Tag: Endah Subekti

  • Resah Bakal Direlokasi, Pedagang Pantai Sepanjang Gunungkidul Mengadu ke Bupati

    Resah Bakal Direlokasi, Pedagang Pantai Sepanjang Gunungkidul Mengadu ke Bupati

    Mendengar keluhan itu, Bupati Endah Subekti Kuntaringsih langsung merespons. Ia menurunkan kepala dinas terkait untuk melakukan mediasi ulang dengan para pedagang dan mencari solusi terbaik.

    Endah menegaskan bahwa penataan kawasan Pantai Sepanjang merupakan bagian dari upaya menjadikan kawasan tersebut sebagai pilot project pariwisata terpadu di wilayah selatan Yogyakarta.

    “Kami memahami keresahan pedagang, tapi penataan ini perlu dilakukan agar kawasan pantai bisa lebih tertata dan memberikan manfaat jangka panjang,” ujar Endah.

    Menurutnya, Pantai Sepanjang akan dikembangkan menjadi destinasi wisata yang bisa dinikmati tidak hanya pada siang hari, tetapi juga pada malam hari dengan konsep pencahayaan dan tata ruang yang lebih menarik.

    “Kami ingin kawasan ini menjadi ikon wisata baru yang ramah wisatawan, rapi, dan tetap mengangkat kearifan lokal masyarakat Gunungkidul,” Pungkas Bupati.

    Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Gunungkidul, Rakhmadian, menyampaikan bahwa sosialisasi yang dilakukan di lokasi beberapa waktu lalu kepada para pedagang berjalan lancar.

    “Sesuai dengan permintaan para pedagang dan kelompok sadar wisata (Pokdarwis), sosialisasi kita laksanakan langsung di lokasi. Semuanya berjalan lancar, pertanyaan-pertanyaan dari pedagang pun sudah kita jawab dengan baik. Tidak ada masalah berarti dalam kegiatan tersebut,” ujar Rakhmadian.

    Namun, setelah sosialisasi berlangsung, muncul dinamika di internal kelompok pedagang dan Pokdarwis yang memerlukan pembahasan lanjutan. Menurutnya, hal ini bukan bentuk penolakan, melainkan upaya mencari kesepakatan waktu dan mekanisme relokasi yang tepat.

    “Hari ini setelah dilakukan musyawarah bersama Ibu Bupati, kami bersama tim kecil yang beranggotakan delapan orang dari pedagang dan unsur OPD sudah bersepakat bahwa para pedagang bersedia pindah ke lokasi yang baru. Mereka hanya memerlukan waktu untuk berembuk secara internal menentukan jadwal pastinya,” jelasnya.

    Rakhmadian menambahkan, prinsip utama penataan ini adalah agar keindahan Pantai Sepanjang bisa terlihat lebih luas dan tertata, sehingga menjadi daya tarik wisatawan tanpa menutupi panorama pantai oleh deretan lapak-lapak yang ada saat ini.

    “Tujuan kita sederhana, agar pantai ini semakin ramai dan pedagang juga semakin laris. Lapak baru nantinya akan seragam dengan ukuran 3×3 meter, menampung total 19 pedagang tanpa ada yang dikurangi. Kami mencontoh konsep taman kuliner, hanya di sini diberi ruang sedikit lebih luas,” ujarnya.

    Sementara itu, untuk mendukung rencana penataan kawasan, Pemkab sudah mempersiapkan pekerjaan pengaspalan jalan selebar 5 meter sesuai standar jalan kabupaten. Pekerjaan ini akan dilanjutkan tahun depan bersamaan dengan pembangunan lalu lintas pedestrian dan fasilitas pendukung lainnya, termasuk area Parkir di sekitar kawasan.

    “Para pedagang sudah mengizinkan kami untuk melaksanakan pengaspalan. Pekerjaan lain seperti pedestrian akan dilanjutkan di tahun 2026. Dalam waktu dekat, pedagang akan menandatangani surat pernyataan kesediaan pindah. Waktu pastinya akan ditentukan setelah kesepakatan internal mereka selesai,” pungkas Rakhmadian.

  • Hanya 27 dari 59 Dapur MBG yang Jalan, tapi Laporan ke Kami Semua Beres

    Hanya 27 dari 59 Dapur MBG yang Jalan, tapi Laporan ke Kami Semua Beres

    Liputan6.com, Jakarta- Raut wajah Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, tampak serius saat memimpin rapat koordinasi lintas sektor di aula Pemkab Gunungkidul, Jumat (31/10/2025) petang. Suasana hening berubah tegang ketika dia memaparkan hasil temuan yang jauh dari ekspektasi.

    Dari laporan yang disampaikan ke pusat, seolah-olah program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Gunungkidul berjalan mulus. Namun kenyataannya, lapangan berbicara lain.

    “Ternyata yang benar-benar operasional baru 27 dapur. Empat ditutup, dan dari target 59 baru 44 yang terverifikasi. Tapi laporan ke kami seolah semua sudah berjalan. Ini tidak bisa dibiarkan,” tegas Endah dalam paparan.

    Rapat itu digelar sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 400, yang menegaskan bahwa pelaksanaan program gizi nasional harus diiringi koordinasi berjenjang dari tingkat pusat hingga kelurahan.

    Mulai dari Badan Gizi Nasional (BGN), Badan Gizi Provinsi dan Kabupaten, hingga kepala kapanewon, lurah, dan Puskesmas wajib membangun komunikasi rutin agar program MBG berjalan aman, higienis, dan tepat sasaran.

    Namun, menurut Endah, amanat itu belum berjalan sebagaimana mestinya. “Permennya sudah jelas, tapi di lapangan kita lihat sendiri, koordinasi tidak jalan. Bahkan ada instansi yang tidak tahu pembangunan dapur di wilayahnya. Ini masalah serius,” ujarnya tegas.

    Endah menyinggung, bahkan Komandan Detasemen Angkatan Udara yang wilayahnya berdekatan dengan salah satu dapur MBG tidak mengetahui adanya pembangunan fasilitas dapur tersebut. Hal ini menunjukkan lemahnya koordinasi lintas instansi, padahal program MBG bersentuhan langsung dengan kebutuhan dasar anak-anak sekolah.

  • Kemarau Basah, Sebagian Telaga di Gunungkidul Masih Kering
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        12 September 2025

    Kemarau Basah, Sebagian Telaga di Gunungkidul Masih Kering Yogyakarta 12 September 2025

    Kemarau Basah, Sebagian Telaga di Gunungkidul Masih Kering
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Meskipun masuk dalam kategori kemarau basah, sejumlah telaga di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami pengeringan.
    Upaya revitalisasi terus dilakukan untuk mengembalikan fungsi telaga yang ada.
    “Dari 13 telaga yang masih ada airnya, hanya 4 yang tersisa, yaitu Telaga Jonge, Ledok, Sri Lutut, dan Sruweng. Telaga lainnya mengering akibat dampak kemarau,” ungkap Lurah Pacarejo, Semanu, Suhadi, saat dihubungi wartawan melalui telepon pada Jumat (12/9/2025).
    Suhadi menjelaskan bahwa upaya revitalisasi yang dilakukan oleh pemerintah diharapkan dapat mengembalikan fungsi telaga.
    Meskipun tidak sepenuhnya seperti dahulu, saat ini telaga banyak digunakan untuk budidaya ikan dan pertanian.
    “Saat normal, telaga bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seperti budidaya ikan dan lainnya,” tambahnya.
    Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Sigit Swastono, menyatakan bahwa berdasarkan Surat Keputusan Bupati No. 345/KPTS/2022 tentang Penetapan Daftar Telaga di Gunungkidul, terdapat 359 telaga di 18 Kapanewon.
    Namun, hanya sekitar 20 telaga yang berfungsi dengan baik karena tidak mengering saat kemarau.

    “Mayoritas telaga sudah rusak karena sedimentasi yang parah,” ucapnya.
    Untuk mengatasi masalah ini, berbagai langkah dilakukan, termasuk perbaikan talut dan pengerukan.
    Selain itu, penanaman pohon juga dianggap penting untuk mencegah aliran permukaan yang membawa sedimentasi ke telaga.
    Pemerintah Kabupaten Gunungkidul baru-baru ini melakukan upaya revitalisasi telaga dengan cara tradisional, seperti mengajak masyarakat untuk memandikan ternak dan menangkap ikan di telaga menggunakan alat tradisional.
    Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, mengajak masyarakat untuk menjaga telaga.
    “Bukan hanya soal seni budaya, tapi juga budaya menjaga sumber daya alam. Kita masuk ke telaga, menginjak lumpur, itu bagian dari revitalisasi telaga. Cara yang menyenangkan untuk merawat lingkungan,” katanya.
    Warga Budekan, Wonosari, Anjar, mengungkapkan bahwa telaga di wilayahnya juga mengalami pengeringan.
    Telaga yang berada tidak jauh dari pusat kota biasanya dimanfaatkan untuk perikanan saat musim penghujan.
    “Biasanya ditabur bibit ikan saat musim hujan. Saat awal musim kemarau, dibuka pemancingan,” jelasnya.
    Sementara itu, Supardi, warga Tahunan, Sumberejo, Semin, melaporkan bahwa telaga Plumpit sudah mulai surut.
    Telaga yang telah diberi talud ini banyak digunakan warga untuk pertanian. “Musim penghujan jadi penampungan. Tapi, kalau kemarau, airnya disedot untuk mengaliri lahan pertanian,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Profil Bupati Gunungkidul, Pernah Lempar Asbak ke Penipu hingga Sebut Monyet semakin Cerdas

    Profil Bupati Gunungkidul, Pernah Lempar Asbak ke Penipu hingga Sebut Monyet semakin Cerdas

    Liputan6.com, Jakarta Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menjadi sorotan masyarakat luas. beberapa waktu lalu, video Endah melempar asbak ke pelaku penipuan menjadi viral di media sosial.

    Kejadian tersebut terjadi di Padukuhan Ngunut, Kalurahan Playen, Kapanewon Playen, Gunungkidul, Senin (14/7) malam. Pria berinisial AB, pelaku penipuan dengan mencatut nama Endah berhasil diamankan warga.

    Tanpa menunggu lama, Bupati Endah yang saat itu didampingi asisten pribadi, beberapa anggota kepolisian, serta warga langsung mendatangi lokasi AB diamankan.

    Setibanya di lokasi, suasana makin memanas. Tatapan tegas Bupati Endah mengarah langsung ke sosok AB yang duduk di antara kerumunan warga. AB tampak gugup, keringat membasahi pelipisnya, dan sorot matanya tak mampu menatap balik wajah pemimpin daerah itu.

    Dengan nada tinggi dan wajah penuh emosi, Bupati langsung menyentak pelaku di depan umum. “Anda ini berani sekali mencatut nama saya!), seru Bupati Endah dalam bahasa Jawa halus.

    AB tak kuasa membela diri. Ia hanya menunduk, sesekali bergumam pelan, mencoba memberi penjelasan yang terdengar berbelit-belit. Namun, alih-alih meredakan suasana, jawaban itu justru menyulut kemarahan Bupati. Endah lantas melempar asbak hingga pecah.

    “Orang ini jelas-jelas mempermainkan nama baik saya dan institusi pemerintah. Ini mencederai kepercayaan masyarakat,” kata Bupati.

    Belum lama dari video tersebut, Endah kembali menjadi sorotan dalam forum dialog Rakordal Triwulan II 2025 yang dihadiri Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Yogyakarta, Selasa (29/7).

    Bicara dengan apa adanya, Endah mencurahkan keluh kesah perihal persoalan sektor pertanian yang dihadapi di daerahnya. Salah satu yang menjadi pembahasan serius adalah perihal populasi monyet.

    “Bapak Menteri, kami ini sudah bingung. Lahan kami luas, potensi produksi tinggi, tapi air belum tersedia optimal, dan monyet malah makin cerdas. Sudah sampai masuk rumah warga, merusak genteng masjid, dan melempari jalan pakai jagung,” kata Endah dalam paparannya, Rabu (30/7).

    Gunungkidul sendiri saat ini memiliki luas lahan pertanian siap panen untuk padi sebesar 35.351 hektare. Lahan sawah dilindungi mencapai 31.560 hektare atau 43% dari total LSD (Lahan Sawah Dilindungi) di DIY. Kabupaten ini juga tengah menghadapi musim panen jagung dengan hasil Januari–April mencapai 258.416 ton pipilan kering.

    “Kami ini punya potensi luar biasa, Pak Menteri. Tapi bagaimana mau maksimal kalau irigasinya tidak tuntas?” imbuhnya.

    Jika persoalan sumur bisa ditunggu, maka beda cerita dengan kawanan monyet ekor panjang yang kini kian meresahkan warga. Endah menggambarkan bagaimana monyet-monyet itu tak hanya merusak ladang jagung dan kacang, tapi juga mencuri makanan di dapur warga, memanjat rumah, hingga merusak atap masjid.

    “Mereka ini seperti manusia, Pak Menteri. Kami sampai mikir, mungkin Darwin benar. Karena sekarang mereka bisa membedakan hari: Jumat datang ke tempat pasar, Senin sampai Kamis balik lagi rusak ladang,” ucapnya.

    Lantas siapa sebenarnya Endah?

    Endah adalah seorang politikus yang lahir 23 Maret 1976. Dia resmi menjabat sebagai Bupati Gunungkidul per tanggal 20 Februari 2025.

    Sebelum menjadi bupati, Endah menjabat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunungkidul periode 2019–2024.

    Endah merupakan warga asli Kapanewon Ponjong, salah satu wilayah pedesaan di Gunungkidul. Dia menempuh pendidikan dasar di SDN Kenteng 1 Ponjong, SMP Negeri 2 Ponjong dan SMA/SMEA Muhammadiyah Karangmojo.

    Endah kemudian menempuh pendidikan tinggi di AMP YKPN Yogyakarta untuk jenjang D3, lalu memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari STIE YKPN Yogyakarta.

    Di tahun 2023, dia melanjutkan pendidikan magister di Program Studi Agribisnis, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, dan dinyatakan lulus pada Februari 2024.

    Dalam dunia politik, Endah pernah tercatat sebagai tenaga ahli Fraksi PDI Perjuangan di DPRD DIY. Kemudian terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Gunungkidul.

    Saat Pilkada Gunungkidul tahun 2024, Endah mencalonkan diri berpasangan dengan Joko Parwoto. Pasangan ini diusung gabungan partai; PDIP, Golkar, PKB dan Partai Buruh.

  • Cerita Bupati Gunungkidul Mengadu ke Menteri Kesayangan Prabowo: Monyet makin Cerdas

    Cerita Bupati Gunungkidul Mengadu ke Menteri Kesayangan Prabowo: Monyet makin Cerdas

    Liputan6.com, Jakarta Sebuah forum resmi yang berlangsung akhir Juli 2025 mendadak mencair saat Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih, menyampaikan keluhan panjang lebar kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

    Dengan nada serius namun diselingi candaan getir, Endah menggambarkan dua persoalan pelik yang kini dihadapi petani di wilayahnya.

    “Bapak Menteri, kami ini sudah bingung. Lahan kami luas, potensi produksi tinggi, tapi air belum tersedia optimal, dan monyet malah makin cerdas. Sudah sampai masuk rumah warga, merusak genteng masjid, dan melempari jalan pakai jagung,” kata Endah dalam paparannya, Rabu (30/7).

    Endah mengungkapkan, pada tahun 2023 Presiden Prabowo Subianto mencanangkan pembangunan 57 titik sumur pertanian di Kabupaten Gunungkidul. Proyek ini menjadi harapan besar bagi petani, mengingat sebagian besar wilayah Gunungkidul merupakan daerah karst yang rentan kekeringan.

    Pada 3 Juni 2024, Presiden juga meresmikan 15 dari 57 titik sumur tersebut. Menurut Endah, 15 titik itu kini telah beroperasi dan mampu mengairi sekitar 6.254 hektare lahan pertanian.

    Namun 37 titik lainnya, yang rencananya akan mengairi sekitar 5.029 hektare, belum dilanjutkan pengerjaannya.

    “Kami sudah mencoba menjalin komunikasi dengan Universitas Pertahanan sebagai mitra pelaksana, dan bahkan sudah menyampaikan langsung melalui Pak Menteri. Tapi hingga sekarang belum ada kabar,” ujarnya.

    Gunungkidul sendiri saat ini memiliki luas lahan pertanian siap panen untuk padi sebesar 35.351 hektare. Lahan sawah dilindungi mencapai 31.560 hektare atau 43% dari total LSD (Lahan Sawah Dilindungi) di DIY. Kabupaten ini juga tengah menghadapi musim panen jagung dengan hasil Januari–April mencapai 258.416 ton pipilan kering.

    “Kami ini punya potensi luar biasa, Pak Menteri. Tapi bagaimana mau maksimal kalau irigasinya tidak tuntas?” imbuhnya.

    Jika persoalan sumur bisa ditunggu, maka beda cerita dengan kawanan monyet ekor panjang yang kini kian meresahkan warga. Endah menggambarkan bagaimana monyet-monyet itu tak hanya merusak ladang jagung dan kacang, tapi juga mencuri makanan di dapur warga, memanjat rumah, hingga merusak atap masjid.

    “Mereka ini seperti manusia, Pak Menteri. Kami sampai mikir, mungkin Darwin benar. Karena sekarang mereka bisa membedakan hari: Jumat datang ke tempat pasar, Senin sampai Kamis balik lagi rusak ladang,” ucapnya.

    Berbagai upaya sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Mulai dari menanam tembakau di sekitar habitat monyet (yang justru dicabuti dan dibuang ke jalan oleh kawanan tersebut), hingga menggandeng komunitas adat Baduy untuk pendekatan budaya.

    Bahkan sempat dilakukan program kompensasi dengan menembak monyet liar, namun berujung pada penahanan seorang warga karena melanggar aturan perlindungan satwa. Hal tersebut terjadi karena warga kurang mendapat pemahaman soal perlindungan satwa.

    “Yang membantu petani malah ditangkap, ditahan tiga bulan. Kami sudah tidak tahu lagi harus bagaimana. Ada usulan agar populasi dikendalikan lewat makanan yang dicampur formula tertentu, tapi lembaga riset di DIY tak bisa bantu, dan disarankan ke Jawa Barat,” ungkapnya.

    Endah menambahkan, saking putus asanya, warga sempat menggantung bangkai monyet di ladang untuk menakut-nakuti kelompok lainnya. Namun bukan takut, monyet malah melemparkan jagung ke jalan aspal sebagai bentuk ‘protes’.

    “Saking parahnya, kami dituduh Bupati Bantul, katanya monyet-monyet kami hijrah ke sana. Tapi kami juga tidak bisa memastikan karena mereka tidak punya KTP,” ucap Endah, yang disambut gelak tawa forum.

    Respons Mentan Amran

    Menanggapi curahan hati Bupati Endah, Amran yang menjadi menteri kesayangan Prabowo ini menyampaikan apresiasinya atas keterusterangan tersebut. Ia menilai apa yang terjadi di Gunungkidul mencerminkan tantangan nyata di lapangan yang harus segera ditangani.

    “Kami sudah catat semua. Soal sumur akan segera kami koordinasikan dengan pihak terkait, termasuk Universitas Pertahanan dan jajaran teknis di pusat. Ini tidak bisa dibiarkan karena menyangkut produktivitas petani,” tegas Amran.

    Terkait gangguan monyet liar, Amran mengakui bahwa persoalan tersebut membutuhkan pendekatan lintas sektor. Ia berjanji akan melibatkan kementerian dan lembaga yang berwenang di bidang lingkungan dan konservasi.

    Amran juga memastikan bahwa Gunungkidul tetap menjadi salah satu prioritas dalam strategi ketahanan pangan nasional, mengingat potensi lahan dan hasil pertaniannya yang besar di wilayah selatan Jawa.

    “Ini bukan sekadar soal pertanian, tapi juga konservasi, sosial, dan keamanan warga. Perlu sinergi antar kementerian. Kami akan dorong perumusan solusi terpadu, termasuk edukasi bagi masyarakat,” Amran memungkasi.

    Istilah Amran menjadi menteri kesayangan Prabowo sendiri diutarakan oleh adik presiden, Hashim Djojohadikusumo.

    Hashim Djojohadikusumo menyebutkan, bahwa Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman merupakan menteri kesayangan presiden terpilih Prabowo Subianto.

    Hal itu disampaikan Hashim yang merupakan adik kandung Prabowo, dalam acara Rakernas ke-20 Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) di Jakarta Selatan, Sabtu (28/9/2024).

    Hashim mengatakan, Amran disayangi Prabowo karena mentransformasi pertanian tradisional ke pertanian modern.

    “Saya bisa bersaksi kalau Pak Amran, Pak Menteri ini adalah paling disayangi Pak Prabowo Subianto saat ini. Paling disayangi dan akan lebih banyak disayangi nanti kalau kita jadi pengekspor pangan, Pak Amran. Ini program luar biasa, itu dengan teknologi dan lain-lain luar biasa,” ujar Hashim dalam siaran pers Kementerian Pertanian, Minggu (29/9/2024).

  • Rawan Gesekan, Ini Solusi Agar Kopdes dan BUMDes Tak Saling Tabrak

    Rawan Gesekan, Ini Solusi Agar Kopdes dan BUMDes Tak Saling Tabrak

    Gunungkidul, Beritasatu.com – Kekhawatiran soal tumpang tindih kewenangan antara Kopdes Merah Putih dan BUMDes terus mencuat seiring dengan dorongan pemerintah membangun kemandirian ekonomi desa. Beberapa kepala desa di Gunungkidul mengaku bingung membedakan peran keduanya.

    “Ada potensi gesekan jika tidak ada kejelasan,” ujar Ketua Paguyuban Lurah Gunungkidul Suhadi, Jumat (25/7/2025).

    Ia menyoroti kemungkinan konflik jika satu desa memiliki dua lembaga usaha yang mengelola unit bisnis serupa, seperti toko desa atau hasil pertanian.

    Ahli kebijakan publik Universitas Gunungkidul Djuawan Kartarajasa menyebut, pentingnya sinergi dan penyusunan skala prioritas berbasis kebutuhan riil masyarakat. Menurut dia, pemerintah desa perlu menghindari program yang sifatnya latah tanpa analisis yang matang.

    “BUMDes dan Kopdes sama-sama alat gerak ekonomi desa. Namun, tanpa penataan, bisa jadi malah saling rebut peran,” tegasnya.

    Djuawan menyarankan regulasi teknis dari Pemkab Gunungkidul berupa juknis dan SOP agar peran keduanya lebih jelas. Misalnya, BUMDes bisa fokus pada bisnis jangka panjang dan pelayanan publik, sedangkan Kopdes bergerak pada sektor penguatan pangan atau koperasi simpan pinjam.

    Ia juga menekankan pentingnya partisipasi warga dalam perencanaan, agar tidak ada dominasi elite desa yang menyimpang dari kebutuhan riil masyarakat.

    Menanggapi hal tersebut, Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menegaskan pemkab terus mengantisipasi potensi konflik antara dua entitas usaha desa ini. “Kopdes adalah program pusat untuk penguatan pangan. Sementara BUMDes sudah jadi tumpuan ekonomi lokal. Keduanya harus seirama, bukan bersaing,” ujar Endah.

    Pemkab terus menjalin koordinasi lintas sektor, termasuk dengan DPMK dan Dinas Koperasi & UKM, agar tidak terjadi irisan program. Pemerintah juga akan memberikan keleluasaan desa dalam mengelola, tetapi tetap mengacu pada arah yang jelas dan kontekstual sesuai karakter masing-masing wilayah.

    “Kami ingin desa jadi pusat pertumbuhan. Sinergi adalah kunci, bukan tumpang tindih,” tegasnya.

    Dengan harmonisasi regulasi, peran, dan penguatan kelembagaan, pemerintah optimistis bahwa Kopdes dan BUMDes bisa saling melengkapi demi ekonomi desa yang berdaya dan berkelanjutan.

  • Hadapi Kemarau, Bupati Gunungkidul Pimpin Apel Siaga Bencana

    Hadapi Kemarau, Bupati Gunungkidul Pimpin Apel Siaga Bencana

    Gunungkidul, Beritasatu.com – Mengantisipasi ancaman kekeringan, krisis air bersih, dan kebakaran hutan saat musim kemarau, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menggelar apel siaga bencana hidrometeorologi kering 2025 di Lapangan Kesatrian, Jumat (25/7/2025).

    Apel siaga ini dipimpin langsung Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih, dan diikuti berbagai unsur, mulai dari BPBD, TNI, Polri, Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup, hingga Basarnas, RAPI, dan ORARI.

    Dalam sambutannya, Endah menegaskan, Gunungkidul merupakan wilayah rawan bencana hidrometeorologi kering. Oleh karena itu, sinergi dan kesiapsiagaan seluruh elemen sangat penting.

    “Apel ini bukan sekadar seremonial, melainkan wujud komitmen dan kesiapan kita menghadapi musim kemarau yang penuh risiko,” ujar Bupati Endah kepada Beritasatu.com.

    Pemkab Gunungkidul telah menyiapkan berbagai strategi antisipatif, antara lain pemanfaatan air secara efisien, penambahan titik resapan air, dan edukasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

    Selain itu, pemanfaatan air hujan dan sumber mata air untuk kebutuhan rumah tangga serta pembangunan jaringan irigasi air tanah, pompa, genangan, dan irigasi tetes untuk pertanian.

    Endah juga mengajak masyarakat turut aktif dalam mitigasi bencana. Peran warga dianggap penting untuk menciptakan masyarakat yang tanggap, peka, dan tangguh terhadap risiko kekeringan.

    “Kebersamaan seluruh pihak jadi kekuatan utama kita menghadapi musim kemarau,” pungkasnya.

    Langkah preventif ini diharapkan mampu meminimalisasi dampak bencana dan menjaga keberlangsungan hidup masyarakat, terutama di sektor pertanian dan pemenuhan air bersih.

  • Menjaga Harmoni dengan Alam, Gunungkidul Rayakan 1 Suro di Laut

    Menjaga Harmoni dengan Alam, Gunungkidul Rayakan 1 Suro di Laut

    Liputan6.com, Gunungkidul – Di pesisir selatan Gunungkidul, Tahun Baru Hijriah disambut bukan dengan pesta atau kemeriahan, melainkan dengan kesunyian yang penuh makna. Dalam tradisi yang telah berlangsung ratusan tahun, masyarakat memperingati 1 Suro yang bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijryah melalui ritual sakral bernama Labuhan Laut.

    Labuhan laut bukan sekadar upacara adat. Ia adalah ekspresi spiritual, budaya, dan penghormatan terhadap alam. Di sepanjang pantai selatan, dari Ngrenehan hingga Sadeng, warga berduyun-duyun menuju laut. Mereka membawa sesaji berupa hasil bumi, bunga, dan simbol-simbol harapan, untuk dilarung ke tengah samudra dalam suasana khusyuk dan syahdu.

    Puncak perayaan terlihat di Pantai Baron, Sabtu (6/7), di mana ratusan warga berkumpul mengikuti prosesi larungan yang dipimpin langsung oleh Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih. Dalam balutan busana adat, ia secara simbolis melarungkan sesaji sebagai ungkapan syukur, permohonan keselamatan, serta penghormatan kepada laut yang selama ini menjadi sumber penghidupan masyarakat.

    “Labuhan ini bukan hanya upacara budaya. Ini adalah napas spiritual masyarakat pesisir. Mereka sadar bahwa laut adalah sumber hidup, dan mereka tahu caranya menghormati alam,” ujar Endah.

    Menurutnya, Tahun Baru Hijriah di Gunungkidul tak sekadar momentum perayaan, melainkan waktu perenungan. Tentang hubungan manusia dengan alam, tentang asal muasal rezeki, dan batas antara mengambil dan memberi.

    Tradisi Labuhan Laut, kata Endah, berakar dari kearifan para leluhur. Di masa lampau, para nelayan tak pernah melaut tanpa “permisi” secara batin. Jika laut memberi hasil melimpah, mereka akan mengembalikannya dalam bentuk sesaji. Ini bukan karena takut pada kekuatan gaib, tetapi karena kesadaran bahwa alam mesti dijaga keseimbangannya.

    “Ini bukan soal takut, tapi soal tahu diri. Kita hidup dari laut, ya kita harus ingat, jangan cuma ambil, tapi juga memberi,” tambah Endah.

     

    Update Operasi SAR Hari 3 Penambang Terjebak di Sumur Tambang Emas di Banyumas

  • Lurah di Gunungkidul Disiram Debt Collector, Korban Lapor Polisi setelah Viral, Bupati Angkat Bicara – Halaman all

    Lurah di Gunungkidul Disiram Debt Collector, Korban Lapor Polisi setelah Viral, Bupati Angkat Bicara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang merekam aksi pria yang diduga debt collector menyiram seorang lurah di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menjadi viral di media sosial.

    Tampak lurah berseragam putih itu pasrah saat disiram seember air oleh debt collector.

    Dari narasi yang beredar, lurah tersebut diduga tidak membayar utang.

    Video itu menjadi viral setelah diunggah ulang oleh akun Instagram @gunungkidul.update pada Sabtu (19/4/2025).

    Diketahui, peristiwa itu terjadi di sebuah warung di wilayah Legundi, Kapanewon Panggang, pada Maret 2025 lalu.

    Hal ini diungkapkan oleh Lurah Krambilsawit, Sabiyo.

    Dia mengaku hanya bisa menahan diri untuk tidak melapor lantaran mempertimbangkan suasana bulan Ramadan.

    Namun, setelah berkonsultasi dengan Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntaraningsih, di Bangsal Sewokoprojo, Kapanewon Wonosari, Sabiyo mengaku akan melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian atas tindakan tersebut.

    “Saya menahan emosi makanya tidak melaporkan karena kondisi bulan puasa. Melapor ini karena diviralkan banyak warga yang tahu dan instansi terkait mendukung saya,” ujarnya dikutip dari Kompas.com, Senin (21/4/2025).

    Akan tetapi, Sabiyo enggan menjelaskan lebih jauh soal utangnya dengan pihak debt collector tersebut.

    Bupati buka suara

    Tindakan intimidasi ini lantas mendapat atensi dari Bupati Gunungkidul.

    Menurut Endah, aksi ini mempermalukan Lurah Krambilsawit selaku pemangku warga dengan mempublikasikan insiden itu ke media sosial.

    Hal ini diungkapkan Endah kepada media di Bangsal Sewokoprjo.

    “Setelah video itu viral saya langsung hubungi Pak Sekda, di situ saya sampaikan ini adalah (soal) kehormatan kita (warga Gunungkidul) di luar yang bersangkutan adalah lurah, kita harus melindungi hak-haknya.”

    “Dipermalukan sedemikian rupa, diekspos di media sosial, terlepas beliau memiliki tanggungan terhadap pihak lain, itu merupakan hal yang berbeda,” ujar Endah, Senin, dikutip dari TribunJogja.com.

    Ia melanjutkan soal adanya masalah antara yang bersangkutan dapat diarahkan dengan penyelesaian secara baik-baik.

    Namun, adanya aksi intimidatif tersebut dirinya pun mengatakan harus mengambil sikap untuk melindungi kenyamanan dan keamanan warganya. 

    Endah menerangkan, mengambil langkah untuk melindungi warganya bukan bentuk sikap pembelaan terhadap warga yang tidak membayar utang.

    Melainkan, memberikan keamanan terhadap warga di rumahnya sendiri. 

    “Saya tekankan di sini, saya tidak mendukung orang punya utang tidak dibayar. Jadi, orang pinjam meminjam itu ada tata caranya, yang jelas kita mengutuk keras kejadian ini.”

    “Sebab, orang yang mengalami pressure dan takut berada di rumah sendiri dikhawatirkan bisa berbuat nekat mengambil langkah ceroboh, ini yang kami hindari,” paparnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Bupati Gunungkidul Angkat Bicara soal Video Viral Lurah Diguyur Air oleh Debt Collector.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunJogja.com/Nanda Sagita Ginting, Kompas.com/Markus Yuwono)

  • Viral Video Lurah di Gunungkidul Disiram Debt Collector, Kasus Dilaporkan ke Polisi
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        23 April 2025

    Viral Video Lurah di Gunungkidul Disiram Debt Collector, Kasus Dilaporkan ke Polisi Yogyakarta 23 April 2025

    Viral Video Lurah di Gunungkidul Disiram Debt Collector, Kasus Dilaporkan ke Polisi
    Tim Redaksi

    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    — Video viral berdurasi 11 detik yang memperlihatkan seorang pria disiram air oleh sekelompok orang di sebuah warung memicu perhatian publik.
    Pria dalam video tersebut ternyata adalah
    Lurah Krambilsawit
    , Sabiyo.
    Ia diduga menjadi korban perlakuan kasar oleh penagih utang atau debt collector (DC) dan kini telah melaporkan kejadian itu ke Polres
    Gunungkidul
    .
    “Kami melihat video tersebut, melakukan Lidik terkait kebenaran video tersebut. Siapa yang melakukan kami Lidik,” ujar Kapolres Gunungkidul AKBP Ary Murtini, Rabu (23/4/2025).
    Pada Rabu pagi, Lurah Sabiyo mendatangi Mapolres Gunungkidul didampingi camat (Panewu) dan sejumlah pihak lainnya untuk membuat laporan resmi.
    “Alhamdulillah pagi ini dari pak lurahnya didampingi pak camat (Panewu) teman-teman yang lain ke Polres untuk membuat laporan pada kami,” kata Ary.
    Pantauan Kompas.com menunjukkan bahwa sekitar pukul 10.30 WIB, Sabiyo masih diperiksa oleh Unit Pidum Satreskrim.
    Peristiwa penyiraman air terjadi saat bulan puasa lalu, tepatnya di wilayah Legundi, Kapanewon Panggang.
    Sabiyo mengaku menahan diri untuk tidak melapor saat itu karena mempertimbangkan suasana bulan Ramadan.
    “Saya menahan emosi makanya tidak melaporkan karena kondisi bulan puasa. Melapor ini karena diviralkan banyak warga yang tahu dan instansi terkait mendukung saya,” ujar Sabiyo saat ditemui usai berkonsultasi dengan Bupati di Bangsal Sewokoprojo, Wonosari, Senin (21/4/2025).
    Akan tetapi, Sabiyo enggan menjelaskan lebih jauh soal utangnya dengan pihak debt collector tersebut.
    Kapolres Gunungkidul juga mengimbau masyarakat untuk tidak bergantung pada jasa rentenir, karena banyak laporan masuk soal metode penagihan yang kasar.
    “Pertama kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengandalkan jasa rentenir,” ujarnya.
    Ia menambahkan bahwa pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut karena sebelumnya korban sempat enggan melapor.
    “Kami Lidik karena informasi diawal, karena korban juga enggan melaporkan,” ucapnya.
    Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menyatakan bahwa pihaknya telah menindaklanjuti kejadian tersebut.
    Seluruh pemangku kepentingan seperti lurah, paguyuban lurah Gunungkidul, serta OPD terkait telah dikumpulkan untuk merespons masalah ini.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.