Tag: Emir Mahira

  • Bintangi Film Tenung, Aktor Muda Emir Mahira Kesulitan Perankan Sosok Bapak

    Bintangi Film Tenung, Aktor Muda Emir Mahira Kesulitan Perankan Sosok Bapak

    Jakarta, Beritasatu.com – Aktor Emir Mahira kembali menyapa penggemar lewat film horor berjudul Tenung. Dalam film besutan sutradara Rizal Mantovani ini, Emir beradu akting dengan Aisyah Aqilah. Ia mengaku kesulitan memerankan bapak dalam film itu.

    “Yang paling sulit adalah ketika harus memerankan sosok bapak-bapak, padahal usia saya baru 27 tahun. Untuk bisa mendalami karakter tersebut, saya banyak belajar dari ayah saya sendiri. Supaya perannya meyakinkan, saya benar-benar harus berpikir keras. Alhamdulillah, akhirnya bisa juga,” ujar Emir Mahira saat peluncuran film Tenung di Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (3/6/2025).

    Selain tantangan karakter, cuaca dingin di lokasi syuting yang berada di kawasan pegunungan Sukabumi juga menjadi hambatan tersendiri bagi Emir Mahira. Apalagi, ia harus menjalani adegan hujan buatan yang memperparah kondisi tubuhnya saat syuting film Tenung.

    “Yang melelahkan adalah menahan rasa dingin selama syuting. Apalagi harus berbasah-basahan di tengah cuaca yang dingin banget,” ungkapnya.

    Akibat kondisi tersebut, Emir sempat mengalami penurunan stamina hingga beberapa kali masuk angin. Namun, ia tetap menjaga profesionalisme dengan menjaga kesehatan.

    “Aku sempat beberapa kali masuk angin. Jadi, selama syuting aku rajin minum vitamin dan cukup istirahat supaya tidak mengganggu proses produksi,” tutupnya.

    Film Tenung mengisahkan tentang Ira yang tinggal bersama Linda dan ibunya. Suatu hari, Linda mengalami gangguan tak masuk akal. Ia bertindak seperti orang gila, sakit fisik, dan sering berhalusinasi. Ira akhirnya meminta saudara-saudaranya, Ara dan Ari, untuk pulang dan membantu merawat sang ibu. Namun takdir berkata lain, Linda meninggal dunia.

    Anehnya, saat pemakaman, jenazah Linda dilompati seekor kucing hitam dan secara gaib hidup kembali. Di awal kehidupannya yang baru, Linda tampak seperti sosok ibu ideal, tetapi perubahan itu tak berlangsung lama. Linda berubah menjadi sosok yang menyeramkan dan mulai meneror anak-anaknya.

    Terungkap kemudian bahwa Linda telah terkena tenung, sebuah ilmu hitam yang merasuki tubuhnya dan membuatnya dikuasai oleh iblis yang ingin membinasakan seluruh keturunannya.

    Selain Emir Mahira dan Aisyah Aqilah, film ini juga dibintangi oleh Sonia Alyssa, Seroja Hafiedz, Humaira Jahra, Roby Tremonti, Andi Bersama, dan Anya Zen. Tenung diadaptasi dari novel karya Risa Saraswati dan Dimasta, dan diproduksi oleh MD Pictures. Film ini dijadwalkan tayang di bioskop mulai 5 Juni 2025.
     

  • 5 Rekomendasi Film Indonesia Era 2000-an yang Bikin Baper

    5 Rekomendasi Film Indonesia Era 2000-an yang Bikin Baper

    Liputan6.com, Yogyakarta – Masih ingat dengan perasaan haru saat menonton film Indonesia era 2000-an? Film-film ini berhasil mengukir kenangan manis di hati para penonton. Film-film Indonesia ini bukan hanya sekadar tontonan, tetapi juga menjadi ikon pada masanya.

    Dengan cerita yang menarik dan pemain yang berbakat, film-film ini telah menginspirasi banyak orang dan meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di industri perfilman Indonesia. Mengutip dari berbagai sumber, film-film ini akan membawa Anda kembali ke masa lalu, mengenang momen-momen indah, dan merasakan kembali emosi yang pernah Anda rasakan:

    1. Radit Dan Jani

    Radit dan Jani adalah film drama Indonesia yang dirilis pada tahun 2008. Film berdurasi 1 jam 50 menit ini disutradarai oleh Upi Avianto dan dibintangi oleh Vino G Bastian sebagai Radit serta Fahrani sebagai Jani. Film ini mengisahkan perjalanan cinta yang penuh konflik antara sepasang kekasih, Radit dan Jani, yang harus menjalani kehidupan keras dan penuh tantangan di tengah gaya hidup bebas mereka.

    2. Ada Apa Dengan Cinta?

    Ada Apa dengan Cinta merupakan film drama romantis Indonesia yang dirilis pada tahun 2002. Film ikonik berdurasi 1 jam 52 menit ini disutradarai oleh Rudi Soedjarwo dan dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo sebagai Cinta serta Nicholas Saputra sebagai Rangga. Film ini mengisahkan perjalanan cinta dua remaja dengan latar belakang yang berbeda.

    3. Garuda di Dadaku

    Garuda di Dadaku adalah film drama olahraga Indonesia yang dirilis pada tahun 2009 dengan durasi 1 jam 36 menit. Disutradarai oleh Ifa Isfansyah, film ini mengisahkan tentang Bayu (diperankan oleh Emir Mahira), seorang anak berusia 12 tahun yang memiliki cita-cita menjadi pemain sepak bola profesional dan ingin bergabung dengan tim nasional Indonesia.

    4. Ayat-Ayat Cinta

    Ayat-ayat Cinta merupakan film drama religi romantis Indonesia yang dirilis pada tahun 2008 dengan durasi 2 jam 1 menit. Film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Habiburrahman El Shirazy. Film ini mengisahkan kehidupan dan perjalanan cinta seorang mahasiswa Indonesia bernama Fahri bin Abdullah Shiddiq (diperankan oleh Fedi Nuril) yang sedang menempuh studi di Al-Azhar, Kairo, Mesir.

    5. Janji Joni

    Janji Joni adalah film drama komedi Indonesia yang dirilis pada tahun 2005 dengan durasi 1 jam 25 menit. Film yang disutradarai oleh Joko Anwar ini dibintangi oleh Nicholas Saputra sebagai Joni dan Mariana Renata sebagai Angelique. Film ini berkisah tentang petualangan seorang pemuda bernama Joni yang bekerja sebagai pengantar rol film di bioskop. Tugasnya adalah mengantar rol film dari satu bioskop ke bioskop lainnya agar penonton dapat menyaksikan film tanpa terputus.

     

    Penulis: Ade Yofi Faidzun

  • Sinopsis Film ‘Pengantin Setan’, Diangkat dari Kisah Nyata yang Viral di TikTok

    Sinopsis Film ‘Pengantin Setan’, Diangkat dari Kisah Nyata yang Viral di TikTok

    Liputan6.com, Bandung – Rumah produksi MVP Pictures baru-baru ini membagikan trailer film horor terbaru mereka bertajuk “Pengantin Setan”. Melansir dari media sosial resminya, film tersebut akan tayang pada 16 Januari 2025.

    “Nantikan kisah #PengantinSetan yang akan tayang 16 Januari 2025 di bioskop,” tulisnya (@mvppictures_id).

    Film horor tersebut disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis yang dikenal sebagai sutradara film Kafir (2018), Ikut Aku ke Neraka (2019), dan Di Ambang kematian (2023). Adapun filmnya diperankan oleh sederet aktor dan artis populer Indonesia.

    Diketahui aktor Emir Mahira dan Erika Carlina dipasangkan sebagai pemeran utama dalam film tersebut. Sebagai informasi, film ini diadaptasi dari kisah nyata Echa Susiami yang sebelumnya sempat viral di TikTok dan kanal YouTube RJL 5.

    Sementara itu, naskah filmnya ditulis oleh Husein M Atmodjo yang dikenal pernah menjadi penulis film Perjanjian dengan Iblis (2019), Mencuri Raden Saleh (2022), hingga Sleep Call (2023).

    Melansir dari KapanLagi, film Pengantin Setan mengangkat genre horor dan memadukan elemen drama rumah tangga. Film ini tidak hanya menyajikan kisah horor yang seram tetapi juga tema cinta dan kekuatan hubungan suami istri yang diuji oleh hal supranatural.

    Berdasarkan poster film yang telah dibagikan, Emir Mahira dan Erika Carlina akan berperan sebagai pasangan suami istri. Namun, terdapat makhluk misterius mengerikan yang bersanding di tengah keduanya.

  • Sinopsis Pengantin Setan, Pernikahan Echa dan Ariel yang Diteror Jin Dasim

    Sinopsis Pengantin Setan, Pernikahan Echa dan Ariel yang Diteror Jin Dasim

    JAKARTA – Film Pengantin Setan telah selesai melakukan proses syuting di bulan Agustus 2024. Film yang dibintangi Erika Carlina, Emir Mahira, Wavi Zihan, Ruth Marini, Ence Bagus dan juga Alfie Alfandy  ini bakal tayang mulai 16 Januari 2025.

    Didaptasi dari kejadian nyata, film Pengantin Setan mengisahkan Echa dan Ariel, yang telah menikah selama tiga tahun. Dalam pernikahan mereka yang masih tergolong muda, hubungan mereka telah menjadi renggang dan dingin dengan satu sama lain.

    Echa merasa lebih nyaman di dunia mimpinya, dimana ia bertemu dengan pria tampan yang selalu membuatnya bahagia. Namun, tanpa disadari nya, kejadian dalam dunia mimpinya mulai berdampak langsung pada kehidupan nyata.

    Pria dalam mimpi Echa ternyata adalah jelmaan dari Jin Dasim yang mempunyai misi menghancurkan pernikahan, terutama dari perempuan yang ingin dimiliki sepenuhnya. Saat Echa dan Ariel mencoba untuk merujuk, rupanya Jin Dasim mulai menyerang mereka baik di dunia mimpi maupun di dunia nyata.

    “Jin Dasim paling suka mempengaruhi perempuan yang sudah berumah tangga, dia selalu membuat bisikan bisikan yang membuat sang perempuan emosional.” Potongan adegan ini ditampilkan untuk memberikan gambaran horornya film Pengantin Setan.

    Kini, Echa dan Ariel harus mencari jalan keluar dengan melakukan ruqyah untuk menyelamatkan Echa dari belenggu gelap yang selama ini menghantuinya.

    MVP Pictures sebagai rumah produksi kembali menunjuk Azhar ‘Kinoi’ Lubis sebagai sutradara. Setelah sukses dengan ‘Di Ambang Kematian’, Kinoi sapaan akrab Azhar Lubis, kembali dipercaya untuk menggarap film Pengantin Setan. Untuk penulisan cerita dibantu oleh Husein ‘Monji’ Atmodjo.

    “Di film ini kita tidak cuma menghadirkan horror, di film ini juga menceritakan kisah cinta, drama, dan jalinan hubungan antara suami istri, gimana cara mereka melawan sesuatu yang tidak bisa mereka lihat, namun dengan kekuatan cinta itu semua bisa dikendalikan, saya rasa itu poin yang paling penting.” ucap Kinoi dalam keterangan media, Selasa, 17 Desember.

  • Fesbul 2024, Film Pendek Indonesia Menuju Panggung Dunia

    Fesbul 2024, Film Pendek Indonesia Menuju Panggung Dunia

    Jakarta: Malam Anugerah Festival Bulanan (Fesbul) 2024 yang digelar di The Ballroom, Djakarta Theatre XXI, Minggu, 17 November 2024, menjadi momentum gemilang bagi sineas film pendek Indonesia. Ajang ini menegaskan film pendek merupakan bagian penting dari ekonomi kreatif dan berpotensi besar menjadi pilar ekonomi nasional.

    Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf), Irene Umar, dalam sambutannya menekankan nilai tak ternilai dari kreativitas para sineas.

    “Harga sebuah kreativitas itu tidak ternilai. Produk ekonomi kreatif, seperti film pendek, mencerminkan kerja keras yang layak diapresiasi. Pemerintah akan terus memberikan platform untuk mendukung karya-karya ini agar mampu bersaing secara global,” ujar Irene disambut tepuk tangan meriah dari para sineas dan undangan.

    Irene Umar juga mendorong sineas untuk terus berinovasi dan mengedepankan prinsip berkelanjutan, yaitu profit, people, and planet.

    “Film pendek memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan dan menjadi sumber mata pencaharian. Saya berharap sineas Indonesia berani mengambil kesempatan ini untuk tampil di panggung global,” tambahnya.

    Di tempat yang sama, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone, turut mengapresiasi capaian ini. Ia menyebut perfilman adalah salah satu prioritas hubungan bilateral Indonesia dan Prancis.

    “Film pendek Indonesia menunjukkan keberagaman dan kreativitas yang luar biasa. Kehadirannya di Clermont-Ferrand International Short Film Festival membuktikan bahwa sineas Indonesia sudah setara dengan sineas dunia,” ungkap Fabien.

    Malam Anugerah Fesbul 2024 dimeriahkan oleh berbagai penampilan, mulai dari video Fesbul Rewind, tari tradisional, hingga pertunjukan musik dari Lightcraft, Allstar, dan Float. Acara ini juga dihadiri sejumlah aktor dan aktris terkenal, seperti Morgan Oey, Marissa Anita, Asmara Abigail, dan Emir Mahira.

    Pendiri Fesbul, Abdul Manaf, menyampaikan harapannya agar industri film pendek terus mendapatkan perhatian dan dukungan.

    “Industri film pendek itu seperti roller coaster, penuh tantangan. Tapi tetaplah percaya dunia film adalah masa depan yang menjanjikan,” ujarnya.

    Malam itu, Fesbul 2024 tidak hanya menjadi panggung penghargaan, tetapi juga pengakuan atas semangat dan dedikasi sineas Indonesia.

    Fesbul bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), telah berlangsung sejak 2021. Program bertujuan menemukan film pendek terbaik dari sepuluh lokasi fokus (lokus) di seluruh Indonesia. Dari 1.905 film pendek yang terkumpul, dipilih 20 finalis untuk bersaing menuju lima terbaik.

    Ajang ini telah membawa film pendek Indonesia ke panggung internasional, termasuk The Cannes Film Festival 2023 dan Clermont-Ferrand International Short Movie Festival 2024. Pada edisi tahun ini, lima film pendek terbaik diumumkan sebagai berikut:

    Last Chicken on Earth – Produksi Cinemahameru (Lokus 3: DKI Jakarta, Jawa Timur)
    Realita Merajut Cita – Produksi Prodi Film & Televisi UPI (Lokus 2: Banten, Jawa Barat)
    No UFO Sightings in a Third World Country – Produksi Sunshower Films (Lokus 9: Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Barat)
    In the Never Ending Whirl of a Reel – Produksi Never-Ending Pictures (Lokus 3: DKI Jakarta, Jawa Timur)
    Kontapati – Produksi Asaloka Films (Lokus 1: DI Yogyakarta, Jawa Tengah).

    Jakarta: Malam Anugerah Festival Bulanan (Fesbul) 2024 yang digelar di The Ballroom, Djakarta Theatre XXI, Minggu, 17 November 2024, menjadi momentum gemilang bagi sineas film pendek Indonesia. Ajang ini menegaskan film pendek merupakan bagian penting dari ekonomi kreatif dan berpotensi besar menjadi pilar ekonomi nasional.
     
    Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf), Irene Umar, dalam sambutannya menekankan nilai tak ternilai dari kreativitas para sineas.
     
    “Harga sebuah kreativitas itu tidak ternilai. Produk ekonomi kreatif, seperti film pendek, mencerminkan kerja keras yang layak diapresiasi. Pemerintah akan terus memberikan platform untuk mendukung karya-karya ini agar mampu bersaing secara global,” ujar Irene disambut tepuk tangan meriah dari para sineas dan undangan.
    Irene Umar juga mendorong sineas untuk terus berinovasi dan mengedepankan prinsip berkelanjutan, yaitu profit, people, and planet.
     
    “Film pendek memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan dan menjadi sumber mata pencaharian. Saya berharap sineas Indonesia berani mengambil kesempatan ini untuk tampil di panggung global,” tambahnya.
     
    Di tempat yang sama, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone, turut mengapresiasi capaian ini. Ia menyebut perfilman adalah salah satu prioritas hubungan bilateral Indonesia dan Prancis.
     
    “Film pendek Indonesia menunjukkan keberagaman dan kreativitas yang luar biasa. Kehadirannya di Clermont-Ferrand International Short Film Festival membuktikan bahwa sineas Indonesia sudah setara dengan sineas dunia,” ungkap Fabien.
     
    Malam Anugerah Fesbul 2024 dimeriahkan oleh berbagai penampilan, mulai dari video Fesbul Rewind, tari tradisional, hingga pertunjukan musik dari Lightcraft, Allstar, dan Float. Acara ini juga dihadiri sejumlah aktor dan aktris terkenal, seperti Morgan Oey, Marissa Anita, Asmara Abigail, dan Emir Mahira.
     
    Pendiri Fesbul, Abdul Manaf, menyampaikan harapannya agar industri film pendek terus mendapatkan perhatian dan dukungan.
     
    “Industri film pendek itu seperti roller coaster, penuh tantangan. Tapi tetaplah percaya dunia film adalah masa depan yang menjanjikan,” ujarnya.
     
    Malam itu, Fesbul 2024 tidak hanya menjadi panggung penghargaan, tetapi juga pengakuan atas semangat dan dedikasi sineas Indonesia.
     
    Fesbul bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), telah berlangsung sejak 2021. Program bertujuan menemukan film pendek terbaik dari sepuluh lokasi fokus (lokus) di seluruh Indonesia. Dari 1.905 film pendek yang terkumpul, dipilih 20 finalis untuk bersaing menuju lima terbaik.
     
    Ajang ini telah membawa film pendek Indonesia ke panggung internasional, termasuk The Cannes Film Festival 2023 dan Clermont-Ferrand International Short Movie Festival 2024. Pada edisi tahun ini, lima film pendek terbaik diumumkan sebagai berikut:

    Last Chicken on Earth – Produksi Cinemahameru (Lokus 3: DKI Jakarta, Jawa Timur)
    Realita Merajut Cita – Produksi Prodi Film & Televisi UPI (Lokus 2: Banten, Jawa Barat)
    No UFO Sightings in a Third World Country – Produksi Sunshower Films (Lokus 9: Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Barat)
    In the Never Ending Whirl of a Reel – Produksi Never-Ending Pictures (Lokus 3: DKI Jakarta, Jawa Timur)
    Kontapati – Produksi Asaloka Films (Lokus 1: DI Yogyakarta, Jawa Tengah).

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ALB)