Tag: Endang Aminudin Aziz

  • UPI Segera Punya Rektor Baru, 9 Profesor Siap Berebut Kursi

    UPI Segera Punya Rektor Baru, 9 Profesor Siap Berebut Kursi

    JABAREKSPRES.COM, BANDUNG – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bakal menggelar pemilihan rektor periode 2025-2030. Demokrasi di internal kampus bakal berlangsung.

    Setidaknya ada 9 bakal calon rektor yang akan mengikuti pemilihan itu. Mereka adalah Prof. Agus Rusdiana, Prof. Amir Machmud, Prof. Deni Darmawan, Prof. Didi Sukyadi, Prof. Endang Aminudin Aziz, Prof. Memen Kustiawan, Prof. Prayoga Bestari, Prof. Vanessa Gaffar, Prof. Yudi Sukmayadi.

    Pemilihan itu akan berlangsung dalam tiga tahap. Mulai dari penjaringan, penyaringan dan pemilihan. Prosesnya telah berlangsung. Dimulai tahap penjaringan dengan sosialisasi pada 28 Februari lalu, kemudian pendaftaran, verifikasi berkas hingga penetapan bakal calon rektor pada 23 April.

    Lalu tahap penyaringan dimulai dengan asessment pada 24 April, pemaparan kertas kerja dalam sidang pleno SA, pemaparan kertas kerja dalam sidang pleno MWA, hingga penetapan calon rektor.

    Berikutnya tahap pemilihan dengan diawali pemaparan kertas kerja pada forum terbuka, pemaparan kertas kerja dalam sidang pleno MWA hingga penetapan rektor terpilih pada pertengahan Mei nanti.

    Prof. Dr. Prayoga Bestari, M.Si salah satu bakal calon Rektor UPI

    Prof. Prayoga Bestari Mengusung Konsep UPI Turun Gunung

    Salah satu bakal calon rektor itu adalah Prof. Prayoga. Pria yang bernama lengkap Prof. Dr. Prayoga Bestari, M.Si. itu kini mengemban amanah sebagai Direktur Direktorat Kemahasiswaan UPI.

    Pengalamannya di Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (Lamdik) hingga saat memimpin Badan Penyelenggara Sekolah (BPS) Laboratorium atau Labscool UPI menjadi modal penting. “Sejak 2010 sudah melalang buana di BAN PT, kami sering komunikasi dengan rektor, kaprodi, hingga mahasiswa. Itu jadi pengalaman dan pengetahuan penting dalam mengelola kampus,” jelasnya saat ditemui Jabar Ekspres, Kamis (24/4).

    Selain itu, ia juga cukup sering berinteraksi dengan kampus berskala internasional. “Pengalaman ini jadi modal saya untuk membangun UPI, jika memang diamanahi,” tegasnya.

    Prayoga melanjutkan, pihaknya juga telah menyiapkan berbagai program dan strategi untuk mendongkrak UPI jika berkesempatan memimpin. Ia ingin menjadikan UPI sebagai perguruan tinggi unggul dalam IPTEKS dan IMTAQ sehingga membentuk jati diri bangsa yang berdaya saing di Indonesia, Asia, dan Dunia tahun 2030.

  • Perpusnas Bangun Kolaborasi untuk Kembangkan Literasi Antar Daerah

    Perpusnas Bangun Kolaborasi untuk Kembangkan Literasi Antar Daerah

    Jakarta: Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menemukan fakta masih timpang nya indeks literasi antar daerah. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perpustakaan Nasional, Endang Aminudin Aziz, mengatakan diperlukan kolaborasi sinergi agar literasi menjadi gerakan bersama.

    “Gerakan literasi nasional sudah ditetapkan sejak 2014 sebagai program prioritas nasional sehingga ini menjadi program bersama. Sayangnya, ini tidak tampak sebagai gerakan yang dilakukan bersama-sama. Malah terkesan individualistik,” kata Aminudin ketika menjadi pembicara kunci pada Seminar Nasional organisasi Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB) di Jakarta, Senin, 9 Desember 2024.
     

    Aminudin menambahkan antarlembaga yang mempunyai kepentingan literasi berjalan masing-masing. Menurut dia aneh rasanya ketika dibilang sebagai program bersama namun tidak dikerjakan bersama-sama.  

    Menurut dia terlalu banyaknya konsep dan definisi literasi yang digunakan justru membuat kebingungan tersendiri. Dia menegaskan yang harus dilakukan adalah menyederhanakan pemikiran literasi. 

    Sederhananya literasi adalah upaya bagaimana seseorang memanfatkan informasi, baik informasi tekstual maupun nontekstual yang digunakan untuk kecakapan hidup dalam bentuk apapun. 

    “Gerakan literasi yang dikerjakan Perpustakaan Nasional atau daerah tidak akan pernah berhasil jika dikerjakan sendiri-sendiri,” jelas Aziz.

    Pada tahun ini melalui upaya sinergi dan kolaborasi program antarlembaga yang berkepentingan, Perpusnas menyalurkan bantuan bahan bacaan bermutu sebanyak 1.000 eksemplar di tiap perpustaakaan desa/kelurahan dan taman baca.

    Perpusnas berinsiatif dengan menciptakan ruang-ruang baca melalui program tersebut. Tempatnya terserah, bisa memakai fasilitas balai desa, pos ronda, maupun tempat ibadah. Tidak mesti diletakkan pada gedung perpustakaan. 

    “Jangan buku bacaan disimpan di ruang terkunci dengan alasan takut rusak. Justru buku kalau dibaca banyak orang berpotensi rusak. Kita juga harus mengedukasi masyarakat agar tidak berpikiran primitif. Harus dirubah,” ujar Aziz.

    Jakarta: Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menemukan fakta masih timpang nya indeks literasi antar daerah. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perpustakaan Nasional, Endang Aminudin Aziz, mengatakan diperlukan kolaborasi sinergi agar literasi menjadi gerakan bersama.
     
    “Gerakan literasi nasional sudah ditetapkan sejak 2014 sebagai program prioritas nasional sehingga ini menjadi program bersama. Sayangnya, ini tidak tampak sebagai gerakan yang dilakukan bersama-sama. Malah terkesan individualistik,” kata Aminudin ketika menjadi pembicara kunci pada Seminar Nasional organisasi Gerakan Pembudayaan Minat Baca (GPMB) di Jakarta, Senin, 9 Desember 2024.
     

    Aminudin menambahkan antarlembaga yang mempunyai kepentingan literasi berjalan masing-masing. Menurut dia aneh rasanya ketika dibilang sebagai program bersama namun tidak dikerjakan bersama-sama.  
     
    Menurut dia terlalu banyaknya konsep dan definisi literasi yang digunakan justru membuat kebingungan tersendiri. Dia menegaskan yang harus dilakukan adalah menyederhanakan pemikiran literasi. 
    Sederhananya literasi adalah upaya bagaimana seseorang memanfatkan informasi, baik informasi tekstual maupun nontekstual yang digunakan untuk kecakapan hidup dalam bentuk apapun. 
     
    “Gerakan literasi yang dikerjakan Perpustakaan Nasional atau daerah tidak akan pernah berhasil jika dikerjakan sendiri-sendiri,” jelas Aziz.
     
    Pada tahun ini melalui upaya sinergi dan kolaborasi program antarlembaga yang berkepentingan, Perpusnas menyalurkan bantuan bahan bacaan bermutu sebanyak 1.000 eksemplar di tiap perpustaakaan desa/kelurahan dan taman baca.
     
    Perpusnas berinsiatif dengan menciptakan ruang-ruang baca melalui program tersebut. Tempatnya terserah, bisa memakai fasilitas balai desa, pos ronda, maupun tempat ibadah. Tidak mesti diletakkan pada gedung perpustakaan. 
     
    “Jangan buku bacaan disimpan di ruang terkunci dengan alasan takut rusak. Justru buku kalau dibaca banyak orang berpotensi rusak. Kita juga harus mengedukasi masyarakat agar tidak berpikiran primitif. Harus dirubah,” ujar Aziz.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (DEN)