Tag: Ernest Prakasa

  • Belajar dari Pengalaman Semasa SMA, Ernest Prakasa Pilih Sekolah yang Dukung Bakat Seni Anaknya

    Belajar dari Pengalaman Semasa SMA, Ernest Prakasa Pilih Sekolah yang Dukung Bakat Seni Anaknya

    JAKARTA – Ernest Prakasa punya pertimbangan lebih ketika bicara urusan pendidikan anak. Sutradara dan produser berusia 43 tahun itu meyakini, sekolah tidak selamanya urusan akademik, namun juga hal-hal yang bersifat nonakademik.

    Keyakinannya didasarkan pada pengalamannya sendiri pada masa SMA. Saat itu, Ernest mengatakan, kehidupan remajanya menjadi kurang berwarna karena hanya berfokus pada pencapaian nilai akademik tanpa adanya ruang untuk pengembangan diri di bidang lain.

    “Buat saya, masa SMA itu tidak membahagiakan,” kata Ernest kepada awak media di Pejaten, Jakarta Selatan, Sabtu, 8 November.

    “Karena (hanya) belajar, belajar, belajar. Dikejar harus punya nilai, tidak di-encourage atau difasilitasi untuk kegiatan nonakademik,” lanjutnya. “Ekskulnya juga asal ada aja gitu. Jadi, masa sekolah tuh memorinya buruk.”

    Pengalaman tersebut membuat Ernest dan sang istri, Meira Anastasia, lebih selektif dalam memilih sekolah untuk putri mereka, Sky, yang disebut punya bakat besar di bidang seni.

    Keduanya berusaha mencari sekolah yang dapat memberi wadah bagi Sky untuk berkembang tanpa merasa tertekan oleh tuntutan akademik.

    “Gimana caranya anak kami yang sejak kecil sudah kelihatan bakatnya di seni, bukan di akademik, bisa punya tempat di mana dia bisa berkembang dan enggak stres,” ujar Ernest.

    Beruntungnya, mereka menemukan SMA Kolese Gonzaga, sekolah yang dianggap ideal dan berlokasi tidak jauh dari rumah, serta mampu mendukung para siswanya untuk menyalurkan potensi nonakademik.

    “Tadi saya dengar pemaparan ketua senat yang bilang nilai bare minimum. Istilah itu kan keren, dari ‘Ya yang penting enggak busuk-busuk amat.’ Tapi tetap berprestasi,” kata Ernest sambil tersenyum.

    “Menurut saya, sekolah ini mendukung penuh kegiatan nonakademik. Jadi, itu bukan cuma pelengkap, tapi bagian penting dari kehidupan siswa. Anak SMA kan punya banyak energi yang perlu diluapkan demi mengejar kegembiraan,” sambungnya.

    Di samping itu, Pater Eduard Calistus selaku Kepala Sekolah SMA Kolese Gonzaga menegaskan, visi sekolah mereka memang berfokus pada pembentukan karakter dan keseimbangan antara akademik dan kreativitas.

    “Calon-calon siswa yang datang ke sini diseleksi sesuai dengan jiwa dan karakter yang kami butuhkan di Kolese, dengan kekhasannya masing-masing,” kata Pater Eduard.

    “Kami mencari anak-anak yang hidup, punya kreativitas, potensi untuk berkembang, dan siap dibentuk agar sesuai dengan cita-cita kami—to be men or women with and for others,” tambahnya.

    Salah satu bentuk dukungan terhadap pengembangan siswa terlihat dari acara tahunan Gonzaga Festival, yang kembali digelar pada 8–15 November 2025. Ajang ini menghadirkan berbagai perlombaan antar sekolah di Jakarta, tidak hanya di bidang akademik, tetapi juga seni dan olahraga.

    “Acara diisi dua bidang utama, yaitu olahraga—seperti basket, mini soccer, voli, tenis meja—dan seni, mulai dari musik, tari, debat, sampai story telling,” papar Pater Eduard.

    “Sekolah-sekolah yang berpartisipasi tidak hanya dari Jakarta, tapi juga dari Bandung dan Yogyakarta, seperti Kolese De Britto, SMA Santa Angela, dan lainnya,” pungkasnya.

  • Gustiwiw Meninggal, Ernest Prakasa: Hati Gue Berantakan

    Gustiwiw Meninggal, Ernest Prakasa: Hati Gue Berantakan

    Jakarta, Beritasatu.com – Kabar duka meninggalnya musisi muda Gusti Irwan Wibowo atau dikenal dengan Gustiwiw membut kerabatnya merasakan duka mendalam, termasuk Komika Ernest Prakasa.

    “Hati gue langsung berantakan ketika mendengar kabar duka ini (Gustiwiw meninggal),” ujar Ernest Prakasa dikutip dari Instagram miliknya, Minggu (15/6/2025).

    “He is generational talent. What a loss, heart breaking,” tambahnya.

    Ernest Prakasa mengaku terkejut mendengar kabar kepergian Gustiwiw untuk selamanya itu.

    “Masih aneh rasanya. Gus, baru juga kita membereskan pekerjaan series. Namun, kenapa loe harus buru-buru pergi?” tuturnya.

    “Talenta loe itu terlalu indah buat dunia yang busuk ini, ya?” lanjutnya.

    Ia mengaku, kedekatannya dengan mendiang Gustiwiw tidak termasuk orang yang memiliki kedekatan seperti sahabat. Meski baru mengenalnya, Ernest merasa talenta yang dimiliki Gustiwiw sangat luar biasa.

    “Rasa kehilangannya itu menyesakkan sekali, meski dekat banget juga enggak. Entah kapan lagi, Indonesia akan mempunyai seniman sedahsyat Gusti Irwan Wibowo. Gue enggak terima loe pergi, Gus,” ungkapnya sambil memasang emoticon menangis.

    Ernest Prakasa merasa kebingungan harus melakukan pekerjaan untuk menyelesaikan film GJLS: Ibuku Ibu-ibu garapannya itu dengan melihat sosok Gustiwiw.

    “Gus sehabis ini gue masih harus ngedit series yang baru beres kita syuting. Ngeliatin loe sepanjang delapan episode. Gimana gw Gus?” tutup Ernest Prakasa.

  • Selain soal Rolex, Ini Cuitan Kontroversional Ernest Prakasa Lainnya

    Selain soal Rolex, Ini Cuitan Kontroversional Ernest Prakasa Lainnya

    Jakarta, Beritasatu.com – Komika Ernest Prakasa secara tiba-tiba pamit bermain X. Ernest mengaku meninggalkan platform media sosial yang dulunya dikenal sebagai twitter setelah mempertimbangkan lama keputusannya dan melihat beberapa rekannya hengkang dari X.

    Namun dibalik keputusannya itu, Ernest sendiri diketahui sempat mengunggah video yang diakuinya sebagai surat terbuka kepada rekan-rekan artis dan influencer. Ernest meminta rekan-rekan artis dan influencer berani jujur dan bersuara terkait kondisi saat ini. 

    “Jadi kalau memang misalnya sudah enggak ada kerjasama, sudah enggak ada campaign yang lagi jalan, sudah enggak ada kontrak lagi, sudah enggak ada transferan lagi yuk bisa yuk tipis-tipis yuk,” ucap Ernest mengawali ucapannya yang dikutip Beritasatu.com dari akun X @sarah_pndjtn, Senin (9/6/2025).

    Sutradara Ngenest ini memang kerap melontarkan ucapan yang membuat kontroversi di akun X-nya. Terbaru, Ernest memang sempat mengkritisi keputusan Prabowo Subianto yang memberikan jam tangan mewah kepada pemain Timnas Indonesia di akun X-nya. Ernest mempertanyakan anggara yang digunakan untuk membeli Rolex GMT-Master II, jam tangan yang harganya sekira Rp 250 juta per unit.

    Setelah postingan tersebut, akun X pun diserang para netizen yang menyebut bahhwa uang yang digunakan adalah uang pribadi Prabowo. Meskipun tidak memberikan alasan tepatnya, banyak netizen mengaitkan mundurnya Ernest dari X adalah karena kejadian itu.

    Selain itu, Ernest juga pernah menyoroti Formula E yang sulit mendapat sponsor, berbeda dengan MotoGP Mandalika. “Wajar lah brand nggak mau keluar duit. Jangan samain sama MotoGP yang memang event bergengsi,” komentar Ernest Prakasa.

    “Formula E siapa yang ngikutin coba selain panitia?” katanya.

    Dia juga kembali menyinggung masalah Formula E yang ditudingnya sebagai dana rehabilitasi sekolah.  “Iyalah, rehabilitasi sekolah mana bisa buat pencitraan menuju 2024.” cuit Ernest.

    Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta pun langsung melakukan klarifikasi dengan menunjukkan tidak ada pemotongan anggaran. Akibat cuitannya itu, muncul tagar #ErnestPrakasaNyebarHoax.

  • Setelah Kritisi Jam Rolex Timnas, Ernest Prakasa Berhenti Main Twitter

    Setelah Kritisi Jam Rolex Timnas, Ernest Prakasa Berhenti Main Twitter

    Jakarta, Beritasatu.com – Komedian serta sutradara Ernest Prakasa tiba-tiba mengumumkan menghapus salah satu akun media sosialnya. Dalam status WhatsApp miliknya, dia menyebut sudah berhenti main X, dulunya Twitter.

    “Setelah sekian lama tergoda tapi masih bimbang. hari ini (akhirnya) gue mengikuti jejak @raditya_dika, @irwandiferry dan banyak teman-teman lain untuk meninggalkan platform Twitter / X. It was fun, but it’s no longer what it used to be,” tulisnya.

    Status WA Ernest Prakasa – (WhatsApp/WhatsApp)

    Sebelum memutuskan meninggalkan X, Ernest memang sempat mengkritisi keputusan Prabowo Subianto yang memberikan jam tangan mewah kepada pemain Timnas Indonesia di akun X-nya. Ernest mempertanyakan anggara yang digunakan untuk membeli Rolex GMT-Master II, jam tangan yang harganya sekira Rp 250 juta per unit.

    “Turut senang untuk para pemain yang sudah berjuang. Tapi sebagai warga negara, sepertinya wajar kalau gue bingung, katanya lagi penghematan, terus ini pakai anggaran apa?” tulis Ernest di X.

    Setelah postingan tersebut, akun X pun diserang para netizen yang menyebut bahhwa uang yang digunakan adalah uang pribadi Prabowo. Meskipun tidak memberikan alasan tepatnya, banyak netizen mengaitkan mundurnya Ernest dari X adalah karena kejadian itu.

  • Ernest Prakasa Tantang Selebriti Pendukung 02: Masih Setia atau Sudah Sadar?

    Ernest Prakasa Tantang Selebriti Pendukung 02: Masih Setia atau Sudah Sadar?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA– Aktor juga sutradara, Ernest Prakasa baru-baru ini membagikan ajakan yang ditujukan kepada publik figur Indonesia dalam bentuk video di reelsnya.

    Melalui unggahan Instagram pribadinya @ernestprakasa ia dengan lantang mengajak para publik figur untuk bersuara, apalagi mereka yang mendukung pasangan pilpres 02 kemarin.

    “Teruntuk para publik figur, influencer, selebriti, semua yang mendapatkan imbalan untuk mendukung pasangan 02 di pilpres kemarin, gua cuman mau nanya satu hal, kontrak kalian udah habis apa belum?,” ujar Ernest, dilansir Instagram Senin, (24/3/2025).

    Suami Meira Anastasia ini juga memberikan arahan agar orang-orang yang terlibat dalam kontrak pendukung agar bisa bergabung untuk bersuara.

    “Kalau misalnya kontraknya udah habis ya bisa kali tipis tipis, repost, retweet, inikan keadaan lagi genting nih, kecuali misalnya Luh masuk ke parpolnya sekalian, masuk kabinet, masuk ke legislatif yaudah ya lah, lakukan yang kamu pikirkan ,” katanya

    Ernest juga menyebut jika politik itu dasarnya hanya kepentingan, jadi untuk melakukan loyalitas perlu dipertimbangkan.

    “Tapi buat teman-teman yang tidak, dan kemarin memang melakukannya untuk transaksional saja, ya transaksional aja, yang kemarin kan dah lewat. Kan politik itu, dasarnya kepentingan bukan kesetiakawanan, ku rasa mereka juga gak akan loyal sama kalian sih,” lanjutnya.

    Menurutnya, jika sekarang publik figur merasa pilihannya di pilpres kemarin tidak sesuai dengan yang diharapkan, baiknya terus terang aja dan ikut di barisan masyarakat.

  • Sumanto Purbalingga Eks Napi Kanibalisme Jadi Konten Kreator, Ernest Prakasa: Mukbang Banget Nih?

    Sumanto Purbalingga Eks Napi Kanibalisme Jadi Konten Kreator, Ernest Prakasa: Mukbang Banget Nih?

    Sumanto Eks Napi Kanibalisme Kini Jadi Konten Kreator, Ernest Prakasa: Mukbang Banget Nih?

    TRIBUNJATENG.COM – Ernest Prakasa ikut berkomentar terkait kabar terbaru Sumanto eks napi kanibalisme yang kini jadi konten kreator.

    Nama Sumanto tentu masih lekat di ingatan publik, terutama karena kasus kontroversialnya pada tahun 2003.

    Saat itu, pria asal Purbalingga, Jawa Tengah ini menggemparkan masyarakat karena terlibat dalam kasus kanibalisme. Ia mengaku melakukan tindakan tersebut demi mendalami ilmu hitam.

    Kini, setelah bebas pada tahun 2006, Sumanto kembali menjadi sorotan.

    Ia tengah menjajal dunia sebagai konten kreator di media sosial.

    Kontennya yang memperlihatkan kegiatan sehari-hari, termasuk mencoba konsep “mukbang” atau makan-makan, berhasil mencuri perhatian.

    Meski masa lalunya masih meninggalkan kesan menyeramkan, konten yang diunggah Sumanto justru memperlihatkan sisi yang berbeda.

    Ia tampil santai dan menghibur, bahkan tak segan bernyanyi atau berpose di depan kamera, meskipun sering terlihat sedikit malu-malu saat diarahkan oleh sang admin.

    Akun Instagram Sumanto, @sumantoofficial_, menjadi platform utama di mana ia membagikan aktivitasnya.

    Hingga Kamis, 2 Januari 2025, akun tersebut telah memiliki 14,2 ribu pengikut.

    Dalam unggahannya, terlihat bagaimana Sumanto mulai beradaptasi kembali dengan masyarakat.

    Ia bahkan bertemu sejumlah tokoh seperti Panji Petualang, Dokter Forensik dr. Stephanie, dan Sujiwo Tejo.

    Salah satu momen yang menarik perhatian adalah ketika ia ikut memilih pada gelaran Pilkada 2024 serta membuat konten mukbang sate kambing, yang menjadi sorotan warganet.

    Meski banyak yang memberikan dukungan dan perhatian di kolom komentar, tidak sedikit yang masih mengaitkan dirinya dengan kasus lama.

    Termasuk komika dan sutradara Ernest Prakasa yang memberikan komentar terkait kabar terbaru Sumanto.

    “Sumanto jadi konten kreator oke lah. Tapi mukbang banget nih?” Komentar Ernest Prakasa melalui akun @ErnestPrakasa.

      

      

    Kehidupan Sumanto Setelah Bebas

    Setelah kasus kanibalismenya terbongkar, Sumanto menghadapi banyak tantangan.

    Hakim yang menangani kasusnya sempat kebingungan karena tidak ada pasal yang secara spesifik mengatur tindakan tersebut.

    Akhirnya, ia didakwa dengan pasal pencurian dan dijatuhi hukuman lima tahun penjara.

    Namun, setelah tiga tahun menjalani hukuman, ia mendapat remisi dan dibebaskan pada tahun 2006.

    Kendati demikian, warga Desa Pelumutan, Kecamatan Kemangkon, tempat asalnya, menolak kehadirannya karena rasa takut yang masih membekas.

    Sumanto akhirnya diterima di Yayasan Annur, sebuah panti rehabilitasi dan klinik jiwa di Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga, yang diasuh oleh KH Supono Mustajab atau Mbah Pono.

    Di tempat tersebut, Sumanto diajarkan ilmu agama dan diarahkan untuk melupakan masa lalunya yang kelam.

    Ia bahkan sempat diajak terlibat dalam kegiatan sosial dan mengisi pengajian bersama Mbah Pono.

    Setelah wafatnya Mbah Pono, Sumanto mengalami kesulitan menerima kenyataan.

    Pengasuhnya, Singgih Prakoso, pernah bercerita bahwa Sumanto sering menunjukkan perilaku murung dan terus mempertanyakan keberadaan Mbah Pono.

    “Ada sedikit kendala di kita, karena meninggalnya almarhum, Sumanto belum bisa menerima dan percaya. Masih sering ditanyakan, ‘kok mbaeh jarang meng ngisor?’ (kok Mbah Pono jarang ke bawah?),” kata Singgih, seperti dikutip dari Kompas.com.

    Meskipun telah berkali-kali dijelaskan bahwa Mbah Pono telah tiada, Sumanto tetap tidak percaya.

    “Kita sudah jelaskan tapi tetap tidak percaya, ‘lombo lah, mesih ana koh’ (bohong, masih ada kok), begitu selalu jawaban dia,” ungkap Singgih. (*)

  • 7 Rekomendasi Film Indonesia yang Cocok Ditonton saat Hari Ibu

    7 Rekomendasi Film Indonesia yang Cocok Ditonton saat Hari Ibu

    4. Cek Toko Sebelah (2016)

    Film Cek Toko Sebelah dirilis pada 20 Desember 2016. Film ini mengisahkan Erwin (Ernest Prakasa) yang menikmati hidupnya dengan karir gemilang di usia muda.

    Ia memiliki kekasih cantik yang tak kalah sukses, Natalie (Gisella Anastasia). Namun, hidup mereka menjadi pelik saat kesehatan Koh Afuk (Chew Kin Wah) semakin memburuk. Koh Afuk ingin mewariskan toko sembakonya kepada Erwin, anak kesayangannya. Sementara itu, Yohan (Dion Wiyoko) kakak Erwin, naik pitam karena merasa dilangkahi. Sebagai anak sulung yang merasa lebih perhatian pada kedua orang tuanya, Yohan yakin ia dan istrinya, Ayu (Adinia Wirasti), adalah yang paling berhak meneruskan toko tersebut. Sayangnya, Koh Afuk sulit mempercayai Yohan yang selalu memberontak.

    5. Athirah (2016)

    Athirah (judul internasional Emma) diadaptasi dari novel semi-biografi karya Alberthiene Endah. Film ini bercerita tentang Hj Athirah Kalla, ibu Jusuf Kalla.

    Film ini disutradarai Riri Riza dan dibintangi oleh Cut Mini (Athirah), Christoffer Nelwan (Jusuf Kalla remaja), Indah Permatasari (Mufidah Jusuf Kalla remaja), dan lainnya. Film ini bercerita mengenai kehidupan Athirah yang mulai goyah sejak suaminya memiliki perempuan lain.

    Meski sakit hati, ia tetap bertahan melawan perasaannya demi mempertahankan keluarga. Sampai akhirnya, Athirah kehabisan kesabaran dan memilih tinggal bersama lima anaknya. Demi memenuhi kebutuhan hidup, Athirah berjualan sarung yang idenya ia dapat dari ibunya.

    6. Nada untuk Asa (2015)

    Nada untuk Asa disutradarai oleh Charles Gozali dan dibintangi oleh Marsha Timothy (Nada), Acha Septriasa (Asa), serta Darius Sinathrya (Wisnu). Film ini bercerita tentang seorang perempuan bernama Asa yang kehidupannya terlihat sempurna.

    Namun, semua itu berubah setelah suaminya, Bobby, meninggal dunia karena HIV. Penderitaannya semakin terasa ketika mengetahui ia dan putri bungsunya, Asa, juga ikut tertular HIV. Perilaku tak menyenangkan dari masyarakat pun harus mereka lalui.

    7. Emak Ingin Naik Haji (2009)

    Emak Ingin Naik Haji disutradarai oleh Aditya Gumay. Film ini dibintangi oleh Reza Rahardian (Zein), Aty Cancer Zein (Emak), hingga Niniek L. Karim (Hj Markonah).

    Film ini bercerita tentang seorang wanita lanjut usia yang biasa dipanggil Emak. Ia memiliki keinginan menunaikan ibadah haji. Sayangnya, keinginan tersebut terkendala biaya.

    Emak pun gigih menabung demi bisa naik haji dengan berjualan kue. Sang anak pun tak tinggal diam dan berusaha mengumpulkan biaya untuk mewujudkan keinginan Emak.

    Penulis: Resla

  • Deretan Film-Film Indonesia di Bulan Desember

    Deretan Film-Film Indonesia di Bulan Desember

    JAKARTA – Jelang akhir tahun, ada banyak film Indonesia yang akan meramaikan bioskop tanah air. Tahun ini pun, beragam genre dan cerita film yang telah dibuat para sineas muda Indonesia siap kalian tonton. 

    Berikut, sejumlah film yang telah VOI rangkum untuk kalian nikmati di akhir tahun nanti. Mulai dari horror, romantis dan masih banyak lagi. 

    Eggnoid

    5 Desember 2019

    Visinema Pictures selaku rumah produksi sedang produktif merilis film-film baru. Setelah merilis Love For Sale 2 di akhir bulan Oktober lalu. Kini Visinema kembali menghadirkan cerita baru berjudul Eggnoid. Judul film ini mengadopsi cerita dari webtoon dengan judul sama. 

    Eggnoid menceritakan pertemuan Ran (Sheila Dara) dengan Eggy (Morgan Oey) yang baru saja menetas dari sebuah telur. Kisah romantis dengan sedikit bumbu imajinatif dari masa depan akan mewarnai film ini. 

    Jeritan Malam

    12 Desember 2019

    Beberapa tahun belakangan, sutradara Rocky Soraya tampaknya memilih genre horor untuk meramu ceritanya. Film Mata Batin 2 menjadi film yang terakhir kali Ia produksi. Di akhir tahun nanti, Rocky telah menyiapkan Jeritan Malam, sebuah cerita yang Ia produksi di bawah Soraya Intercine Films. Jeritan Malam adalah adaptasi dari sebuah utas yang viral di Kaskus pada tahun 2015 lalu. 

    Reza (Herjunot Ali) berangkat untuk bekerja di sebuah perusahaan di Jawa Timur. Ia tinggal di sebuah mess misterius dan kemudian berusaha menggali hal misterius di mess yang Reza tempati bersama Minto (Indra Brasco) dan Indra (Winky Wiryawan). Reza bukanlah orang yang percaya dengan hal gaib, tetapi ketika suatu kali Ia melakukan ritual yang mengundang tamu, Reza menyadari itu adalah kesalahan terbesarnya.

    Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan

     19 Desember 2019

    Sekali lagi, Ernest Prakasa kembali menghadirkan film di penghujung tahun. Film terbarunya berjudul Imperfect yang diadaptasi dari buku tulisan sang istri, Meira Anastasia, akan beredar di bioskop mulai tanggal 19 Desember 2019. Namun, Sabtu, 9 November 2019 lalu, sebuah trailer dilepas ke publik melalui kanal Youtube Starvision Plus selaku rumah produksi.

    Cerita Imperfect berpusat kepada Rara (Jessica Mila), seorang wanita yang terlahir gemuk dan berkulit gelap yang kerap merasa iri kepada adiknya, Lulu (Yasmin Napper) yang terlihat mirip ibunya, Debby (Karina Suwandi). Sebenarnya, ada sosok Dika (Reza Rahadian), pacar Rara yang tulus mencintai Rara, tetapi Rara selalu merasa kurang karena menerima sindiran dari teman-teman sekantornya.

    Habibie & Ainun 3

    19 Desember 2019

    Setelah sukses dengan bagian pertama dan kedua, Habibie & Ainun 3 hadir sebagai pelengkap dari seri tersebut. Digawangi oleh Faozan Rizal yang sebelumnya menyutradari film Rudy Habibie bersama Hanung Bramantyo, kali ini Ia menyutradarai sendirian. Di bawah produksi MD Pictures, Habibie & Ainun 3 akan beredar mulai 19 Desember 2019. 

    Pada cerita ketiga ini, Habibie & Ainun 3 berfokus dengan cerita masa muda Ainun (Maudy Ayunda) mulai SMA hingga bangku kuliah. Sosok Ainun yang dikenal cerdas dan populer sehingga menjadi dambaan pria, tidak terkecuali Habibie (Reza Rahadian). Selain diperankan oleh Maudy Ayunda, ada Reza Rahadian yang kembali menjadi Habibie.

    Si Manis Jembatan Ancol

    26 Desember 2019

    Cerita legenda Si Manis Jembatan Ancol akan kembali hadir menutup tahun 2019. Rumah produksi MVP Pictures menjadikan proyek ini sebagai penutup akhir tahun mereka. Ternfluence dari cerita di tahun 1973, Anggy Umbara tidak lupa menawarkan karakter yang pastinya spesial dan ikonik tersebut. Film ini juga menjadi kembalinya Ozzy Saputra yang tampil dalam Si Manis Jembatan Ancol tahun 1993.

    Maryam (Indah Permatasari) adalah seorang wanita yang hendak mencari kebahagiaan di tengah ambang kehancuran rumah tangganya dengan Roy (Arifin Putra). Pertemuan Maryam dengan Yudha (Randy Pangalila) menimbulkan sedikit kebahagiaan dan salah paham oleh Roy. Sampai suatu hari, sebuah kejadian menimpa Maryam dan meninggalkan teror di kampung.

    Itu dia lima film kami rekomendasikan, untuk kalian tonton pada akhir tahun nanti di bulan Desember 2019. Apakah anda sudah tahu ingin menonton yang mana?

  • Hari Toleransi Internasional, Simak Rekomendasi Film Tentang Toleransi

    Hari Toleransi Internasional, Simak Rekomendasi Film Tentang Toleransi

    3. 99 Cahaya di Langit Eropa (2013)

    Film 99 Cahaya di Langit Eropa disutradarai oleh Guntur Soeharjanto. Film yang dirilis pada 29 November 2013 ini bercerita tentang seorang pria bernama Rangga Almahendra yang sedang menempuh pendidikan Doktor di Austria.

    Selama menempuh pendidikan di negeri orang, ia ditemani oleh istrinya, Hanum Salsabiela Rais. Keduanya ternyata menemukan jejak peninggalan Islam di Eropa. Mereka juga mulai memahami bagaimana pandangan beberapa orang Eropa tentang agama Islam.

    Film ini juga memuat kisah pertemanan Khan dan Stefan. Keduanya yang memiliki latar belakang agama yang berbeda memegang peran penting dalam film ini. Keduanya sering berdebat, tetapi Rangga selalu mampu menjadi penengah.

    4. Lima (2018)

    Dirilis pada 31 Mei 2018, film Lima juga bisa menjadi rekomendasi film tentang toleransi untuk memperingati Hari Toleransi Internasional. Film ini digarap oleh lima sutradara Indonesia, yakni Lola Amaria, Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Harvan Agustriansyah, dan Adriyanto Dewo.

    Film Lima adalah film antologi drama Indonesia yang mengangkat nilai-nilai Pancasila. Secara garis besar, film ini berkisah tentang konflik tiga bersaudara berbeda agama. Setelah ibu mereka wafat, konflik di antara mereka mulai muncul.

    Bagaimana Maryam dimakamkan memicu perdebatan di antara ketiga anaknya. Maryam adalah seorang muslim, sementara dari ketiga anaknya, yang muslim juga hanya Fara.

    5. Ngenest (2015)

    Film Ngenest mengangkat isu perbedaan ras Tionghoa yang hidup di Indonesia. Film yang dirilis pada 30 Desember 2015 ini dikemas dalam komedi dan lawakan.

    Filmnya berkisah tentang Ernest yang lahir dari keluarga keturunan Cina. Ia tumbuh di masa Orde Baru saat diskriminasi terhadap etnis tersebut masih kental. Ia pun menjadi bulan-bulanan bullying setiap hari.

    Film ini merupakan debut penyutradaraan Ernest Prakasa. Kisah dalam film ini diangkat berdasarkan pengalaman hidup Ernest saat masih SMP hingga pertemuannya dengan sang istri, Meira.

     

    Penulis: Resla