Tag: Eri Cahyadi

  • Merawat semangat kepahlawanan lewat Parade Surabaya Juang

    Merawat semangat kepahlawanan lewat Parade Surabaya Juang

    Surabaya (ANTARA) – Minggu sore, sejumlah jalan protokol di Kota Surabaya ditutup total, karena ada pergelaran Parade Surabaya Juang, kegiatan tahunan yang merupakan salah satu ikon dari Kota Pahlawan itu.

    Sedikitnya 2.000 peserta terlibat dalam agenda setiap November, sebagai bagian dari upaya memeriahkan Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November.

    Aksi teatrikal tentang perjuangan Arek-arek Suroboyo dalam merebut kemerdekaan disuguhkan dalam teater kolosal ini. Sejak tahun 2008, sejumlah elemen masyarakat terlibat aktif dalam kegiatan ini, mulai dari veteran pejuang, komunitas sejarah, komunitas sepeda tua, anggota kepolisian dan TNI, pelajar, serta para seniman.

    Mereka berjalan sepanjang 2,5 kilometer yang dimulai dari Tugu Pahlawan, hingga Balai Pemuda (Alun-Alun Surabaya). Mereka beraksi bak pejuang, lengkap mengenakan atribut perlawanan terhadap penjajah.

    Ledakan suara bom dan dentuman suara senapan menambah suasana heroik di acara itu. Teriakan semangat membara para pejuang, rintihan mereka yang terluka terkena tembakan menjadikan suasana semakin heroik.

    Disusul kemudian para perawat yang dengan sigap membantu para pejuang, hingga akhirnya kemenangan berhasil diraih untuk kemerdekaan Indonesia.

    Konvoi kendaraan lawas dan juga alutsista, seperti kendaraan taktis dari TNI turut mewarnai sepanjang parade juang berlangsung.

    Sejak awal pertunjukan teatrikal kolosal disajikan di tiga titik utama di sepanjang rute dari Tugu Pahlawan sebagai pembuka, berlanjut ke Perempatan Siola, dengan adegan perlawanan dan mencapai klimaks pertempuran di Balai Pemuda.

    Parade ini melintasi jalur bersejarah, seperti Jalan Tunjungan dan berhenti di depan Hotel Majapahit untuk prosesi penghormatan bendera kemudian dilanjutkan menuju ke Balai Pemuda atau Alun-Alun Surabaya. Hotel Majapahit yang dulu dikenal sebagai Hotel Oranje merupakan lokasi perobekan bendera Belanda menjadi merah putih oleh para pejuang muda Kota Surabaya.

    Parade Surabaya Juang bukan sekadar perayaan, akan tetapi merupakan upaya Pemkot Surabaya untuk memasarkan dan mempromosikan Kota Pahlawan. Acara ini juga kembali diajukan agar masuk ke dalam daftar Karisma Event Nusantara (KEN) dan dirangkai dengan kegiatan lain yang memberi dampak ekonomi positif bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Pahlawan.

    Memperingati Hari Pahlawan di Kota Surabaya ini diwarnai dengan tiga agenda utama, yakni nostalgia Tjangkroekan Djoeang di Tugu Pahlawan pada 31 Oktober–1 November 2025, Parade Juang yang menampilkan teatrikal kolosal pada 2 November 2025. Perayaan ditutup dengan sentuhan modern melalui HerockMob, festival musik rock yang digelar di sebuah plaza di Kota Lama Surabaya, 8 November 2025.

    Surabaya Epic

    Setiap tahun, kegiatan Parade Juang Surabaya mengusung tema yang berbeda dan tahun ini mengusung tema “Surabaya Epic”, dengan membawakan kisah perjuangan tokoh-tokoh pahlawan perempuan yang namanya jarang terekspos.

    Tokoh pahlawan perempuan itu, di antaranya ada Lukitaningsih, seorang pemimpin Laskar Putri yang berperan vital di dapur umum dalam perjuangan Surabaya tahun 1945 yang diperankan Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya Rini Indriyani.

    Selain itu, ada pula teatrikal yang menceritakan “Mbok Dar Mortir”, tokoh pahlawan perempuan yang turut berperan dalam pertempuran di Kota Surabaya.

    Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan teatrikal Parade Surabaya Juang 2025 ini menceritakan bahwa perjuangan seorang perempuan, saat itu sangat luar biasa. Hal ini menunjukkan bahwa seorang perempuan juga berperan dalam perjuangan merebut kemerdekaan.

    “Karena itulah, saya selalu mengatakan, di zaman seperti ini, di zaman modern seperti ini, peran perempuan sangat penting dalam merebut kemerdekaan di Kota Surabaya,” katanya.

    Editor: Masuki M. Astro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DPRD Surabaya: Insiden Admin Medsos Tak Patut Dikaitkan dengan Kinerja Wali Kota

    DPRD Surabaya: Insiden Admin Medsos Tak Patut Dikaitkan dengan Kinerja Wali Kota

    Surabaya (beritajatim.com) – Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya, Eri Irawan, menanggapi insiden candaan admin media sosial Wali Kota Surabaya yang sempat viral. Dia menilai kesalahan tersebut adalah kelalaian individu dan tidak ada hubungannya dengan karakter maupun kinerja Wali Kota Eri Cahyadi di lapangan.

    “Rasanya kok tidak adil jika ada kesalahan individu admin medsos yang di luar koordinasi dengan wali kota kemudian kita menyebut wali kota hanya pencitraan,” ujar Eri Irawan, Minggu (2/11/2025).

    Menurut dia, perdebatan publik muncul karena potongan video itu menimbulkan kesan seolah kegiatan lapangan hanya untuk konten. Padahal, saat percakapan itu terjadi, Wali Kota Eri tengah berada di lapangan menjalankan tugas.

    “Kepentingan politik mungkin menghasilkan debat dan framing tentang insiden itu, tapi hasil kerja yang dirasakan rakyat tak bisa menampik fakta bahwa kinerja Pemkot Surabaya sudah di jalur yang tepat, mulai dari penurunan kemiskinan, stunting, dan sebagainya,” kata dia.

    Eri juga menyebut sosok Eri Cahyadi selama ini lebih fokus pada pekerjaan teknis daripada tampil di kamera. Menurutnya, mandat politik dua periode menunjukkan kepercayaan kuat dari warga Surabaya.

    “Lagipula sebenarnya banyak orang tahu, Pak Eri Cahyadi ini malah cenderung kerjanya teknokratis tanpa banyak sorotan kamera. Buat apa pencitraan, wong sudah dua periode jadi wali kota dengan kepercayaan rakyat yang tinggi,” ujarnya.

    Terkait admin medsos yang sudah meminta maaf dan mundur, Eri menilai sikap tersebut patut diapresiasi. Dia berharap publik memberi ruang pembelajaran.

    “Terlepas dari itu semua, sikap anak muda admin medsos itu yang mau meminta maaf dan mengakui kesalahan adalah hal yang baik. Tinggal bagaimana kita dewasa menyikapinya dengan memberi maaf ke yang bersangkutan,” ucapnya.

    Eri kemudian menyinggung capaian nyata Pemkot Surabaya dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya program perbaikan rumah warga miskin melalui Dandan Omah.

    “Sejak diluncurkan pada 2021, program ini telah memperbaiki 9.500 rumah. Tahun 2025 memperbaiki 2.069 rumah dan 2026 dinaikkan menjadi 2.300 rumah,” jelasnya.

    Selain itu, Eri menilai penataan infrastruktur kota juga berjalan bertahap dan terarah. Upaya pengendalian banjir disebut semakin menunjukkan hasil.

    “Titik-titik genangan sudah berkurang signifikan dari sekitar 400 titik pada 2021 kini menjadi sekitar 190 titik,” tutupnya.[asg/but]

  • DPRD Surabaya: Insiden Admin Medsos Tak Patut Dikaitkan dengan Kinerja Wali Kota

    DPRD Surabaya: Insiden Admin Medsos Tak Patut Dikaitkan dengan Kinerja Wali Kota

    Surabaya (beritajatim.com) – Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya, Eri Irawan, menanggapi insiden candaan admin media sosial Wali Kota Surabaya yang sempat viral. Dia menilai kesalahan tersebut adalah kelalaian individu dan tidak ada hubungannya dengan karakter maupun kinerja Wali Kota Eri Cahyadi di lapangan.

    “Rasanya kok tidak adil jika ada kesalahan individu admin medsos yang di luar koordinasi dengan wali kota kemudian kita menyebut wali kota hanya pencitraan,” ujar Eri Irawan, Minggu (2/11/2025).

    Menurut dia, perdebatan publik muncul karena potongan video itu menimbulkan kesan seolah kegiatan lapangan hanya untuk konten. Padahal, saat percakapan itu terjadi, Wali Kota Eri tengah berada di lapangan menjalankan tugas.

    “Kepentingan politik mungkin menghasilkan debat dan framing tentang insiden itu, tapi hasil kerja yang dirasakan rakyat tak bisa menampik fakta bahwa kinerja Pemkot Surabaya sudah di jalur yang tepat, mulai dari penurunan kemiskinan, stunting, dan sebagainya,” kata dia.

    Eri juga menyebut sosok Eri Cahyadi selama ini lebih fokus pada pekerjaan teknis daripada tampil di kamera. Menurutnya, mandat politik dua periode menunjukkan kepercayaan kuat dari warga Surabaya.

    “Lagipula sebenarnya banyak orang tahu, Pak Eri Cahyadi ini malah cenderung kerjanya teknokratis tanpa banyak sorotan kamera. Buat apa pencitraan, wong sudah dua periode jadi wali kota dengan kepercayaan rakyat yang tinggi,” ujarnya.

    Terkait admin medsos yang sudah meminta maaf dan mundur, Eri menilai sikap tersebut patut diapresiasi. Dia berharap publik memberi ruang pembelajaran.

    “Terlepas dari itu semua, sikap anak muda admin medsos itu yang mau meminta maaf dan mengakui kesalahan adalah hal yang baik. Tinggal bagaimana kita dewasa menyikapinya dengan memberi maaf ke yang bersangkutan,” ucapnya.

    Eri kemudian menyinggung capaian nyata Pemkot Surabaya dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya program perbaikan rumah warga miskin melalui Dandan Omah.

    “Sejak diluncurkan pada 2021, program ini telah memperbaiki 9.500 rumah. Tahun 2025 memperbaiki 2.069 rumah dan 2026 dinaikkan menjadi 2.300 rumah,” jelasnya.

    Selain itu, Eri menilai penataan infrastruktur kota juga berjalan bertahap dan terarah. Upaya pengendalian banjir disebut semakin menunjukkan hasil.

    “Titik-titik genangan sudah berkurang signifikan dari sekitar 400 titik pada 2021 kini menjadi sekitar 190 titik,” tutupnya.[asg/but]

  • DPRD Surabaya: Insiden Candaan Admin Medsos Wali Kota Jangan Dibesar-besarkan

    DPRD Surabaya: Insiden Candaan Admin Medsos Wali Kota Jangan Dibesar-besarkan

    Surabaya (beritajatim.com) – Wakil Ketua DPRD Surabaya, Arif Fathoni, menilai insiden candaan admin media sosial Wali Kota Surabaya yang sempat viral tidak perlu diperluas menjadi polemik berkepanjangan. Menurut dia, kesalahan itu murni kelalaian individu dan tidak ada kaitannya dengan integritas maupun cara kerja Wali Kota Eri Cahyadi.

    “Saya kira itu murni kelalaian individu. Tidak elok kalau kemudian dipukul rata seolah kegiatan lapangan Pak Wali hanya pencitraan. Warga Surabaya tahu, beliau ini pemimpin yang benar-benar hadir di lapangan,” ujar Arif Fathoni, Minggu (2/11/2025).

    Mas Toni menilai langkah sang admin yang langsung meminta maaf dan mengundurkan diri sudah menunjukkan tanggung jawab moral. Dia menyebut sikap itu jarang dilakukan dalam lingkungan birokrasi.

    “Manusia tempatnya salah dan khilaf. Yang penting ketika salah, dia berani bertanggung jawab. Staf itu sudah minta maaf dan mengundurkan diri. Itu langkah terhormat yang jarang dilakukan di birokrasi,” jelasnya.

    Dia menegaskan, penilaian terhadap Wali Kota Eri semestinya tetap berbasis pada rekam jejak kerja nyata. Dia mencontohkan program perbaikan rumah tidak layak huni hingga perluasan akses layanan dasar warga.

    “Justru di masa Wali Kota Eri Cahyadi, anggaran Rutilahu dinaikkan agar warga yang tidak beruntung bisa menikmati rumah yang layak. Rumah yang layak itu fondasi tumbuh kembang anak,” tegasnya.

    Mas Toni mengajak publik lebih bijak dalam merespons isu di media sosial. “Kita harus jadi masyarakat yang pemaaf. Jangan sampai satu kesalahan kecil membuat anak muda kehilangan semangat dan kreativitas,” pungkasnya.[asg/aje]

  • DPRD Surabaya: Insiden Candaan Admin Medsos Wali Kota Jangan Dibesar-besarkan

    DPRD Surabaya: Insiden Candaan Admin Medsos Wali Kota Jangan Dibesar-besarkan

    Surabaya (beritajatim.com) – Wakil Ketua DPRD Surabaya, Arif Fathoni, menilai insiden candaan admin media sosial Wali Kota Surabaya yang sempat viral tidak perlu diperluas menjadi polemik berkepanjangan. Menurut dia, kesalahan itu murni kelalaian individu dan tidak ada kaitannya dengan integritas maupun cara kerja Wali Kota Eri Cahyadi.

    “Saya kira itu murni kelalaian individu. Tidak elok kalau kemudian dipukul rata seolah kegiatan lapangan Pak Wali hanya pencitraan. Warga Surabaya tahu, beliau ini pemimpin yang benar-benar hadir di lapangan,” ujar Arif Fathoni, Minggu (2/11/2025).

    Mas Toni menilai langkah sang admin yang langsung meminta maaf dan mengundurkan diri sudah menunjukkan tanggung jawab moral. Dia menyebut sikap itu jarang dilakukan dalam lingkungan birokrasi.

    “Manusia tempatnya salah dan khilaf. Yang penting ketika salah, dia berani bertanggung jawab. Staf itu sudah minta maaf dan mengundurkan diri. Itu langkah terhormat yang jarang dilakukan di birokrasi,” jelasnya.

    Dia menegaskan, penilaian terhadap Wali Kota Eri semestinya tetap berbasis pada rekam jejak kerja nyata. Dia mencontohkan program perbaikan rumah tidak layak huni hingga perluasan akses layanan dasar warga.

    “Justru di masa Wali Kota Eri Cahyadi, anggaran Rutilahu dinaikkan agar warga yang tidak beruntung bisa menikmati rumah yang layak. Rumah yang layak itu fondasi tumbuh kembang anak,” tegasnya.

    Mas Toni mengajak publik lebih bijak dalam merespons isu di media sosial. “Kita harus jadi masyarakat yang pemaaf. Jangan sampai satu kesalahan kecil membuat anak muda kehilangan semangat dan kreativitas,” pungkasnya.[asg/aje]

  • Suara Terdengar Saat Jeda Live, Admin Medsos Wali Kota Surabaya Minta Maaf dan Mengundurkan Diri

    Suara Terdengar Saat Jeda Live, Admin Medsos Wali Kota Surabaya Minta Maaf dan Mengundurkan Diri

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebuah insiden terjadi saat akun Instagram Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, melakukan siaran langsung. Ketika live dijeda, percakapan tim media sosial tetap terekam dan terdengar jelas oleh penonton.

    “Lek kayak gitu, Mat. Ini kan videone bagus, simpen dulu ae. Nek besok-besok hujan bisa dipakai, epok-epok keliling,” ujar suara perempuan dalam rekaman tersebut.

    Percakapan itu terdengar seolah membahas penyimpanan rekaman video untuk digunakan kembali pada momen lain. Admin yang berbicara tampaknya tidak menyadari bahwa suaranya masih tersambung ke siaran langsung. “Eh iki lek wis ngene, lak gak metu suarane yo?” katanya lagi, memastikan audio tidak lagi terdengar.

    Potongan rekaman tersebut kemudian viral di media sosial dan menimbulkan persepsi negatif di tengah publik. Sebagian warganet menilai percakapan itu bisa memunculkan anggapan bahwa kegiatan turun lapangan wali kota sekadar kebutuhan konten.

    Sementara itu, diketahui bahwa Wali Kota Eri Cahyadi tidak mengetahui percakapan tersebut karena sedang berada di lapangan saat live dijeda.

    Admin media sosial yang bersangkutan, melalui akun Instagram pribadinya @heningdzikrillah, menyampaikan permohonan maaf sekaligus pengunduran diri. Dia menegaskan bahwa percakapan itu merupakan kelalaian pribadi dan tidak mencerminkan sikap Wali Kota Surabaya.

    “Dengan penuh penyesalan, saya ingin menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada seluruh masyarakat, kepada semua pihak yang merasa terganggu, dan terutama kepada Bapak Wali Kota yang selama ini telah memberikan kepercayaan kepada saya,” tulisnya.

    Dalam pernyataannya, ia mengakui bahwa tindakannya menyalahi standar kerja dan siap bertanggung jawab. “Saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya dan sebagai bentuk tanggung jawab moral, saya menyampaikan pengunduran diri saya dengan penuh kesadaran dan penyesalan,” ujarnya. [asg/kun]

  • Deretan Blunder Admin Medsos Pejabat, Dari Makian ke Warganet hingga Candaan soal Bencana

    Deretan Blunder Admin Medsos Pejabat, Dari Makian ke Warganet hingga Candaan soal Bencana

    Surabaya (beritajatim.com) – Sejumlah kesalahan dalam pengelolaan media sosial pejabat publik kembali memantik perhatian warganet. Mulai dari unggahan sensitif, komentar bernada emosi, hingga candaan yang dianggap tidak etis, beberapa admin akun pejabat bahkan tercatat harus meminta maaf dan mundur dari jabatannya.

    “Kalau ngomong jangan kurang ajar. Kalau diperiksa penegak hukum, mampus kamu nanti,” demikian respons admin akun Instagram Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, saat menanggapi pertanyaan warganet terkait program daerah.

    Kasus serupa pernah terjadi pada akun media sosial Presiden Joko Widodo ketika masih menjabat. Sebuah cuitan yang dinilai tidak relevan dengan kapasitas seorang kepala negara memicu kritik dan berujung pergantian admin. “Wuooohh mantab! Jadi teringat deg-degannya di momen Senbatsu Uza pekan lalu,” tulis akun @jokowi kala itu.

    Di Surabaya, blunder juga menimpa akun resmi Wakil Wali Kota Armuji. Komentar admin mengenai bencana hujan es di Sidoarjo dinilai tidak empatik oleh warganet. “Lek hujan es, enak tinggal cari sirupe tok,” tulisnya dalam kolom komentar.

    Blunder terbaru terjadi pada akun milik Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Saat live Instagram jeda, admin terdengar bercanda mengenai dokumentasi kegiatan lapangan.

    “Kalau ada hujan lagi, rekaman video bapak wali turun ke lapangan kita simpan aja. Nanti bisa diunggah lagi kalau ada hujan,” ujar admin tersebut.

    Potongan video itu viral dan memunculkan kesan kurang menguntungkan bagi wali kota, meski Eri saat itu tidak mengetahui percakapan karena sedang berada di lapangan. Admin terkait kemudian menyampaikan permohonan maaf dan menyatakan mundur dari tim pengelola media sosial. [asg/kun]

  • Rini Indriyani Istri Wali Kota Surabaya Ambil Peran Sentral di Parade Juang 2025 Sebagai Lukitaningsih

    Rini Indriyani Istri Wali Kota Surabaya Ambil Peran Sentral di Parade Juang 2025 Sebagai Lukitaningsih

    Surabaya (beritajatim.com) – ​Rini Indriyani, istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, akan menjadi tokoh sentral dalam perayaan Parade Juang, sebuah rangkaian penting dari peringatan Hari Pahlawan di Kota Surabaya pada Minggu, 2 November 2025.

    Dalam acara tahunan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tersebut, Rini Indriyani akan memerankan Lukitaningsih, seorang pejuang perempuan yang berandil besar dalam pertempuran 10 November 1945.

    Sekertaris Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Herry Purwadi mengatakan, peringatan Parade Juang tahun ini sengaja dibuat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni dengan menonjolkan kisah aksi heroik kelompok perempuan di balik pertempuran menegangkan 10 November.

    “Jadi temanya pada tahun ini lebih kepada menceritakan perjuangan Laskar Putri. Yang membantu para pejuang untuk merebut kemerdekaan,” kata Herry Purwadi di Balai Kota Surabaya, Jumat (31/10/2025).

    ​Herry menyampaikan, dalam Parade Juang nanti, Rini Indriyani yang berperan sebagai Lukitaningsih akan tampil dalam sebuah teatrikal. Perannya adalah mendukung para pejuang dari balik pertempuran, seperti memasok makanan dan obat-obatan, sekaligus mengamankan rakyat sipil yang terdampak pertempuran.

    “Teatrikal nanti digelar di sebanyak tiga titik, yaitu di Jalan Gemblongan, Jalan Tunjungan, dan Balai Pemuda. Sementara ada juga satu prosesi adegan penghormatan bendera Merah Putih di depan Hotel Majapahit,” jelasnya.

    Sementara itu, Herry menambahkan bahwa Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, akan memerankan Gubernur Suryo dalam Parade Juang. Ia akan memimpin pemberangkatan 2.000 reenaktor dari start Tugu Pahlawan hingga finish di Balai Pemuda.

    “Cak Eri akan memerankan sebagai Gubernur Suryo, yang mana dia akan membaca sebuah naskah pidato dan memberangkatkan pasukan secara resmi,” urainya.

    Parade Juang tahun ini, yang digelar pada tanggal 2 November 2025, akan diramaikan oleh 2.000 peserta reenactor. Iring-iringan kolosal ini dijadwalkan berlangsung dari pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB.

    “Kita memastikan Parade Juang sebagai acara setiap tahun ini berlangsung meriah, serta berdampak menjadi daya tarik wisata Kota Surabaya. Acara ini melibatkan 2000 peserta, mulai dari reenaktor, pasukan paskibra, drum band, pemuda karang taruna, dan cak ning,” tutup Herry. (rma/ian)

  • Dikumpulkan Megawati di Blitar, Ini ‘Titah’ untuk Wali Kota Surabaya, Bupati Kediri, dan Ngawi

    Dikumpulkan Megawati di Blitar, Ini ‘Titah’ untuk Wali Kota Surabaya, Bupati Kediri, dan Ngawi

    Blitar (beritajatim.com) – Pertemuan penting digelar di Pendopo Ronggo Hadi Negoro (RHN) Blitar, tempat bersejarah yang telah berusia lebih dari 150 tahun, Jumat (31/10/2025).

    Presiden ke-5 Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, mengumpulkan seluruh kepala daerah dari PDIP se-Jawa Timur untuk rapat tertutup yang berlangsung sekitar empat jam.

    Suasana yang sangat eksklusif ini tentu saja memunculkan spekulasi tentang agenda yang dibahas. Selama pertemuan tersebut, Megawati juga mengundang seluruh ketua DPC dan DPD Jawa Timur untuk jamuan makan bersama. Meski demikian, topik utama yang dibahas baru terungkap setelah pertemuan usai melalui bocoran dari beberapa kepala daerah yang hadir.

    Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menjelaskan bahwa fokus utama Megawati adalah pada isu sosial yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat. “Ibu (Megawati) hanya meminta kepada kami agar kemiskinan turun, bagaimana stunting turun, bagaimana angka kematian ibu dan anak turun. Ini harus kerja ikhlas kita berikan yang terbaik,” ujar Eri.

    Pesan tersebut, menurutnya, menjadi panggilan untuk para kader PDIP agar bekerja untuk kepentingan rakyat, terutama mereka yang sudah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.

    Selain itu, Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, mengungkapkan bahwa Megawati juga menekankan pentingnya ketahanan pangan. “Tadi Ibu ada arahan khusus terkait ketahanan pangan. Alhamdulillah di Kabupaten Ngawi sudah melakukan kegiatan pertanian berkelanjutan, itu harus dikuatkan kembali. Bukan hanya kuat saja, tapi harus berdaulat,” ungkap Ony.

    Tak ketinggalan, Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, atau yang akrab disapa Mas Dhito, juga membocorkan pesan Megawati yang sarat makna historis. Menurut Mas Dhito, Megawati mengingatkan para kepala daerah akan pentingnya menjaga hubungan dengan masyarakat yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

    “Prinsipnya kami para kepala daerah itu punya hutang budi kepada 10,6 juta orang yang dulu memperjuangkan republik ini,” ungkap Mas Dhito.

    Dalam pertemuan ini, Megawati tidak hanya memberikan arahan strategis, tetapi juga menekankan tanggung jawab besar yang ada di pundak para kepala daerah. Hal ini menjadi pengingat bagi para pemimpin daerah untuk terus mengabdi kepada rakyat dan menjalankan amanah dengan penuh dedikasi. [owi/suf]

  • Respons Kemenag soal Rencana Audit Struktur Bangunan 1.100 Pesantren di Surabaya

    Respons Kemenag soal Rencana Audit Struktur Bangunan 1.100 Pesantren di Surabaya

    Respons Kemenag soal Rencana Audit Struktur Bangunan 1.100 Pesantren di Surabaya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kementerian Agama (Kemenag) merespons positif rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mengaudit struktur 1.100 bangunan pesantren di Surabaya.
    “Ya, saya kira bagus saja, positif ya. Kami men-
    support
    dan tentu saja memberikan apresiasi kepada teman-teman di Pemkot di Jawa Timur,” ujar Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik KemenagThobib Al Asyhar saat ditemui di Hotel Alia, Jakarta Pusat, Rabu (29/10/2025).
    Menurut Thobib, rencana audit tersebut merupakan dedikasi dari Pemkot agar peristiwa ambruknya Mushala Ponpes Al Khoziny tidak terjadi lagi ke depannya.
    “Pemkot telah mendedikasi terhadap pesantren-pesantren yang perlu diidentifikasi dan diberikan atensi khusus supaya tidak terjadi masalah-masalah kaitannya dengan infrastruktur yang ada,” ucapnya.
    Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota Surabaya bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melakukan audit menyeluruh terhadap kekuatan struktur bangunan seluruh pondok pesantren (ponpes) di Kota Surabaya.
    Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, ada sekitar 1.100 pondok pesantren yang terdata di Kementerian Agama (Kemenag) Kota Surabaya dan seluruhnya akan diperiksa satu per satu.
    “Kami ingin memastikan semua bangunan pondok memiliki struktur yang kuat dan sesuai dengan Izin Mendirikan Bangunan (IMB),” ujar Eri saat meninjau Ponpes Nikmatun Najiyah di kawasan Sidoresmo, Surabaya, Senin (27/10/2025).
    Eri menjelaskan, seluruh pondok pesantren yang terdaftar di Kemenag sudah memiliki IMB, namun sebagian merupakan IMB lama.
    “Di seluruh Kota Surabaya, semua pondok sudah punya IMB. Tapi IMB-nya lama, sehingga hari ini kita menyesuaikan apakah masih sama dengan kondisi bangunan sekarang atau tidak,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.