Tag: Emmanuel Macron

  • Saat Lagu Indonesia Raya Berkumandang di Kapal Perang Prancis – Halaman all

    Saat Lagu Indonesia Raya Berkumandang di Kapal Perang Prancis – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gerimis mengiringi kunjungan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin ke kapal perang induk Prancis Charles De Gaulle yang sedang berlabuh di Pelabuhan Gili Mas, Lembar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat pada Sabtu (2/2/2025).

    Dalam sejumlah video yang diterima dari Biro Info Pertahanan (Infohan) Kementerian Pertahana RI pada Minggu (2/2/2025), kedatangan Sjafrie disambut langsung Menhan Prancis Sebastien Lecornu dengan upacara jajar kehormatan.

    Dalam upacara itu lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu kebangsaan Prancis La Marseillaise berkumandang di Kapal Induk Prancis.

    Sjafrie yang didampingi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali beserta pejabat Kementerian Pertahanan lalu mengunjungi sejumlah ruangan.

    Satu diantaranya tampak seperti anjungan.

    Di ruangan tersebut, Sjafrie dan rombongan tampak mendapatkan penjelasan dari personel Angkatan Laut Prancis terkait kapal perang induk tersebut.

    Sjafrie juga tampak mengunjungi sebuah aula di mana dirinya berbincang santai dengan sejumlah personel Angkatan Bersenjata Prancis.

    Selanjutnya, Sjafrie dan rombongan juga tampak melihat dari dekat pesawat tempur Rafale beserta sejumlah rudal yang digelar di dekat pesawat tempur gemerasi 4.5 itu.

    Setelah itu Sjafrie dan rombongan diantar oleh Sebastien Lecornu dan jajarannya ke pintu keluar kapal.

    Usai kunjungan tersebut Sjafrie mengatakan kunjungan tersebut adalah kunjungan persahabatan untuk memenuhi undangan Pemerintah Prancis.

    “Tadi saya dibawa keliling melihat combat management system, kemudian juga melihat Rafale yang kebetulan kita pesan di Prancis. Sehingga saya bisa melihat langsung peralatan, alutsista, lengkap dengan persenjataan yang menempel di pesawat itu,” ungkap Sjafrie dalam video yang diterima pada Minggu (2/2/2025).

    Hubungan Persahabatan

    Sjafrie menyatakan Kementerian Pertahanan dan Angkatan Bersenjata kedua negara telah meningkatkan hubungan persahabatan. 

    Hal tersebut, lanjut dia, sebagaimana halnya Presiden Prabowo Subianto meningkatkan hubungan persahabatan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

    Sjafrie menyatakan 42 unit pesawat jet tempur Rafale yang dipesan dari Prancis tersebut akan datang secara bertahap.

    Ia berharap pesawat pesawat-pesawat tempur tersebut dapat memperkuat kemampuan TNI Angkatan Udara .

    “Kita pesan 42 pesawat dan ini mulai akan datang secara bertahap dan mudah-mudahan ini bisa memperkuat kemampuan Angkatan Udara kita untuk menjaga kedaulatan Negara Indonesia,” lanjut dia.

    Ketika ditanya terkait rencana pengadaan kapal selam dari Prancis, Sjafrie menjawab Insya Allah.

    Jajaki Kapal Selam

    Sebagaimana diketahui, Indonesia juga tengah menjajaki recana pengadaan kapal selam Scorpene dari Prancis.

    “Insya Allah kapal selam,” kata Sjafrie.

    Karo Infohan sekaligus Juru Bicara Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Frega Wenas menjelaskan Sjafrie dan Sebastien sepakat untuk meningkatkan hubungan pertahanan termasuk di dalamnya peningkatan kemampuan bahasa Prancis untuk personel TNI.

    Ia menjelaskan nantinya Prancis akan mengirimkan tenaga ahli sebagai pengajar bahasa Perancis, sementara Indonesia akan mendukung dari sisi infrastruktur.

    “Pelaksanaan pelatihan bahasa ini akan dipusatkan di Akademi Militer Magelang di mana nantinya tidak hanya melibatkan perwira Angkatan Darat saja,” kata Frega dalam keterangan tertulis yang terkonfirmasi pada Sabtu (1/2/2025).

    “Namun juga melibatkan perwira dari Angkatan lain, baik Angkatan Laut maupun Angkatan Udara, khususnya mereka yang akan mengawaki alutsista buatan Perancis seperti pesawat tempur Rafale maupun kapal selam Scorpene,” lanjut dia.

    Sehari sebelumnya, pada Jumat (31/1/2025) pagi Sebastien mengunjungi Sjafrie di kantor Kementerian Pertahanan RI Jakarta Pusat.

    Usai kunjungan, Sjafrie kemudian mengantar Sebastien ke kediaman Presiden RI Prabowo Subianto di Hambalang Jawa Barat.

     

  • 9
                    
                        Menhan RI Lihat Langsung Jet Tempur Rafale Bersama Menhan Perancis di Kapal Perang Charles de Gaulle
                        Regional

    9 Menhan RI Lihat Langsung Jet Tempur Rafale Bersama Menhan Perancis di Kapal Perang Charles de Gaulle Regional

    Menhan RI Lihat Langsung Jet Tempur Rafale Bersama Menhan Perancis di Kapal Perang Charles de Gaulle
    Tim Redaksi
    LOMBOK BARAT, KOMPAS.com
    – Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin tiba di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat, Sabtu (1/2/2025) menggunakan helikopter Caracal milik TNI AU.
    Ia melakukan pertemuan khusus dengan Menteri Pertahanan
    Perancis
    ,
    Sebastian Lecornu
    , di dalam kapal induk atau kapal perang Perancis yang bersandar di Lombok sejak Selasa (28/1/2025).
    Menhan melihat secara langsung jet tempur
    Rafale
    yang telah resmi dibeli Indonesia sebanyak 42 unit dari pemerintah Perancis pada 8 Januari 2024.
    Sjafrie Sjamsoeddin datang bersama Panglima TNI Agus Subiyanto, dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Muhammad Ali, untuk menggelar pertemuan khusus dengan Menhan Perancis, Sebastian Lecornu, di dalam kapal induk atau kapal perang Perancis yang bersandar di Lombok.
    “Ini adalah kunjungan persahabatan atas undangan pemerintah Perancis, yang mengirim kapal induk dalam rangka
    muhibbah
    (persahabatan) Angkatan Laut Perancis dengan Angkatan Laut Indonesia,” kata Menhan kepada wartawan.
    Menhan mengatakan, bersama Panglima TNI dan KSAL, Menhan Perancis, Sebastian Lecornu, mengajak mereka berkeliling melihat
    Combat Management System
    (CMS), atau sistem perangkat lunak yang mengintegrasikan semua sistem di kapal perang, termasuk sensor dan persenjataan.
    “Kami juga melihat Rafale yang kebetulan kita pesan di Perancis, sehingga saya bisa melihat langsung peralatan alutista lengkap dengan persenjataan yang menempel di pesawat itu,” kata Sjafrie.
    Hal yang paling penting, katanya, yakni upaya meningkatkan hubungan persahabatan antara Indonesia dan Perancis, seperti yang sudah dilakukan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden Perancis, Emmanuel Macron.
    “Dan kami,
    Menhan RI
    dan Menhan Perancis, serta seluruh angkatan bersenjata Perancis dan TNI, sepakat untuk meningkatkan hubungan, baik kerja sama hingga hubungan profesi,” kata dia.
    Sjafrie juga mengatakan bahwa Indonesia telah memesan 42 unit jet tempur buatan Perancis dan akan didatangkan secara bertahap untuk memperkuat Angkatan Udara Indonesia dalam menjaga kedaulatan Negara Indonesia.
    Kapal selam Scorpene pun telah dipesan oleh Pemerintah Indonesia.

    Insya Allah,
    kapal selam juga,” katanya saat meninggalkan Gili Mas menggunakan helikopter Caracal milik TNI AU.
    Pertemuan antara Menhan RI dan Menhan Perancis dilakukan secara tertutup di dalam kapal perang Perancis dan tidak bisa diikuti oleh wartawan.
    Wartawan hanya diizinkan mengambil gambar aktivitas dari jarak yang cukup jauh dari areal sandar kapal perang tersebut.
    Nampak Menhan, Panglima TNI, dan Kepala Staf Angkatan Laut mengecek pesawat Rafale yang ada di dalam kapal perang tersebut, dan sebagian berada di hanggar kapal.
    Selain meningkatkan hubungan persahabatan antara Indonesia dan Perancis, termasuk angkatan bersenjata Prancis dan TNI, Menhan mengecek perlengkapan alutista lengkap dengan persenjataan yang menempel di pesawat jet tempur tersebut.
    Kapal perang Perancis akan bersandar di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat, hingga Senin (3/2/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Eropa Peringati 80 Tahun Pembebasan Kamp Konsentrasi Auschwitz – Halaman all

    Eropa Peringati 80 Tahun Pembebasan Kamp Konsentrasi Auschwitz – Halaman all

    Auschwitz adalah kamp pemusnahan terbesar yang menjadi simbol genosida di era Nazi Jerman, Holocaust. Dari enam juta warga Yahudi yang dibantai di seluruh Eropa, satu juta di antaranya tewas di Auschwitz antara tahun 1940 dan 1945, bersama dengan lebih dari 100.000 orang non-Yahudi.

    Pada hari Senin (27/1) pagi, para mantan narapidana, bersama dengan Presiden Polandia Andrzej Duda, meletakkan bunga di Tembok Kematian di Auschwitz.

    Sekitar 50 penyintas Holocaust yang masih hidup bergabung bersama puluhan pemimpin, termasuk Raja Inggris Charles III dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

    Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dan Kanselir Olaf Scholz juga turut diundang, begitu pula Menteri Pendidikan Israel Yoav Kisch. “Tahun ini kami fokus pada para penyintas dan pesan mereka,” kata juru bicara Museum Auschwitz Pawel Sawicki kepada AFP. “Tidak ada pidato dari politisi.”

    Generasi terakhir saksi sejarah

    Berbicara kepada AFP menjelang peringatan tersebut, para penyintas Holocaust di seluruh dunia berbicara tentang perlunya melestarikan memori tentang sejarah kelam di masa lalu, ketika nantinya tidak ada lagi saksi hidup.

    Mereka juga memperingatkan tentang meningkatnya kebencian dan anti-Semitisme di seluruh dunia dan berbicara tentang ketakutan mereka akan terulangnya sejarah.

    Penyelenggara mengatakan bahwa peringatan Holocaust di Auschwitz kali ini bisa menjadi peringatan besar terakhir yang dihadiri sejumlah besar penyintas. “Kita semua tahu bahwa dalam 10 tahun, mungkin tidak ada lagi saksi sejarah dalam peringatan 90 tahun,” kata Sawicki.

    Auschwitz didirikan pada tahun 1940 di Oswiecim, Polandia selatan. Nama desa itu kemudian diubah menjadi Auschwitz oleh Nazi Jerman. Sebanyak 728 tahanan politik Polandia pertama tiba pada tanggal 14 Juni tahun itu.

    Pada tanggal 17 Januari 1945, saat pasukan Uni Soviet kian mendekat, serdadu Nazi memaksa 60.000 tahanan yang sudah kurus kering untuk melakukan mars dalam apa yang kemudian dikenal sebagai “Pawai Kematian”.

    Dari tanggal 21-26 Januari, Jerman meledakkan kamar gas dan krematorium di Birkenau dan menarik serdadunya. Pada tanggal 27 Januari, pasukan Soviet tiba di Oswiecim dan hanya menemukan 7.000 orang yang selamat.

    Hari pembebasan Kamp Auschwitz telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai Hari Peringatan Holocaust.

    Peringatan dari masa lalu

    Sekitar 40 penyintas Auschwitz yang masih hidup setuju untuk berbicara dengan AFP menjelang peringatan tersebut. Di 15 negara, dari Israel hingga Polandia, Rusia hingga Argentina, Kanada hingga Afrika Selatan, mereka menceritakan kisahnya, sembari dikelilingi oleh anak-anak, cucu, dan cicit mereka, sebagai bukti kemenangan atas kejahatan genosida.

    “Bagaimana dunia membiarkan Auschwitz terjadi?” tanya Marta Neuwirth yang berusia 95 tahun dari Santiago, Chili. Dia berusia 15 tahun ketika dikirim dari Hongaria ke Auschwitz. Julia Wallach, yang hampir berusia 100 tahun, kesulitan berbicara tentang apa yang terjadi tanpa menangis.

    “Terlalu sulit untuk dibicarakan, terlalu sulit,” katanya. Warga Paris itu diseret keluar dari truk yang akan membawanya ke kamar gas di Birkenau pada menit terakhir.

    Namun, meskipun sulit untuk menghidupkan kembali kengerian itu, dia bersikeras akan terus memberikan kesaksian. “Selama saya bisa melakukannya, saya akan melakukannya.” Di sampingnya, cucunya Frankie bertanya “spakah mereka akan percaya saat kita membicarakan hal ini saat dia sudah tidak ada?”

    Sebabnya Esther Senot, 97, kembali ke Birkenau bersama siswa sekolah menengah Prancis. Dia menepati janji yang dibuatnya pada tahun 1944 kepada saudara perempuannya yang sedang sekarat, Fanny, yang — terbaring di atas jerami sambil batuk darah — memintanya dengan napas terakhirnya untuk “menceritakan apa yang terjadi pada kami agar kami tidak dilupakan oleh sejarah.”

    rzn/hp (afp,dpa)

  • Eropa Peringati 80 Tahun Pembebasan Kamp Konsentrasi Auschwitz

    Eropa Peringati 80 Tahun Pembebasan Kamp Konsentrasi Auschwitz

    Jakarta

    Auschwitz adalah kamp pemusnahan terbesar yang menjadi simbol genosida di era Nazi Jerman, Holocaust. Dari enam juta warga Yahudi yang dibantai di seluruh Eropa, satu juta di antaranya tewas di Auschwitz antara tahun 1940 dan 1945, bersama dengan lebih dari 100.000 orang non-Yahudi.

    Pada hari Senin (27/1) pagi, para mantan narapidana, bersama dengan Presiden Polandia Andrzej Duda, meletakkan bunga di Tembok Kematian di Auschwitz.

    Sekitar 50 penyintas Holocaust yang masih hidup bergabung bersama puluhan pemimpin, termasuk Raja Inggris Charles III dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

    Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dan Kanselir Olaf Scholz juga turut diundang, begitu pula Menteri Pendidikan Israel Yoav Kisch. “Tahun ini kami fokus pada para penyintas dan pesan mereka,” kata juru bicara Museum Auschwitz Pawel Sawicki kepada AFP. “Tidak ada pidato dari politisi.”

    Generasi terakhir saksi sejarah

    Berbicara kepada AFP menjelang peringatan tersebut, para penyintas Holocaust di seluruh dunia berbicara tentang perlunya melestarikan memori tentang sejarah kelam di masa lalu, ketika nantinya tidak ada lagi saksi hidup.

    Mereka juga memperingatkan tentang meningkatnya kebencian dan anti-Semitisme di seluruh dunia dan berbicara tentang ketakutan mereka akan terulangnya sejarah.

    Penyelenggara mengatakan bahwa peringatan Holocaust di Auschwitz kali ini bisa menjadi peringatan besar terakhir yang dihadiri sejumlah besar penyintas. “Kita semua tahu bahwa dalam 10 tahun, mungkin tidak ada lagi saksi sejarah dalam peringatan 90 tahun,” kata Sawicki.

    Pada tanggal 17 Januari 1945, saat pasukan Uni Soviet kian mendekat, serdadu Nazi memaksa 60.000 tahanan yang sudah kurus kering untuk melakukan mars dalam apa yang kemudian dikenal sebagai “Pawai Kematian”.

    Dari tanggal 21-26 Januari, Jerman meledakkan kamar gas dan krematorium di Birkenau dan menarik serdadunya. Pada tanggal 27 Januari, pasukan Soviet tiba di Oswiecim dan hanya menemukan 7.000 orang yang selamat.

    Hari pembebasan Kamp Auschwitz telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai Hari Peringatan Holocaust.

    Peringatan dari masa lalu

    Sekitar 40 penyintas Auschwitz yang masih hidup setuju untuk berbicara dengan AFP menjelang peringatan tersebut. Di 15 negara, dari Israel hingga Polandia, Rusia hingga Argentina, Kanada hingga Afrika Selatan, mereka menceritakan kisahnya, sembari dikelilingi oleh anak-anak, cucu, dan cicit mereka, sebagai bukti kemenangan atas kejahatan genosida.

    “Bagaimana dunia membiarkan Auschwitz terjadi?” tanya Marta Neuwirth yang berusia 95 tahun dari Santiago, Chili. Dia berusia 15 tahun ketika dikirim dari Hongaria ke Auschwitz. Julia Wallach, yang hampir berusia 100 tahun, kesulitan berbicara tentang apa yang terjadi tanpa menangis.

    “Terlalu sulit untuk dibicarakan, terlalu sulit,” katanya. Warga Paris itu diseret keluar dari truk yang akan membawanya ke kamar gas di Birkenau pada menit terakhir.

    Namun, meskipun sulit untuk menghidupkan kembali kengerian itu, dia bersikeras akan terus memberikan kesaksian. “Selama saya bisa melakukannya, saya akan melakukannya.” Di sampingnya, cucunya Frankie bertanya “apakah mereka akan percaya saat kita membicarakan hal ini saat dia sudah tidak ada?”

    Sebabnya Esther Senot, 97, kembali ke Birkenau bersama siswa sekolah menengah Prancis. Dia menepati janji yang dibuatnya pada tahun 1944 kepada saudara perempuannya yang sedang sekarat, Fanny, yang — terbaring di atas jerami sambil batuk darah — memintanya dengan napas terakhirnya untuk “menceritakan apa yang terjadi pada kami agar kami tidak dilupakan oleh sejarah.”

    rzn/hp (afp,dpa)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Emmanuel Macron Serukan Penarikan Penuh Israel dari Lebanon, Saat Dia Berkunjung ke Beirut – Halaman all

    Emmanuel Macron Serukan Penarikan Penuh Israel dari Lebanon, Saat Dia Berkunjung ke Beirut – Halaman all

    Emmanuel Macron Serukan Penarikan Penuh Israel dari Lebanon Saat Kunjungan ke Beirut

    TRIBUNNEWS.COM- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi ibu kota Lebanon, Beirut, pada 17 Januari dan mengadakan pembicaraan dengan para pejabat mengenai perjanjian gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran selama lebih dari setahun antara Israel dan Hizbullah, serta upaya rekonstruksi untuk membangun kembali infrastruktur yang dihancurkan oleh Tel Aviv.

    Itu adalah kunjungan pertama Macron ke negara itu dalam lebih dari empat tahun.

    Presiden Prancis mengatakan Paris akan segera menjadi tuan rumah konferensi internasional tentang rekonstruksi infrastruktur yang hancur akibat perang Israel.

    “Hasilnya sudah ada… tetapi harus dipercepat dan bertahan lama. Perlu ada penarikan penuh pasukan Israel, dan tentara Lebanon harus memegang monopoli penuh atas senjata apa pun,” kata Macron dalam konferensi pers bersama setelah pertemuan dengan Presiden Lebanon Joseph Aoun. 

    Presiden Prancis menambahkan bahwa Paris akan menjadi tuan rumah konferensi “untuk rekonstruksi Lebanon” dalam beberapa minggu mendatang. 

    “Masyarakat internasional harus bersiap untuk memberikan dukungan besar-besaran terhadap pembangunan kembali infrastruktur,” lanjutnya. 

    Aoun sebelumnya menekankan selama pertemuan tertutup dengan Macron “urgensi menstabilkan gencatan senjata di Lebanon selatan dan menghentikan pelanggaran berulang Israel,” serta pemulangan tahanan Lebanon yang ditangkap Israel, rekonstruksi, dan mencapai perdamaian jangka panjang, menurut kantor berita LBCI Lebanon . 

    Presiden Lebanon mengatakan Israel harus menarik pasukannya dalam periode gencatan senjata 60 hari yang ditentukan, yang seharusnya berakhir pada 26 Januari. 

    Surat kabar Lebanon Al-Akhbar melaporkan akhir pekan lalu bahwa Washington telah memberikan jaminan kepada Beirut bahwa Israel akan menarik pasukannya sebelum akhir periode 60 hari, meskipun laporan Israel sebelumnya mengatakan Tel Aviv berencana untuk memperluas kehadirannya. 

    Berdasarkan ketentuan kesepakatan tersebut, pasukan Lebanon telah dikerahkan ke selatan untuk menghancurkan infrastruktur dan keberadaan militer Hizbullah. Pasukan Israel masih berada di Lebanon selatan dan terus melakukan penghancuran massal terhadap rumah dan bangunan. 

    Tel Aviv telah melanggar perjanjian tersebut, yang didasarkan pada Resolusi PBB 1701, lebih dari 1.000 kali sejak mulai berlaku pada 27 November. Pejabat Israel menuduh Hizbullah tidak menarik diri dari wilayah selatan Sungai Litani. 

    Seluruh desa dan kota telah musnah di selatan. Sebagian besar wilayah timur Bekaa dan pinggiran selatan Beirut juga telah porak poranda. 

    Perdana Menteri terpilih Lebanon Nawaf Salam berjanji pada tanggal 14 Januari bahwa rekonstruksi “bukan hanya sekedar janji, tapi sebuah komitmen.”

    Menurut Al-Akhbar , Arab Saudi dan Kuwait telah menawarkan dukungan finansial untuk rekonstruksi di Lebanon dengan syarat mereka memiliki “pengawasan langsung” terhadap pengeluaran. 

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Macron Minta Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas Kembali Memerintah di Jalur Gaza – Halaman all

    Macron Minta Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas Kembali Memerintah di Jalur Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan kembalinya pemerintahan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas diperlukan di Jalur Gaza setelah gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

    “Kesepakatan ini harus sepenuhnya mencakup Otoritas Palestina dan masa depan Gaza harus diarahkan pada pembentukan negara Palestina,” kata kantor Presiden Prancis yang melaporkan percakapan Macron dan Abbas melalui telepon pada Minggu (19/1/2025).

    Ia juga mengatakan perlunya mencegah kemungkinan serangan terhadap Israel lagi, merujuk pada serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Macron menekankan pentingnya penyaluran bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar ke Jalur Gaza.

    “Saat ini sangat penting untuk segera bekerja guna menanggapi kebutuhan vital mendesak warga Gaza, guna memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar, sesuai dengan kebutuhan penduduk,” tambahnya.

    Pada hari Jumat (17/1/2025), Mahmoud Abbas mengumumkan Otoritas Palestina siap untuk memikul tanggung jawab penuh di Jalur Gaza, yang dijalankan oleh Hamas.

    Sebelumnya, Gerakan perlawanan Palestina (Hamas) yang memenangkan pemilihan legislatif terakhir yang diadakan pada tahun 2006, mengambil alih Jalur Gaza pada tahun 2007 setelah memaksa gerakan Fatah yang dipimpin oleh Abbas untuk meninggalkan Jalur Gaza.

    Jumlah Korban di Jalur Gaza

    Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 46.913 jiwa dan 110.750 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (19/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

    Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.

    Israel mengklaim ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Negara-negara Eropa Lanjutkan Perundingan Nuklir dengan Iran – Halaman all

    Negara-negara Eropa Lanjutkan Perundingan Nuklir dengan Iran – Halaman all

    Perwakilan dari Teheran dan kelompok “E3” yang terdiri dari Inggris, Prancis, dan Jerman minggu ini di Jenewa melakukan pembicaraan lanjutan dengan Iran. Pertemuan yang dijadwalkan berlangsung dua hari, yaitu Senin (13/1) dan Selasa (14/1), terutama akan membahas program nuklir Iran.

    Inggris, Prancis, Jerman dan AS pernah mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran tahun 2015. Namun kesepakatan itu gagal setelah Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump pada tahun 2018 menarik diri. Tapi Inggris, Prancis dan Jerman bersikukuh tetap mempertahankan kesepakatan itu.

    Bulan Desember lalu, Jerman, Inggris, dan Prancis merilis pernyataan yang menyatakan “kekhawatiran yang sangat besar” atas kapasitas pengayaan (uranium) di Iran. “Kami sangat mendesak Iran untuk membatalkan langkah-langkah ini dan segera menghentikan eskalasi nuklirnya,” kata pernyataan itu.

    Pernyataan itu muncul setelah Rafael Grossi, kepala pengawas nuklir dari Badan Tenaga Atom Internasional IAEA, melaporkan Iran memperkaya uranium hingga kemurnian 60%, mendekati tingkat 90% yang dibutuhkan untuk memproduksi senjata nuklir.

    Minggu lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, percepatan program nuklir Iran “membawa kita semakin dekat ke titik puncaknya,” seraya menambahkan bahwa mitra Uni Eropa dalam kesepakatan nuklir harus mempertimbangkan penerapan kembali sanksi jika tidak ada kemajuan dari Teheran dalam mengatasi masalah tersebut.

    Iran bantah penilaian Prancis

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmail Baghaei menyebut pernyataan Macron “tidak berdasar”, dan menuduh Prancis tidak mematuhi kewajibannya berdasarkan kesepakatan nuklir. Iran berulangkali membantah bahwa mereka bermaksud memproduksi senjata nuklir, dan mengklaim kegiatan nuklir mereka bersifat “damai” dan “dalam kerangka hukum internasional.”

    Esmali Baghaei mengatakan, “berbagai macam” topik akan dibahas di Jenewa, termasuk masalah nuklir. “Tujuan utama pembicaraan ini adalah untuk mencabut sanksi,” katanya.

    Kementerian Luar Negeri Prancis pada hari Kamis menyatakan, pembicaraan tersebut merupakan upaya menuju “solusi diplomatik untuk program nuklir Iran, yang kemajuannya sangat bermasalah.”

    “Ini merupakan kelanjutan dari pembicaraan yang kami lakukan pada bulan Desember,” kata Baghaei.

    Bulan Desember lalu, perwakilan Iran dan E3 bertemu untuk melakukan pembicaraan tertutup mengenai kesepakatan nuklir, dengan sedikit rincian yang dibagikan selain pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran bahwa pembahasan tersebut bersifat “progresif.”

    Tekanan politik dalam negeri di Iran

    Kesepakatan nuklir Iran secara resmi telah berakhir pada Oktober 2024. Presiden Prancis Emmanuel Macron minggu lalu mengatakan: “Dalam beberapa bulan mendatang, kita harus bertanya pada diri sendiri apakah akan menggunakan … mekanisme untuk memulihkan sanksi,” kata Macron minggu lalu, mengacu pada tanggal kedaluwarsa pada bulan Oktober.

    Mekanisme ini akan memungkinkan para penandatangan kesepakatan nuklir untuk menerapkan kembali sanksi PBB yang lebih keras terhadap Iran. Dalam pernyataan pada Juni 2024 yang menanggapi laporan IAEA mengenai program nuklir Iran, E3 mengatakan bahwa pengembangan nuklir Iran yang berkelanjutan merupakan hal yang “belum pernah terjadi sebelumnya” bagi negara yang tidak memiliki program senjata nuklir. Pernyataan itu juga mengatakan Iran memiliki uranium yang diperkaya dalam jumlah “yang signifikan.”

    Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah berupaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran dan dilaporkan hampir berhasil pada tahun 2022, tetapi pembicaraan itu gagal dan negosiasi sejak saat itu tidak membuahkan hasil.

    Nazila Golestan, aktivis politik yang berbasis di Paris, pada bulan Desember mengatakan kepada DW, melemahnya pengaruh regional Iran dan meningkatnya kerusuhan dalam negeri membuat rezim tersebut berada dalam posisi yang rentan. “Pemerintah menghadapi krisis ganda: menurunnya otoritas di dalam negeri dan berkurangnya kekuasaan di luar negeri. Tekanan-tekanan ini dapat memaksa Iran untuk mengambil sikap yang lebih lunak dalam negosiasi internasional,” katanya.

    Pembicaraan di Jenewa dilakukan seminggu sebelum Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS. Pemerintahann Trump diperkirakan akan mengambil sikap keras terhadap Iran dan program nuklirnya.

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Inggris.

  • Elon Musk Picu Kemarahan Para Pemimpin Eropa

    Elon Musk Picu Kemarahan Para Pemimpin Eropa

    Jakarta

    Berhasil ikut mengantar Donald Trump kembali menjadi Presiden Amerika Serikat, Elon Musk beralih ke politik Eropa, yang memicu alarm kewaspadaan di antara para politisi.

    Nakhoda Tesla dan SpaceX itu blak-blakan mendukung partai AfD (alternative for germany) yang berhaluan kanan, menuntut pembebasan Tommy Robinson, ekstremis anti Islam Inggris yang dipenjara, dan menyebut Perdana Menteri Inggris Keir Starmer sebagai tiran jahat yang seharusnya dipenjara.

    Dikutip detikINET dari Associated Press, politisi Eropa cemas dengan aksi Musk. Akunnya di X penuh bahasa kasar melabeli politisi orang bodoh, serta retweet akun sayap kanan dan anti imigran. Andrew Chadwick, profesor komunikasi politik Universitas Loughborough, mengatakan Musk memakai X untuk menyebar pandangan politiknya.

    “Kami lihat Musk mulai menyelaraskan diri dengan gerakan internasional sayap kanan ekstrem. Jika Anda lihat jenis orang yang dia dukung, ia mengumpulkan sekelompok influencer sayap kanan yang berbeda, banyak dari mereka punya banyak pengikut, dan menyajikan bukti mereka sebagai dasar intervensi ke politik Eropa,” jelasnya.

    Musk ikut campur ke politik Jerman, yang akan menyelenggarakan pemilu 23 Februari setelah pemerintahan koalisi Kanselir Olaf Scholz yang berhaluan kiri tengah runtuh. Musk menulis di X: “Hanya AfD dapat menyelamatkan Jerman,”.

    Ia menggandakan dukungan untuk AfD di media Welt am Sonntag, dengan mengklaim Jerman berada di ambang kehancuran ekonomi dan budaya. Akhir minggu ini Musk dijadwalkan mengadakan obrolan di X dengan salah satu pemimpin AfD, Alice Weidel.

    Scholz mengatakan penting untuk tetap tenang atas serangan pribadi, tapi menyebut keterlibatan Musk dalam politik Jerman mengkhawatirkan. Dalam pesan tahun baru, Scholz menyebut jalan Jerman ke depan takkan diputuskan oleh pemilik saluran media sosial.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan bahaya kekuasaan tak terkendali di tangan miliarder teknologi dan destabilisasi yang ditimbulkan ke lembaga demokrasi. “Siapa dapat membayangkan, 10 tahun lalu, pemilik salah satu jaringan sosial terbesar di dunia akan campur tangan langsung di pemilu, termasuk di Jerman?” kata Macron.

    Menteri Kesehatan Yunani Adonis Georgiadis mengatakan perilaku Musk mengganggu dan jauh dari kata lucu. “Seseorang tidak bisa begitu saja menggunakan platform, kekayaan, dan koneksinya untuk mencoba mendikte bagaimana pemerintahan dibentuk di setiap negara. Ini menjadi semakin berbahaya,” tandanya.

    Musk makin fokus pada politik Inggris sejak Partai Buruh terpilih, menyebut Starmer pemimpin jahat yang memimpin negara tirani. Ia menyinggung pelecehan seksual anak, khususnya serangkaian kasus di Inggris utara beberapa tahun lalu, di mana sekelompok pria, sebagian besar asal Pakistan, diadili karena melecehkan puluhan gadis yang sebagian besar berkulit putih.

    Musk menuduh Starmer gagal membawa pelaku ke pengadilan ketika ia jadi direktur penuntutan umum Inggris antara tahun 2008 dan 2013, tuduhan yang dibantah keras Starmer. “Saya menikmati politik yang tajam, perdebatan kuat yang harus kita lakukan, tapi harus berdasarkan fakta dan kebenaran, bukan kebohongan,” katanya.

    X milik Musk sedang diselidiki otoritas Eropa yang berupaya mengekang kebencian, disinformasi, dan konten beracun lainnya. Juru bicara Thomas Regnier mengatakan akan melihat apakah wawancara streaming Musk dengan Weidel dari AfD memberikan perlakuan istimewa ke partai tersebut.

    Analis senior Jato Felipe Munoz mengatakan aksi Musk berisiko meskipun pada akhirnya mungkin membuahkan hasil. “Eropa bergerak ke kanan. Lihat apa yang terjadi di AS. Taruhannya pada Trump berhasil. Dia memainkan permainan yang sama di Eropa,” ujarnya.

    (fyk/rns)

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1049: Zelensky Klaim 15.000 Tentara Rusia Tewas di Kursk – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1049: Zelensky Klaim 15.000 Tentara Rusia Tewas di Kursk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut update perang Rusia vs Ukraina hari ke-1049.

    Presiden Ukraina, Voldymyr Zelensky mengklaim selama 5 bulan perang, sekitar 15.000 tentara Rusia tewas di Kursk.

    Rusia mengklaim merebut kota Kurakhove.

    Utusan presiden terpilih AS Donald Trump untuk Ukraina tunda perjanalan ke Kyiv.

    Selengkapnya, berikut update perang Rusia vs Ukraina hari ke-1049 dikutip dari TheGuardian:

    Klaim Zelensky soal Tentara Rusia

    Zelensky mengatakan bahwa jumlah tentara Rusia yang tewas karena berperang di Kursk mencapai hampir 15.000 orang.

    Tidak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa pasukannya telah menciptakan zona penyanggah di wilayah Kursk.

    “Langkah ini mencegah Rusia untuk mengarahkan kekuatan ke arah lain, khususnya ke wilayah Donetsk, Sumy, wilayah Kharkiv, atau Zaporizhzia,” kata Zelensky.

    Rusia Klaim Dapat Keuntungan di Wilayah Ukraina

    Kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukannya telah memperolah keuntungan di wilayah Ukraina.

    Di mana pihaknya telah merebut kota Kurakhove, 32 km (20 mil) selatan Pokrovsk, pusat logistik Ukraina.

    Kota ini telah menjadi tempat persinggahan tentara Rusia selama berperang melawan Ukraina beberapa bulan ini.

    Dengan merebut kota Kurakhove, kemenhan Rusia mengklaim ini dapat memudahkan mereka dalam merebut wilayah Donsetsk.

    “Penangkapan tersebut akan memungkinkan pasukan Rusia untuk merebut sisa wilayah Donetsk dengan kecepatan yang lebih cepat,” katanya.

    Utusan Trump Tunda Perjalanan ke Kyiv

    Utusan presiden terpilih AS Donald Trump untuk Ukraina telah menunda perjalanan pencarian fakta ke Kyiv dan ibu kota Eropa lainnya.

    Nantinya, perjalanan akan dijadwalkan kembali setelah Trump dilantik pada 20 Januari 2025.

    Perjalanan ini menjadi pertama kalinya untuk pemerintahan Trump berkunjung ke Kyiv.

    Sementara itu, Trump pada saat kampanye bersikeras mengatakan akan menyelesaikan perang di Ukraina.

    Macron Dorong Ukraina untuk Pertimbangkan Konsesi Teritorial

    Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan bahwa Ukraina perlu mempertimbangkan konsensi teritorial.

    Tidak hanya itu, Macron meminta kepada AS untuk membuat Rusia setuju berdiskusi dengan Ukraina.

    Pasalnya, jika diskusi atau perundingan tidak terjadi, maka kemungkinan AS tidak dapat menang karena Ukraina tidak berhasil memenangkan peperangan melawan Rusia.

    “Presiden Amerika yang baru sendiri tahu bahwa Amerika Serikat tidak akan menang jika Ukraina kalah,” katanya.

    AS Klaim Rusia Perluas Kerja Sama dengan Korea Utara

    Menteri Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan bahwa Rusia telah memperluas kerjasama dengan Korea Utara.

    Kerjasama yang dimaksud adalah kerjasama antariksa yang menjadi imalan atas dukungan militer Korea Utara terhadap Rusia.

    “DPRK sudah menerima peralatan dan pelatihan militer Rusia. Sekarang kami punya alasan untuk percaya bahwa Moskow bermaksud untuk berbagi teknologi antariksa dan satelit canggih dengan Pyongyang,” kata Blinken dalam konferensi pers. 

    Kematian Warga Skotlandia di Barisan Depan

    Seorang keluarga dari Skotlandia mengatakan bahwa salah satu anggota keluarganya yaotu Jordan Maclachlan, 26 meninggal saat betugas sebagai petugas medis di Ukraina.

    Pihak keluarga mengatakan pria dari Ardnamurchan di Dataran Tinggi Skotlandia ini meninggal pada hari Jumat (3/1/2025).

    “Jordan selalu percaya bahwa ia membuat perbedaan dan kami semua sangat bangga padanya karena telah membantu orang lain,” kata pernyataan keluarga kepada BBC.

    Masalah dalam Satuan Angkatan Darat Ukraina

    Komandan angkatan darat Ukraina, Mykhailo Drapaty mengatakan bahwa satuannya yang sebagian dilatih di Prancis mengalami masalah.

    Di mana beberapa prajurit dilaporkan membelot.

    Biro Investigasi Negara Ukraina sedang menyelidiki pembelotan di satuan tersebut dan “penyalahgunaan kekuasaan” oleh seorang pejabat militer.  

    (Tribunnews.com/Farrah Putri)

    Artikel Lain Terkait Perang Rusia vs Ukraina

  • Macron Minta Zelensky Realistis Tanggapi Isu Teritorial, Putin Terima NATO tapi Sindir AS Keluar  – Halaman all

    Macron Minta Zelensky Realistis Tanggapi Isu Teritorial, Putin Terima NATO tapi Sindir AS Keluar  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Update konflik antara Rusia dan Ukraina masih menjadi perbincangan hangat dunia internasional hingga kini.

    Pada Senin (6/1/2025), para pemimpin berbagai negara angkat suara terhadap situasi yang tak kunjung padam ini.

    Positifnya, pembicaraan mereka menuju ke arah perdamaian yang mencoba diusung untuk Rusia dan Ukraina.

    Tanggapan pertama datang dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang meyakini Ukraina harus melakukan “diskusi realistis” mengenai masalah teritorial, dikutip dari pravda.

    Macron mendesak warga Ukraina untuk “melakukan diskusi realistis mengenai isu teritorial” karena “hanya mereka yang dapat melakukannya” guna menemukan solusi bagi konflik yang disebabkan oleh invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.

    “Amerika Serikat harus membantu kita mengubah sifat situasi dan meyakinkan Rusia untuk datang ke meja perundingan,” sedangkan Eropa diharapkan untuk “membangun jaminan keamanan” sehubungan dengan Ukraina, “yang akan menjadi tanggung jawab pertama mereka”.

    Macron juga memperingatkan bahwa “tidak akan ada solusi yang cepat dan mudah di Ukraina”, merujuk pada janji Donald Trump sebelumnya untuk menghentikan perang dalam 24 jam.

    “Presiden Amerika yang baru tahu sendiri bahwa Amerika Serikat tidak akan menang jika Ukraina kalah,” kata Macron, seraya menambahkan bahwa penyerahan Ukraina akan berdampak buruk bagi Eropa dan Amerika.

    Presiden Prancis lebih lanjut menyatakan bahwa “kepercayaan” terhadap Barat akan “terkikis” jika negara-negara tersebut mencapai “kompromi” karena “kelelahan perang”.

    Zelensky Paksa Putin

    Kolase pemimpin Rusia Vladimir Putin dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (Kolase tribunnews)

    Sementara diberitakan euromaidenpress, selama wawancara untuk Lex Fridman, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menekankan bahwa pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin hanya akan mungkin dilakukan setelah mendapatkan jaminan keamanan yang kuat melalui diskusi dengan Presiden terpilih AS Donald Trump.

    Tanpa jaminan seperti itu, Putin hanya akan meneruskan ultimatumnya yang biasa, alih-alih negosiasi sesungguhnya .

    “Saya kira pada tanggal 25 Januari atau hari lainnya, kami akan duduk bersama Trump terlebih dahulu. Kami akan berdiskusi dengannya tentang bagaimana kami dapat menghentikan perang dan Putin,” kata Zelenskyy dalam sebuah wawancara dengan podcaster Amerika Lex Friedman.

    Ia menekankan bahwa dialog selanjutnya dengan pejabat Rusia akan bergantung pada perolehan jaminan keamanan yang kuat dari pihak Amerika.

    Pemimpin Ukraina menekankan bahwa keterlibatan Eropa akan sangat penting dalam proses ini, seraya mencatat bahwa “Eropa akan mengawasi kami dan Trump. ”

    Ia secara tegas mengesampingkan kemungkinan perundingan tiga arah segera, dan bersikeras pada pendekatan berurutan yang memprioritaskan pengaturan keamanan.

    Zelenskyy memperingatkan tentang risiko kesepakatan yang tergesa-gesa, dengan menyatakan bahwa Trump dapat menghadapi komplikasi politik yang serupa dengan yang dialaminya pada tahun 2019 jika gencatan senjata dilakukan tanpa jaminan keamanan yang memadai untuk Ukraina.

    “Jangan menunggu kesediaan Putin. Paksa dia untuk melakukan apa yang diperlukan untuk mengakhiri perang – itulah yang penting, ” ungkapnya.

    Penekanan pada jaminan keamanan muncul di tengah tuntutan Rusia yang terus berlanjut agar Ukraina didemiliterisasi.

    Menurut analisis terbaru dari Institut Studi Perang (ISW), Kremlin mempertahankan posisinya yang mengharuskan Ukraina menyerah secara efektif, termasuk tuntutan untuk mengurangi militer Ukraina – syarat yang secara tegas ditolak Zelensky.

    Putin Disebut Terima NATO, Tapi?

    Jurnalis investigasi Christo Grozev telah mengisyaratkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin setuju agar Ukraina bergabung dengan NATO dengan syarat-syarat tertentu, seperti pemindahan pangkalan militer AS dari Eropa Timur.

    Berbicara dalam sebuah wawancara dengan “Channel 24” Ukraina, Grozev mengindikasikan bahwa Putin menyadari adanya ultimatum yang akan datang dari AS dan berupaya menekan mantan Presiden AS Donald Trump agar mengecualikan keanggotaan Ukraina dalam NATO sebagai bagian dari negosiasi apa pun.

    Menurut Grozev , sikap Putin saat ini kemungkinan bukan posisi akhir Moskow.

    Ia menjelaskan bahwa Trump, sebelum pemilihannya, telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk mengakhiri perang di Ukraina.

    Namun, setelah memenangkan kursi kepresidenan, Trump tampaknya mengambil pendekatan yang lebih terukur, kemungkinan menyadari bahwa mencapai kesepakatan dengan Putin tidak akan mudah.

    ​​Jurnalis tersebut mencatat bahwa Putin secara konsisten menolak proposal, yang menandakan proses negosiasi yang menantang di masa mendatang.

    Grozev berspekulasi bahwa Trump mungkin mengusulkan pembekuan sementara konflik dengan menunda keanggotaan Ukraina di NATO.

    Namun, Putin telah menyatakan secara terbuka bahwa ia tidak akan menerima keanggotaan tersebut bahkan dalam jangka panjang, baik lima atau dua puluh tahun.

    Jurnalis tersebut memperingatkan agar tidak menerima pernyataan Putin begitu saja, menekankan bahwa pernyataan tersebut kemungkinan ditujukan untuk memperkuat posisi negosiasi Rusia dengan Trump.

    Sumber yang dikutip oleh Grozev menunjukkan bahwa Kremlin berpotensi menerima keanggotaan Ukraina di NATO jika persyaratan tertentu terpenuhi.

    Ini termasuk komitmen dari AS untuk menarik pangkalan militernya dari negara-negara Eropa Timur dan pencabutan sebagian sanksi ekonomi terhadap Rusia.

    Konsesi semacam itu, menurut Grozev , dimaksudkan untuk mengurangi tekanan pada ekonomi Rusia dan memenuhi tuntutan oligarki berpengaruh yang ingin mengakhiri sanksi.

    Grozev mencatat bahwa meskipun Trump mungkin menganggap persyaratan ini dapat diterima, masih belum pasti apakah negara-negara Eropa Timur seperti Polandia dan Republik Ceko akan menyetujuinya.

    Jurnalis tersebut menambahkan bahwa keputusan Putin untuk mempertimbangkan persyaratan ini tampaknya dipengaruhi oleh meningkatnya tekanan internal dari elit Rusia, yang ingin memulihkan stabilitas ekonomi dan mengurangi isolasi internasional.

    Grozev menyimpulkan bahwa strategi Kremlin kemungkinan ditujukan untuk memanfaatkan negosiasi guna mengamankan keuntungan jangka panjang sambil menggambarkan pihaknya bersedia berkompromi pada isu kontroversial aspirasi NATO di Ukraina .

    (Tribunnews.com/Chrysnha)