Tag: Emmanuel Macron

  • Bicara dengan Trump, Putin hanya Setuju Hentikan Serangan ke Fasilitas Energi Ukraina Selama 30 Hari – Halaman all

    Bicara dengan Trump, Putin hanya Setuju Hentikan Serangan ke Fasilitas Energi Ukraina Selama 30 Hari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin setuju gencatan senjata dengan menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari.

    Putin menyetujui gencatan senjata 30 hari setelah berbicara melalui telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa (18/3/2025).

    Kendati demikian, Putin menolak gencatan senjata penuh.

    Ia justru menetapkan syarat tambahan bagi Ukraina serta sekutu-sekutunya.

    Menurut laporan, Putin enggan menandatangani gencatan senjata komprehensif selama sebulan yang sebelumnya dirancang oleh tim Trump dan Ukraina dalam perundingan di Arab Saudi.

    Putin menegaskan gencatan senjata menyeluruh hanya dapat dicapai jika bantuan militer asing serta pembagian informasi intelijen dengan Ukraina dihentikan.

    Persyaratan ini sebelumnya telah ditolak oleh sekutu-sekutu Ukraina di Eropa.

    Pembicaraan lebih lanjut mengenai konflik ini akan kembali dilaksanakan di Jeddah, Arab Saudi, pada Minggu (23/3/2025) mendatang, sebagaimana diumumkan oleh utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.

    Meskipun ada kesepakatan untuk menghentikan serangan terhadap fasilitas energi, serangan udara Rusia masih terjadi di berbagai wilayah Ukraina.

    Di Sumy, sebuah rumah sakit menjadi target pesawat tak berawak Rusia, menyebabkan kerusakan pada bangunan dan kendaraan di sekitarnya.

    Laporan juga menyebutkan serangan terhadap infrastruktur listrik di Slovyansk, yang menyebabkan pemadaman sebagian di kota tersebut.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk serangan ini dan menuduh Putin menolak proposal gencatan senjata penuh.

    “Sayangnya, ada serangan yang menargetkan infrastruktur sipil. Hari ini, Putin secara efektif menolak usulan gencatan senjata total,” tulis Zelensky di media sosial X.

    Trump Klaim Pembicaraan dengan Putin Berjalan Baik

    Dalam unggahannya di Truth Social, Trump menggambarkan panggilan telepon dengan Putin sebagai “sangat bagus dan produktif.”

    Ia menyatakan bahwa beberapa elemen “Kontrak Perdamaian” telah dibahas dan bahwa mereka sepakat untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi dengan harapan mencapai gencatan senjata penuh dan mengakhiri perang.

    Pernyataan Gedung Putih setelah panggilan telepon tersebut tidak merinci apakah ada kesepakatan konkret yang dibuat dengan Ukraina.

    Hanya disebutkan bahwa proses perdamaian akan dimulai dengan penghentian serangan terhadap infrastruktur energi dan dilanjutkan dengan negosiasi mengenai gencatan senjata di Laut Hitam, gencatan senjata penuh, dan perdamaian permanen.

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, sebelumnya menyatakan bahwa “bola” kini ada di tangan Rusia setelah Ukraina menyetujui proposal Washington untuk gencatan senjata penuh.

    Pernyataan Kremlin setelah panggilan telepon Trump-Putin menegaskan bahwa Rusia memiliki “serangkaian masalah penting” terkait implementasi kesepakatan dengan Ukraina.

    Zelensky menyatakan bahwa Ukraina terbuka terhadap ide penghentian serangan terhadap fasilitas energi, tetapi menunggu rincian lebih lanjut dari Washington sebelum memberikan tanggapan akhir.

    Kyiv tampaknya melihat kesepakatan ini sebagai taktik Putin untuk menunda gencatan senjata penuh sambil menetapkan persyaratan tambahan.

    Reaksi Eropa

    Di Berlin, Kanselir Jerman Olaf Scholz menyebut gencatan senjata terbatas sebagai langkah awal yang penting, tetapi menekankan perlunya penghentian perang secara menyeluruh.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron turut mendukung seruan untuk gencatan senjata penuh.

    Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer, juga berbicara dengan Zelensky setelah panggilan Trump-Putin dan “menegaskan kembali dukungan Inggris yang tak tergoyahkan” untuk Ukraina, menurut pernyataan juru bicara Downing Street.

    Putin Usulkan Pertandingan Hoki dengan AS

    Di luar isu perang, Kremlin menyebut bahwa dalam pembicaraan dengan Trump, Putin mengusulkan diadakannya pertandingan hoki es antara pemain profesional AS dan Rusia.

    Hal ini dianggap sebagai upaya diplomasi simbolik, mengingat Rusia telah dilarang mengikuti berbagai kompetisi internasional sejak invasi ke Ukraina pada 2022.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Jelang Perundingan dengan Trump, Prancis Desak Putin Buktikan Rusia Ingin Berdamai dengan Ukraina – Halaman all

    Jelang Perundingan dengan Trump, Prancis Desak Putin Buktikan Rusia Ingin Berdamai dengan Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim “banyak elemen” perjanjian damai antara Rusia dan Ukraina telah disepakati.

    Klaim ini disampaikan menjelang panggilan teleponnya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Ia mengumumkan melalui Truth Social bahwa pembicaraan dengan Putin akan berlangsung pada Selasa pagi, meskipun masih ada beberapa hal yang perlu dirundingkan lebih lanjut.

    “Setiap minggu ada 2.500 tentara tewas dari kedua belah pihak, dan ini harus diakhiri SEKARANG,” tulis Trump, dikutip dari BBC.

    “Saya sangat menantikan panggilan telepon dengan Presiden Putin,” lanjut Trump.

    Ia juga berharap dapat mencapai kesepakatan gencatan senjata dan perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

    Sementara Trump optimis, pemimpin Eropa tetap skeptis terhadap niat Rusia.

    Dikutip dari Yahoo! News, Presiden Prancis Emmanuel Macron menantang Putin untuk membuktikan komitmennya terhadap perdamaian.

    Ia memuji keberanian Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang telah menyetujui proposal gencatan senjata dan meminta Rusia melakukan hal yang sama.

    “Sudah cukup banyak kematian dan kehancuran. Senjata-senjata harus dibungkam,” ujar Macron dalam sebuah unggahan di X.

    Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy juga mendesak Putin untuk segera menyetujui “gencatan senjata penuh dan tanpa syarat.”

    Ia memperingatkan bahwa Inggris dan sekutunya memiliki “lebih banyak kartu yang dapat dimainkan” guna memaksa Rusia bernegosiasi secara serius.

    Dikutip dari Euro News, Perwakilan Tinggi Uni Eropa, Kaja Kallas, turut memperingatkan bahwa Rusia tidak bisa dipercaya dalam proses negosiasi.

    Ia menilai Rusia hanya memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajukan tuntutan yang merupakan “tujuan akhir” mereka.

    Putin Ajukan Syarat Tambahan

    Putin menyatakan dukungannya terhadap gencatan senjata tetapi mengajukan sejumlah syarat tambahan.

    Salah satu tuntutannya adalah klarifikasi mengenai apakah pasokan senjata dari Barat ke Ukraina akan tetap berlanjut selama gencatan senjata.

    Dalam konferensi pers pekan lalu, Putin mempertanyakan, “Apakah mobilisasi akan tetap berlangsung di Ukraina? Apakah senjata akan terus dipasok?”

    Selain itu, ia kembali menegaskan tuntutannya terkait demiliterisasi Ukraina dan jaminan netralitas, yang ditolak tegas oleh Kyiv.

    “Bola ada di tangan Rusia,” ujar Kallas, menegaskan bahwa “Rusia tidak benar-benar menginginkan perdamaian dan tidak bisa dipercaya dalam perundingan.”

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyebut tuntutan Putin sebagai “sangat dapat diprediksi dan manipulatif”.

    Ia merujuk pada laporan penumpukan militer Rusia di perbatasan timur laut Ukraina sebagai bukti bahwa Putin hanya ingin memperpanjang perang.

    “Ini menunjukkan niat untuk menyerang,” katanya.

    Dampak Perundingan bagi Eropa

    Brussels akan mencermati hasil perundingan ini dengan saksama.

    Percakapan terakhir Trump dan Putin pada 12 Februari mengejutkan sekutu Barat karena mereka sepakat untuk segera memulai negosiasi perdamaian.

    Hal ini mengguncang strategi isolasi terhadap Kremlin yang telah berlangsung selama tiga tahun.

    Sebagai respons, Prancis dan Inggris kini memimpin upaya membentuk koalisi pertahanan untuk memastikan Ukraina tetap memiliki dukungan.

    Koalisi ini diperkirakan melibatkan lebih dari 30 negara dan berfokus pada bantuan militer serta perlindungan wilayah Ukraina.

    Sementara itu, Kallas mengusulkan inisiatif baru untuk mengumpulkan bantuan militer sebesar €40 miliar bagi Ukraina.

    Rencana ini bertujuan untuk menghindari veto dari negara-negara yang cenderung pro-Rusia, seperti Hongaria dan Slowakia, serta terbuka bagi kontribusi dari negara non-Uni Eropa, termasuk Inggris dan Norwegia.

    “Kami harus menunjukkan tekad sekarang dan mendukung Ukraina agar mereka bisa mempertahankan diri,” ujar Kallas, seraya menegaskan bahwa inisiatif ini akan dibahas lebih lanjut dalam pertemuan puncak Uni Eropa pada Kamis mendatang.

    Perundingan yang akan datang antara Trump dan Putin menjadi momen krusial yang dapat menentukan arah konflik Rusia-Ukraina ke depan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani) 

  • Populer Internasional: Mengenal Penjara CECOT El Salvador – Houthi Targetkan Kapal Induk USS Truman – Halaman all

    Populer Internasional: Mengenal Penjara CECOT El Salvador – Houthi Targetkan Kapal Induk USS Truman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer internasional dapat disimak di sini.

    Ratusan anggota geng Venezuela dideportasi dari AS dan ditempatkan di penjara CECOT di El Salvador.

    Penjara tersebut dikenal ketat dan kejam.

    Sementara itu, ketegangan meningkat di Yaman, setelah Amerika Serikat melancarkan serangannya.

    Simak berita selengkapnya.

    1. Mengenal CECOT, Penjara Raksasa di El Salvador Tempat Trump Jebloskan Ratusan Anggota Geng Migran

    Amerika Serikat baru saja mendeportasi lebih dari 250 tersangka anggota geng migran ke El Salvador.

    Dikutip dari NY Post, sedikitnya 238 anggota geng Tren de Aragua dari Venezuela dan 21 anggota MS-13 telah tiba di El Salvador, ungkap Presiden Nayib Bukele pada Minggu (16/3/2025).

    Saat mendarat di El Salvador, para anggota geng tersebut “disambut” oleh puluhan pasukan komando bersenjata.

    Mereka kemudian langsung dipindahkan ke Centro de Confinamiento del Terrorismo (CECOT) atau Pusat Penahanan Terorisme, sebagaimana terlihat dalam video yang diunggah oleh Bukele.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Zelensky Ganti Jenderal Angkatan Darat, Strategi Baru Ukraina Lawan Rusia di Medan Perang

    Presiden Volodymyr Zelensky melakukan reshuffle, menunjuk Mayor Jenderal Andriy Hnatov sebagai Kepala Staf Angkatan Darat Ukraina yang baru.

    Hnatov diangkat untuk menggantikan posisi Letnan Jenderal Anatoliy Barhilevych yang kini ditunjuk mengawasi standar militer dan memperkuat disiplin di Angkatan Darat.

    Perombakan kepemimpinan ini diumumkan Zelensky lewat sebuah dekrit yang dipublikasikan di situs web kepresidenan.

    “Kami secara konsisten mengubah angkatan bersenjata agar lebih siap tempur. Untuk mencapainya, kami mengubah sistem manajemen dan memperkenalkan standar yang jelas,” kata Menteri Pertahanan Rustem Umerov dalam sebuah pernyataan yang membenarkan pergantian komandan Angkatan Darat tersebut.

    Penunjukan Mayor Jenderal Andriy Hnatov sebagai Kepala Staf Angkatan Darat Ukraina yang baru dilakukan bukan tanpa alasan.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Abaikan Ancaman Putin, Eropa Bersiap Kirim Ribuan Pasukan untuk Situs Penting Ukraina

    Prancis, Inggris, dan sejumlah negara di Eropa tengah bersiap mengirimkan ribuan tentara ke lokasi-lokasi penting di Ukraina tanpa memerlukan izin Rusia.

    Pernyataan itu diungkap Presiden Prancis, Emmanuel Macron kepada surat kabar regional Prancis, termasuk Le Parisien dan La Dépêche de Midi, Minggu (17/3/2025).

    Dalam keterangan resminya, Macron mengungkap, sejumlah negara di Eropa telah  berkomitmen untuk memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina, lewat pengiriman kontingen ke lokasi penting di Ukraina.

    “Sejumlah negara Eropa menyatakan kesediaan mereka untuk bergabung dalam kemungkinan pengerahan pasukan ke lokasi-lokasi penting di Ukraina tanpa memerlukan izin Rusia,” ujar Macron, sebagaimana dikutip dari The Guardian.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. 2 Kali dalam 24 Jam, Houthi Serang Kapal Induk USS Harry Truman sebagai Balasan Serangan AS di Yaman

    Kelompok Houthi di Yaman mengklaim telah dua kali menyerang kelompok kapal induk Amerika USS Harry Truman pada Senin (17/3/2025).

    Serangan ini diklaim merupakan yang kedua dalam kurun waktu 24 jam.

    Dalam pernyataan yang diunggah di Telegram, seorang juru bicara Houthi mengatakan bahwa serangan terhadap kelompok kapal induk ini adalah balasan atas agresi AS yang terus berlanjut terhadap Yaman.

    Mengutip The Times of Israel, Houthi awalnya melaporkan bahwa mereka telah meluncurkan 18 rudal dan sebuah pesawat nirawak ke kapal induk USS Harry Truman dan kapal perang pendampingnya di Laut Merah.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Prancis Desak Rusia Terima Usulan Gencatan Senjata 30 Hari

    Prancis Desak Rusia Terima Usulan Gencatan Senjata 30 Hari

    JAKARTA  – Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Rusia untuk menerima proposal gencatan senjata 30 hari yang didukung Amerika Serikat di Ukraina.

    “Rusia sekarang harus menerima proposal AS-Ukraina untuk gencatan senjata 30 hari. Agresi Rusia di Ukraina harus diakhiri,” tulis Macron di media sosial X, setelah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dilansir ANTARA dari Anadolu, Sabtu, 15 Maret.

    Macron menegaskan kembali perlunya menghentikan kekejaman dan pernyataan yang bertele-tele.

    “Besok, kami akan terus bekerja memperkuat dukungan untuk Ukraina dan perdamaian yang abadi serta berkelanjutan melalui konferensi video dengan Starmer, Zelenskyy, dan mitra lainnya,” sambungnya.

    Ukraina telah mendukung proposal gencatan senjata dengan Rusia, yang disepakati setelah pembicaraan dengan pejabat AS di Jeddah, Arab Saudi pada awal pekan ini.

    Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa ia mendukung gencatan senjata secara prinsip tetapi ingin akar penyebab konflik tersebut diselesaikan.

  • Hari ke-1.116 Perang Rusia-Ukraina: Rusia Lakukan Serangan Besar di Sumy saat Ukraina Lemah di Kursk – Halaman all

    Hari ke-1.116 Perang Rusia-Ukraina: Rusia Lakukan Serangan Besar di Sumy saat Ukraina Lemah di Kursk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada hari ke-1116 perang Rusia-Ukraina, terjadi beberapa insiden serangan yang signifikan.

    Ledakan terdengar di Odessa pada tengah malam hingga dini hari, sementara pertahanan udara beroperasi di dekat Cherkasy dan Chernihiv.

    Kepala MBA Chernihiv, Dmytro Bryzhynsky, melaporkan bahwa hingga saat ini tidak ada korban luka dan semua layanan penyelamatan telah dikerahkan.

    Sebelumnya, militer Ukraina melaporkan bahwa Rusia melancarkan serangan rudal di Kryvyi Rih, yang mengakibatkan sedikitnya 12 orang terluka.

    Di sisi lain, tentara Rusia juga melancarkan serangan besar-besaran menggunakan drone terhadap fasilitas infrastruktur penting di Kota Sumy, di mana setidaknya 11 ledakan terdengar sejak pukul 21:40 waktu setempat.

    Pernyataan Donald Trump

    Presiden AS, Donald Trump, mengeluarkan pernyataan yang mengkhawatirkan mengenai situasi di Ukraina.

    Ia meminta Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk tidak membunuh pasukan Ukraina yang terkepung di Kursk.

    “Kami tidak ingin mereka dibunuh. Sungguh memalukan melihat apa yang telah terjadi,” kata Trump.

    Trump juga menasehati Ukraina agar tidak memprovokasi Rusia, yang dianggapnya sebagai kekuatan yang lebih besar.

    “Mantan Presiden Joe Biden seharusnya tidak pernah mengizinkan perang ini. Bahkan dengan dukungan keuangan dan militer yang kami berikan, ini luar biasa,” ungkapnya dalam pidato di Departemen Kehakiman AS.

    Dukungan Internasional untuk Ukraina

    Sementara itu, Amerika Serikat dan negara-negara G7 mendukung integritas teritorial Ukraina dan mendesak Rusia untuk menerima gencatan senjata.

    Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyatakan kepuasan atas pernyataan bersama yang dihasilkan dalam pertemuan di La Malbaie, Quebec, pada 14 Maret 2025.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, optimis bahwa peluang untuk mengakhiri perang semakin membaik setelah menerima proposal gencatan senjata sementara dari AS.

    “Kami memiliki pemahaman keamanan yang kuat dengan mitra Eropa kami,” kata Zelensky.

    Desakan untuk Tindakan Lebih Lanjut

    Zelensky juga mendesak AS dan sekutu lainnya untuk memberikan tekanan lebih lanjut kepada Rusia.

    Ia menekankan bahwa respons yang kuat dari Amerika Serikat dapat mencegah Rusia untuk bermain-main dalam negosiasi.

    Dalam perkembangan lain, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron telah berbicara mengenai dukungan konkret untuk Ukraina dan pembicaraan damai yang sedang berlangsung.

     

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.116: Trump Nasehati Ukraina, Jangan Memprovokasi yang Lebih dari Anda – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.116: Trump Nasehati Ukraina, Jangan Memprovokasi yang Lebih dari Anda – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.116 pada Sabtu (15/3/2025).

    Ledakan terdengaar di Odessa pada Jumat (14/3/2025) tengah malam hingga Sabtu dini hari waktu setempat.

    Pertahanan udara beroperasi di dekat Cherkasy dan di Chernihiv, menurut laporan pada pukul 03.42 waktu setempat.

    “Saat ini tidak ada korban luka. Semua layanan penyelamatan bekerja di kota sedang dikerahkan,” kata kepala MBA Chernihiv, Dmytro Bryzhynsky.

    Sebelumnya, militer Ukraina melaporkan Rusia melancarkan serangan rudal terhadap Kryvyi Rih, melukai sedikitnya 12 orang, seperti diberitakan Suspilne.

    Tentara Rusia Serang Sumy dengan Drone secara Besar-besaran

    Tentara Rusia melancarkan serangan besar-besaran menggunakan UAV terhadap fasilitas infrastruktur penting di Kota Sumy.

    “Unit pertahanan udara dari Pasukan Keamanan dan Pertahanan, formasi sukarelawan mengambil semua tindakan untuk melawan serangan musuh,” kata postingan Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.

    Militer Ukraina meminta semua orang untuk tetap tenang dan berlindung.

    Setidaknya 11 ledakan terdengar di Sumy sejak pukul 09.40 malam waktu setempat.

    Karena pemadaman listrik, perlindungan diaktifkan di beberapa lokasi di Kota Sumy. 

    Trump Minta Rusia Tak Bunuh Tentara Ukraina yang Terkepung di Kursk

    Presiden AS Donald Trump meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyelamatkan pasukan Ukraina yang terkepung di Kursk setelah pasukan Rusia melancarkan serangan balasan.

    “Sekarang ada banyak tentara Ukraina yang terkepung dan dalam bahaya serius, dan saya telah meminta mereka untuk tidak dibunuh. Kami tidak ingin mereka dibunuh. Sungguh memalukan melihat apa yang telah terjadi,” kata Trump.

    Trump Menasehati Ukraina: Jangan Memprovokasi Seseorang yang Lebih Besar dari Anda

    Presiden AS Donald Trump mengatakan Ukraina tidak perlu memprovokasi seseorang yang jauh lebih besar darinya, bahkan dengan dukungan keuangan dan militer yang serius dari luar negeri.

    “(Mantan Presiden AS Joe) Biden seharusnya tidak pernah mengizinkan perang ini. Pertama-tama, Anda tidak boleh menindas seseorang yang jauh lebih besar dari Anda. Bahkan dengan uang,” kata Trump dalam pidato di Departemen Kehakiman AS, Jumat.

    “Kami telah memberi mereka (Ukraina) banyak uang dan banyak peralatan. Kami memproduksi peralatan militer terbaik di dunia. Namun, bahkan dengan semua itu… Ini luar biasa,” kata Trump, seperti diberitakan TASS.

    Ia lalu mengatakan kini ada banyak pasukan Ukraina yang terkepung oleh pasukan Rusia di Kursk.

    AS Selaras dengan G7, Desak Rusia Terima Gencatan Senjata

    Amerika Serikat dan sekutu G7-nya mendukung integritas teritorial Ukraina.

    Negara anggota G7 juga memperingatkan Rusia untuk mengikuti langkah Ukraina dalam menerima gencatan senjata atau menghadapi kemungkinan sanksi lebih lanjut.

    Menteri Luar Negeri Marco Rubio mengatakan AS merasa senang dengan pernyataan bersama tersebut dalam pertemuan di La Malbaie, Quebec, Kanada pada Jumat (14/3/2025).

    Sementara itu integritas teritorial Ukraina sebagian besar tidak pernah muncul dalam narasi AS sejak Donald Trump berkuasa pada 20 Januari lalu.

    AS di bawah Trump sejauh ini belum mengesampingkan kemungkinan bahwa Kyiv akan menyerahkan wilayahnya.

    Zelensky Yakin Bisa Akhiri Perang, Punya Bekingan Negara Eropa

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan ia melihat peluang bagus untuk mengakhiri perang dengan Rusia setelah Ukraina menerima proposal AS untuk gencatan senjata sementara selama 30 hari.

    Sementara itu, Rusia mengatakan pihaknya hanya akan setuju jika persyaratan tertentu dipenuhi.

    “Saat ini, kami memiliki peluang bagus untuk mengakhiri perang ini dengan cepat dan mengamankan perdamaian. Kami memiliki pemahaman keamanan yang kuat dengan mitra Eropa kami,” kata Zelenskiy di X, Jumat.

    “Kita sekarang hampir mencapai langkah pertama dalam mengakhiri perang apa pun – diam,” katanya, mengacu pada gencatan senjata, seperti diberitakan Reuters.

    Zelensky Minta AS dan Sekutu Semakin Desak Rusia

    Selain itu, Zelensky juga mendesak AS dan sekutu lainnya untuk memberikan tekanan pada Rusia.

    “Jika ada respons kuat dari Amerika Serikat, mereka tidak akan membiarkan mereka bermain-main. Dan jika ada langkah-langkah yang tidak ditakutkan Rusia, mereka akan menunda prosesnya,” kata Zelensky kepada wartawan.

    Ia mengatakan bahwa gencatan senjata di sepanjang garis depan sepanjang lebih dari 1.000 kilometer (600 mil) dapat dikendalikan dengan bantuan AS melalui satelit dan intelijen.

    Inggris-Prancis Bahas Dukungan untuk Ukraina

    Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara melalui telepon di mana mereka membahas pembicaraan damai di Ukraina.

    Mereka juga membahas langkah-langkah konkret sekutu untuk mendukung Ukraina.

    “Selama percakapan tersebut, para pemimpin pertama-tama membahas terobosan penting yang dicapai oleh Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky minggu ini terkait rencana perdamaian,” kata laporan itu.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Negosiator AS-Ukraina Kembali Berunding, Kali Ini di Arab Saudi

    Negosiator AS-Ukraina Kembali Berunding, Kali Ini di Arab Saudi

    Jakarta

    Para pejabat tinggi Ukraina dan AS mulai berunding di Jeddah, Arab Saudi pada hari Selasa (11/3) dalam upaya untuk menghentikan perang Rusia terhadap Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tidak akan hadir dalam negosiasi, meskipun ia berada di negara Teluk tersebut pada hari Senin (10/3) untuk bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

    Sebagai gantinya, Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha, Menteri Pertahanan Rustem Umerov, kepala kantor kepresidenan Andrii Yermak dan wakilnya Pavlo Pallisa akan mewakili Ukraina, kata Zelensky. Dari pihak AS, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz dan utusan khusus Steve Witkoff, yang baru-baru ini menangani negosiasi Gaza-Israel, diharapkan hadir.

    Ukraina baru-baru ini mendukung inisiatif Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengusulkan gencatan senjata sebagian, atas serangan udara dan serangan dari laut, yang ditolak Rusia minggu lalu. Kiev juga menginginkan pertukaran semua tahanan dengan Rusia sebagai langkah pertama. Di sisi lain, Washington menginginkan gencatan senjata yang cepat dan menyeluruh yang diikuti oleh pemilihan umum di Kiev.

    Ukraina telah mempertahankan diri terhadap invasi Rusia berskala penuh selama lebih dari tiga tahun dengan dukungan Barat. Menyusul pertemuan yang penuh pertikaian di Ruang Oval pada tanggal 28 Februari, di mana Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance mengecam Zelensky dan menyebutnya tidak tahu berterima kasih, Washington sudah menghentikan pengiriman senjata ke Ukraina dan akses ke informasi intelijen utama.

    Zelensky usulkan pertukaran tahanan

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga mengusulkan pembebasan tahanan dan pengembalian anak-anak Ukraina ke tanah air mereka.

    “Hal ini dapat menjadi langkah kunci dalam membangun kepercayaan dalam upaya diplomatik,” tulis Zelensky di platform X setelah pertemuan dengan putra mahkota Saudi, Mohammed bin Salman. “Bagian penting dari diskusi didedikasikan untuk format jaminan keamanan,” imbuh Zelensky.

    Pemerintah Ukraina menuduh Rusia telah menculik ribuan anak sejak Moskow sejak memulai perang habis-habisan melawan Ukraina pada Februari 2022.

    Rusia laporkan serangan 337 pesawat nirawak oleh Ukraina

    Rusia mengatakan Ukraina melakukan serangan besar-besaran dengan pesawat nirawak alias drone di sejumlah lokasi, termasuk ke ibukota Moskow. Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan telah menembak jatuh 337 pesawat nirawak. Rusia menyalahkan Ukraina atas serangan tersebut, yang belum dikomentari oleh Kyiv.

    Wali kota Moskow, Sergei Sobyanin, mengatakan ini adalah serangan pesawat nirawak Ukraina terbesar ke ibu kota Rusia hingga saat ini.

    Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan 91 pesawat nirawak ditembak jatuh di Moskow dan 126 lainnya ditembak jatuh di wilayah Kursk, tempat pasukan Ukraina masih menguasai sebagian wilayah Rusia.

    Pesawat nirawak juga dilaporkan terbang di wilayah Bryansk, Belgorod, Ryazan, Kaluga, Lipetsk, Orel, Voronezh, dan Nizhny Novgorod. Laporan tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.

    hp/as (reuters, afp, dpa)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Dmitry Peskov: Rusia Tidak Akan Terlibat Perlombaan Senjata Dengan UE – Halaman all

    Dmitry Peskov: Rusia Tidak Akan Terlibat Perlombaan Senjata Dengan UE – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM  – Rusia mengungkapkan ketidakminatannya untuk terlibat dalam perlombaan senjata dengan Uni Eropa.

    Dalam pernyataan resmi, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa Rusia tidak akan mengikuti permainan ini dan akan lebih fokus pada kepentingan nasionalnya.

    Menurut Peskov, Rusia tidak merasa perlu untuk bersaing dengan Uni Eropa dalam konteks militer. “Moskow tidak akan terlibat dalam perlombaan senjata dengan Uni Eropa,” ungkapnya, seperti yang dilaporkan oleh Russian Today.

    Pendapat ini didukung oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang menegaskan kembali bahwa Rusia tidak berminat untuk berpartisipasi dalam perlombaan senjata tersebut.

    Meski demikian, Putin menggarisbawahi komitmen Rusia untuk menjaga keamanan nasional dan keamanan sekutunya.

    Tudingan Perdana Menteri Polandia Memicu Ketegangan

    Seruan untuk perlombaan senjata berasal dari cuitan Perdana Menteri Polandia, Donald Tusk, yang menyebut Rusia telah memulai kembali perlombaan senjata.

    Cuitan Tusk berkorespondensi dengan pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang mengidentifikasi Rusia sebagai ancaman bagi Uni Eropa.

    Rusia merespon dengan menyesalkan komentar Tusk.

    Peskov menyatakan bahwa pernyataan konfrontatif seperti itu hanya akan memperburuk hubungan antara Rusia dan Uni Eropa. “Kami menyesalkan pernyataan konfrontatif bahkan militeristik yang datang dari Warsawa dan Paris, yang menunjukkan Eropa belum menyesuaikan diri dengan dinamika baru antara Moskow dan Washington,” papar Peskov.

    Dapatkah Rusia Mengalahkan Uni Eropa dalam Perang?

    Secara teori, Rusia memiliki kekuatan militer yang signifikan, termasuk kemampuan nuklir dan sistem pertahanan udara canggih seperti S400.

    Dengan kekuatan militer yang besar, Rusia mampu memberikan kerusakan yang signifikan kepada negara-negara Eropa.

    Namun, potensi konflik langsung dengan Uni Eropa akan menghadapi banyak tantangan.

    Apa Tantangan Utama Jika Rusia Terlibat dalam Perang dengan Uni Eropa?

    Uni Eropa memiliki aliansi yang kuat dengan NATO, yang mencakup negara-negara dengan kemampuan militer besar seperti Amerika Serikat dan Kanada.

    Jika terjadi eskalasi menuju perang, baik Rusia maupun negara-negara Eropa akan menghadapi kerugian besar, terutama jika melibatkan senjata nuklir.

    Di samping itu, meskipun Rusia mungkin dapat meraih kemenangan dalam pertempuran konvensional, dampak jangka panjang dari perang tersebut sangat merugikan.

    Rusia akan berisiko menjadi terisolasi di pasar internasional, yang akan mengurangi investasi dan perdagangan.

    Situasi ini diperkirakan akan semakin memperburuk kondisi ekonomi Rusia, yang sudah menghadapi sanksi internasional akibat konflik di Ukraina.

    Apa yang Bisa Kita Harapkan ke Depan?

    Rusia tampaknya berkomitmen untuk tidak terlibat dalam perlombaan senjata dengan Uni Eropa, terlepas dari tudingan dan provokasi.

    Meskipun memiliki kemampuan militer yang kuat, tantangan dari aliansi internasional yang kokoh dan risiko kerugian ekonomi membuat keterlibatan dalam konflik bersenjata menjadi pilihan yang sangat berisiko.

    Perkembangan hubungan antara Rusia dan Uni Eropa ke depan akan sangat ditentukan oleh dinamika geopolitik yang terus berubah.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Investigasi Analis Ukraina Bongkar Tornado-S Rusia Berisi Komponen China, Amerika, Swiss, Inggris – Halaman all

    Investigasi Analis Ukraina Bongkar Tornado-S Rusia Berisi Komponen China, Amerika, Swiss, Inggris – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemeriksaan roket berpemandu dari sistem roket peluncur ganda Tornado-S milik Rusia, yang digunakan dalam perang melawan Ukraina, telah mengungkap penggunaan dua giroskop serat optik secara bersamaan untuk meningkatkan akurasi penargetan.

    Salah satunya adalah unit TIUS500, yang diproduksi oleh perusahaan Optolink Rusia, sedangkan yang lainnya adalah perangkat asing tanpa tanda dengan segel indikator dalam bahasa Cina, menyerupai produk dari BWSENSING milik Cina.

    Kedua giroskop menggunakan tiga interferometer cincin Sagnac yang disusun sepanjang sumbu ortogonal.

    Lalu dipasangkan dengan papan kontrol elektronik, dikutip dari Defence Express.

    Namun, elektroniknya berbeda.

    Di antaranya modul Rusia dibuat berdasarkan FPGA Altera Cyclone Amerika, sedangkan modul asing menggunakan mikrokontroler STMicroelectronics Swiss.

    Meskipun ada sanksi, modul Rusia menggabungkan komponen dari AS (Analog Devices, National Semiconductor, Maxim Integrated), Tiongkok (Panwoo Equipment Consulting, Mornsun), Swiss (STMicroelectronics), dan Inggris (Golledge Electronics).

    Hal ini menyoroti kerentanan rantai pasokan yang sedang berlangsung yang memungkinkan Rusia untuk mengintegrasikan teknologi asing ke dalam amunisi berpemandu presisinya.

    Seperti yang dilaporkan Defense Express sebelumnya, Dataset War&Sanctions Baru Mengungkapkan Komponen Asing dan Modifikasi Shahed-136 Terbaru.

    Zelensky ke Arab Saudi

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan negaranya “siap untuk perdamaian” setelah Rusia menargetkan infrastruktur energi Ukraina dalam pemboman skala besar semalam, termasuk dengan rudal balistik Iskander.

    Zelensky berkata: “Ukrainalah yang menginginkan perdamaian sejak detik pertama perang ini,” ucapnya, dikutip dari LBC.

    “Tugasnya adalah memaksa Rusia menghentikan perang”.

    Selanjutnya, Zelensky akan bertemu dengan pejabat AS untuk perundingan damai minggu depan.

    Rusia dituduh “berusaha menyerang warga biasa” oleh menteri energi Ukraina, karena sedikitnya 10 orang, termasuk seorang anak, terluka.

    Zelensky menambahkan: “Ukraina masih hidup, masih berjuang dan berkembang berkat kekuatan dan keberanian rakyat kami, yang selalu mendukung mitra kami.

    “Terima kasih, orang Ukraina dan orang Ukraina, setiap kulit dan setiap kulit, bagi mereka yang melindungi dan melindungi negara Anda!”

    Adapun Rusia menyerang Odesa di selatan dan Kharkiv di timur.

    Di Kharkiv, delapan orang terluka dan infrastruktur serta sebuah bangunan tempat tinggal terkena serangan.

    Tujuh orang, termasuk dua gadis berusia tiga dan empat tahun, terluka di Slovyansk akibat ‘bom luncur’ Rusia.

    Sekitar 30 bangunan rusak atau hancur.

    Seorang anak terluka di Kramatorsk, dan dua orang, termasuk seorang anak, terluka di dekat Myrhorod.

    Di Odesa, infrastruktur energi dan bangunan tempat tinggal rusak. Serangan itu berlangsung hampir sepanjang malam, menurut laporan setempat.

    Menteri Energi Ukraina, German Galushchenko, mengunggah status daring: “Infrastruktur energi dan gas di berbagai wilayah Ukraina kembali menjadi sasaran penembakan rudal dan pesawat tak berawak besar-besaran.

    “Rusia berupaya menyakiti warga Ukraina biasa dengan menembaki fasilitas produksi energi dan gas, tanpa mengabaikan tujuannya untuk membuat kita tanpa listrik dan pemanas, serta menyebabkan kerugian terbesar bagi warga biasa.”

    Serangan terbaru ini terjadi beberapa jam setelah Zelensky mengatakan negaranya akan mengadakan pembicaraan dengan AS minggu depan untuk mengakhiri perang melawan Rusia.

    Zelensky mengatakan ia akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi pada hari Senin dan timnya akan tinggal di sana untuk mengadakan pembicaraan dengan pejabat AS.

    “Saya dijadwalkan mengunjungi Arab Saudi untuk bertemu dengan putra mahkota,” kata Zelensky, merujuk pada Mohammed bin Salman, pewaris takhta kerajaan kaya minyak tersebut. “

    Setelah itu, tim saya akan tinggal di Arab Saudi untuk bekerja sama dengan mitra Amerika. Ukraina sangat tertarik pada perdamaian.”

    Ia menambahkan: “Seperti yang kami sampaikan kepada Presiden Trump, Ukraina tengah berupaya dan akan terus berupaya secara konstruktif demi tercapainya perdamaian yang cepat dan dapat diandalkan.”

    Dalam percakapan dengan wartawan pada hari Kamis, Presiden AS, Donald Trump, mengatakan ia yakin pemerintahannya telah membuat “banyak kemajuan” dalam beberapa hari terakhir dengan Ukraina dan Rusia, tetapi tidak menjelaskan secara rinci bagaimana.

    “Saya pikir yang akan terjadi adalah Ukraina ingin membuat kesepakatan, karena menurut saya mereka tidak punya pilihan lain,” kata Trump.

    “Saya juga berpikir bahwa Rusia ingin membuat kesepakatan karena dengan cara tertentu yang berbeda – cara berbeda yang hanya saya yang tahu, hanya saya yang tahu – mereka juga tidak punya pilihan lain.

    SERANGAN RUSIA – Rudal Rusia menghantam sebuah hotel di Kota Kryvyi Rih, Ukraina, pada hari Rabu malam, (5/3/2025). Setidaknya dua orang dilaporkan tewas. (Dinas Darurat Ukraina)

    Utusan khusus Trump, Steve Witkoff, mengonfirmasi, pejabat senior pemerintahan sedang mengatur pembicaraan dengan pejabat tinggi Ukraina di Arab Saudi.

    Witkoff mencatat, Zelensky telah meminta maaf dalam beberapa hari terakhir tentang ledakan di Gedung Putih dan menyatakan rasa terima kasih.

    Dia berhati-hati tentang apakah kesepakatan mineral akan ditandatangani selama pertemuan di Arab Saudi.

    “Kita lihat apakah dia akan menindaklanjutinya,” kata Witkoff.

    Pengumuman itu muncul saat para pemimpin Uni Eropa mengadakan pembicaraan darurat tentang cara untuk segera meningkatkan anggaran militer mereka setelah pemerintahan Trump mengisyaratkan bahwa Eropa harus menjaga keamanannya sendiri dan juga menangguhkan bantuan ke Ukraina.

    Hanya dalam waktu sebulan, Trump telah membatalkan kepastian lama tentang keandalan AS sebagai mitra keamanan, saat ia merangkul Rusia dan menarik dukungan Amerika untuk Ukraina.

    Pada hari Senin, Trump memerintahkan penghentian sementara pasokan militer AS ke Ukraina karena ia berusaha menekan Zelensky untuk terlibat dalam negosiasi guna mengakhiri perang dengan Rusia.

    AS juga menghentikan sementara pembagian informasi intelijen dengan Kyiv.

    Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prancis, Sebastien Lecornu, mengatakan Prancis memberikan intelijen militer kepada Ukraina.

    Intelijen Amerika sangat penting bagi Ukraina untuk melacak pergerakan pasukan Rusia dan memilih target.

    Berbicara kepada radio France Inter pada hari Kamis, Lecornu mengatakan Prancis terus melanjutkan kegiatan berbagi intelijennya.

    “Intelijen kami berdaulat,” kata Lecornu. “Kami memiliki intelijen yang dapat dimanfaatkan Ukraina.”

    Lecornu menambahkan, menyusul keputusan AS untuk menangguhkan semua bantuan militer ke Ukraina, Presiden Prancis Emmanuel Macron memintanya untuk “mempercepat berbagai paket bantuan Prancis” guna menebus kurangnya bantuan Amerika.

    Lecornu mengatakan, menyusul keputusan AS tersebut, pengiriman bantuan untuk Ukraina yang berangkat dari Polandia telah ditangguhkan, namun, ia menambahkan, “Ukraina, sayangnya, telah belajar untuk berperang dalam perang ini selama tiga tahun dan tahu bagaimana cara menimbunnya”.

    Di Ukraina, rudal balistik Rusia menewaskan empat orang yang menginap di sebuah hotel di kota asal Presiden Zelensky pada malam hari.

    Zelensky, yang menghadiri pertemuan puncak Uni Eropa tentang pertahanan di Brussels, mengatakan relawan organisasi kemanusiaan telah pindah ke hotel di Kryvyi Rih, di Ukraina tengah, tepat sebelum serangan, termasuk warga negara Ukraina, Amerika, dan Inggris. Ia tidak mengatakan apakah orang-orang itu termasuk di antara 31 orang yang terluka.

    Rusia menembakkan 112 pesawat tanpa awak Shahed dan pesawat pengecoh, serta dua rudal balistik Iskander, ke Ukraina semalam, kata angkatan udara Ukraina.

    Kemudian pada hari Kamis, Kementerian Luar Negeri Rusia menolak proposal perdamaian dari Prancis dan Inggris, menggambarkannya sebagai upaya sekutu Eropa Kyiv untuk menawarkan keringanan kepada tentara Ukraina yang sedang berjuang.

    Juru bicara kementerian, Maria Zakharova, mengatakan usulan penghentian serangan udara dan laut merupakan upaya untuk “memberikan jeda bagi rezim Kyiv yang menderita, angkatan bersenjata Ukraina, dan mencegah keruntuhan garis depan”.

    Ia mengatakan Ukraina akan menggunakan jeda apa pun dalam pertempuran untuk memperkuat militernya, yang akan menyebabkan konflik berkepanjangan.

    Dan menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengkritik keras klaim Macron, Rusia mengancam Eropa.

    “Ini merupakan ancaman bagi Rusia,” kata Lavrov dalam sebuah pengarahan di Moskow, seraya mencatat rencana Macron untuk mengadakan pertemuan para perwira militer tinggi Eropa guna membahas rencana agresif yang diduga dilakukan Moskow.

    Lavrov menepis tuduhan bahwa Rusia tengah menyusun rencana untuk menyerang negara-negara Eropa sebagai “tuduhan bodoh” dan “omong kosong”.

    “Bagi orang yang waras atau tidak, sangat jelas bahwa Rusia tidak membutuhkan ini,” katanya.

    (Tribunnews.com/ Chrysnha)

  • Negara NATO Uring-uringan, Sebut Bantuan ke Ukraina Bisa Rusak Eropa

    Negara NATO Uring-uringan, Sebut Bantuan ke Ukraina Bisa Rusak Eropa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dinamika terus membayangi negara-negara anggota aliansi NATO terkait bantuan kepada Ukraina untuk melawan Rusia. Terbaru, manuver ini menjadi kekhawatiran salah satu anggota aliansi itu di Eropa, Hungaria.

    Perdana Menteri (PM) Hungaria Viktor Orbán mengatakan bahwa rencana sekutu NATO, yang sebagian besar juga merupakan bagian dari Uni Eropa (UE), untuk membiayai militer Ukraina adalah jalan buntu. Menurutnya, dengan bantuan persenjataan dari Amerika Serikat (AS) yang telah dihentikan, UE tak akan mampu membiayai Kyiv hingga menang.

    Ia juga mengkritik manuver UE yang berencana menaikan angka pengeluaran pertahanan dalam menjamin sendiri keamanan di wilayah itu. Diketahui, Orbán telah menolak usulan ini.

    “Cara UE mendukung Ukraina sekarang, sementara juga meningkatkan anggaran pertahanan Eropa sendiri, akan menghancurkan Eropa,” ungkapnya, dilansir Reuters.

    “Jika sekarang AS berhenti (membiayai perang), mengapa 26 negara anggota lainnya masih terus merasa memiliki kesempatan untuk mengakhiri perang ini?. Hari ini tampaknya saya telah memveto. Namun dalam beberapa minggu mereka akan kembali dan ternyata tidak ada uang untuk tujuan ini.”

    Hungaria sendiri merupakan kritikus keras reaksi NATO untuk membantu Ukraina. Orbán dan Perdana Menteri Slovakia. Robert Fico, telah lama secara terbuka mengkritik bantuan militer UE ke Ukraina dan sanksinya terhadap Rusia.

    Mereka juga mendukung manuver Presiden AS Donald Trump yang menegaskan bahwa penyelesaian damai adalah satu-satunya jalan yang layak untuk mengakhiri perang. Dua pemimpin Slovakia dan Hungaria ini juga telah lama dituduh menjalankan kebijakan yang bersahabat dengan Moskow meskipun negara mereka merupakan anggota UE dan NATO.

    UE Genjot Beli Senjata

    Sementara itu, para petinggi negara UE berkumpul di Brussels, Kamis kemarin. Mereka menancapkan komitmen untuk mendukung kenaikan belanja pertahanan serta tetap mendukung Ukraina di tengah dunia yang berubah karena pembalikan kebijakan AS oleh Donald Trump.

    “Hari ini kami telah menunjukkan bahwa UE bangkit menghadapi tantangan, membangun pertahanan Eropa dan berdiri bahu-membahu dengan Ukraina,” kata ketua pertemuan Antonio Costa kepada wartawan.

    Para pemimpin UE memuji usulan Komisi Eropa minggu ini untuk memberi mereka fleksibilitas fiskal dalam pengeluaran pertahanan, terutama terkait plafon pinjaman hingga 150 miliar euro (Rp 2.593 triliun) guna dipinjamkan kepada pemerintah negara anggota UE untuk dibelanjakan demi militer mereka.

    Dalam pernyataan bersama yang disetujui oleh semua 27 negara anggota, para pemimpin UE meminta para menteri mereka untuk segera memeriksa usulan ini secara terperinci.

    “Eropa harus menghadapi tantangan ini, perlombaan senjata ini. Dan harus memenangkannya,” kata Perdana Menteri Polandia Donald Tusk pada pertemuan puncak pertahanan khusus di Brussels.

    “Eropa secara keseluruhan benar-benar mampu memenangkan konfrontasi militer, keuangan, ekonomi dengan Rusia – kami lebih kuat,” tambahnya.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang pada hari Rabu telah mengatakan kepada para pemilih Prancis bahwa Rusia merupakan ancaman bagi Prancis dan Eropa, mengatakan semua ini hanyalah langkah pertama.

    “Apapun yang terjadi di Ukraina, kita perlu membangun kapasitas pertahanan otonom di Eropa,” ungkapnya.

    (luc/luc)