Tag: Emmanuel Macron

  • Biden ‘Menghilang’ Saat Foto Bersama Pemimpin Dunia di KTT G20

    Biden ‘Menghilang’ Saat Foto Bersama Pemimpin Dunia di KTT G20

    Rio de Janeiro

    Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tidak terlihat atau “menghilang” saat sesi foto bersama para pemimpin dunia digelar dalam KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil. Ketidakhadiran Biden sempat menuai spekulasi soal dia menghindari tampil bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov yang juga hadir.

    Insiden itu, seperti dilansir Associated Press dan The Guardian, Selasa (19/11/2024), terjadi ketika sesi foto bersama, yang rutin dilakukan para pemimpin dunia setiap menghadiri KTT G20, digelar di Museum Seni Modern yang terletak di tepi teluk Rio de Janeiro pada Senin (18/11) waktu setempat.

    KTT G20 di Brasil ini menjadi pertemuan puncak G20 terakhir yang dihadiri Biden sebagai Presiden AS, sebelum Donald Trump akan mengambil alih jabatan tersebut mulai Januari tahun depan.

    Para pejabat AS yang mendampingi Biden, yang enggan disebut namanya, mengatakan kepada wartawan bahwa tidak hadirnya Biden dalam sesi foto bersama itu disebabkan oleh “masalah logistik”, di mana sesi foto digelar lebih awal dari yang dijadwalkan sebelumnya.

    Selain Biden, Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau dan PM Italia Giorgia Meloni juga tidak ikut dalam foto bersama itu.

    Saat Biden dan rombongannya tiba di lokasi, foto bersama para pemimpin dunia telah dilakukan tanpa kehadiran sang Presiden AS.

    Para pemimpin dunia, termasuk Presiden China Xi Jinping, PM India Narendra Modi, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, tampak mengobrol saat berkumpul untuk berpose dengan latar belakang Gunung Sugarloaf yang menjadi ikon Rio de Janeiro. Mereka tersenyum dan mengangkat tangan saat diambil fotonya.

    Biden dan Trudeau tiba di lokasi saat foto bersama sudah selesai dilakukan oleh para pemimpin dunia lainnya yang menghadiri KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil Foto: AP Photo/Eraldo Peres

    Saksikan juga video: Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal AS, Warga: Sudah Telat

  • Macron Bilang Putin Tak Ingin Perdamaian di Ukraina

    Macron Bilang Putin Tak Ingin Perdamaian di Ukraina

    Jakarta

    Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin “tidak menginginkan perdamaian” di Ukraina. Macron juga menyebut Putin “tidak siap untuk berunding” guna mengakhiri perang.

    Hal ini disampaikan Macron pada Minggu (17/11) waktu setempat, setelah serangan besar-besaran Rusia terhadap infrastruktur listrik Ukraina.

    Macron mengatakan: “Jelas bahwa Presiden Putin bermaksud untuk mengintensifkan pertempuran,” ujar Macron saat berkunjung ke Argentina, dilansir kantor berita AFP, Senin (18/11/2024).

    Pemimpin Prancis itu menambahkan bahwa ia hanya akan mempertimbangkan untuk melakukan panggilan telepon dengan pemimpin Rusia tersebut jika “konteksnya” tepat.

    Pada Minggu (17/11), militer Rusia melakukan serangan besar-besaran baru ke ibu kota Ukraina, Kyiv. Setidaknya ada 120 rudal dan 90 pesawat nirawak (drone) ditembakkan. Pejabat Ukraina mengatakan ini menjadi serangan terbesar dalam tiga tahun perang berlangsung.

    Dilaporkan AFP, ledakan besar terjadi pada Minggu dini hari di Kyiv dan kota dekat Sloviansk di wilayah Donetsk.

    Serangan besar-besaran Rusia ini telah membuat pemadaman listrik terjadi. Ini membuat banyak pihak khawatir mengingat musim dingin ekstrem mulai datang di wilayah itu, dan kebutuhan akan alat pemanas sangat tinggi.

    Sebelumnya, Zelensky mengatakan bahwa ia ingin mengakhiri perang dengan Rusia tahun depan, melalui “cara-cara diplomatik”.

    Hal itu disampaikannya pada Sabtu (16/11), sehari setelah mengatakan bahwa ia berharap konflik tersebut akan berakhir lebih cepat daripada yang seharusnya, setelah Donald Trump kembali menjadi presiden Amerika Serikat tahun depan.

    “Bagi kita, kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk memastikan bahwa perang ini berakhir tahun depan. Kita harus mengakhirinya dengan cara-cara diplomatik,” kata Zelensky dalam sebuah wawancara dengan radio .

    Lihat Video: Zelensky Ingin Akhiri Perang dengan Rusia

  • Para Kepala Negara Absen di KTT Iklim COP29, Ada yang Undur Diri

    Para Kepala Negara Absen di KTT Iklim COP29, Ada yang Undur Diri

    Jakarta

    Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) terkait perubahan iklim COP29 sedang berlangsung di Baku, Azerbaijan. Para pemimpin dunia, negosiator, pelobi dan LSM bertemu di sini, membahas perubahan iklim dan lingkungan hidup.

    Lebih dari 100 kepala negara dan pemerintahan telah mengonfirmasi kehadiran mereka di COP29, menurut sumber PBB. Namun, sejumlah pemimpin dunia dan pejabat pemerintah telah menyatakan tidak akan menghadiri acara yang berlangsung 11-22 November 2024 ini. Siapa saja? Berikut daftar negara yang tidak hadir beserta alasannya, dikutip dari Euro News.

    Presiden Komisi Eropa

    Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen tidak hadir. Alasannya, Komisi Eropa sedang dalam fase transisi. “Presiden akan fokus pada tugas kelembagaannya. Von der Leyen saat ini tengah mempersiapkan masa jabatan keduanya yang akan dimulai pada 1 Desember,” kata juru bicara Komisi Eropa.

    Sementara itu, Uni Eropa diwakili oleh Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Kepala Kebijakan Iklim Wopke Hoekstra, dan Komisaris Bidang Energi Kadri Simson.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron

    Presiden Prancis Emmanuel Macron juga absen dari KTT ini. Kabarnya, alasannya karena pertemuan tersebut diadakan di Azerbaijan dan Prancis menolak menginjakkan kaki di negara itu.

    Hubungan antara kedua negara menegang sejak tahun lalu ketika Paris mengutuk serangan militer Azerbaijan terhadap separatis Armenia di wilayah Karabakh yang memisahkan diri.

    Kanselir Jerman Ola Scholz

    Pemimpin negara adikuasa Eropa lainnya juga tidak hadir, yakni Kanselir Jerman Olaf Scholz. Jauh hari sebelumnya, ia telah mengumumkan tidak akan menghadiri COP29 setelah koalisi yang berkuasa bubar.

    Semula, ia berencana menghadiri COP29, tetapi kemudian membatalkan keputusan itu setelah runtuhnya pemerintahan koalisi tiga partai Jerman.

    Presiden AS ke-46 Joe Biden

    COP29 digelar beberapa hari setelah pemilihan umum di Amerika Serikat (AS), sehingga Joe Biden tidak hadir. Ini adalah tahun kedua berturut-turut ia tidak hadir dalam perundingan iklim global. Sebagai gantinya, delegasi AS dipimpin oleh John Podesta, penasihat senior presiden AS untuk kebijakan iklim internasional.

    Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva

    Setelah mengalami cedera kepala bulan lalu, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva membatalkan perjalanannya ke Baku. Negaranya akan menjadi tuan rumah COP30 di Belem tahun depan.

    Raja Charles III

    Raja Charles juga tidak menghadiri COP29 dikarenakan pemerintah Inggris memutuskan untuk tidak mengutusnya mewakili rakyat mengingat ia masih dalam masa pemulihan dari kanker. Namun Raja Charles III memiliki sejarah panjang dalam advokasi perubahan iklim dan telah menghadiri konferensi-konferensi PBB sebelumnya.

    Presiden Rusia Vladimir Putin

    Presiden Rusia Vladimir Putin juga tidak hadir, dan delegasi negaranya di COP29 akan dipimpin oleh Perdana Menteri Mikhail Mishustin. Ironisnya, Oktober lalu, duta besar Ukraina untuk Uni Eropa, Vsevolod Chentsov mengatakan bahwa masyarakat internasional harus menghindari perundingan tersebut jika Putin hadir.

    Pemimpin Kanada, India, China, Afrika Selatan, dan Australia

    Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden China Xi Jinping, Cyril Ramaphosa dari Afrika Selatan, dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese juga melewatkan konferensi iklim tahun ini. Namun alasan mereka absen tidak diketahui.

    Papua Nugini Protes dan Menarik Diri

    Pada Agustus tahun ini, Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengumumkan bahwa negara tersebut tidak akan menghadiri COP29 sebagai protes terhadap negara-negara besar karena kurangnya dukungan cepat bagi para korban perubahan iklim.

    Marape mengatakan, hal ini dilakukan demi kepentingan semua negara kepulauan kecil. Dikelilingi oleh lautan dan merupakan rumah bagi hamparan hutan hujan terbesar ketiga di planet ini, Papua Nugini sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Wilayah ini dirusak oleh berbagai dampak seperti naiknya permukaan air laut dan bencana alam.

    (rns/fay)

  • Respons Biden-Macron soal Warga Israel vs Warga Lokal Bentrok di Amsterdam

    Respons Biden-Macron soal Warga Israel vs Warga Lokal Bentrok di Amsterdam

    Washington DC

    Kecaman mengalir dari pemimpin negara-negara Barat untuk bentrokan yang melibatkan supporter sepak bola Israel dan para pemuda lokal di Amsterdam, Belanda. Salah satunya Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang mengecam bentrokan itu sebagai “serangan anti-semitisme”.

    “Serangan anti-semitisme terhadap penggemar sepak bola Israel di Amsterdam sangat tercela dan menggemakan momen kelam dalam sejarah ketika orang-orang Yahudi dipersekusi,” ucap Biden dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir AFP, Sabtu (9/11/2024).

    “Kami telah menghubungi para pejabat Israel dan Belanda, dan menghargai komitmen pemerintah Belanda untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku,” sebutnya.

    “Kita harus tanpa henti melawan anti-semitisme, di mana pun itu muncul,” cetus Biden dalam pernyataannya.

    Kecaman juga disampaikan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang dalam pernyataannya menyebut bentrokan di Amsterdam itu menjadi pengingat “masa-masa terkelam dalam sejarah”.

    “Kekerasan terhadap warga Israel di Amsterdam mengingatkan kita pada masa-masa paling kelam dalam sejarah. Saya mengecam keras kejadian tersebut dan menyampaikan simpati saya kepada para korban luka,” tulis Macron dalam pernyataan via media sosial X.

    “Prancis akan tanpa henti berjuang melawan anti-semitisme yang keji,” tegasnya.

  • Daftar 9 Kepala Negara yang Untung-Rugi Trump Jadi Presiden AS Lagi

    Daftar 9 Kepala Negara yang Untung-Rugi Trump Jadi Presiden AS Lagi

    Daftar Isi

    Mereka yang Untung

    Mereka yang Dirugikan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kembalinya Donald Trump untuk duduk sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) membawa ramalan baru terkait arah geopolitik Negeri Paman Sam. Pasalnya, kemenangannya mungkin akan membawa keuntungan bagi sejumlah negara dunia, namun juga dapat menjadi bumerang bagi sebagian negara.

    Berikut daftar pemimpin yang diuntungkan dan dirugikan oleh kemenangan Trump dikutip Hindustan Times, Sabtu (9/11/2024):

    Mereka yang Untung

    1. Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi.

    Kembalinya Trump dipandang sebagai perkembangan positif bagi Modi, yang telah menjalin hubungan yang kuat dengan mantan presiden AS tersebut. Kedua pemimpin saling memuji di depan umum dan membangun hubungan pribadi selama bertahun-tahun.

    Dengan kembalinya Modi menjadi PM, kemungkinan besar Modi akan terus diuntungkan dari posisi yang menguntungkan, karena fokus pada hubungan bilateral yang kuat akan sejalan dengan kebijakan Trump.

    Sikap Trump dalam merundingkan perdamaian dengan Rusia dapat memungkinkan Modi untuk mempertahankan hubungan dekat dengan Moskow, yang merupakan mitra utama bagi India dalam hal energi dan pertahanan.

    2. Putra Mahkota Saudi, Mohammed Bin Salman (MBS).

    Penguasa de facto Saudi MBS itu akan melihat peluang untuk menghidupkan kembali upaya pakta keamanan dengan AS. Trump, yang memainkan peran kunci dalam Perjanjian Abraham yang menormalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan beberapa negara Arab, diperkirakan akan fokus pada perluasan kerangka kerja ini untuk mencakup Arab Saudi.

    Jika Trump berhasil menjadi perantara kesepakatan damai antara Israel dan kerajaan, hal itu dapat membuka jalan bagi AS untuk memperluas dukungan keamanannya ke Arab Saudi. Hal ini akan memungkinkan kerajaan untuk mengalihkan fokusnya ke pembangunan ekonomi dan mengurangi kekhawatiran atas potensi ancaman dari Iran.

    3. PM Israel Benjamin Netanyahu.

    Ia memiliki hubungan yang tegang dengan Presiden Joe Biden yang akan lengser, tetapi diperkirakan akan menyambut kedatangan sekutu lama di Gedung Putih.

    Donald Trump kemungkinan akan memperkuat dukungan AS untuk Israel. Ini berbeda dengan Biden, yang menghentikan sebagian bantuan militer karena kekhawatiran tentang penderitaan warga sipil Palestina dalam konteks perang Israel terhadap Hamas.

    Trump diperkirakan akan lebih bersimpati terhadap sikap Netanyahu dalam memerangi proksi Iran dan menentang pembentukan negara Palestina, meskipun ada risiko memicu konflik regional yang lebih besar.

    Foto: Calon presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump muncul di papan iklan ucapan selamat atas Pemilihan Presiden AS 2024, di Tel Aviv, Israel, 6 November 2024. (REUTERS/Thomas Peter)
    Calon presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump muncul di papan iklan ucapan selamat atas Pemilihan Presiden AS 2024, di Tel Aviv, Israel, 6 November 2024. (REUTERS/Thomas Peter)

    4. Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Putin melihat kembalinya Donald Trump sebagai kesempatan untuk memanfaatkan perpecahan di Barat dan meraup keuntungan lebih lanjut di Ukraina. Presiden AS yang baru diharapkan akan melemahkan persatuan sekutu NATO dan membuat masa depan bantuan untuk Ukraina diragukan dengan kebijakannya yang mengutamakan Amerika.

    Namun, ketidakpastiannya telah menimbulkan kekhawatiran di Kremlin bahwa Trump dapat, dalam jangka pendek, meningkatkan konflik untuk memaksakan penyelesaian pada Putin, dengan konsekuensi yang berpotensi membawa bencana, termasuk konfrontasi nuklir.

    5. PM Italia Giorgia Meloni.

    Meloni telah memposisikan dirinya dengan kuat sebagai pemimpin pro-Atlantik, namun ia tetap menjadi politikus sayap kanan. Meskipun ia telah berjanji untuk bekerja sama dengan kandidat mana pun yang memenangkan pemilihan AS, hubungan dekatnya dengan Elon Musk diharapkan akan memberinya pengaruh terhadap presiden AS yang baru.

    Meloni kemungkinan akan melihat dirinya sebagai jembatan antara NATO, UE, dan Gedung Putih.

    6. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

    Turki mungkin berharap hubungan yang lebih baik di bawah kepemimpinan Trump. Erdogan dan Trump telah menjaga hubungan yang baik, sering berkomunikasi melalui telepon, dan Erdogan bahkan memanggilnya ‘sahabatku’.Tidak seperti pemerintahan Biden, kembalinya Trump dapat memberi Erdogan akses yang lebih langsung ke Washington.

    Sikap anti perang Trump dan fokus pada perdagangan dapat menguntungkan Erdogan, tetapi kritiknya terhadap Israel dapat menciptakan ketegangan. Selain itu, langkah-langkah terbaru Turki untuk memperkuat hubungan dengan China dapat menimbulkan tantangan dalam menyeimbangkan hubungannya dengan AS.

    7. Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut), Kim Jong Un.

    Selama masa jabatan pertama Trump, Kim dan Trump mengembangkan hubungan yang baik, ditandai dengan surat-surat dan dua pertemuan puncak. Meski begitu, belum ada kesepakatan yang dibuat untuk menghentikan program rudal nuklir Pyongyang.

    Sejak saat itu, Kim telah menolak upaya AS untuk berdialog dan malah memperkuat hubungan dengan Putin, sambil memperluas persenjataan Korut. Dengan kembalinya Trump ke jabatannya, Kim mungkin berharap untuk mengurangi kehadiran militer Amerika di wilayah tersebut dan melemahkan kerja sama militer yang sedang berkembang antara AS, Jepang, dan Korea Selatan.

    8. PM Hungaria Viktor Orban.

    Sebagai pemimpin nasionalis selama lima periode, Orban telah menjadi salah satu sekutu Trump yang paling setia di Eropa. Orban bahkan memuji Trump saat figur 78 tahun itu terpilih kembali saat dirinya terkena kasus-kasus kriminal yang sedang berlangsung di AS.

    Sekarang, Orban memposisikan dirinya sebagai perwakilan Trump di Eropa, berharap bahwa hubungan pribadinya yang kuat dengan presiden AS yang akan datang akan meningkatkan posisinya di dalam UE.

    Orban telah menghadapi kritik atas kecenderungan otokratisnya dan sikap pro-Rusia. Dia berharap Trump akan segera mengakhiri perang Rusia di Ukraina dan mengurangi tekanan AS terhadap Hungaria terkait kemunduran demokrasinya.

    9. Presiden Argentina Javier Millei.

    Millei mengambil resiko besar atas kemenangan Trump dan berhasil. Selama pertemuan pertama mereka di bulan Februari, Millei memuji Trump sebagai ‘presiden yang sangat hebat’ dan menyampaikan harapannya agar ia terpilih kembali.

    Milei kini berharap masa jabatan kedua Trump dapat membantu Argentina mengamankan kesepakatan yang lebih baik di Dana Moneter Internasional (IMF), terutama karena negara tersebut berupaya mengganti programnya yang saat ini bernilai US$ 44 miliar (Rp 685 triliun).

    Pemimpin Argentina tersebut juga telah memperkuat hubungan dengan Elon Musk, bertemu dengannya beberapa kali tahun ini, saat miliarder tersebut menjajaki peluang investasi di Argentina.

    Mereka yang Dirugikan

    1. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Meskipun Zelensky termasuk di antara para pemimpin dunia pertama yang memberi selamat kepada Trump, ada kekhawatiran yang berkembang di Kyiv atas kemenangan kader Republikan tersebut. Ukraina khawatir Trump mungkin mendorong konsesi lahan dalam perundingan damai dengan Rusia dan mengurangi dukungan finansial dan militer.

    Pergeseran kepemimpinan AS ini terjadi saat Rusia terus maju dalam kampanyenya untuk mendapatkan lebih banyak wilayah Ukraina di empat wilayah yang telah dianeksasinya. Sementara Biden berhati-hati dalam mendukung aspirasi Ukraina untuk bergabung ke NATO, Trump berjanji untuk mengakhiri perang dalam “24 jam” menunjukkan prioritasnya untuk menyelesaikan krisis dengan cepat.

    2. Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

    Iran sejauh ini meremehkan dampak kembalinya Trump. Namun kepresidenan Trump telah menutup pintu bagi diplomasi mengenai program nuklir Teheran, yang diharapkan Negeri Persia dapat meringankan ekonominya yang dilanda sanksi.

    Sebagai pendukung kuat Israel, Trump menerapkan kebijakan “tekanan maksimum” terhadap Iran selama masa jabatan pertamanya. Ia mungkin akan semakin mengisolasi Iran dengan memperketat sanksi AS yang sebelumnya ia kenakan.

    Namun, Trump akan menghadapi kawasan yang berubah, karena Iran baru-baru ini memperkuat hubungan dengan Arab Saudi dan UEA.

    Foto: Pertemuan G-20 Trump-Xi (REUTERS/Kevin Lamarque)
    U.S. President Donald Trump poses for a photo with China’s President Xi Jinping before their bilateral meeting during the G20 leaders summit in Osaka, Japan, June 29, 2019. REUTERS/Kevin Lamarque

    3. Presiden China Xi Jinping.

    Kemenangan Trump datang di saat yang sulit bagi Xi. Ancaman tarif menyeluruh sebesar 60% terhadap barang-barang China dapat menghancurkan perdagangan dengan AS, sehingga merugikan ekonomi Negeri Tirai Bambu.

    Hal ini menambah ketidakpastian karena pemerintah Xi meluncurkan stimulus besar untuk meningkatkan pertumbuhan dan kepercayaan diri.

    Namun, ada beberapa hal positif. Elon Musk, yang memiliki hubungan bisnis yang kuat dengan China, dikatakan menarik perhatian Trump. Selain itu, Trump mempertanyakan komitmen AS untuk membela Taiwan, yang dapat sejalan dengan kepentingan China.

    4. PM Jepang Shigeru Ishiba.

    Kemenangan Trump menambah tekanan baru pada pemimpin Jepang, terutama setelah koalisi yang berkuasa kehilangan mayoritas dalam pemilihan umum baru-baru ini. Trump sering mengkritik surplus perdagangan Jepang dengan AS dan mendesak Jepang untuk membayar lebih untuk kehadiran militer AS yang berjumlah sekitar 55.000 tentara.

    Jepang sebelumnya menolak tuntutan tersebut, tetapi perjanjian saat ini akan berakhir pada tahun 2026, masa di mana Trump masih menjadi presiden. Selain itu, Jepang mungkin menghadapi tekanan atas ekspor peralatan pembuatan chip ke China, yang ingin dibatasi oleh AS.

    5. Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum.

    Meksiko sedang mengambil persiapan untuk melihat bagaimana Trump akan melaksanakan rencana tarifnya, yang dapat menjadi hambatan bagi Mexico City untuk meningkatkan ekspor ke negara tetangganya di Utara itu melalui nearshoring.

    Sumber kecemasan lainnya adalah tinjauan yang diharapkan pada tahun 2026 atas perjanjian perdagangan bebas antara negara-negara Amerika Utara. Imigrasi juga merupakan isu yang hangat, dengan Trump mengancam akan memberikan tekanan finansial pada Meksiko meskipun tindakan kerasnya telah membantu AS mengurangi migrasi perbatasan menjelang pemilihan.

    6. PM Inggris Keir Starmer.

    Hanya sedikit sekutu Barat tradisional Amerika yang memulai hubungan dari posisi yang lebih sulit dengan Trump daripada Starmer. Baru empat bulan menjabat, Starmer sudah berselisih paham dengan Trump, setelah tim kampanye Republik menuduh partainya yang condong ke kiri mengirim relawan untuk berkampanye bagi kandidat Demokrat Kamala Harris.

    Starmer menyebut penyerbuan Gedung Capitol AS yang dilakukan pendukung Trump pada 6 Januari 2021 lalu sebagai ‘serangan langsung terhadap demokrasi’. Menteri Luar Negerinya, David Lammy, pada tahun 2017 menyebut presiden AS saat itu sebagai ‘sosiopat pembenci wanita dan bersimpati pada neo-Nazi’.

    Baru-baru ini, ia terlibat perseteruan publik dengan Musk, setelah miliarder industri itu mengatakan di Twitter bahwa kerusuhan sayap kanan di Inggris akan menyebabkan perang saudara.

    7. Presiden Prancis Emmanuel Macron.

    Macron sudah memiliki pengalaman bekerja dengan Trump, yang memberinya pengalaman berharga dibandingkan dengan rekan-rekannya di Eropa.

    Memang, selama masa jabatan pertama Trump, kedua pemimpin tersebut memproyeksikan aliansi yang mencolok, termasuk dengan makan malam di atas menara Eiffel.

    “Siap bekerja sama seperti yang telah kami lakukan selama empat tahun,” tulis Macron di X.

    Foto: Emmanuel Macron bertemu Trump (AP Photo/ Evan Vucci)
    An interpreter translates for President Donald Trump as French President Emmanuel Macron speaks during a meeting at Winfield House during the NATO summit, Tuesday, Dec. 3, 2019, in London. (AP Photo/ Evan Vucci)

    8. Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva.

    Sekutu Trump di Brasil adalah mantan Presiden Jair Bolsonaro, pesaing politik utama Lula. Lula khawatir bahwa kembalinya Trump dapat memperkuat gerakan politik konservatif yang dipimpin Bolsonaro, yang para pendukungnya berupaya melakukan pemberontakan terhadap pemerintahannya hanya satu minggu setelah pelantikannya tahun lalu.

    Menjelang pemilu AS, Lula mengatakan dia berdoa untuk kemenangan Harris, seraya menambahkan bahwa Trump telah mendorong kerusuhan antidemokrasi di Capitol setelah kalah dalam pemilihan ulang pada tahun 2021.

    9. Kanselir Jerman Olaf Scholz.

    Kebencian Trump terhadap pendahulu Scholz, Angela Merkel, memberikan tekanan besar pada hubungan AS-Jerman. Saat itu, Scholz adalah Menteri Keuangan di era Merkel, sehingga akan sulit baginya untuk melepaskan diri dari hubungan itu.

    Jerman telah menjadi sasaran obsesi Trump selama puluhan tahun dengan mobil dan surplus perdagangannya dan akan kembali menjadi sasaran. Sektor otomotif Jerman adalah industri terbesar di ekonomi terbesar Eropa dan sangat rentan terhadap tarif impor AS yang tinggi, yang saat ini direncanakan Trump.

    (dce/dce)

  • Presiden Prabowo Ucapkan Selamat ke Donald Trump, Harap Kerja Sama Makin Erat

    Presiden Prabowo Ucapkan Selamat ke Donald Trump, Harap Kerja Sama Makin Erat

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto mengucapkan selamat kepada Donald Trump karena terpilih sebagai Presiden ke-47 Amerika Serikat.

    Ucapan selamat disampaikan Prabowo dalam bahasa Inggris, melalui akun media sosial X @prabowo, Rabu (6/11/2024) malam.

    “Saya mengucapkan selamat yang tulus kepada @realDonaldTrump karena telah terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat ke-47,” tulis Prabowo dalam akun X miliknya.

    Presiden Prabowo mengatakan Indonesia dan Amerika Serikat merupakan mitra strategis yang memiliki hubungan yang kuat dan beragam.

    Menurut Kepala Negara, kemitraan strategis RI-AS mempunyai potensi yang sangat besar untuk saling menguntungkan.

    “Dan saya berharap dapat bekerja sama erat dengan anda dan pemerintahan anda untuk lebih meningkatkan kemitraan ini dan demi perdamaian dan stabilitas global,” tulis Prabowo.

    Berikut cuitan asli dalam akun X @prabowo yang ditulis dalam bahasa Inggris:

    “My heartfelt congratulations to Mr. @realDonaldTrump for being elected as the 47th President of the United States of America. Indonesia and the United States are strategic partners who share a robust and multifaceted relationship.

    Our strategic partnership holds immense potential for mutual benefit, and I look forward to collaborating closely with you and your administration to further enhance this partnership and for global peace and stability.”

    Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump diproyeksikan memenangi Pemilihan Presiden AS 2024 melawan pesaingnya dari Partai Demokrat yang juga petahana wakil presiden, Kamala Harris.

    Mengutip Fox News pada Rabu (6/11/2024), Fox News Decision Desk memproyeksikan Trump telah mengalahkan Kamala Harris dalam kemenangan yang menakjubkan. Menurut hasil hitung cepat Fox News, Trump telah memperoleh 277 suara elektoral berbanding 226 suara milik Harris.

    Jumlah suara Trump sudah melewati batas minimal perolehan suara electoral college yang diperlukan untuk mengamankan kursi Presiden, yakni sebanyak 270 suara.

    Kemenangan Trump tersebut telah disambut dengan ucapan selamat dari beberapa pemimpin negara lain. Mengutip Reuters, beberapa diantaranya adalah Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri India, Narendra Modi, Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, dan lainnya.

    “Selamat atas comeback terhebat dalam sejarah! Kembalinya Anda yang bersejarah ke Gedung Putih menawarkan awal baru bagi Amerika dan komitmen kembali yang kuat terhadap aliansi besar antara Israel dan Amerika. Ini adalah kemenangan besar! Dalam persahabatan sejati,” tulis Netanyahu di media sosial X.

    Sementara itu, Modi melalui akun X nya menyebut kemenangan Trump pada pemilu kali ini bersejarah. Modi berharap keduanya dapat memperbarui kolaborasi India-AS untuk lebih memperkuat Kemitraan Global dan Strategis Komprehensif kedua negara.

    Bersama-sama, mari kita bekerja demi kemajuan masyarakat kita dan mendorong perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran global,” kata Modi.

    Berikut adalah rangkuman ucapan dari para pemimpin dunia kepada Trump dikutip dari X dan Reuters:

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy

    “Saya menghargai komitmen Presiden Trump terhadap pendekatan ‘perdamaian melalui kekuatan’ dalam urusan global. Ini adalah prinsip yang secara praktis dapat mendekatkan perdamaian di Ukraina,” kata Zelenskiy di X.

    Presiden Perancis, Emmanuel Macron

    “Selamat, Presiden Donald Trump. Siap bekerja sama seperti yang kita tahu bagaimana melakukannya selama empat tahun. Dengan keyakinan Anda dan keyakinan saya. Dengan rasa hormat dan ambisi. Untuk perdamaian dan kemakmuran yang lebih besar,” tulis Macron di X.

    PM Inggris, Keir Starmer

    “Selamat kepada Presiden terpilih Trump atas kemenangan bersejarah Anda dalam pemilu. Saya berharap dapat bekerja sama dengan Anda di tahun-tahun mendatang. Sebagai sekutu terdekat, kami berdiri bahu-membahu dalam membela nilai-nilai bersama yaitu kebebasan, dan demokrasi,”

    Mark Rutte, Sekjen NATO

    “Saya baru saja mengucapkan selamat kepada Donald Trump atas terpilihnya dia sebagai Presiden Amerika Serikat. Kepemimpinannya akan kembali menjadi kunci untuk menjaga kekuatan Aliansi kita. Saya berharap dapat bekerja sama lagi dengannya untuk memajukan perdamaian melalui kekuatan melalui NATO,” ujarnya dalam sebuah postingan di X.

    Giorgia Melloni, PM Italia

    Dalam sebuah postingan di X, Meloni menyampaikan “ucapan selamat yang paling tulus” kepada Trump, dan mengatakan Italia dan Amerika Serikat memiliki “aliansi yang tak tergoyahkan”. “Ini adalah ikatan strategis, yang saya yakin akan kita perkuat lebih jauh lagi,” katanya.

    Pedro Sanchez, PM Spanyol

    “Selamat @realDonaldTrump atas kemenangan Anda dan terpilihnya Anda sebagai Presiden AS ke-47. Kami akan mengupayakan hubungan bilateral strategis kami dan kemitraan transatlantik yang kuat,” kata Sanchez pada X.

    Ursula Von Der Leyen, Presiden Komisi Uni Eropa 

    “Saya dengan hangat mengucapkan selamat kepada Donald J. Trump atas terpilihnya dia sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47. Saya berharap dapat bekerja sama lagi dengan Presiden Trump untuk memajukan agenda transatlantik yang kuat.

    “Mari kita bekerja sama dalam kemitraan transatlantik yang terus memberikan manfaat bagi warga kita. Jutaan lapangan kerja dan miliaran perdagangan dan investasi di kedua sisi Atlantik bergantung pada dinamisme dan stabilitas hubungan ekonomi kita.”

  • Ucapkan Selamat, Erdogan Sebut Trump ‘Teman Saya’

    Ucapkan Selamat, Erdogan Sebut Trump ‘Teman Saya’

    Jakarta

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengucapkan selamat kepada Donald Trump, yang diproyeksikan terpilih kembali sebagai presiden Amerika Serikat. Erdogan menyebut Trump sebagai “teman saya”.

    “Saya mengucapkan selamat kepada teman saya Donald Trump, yang memenangkan pemilihan presiden di Amerika Serikat setelah perjuangan yang hebat dan terpilih kembali sebagai Presiden Amerika Serikat,” tulisnya di media sosial X, dilansir kantor berita AFP, Rabu (6/11/2024).

    Erdogan berharap bahwa di bawah kepemimpinan Trump, “hubungan Turki-AS akan menguat, bahwa krisis dan perang regional dan global, terutama masalah Palestina dan perang Rusia-Ukraina, akan berakhir.”

    “Saya percaya bahwa lebih banyak upaya akan dilakukan untuk dunia yang lebih adil. Saya berharap bahwa pemilihan umum ini akan bermanfaat bagi orang-orang yang bersahabat dan bersekutu di Amerika Serikat dan bagi seluruh umat manusia,” imbuh Erdoğan.

    Para pemimpin dunia lainnya telah mengucapkan selamat kepada Trump, yang telah diproyeksikan memenangi pemilihan presiden Amerika Serikat, mengalahkan capres dari partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa ia siap bekerja sama dengan Trump “dengan rasa hormat dan ambisi seperti yang telah kami lakukan selama empat tahun”.

    Dalam sebuah posting di media sosial X, Macron mengatakan bahwa hubungan dengan Trump, akan “mempertimbangkan keyakinan Anda, dan keyakinan saya”, dengan menambahkan: “Untuk lebih banyak perdamaian dan kemakmuran.”

  • Kecaman Negara Barat Usai Israel Serang Pasukan Perdamaian PBB

    Kecaman Negara Barat Usai Israel Serang Pasukan Perdamaian PBB

    Jakarta

    Serangan Israel ke markas pasukan perdamaian PBB atau UNIFIL di Lebanon menuai kecaman. Protes keras disampaikan negara-negara barat yang selama ini menjadi pendukung Israel.

    Laporan terbaru UNIFIL, sedikitnya lima tentara mereka mengalami luka-luka imbas serangan militer Israel. Pihak Israel mengklaim serangan itu tidak sengaja terjadi saat mereke menggempur kelompok Hizbullah di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Terdapat dua tentara nasional Indonesia (TNI) di antara prajurit UNIFIL yang luka-luka. UNIFIL, dalam pernyataannya, telah menuduh militer Israel ‘secara sengaja’ menembak posisi pasukannya di Lebanon bagian selatan.

    Kecaman pun datang dari berbagai pihak. Salah satunya dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang merupakan sekutu terbesar Israel.

    Biden mengatakan dirinya telah meminta Israel, sekutu dekat AS, untuk berhenti menembaki pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.

    Pernyataan ini disampaikan Biden ketika dia ditanya wartawan di Gedung Putih soal apakah dia telah meminta Tel Aviv untuk berhenti melakukan serangan yang melukai prajurit PBB.

    “Tentu saja, secara positif,” jawab Biden.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon ‘secara sengaja ditargetkan’. Dia menegaskan itu ‘sama sekali tidak dapat diterima’.

    Kementerian Luar Negeri Prancis juga telah memanggil Duta Besar Israel di Paris untuk mengingatkan insiden yang melukai prajurit PBB di Lebanon merupakan ‘pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan harus segera dihentikan’.

    Kecaman juga datang dari Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni. Dia mengutuk serangan Israel yang melukai pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.

    Meloni menyebut serangan itu ‘tidak bisa diterima’ dan melanggar resolusi PBB. Italia sendiri memiliki lebih dari 1.000 orang prajurit dalam UNIFIL.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    PM Spanyol Pedro Sanchez ikut memberikan reaksi keras terhadap serangan Israel yang melukai pasukan PBB di Lebanon. Dia dengan tegas menuntut ‘diakhirinya semua kekerasan’ teradap prajurit PBB di Lebanon.

    Menurut Sanchez, serangan yang melukai pasukan UNIFIL ‘benar-benar tidak dapat diterima’. PM Irlandia Simon Harris juga menyerukan Israel untuk memperhatikan ‘kekhawatiran masyarakat internasional’ dan menahan diri untuk tidak menembaki pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon. Irlandia mengirimkan 347 tentara dalam misi UNIFIL, yang bertugas menjaga perdamaian di wilayah Lebanon bagian selatan.

    “Israel harus berhenti menembaki pasukan penjaga perdamaian PBB yang bertugas dengan UNIFIL di Lebanon. Israel harus mendengarkan suara dan keprihatinan masyarakat internasional,” ujarnya.

    Selain negara-negara tersebut, kecaman juga datang dari puluhan negara lain. Salah satunya dari Indonesia.

    “Kami mengutuk keras serangan baru-baru ini terhadap pasukan penjaga perdamaian UNIFIL,” tegas pernyataan bersama yang diposting ke media sosial X oleh misi Polandia untuk PBB, dan ditandatangani oleh puluhan negara kontributor UNIFIL termasuk Indonesia, seperti dilansir AFP, Minggu (13/10/2024).

    “Tindakan seperti itu harus segera dihentikan dan harus diselidiki secara layak,” cetus pernyataan bersama tersebut.

    Selain Indonesia, penandatangan lain dalam pernyataan bersama itu antara lain, India, Italia, Ghana, Nepal, Malaysia, Spanyol, Prancis dan China. Semuanya merupakan negara yang mengirimkan ratusan tentaranya untuk bergabung dengan misi UNIFIL.

    Sebanyak 40 negara yang berkontribusi untuk misi UNIFIL itu ‘menegaskan kembali dukungan penuh untuk misi dan aktivitas UNIFIL, yang tujuan utamanya adalah membawa stabilisasi dan perdamaian abadi di Lebanon Selatan serta di Timur Tengah’.

    “Kami mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk menghormati kehadiran UNIFIL, yang memiliki kewajiban untuk menjamin keselamatan dan keamanan para personelnya setiap saat,” demikian penegasan dalam pernyataan bersama tersebut.

    UNIFIL merupakan misi penjaga perdamaian PBB yang beranggotakan sekitar 9.500 tentara dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Pasukan UNIFIL ditugaskan memantau penerapan gencatan senjata yang mengakhiri perang selama 33 hari antara Israel dan Hizbullah tahun 2006 lalu.

    Peran pasukan UNIFIL diperkuat oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 pada tahun yang sama, yang menetapkan bahwa hanya pasukan militer Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang boleh ditempatkan di wilayah Lebanon bagian selatan.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/haf)

  • Menlu Prancis Tiba di Lebanon Meski Israel Terus Lakukan Serangan Udara

    Menlu Prancis Tiba di Lebanon Meski Israel Terus Lakukan Serangan Udara

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis, Jean-Noel Barrot tiba di Lebanon pada Minggu malam. Menjadikannya diplomat asing tingkat tinggi pertama yang berkunjung sejak serangan udara Israel meningkat seminggu lalu.

    Seperti dilansir AFP, Senin (30/9/2024), kedatangan Barrot, yang sebelumnya menyerukan penghentian segera serangan, terjadi saat kementerian luar negeri mengumumkan bahwa warga negara Prancis kedua telah tewas di Lebanon, meskipun rinciannya belum jelas.

    Barrot mengawasi pengiriman 11,5 ton bantuan kemanusiaan Prancis, kata Menteri Kesehatan Lebanon, Firass Abiad. Setelah pertemuan tentang status warga negara Prancis, Barrot pada Senin (30/9) akan bertemu dengan pejabat termasuk Perdana Menteri Najib Mikati.

    Dia juga akan bertemu dengan Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon dan anggota pasukan penjaga perdamaian PBB di selatan. “Kami mengonfirmasi kematian warga negara Prancis kedua,” kata kementeriannya pada Minggu (29/9), menambahkan bahwa rincian lebih lanjut akan diberikan kemudian.

    Kematian itu terjadi setelah seorang wanita Prancis berusia 87 tahun meninggal pada Senin (23/9) setelah ledakan di sebuah desa di Lebanon selatan.

    Militer Israel pada hari Minggu (29/9) mengatakan pihaknya menyerang lebih banyak target kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran, setelah pemimpinnya Hassan Nasrallah tewas dalam serangan udara di Beirut pada Jumat (27/9). Kekerasan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran yang kuat akan eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron juga telah menunjuk mantan menteri luar negeri dan pertahanan, Jean-Yves Le Drian, sebagai utusan khusus untuk Lebanon. Le Drian telah mengunjungi negara itu enam kali, yang terakhir pada awal minggu ini.

    Lihat Video ‘Israel-Hizbullah Memanas, Lebanon Desak Diplomasi’:

    (rfs/rfs)

  • Macron Bilang Netanyahu Salah Jika Tolak Gencatan Senjata di Lebanon

    Macron Bilang Netanyahu Salah Jika Tolak Gencatan Senjata di Lebanon

    Jakarta

    Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa akan menjadi “kesalahan” bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menolak gencatan senjata di Lebanon. Macron menyebut Netanyahu harus mengambil “tanggung jawab” atas eskalasi regional.

    “Usulan yang diajukan adalah usulan yang solid,” kata Macron pada konferensi pers di Montreal, Kanada bersama Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, dilansir kantor berita AFP, Jumat (27/9/2024).

    Macron menekankan bahwa rencana yang didukung oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa itu telah disiapkan bersama Netanyahu sendiri.

    Para pejabat tinggi Israel sebelumnya telah menolak usulan gencatan senjata dengan kelompok Hizbullah. Washington juga menegaskan bahwa rencana gencatan senjata telah “dikoordinasikan” dengan Israel.

    Namun, Netanyahu mengatakan pemerintahnya bahkan tidak menanggapi usulan tersebut dan malah memerintahkan militer untuk “terus bertempur dengan kekuatan penuh” melawan Hizbullah.

    “Saya pikir akan menjadi kesalahan bagi perdana menteri (Israel) untuk menolaknya karena dia harus bertanggung jawab atas eskalasi regional yang jauh melampaui apa yang dapat dikendalikan siapa pun, dan tentu saja korban sipil baru di Lebanon,” kata Macron.

    “Kita benar-benar harus segera mencapai gencatan senjata,” imbuh Trudeau, sambil menunjuk pada foto-foto menyedihkan dari Lebanon.

    Amerika Serikat, Uni Eropa, dan sekutu lainnya, serta beberapa negara Arab, telah meluncurkan seruan bersama untuk penghentian pertempuran selama 21 hari di Lebanon. Seruan ini disampaikan serangan udara Israel menewaskan ratusan orang dan membuat lebih dari 100.000 orang mengungsi di Lebanon minggu ini.

    Seruan untuk gencatan senjata selama tiga minggu tersebut muncul beberapa jam setelah kepala angkatan darat Israel Letnan Jenderal Herzi Halevi pada hari Rabu lalu, mendesak para prajurit untuk bersiap menghadapi kemungkinan serangan darat terhadap Hizbullah.

    Presiden Prancis mengatakan bahwa reaksi awal Israel terhadap usulan tersebut tidak “pasti”. Macron pun mengemukakan kemungkinan untuk mengadakan sidang Dewan Keamanan mengenai masalah tersebut guna “meningkatkan tekanan.”

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)