission 2060.

    “Melalui berbagai inisiatif dekarbonisasi, termasuk carbon neutral event dan perdagangan karbon, kami berharap seluruh pihak dapat berkontribusi secara lebih masif dalam upaya dekarbonisasi ini,” ujar Fadjar.

    (ega/ega)

  • Pertamina NRE Garap Proyek PLTS Berkapasitas 500 MW di Bangladesh

    Pertamina NRE Garap Proyek PLTS Berkapasitas 500 MW di Bangladesh

    Jakarta

    Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) bersama Coal Power Generation Company Bangladesh Limited (CPGCBL) untuk proyek pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 500 MW di Moheshkhali dan area lain yang potensial di Bangladesh. MoU ini merupakan lanjutan dari MoU government to government (G2G) yang ditandatangani antara Indonesia dan Bangladesh pada tahun 2017, serta telah melalui studi kelayakan oleh dua perusahaan energi ini.

    MoU kali ini ditandatangani oleh Managing Director Coal Power Generation Company Bangladesh Limited (CPGCBL) Abul Kalam Azad dan Pelaksana Tugas CEO Pertamina NRE Fadli Rahman di Crystal Ballroom, Hotel Intercontinental, Dhaka, Bangladesh, Senin (15/7). Penandatanganan ini turut disaksikan oleh Nelwin Aldriansyah, Chief Financial Officer Pertamina NRE.

    MoU ini juga mencakup pembangunan fasilitas pendukung dan menjadi dasar pengembangan kerja sama lainnya berdasarkan syarat dan ketentuan yang disepakati bersama. Kerja sama strategis ini menandai langkah menuju pemanfaatan solusi dan pengembangan infrastruktur energi terbarukan di Bangladesh.

    “Kami menyambut sangat baik kerja sama antara CPGCBL dan Pertamina NRE. CPGCBL adalah perusahaan listrik yang terkemuka di Bangladesh. Dan Pertamina NRE memiliki kemampuan dan pengalaman dalam mengelola portofolio energi bersih. Saya yakin kemitraan strategis ini menjadi pondasi untuk kerjasama yang tidak hanya akan meningkatkan kemampuan operasional kami, tetapi juga mendorong pertumbuhan, inovasi, kesuksesan bersama, serta mendukung keamanan energi nasional Bangladesh,” kata CFO Pertamina NRE, Nelwin Aldriansyah dalam keterangan tertulis, Selasa (16/7/2023).

    CPGCBL melalui Managing Director Abul Kalam menyampaikan antusiasmenya atas kerja sama dengan Pertamina NRE.

    “Kami sangat antusias dengan kerjasama ini, Pertamina NRE telah memiliki pengalaman dan portofolio bisnis energi bersih yang cukup mumpuni di Indonesia, semoga kerjasama ini bisa mendorong pengembangan energi bersih di Bangladesh dan saling menguntungkan bagi dua belah pihak,” ujar Abul.

    CPGCBL merupakan perusahaan milik Pemerintah Republik Rakyat Bangladesh, didirikan sebagai perusahaan publik dengan tujuan bisnis utama untuk menghasilkan listrik.

    Perusahaan ini memiliki mandat untuk menjalankan skema pembangunan pembangkit listrik di bawah Kebijakan Pembangkit Listrik Sektor Swasta Bangladesh, Kebijakan Kemitraan Publik-Swasta (PPP) atau kerangka kebijakan pemerintah lainnya.

    Penandatanganan MoU antara CPGCBL dan Pertamina NRE merupakan tonggak penting dalam perjalanan menuju masa depan energi berkelanjutan bagi Bangladesh. Pihak Bangladesh menyatakan kebanggaannya dapat bermitra dengan Pertamina NRE, bagian dari PT Pertamina (Persero), perusahaan yang masuk dalam jajaran Fortune 500.

    Kemitraan ini diharapkan dapat membawa kemajuan yang signifikan di sektor energi terbarukan, yang berkontribusi pada ketahanan energi dan keberlanjutan menuju masa depan yang lebih bersih di negara tersebut.

    Sementara itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan kerja sama dengan CPGCBL merupakan salah satu upaya Pertamina NRE dalam menangkap peluang untuk ekspansi bisnis di luar negeri.

    “Kami mendukung ekspansi Pertamina NRE, sejalan dengan kompetensinya dalam pengelolaan energi baru terbarukan. Sebagai subholding, Pertamina NRE juga menunjukkan komitmennya untuk memperbesar bisnisnya secara mandiri,” ungkap Fadjar.

    Saat ini, Pertamina NRE mengoperasikan lebih dari 2,7 Gigawatt portofolio pembangkit listrik yang mencakup gas to power, solar PV, geothermal, dan biogas.

    Pertamina NRE berkomitmen untuk berinvestasi dalam teknologi dan infrastruktur inovatif guna mendukung transisi energi. Kolaborasi dengan berbagai mitra strategis menegaskan dedikasi untuk membangun kemitraan baik nasional maupun internasional untuk dapat berkontribusi pada transisi energi yang berkeadilan yang mengacu pada SDGs, serta tetap mendukung ketahanan energi nasional.

    Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

    (prf/ega)