Tag: Eri Cahyadi

  • LPA Jatim Nilai Program Asrama ala Eri Cahyadi Jadi Model Penanganan Terpadu untuk Anak Nakal
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        9 Juni 2025

    LPA Jatim Nilai Program Asrama ala Eri Cahyadi Jadi Model Penanganan Terpadu untuk Anak Nakal Surabaya 9 Juni 2025

    LPA Jatim Nilai Program Asrama ala Eri Cahyadi Jadi Model Penanganan Terpadu untuk Anak Nakal
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur (Jatim) menilai, program
    Eri Cahyadi
    perihal asrama bagi
    anak nakal
    alias Rumah Ilmu Arek Suroboyo (RIAS), bisa membentuk karakter dan masa depan.
    Pengurus
    LPA Jatim
    , M. Isa Ansori mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menghadapi fenomena anak kecanduan game, kesulitan menerima nasihat orangtua, hingga bolos sekolah.
    “RIAS yang terintegrasi dengan (program) Kampung Anak Negeri dan Asrama Bibit Unggul, hadir sebagai fasilitas komprehensif,” kata Isa, ketika dikonfirmasi, pada Senin (9/6/2025).
    Menurut Isa, negara memang harus hadir untuk menjamin hak tumbuh kembang setiap anak.
    Salah satunya, dengan menghidupkan lingkungan yang positif dan terlindungi dari potensi risiko sosial.
    “Di (asrama) sini, anak-anak yang bermasalah bisa mendapatkan pendampingan sosial, pendidikan karakter, keterampilan hidup, hingga terapi psikososial secara intensif,” ucapnya.
    “Ini bukan sekadar tempat tinggal sementara, melainkan sebuah model penanganan terpadu yang dirancang untuk membentuk kembali karakter dan masa depan mereka,” tambahnya.
    Isa pun menyarankan, Pemkot Surabaya dan sejumlah jajaran di bawahnya untuk lebih aktif, dengan menelusuri keberadaan anak yang membutuhkan perhatian khusus di beberapa pelosok kota.
    Cara itu diperkuat dengan sosialisasi layanan laporan khusus, melalui Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Pusapaga) atau Layanan Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA 129).
    “Langkah jemput bola ini merupakan bentuk nyata kehadiran negara dalam menyelamatkan anak-anak yang telah kehilangan arah,” ujarnya.
    Lebih lanjut, kata Isa, langkah yang dilakukan Pemkot Surabaya dengan memasukkan anak bermasalah ke asrama sudah tepat.
    Menurutnya, langkah itu bisa menyelamatkan mereka.
    Selain itu, sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, Pasal 21, yang mewajibkan negara memberikan perlindungan khusus kepada anak yang mengalami masalah sosial.
    “Surabaya tidak hanya sedang membangun trotoar, jalan, dan gedung. Surabaya sedang membangun peradaban dan RIAS menjadi salah satu fondasi pentingnya,” tutupnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Terbitkan SE Waspada Covid-19, Eri: Jangan Panik

    Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Terbitkan SE Waspada Covid-19, Eri: Jangan Panik

    Surabaya (beritajatim.com) – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 400.7.7.1 /11560/436.7.2/2025 tentang Peningkatan Kewaspadaan dan Pencegahan Penularan Covid-19 termasuk subvarian baru MB 1.1 di Kota Surabaya, Senin (9/6/2025).

    SE ini merupakan respons dari Surat Edaran resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor: SR.03.01/C/1422/2025 pada 23 Mei 2025 terkait peningkatan kasus Covid-19 secara global, khususnya di kawasan Asia.

    Dalam SE ini, Eri mengimbau seluruh pemangku wilayah, pimpinan institusi pemerintah dan swasta, serta warga Kota Surabaya untuk tetap waspada dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan sesuai SE ini, sembari menegaskan bahwa warga tidak perlu panik.

    “Kita tidak perlu panik, tapi tetap harus waspada dan disiplin dalam menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” kata Eri, Senin (9/6).

    Dalam SE tersebut warga juga diimbau untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan, seperti rutin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, menerapkan etika batuk, dan menggunakan masker saat sakit atau berada di keramaian seperti fasilitas pelayanan kesehatan, transportasi umum, atau area berventilasi terbatas.

    “Warga diimbau mengurangi mobilitas fisik yang tidak perlu dan melakukan isolasi mandiri jika bergejala, serta segera melakukan tes antigen/PCR sesuai indikasi klinis,” terang Eri.

    Selain itu, Eri meminta warga Kota Pahlawan yang mengalami gejala sakit seperti batuk, demam, pilek, atau sesak napas, segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, terutama jika memiliki riwayat kontak dengan orang sakit atau baru bepergian dari luar negeri.

    Selanjutnya, warga juga diminta aktif melaporkan temuan kasus positif atau tempat kerumunan yang berpotensi menimbulkan penularan Covid-19 kepada lintas sektor terkait, mulai dari tingkat kecamatan, kelurahan dan perangkat wilayah setempat.

    Pemkot Surabaya dalam kewaspadaannya turut menggandeng tokoh masyarakat, serta Ketua RT/RW untuk berperan aktif mengedukasi warga agar tetap menjalankan protokol kesehatan secara disiplin.

    “Mengenai informasi kesehatan yang akurat mengenai gejala dan pencegahan Covid-19, masyarakat disarankan untuk mengakses informasi kesehatan melalui kanal media resmi WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, Eri juga mengimbau kepada seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) di Kota Surabaya untuk meningkatkan kewaspadaan dini dengan memantau tren kasus Influenza Like Ilness (ILI), Severe Acute Respiratory Infection (SARI), Pneumonia, atau Covid-19 melalui pelaporan rutin Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR).

    Apabila ditemukan peningkatan kasus yang berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB), Fasyankes juga diminta untuk segera melaporkan ke Dinas Kesehatan dalam waktu kurang dari 24 jam.

    “Kami terus berkomitmen untuk melindungi kesehatan masyarakat dan mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya,” tutupnya. [ram/ian]

  • Usul Ganti Nama RS Eka Candrarini Jadi RS Eri Cahyadi Rini, DPRD Surabaya: Biar Jadi Beban Moral

    Usul Ganti Nama RS Eka Candrarini Jadi RS Eri Cahyadi Rini, DPRD Surabaya: Biar Jadi Beban Moral

    Surabaya (beritajatim.com) — Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Imam Syafi’i, mengusulkan mengganti nama Rumah Sakit Eka Candrarini. Hal ini menyusul rendahnya capaian pendapatan rumah sakit tersebut yang dinilai sangat jauh dari target dan belum menunjukkan performa maksimal, baik dari sisi pelayanan maupun kelengkapan alat kesehatan.

    Menurut Imam, pemberian nama rumah sakit sebaiknya tidak hanya bersifat simbolik, tetapi juga harus menjadi dorongan moral bagi pemerintah kota untuk lebih serius dalam pengelolaannya.

    “Saya justru melihat begini, nama itu kan orang sudah tahu Eka Candrarini. Kalau disingkat jadi EC Rini, kenapa tidak dijelaskan saja namanya menjadi Eri Cahyadi Rini saja? Kan lebih lengkap, lebih terang ini loh,” kata Imam, Senin (9/6/2025).

    Politisi NasDem ini menjelaskan, nama “Eri Cahyadi Rini” akan memberikan beban moral tersendiri kepada Wali Kota Surabaya untuk memastikan rumah sakit yang menggunakan namanya itu berjalan optimal. Imam menilai, penggunaan nama tersebut juga bisa menjadi bentuk tanggung jawab personal sekaligus upaya memperkuat branding pelayanan publik.

    “Siapa tahu dengan nama itu, Pak Eri jadi punya beban moril untuk membuat rumah sakit ini gaspol baik peralatan maupun pelayanannya. Karena ini menyangkut nama,” ujar mantan Dirut JTV ini.

    Secara lebih luas, Imam juga mengkritisi fokus pelayanan RS Eka Candararini yang menyasar perempuan dan anak, namun belum menunjukkan keunggulan yang signifikan dibanding rumah sakit swasta lain.

    “Memang ini rumah sakit fokus untuk pelayanan perempuan dan anak. Segmen itu oke, tapi kemudian apa unggulannya? Kalau kita lihat RS Darmo, mereka punya Children Center dan Women Center. Kita ini harus lebih baik atau minimal punya daya saing,” paparnya.

    Imam mengaku tidak menolak konsep rumah sakit khusus perempuan dan anak, namun pemkot harus menentukan diferensiasi dan layanan unggulan yang jelas agar bisa menarik pasien dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.

    “Kalau tidak lebih bagus dari rumah sakit swasta yang ada, lalu daya tariknya apa? Jangan sampai rumah sakit ini hanya jadi bangunan megah tapi sepi pasien,” tegasnya.

    Imam menambahkan, perubahan nama menjadi RS Eri Cahyadi Rini justru akan menjadi strategi yang menguntungkan secara psikologis maupun politis, karena masyarakat akan memiliki persepsi positif terhadap branding yang kuat.

    “Nama besar Pak Eri ini bisa jadi daya tarik. Orang akan makin percaya, ‘Oh, tak berobat ke RS Eri Cahyadi Rini, pasti bagus’. Justru nama besar itu bisa kita tempelkan untuk memperkuat rumah sakit ini,” pungkasnya. [ADV/asg]

  • Pendapatan RS Eka Candrarini Surabaya Anjlok, DPRD: Jangan Maksa Bikin RS Lagi

    Pendapatan RS Eka Candrarini Surabaya Anjlok, DPRD: Jangan Maksa Bikin RS Lagi

    Surabaya (beritajatim.com) – Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Imam Syafi’i, mengkritik anjloknya pendapatan Rumah Sakit Eka Candrarini yang dikelola Pemerintah Kota Surabaya. Menurutnya, kondisi ini menjadi sinyal kuat bahwa pembangunan rumah sakit baru tak bisa dipaksakan tanpa perencanaan matang.

    Dalam rapat evaluasi triwulan I tahun anggaran 2025, Imam menyebut bahwa hingga Mei 2025, pendapatan RS Eka Candrarini baru mencapai sekitar Rp 3,56 miliar. Angka ini sangat jauh dari target tahunan yang ditetapkan sebesar Rp 105 miliar.

    “Coba bayangkan, target pendapatan Rp 105 miliar, tapi hingga bulan Mei baru terkumpul Rp 3,56 miliar. Itu pun dengan bed occupancy ratio (BOR) hanya 17 persen. Artinya rumah sakit ini belum optimal sama sekali,” tegas Imam, Senin (9/6/2025).

    Politisi NasDem ini menegaskan bahwa sejak awal dirinya sudah memperingatkan bahwa rumah sakit baru membutuhkan proses panjang untuk berkembang dan mencapai titik impas secara finansial.

    “Bahkan ketika kami tanya langsung ke Direktur RS Suwandi dan BDH, mereka menyebut butuh minimal lima tahun untuk rumah sakit baru bisa mandiri secara finansial. Ini tidak bisa ujug-ujug langsung untung,” katanya.

    Imam juga menyoroti minimnya alat kesehatan penunjang layanan dan pendapatan seperti CT Scan dan MRI di RS Eka Candrarini. Padahal pembangunan rumah sakit ini menghabiskan anggaran hampir setengah triliun rupiah.

    “Kalau fasilitas penting seperti CT Scan dan MRI belum ada, terus apa yang bisa diandalkan untuk mengejar target pendapatan dalam tujuh bulan tersisa?” tanya Imam.

    Ia bahkan mengibaratkan pembangunan rumah sakit ini seperti proses kelahiran yang dipaksakan. “Rumah sakit ini dulu sangat tergesa-gesa, ibarat bayi yang lahir prematur dan dipaksa lahir dengan dukun pijat. Sekarang yang kerepotan adalah para pengasuhnya,” ucapnya prihatin.

    Meski demikian, Imam menegaskan bahwa Komisi D tidak sedang mencari kambing hitam, melainkan mendorong evaluasi menyeluruh untuk pembenahan. Ia menyebut fisik bangunan RS Eka Candrarini memang sudah baik, namun tidak cukup jika tidak diimbangi dengan operasional yang sehat dan pendapatan yang stabil.

    “Secara fisik bangunan rumah sakit ini bagus, tidak kalah dengan rumah sakit swasta. Tapi sayang kalau pendapatannya segini-segini saja,” ujar mantan jurnalis senior itu.

    Karena itu, Imam mendesak Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi agar menunda rencana pembangunan rumah sakit baru lainnya. Ia menyarankan agar fokus dulu pada pembenahan RS Eka Candrarini hingga benar-benar sehat secara operasional dan finansial.

    “Cita-cita membangun rumah sakit baru nanti dulu. Sekarang ini saja masih ‘bleeding’, jangan mikir yang lain dulu. Biarkan rumah sakit yang sekarang ini jalan dulu dengan sehat,” pungkas Imam. [asg/beq]

  • Pemkot Surabaya Akan Terapkan Parkir Berlangganan di Jalan Tunjungan, Seperti Apa Sistemnya?

    Pemkot Surabaya Akan Terapkan Parkir Berlangganan di Jalan Tunjungan, Seperti Apa Sistemnya?

    Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana menerapkan sistem parkir berlangganan di sejumlah titik keramaian dan tepi jalan raya mulai Juli mendatang. Kebijakan ini akan diberlakukan secara bertahap di ruas-ruas jalan utama yang kerap mengalami kemacetan akibat parkir liar, seperti Jalan Tunjungan dan Jalan Manyar.

    “Lihat parkir di Jalan Tunjungan, lalu di jalan-jalan utama lainnya, Manyar itu tidak karu-karuan kalau malam minggu macet. Jadi saya akan gunakan di titik-titik tertentu, kita menggunakan parkir berlangganan memakai karcis,” ungkap Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi setelah melakukan inspeksi beberapa waktu lalu.

    Menurut Eri, sistem ini akan menggunakan karcis langganan fisik, bukan pembayaran digital seperti QRIS. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa banyak masyarakat Surabaya yang belum siap menerapkan sistem pembayaran nontunai dalam konteks parkir.

    “Kalau sudah saya tentukan titik itu menggunakan parkir berlangganan, maka orang Surabaya harus bayar pakai karcis berlangganan. Jika bayar dengan duit alasannya gurung beli karcis berlangganan. Mbulet ae nanti, saling salah-salahan,” tegas Eri.

    Eri menilai, penggunaan karcis lebih mudah dipahami oleh masyarakat dan minim potensi kesalahpahaman dibandingkan QRIS yang sebelumnya sempat diterapkan namun dinilai belum efektif.

    “Kalau pakai QRIS dulu, warganya yang menggunakan tidak siap pakai QRIS. Ngomongnya cashless. Sekarang sudah saya turunkan tidak pakai QRIS pakai karcis berlangganan,” jelas Eri.

    Ia juga menekankan pentingnya kepatuhan warga terhadap kebijakan baru ini. Jika ada pengguna kendaraan yang tetap tidak mematuhi aturan dan tidak memiliki karcis langganan di lokasi yang telah ditetapkan, maka sanksi tegas akan diberikan.

    “Pokoknya warga Surabaya kalau ada tempat yang sudah saya tentukan, bayarnya tidak pakai karcis berlangganan yang saya sanksi warganya,” imbuhnya.

    Saat ini, Pemkot Surabaya sedang merampungkan regulasi teknis terkait sistem parkir berlangganan tersebut. Rencananya, kebijakan ini akan mulai dijalankan pada bulan Juli 2025 dan akan diuji coba di sejumlah titik padat kendaraan.

    “Harus berani beli karcis parkir berlangganan di titik-titik tertentu yang nanti saya tentukan dan ini saya jalankan di bulan depan,” tutup Eri. [ram/ian]

  • Surabaya Punya Logo Baru ‘Surabaya City of Heroes’, Begini Makna Filosofinya

    Surabaya Punya Logo Baru ‘Surabaya City of Heroes’, Begini Makna Filosofinya

    Liputan6.com, Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bekerja sama dengan Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) Chapter Surabaya secara resmi meluncurkan identitas visual baru Kota Pahlawan, yaitu logo Surabaya City of Heroes.

    Logo baru ini merupakan hasil seleksi terbuka yang diikuti puluhan pendaftar dari berbagai provinsi, dan karya dari Jaffar Atthoyar terpilih sebagai pemenang. Logo Surabaya City of Heroes akan menggantikan logo sebelumnya, Surabaya Sparkling.

    “Filosofi di balik perubahan logo baru ini. Ia menegaskan bahwa Surabaya adalah City of Heroes, dengan demikian Kota Pahlawan tak terpisahkan dari identitasnya,” ujar Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, ditulis Kamis (5/6/2025).

    Eri menjelaskan, logo baru ini memiliki makna mendalam. Tulisan Surabaya yang menyerupai aksara Jawa dengan garis-garis di ujungnya, seperti Hanacaraka, menunjukkan karakter kota yang kental dengan budaya arek dan tidak melupakan sejarahnya.

    “Di bawahnya, terdapat simbol huruf S untuk Surabaya, dan di bawahnya lagi tertera City of Heroes,” ucapnya.

    Selanjutnya, simbol api berwarna kuning pada logo melambangkan semangat yang terus membara, sebagaimana disampaikan para pendahulu.

    Ini menunjukkan bahwa Surabaya akan terus membara dan bergerak maju. Logo baru ini rencananya akan disosialisasikan dan dibagikan ke seluruh wilayah Surabaya.

    “Simbol dan logo ini akan kita bagikan ke seluruh wilayah Surabaya. Maka pembangunan Surabaya adalah hasil dari pergerakan seluruh masyarakat, bukan hanya satu atau dua orang,” ujar Eri.

     

  • Gawat Curanmor! Pemkot Surabaya Bakal Bangun Portal di Semua Akses Masuk RW

    Gawat Curanmor! Pemkot Surabaya Bakal Bangun Portal di Semua Akses Masuk RW

    Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan membangun portal penjagaan di semua akses pintu masuk RW untuk mengantisipasi maraknya kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor), hari Rabu, 4 Juni 2025.

    Maraknya curanmor di Kota Pahlawan ini banyak merugikan warga masyarakat. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pembangunan portal di setiap RW ini ditarget selesai pada bulan Juli.

    “Setiap RW wajib. Jadi tidak hanya di portal, tapi juga ada yang jaga,” kata Eri Cahyadi, Rabu (4/6).

    Eri menjelaskan bahwa, anggaran pembangunan akan diambil dari anggaran pemerintah Surabaya. Dan untuk shif jaga portal nantinya berkolaborasi dengan polisi RW, LPMK, ketua pengurus RW dan RT.

    “Pengampunya di bawah komandonya Polisi RW,” ujar Eri.

    Ketersediaan portal ini, Eri juga memastikan akan dibangun di wilayah padat rumah kos di sekitaran kampus. Eri berharap, pemuda karang taruna dan juga anak kos turut membantu jaga portal secara bergiliran.

    “Nanti kita bersama Pak Kapolrestabes Surabaya ya, titik-titik mana yang paling rawan. Itu yang kita kerjakan dulu (bikin portal). Tapi target kita, bulan Agustus sudah bisa berjalan semuanya. Juli awal sudah bisa selesai semuanya,” pungkas Wali Kota Surabaya itu. [ram/aje]

     

  • Cegah Curanmor, Pemkot Surabaya Gencarkan Pemasangan Portal dan CCTV di Kampung

    Cegah Curanmor, Pemkot Surabaya Gencarkan Pemasangan Portal dan CCTV di Kampung

    Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Surabaya terus menggencarkan upaya preventif untuk menekan angka pencurian kendaraan bermotor (curanmor), salah satunya dengan memperluas pemasangan pintu portal dan paket CCTV di sudut-sudut perkampungan.

    Ketua LPMK Tambaksari, Sutowo, menyampaikan hal ini dalam Forum Group Discussion (FGD) “Wawasan Series: Curanmor Meresahkan, Aksi Kita Menentukan” yang digelar di Hall Suara Surabaya, Rabu (4/6/2025). Ia menyebut program pemasangan portal dan CCTV saat ini tengah digalakkan Wali Kota Surabaya.

    “Program Pak Wali Kota itu pemasangan CCTV yang masuk ke dalam gapura dan masuk ke perkampungan itu sudah mulai jalan serta pemasangan portal juga,” ujar Sutowo.

    Ia menekankan pentingnya pemerataan pemasangan portal dan CCTV di setiap kampung, karena para pelaku kejahatan kini semakin lihai mencari celah, termasuk beraksi saat portal sudah dibuka di siang hari.

    “Namanya kejahatan dengan berbagai macam upaya ternyata yang mengambil di wilayah perkampungan ternyata siang hari saat portalnya sudah dibuka,” tambahnya.

    Sutowo juga menduga maraknya curanmor di lingkungan permukiman tak lepas dari keterlibatan pihak yang mengenal wilayah tersebut. “Rata-rata yang mengeksekusi kendaraan bermotor bukan dari kampung sendiri tapi informasinya adalah orang jahat dari wilayah itu,” ungkapnya.

    Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Zaini Achmad, menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian terkait pemasangan portal, meski masih ada pro dan kontra di masyarakat.

    “Ini koordinasi dengan kepolisian. Tapi tidak mudah, mengkomunikasikan ke masyarakat karena pasti ada pro kontra,” kata Zaini.

    Ia menambahkan bahwa Satpol PP telah memetakan lokasi rawan curanmor, seperti tempat kos, warung, hingga parkiran sekolah. Pemkot juga berencana menertibkan penitipan motor di kos-kosan dan memperkuat pengawasan area parkir sekolah.

    “Termasuk di kos-kosan ada tempat penitipan parkir, ini kita akan tertibkan bekerjasama dengan polisi,” imbuhnya.

    Berdasarkan data Radio Suara Surabaya, sebanyak 529 motor dilaporkan hilang selama Maret hingga Mei 2025. Jika dirata-rata, lima motor hilang setiap hari di wilayah Surabaya Raya—Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Rinciannya, 141 unit hilang pada Maret, dan masing-masing 194 unit pada April dan Mei.

    Malam hari masih menjadi waktu paling rawan, namun tren pencurian di siang hari juga meningkat dari 20 kasus pada Maret menjadi 37 pada Mei. Lokasi paling rawan adalah rumah atau kos (37-39 persen), disusul warung, kafe, dan toko (14,9–17,7 persen). Modus pencurian bervariasi, mulai dari dibawa kabur orang baru kenal, diminta paksa, hingga kelalaian pemilik yang lupa mencabut kunci.

    FGD yang digelar Suara Surabaya Media bersama Pemkot ini menghadirkan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Luthfie Sulistiawan, Kasubdit Jatanras Polda Jatim AKBP Arbaridi Jumhur, serta Bupati Bangkalan, Kapolres Bangkalan, Koordinator RT/RW, Ketua Karang Taruna, mantan pelaku curanmor, hingga pelaku usaha dan korban pencurian.

    Diskusi ini mendorong sinergi lintas sektor dalam mencegah curanmor, sekaligus mengklarifikasi dugaan wilayah tertentu sebagai jalur pelarian kendaraan curian. Hasilnya akan dirumuskan menjadi aksi nyata dan kolaborasi strategis menuju Surabaya yang lebih aman. [beq]

  • FGD “Wawasan Series” Bahas Aksi Bersama Redam Maraknya Curanmor di Surabaya

    FGD “Wawasan Series” Bahas Aksi Bersama Redam Maraknya Curanmor di Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Forum Group Discussion (FGD) “Wawasan Series: Curanmor Meresahkan, Aksi Kita Menentukan” digelar pada Rabu (4/6/2025), menghadirkan berbagai pihak untuk merumuskan langkah konkret menekan angka pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di Surabaya dan sekitarnya.

    Forum dibuka oleh Hendra Hutagalung, Penyiar Program Wawasan Suara Surabaya, yang menyampaikan data laporan kehilangan motor dari pendengar selama Maret hingga Mei 2025. “Total lebih dari 500 unit sepeda motor hilang dicuri,” ungkapnya.

    Diskusi ini diprakarsai oleh Suara Surabaya Media bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya, melibatkan pula Pemerintah Kabupaten Bangkalan, Polda Jawa Timur, dan jajaran kepolisian terkait. Tujuannya, menggali pola perkembangan curanmor dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkontribusi menjaga keamanan kota.

    Panelis dalam diskusi ini terdiri dari Wali Kota Surabaya Dr. Eri Cahyadi ST., M.MT., Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Dr. Luthfie Sulistiawan S.I.K., M.H., M.Si., Kasubdit III Jatanras Polda Jawa Timur AKBP Arbaridi Jumhur, serta Bupati Bangkalan Lukman Hakim, S.Ip, M.H. dan Kapolres Bangkalan AKBP Hendro Sukmono S.H., S.I.K., M.I.K.

    Forum juga melibatkan Koordinator RT/RW, Ketua Karang Taruna Surabaya, mantan pelaku curanmor, para korban, pengelola hunian, serta pelaku bisnis otomotif. Para panelis menyampaikan data terkini kasus curanmor, mengklarifikasi persepsi wilayah tertentu sebagai jalur pelarian motor curian, dan merumuskan aksi nyata demi keamanan bersama.

    Dalam sesi testimoni, tiga korban curanmor berbagi pengalaman. Verawati, pemilik rumah kos di Dukuh Kupang Timur, kehilangan dua motor milik penghuni kosnya. Ia pertama kali melapor ke Suara Surabaya sebelum diarahkan ke polisi. “Pelat nomor kendaraan anak kos saya ada, tapi barang bukti sudah enggak ada,” ujarnya.

    Korban kedua, Nur Mahmuda, penghuni kos di Dinoyo, kehilangan motornya meski kunci stir dan pagar terkunci. “Sayangnya CCTV kos rusak,” jelasnya. Ia mengaku sempat kesulitan saat membuat laporan karena petugas sedang libur piket.

    Sementara Ubaidillah, warga Bulak Jaya, kehilangan sepeda motornya saat salat Jumat. “Pelaku sempat ikut salat di luar masjid, lalu buru-buru keluar dan mencuri motor saya,” tuturnya. Hingga kini, ia belum menerima informasi lanjutan dari pihak kepolisian.

    FGD “Wawasan Series: Curanmor Meresahkan, Aksi Kita Menentukan” diharapkan dapat menjadi langkah awal membangun sinergi untuk pencegahan dan penanganan curanmor secara kolaboratif. [beq]

  • Wakil Ketua DPRD Surabaya respons positif surat edaran penataan parkir

    Wakil Ketua DPRD Surabaya respons positif surat edaran penataan parkir

    “Pertama saya apresiasi terkait rencana walikota akan menerbitkan surat edaran terkait dengan toko swalayan itu memberikan atau menyediakan juru parkir,”

    Surabaya (ANTARA) – Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Bahtiyar Rifai merespons postif rencana Pemerintah Kota Surabaya yang akan mengeluarkan surat edaran (SE) walikota terkait tempat usaha memiliki tempat parkir dan juru parkir gratis.

    “Pertama saya apresiasi terkait rencana walikota akan menerbitkan surat edaran terkait dengan toko swalayan itu memberikan atau menyediakan juru parkir,” kata Bahtiyar Rifai di Surabaya, Selasa.

    Ia mengemukakan, agar ada sosialisasi yang masif kepada pelaku usaha di Surabaya terkait dengan penerbitan SE tersebut.

    “Tetapi saya berharap ada sosialisasi kepada pengusaha terkait itu. Saya berharap ke depan tidak hanya toko swalayan, tetapi semua pelaku usaha untuk menggratiskan parkir. Selama perusahaan itu membayar pajak parkir di Kota Surabaya,” kata Bahtiyar Rifai.

    Dengan adanya penyediaan tenaga parkir ditempat usaha maka penyerapan tenaga kerja di Surabaya menjadi terbuka dan mengurangi pengangguran di Kota Surabaya.

    “Dengan penyediaan tenaga parkir, otomatis akan ada lapangan pekerjaan bagi warga Surabaya. Nanti bisa dilibatkan dalam menyukseskan SE dari Walikota tersebut,” ujar Bahtiyar Rifai.

    Bahtiyar menyebutkan dengan SE tersebut nantinya bisa menertibkan pungutan-pungutan liar yang tidak masuk ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi parkir.

    “Selama ini di lapangan masih ada oknum-oknum yang memanfaatkan untuk menarik lagi. Kita tidak tahu tarikannya itu untuk siapa, apakah untuk perorangan, oknum, apakah kepada pelaku usaha,” ujarnya.

    Ia menyampaikan, langkah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi itu sudah tepat untuk penertiban.

    “Yang jelas, sosialisasi ini penting agar pelaku usaha bisa menerjemahkan apa yang diharapkan oleh walikota,” katanya.

    Khusus untuk tenaga juru parkir sendiri, Bahtiyar berharap warga Surabaya agar diprioritaskan untuk direkrut. Selain itu, tenaga juru parkir nantinya juga memiliki tugas melakukan pengawasan, menjaga dan juga menata parkir.

    “Karena mereka juga dibayar dari perusahaan tersebut, bagaimana pun itu bagian dari layanan konsumen. Selain ada tulisan di tembok bebas parkir. Saran, mungkin di rompi mereka juga ditulis bebas parkir,” katanya.

    Pewarta: Indra Setiawan
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.