Tag: Emmanuel Macron

  • Prabowo dan Macron Resmikan Kemitraan Budaya Prancis-Indonesia, Sektor Apa Saja?

    Prabowo dan Macron Resmikan Kemitraan Budaya Prancis-Indonesia, Sektor Apa Saja?

    Bisnis.com, MAGELANG – Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron resmi meluncurkan Kemitraan Strategis di Bidang Kebudayaan antara Prancis dan Indonesia yang berfokus pada dua pilar utama yaitu pelestarian warisan dunia dan museum, serta pengembangan industri kreatif.

    Macron menjabarkan untuk pilar pertama yaitu warisan dunia dan museum kerjasama teknis dan ilmiah untuk menjaga situs-situs warisan budaya Indonesia.

    Lebih lanjut ia menyebutkan, kolaborasi institusional dari lembaga Indonesian Heritage Agency akan bekerja sama dengan Centre des Monuments Nationaux (CMN) Prancis. 

    Dia mengatakan bahwa sejumlah kurator serta konservator muda Indonesia dijadwalkan magang di Paris, sementara tim CMN akan melakukan kajian terpadu di beberapa situs prioritas Tanah Air.

    “Ini dilakukan agar kita saling belajar satu sama lain akan ada kajian yang dilaksanakan di sejumlah situs warisan dunia yang dianggap prioritas dan kita akan mendampingi untuk tindakan nyata sesuai dengan prioritas yang disampaikan dari mitra Indonesia,” ucapnya saat memberikan keterangan pers bersama Presiden Prabowo Subianto, Kamis (29/5/2025).

    Macron melanjutkan bahwa untuk payung riset dan pendidikan École Française d’Extrême-Orient (EFEO) menandatangani nota kesepahaman baru yang mencakup penelitian arkeologi bersama dan program sekolah musim panas.

    Nantinya akan ada program pameran bersama Grand Palais Immersif—bekerja sama dengan Musée Guimet—menyiapkan rangkaian pameran tematik tentang peradaban Nusantara yang juga menggandeng seniman kontemporer Indonesia.

    “Prancis gembira dapat berbagi keahlian restorasi. Ini adalah pendampingan nyata sesuai prioritas mitra Indonesia,” ujar Macron.

    Selanjutnya, Macron menyebut bahwa untuk pilar kedua yaitu industri kebudayaan dan kreatif. Dia menilai demi menjawab dinamika ekonomi kreatif, kedua negara sepakat memperkuat ekosistem film, mode, gim, desain, hingga gastronomi.

    Untuk sektor film, kata Macron Centre National du Cinéma (CNC) dan sekolah film La Fémis akan membuka skema pelatihan, distribusi, serta co-production fund bersama, agar sineas muda tidak lagi terpaku pada “model studio raksasa” saja.

    Kemudian untuk mode dan wastra, dia melanjutkan bahwa inkubator pintu dan Paris Fashion Week merancang residensi desainer serta showcase busana Indonesia di Prancis.

    Tak hanya itu, dia melanjutkan bahwa nantinya aka nada studio gim independen, arsitek urban, dan chef muda diundang bergabung ke platform pendanaan bersama, lengkap dengan skema pertukaran ahli.

    Macron menegaskan bahwa kemitraan ini menyasar pemberdayaan generasi muda demi menciptakan lapangan kerja untuk memandirkan kaum muda inventif, baik di Prancis maupun di Indonesia.

    “Ini kemitraan yang saling menguntungkan, menghormati identitas. Museum, sekolah, dan industri kreatif harus menjadi sarana hidup berbagi keahlian. Di hadapan Borobudur, kita luncurkan masa depan bersama,” pungkas Macron.

  • Senyum, Kagum dan Momen Kecil Macron di Candi Agung Borobudur

    Senyum, Kagum dan Momen Kecil Macron di Candi Agung Borobudur

    Bisnis.com, MAGELANG —Di pelataran Candi Borobudur yang megah dan bersejarah, terselip sebuah momen kecil yang tak tertulis dalam naskah protokol kenegaraan. 

    Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron melanjutkan rangkaian kunjungan kenegaraan mereka ke cagar budaya dunia itu selepas melakukan peninjauan di Akademi Militer (Akmil), Kamis (29/5/2025) sore.

    Tepat pukul 15.24 WIB, langkah kedua kepala negara menapaki panggung di halaman pelataran candi terbesar di dunia itu, diiringi langit cerah dan semilir angin pegunungan untuk memberikan pernyataan pers bersama.

    Di balik kemegahan batu-batu candi yang menyimpan sejarah lebih dari seribu tahun, sebuah kejadian kecil menyulam warna kehangatan dalam suasana resmi sore itu.

    Awalnya, suasana masih berjalan sebagaimana lazimnya kunjungan kenegaraan. Para wartawan berdiri di sisi area yang telah ditentukan, menjaga jarak sembari tetap berharap bisa mendapatkan momen visual yang lebih dekat.

    Lalu, Didit Hediprasetyo anak Presiden Prabowo yang turut hadir saat itu dipanggil oleh beberapa wartawan untuk menyampaikan pesan sederhana yaitu mengajak dua presiden mendekat ke sisi media.

    Didit pun menyampaikan dengan sopan, dan ajakan pun disambut. Prabowo dan Macron melangkah perlahan ke arah para wartawan, tersenyum ramah. Suasana yang sebelumnya formal mendadak mencair ketika salah satu jurnalis menyodorkan sebuah kotak kecil kepada Presiden Macron.

    “Pak, ini untukmu,” ujar wartawan itu.

    Macron menghentikan langkahnya. Dia menerima bingkisan tersebut, menatapnya sekilas, lalu tersenyum tulus.

    “Oh, terima kasih,” jawabnya.

    kemudian, wartawan itu menambahkan, “Ya, ini lego. Ini kamu dan istrimu.”

    Presiden Prancis itu pun tertawa ringan, memperhatikan detail pada figur kecil dalam kotak. Figur lego itu menggambarkan dirinya dan sang istri, Brigitte Macron, dalam versi miniatur yang jenaka namun penuh niat.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron./Akbar Evandio

    Seketika suasana menjadi jauh lebih hangat. Para staf yang mendampingi ikut tersenyum, sebagian terkejut dengan spontanitas itu, sebagian lainnya justru langsung mengangkat kamera ponsel mereka.

    Dalam hitungan detik, momen itu berubah menjadi ajang swafoto. Presiden Prabowo dan Presiden Macron berdiri berdampingan, tersenyum, dikelilingi oleh para wartawan, staf, dan pengawal yang ikut larut dalam suasana keakraban.

    Momen seperti ini, walau tak masuk dalam daftar agenda resmi kenegaraan, justru menjadi salah satu potret paling membekas dalam diplomasi antarbangsa. Ada dimensi kemanusiaan yang tak bisa dikonsep atau direkayasa. Lego—figur kecil dari plastik—mewakili niat sederhana untuk membangun kedekatan, melintasi bahasa, jabatan, dan protokol.

    Dalam sejarahnya, Borobudur menjadi tempat kontemplasi dan perenungan. Namun hari itu, di pelataran candi yang berdiri sejak abad ke-8, ada peristiwa yang tak kalah berarti diplomasi yang tidak hanya dijalankan lewat pernyataan pers dan kerja sama militer, tetapi juga lewat senyum, tawa, dan sebuah hadiah kecil dari rakyat kepada pemimpin dunia.

    Setelah momen tersebut, kedua presiden kembali melanjutkan kunjungan, tetapi sorot mata para wartawan dan pengunjung tak bisa lepas dari peristiwa kecil yang baru saja terjadi.

    Kesan Macron soal Borobudur

    Macron menyampaikan penghormatan dan kekagumannya terhadap Candi Borobudur dalam kunjungannya ke situs warisan dunia tersebut, Kamis (29/5/2025).

    Dia menyebut Borobudur bukan hanya sebagai monumen sejarah, tetapi juga sebagai adikarya spiritual dan simbol toleransi yang menggambarkan keunggulan budaya Indonesia di mata dunia.

    “Candi Borobudur juga dipakai sebagai tempat ibadah, dan merupakan adikarya spiritual arsitektur yang menjadi bukti keunggulan Indonesia. Dibangun pada abad ke-8 dan 9, candi ini terus menjadi inspirasi besar di Asia Tenggara,” ujar Macron saat memberikan keterangan pers bersama Presiden Prabowo Subianto, Kamis (29/5/2025).

    Menurutnya, Borobudur adalah contoh nyata dari pengaruh budaya Indonesia yang telah diakui dunia. Dia menekankan bahwa fungsi candi sebagai tempat ibadah menunjukkan pesan universal tentang toleransi dan rasa hormat yang diusung oleh bangsa Indonesia.

    “Ini adalah kesaksian atas kelebihan dari multilateralisme dan semangat kemitraan. Kolaborasi antara pemerintah Indonesia dan UNESCO selama beberapa dekade telah berhasil melestarikan candi ini dan mendaftarkannya sebagai warisan budaya dunia,” tambahnya.

    Dalam kunjungan bersejarah ini, Macron juga menegaskan pentingnya kerja sama budaya antara Prancis dan Indonesia.

    Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron./Akbar Evandio

    Dia pun mengumumkan peluncuran kemitraan strategis di bidang budaya antara kedua negara, yang ditandai dengan penandatanganan sejumlah perjanjian oleh para menteri dan pelaku budaya dari kedua pihak.

    “Candi ini adalah lambang keunggulan manusia dan sumber inspirasi bagi seluruh dunia. Inilah yang menyatukan kita — hubungan antara budaya, kreasi, dan nilai-nilai pemersatu. Hari ini, kita melewati tahap penting dalam hubungan bilateral,” pungkas Macron.

    Penjelasan Prabowo 

    Sementara itu, Presiden Prabowo saat menyambut Macron menekankan pentingnya nilai kemanusiaan, toleransi, dan kerja sama antarbangsa yang menjadi fondasi hubungan antara Indonesia dan Prancis.

    “Selamat datang di Candi Borobudur. Ini adalah suatu kehormatan besar bagi kami menerima kunjungan Yang Mulia di situs bersejarah ini, yang merupakan mahakarya peradaban dan telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia,” ujarnya.

    Prabowo menyampaikan bahwa kunjungan kenegaraan ini tidak hanya penting secara diplomatik, tetapi juga bermakna secara budaya dan spiritual. 

    Dia menegaskan bahwa Indonesia, sebagai negara dengan Pancasila sebagai dasar negara, menjunjung tinggi nilai toleransi, menghormati semua agama, kepercayaan, dan kelompok etnis.

    “Merupakan kehormatan bagi saya sebagai Presiden Republik Indonesia untuk hari ini menemani sahabat saya, Presiden Republik Prancis,” ucapnya.

    Presiden Ke-8 RI itu juga menyebut Indonesia dan Prancis sebagai dua bangsa besar yang memiliki sejarah panjang, budaya yang kuat, serta nilai-nilai kemanusiaan yang sejalan, seperti toleransi dan penghormatan terhadap keberagaman. 

    Dia meyakini bahwa hanya melalui kolaborasi dan persahabatan, dunia dapat menciptakan kehidupan yang lebih damai dan harmonis.

    “Kami percaya hanya dengan persahabatan, kekeluargaan, dan kolaborasi, kita semua bisa mendapat kehidupan yang lebih baik,” ujar Prabowo.

    Mengakhiri sambutannya, Prabowo menyampaikan harapannya agar kunjungan ini menjadi awal dari kerja sama yang lebih luas, tidak hanya antar pemerintah, tetapi juga di bidang seni, budaya, dan industri kreatif.

    “Saya percaya dan optimistis bahwa kemitraan kita akan berlanjut dan menjadi jembatan bagi budayawan, seniman, pelaku industri kreatif, dan semua tokoh-tokoh masyarakat kedua negara,” pungkas Prabowo.

  • Fadli Zon Ungkap Cerita Macron Coba Sentuh Stupa di Borobudur

    Fadli Zon Ungkap Cerita Macron Coba Sentuh Stupa di Borobudur

    Bisnis.com, MUNGKID – Presiden Prancis Emmanuel Macron mengaku sangat terkesan usai mengunjungi Candi Borobudur, Kamis (29/5/2025), dalam rangkaian kunjungan kenegaraannya ke Indonesia.

    Hal ini disampaikan oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang turut mendampingi selama kunjungan Macron dan Presiden Prabowo Subianto di Candi Borobudur.

    Dia menyebut Macron menikmati setiap momen dan bahkan menyebut kunjungannya terasa terlalu singkat.

    “Ya tadi saya ikut menemani Presiden Macron dan Madam Macron bersama Presiden Prabowo.  Beliau sangat impressed sekali dengan Candi Borobudur,” ucapnya kepada wartawan

    Dalam kunjungannya, kata Fadli, Macron menyempatkan diri berbincang dengan para biksu dan bhante yang berada di area puncak candi.

    Dia juga mengamati relief-relief dan mencoba menyentuh patung Buddha yang berada di dalam salah satu stupa. “Beliau benar-benar menikmati, sampai ke stupa paling atas bersama Presiden Prabowo. Bahkan mencoba menggapai patung Buddha, dan kena,” tutur Fadli sambil tersenyum.

    Kegiatan berkeliling candi berlangsung cukup lama karena kedua kepala negara menikmati keindahan dan keagungan situs warisan dunia UNESCO itu. Menurut Fadli, kunjungan Macron bukan hanya bentuk penghormatan, tetapi juga menunjukkan ketertarikan mendalam terhadap kekayaan budaya Indonesia.

    Ketika ditanya apakah Presiden Macron ingin mengunjungi situs budaya lain di Indonesia, Fadli menyebutkan bahwa Presiden Prancis itu sangat mengapresiasi kekayaan warisan budaya Indonesia secara keseluruhan. Namun, keterbatasan waktu menjadi kendala untuk mengeksplorasi lebih banyak lokasi.

    Fadli meyakini kunjungan ini menjadi simbol penting dari eratnya kerja sama budaya antara Indonesia dan Prancis, sekaligus menjadi momen promosi budaya Indonesia di tingkat global.

    “Ya beliau sebenarnya sangat impressed dengan banyak dari kekayaan budaya kita dan mungkin di lain waktu ya [mengunjungi situs lainnya],” pungkas Fadli.

  • Momen Macron Makan Bareng Taruna Akmil, Dimulai Saat Prabowo Pukul Lonceng

    Momen Macron Makan Bareng Taruna Akmil, Dimulai Saat Prabowo Pukul Lonceng

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto mengajak Presiden Prancis Emmanuel Macron makan siang bersama dengan para taruna di Akademi Militer (Akmil) Magelang. Makan siang itu dimulai saat Prabowo mengeluarkan aba-aba dengan memukul lonceng.

    Dilihat di YouTube Sekretariat Presiden Kamis (29/5/2025), jamuan makan siang itu digelar usai upacara penyambutan Macron di Lapangan Pancasila Akmil. Prabowo dan Macron terlebih dahulu ke kelas bahasa Prancis baru kemudian melanjutkan agenda makan siang bersama di Ruang Makan Husein.

    Kedua kepala negara tiba di ruang makan disambut hangat oleh seluruh kadet yang telah menanti dengan penuh antusias. Laporan resmi dari Komandan Resimen Korps Taruna membuka acara, sebelum tradisi militer yang kental dimulai.

    Prabowo kemudian memukul lonceng sebagai tanda dimulainya jamuan makan siang. Suara denting lonceng yang bergema di ruang makan bersejarah itu menjadi penanda dimulainya sebuah momen penting yang bukan sekadar menikmati hidangan, tetapi juga membangun rasa kebersamaan dan semangat persaudaraan antarbangsa.

    Doa makan siang pun dipanjatkan bersama, menciptakan suasana khidmat di tengah suasana hangat penuh kekeluargaan. Macron juga tampak menikmati kebersamaan ini, di mana para taruna dan taruni duduk sejajar menikmati hidangan.

    Usai seluruh hidangan disantap, Prabowo kembali memukul lonceng, kali ini sebagai tanda berakhirnya makan siang bersama. Doa penutup dipanjatkan, menutup kegiatan dengan nuansa syukur dan penghormatan.

    Momen Prabowo dan Macron makan bareng taruna di Akmil Magelang (dok. Muchlis Jr – Biro Pers Sekretariat Presiden)

    “Saya khususnya sebagai taruna akademi militer senang sekali bisa dikunjungi oleh Presiden negara lain. Karena suatu kebanggaan bagi saya khususnya taruna akademi militer dan rekan-rekan saya sekalian Presiden lain dapat berkunjung ke akademi militer,” kata Gardan seorang Taruna Akmil dikutip Biro Sekretariat Presiden.

    Senada, Laksita, seorang Taruni Akmil juga mengungkapkan rasa bangganya bisa menghadiri jamuan santap siang bersama Prabowo dan Macron. Ia berharap, kunjungan ini dapat meningkatkan kerja sama antara dua negara.

    (eva/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Polisi: Kemacetan Jakarta pada Rabu (28/5) Bukan Gara-gara Presiden Perancis

    Polisi: Kemacetan Jakarta pada Rabu (28/5) Bukan Gara-gara Presiden Perancis

    Bisnis.com, Jakarta — Polda Metro Jaya membantah kemacetan parah yang terjadi pada Rabu (28/5/2025) disebabkan oleh rombongan dari Presiden Perancis Emmanuel Macron ke Jakarta.

    Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Komarudin mengatakan bahwa Kepolisian sudah mengatur strategi agar tidak terjadi macet panjang di sepanjang perjalanan Presiden Preancis Emmanuel Macron di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

    Strategi itu punm menurut Komarudin, juga diterapkan ketika kepala negara lainnya datang ke Indonesia.

    “Kalau dikatakan bahwa kemarin terjadi kepadatan dan kemacetan karena ada perjalanan dari Kepresidenan, ini mungkin kami pastikan bukan demikian adanya ya,” tuturnya di Jakarta, Kamis (29/5).

    Dia menjelaskan kemacetan yang terjadi beberapa hari lalu dan sempat viral di media sosial bukan karena iring-iringan Presiden Prancis Emmanuel Macron, tetapi karena ada sumbatan di beberapa titik sehingga terjadi kepadatan.

    “Kemarin yang kami simpulkan bahwa ada memang sumbatan di beberapa titik yang pada saat waktu kejadian itu, kepadatan volume kendaraan memang lagi meningkat sangat-sangat signifikan,” katanya.

    Bahkan, kata Komarudin, Presiden Prancis Emmanuel Macron yang seharusnya bisa diberikan prioritas jalan secara penuh, tapi tidak bisa dilakukan.

    Pasalnya, volume kendaraan pada saat itu sedang tinggi dan tidak bisa diantisipasi secara maksimal.

    “Presiden Perancis sendiri atau Kepala Negara lainnya yang datang kemarin yang seharusnya mendapatkan prioritas penuh justru malah ini tidak bisa dilakukan karena memang volume saat itu memang sangat luar biasa,” ujarnya.

  • Gibran Pilih ke IKN saat Prabowo Temani Macron di Borobudur

    Gibran Pilih ke IKN saat Prabowo Temani Macron di Borobudur

    Bisnis.com, Jakarta — Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka menggelar aksi menanam pohon di hari kedua kunjungan kerja ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur pada Selasa (29/5/2025). 

    Kehadiran Gibran di IKN berlangsung bersamaan dengan kunjungan Presiden Prabowo Subianto untuk menemani Presiden Perancis Emmanuel Macron ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. 

    Gibran didampingi oleh Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono penanaman pohon ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah untuk membangun IKN sebagai kota yang tidak hanya modern, tetapi juga berakar kuat pada nilai-nilai keberlanjutan.

    Pohon yang ditanam Gibran adalah Pohon Ulin yang merupakan tanaman endemik asli Kalimantan dan dikenal sebagai pohon kayu besi.

    Alasan Gibran memilih Pohon Ulin lantaran bisa merepresentasikan ketangguhan dan keteguhan dalam menghadapi tantangan. Selain itu, pohon tumbuh lambat ini punya umur yang sangat panjang, mencerminkan filosofi pembangunan jangka panjang yang kokoh dan penuh kesabaran.

    Pada kesempatan yang sama, Kepala OIKN Basuki Hadimuljono juga turut menanam pohon kapur di lokasi yang berdekatan.

    Mantan Menteri PUPR itu mengatakan pohon kapur dikenal dengan aroma khas dan kemampuannya menyerap polusi.

    “Ini melambangkan dari kejernihan dan penyaring kehidupan, simbol akan IKN yang bersih, sehat, dan ramah lingkungan,” tutur Basuki dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (29/5).

    Setelah melakukan penanaman pohon dan sebelum kembali ke Jakarta, Gibran juga menyempatkan diri meninjau Kantor OIKN yang berada tepat di depan Tugu Titik Nol.

    Turut hadir pada penanaman ini, Pangdam IV Mulawarman Rudy Rachmat Nugraha, Kapolda Kalimantan Timur Endar Priantoro, Deputi Lingkungan Hidup OIKN Myrna Safitri, dan Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan SDA Pungki Widiaryanto.

  • Pengusaha RI Perkuat Kemitraan Bisnis Keluarga dengan Prancis

    Pengusaha RI Perkuat Kemitraan Bisnis Keluarga dengan Prancis

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) kembali memperkuat kerja sama antara perusahaan atau bisnis keluarga Indonesia dan Prancis untuk membuka peluang kolaborasi usaha di berbagai bidang. 

    Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Apindo dengan Mouvement des Entreprises de France (MEDEF). 

    Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani mengatakan kesepakatan ini membuka peluang nyata untuk kolaborasi bisnis, investasi lintas negara, serta pertukaran tata kelola antar generasi. 

    “Bisnis keluarga mewakili lebih dari 70% sektor swasta di Indonesia dan Prancis dengan total aset mencapai lebih dari US$1,2 triliun,” kata Shinta dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (29/5/2025). 

    Kesepakatan tersebut juga bertujuan membuka kemitraan jangka panjang lintas sektor, termasuk pada perhotelan, manufaktur, agribisnis, properti, industri kreatif, serta pengembangan family office. 

    Tak hanya itu, MoU ini juga diharapkan memperkuat hubungan historis dunia usaha kedua negara dan mencerminkan visi bersama untuk memberdayakan bisnis keluarga sebagai pilar pertumbuhan ekonomi dan warisan lintas generasi.

    “Kesepakatan ini membuka peluang nyata untuk kolaborasi bisnis, investasi lintas negara, serta pertukaran praktik tata kelola antargenerasi,” ujarnya.

    Secara terperinci, lewat MoU ini, Apindo bersama Medef sepakat untuk mendirikan Jaringan Bisnis Keluarga Indonesia–Prancis, dimulai dengan klaster sektor seperti perhotelan, real estat, agri-food, fesyen, dan manufaktur. 

    Kesepakatan Apindo dan Medef juga diharapkan mendorong pertukaran pengetahuan terkait perencanaan suksesi, tata kelola warisan keluarga, dan kepemimpinan generasi penerus.

    Kemudian, mengangkat family office sebagai pilar penting dalam menjaga keberlanjutan finansial, filantropi lintas negara, dan investasi jangka panjang. Kesepakatan kedua pihak juga akan mengakomodasi penyelenggaraan Forum Bisnis Keluarga Indonesia–Prancis setiap tahun secara bergiliran di kedua negara.

    “Kolaborasi ini menjadi katalis penting untuk meningkatkan hubungan bisnis Prancis–Indonesia, tidak hanya melalui perusahaan besar, tetapi juga melalui warisan keluarga yang membentuk identitas ekonomi,” ujar Francois Corbin, Vice Chairman dari Medef International. 

    Di samping itu, nota kesepahaman ini selaras dengan perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani antara Medef dan Kadin Indonesia pada 18 Februari 2025, dan dimaksudkan untuk makin memperkuat hubungan bilateral, khususnya di bidang bisnis keluarga dan kolaborasi family office.

    Sebagai bagian dari kunjungan kenegaraan Presiden Emmanuel Macron, Forum Bisnis Indonesia–Prancis resmi diselenggarakan pada Rabu, 28 Mei 2025. Forum Bisnis ini merupakan hasil kesepakatan dari kunjungan kerja Menko Perekonomian RI ke Paris pada Maret 2025 lalu, dalam rangka mempererat kemitraan ekonomi kedua negara. 

    Forum Bisnis ini juga menjadi panggung strategis untuk memperluas peluang investasi dan kolaborasi bisnis antara pelaku usaha Indonesia dan Prancis, khususnya di sektor-sektor unggulan, serta menghadirkan sesi business matching guna memperkuat kemitraan konkret bagi kedua negara.

  • HNW Dukung Pernyataan Prabowo-Macron Bebaskan Palestina dari Penjajahan

    HNW Dukung Pernyataan Prabowo-Macron Bebaskan Palestina dari Penjajahan

    Jakarta

    Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mendukung pernyataan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk menghadirkan negara Palestina merdeka dari penjajahan, yang berdaulat penuh atas rakyat dan tanah airnya. HNW pun berharap Prabowo dapat mengajak lebih banyak negara lagi agar mengakui Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat.

    “Pernyataan bersama Presiden Prabowo dan Macron itu wajar didukung, karena selain sesuai dengan amanat pembukaan UUD NRI 1945 yang menjadi pegangan sikap resmi Indonesia sejak Presiden pertama RI; Bung Karno, juga bertemu dengan momentum makin banyaknya negara yang menolak genosida Israel atas Gaza dan malah mengakui Palestina sebagai negara Merdeka, seperti Spanyol, Norwegia, Irlandia, Kolombia, Venezuela, Kuba, Chile, Bolivia, dan belakangan bahkan Perancis berinisiatif bersama Inggris dan Kanada akan mengumumkan pengakuan Palestina sebagai negara merdeka,” ujar HNW dalam keterangannya, Kamis (29/5/2025).

    HNW menambahkan, Macron akan membuat komunike bersama Arab Saudi pada bulan Juni yang akan datang untuk mengakui Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat.

    “Semoga dengan konsistensi itu, 146 negara anggota PBB yang sudah mengakui Palestina sebagai negara merdeka, akan makin solid dan memudahkan mayoritas mutlak negara-negara anggota PBB mengakui Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat sebagai anggota penuh PBB, seperti negara-negara anggota PBB lainnya,” katanya.

    Meski demikian, HNW juga mengkritisi terkait pernyataan Prabowo yang akan mengakui dan membuka hubungan diplomatik dengan Israel jika mengakui Palestina sebagai negara merdeka.

    HNW memahami pernyataan itu sebagai bentuk implementasi dari solusi yang ditawarkan untuk akhiri masalah Israel – Palestina dengan menghadirkan “two state solution’ atau solusi dua negara. Adapun hal tersebut merupakan suatu jenis solusi yang bahkan sejak diusulkan jadi prakarsa negara-negara Arab, selalu ditolak oleh Israel.

    Untuk itu, HNW mengingatkan akan lebih solutif dan sesuai dengan Konstitusi apabila Prabowo lebih fokus mengedepankan perjuangkan kemerdekaan Palestina yang diakui oleh mayoritas mutlak negara-negara dunia atau anggota PBB.

    Dengan begitu, pernyataan untuk membuka hubungan diplomatik tidak buru-buru disampaikan, sampai Palestina merdeka dan berdaulat penuh sesuai keputusan OKI dan Liga Arab.

    “Solusi dua negara ini memang bukan suatu hal yang baru. Sejak tahun 2002 sudah dimunculkan, tetapi sejak saat itu sampai sekarang Israel selalu menolak ‘two state solution’ itu. Konsensus KTT Liga Arab di Kairo pada akhir Maret, yang disetujui penuh oleh KTT Menlu OKI di Jeddah, selain menolak genosida yang dilakukan Israel atas Gaza juga menolak proposal Trump untuk relokasi warga Gaza. Mereka juga mendukung Palestina merdeka dengan ibukota Yerusalem Timur, sebagaimana keputusan KTT Luar biasa OKI di Istanbul yang dihadiri Presiden Jokowi, sekalipun hal itu ditolak oleh Israel apalagi dengan batas teritorial negara Palestina adalah kawasan sebelum pendudukan Israel tahun 1967,” jelasnya.

    HNW mengatakan kondisi belakangan ini, Israel melalui Perdana Menteri Netanyahu semakin memperluas penjajahan dan pendudukan bukan hanya di Gaza, tetapi juga di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Israel dan warganya pun semakin sering menyerbu dan beribadat di kawasan Masjid Al Aqsa.

    Tak hanya itu, lanjut HNW, mereka juga berencana ingin mengubah Masjid Al Aqsa menjadi Solomon Temple. Padahal UNESCO sejak 2016 sudah memutuskan mengakui Masjid Al Aqsa sebagai warisan budaya milik umat Islam.

    HNW menjelaskan publik tentu tidak menginginkan Prabowo terkena tipu muslihat Israel yang dikenal sebagai pihak yang tidak menghormati norma dan keputusan lembaga internasional seperti Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) dan Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC).

    Bahkan, kata HNW, banyak Resolusi PBB yang tidak dipatuhi Israel. Israel juga sangat dikenal sebagai pihak yang mudah mengingkari kesepakatan termasuk kesepakatan gencatan senjata terakhir dengan HAMAS.

    “Publik tentu tidak ingin Presiden Prabowo jadi korban Israel; Misalnya hari ini Israel menyatakan dukungan kepada Palestina sebagai negara merdeka, dan kemudian Presiden Prabowo menyatakan mengakui Israel dan membuka hubungan diplomatik, tapi besoknya lagi Israel mengulangi laku tidak komitmennya dengan kembali menyerang dan menjajah Israel. Beberapa negara Arab sudah melakukan normalisasi dengan dalih untuk mewujudkan Palestina merdeka, tapi hasilnya alih-alih Palestina makin mendekati merdeka dengan ‘two state solution’, malah Israel makin merasa mendapat legitimasi untuk memperluas kekuasaannya dan penjajahannya atas Palestina,” jelasnya.

    HNW mengatakan pernyataan Prabowo terkait syarat ‘pengakuan terhadap Israel apabila Palestina merdeka’, bukan dalam arti Palestina hanya asal menjadi negara merdeka atau hanya menjadi negara boneka Israel. Sebab, Israel melucuti persenjataan Palestina, juga tidak memberikan kedaulatan politik maupun ekonomi.

    Selain itu, HNW menilai Palestina bukan merdeka apabila kawasan teritorinya seperti Gaza dihancurkan dan warganya direlokasi keluar Palestina. Kemudian, Yerusalem Timur dikuasai Israel dan masjid Al Aqsa dihancurkan dan digantikan dengan Solomon Temple.

    “Melainkan yang diharapkan Presiden Prabowo tentunya adalah negara Palestina yang benar-benar merdeka dan berdaulat penuh sebagaimana cita-cita perjuangan Bangsa Palestina yang disetujui oleh Liga Arab maupun OKI, layaknya negara merdeka anggota penuh PBB lainnya. Dan mestinya wacana ‘two state solution’ juga tetap memberlakukan keputusan lembaga-lembaga internasional yang sudah didukung secara resmi oleh Indonesia, seperti keputusan-keputusan OKI, advisory opinion ICJ agar Israel meninggalkan wilayah pendudukan ilegal yang menjadi resolusi Majelis Umum PBB, dan perintah ICC untuk menangkap PM Israel Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Gallant atas genosida dan kejahatan kemanusiaan serta kejahatan perang yang mereka lakukan di Gaza, Palestina,” jelasnya.

    HNW mengatakan apabila syarat utama tersebut dapat terealisasi, kemudian Palestina sudah tidak dijajah Israel, barulah ada kewajaran untuk mendiskusikan opsi mengakui Israel sebagai negara dan membuat hubungan diplomatik sesuai Pembukaan UUD NRI 1945 alinea pertama dan keempat.

    Itu hal mendasar yang tentu menjadi komitmen Presiden Prabowo melanjutkan komitmen Presiden-Presiden RI sebelumnya, dan hanya dengan begitulah hutang Indonesia berupa kemerdekaan Palestina benar-benar akan terbayar,” pungkasnya.

    (anl/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Prabowo sopiri Macron, Brigitte, Didit saat menuju puncak Borobudur

    Prabowo sopiri Macron, Brigitte, Didit saat menuju puncak Borobudur

    Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berfoto dan bersalaman bersama dengan latar Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (29/5/2025). ANTARA/Mentari Dwi Gayati

    Prabowo sopiri Macron, Brigitte, Didit saat menuju puncak Borobudur
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Kamis, 29 Mei 2025 – 20:35 WIB

    Elshinta.com – Presiden RI Prabowo Subianto terlihat menyopiri Presiden Prancis Emmanuel Macron, Ibu Negara Prancis Brigitte Macron, dan sang putra Didit Hediprasetyo yang menaiki mobil golf boogey bersama saat menuju puncak Borobudur. Usai meninjau fasilitas pendidikan di Akademi Militer Magelang dan makan siang, kedua presiden beserta rombongan menuju Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis siang.

    Saat tiba di halaman Candi Borobudur, Prabowo dan Macron keluar dari mobil sedan hitam yang mereka naiki bersama. Keduanya pun menyempatkan diri berfoto dan bersalaman bersama dengan latar Candi Borobudur, kemudian Prabowo dan Macron yang kompak mengenakan kemeja putih serta kacamata hitam berjalan menyusuri pelataran Candi Borobudur.

    Saat hendak menuju puncak Borobudur, Prabowo yang duduk di kursi pengemudi didampingi Macron yang duduk di sampingnya terlihat berbincang santai. Tak lama kemudian, putra Presiden, Didit Hediprasetyo, dan Brigitte Macron menyusul, kemudian duduk di belakang Prabowo dan Macron.

    Mobil boogey tersebut berjalan menuju arah samping Borobudur yang tidak dapat terlihat oleh awak media. Berdasarkan informasi yang dihimpun, Pemerintah telah membangun fasilitas stair lift yang menjadi permintaan dari pemerintah Prancis dalam rangka kunjungan resmi Macron di Borobudur.

    Presiden Prabowo dan Presiden Macron direncanakan menandatangani perjanjian persahabatan dan kebudayaan di puncak Borobudur. Setelah itu, keduanya juga akan memberikan pernyataan terkait dengan perjanjian atau kesepakatan itu. Kunjungan Presiden Macron dan Brigitte Macron ke Candi Borobudur merupakan permintaan kepala negara itu untuk meninjau salah satu keajaiban dunia yang dimiliki Indonesia.

    Rangkaian kegiatan di Magelang ini menjadi penutup kunjungan resmi Macron selama di Indonesia sejak 27 sampai dengan 29 Mei 2025. Indonesia menjadi salah satu negara lawatan kenegaraan Presiden Macron di kawasan Indo-Pasifik setelah Vietnam. Usai kunjungan di Indonesia, Macron melanjutkan lawatannya ke Singapura.

    Sumber : Antara

  • Tolak Gunakan Stairlift, Presiden Macron Pilih Jalan Kaki ke Puncak Borobudur

    Tolak Gunakan Stairlift, Presiden Macron Pilih Jalan Kaki ke Puncak Borobudur

    GELORA.CO –  Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengakhiri kunjungan singkat mereka di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah pada Kamis (29/5/2025) sore WIB. Kedua kepala negara itu meninggalkan situs warisan dunia UNESCO itu sekitar pukul 15.15 WIB, setelah berada di lokasi selama kurang lebih satu jam.

    Kunjungan Prabowo dan Macron disambut antusias oleh Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi). Ketua Umum Permabudhi, Prof Philip Wijaya, menilai, momen itu bukan sekadar kunjungan kenegaraan, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam sejarah hubungan internasional Indonesia melalui diplomasi budaya dan spiritual. Dia pun menganggap, momen itu menjadi kesempatan bagi Borobudur untuk mempromosikan diri di depan mata dunia secara nyata.

    “Seorang presiden dari negara Eropa datang langsung ke Candi Borobudur, tentu ini bukan hal yang biasa, ini mencerminkan pengakuan internasional terhadap nilai budaya dan spiritual situs ini,” ujar Philip kepada wartawan di Kompleks Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Kamis (29/5/2025).

    Philip juga sempat menjelaskan sekilas suasana kunjungan tersebut. Meski tak melihat secara langsung, kata dia, Presiden Macron membuat keputusan yang cukup menyita perhatian dengan menolak penggunaan stairlift yang disediakan panitia. Philip menyebut, Marcon memilih berjalan kaki menapaki anak tangga untuk bisa menikmati puncak Candi Borobudur.

    “Presiden Prancis rupanya tidak mau naik, (memilih) jalan saja. Saya nggak tahu persis (alasannya mungkin ingin menikmati keindahan Candi Borobudur),” kata Philip. Dia menilai, keputusan Macron menjadi simbol penghargaan terhadap nilai spiritual Candi Borobudur, serta sekaligus menunjukkan kesungguhan dan penghormatan terhadap tradisi dan budaya Indonesia.

    Dia memahami, pemasangan stairlift di candi terbesar di Indonesia tersebut memang menuai pro dan kontra dari masyarakat. Tetapi, kata Philip, pemasangan fasilitas itu sebenarnya ditujukan untuk mempermudah akses bagi tamu negara, dalam hal ini kunjungan Macron.

    Philip menjelaskan, pemerintah sudah menyampaikan, pemasangan stairlift bersifat sementara, tidak melubangi atau merusak struktur candi, melainkan menggunakan pelat logam yang dapat dilepas kapan saja. “Pemerintah tentu sudah sangat hati-hati dan mendasarkan semua tindakan pada rekomendasi UNESCO. Kita percaya setiap langkah pemerintah melalui proses pengkajian matang. Jadi, kami di Permabudhi menyikapi ini dengan terbuka dan positif,” kata Philip.

    Selain itu, Philip menyampaikan harapan Permabudhi agar catra-mahkota stupa utama yang kini disimpan di Museum Borobudur dapat dikembalikan ke tempat asalnya, sebagai bagian dari revitalisasi spiritual candi. Menurut dia, pengembalian catra akan memberi nilai lebih bagi umat Buddha yang beribadah di candi, sekaligus menarik minat peziarah dan peneliti spiritual dari seluruh dunia.

    Dia berharap, Candi Borobudur terus menjadi magnet spiritual dunia, pusat dialog antarperadaban, dan simbol kejayaan masa lalu yang memberi inspirasi bagi masa depan Indonesia. “Catra itu bukan sekadar elemen arsitektur, tetapi melambangkan kesempurnaan spiritual, dan jika dikembalikan akan memperkuat aura kesucian Borobudur. Kami sudah berdiskusi dengan Menteri Kebudayaan, Pak Fadli Zon,” ungkap Philip.

    “Kalau lengkap, auranya pun terasa utuh. Moga-moga dalam waktu dekat catra bisa dinaikkan kembali,” ujar Philip menambahkan.