Sampah Kasur, Selimut, dan Helm Ditemukan di Saluran Air Surabaya
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Beredar di media sosial, petugas menemukan sejumlah sampah berukuran besar ketika sedang membersihkan salah satu selokan di Surabaya.
Sampah ukuran besar tersebut diduga menjadi salah satu penyebab banjir.
Berdasarkan video yang diunggah akun Instagram @info_surabaya, terlihat petugas yang mengenakan kaus merah tengah mengeluarkan kasur lantai berwarna ungu dari
saluran air
.
Kemudian, seorang petugas masuk ke dalam saluran air tersebut untuk mengeluarkan sejumlah kayu.
Lalu, video memperlihatkan barang-barang yang diambil dari selokan, seperti kasur lantai hingga helm.
“Hujan deras kemarin bikin beberapa titik Surabaya sempat tergenang,”
tulis akun Instagram @info_surabaya melalui keterangannya.
“Saat dilakukan pengecekan saluran oleh jajaran @dsdabmsby & @dlh.surabaya, ternyata ditemukan banyak barang-barang besar yang menyumbat drainase, seperti kasur gulung, helm, ban, balok kayu, hingga sampah plastik,”
kata dia.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan bahwa sebagian besar wilayah yang mengalami banjir ketika hujan tiba adalah wilayah yang saluran airnya masih dalam proses perbaikan.
Akan tetapi, kata Eri, perbaikan saluran tersebut akan sia-sia jika masyarakat tidak memperhatikan lingkungannya, seperti membuang sejumlah barang berukuran besar ke aliran air.
“Saya juga ingin mengedukasi masyarakat, sebenarnya semua itu akan sia-sia kalau masyarakat masih tetap seperti kemarin,” kata Eri di Waduk Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kamis (13/11/2025).
“Membuang kasur ke saluran, membuang sampah ke saluran, ini tetap akan jadi sia-sia. Maka saya tetap akan mengedukasi dengan seluruh jajaran yang ada di Pemkot Surabaya,” ucap dia.
Sementara itu, Camat Genteng M Aries Hilmi mengungkapkan bahwa video tersebut terjadi setelah hujan lebat, Rabu (5/11/2025) lalu.
Ketika itu, pihaknya menemukan dua kasur lantai, selimut, dan helm.
“Ini karena kecurigaan kami saat hujan kemarin, kok Jalan Ambengan menggenang? Padahal salurannya sudah besar. Ternyata salurannya besar, sampah yang dibuang juga besar,” ujar Aries.
Ia mengimbau agar masyarakat dari seluruh Surabaya tidak sembarangan membuang sampah ke saluran air karena bisa menyebabkan banjir di wilayah lain yang masih satu aliran.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Eri Cahyadi
-
/data/photo/2025/11/13/6915edb3a9a0e.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sampah Kasur, Selimut, dan Helm Ditemukan di Saluran Air Surabaya Surabaya 13 November 2025
-

Pemkot Surabaya terima penyerahan aset waduk senilai Rp176 Miliar
Surabaya (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerima penyerahan aset berupa waduk seluas 21.832 meter persegi dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur senilai Rp176 miliar di Surabaya, Kamis.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya mengatakan selama bertahun-tahun waduk yang berada di depan Kampus UNESA, Lidah Wetan itu, tidak bisa dikelola oleh Pemkot Surabaya karena status kepemilikannya dikuasai pihak lain.
“Yang namanya waduk yang bertahun-tahun tidak bisa kita apa-apakan karena ini menjadi milik orang lain. Alhamdulillah berkat Kejaksaan Tinggi Jawa Timur maka waduk ini menjadi milik Pemerintah Kota Surabaya kembali,” ujar Wali Kota Eri Cahyadi.
Ia mengemukakan, status kepemilikan yang tidak jelas ini menjadi salah satu penyebab banjir di kampung-kampung sekitar, karena waduk tidak bisa dikelola dengan baik. Air waduk yang meluap tidak bisa dialihkan dan akhirnya menggenangi pemukiman warga.
“Sehingga, alirannya pasti lewat masuk ke kampung-kampung. Tapi Insya Allah ketika ini menjadi milik Pemkot Surabaya, maka ketika waduk ini penuh tidak lagi lewat kampung. Saya akan buatkan saluran langsung menuju ke sungai tengahnya Wiyung,” ujarnya.
Kajati Jawa Timur Kuntadi menyatakan penyelamatan aset negara adalah salah satu mandat konstitusional kepada kejaksaan.
Ia mengapresiasi kerja keras jajaran bidang tindak pidana khusus (Pidsus) Kejati Jatim dan Kejari Surabaya.
“Keberhasilan mengembalikan aset ini adalah buah kerja keras dari semua jajaran yang kami pastikan berjalan secara profesional dan objektif,” kata Kuntadi.
Ia menjelaskan, proses hukum yang panjang telah menghasilkan putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap (inkrah) yang menyatakan barang bukti berupa tanah waduk seluas 21.832 meter persegi dengan nilai Rp 176 miliar dirampas untuk negara dan dikembalikan kepada Pemkot Surabaya.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Pemkot Surabaya Sewakan Reklame Eklusif untuk Genjot PAD Rp8 Triliun di 2026
Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2026 sebesar Rp8,198 triliun, sejalan dengan penetapan APBD di angka Rp12,7 triliun.
Untuk mencapai target tersebut, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjadikan optimalisasi aset sebagai dasar percepatan pembangunan, dengan fokus utama menggenjot pendapatan PAD dari sektor reklame.
“InsyaAllah di tahun depan kita akan banyak melakukan terkait dengan (optimalisasi) aset yang akan kita gunakan (untuk PAD). Jadi jangan sampai mangkrak, disewakan,” kata Eri Cahyadi, Rabu (12/11/2025).
Strategi yang akan digencarkan adalah penambahan titik objek reklame eksklusif di berbagai ruas jalan utama.
Langkah inovatif ini, menurut Eri, sangat krusial untuk menutupi defisit akibat pemotongan Transfer ke Daerah (TKD) dari pusat sebesar Rp730 miliar. Dengan total kekurangan anggaran yang harus ditutup melalui inovasi ini mencapai Rp1,3 triliun, sektor reklame menjadi andalan.
“Dengan pemotongan TKD, maka kita harus berinovasi untuk menggantikan TKD yang sekitar Rp730 miliar, yang (pajak) Opsen-nya sekitar Rp600 miliar, berarti kita kan kurang Rp1,3 triliun. Maka kita harus bisa inovasi,” paparnya.
Secara spesifik, Pemkot akan membuat titik-titik baru yang sifatnya eksklusif dan lokasinya dibedakan dari titik reklame biasa. “Kita buat titik baru, tapi titik itu adalah titik eksklusif yang memang kita bedakan ya, jalan yang utama, sama bukan jalan utama,” tegas Eri.
Ia memproyeksikan reklame baru ini dapat berbentuk neon box yang sekaligus berfungsi menerangi jalan. Dengan skema ini, biaya listrik akan ditanggung oleh pihak pemasang iklan.
“Kita akan menaikkan (PAD) dari reklame. Jadi nanti di posisi jalan itu bisa neon box sehingga bisa terang, tapi yang bayar listrik bukan kita, tapi kita mendapatkan (dari) pendapatan,” jelasnya. (rma/ted)
-

Polrestabes Surabaya Bekuk Bapak dan Anak Pencuri Lampu Kota Lama
Surabaya (beritajatim.com) – Pasangan bapak dan anak di Surabaya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pencurian lampu Kota Lama Surabaya yang viral beberapa waktu lalu.
Aksi keduanya yang berlangsung selama 3 hari berturut-turut terekam kamera CCTV dan mendapat perhatian dari Walikota Surabaya Eri Cahyadi.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Edy Herwiyanto mengatakan keduanya diamankan setelah pihak kepolisian melakukan penyelidikan atas kasus pencurian tersebut.
Dari hasil rekaman CCTV di sekitar lokasi, polisi menemukan identitas MT (46) dan MHR (23) warga Nyamplungan Panggung.
“Setelah kami lakukan penyelidikan, keduanya lalu diamankan dan dibawa ke kantor Polrestabes Surabaya,” kata Edy.
Edy mengungkap, aksi pencurian itu pertama kali dilakukan pada 27 Juni 2025 lalu oleh MHR. Ia berkeliling Kota Lama Surabaya dengan mengendarai sepeda motor sambil mencari momen agar bisa mengambil lampu dengan cara langsung ditarik paksa. Setelah berhasil menarik paksa lampu sasarannya, ia lalu kabur.
“Awalnya pelaku MHR (23) selama 3 hari berturut-turut melakukan pencurian di kawasan Kota Lama Surabaya. Merasa berhasil, ia lalu mengajak ayahnya,” imbuh Edy.
Bukannya memberi nasihat baik, MT malah tergoda untuk ikut mencuri. Desakan kebutuhan ekonomi membuat MT lalu mencuri lampu di kawasan Kota Lama Surabaya bersama anak kandungnya sendiri. MT lantas berperan sebagai pengamat situasi sementara MHR berperan sebagai eksekutor.
“Tujuannya ya biar dapat lebih banyak. Sehingga pelaku mendapat keuntungan lebih banyak,” jelas Edy.
Dari pengakuan kedua pelaku, keduanya menjual lampu kota Lama Surabaya dengan harga Rp 130 ribu per satuan. Total keduanya berhasil mencuri belasan lampu di kawasan Kota Lama Surabaya.
“Mereka sudah beraksi di Jalan Mliwis, Gelatik, dan Jalan Panggung. Total belasan lampu sudah dicuri. Namun saat ini masih kami selidiki lebih lanjut,” tutur Edy. (ang/ted)
-

Eri Cahyadi Sebut Banjir di Tanjungsari karena Rumah Warga Halangi Saluran
Surabaya (beritajatim.com) – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan bahwa banjir yang kerap terjadi di kawasan Jalan Tanjungsari, Kecamatan Sukomanunggal, disebabkan oleh banyaknya saluran air yang tertutup bangunan rumah warga, Kamis (6/11/2025).
Menurut Eri, sebagian rumah warga dibangun terlalu menjorok ke bahu jalan dan menutup saluran air, sehingga aliran air tidak dapat mengalir dengan lancar saat hujan deras melanda.
“Tolong dicek lagi ke BPN (Badan Pertanahan Nasional). Barang-barang (milik warga) jangan sampai ada di persil, harus di luar persil. Ini sudah puluhan tahun menghalangi jalannya air. Bagaimana mau menyelesaikan banjir kalau masih seperti ini?” ujar Eri, Rabu (6/11/2025).
Melihat kondisi tersebut, Eri meminta Camat Sukomanunggal Dwi Anggara dan Camat Asemrowo Khusnul Amin untuk segera memberikan imbauan dan sosialisasi kepada warga, agar bangunan mereka tidak menutupi saluran air dan disesuaikan dengan batas tanah yang tercatat.
“Saya minta tolong Pak Camat dan LPMK, kumpulkan warganya. Diingatkan, rumahnya ini harus mundur sesuai dengan surat tanahnya,” kata Eri.
Selain itu, Eri juga memerintahkan agar bangunan jembatan liar di kawasan tersebut dibongkar, karena turut memperparah hambatan aliran air. “Jangan buat jembatan yang malah menutup aliran air. Sudah, dibongkar saja,” tegasnya.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi, membenarkan bahwa penyebab utama banjir di Jalan Tanjungsari adalah saluran yang sempit dan bangunan rumah yang terlalu maju ke jalan. Selain itu, aliran air menuju muara juga tidak lancar. “Karena salurannya kecil dan rumah-rumah banyak yang maju ke jalan. Terus aliran ke muara juga tidak lancar,” jelas Syamsul.
Syamsul menambahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan melebaran saluran air menggunakan box culvert pada tahun depan. Air nantinya akan dialirkan menuju ke timur Jalan Asem Mulya, kemudian diarahkan ke saluran Greges dan Bozem Morokrembangan. “Rencananya tahun depan akan kita lebarkan salurannya,” pungkasnya. [ram/kun]
-

Tak Ingin Surabaya Terendam Banjir, Pemkot Minta Kontraktor Drainase Kerja 24 Jam
Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meminta agar pengerjaan proyek infrastruktur drainase atau saluran air dikebut oleh kontraktor agar cepat selesai, kalau bisa, pengerjaanya dilakukan lembur 24 jam tanpa henti.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi. Dia mengatakan telah diminta langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, agar pengerjaan itu cepat selesai dan segera berfungsi optimal untuk mencegah banjir di Kota Pahlawan.
“Diminta lembur kontraktornya, kalau bisa 24 jam. Jadi nanti kita usahakan, besok kita buatkan undangan (untuk) teman-teman kontraktor yang belum selesai. Jadi yang belum selesai itu rata-rata pekerjaan besar,” ujar Syamsul, Kamis (6/11/2025).
Syamsul merinci update yang dikerjakan para kontraktor di lapangan, bahwa yang belum selesai adalah pengerjaan infrastruktur drainase yang sifatnya besar seperti Rumah Pompa dan saluran Box Culvert. Sedangkan yang telah berprogres signifikan adalah proyek yang kecil-kecil, yang kini telah mencapai 70 persen.
“Rumah Pompa dan pekerjaan Box Culvert besar, itu yang rata-rata belum selesai. Yang kecil-kecil insyaallah sudah 70 persen selesai, nanti 90 persen selesai di akhir November ini,” terang Syamsul.
Dia turut mengungkapkan, bahwa saat ini Pemkot Surabaya tengah membangun sebanyak lima Rumah Pompa yang tersebar di beberapa titik. Selain itu, ditambah proyek besar lainnya berupa pembangunan drainase di kawasan diversi Gunungsari dan Babat Jerawat.
“Pekerjaan pompa itu ada di lima lokasi. Di Menanggal satu, Ahmad Yani dua, Ketintang Madya ada tiga, di Karah ada empat, dan ada satu lagi di Rungkut Menanggal,” paparnya.
Lebih lanjut, dalam pertemuan yang akan digelar dengan para kontraktor. Syamsul menegaskan akan meminta para kontraktor untuk menambah jam kerja dan untuk memastikan keselamatan pekerja dan hasil yang dikerjakan mereka , ia komitmen untuk mendatangkan seorang konsultan pengawas atau ahli.
“Jadi itu upaya untuk percepatan dari dua sisi. Seperti yang saya sampaikan tadi. Yang kedua itu lembur, artinya tambah tenaga dan tambah material,” tegasnya.
Adapun percepatan ini, Syamsul menjelaskan, berpatokan dengan peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta menjadi dasar Pemkot Surabaya untuk melakukan langkah antisipatif sejak dini untuk melindungi dan menjamin keamanan warganya.
“Sebelumnya, memang kita diingatkan oleh teman-teman BMKG bahwa cuaca ekstrem akan terjadi mulai November 2025 sampai dengan Januari 2026, jadi kita harus antisipasi. Jadi kita tidak hanya membangun saluran, tetapi juga menyiagakan teman-teman satgas,” ucap Kepala DSDABM Kota Surabaya Syamsul. [rma/aje]
-

Program Rp5 Juta Setiap Bulan untuk Gen Z Surabaya, Simak Mekanisme dan Tujuannya
Surabaya (beritajatim.com) – Program intervensi Gen Z, dengan pembiayaan Rp5 juta setiap bulan di setiap RW, pada tahun 2026. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya optimistis dapat memajukan sumber daya manusia dan memajukan pembangunan dari lingkup terkecil, Selasa (4/11).
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengungkapkan bahwa program ini dijalankan melalui mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), di mana setiap bulan pemuda RW dapat mengajukan usulan program dalam bentuk proposal perencanaan kegiatan kepada lurah dan camat.
“Jadi setelah disampaikan proposalnya ini, lurah camat, RT-RW akan kumpul bersama anak muda (membahas rencana program kegiatan),” kata Eri.
Menurut Wali Kota Eri, untuk memperketat setiap usulan proposal agar tepat sasaran dan berdampak, nanti proposal akan disaring terlebih dahulu dalam forum Musrenbang. Sehingga anak muda di setiap RW diharapkan sungguh-sungguh merumuskan ide kegiatan atau program di setiap bulannya.
“Saya katakan, kegiatan itu adalah kegiatan yang bisa merubah anak-anak muda di RW itu, karena anggaran saya per-RW,” tegas Eri.
Dari situ, Eri Cahyadi menekankan bahwa Pemkot telah menyiapkan anggaran tersebut untuk memfasilitasi generasi penerus, dan dia berharap program ini dapat menyatukan antara anak muda serta orang tua dalam memajukan pembangunan Kota Pahlawan.
“Kepada orang tua ini jangan terus-terusan ingin menang terus dengan garapan paving, terus PJU, Rutilahu, ya (meskipun) itu tetap saya kasih. Tapi kan kita harus juga menyiapkan anak muda-anak muda (sebagai generasi penerus),” pungkas Wali Kota Eri.
Untuk diketahui, program intervensi Gen Z senilai Rp5 juta per bulan oleh Pemkot Surabaya itu direncanakan terealisasi di setiap RW di Surabaya pada tahun 2026. Pembiayaan ini diambil dari Anggaran APBD Pemkot 2026 senilai Rp47 miliar. (rma/ian)
-

Antisipasi Banjir, Pemkot Surabaya Kebut Proyek Saluran Air Rampung November
Surabaya (beritajatim.com) — Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menargetkan seluruh proyek pembangunan saluran air, box culvert, hingga perbaikannya rampung pada akhir November 2025.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyampaikan bahwa percepatan pembangunan dilakukan agar Kota Surabaya siap menghadapi musim hujan dan mencegah banjir atau genangan di berbagai titik. “Insyaallah di akhir bulan November selesai semuanya,” kata Eri Cahyadi, Selasa (4/11/2025).
Eri menjelaskan seluruh pekerjaan drainase kini tengah dikebut. Sementara itu, apabila hujan turun sebelum proyek tuntas, Pemkot akan mengerahkan mobil pemadam kebakaran (PMK) untuk membantu mempercepat aliran air dan penyedotan genangan.
“Satu-satunya antisipasi ketika hujan turun adalah mempercepat aliran air. Dibantu dengan pemompaan melalui mobil-mobil PMK,” jelasnya.
Ia menambahkan, seluruh perangkat pemerintahan hingga tingkat kecamatan diminta sigap melakukan pengawasan dan penanganan jika terjadi genangan. Pemkot juga menyiapkan 28 unit mobil PMK untuk bergerak cepat ke titik-titik banjir.
“Kita punya 28 unit mobil PMK, itu keluar semua setiap hujan dan keliling menjemput genangan. Semoga sampai akhir November kita bisa mengatasi ini, sehingga ketika proyek saluran selesai, persoalan genangan juga dapat teratasi,” pungkasnya. (rma/kun)
-

Wali Kota Surabaya Tolak Pengunduran Diri Admin Medsos, Apresiasi Keberanian Anak Muda
Surabaya (beritajatim.com) — Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan tidak menerima surat pengunduran diri dari Hening, salah satu admin muda media sosial pribadinya.
Ia menilai kesalahan Hening saat jeda siaran langsung di akun Instagram @ericahyadi_ bukanlah hal yang pantas membuat anak muda “mundur” dari tugas dan tanggung jawab.
“Jadi tadi ketika saya disampaikan oleh Kadiskominfo, Sekda, terkait surat pengunduran diri (Hening) saya katakan tidak. Biarkan dia berusaha dulu untuk memperbaiki diri. Karena dia hanya merasa beban ketika yang terjadi itu, akhirnya dampaknya ke wali kota,” kata Eri Cahyadi di Balai Kota Surabaya, Senin (3/11/2025).
Menurut Eri, Hening telah menunjukkan sikap dewasa dengan meminta maaf secara terbuka. Ia menilai sikap tersebut adalah wujud tanggung jawab yang jarang ditemukan di era media sosial saat ini. Karena itu, Pemkot mendukung pemulihan mental bagi Hening yang kini menghadapi tekanan komentar dari publik.
“Dia insyaallah menenangkan diri. Tapi saya sudah sampaikan, (harus tetap) masuk. Mungkin menenangkan diri butuh beberapa hari, dia juga izin mau umroh katanya, menenangkan diri (dengan) ditinggal ibadah,” tambahnya.
Kekeliruan Adalah Awal Keberanian Anak Muda
Lebih jauh, Eri menilai kesalahan yang dilakukan anak muda tidak seharusnya dijadikan alat untuk menjatuhkan. Sebaliknya, anak muda harus didukung karena kesalahan adalah proses tumbuh dan belajar.
“Saya tidak akan pernah membiarkan anak-anak muda yang punya potensi mati hanya karena politik. Dan saya tidak pernah membiarkan anak-anak muda yang punya potensi mati gara-gara kepentingan popularitas, persaingan untuk mencari popularitas, itu tidak akan pernah saya biarkan terjadi di Surabaya,” tegasnya.
Eri Cerita Satu Periode “Puasa Medsos”
Eri juga menuturkan, pada periode pertama kepemimpinannya (2021-2024), ia tidak pernah aktif mengelola konten media sosial. Namun memasuki periode berikutnya, ia menyadari pentingnya ranah digital sebagai media edukasi publik. Meski demikian, ia juga tidak menutup mata bahwa media sosial sangat rawan disalahartikan.
“Selalu saya bilang, saya selalu mengajarkan bukan popularitas yang dicari, bukan terlihat kerja yang dicari. Coba lihat, ada yang nggak pernah kerja, tapi membuat di medsos kayak (seolah-olah) kerja. Padahal kamu cek di lokasi yang ada, ia nggak pernah ada,” ujarnya.
Eri juga mengingatkan publik bahwa banyak program strategis Pemkot selama ini berjalan tanpa gembar-gembor digital, seperti ribuan beasiswa, rutilahu, penurunan kemiskinan, hingga penanganan stunting.
“Tapi kenapa ketika ada beasiswa 24.000, lalu program rutilahu dilakukan, ya tidak ada yang menghantam? Tapi ketika ada kesalahan sedikit, langsung seperti itu, admin saya dihajar begitu,” tanya Eri.
Eri Cahyadi Sampaikan Maaf
Menutup penjelasannya, Eri menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas insiden ini. Ia berharap kasus ini menjadi pembelajaran bersama untuk melahirkan ekosistem yang lebih sehat bagi anak muda Surabaya.
“Semoga ini juga menjadi pembelajaran buat diri saya dan seluruhnya, untuk kerendahan hati kita bersama, luasnya pengampunan. Gusti Allah ‘nge-i pangapuro’ (maha pengampun), masak kita ini tidak akan mengasih ampun (memaafkan),” tutupnya. (rma/ted)
/data/photo/2025/11/11/6913407e13f0b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)