Tag: Eri Cahyadi

  • Semburan Gas di Kali Gununganyar Surabaya Terkendali, Eri Cahyadi Minta PGN Serahkan Peta Pipa Gas

    Semburan Gas di Kali Gununganyar Surabaya Terkendali, Eri Cahyadi Minta PGN Serahkan Peta Pipa Gas

    Surabaya (beritajatim.com) – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, memastikan semburan gas yang muncul di aliran Kali Gununganyar, Kecamatan Rungkut, Surabaya, sudah dalam kondisi terkendali. Penanganan di lokasi juga telah dilakukan oleh Perusahaan Gas Negara (PGN), Sabtu (18/10/2025).

    Hal itu disampaikan Eri Cahyadi saat meninjau langsung lokasi kejadian. Ia memberikan rekomendasi penting agar PGN menyerahkan seluruh peta instalasi pipa gas yang terpasang di wilayah Kota Surabaya.

    “Saya sudah meminta kepada PGN agar seluruh saluran atau aliran pipa gas diberikan petanya,” ujar Eri di Kali Gununganyar, Rungkut, Surabaya, Sabtu (18/10/2025).

    Eri bersyukur kejadian ini masih berada jauh dari akses aktivitas warga, yakni di tengah aliran sungai. Ia tak bisa membayangkan jika kebocoran gas terjadi di jalan raya yang ramai. “Alhamdulillah kejadiannya di sungai. Lha kalau di tengah jalan, ada motor lewat, kan bisa bubar (tidak bisa dibayangkan),” ungkapnya.

    Selain itu, Eri juga meminta PGN untuk mempelajari dan menyelidiki penyebab kebocoran instalasi pipa gas di bawah sungai tersebut — apakah akibat aus, tekanan gas berlebih, atau faktor lainnya.
    “Nanti akan dipelajari oleh teman-teman, kenapa terjadi kebocoran, apakah pipanya lama, aus, atau seperti apa,” imbuhnya.

    Diketahui, kejadian semburan gas di aliran Kali Gununganyar itu pertama kali terjadi pada Kamis (16/10/2025) dan sempat menggegerkan warga sekitar.

    Namun sehari kemudian, semburan berhasil dipadamkan sekitar pukul 16.15 WIB, Jumat (17/10/2025), setelah seluruh instalasi saluran pipa gas milik PGN di sekitar lokasi dimatikan total.

    Berdasarkan hasil penelusuran BPBD Surabaya, peristiwa ini diduga kuat berasal dari pipa gas PGN yang bocor. Pemerintah Kota Surabaya pun segera menindaklanjuti dengan memanggil pihak PGN untuk memberikan penjelasan menyeluruh terkait insiden tersebut. (rma/kun)

  • Semburan Gas di Kali Gununganyar Surabaya, BPBD Terus Pantau Lokasi

    Semburan Gas di Kali Gununganyar Surabaya, BPBD Terus Pantau Lokasi

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya memutuskan untuk tetap mengawasi lokasi semburan gas alam di Sungai Kali Gununganyar, Rungkut, meskipun semburan tersebut berhasil dipadamkan pada Jumat (17/10/2025).

    Meskipun kejadian tersebut telah menggegerkan warga setempat, upaya pencegahan lebih lanjut tetap diutamakan demi memastikan keselamatan masyarakat sekitar.

    Kepala BPBD Surabaya, Irvan Widyanto, mengungkapkan bahwa petugas akan berada di lokasi kejadian selama 1×24 jam penuh. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa semburan gas tersebut tidak muncul kembali dan untuk mengevaluasi potensi bahaya yang lebih lanjut.

    Menurutnya, dugaan sementara menunjukkan bahwa semburan gas berasal dari kebocoran saluran instalasi pipa gas milik PT. Perusahaan Gas Negara (PGN). “Ya jadi setelah ini tetap kita akan tungguin 1×24 jam untuk memastikan bahwa persoalan semburan ini sudah bisa diatasi, untuk kita pastikan,” kata Irvan di lokasi, Jumat (17/10/2025).

    Sebelumnya, kejadian ini bermula pada Kamis (16/10/2025) ketika warga setempat mendengar ledakan dan menyaksikan semburan gas yang terjadi di Sungai Kali Gununganyar, Rungkut. BPBD bersama dengan pihak terkait, seperti Pemkot Surabaya dan ahli geofisika, langsung terjun ke lokasi untuk melakukan evaluasi dan penanganan awal.

    Kolaborasi dengan pakar geofisika, Prof Amin Widodo dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, dilakukan untuk memastikan kondisi masyarakat tetap aman dari dampak semburan tersebut. Langkah cepat ini menunjukkan keseriusan Pemkot Surabaya, terutama perhatian Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, dalam menangani insiden ini.

    “Mas wali kota (Eri Cahyadi) juga sangat atensi ya. Beliau sampai menghadirkan Pak Amin ini, adalah semata-mata ingin memastikan keselamatan warganya,” jelas Irvan.

    Setelah semburan gas berhasil dipadamkan pada pukul 16.15 WIB sore, pihak BPBD memperkuat dugaan bahwa insiden ini berasal dari kebocoran saluran pipa gas PGN yang ada di sekitar lokasi.

    Untuk itu, Pemkot Surabaya akan segera memanggil pihak PGN untuk memberikan penjelasan dan pemaparan terkait insiden ini serta upaya pengamanan terhadap pipa-pipa gas yang ada di Surabaya.

    “Nah oleh sebab itu dalam waktu dekat nanti pemerintah kota akan memanggil mereka untuk kita mintai penjelasan. Dan bagaimana upaya-upaya pengamanan terhadap pipa-pipa yang ada, bukan hanya di sini (Rungkut), tapi yang ada di Surabaya itu seperti apa,” ucap Irvan.

    BPBD Surabaya, bersama dengan pihak terkait, berkomitmen untuk memberikan informasi terbaru terkait perkembangan insiden semburan gas ini, serta memastikan langkah-langkah yang akan diambil untuk menghindari kejadian serupa di masa depan. [rma/suf]

  • Wujudkan Asa Ribuan Mahasiswa Kurang Mampu, Pemkot Surabaya Kucurkan Rp 71 Miliar untuk Beasiswa Pemuda Tangguh 
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        16 Oktober 2025

    Wujudkan Asa Ribuan Mahasiswa Kurang Mampu, Pemkot Surabaya Kucurkan Rp 71 Miliar untuk Beasiswa Pemuda Tangguh Nasional 16 Oktober 2025

    Wujudkan Asa Ribuan Mahasiswa Kurang Mampu, Pemkot Surabaya Kucurkan Rp 71 Miliar untuk Beasiswa Pemuda Tangguh
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Di balik senyum lembut seorang mahasiswi Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, tersimpan kisah perjuangan luar biasa. Safira Hasna, salah satu mahasiswi di kampus tersebut, telah menjadi yatim piatu sejak usia muda.
    Safira menjadi piatu sejak duduk di bangku kelas 4 SD, kemudian sang ayah meninggal dunia saat ia naik ke kelas 3 SMP. Dunia seakan runtuh bagi Safira kecil karena benar-benar menjadi yatim piatu di usia yang belum menginjak remaja.
    Namun, dengan semangat belajar dan tekad yang kuat, Safira membuktikan bahwa keterbatasan tidak bisa menghalangi mimpinya melanjutkan pendidikan. Kini, semangat juangnya membuahkan hasil karena ia tercatat sebagai salah satu penerima Beasiswa Pemuda Tangguh dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
    “Dengan beasiswa ini, alhamdulillah terbantu pembayaran uang kuliah tunggal (UKT) semesteran, terbantu membeli alat-alat ataupun buku-buku yang diperlukan untuk kuliah,” ujar Safira dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (16/10/2025).
    Bagi Safira, bantuan dana itu bukan sekadar nominal, melainkan sebuah kepercayaan dan kesempatan untuk melanjutkan mimpi. Ia berjanji akan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk terus belajar, menggapai cita-cita, dan berkontribusi bagi Kota Surabaya.
    Kisah Safira hanyalah satu dari ribuan cerita di balik penerima program beasiswa pendidikan tinggi di Surabaya. Sejak diluncurkan pada 2021, Pemkot Surabaya telah mengucurkan dana sebesar Rp 71 miliar untuk Beasiswa Pemuda Tangguh.
    Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan bahwa hingga kini, sebanyak 5.908 mahasiswa telah merasakan manfaat program Beasiswa Pemuda Tangguh yang mencakup dukungan biaya hidup bulanan dan pembiayaan UKT. Ia menambahkan, anggaran untuk program ini akan terus ditingkatkan seiring berjalannya waktu.
    “Alhamdulillah, insyaallah dengan anggaran 2026 nanti, setelah disahkan, maka (Beasiswa Pemuda Tangguh) akan kami tambah untuk 24.000 anak Surabaya,” kata Eri.
    Lebih lanjut, Eri menegaskan, Surabaya harus menjadi tempat yang ramah bagi anak muda untuk tumbuh dan berkembang. Ia berpesan agar generasi muda terus belajar, berkarya, dan berprestasi, sebab Surabaya selalu hadir untuk menjaga semangat mereka.
    Pada periode semester ganjil September 2025, sebanyak 2.766 mahasiswa dinyatakan lolos sebagai penerima beasiswa Pemuda Tangguh. Verifikasi ketat dilakukan agar bantuan benar-benar tepat sasaran dan menyentuh mereka yang membutuhkan.
    Eri mengatakan, Beasiswa Pemuda Tangguh terbuka untuk semua warga Surabaya. Namun, prioritas utama diberikan kepada keluarga miskin dan pramiskin. Ia secara khusus meminta keluarga yang sudah mampu dan memiliki pendapatan tinggi untuk tidak mengikuti program beasiswa ini.
    “Mari kita bantu saudara kita (yang lebih membutuhkan),” ujarnya.
    Proses verifikasi faktual harus dilakukan menyusul banyaknya pendaftar yang mencantumkan pekerjaan orangtua sebagai wiraswasta. Hal ini penting untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan mengutamakan mereka yang orang tuanya berpenghasilan rendah.
    Dari proses tersebut, ditemukan pula sejumlah kasus khusus yang menarik perhatian Pemkot Surabaya, seperti mahasiswa tunarungu di Universitas Terbuka (UT) serta pendaftar yang baru kehilangan orangtua.
    Untuk mahasiswa yang tinggal sendiri, Pemkot Surabaya memfasilitasi tempat tinggal di Rumah Ilmu Arek Suroboyo (RIAS).
    Terkait besaran bantuan, Eri menjelaskan bahwa dana disesuaikan dengan kemampuan fiskal daerah dan kebutuhan penerima, dengan pemberian bantuan yang maksimal tetapi terbatas. Bagi mahasiswa dengan orangtua berpenghasilan tinggi, mereka tetap berpeluang mendapat subsidi parsial jika kuota tersisa.
    Ia mencontohkan, subsidi parsial diberikan jika kuota tersisa, seperti UKT Rp 10 juta yang hanya dikover sebagian.
    “Contohnya, jika UKT Rp 10 juta, yang kami berikan hanya Rp 2 juta. Tidak semua kami kover Rp 10 juta,” tambahnya.
    Program tersebut menyasar mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS) yang telah bekerja sama dengan Pemkot Surabaya. Tujuannya adalah agar semakin banyak warga Surabaya yang bisa menempuh kuliah dan mengubah nasib keluarganya menjadi lebih baik.
    Kepala Bidang Kepemudaan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya Eringgo Perkasa menyampaikan, beasiswa kini diatur dalam Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 45 Tahun 2025 tentang Tata Cara Pemberian Beasiswa.
    Regulasi itu memastikan kualitas dan kontribusi lulusan penerima beasiswa, serta menetapkan durasi maksimal 8 semester untuk S1 atau D4 dan 6 semester untuk D3.
    “Beasiswa akan dicabut secara tegas jika penerima melanggar klausul, seperti menikah atau menerima beasiswa dari instansi lain,” ucap Eringgo.
    Selain pembiayaan kuliah, program beasiswa memberikan dukungan menyeluruh dengan syarat penerima harus memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,00. Eringgo menegaskan bahwa jika IPK tidak tercapai, Pemkot Surabaya akan melibatkan kampus untuk evaluasi.
    Hingga saat ini, program Beasiswa Pemuda Tangguh telah bekerja sama dengan 15 perguruan tinggi. Adapun sembilan di antaranya berada Surabaya dan enam di luar kota. Pendaftaran beasiswa sendiri bisa dilakukan melalui laman
    besmart.surabaya.go.id
    .
    Perluasan program beasiswa ke kampus luar kota merupakan intervensi Wali Kota untuk membantu mahasiswa yang terdampak musibah.
    “Kami ingin memastikan tidak ada anak Surabaya yang gagal kuliah karena alasan biaya,” tutur Eringgo.
    Sepanjang 2025, total 5.908 mahasiswa menjadi penerima, menjadikan Surabaya satu-satunya daerah yang menyalurkan beasiswa dua kali dalam setahun. Angka ini membuktikan komitmen Pemkot Surabaya dalam memberikan akses pendidikan tinggi bagi warganya.
    “Hanya Surabaya yang bisa melakukan itu dan membiayai mereka hingga lulus,” ujar Eringgo.
    Sejalan dengan target Wali Kota, Pemkot Surabaya akan memperluas cakupan program pada 2026. Perluasan kuota menjadi 24.000 mahasiswa ini akan melibatkan lebih banyak PTS, memastikan semakin banyak warga Surabaya memperoleh kesempatan pendidikan tinggi. (ADV)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cerita Heroik Tiga Petugas Damkar Surabaya Evakuasi 2 Santri Al Khoziny Tertimbun Puing

    Cerita Heroik Tiga Petugas Damkar Surabaya Evakuasi 2 Santri Al Khoziny Tertimbun Puing

    Liputan6.com, Jakarta Tiga anggota tim rescue Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya menceritakan momen-momen saat mengvakuasi korban reruntuhan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Para personel berburu dengan waktu, tekanan fisik hingga mental saat berjuang di tengah puing-puing beton demi misi kemanusiaan.

    Tiga petugas Damkar heroik itu adalah Abdul Aziz, Galang Ferbi serta Elvanio Santoso. Ketiganya memberikan kesaksian mengenai aksi penyelamatan dua santri, Yusuf dan Haikal, di hari pertama ketika tragedi itu bermula. Elvanio Santoso menceritakan bahwa aksi penyelamatan dilakukan sekira pukul 22.00 WIB.

    “Kami datang dari hari pertama, terdengar suara Yusuf. Dia bilang, ‘Pak, ada lubang. Tangan saya kelihatan tidak,” cerita Elvanio di hadapan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Rabu (15/10/2025). Setelah mendengar suara Yusuf, tim segera menemukan keberadaanya. Syukur, kondisi Yusuf tidak tergencet puing. Akses evakuasi Yusuf awalnya sangat kecil, hanya sebesar botol air mineral. Hanya bisa digunakan untuk menyuplai minum dan biskuit. Untuk menyelematkan Yusuf, tim harus memperbesar lubang evakuasi. Oleh karena itu, pihaknya harus berdiskusi dengan Basarnas dan mulai melakukan pengerjaan yang memakan waktu 4 hingga 5 jam. Elvanio bekerja dari pukul 22.00 malam hingga lewat pukul 02.00 dini hari. “Itu saya sudah kehabisan tenaga, akhirnya tugas akhir memotong rangka besi beton saya diserahkan teman saya, Abdul Aziz sampai akhirnya Yusuf berhasil dikeluarkan dengan selamat,” terang Neo biasa ia disapa.

    Neo mengakui bahwa tragedi Al-Khoziny adalah kejadian luar biasa pertama yang ia hadapi selama enam tahun bekerja di DPKP Kota Surabaya.

    “Yang pasti ini menjadi kebanggaan tersendiri bisa ikut berpartisipasi atau ikut terjun langsung, kita dapat menyelamatkan korban yang terjebak dalam reruntuhan,” ujarnya. Sementara itu, Abdul Aziz dan Galang Ferbi, yang bertugas pada hari kedua dan ketiga, memfokuskan upaya penyelamatan untuk membuka akses menuju santri bernama Haikal yang terjepit di reruntuhan. Tim mengeruk lubang masuk sedalam kurang lebih 5 meter. Saat aksi penyelamatan, tekanan mental tim serasa diuji. Pasalnya, selain menghadapi situasi genting saat mengarahkan Haikan, mereka juga mendengar teriakan minta tolong dari sekitar lima korban lain di sisi yang sulit dijangkau. “Akhirnya, kita mencoba menguatkan dan menenangkan para santri bahwa mereka akan segera diselamatkan,” ujar Aziz menceritakan upayanya menenangkan para santri. Evakuasi Haikal sulit karena posisinya terhimpit beton, hanya tangan kanannya yang bisa bergerak. Setelah membobol tanah sejauh 2 meter, sekitar pukul 12.00 WIB Haikal mulai berteriak dan mengigau, “sudah jangan mainan itu. Haikal tidak bisa bernapas”. “Mendengar teriakan tersebut, kita langsung melakukan koordinasi dengan tim pendamping dan berinisiatif memberikan suplai oksigen dan minum. Setelah mendapat suplai oksigen, Haikal akhirnya lebih tenang dan evakuasi bisa dilanjutkan,” imbuhnya.

    Perbesar

    Kunjungan Wali Kota Ke Mako Damkar (21)… Selengkapnya

    Proses evakuasi Haikal terus berlanjut bersama Basarnas hingga akhirnya bisa dikeluarkan dari reruntuhan beton yang menghimpitnya. Mendengar kisah para personel DPKP mengenai penyelamatan santri Al-Khoziny, Eri menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas keberanian dan ketulusan tim rescue Kota Pahlawan.

    “Saya bangga betul, karena tim penyelamatan Kota Surabaya berbuat kebaikan tanpa pamrih untuk menolong sesamanya,” kata Eri, usai melakukan kunjungan ke Kantor DPKP. Sebagai bentuk apresiasi, Eri akan memberikan penghargaan untuk personel DPKP pada momen Hari Pahlawan, 10 November mendatang.

    “Kedua, kami juga akan memperbaiki dan melengkapi alat kebugaran di kantor DPKP, karena untuk menyelamatkan para personel ini harus sehat,” pungkasnya.

  • Anak Gajah Rocky Ditunggangi Mahout Tuai Polemik, Walkot Eri Panggil Pengelola KBS

    Anak Gajah Rocky Ditunggangi Mahout Tuai Polemik, Walkot Eri Panggil Pengelola KBS

    Liputan6.com, Surabaya – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi angkat bicara soal polemik pawang atau mahout menunggangi anak gajah bernama Rocky di Kebun Binatang Surabaya (KBS).

    Wali Kota Eri menyatakan bahwa informasi terkait Gajah Rocky, yang diduga dimanfaatkan untuk ditunggangi, telah menjadi perhatian serius.

    “Terkait informasi mengenai Gajah Rocky di Kebun Binatang Surabaya (KBS), khususnya dugaan penggunaan gajah tersebut untuk ditunggangi atau dimanfaatkan dalam kegiatan pelatihan dan perawatan, kami telah mengambil langkah segera,” ujarnya, Selasa (14/10).

    Langkah awal yang diambil adalah menginstruksikan Asisten II Perekonomian dan Pemerintahan Pemkot Surabaya untuk melakukan klarifikasi dan evaluasi mendalam.

    Wali Kota Eri menekankan bahwa inti dari evaluasi ini adalah memastikan kepatuhan terhadap standar kesejahteraan satwa.

    “Kami telah menginstruksikan Asisten II untuk segera melakukan klarifikasi mendalam dan evaluasi. Evaluasi ini fokus pada ketentuan usia gajah, apakah gajah pada usia tersebut diizinkan untuk dinaiki atau dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu,” ucapnya.

    Menurut informasi yang beredar, anak gajah Rocky baru berusia sekitar satu tahun dan memiliki batas kemampuan menahan beban yang rendah, sehingga praktik penunggangan manusia dikhawatirkan dapat membahayakan fisik dan perkembangannya.

    Kesulitan ini tidak hanya berhenti pada klarifikasi internal. Wali Kota Eri memastikan bahwa kasus dugaan eksploitasi satwa ini telah diserahkan ke lembaga pengawas.

    “Masalah ini saat ini juga sedang dalam proses pemeriksaan di Inspektorat. Kita akan menunggu hasilnya,” ujarnya.

     

  • Eri Cahyadi: Saya Minta Tolong, Jaga Surabaya dari Praktik Prostitusi

    Eri Cahyadi: Saya Minta Tolong, Jaga Surabaya dari Praktik Prostitusi

    Sebagai langkah antisipasi preventif, Pemkot Surabaya telah memastikan adanya pos penjagaan di Moroseneng. Selain itu, Wali Kota Eri juga menginstruksikan pemanfaatan rumah-rumah yang telah dibeli oleh Pemkot untuk kegiatan positif bagi seluruh warga.

    “Rumah-rumah yang dibeli tadi itu, maka saya minta untuk dijadikan tempat-tempat kegiatan. Jadi, ya kegiatan anak muda, posko Karang Taruna, apa-apa. Jadi kan ramai. Kalau ramai kan tidak mungkin ada kegiatan (prostitusi) itu,” ujar Eri.

    Wali Kota Eri Cahyadi juga menyampaikan imbauan kepada seluruh warga Surabaya agar ikut serta menjaga kota dari segala bentuk praktik prostitusi, termasuk tempat-tempat seperti panti pijat yang disalahgunakan.

    “Saya sampaikan kepada seluruh masyarakat untuk melaporkan apabila menemukan praktik-praktik negatif (prostitusi) di lingkungannya. Terus juga mohon maaf, tempat-tempat lainnya yang disalahgunakan. Saya nyuwun tulung (minta tolong). Surabaya ini ayo kita jaga bersama,” ujarnya.

    Ia menekankan bahwa keberhasilan dalam menjaga kota terletak pada kebersamaan dan pengawasan melekat (waskat) oleh seluruh lapisan masyarakat.

    “Kalau ada yang seperti itu, tolong segera laporkan dan foto. Kita tangkap, kita selesaikan. Karena pemerintah kota tidak akan pernah bisa melakukan sendiri. Tapi kebersamaan dan pengawasan bersama, waskat yang dilakukan masyarakat, maka itu jauh lebih efektif,” ucap Eri.

     

  • Wali Kota Eri Pastikan Pemkot Surabaya Dampingi Nur Ahmad, Korban Selamat Ambruknya Ponpes Al Khoziny

    Wali Kota Eri Pastikan Pemkot Surabaya Dampingi Nur Ahmad, Korban Selamat Ambruknya Ponpes Al Khoziny

    Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan akan memberikan dukungan moril dan materiil kepada Nur Ahmad (16), warga Surabaya, yang selamat dari insiden ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, meskipun harus kehilangan lengan kirinya.

    Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah memberikan pendampingan psikis kepada Nur Ahmad dan keluarganya agar bisa segera pulih dari trauma.

    “Setelah psikis ini nanti dikurangi (pulih) bisa kembali normal, baru kita lakukan pendampingan yang untuk lainnya,” kata Eri Cahyadi, Selasa (14/10/2025).

    Menurut Eri, bentuk dukungan yang diberikan tidak hanya bersifat sementara, tetapi juga berkelanjutan. Ia menegaskan Pemkot akan memastikan pendidikan dan masa depan Nur Ahmad tetap terjamin meski mengalami kondisi disabilitas.

    “Seperti ini kan dalam keadaan tidak normal. Maka pekerjaannya harus segera dipikirkan juga. Bagaimana dia tetap bisa sekolah sampai dia lulus dan dia setelah itu bekerja. Nanti kita diskusikan dengan keluarganya,” ungkapnya.

    Sebagaimana diketahui, peristiwa runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, terjadi pada Senin (29/9/2025) sore. Musibah tersebut menelan puluhan korban jiwa saat ratusan santri tengah menunaikan salat ashar berjemaah di gedung yang diketahui masih dalam tahap pembangunan.

    Berdasarkan data Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) per Selasa (9/10/2025), total korban yang ditemukan berjumlah 171 orang, terdiri dari 104 orang selamat dan 67 orang meninggal dunia. Dari jumlah tersebut, delapan korban ditemukan dalam kondisi tidak utuh.

    Sementara itu, dari 67 korban meninggal dunia, baru 55 di antaranya berhasil diidentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur. [rma/beq]

  • Imam Syafi’i Interupsi Paripurna R-APBD 2026, Desak Pemkot Surabaya Transparan Soal Pinjaman Rp1,59 Triliun

    Imam Syafi’i Interupsi Paripurna R-APBD 2026, Desak Pemkot Surabaya Transparan Soal Pinjaman Rp1,59 Triliun

    Surabaya (beritajatim.com) – Suasana rapat paripurna DPRD Kota Surabaya dengan agenda jawaban Wali Kota atas pemandangan umum fraksi terhadap Raperda APBD 2026 mendadak tegang, Selasa (13/10/2025).
    Anggota DPRD Surabaya dari Fraksi NasDem, Imam Syafi’i, menginterupsi jalannya sidang yang dipimpin oleh Laila Mufidah dan turut dihadiri Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji.

    Dalam interupsi kerasnya, Imam mempertanyakan komitmen transparansi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terkait pembiayaan alternatif melalui pinjaman daerah yang tercantum dalam rancangan APBD 2026.

    “Ada bunga pinjaman sekitar Rp500 miliar dan total utang yang akan diambil Pemkot. Apakah Cak Ji bersedia mempublikasikan hal itu secara terbuka kepada publik?” ujar Imam di hadapan forum paripurna.

    Imam menegaskan, desakan itu bukan sekadar kritik, melainkan bentuk tanggung jawab dewan untuk memastikan penggunaan anggaran dilakukan secara efisien dan terbuka. Ia menilai keterbukaan sangat penting karena pinjaman daerah akan berdampak langsung terhadap beban fiskal Kota Surabaya.

    “Transfer dari pusat turun sekitar Rp730 miliar. Artinya, pendapatan berkurang signifikan, makanya Pemkot sampai harus meminjam. Karena itu saya minta sepanjang 2025 ini kegiatan seremonial dikurangi, bahkan kalau bisa dihentikan,” tegasnya.

    Lebih lanjut, Imam meminta pemerintah kota menjelaskan secara rinci skema pinjaman yang akan ditempuh, mulai dari akad, nilai pokok, bunga, hingga mekanisme pelunasan. “Harus transparan dan akuntabel. Kalau ditutupi, justru menimbulkan pertanyaan — ada apa ini?” ujarnya lagi.

    Menanggapi hal tersebut, Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, menyatakan akan meneruskan seluruh masukan dari anggota dewan kepada Wali Kota Eri Cahyadi. “Saya akan sampaikan dahulu kepada Pak Wali Kota,” ujarnya singkat.

    Sebagai informasi, dalam rancangan APBD 2026, Pemkot Surabaya berencana menempuh pinjaman alternatif senilai Rp1,59 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk menutupi kebutuhan pembiayaan pembangunan menyusul penurunan transfer dana dari pemerintah pusat. (asg/kun)

  • Ramai Eks Lokalisasi di Surabaya Beroperasi Lagi, Eri Cahyadi Minta Warga Jaga Pos
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 Oktober 2025

    Ramai Eks Lokalisasi di Surabaya Beroperasi Lagi, Eri Cahyadi Minta Warga Jaga Pos Surabaya 13 Oktober 2025

    Ramai Eks Lokalisasi di Surabaya Beroperasi Lagi, Eri Cahyadi Minta Warga Jaga Pos
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta seluruh elemen masyarakat memperketat pengawasan di kawasan eks lokalisasi Moroseneng yang diduga telah beroperasi kembali.
    Eri meminta, warga setempat membuat sejumlah titik pos penjagaan di sekitar lokasi bekas lokalisasi tersebut. Kemudian, mereka juga berjaga secara rutin setiap malam hingga pagi hari.
    “Melakukan penjagaan, pukul 10 malam sampai 4 pagi. Penjagaan dilakukan berkeliling, ada pos-pos yang kita buat untuk menjaga wilayah tersebut,” kata Eri di Balai Kota Surabaya, Senin (13/10/2025).
    Selain itu, Eri juga berharap, tokoh masyarakat dan aparat kepolisian ikut berjaga di kawasan eks lokalisasi Moroseneng. Hal tersebut untuk membuktikan apakah ada aktivitas prostitusi atau tidak.
    “Kita mengajak tokoh masyarakat, kita ajak kepolisian untuk informasikan. Sebenarnya di situ ada (atau) tidak praktik (prostitusi) seperti itu. Biar tidak ada fitnah,” ujarnya.
    “Sehingga sekarang di tempat-tempat (eks lokalisasi) itu kan kita ada pos. Makanya saya minta untuk jaga di sana supaya bisa membuktikan ada tidaknya aktivitas seperti itu,” tambahnya.
    Kemudian, Eri juga ingin para pemuda setempat memanfaatkan sejumlah rumah milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang ada di sekitar lokasi, untuk melakukan kegiatan positif.
    “Rumah-rumah yang dibeli, saya minta dijadikan tempat kegiatan. Jadi, kegiatan anak muda, posko Karang Taruna kan ramai, kalau ramai kan tidak mungkin ada kegiatan (prostitusi) itu,” jelasnya.
    Lebih lanjut, Eri berharap, seluruh masyarakat untuk ikut menjaga Surabaya dari praktik prostitusi dalam bentuk apa pun. Yakni, dengan melapor saat melihat adanya kegiatan tersebut.
    “Saya sampaikan kepada seluruh masyarakat untuk melaporkan apabila menemukan praktik negatif (prostitusi) di lingkungannya. Terus juga mohon maaf, tempat lainnya yang disalahgunakan,” ucapnya.
    Diberitakan sebelumnya, petugas menyisir seluruh wilayah bekas lokalisasi Moroseneng yang berada di Kecamatan Benowo, Surabaya, usai adanya laporan munculnya lagi aktivitas prostitusi.
    Camat Benowo, Denny Christupel Tupamahu mengatakan, dalam operasi itu petugas gabungan TNI, Polri dan Pemkot Surabaya, mengecek setiap rumah yang ada di wilayah Moroseneng.
    “Satpol PP melakukan pengawasan ketat di setiap rumah-rumah atas dugaan adanya kegiatan prostitusi yang meresahkan warga,” kata Denny saat dikonfirmasi, Rabu (8/10/2025).
    Denny menyebut, sebenarnya Pemkot Surabaya telah menutup lokalisasi Moroseneng pada tahun 2015. Namun, dia menerima aduan kawasan bekas prostitusi itu telah dibuka kembali.
    “Kami tidak menemukan aktivitas yang diduga itu. Dikarenakan pintu terkunci, digembok dari luar, serta lampu mati sehingga butuh tindakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ucapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Apartemen Bale Hinggil Datangi DPRKPP Surabaya, Ada Apa?

    Warga Apartemen Bale Hinggil Datangi DPRKPP Surabaya, Ada Apa?

    Surabaya (beritajatim.com) – Puluhan perwakilan warga Apartemen Bale Hinggil mendatangi kantor Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya, Senin (13/10/2025).

    Mereka menuntut agar Pemerintah Kota Surabaya turun tangan menyelesaikan persoalan terhentinya fasilitas dasar berupa listrik dan air sejak April 2025.

    Warga meminta agar Pemkot melalui DPRKPP memerintahkan pihak pengelola untuk segera memenuhi kewajiban dasar bagi penghuni.

    “Kami sudah berbulan-bulan tanpa air dan listrik karena belum ada titik temu antara warga dan pengelola,” ujar Hariyangsih, salah satu perwakilan warga Apartemen Bale Hinggil.

    Menurut dia, kondisi ini telah membuat warga kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari. Hariyangsih menegaskan, pemenuhan kebutuhan dasar seperti air dan listrik adalah hak warga yang tidak boleh diabaikan.

    “Kami hanya ingin hak kami dipenuhi. Listrik dan air itu kebutuhan pokok, bukan fasilitas tambahan,” kata dia.

    Warga juga mengeluhkan adanya perlakuan yang dinilai diskriminatif dalam pelayanan listrik dan air. Mereka menemukan beberapa unit yang tidak membayar iuran pemeliharaan lingkungan (IPL), tetapi masih mendapat akses terhadap fasilitas tersebut.

    “Ini jelas tidak adil. Ada yang belum bayar tapi listrik dan airnya tetap menyala, sementara kami yang taat justru diputus,” ucap dia.

    Dalam pertemuan di DPRKPP, warga juga menyerahkan surat resmi berisi aspirasi dan tuntutan mereka. Salah satu poin utama dalam surat tersebut adalah belum adanya kepastian penandatanganan Akta Jual Beli (AJB), padahal sejumlah penghuni telah melunasi pembayaran unit yang mereka tempati.

    “Kami sudah bayar lunas, tapi sampai sekarang AJB belum juga ditandatangani. Kami butuh kepastian hukum atas kepemilikan tempat tinggal kami,” ujar Hariyangsih.

    Hariyangsih berharap Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dapat turun langsung untuk mendengarkan aspirasi warga. Dia meyakini, penyelesaian persoalan ini hanya bisa dilakukan dengan keberpihakan pemerintah terhadap rakyatnya.

    “Kami berharap bisa menyampaikan aspirasi kami secara langsung dan didengarkan oleh Pak Wali Kota Eri Cahyadi. Kami percaya beliau bisa memberikan keadilan bagi warga yang selama ini terabaikan,” pungkas Hariyangsih. [asg/ian]