Tag: Elon Musk

  • Warga AS Keluhkan TikTok Terasa Berbeda usai Blokir Dibuka: Banyak Sensor

    Warga AS Keluhkan TikTok Terasa Berbeda usai Blokir Dibuka: Banyak Sensor

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengguna TikTok AS mengeluhkan adanya tanda-tanda peningkatan moderasi konten dan penyensoran pasca platform milik ByteDance asal China itu kembali beroperasi atas perintah Presiden AS Donald Trump.

    Perlu diketahui, aplikasi TikTok sempat diblokir dan dilarang beroperasi beberapa waktu lalu di AS. Kala itu, pejabat AS telah memperingatkan bahwa di bawah perusahaan induk China ByteDance, TikTok berisiko menyalahgunakan data pribadi milik orang AS.

    Melansir dari Reuters, Minggu (26/1/2025), pengguna TikTok AS menyadari adanya perbedaan dari TikTok setelah beroperasi kembali pasca diblokir.

    Pengguna TikTok di AS mengatakan bahwa mereka melihat lebih sedikit siaran langsung (live streaming) dan beberapa aktivitas dihapus atau ditandai dengan tingkat yang lebih tinggi karena melanggar pedoman komunitas, termasuk untuk perilaku yang sebelumnya diizinkan.

    Sementara itu, pihak TikTok menegaskan bahwa kebijakan dan algoritma perusahaan tidak berubah. Adapun, TikTok mengeklaim bahwa perusahaan tengah memulihkan layanan di AS.

    “Kami bekerja keras untuk memulihkan operasi kami di AS kembali normal dan memperkirakan beberapa ketidakstabilan sementara saat kami memulihkan layanan kami, yang dapat memengaruhi fitur TikTok atau akses pengguna ke aplikasi,” kata TikTok kepada Reuters.

    Sayangnya, beberapa pengguna TikTok AS mengatakan bahwa mereka sekarang melihat lebih banyak moderasi konten, mulai dari hasil pencarian terbatas, serta peringatan tentang misinformasi dan permintaan bagi pengguna untuk memeriksa sumber mereka.

    Bukan hanya itu, beberapa dari mereka juga mengeklaim TikTok mulai menghapus komentar yang menggunakan frasa seperti “Free Palestine” dan “Free Luigi”.

    Namun, TikTok mengatakan bahwa mereka tidak mengizinkan konten yang mempromosikan individu yang melakukan kekerasan atau kebencian di platform mereka.

    Adapun pada Senin, Trump menandatangani perintah eksekutif yang bertujuan untuk memulihkan kebebasan berbicara dan mengakhiri penyensoran, yang secara khusus merujuk pada platform media sosial.

    Pembuat konten, komedian, dan veteran Pat Loller (36) mengatakan video satir yang ia buat sebagai respons terhadap gerakan tangan miliarder Elon Musk di acara pelantikan yang bagi sebagian orang tampak seperti penghormatan Nazi, awalnya ditandai sebagai misinformasi.

    Loller kemudian dibatasi dalam hal seberapa luas ia dapat membagikan video tersebut, yang telah ditonton lebih dari satu juta kali. “Saya belum pernah melihat ini sebelumnya, dan masih ada di sana. Dikatakan ‘berbagi dibatasi pada satu obrolan dalam satu waktu’,” kata Loller.

    Senada, pengguna TikTok Lisa Cline mengatakan di Threads Meta bahwa dirinya mengalami masalah saat mengunggah video ke TikTok yang mengkritik Trump.

    “Saya mencoba mengunggah ini enam kali ke TikTok dan tidak mengizinkan saya karena penyensoran, semoga saja berhasil di sini,” kata Cline.

    Video tersebut merujuk pada tanggapan Trump kepada Uskup Episkopal Mariann Edgar Budde setelah dia memintanya, pada sebuah upacara doa pelantikan di Katedral Nasional Washington, untuk menunjukkan belas kasihan kepada orang-orang yang ”takut”.

    Hal yang sama juga dirasakan Danisha Carter (27). Dia mengatakan bahwa akunnya ditangguhkan secara permanen tak lama setelah TikTok ditutup. Dia diberi tahu bahwa itu karena “beberapa pelanggaran kebijakan” ketika dia mencoba masuk setelah larangan dicabut.

  • Donald Trump Ungkap Bos Teknologi yang Dibenci Elon Musk

    Donald Trump Ungkap Bos Teknologi yang Dibenci Elon Musk

    Washington

    Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan proyek infrastruktur kecerdasan buatan (AI) senilai USD 500 miliar di Amerika Serikat. Disebut The Stargate Project, usaha patungan ini merupakan kerja sama antara OpenAI, Oracle, Softbank dan MGX, cabang investasi teknologi pemerintah Uni Emirat Arab.

    Namun demikian, proyek itu ditanggapi skeptis oleh Elon Musk yang belakangan dekat dengan Trump. Menanggapi celotehan Musk di X bahwa proyek itu tak punya cukup dana, Trump menilai bahwa kritik Musk adalah karena dia membenci salah satu orang yang terlibat dalam proyek ini.

    “Dia membenci salah satu orang. Saya bicara pada Elon, tapi saya memang bicara pada semua orang. Orang yang terlibat dalam deal ini adalah orang-orang yang sangat pintar tapi Elon, dia membenci salah satu orang itu. Tapi saya juga punya kebencian tertentu pada orang,” sebut Trump yang dikutip detikINET dari CNN.

    Dapat dipastikan bahwa orang yang dibenci Elon Musk itu adalah Sam Altman, CEO OpenAI. Elon Musk yang ikut mendirikan OpenAI memang kerap menyerang Altman. Musk yang juga mempunyai perusahaan AI sendiri, menilai OpenAI saat ini terlalu mementingkan profit.

    “Mereka sebenarnya tidak punya uang. SoftBank telah mengamankan dana kurang dari USD 10 miliar saja. Saya dapat informasi itu dengan pasti,” tulis nakhoda SpaceX dan Tesla itu di X.

    Altman membantah Musk bahwa mereka tak punya cukup dana. “Salah, seperti yang kamu juga tahu. Ingin datang mengunjungi lokasi pertama yang sudah dibangun? Ini bagus untuk negara. Aku menyadari apa yang bagus untuk negara tak selalu optimal untuk perusahaanmu, tapi dalam peran barumu, kuharap kamu lebih mengutamakan AS,” tulisnya.

    Menanggapi pernyataan Musk bahwa proyek itu kurang dana, Trump pun berkomentar. “Saya tidak tahu, tapi mereka membawa uang mereka, pemerintah tidak membawa apapun, mereka yang melakukannya. Mereka adalah orang yang sangat kaya, jadi saya harap mereka punya (uang),” cetus Trump.

    (fyk/fay)

  • Ancaman Sanksi Monopoli KPPU ke Google dan Bayang-Bayang Trump

    Ancaman Sanksi Monopoli KPPU ke Google dan Bayang-Bayang Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menjatuhkan denda kepada Google sebesar Rp202,5 miliar atas dugaan pelanggaran persaingan usaha. Tindakan ini menimbulkan pertanyaan apakah langkah tersebut berpotensi memicu retaliasi atau balasan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

    Sebagai informasi, Ketua Majelis Komisi KPPU Hilman Pujana menilai Google LLC terbukti melakukan praktik monopoli dan menggunakan posisi dominan untuk membatasi pasar dan pengembangan teknologi dalam Perkara No. 03/KPPU-I/2024 tentang Dugaan Pelanggaran Undang-Undang No.5/1999 terkait Penerapan Google Play Billing System.  

    Akibat pelanggaran tersebut, KPPU menjatuhkan denda sebesar Rp202,5 miliar dan memerintahkan Google untuk menghentikan kewajiban penggunaan Google Play Billing (GPB) di platform Google Play Store.

    Sedangkan, diberitakan sebelumnya, Google dan Trump memiliki hubungan yang lekat. Google dengan perusahaan lain seperti Amazon dan Meta, masing-masing menyumbangkan US$1 juta untuk dana pelantikan Trump, yakni sekitar Rp16,3 miliar. 

    Para ahli juga berpendapat bahwa Trump mungkin akan mengurangi beberapa kebijakan anti monopoli, kebijakan yang sebelumnya diterapkan pada masa pemerintahan Presiden Joe Biden. 

    Bayang-bayang Trump ke RI

    Peneliti Departemen Hubungan Internasional Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) Muhammad Habib kemudian berpendapat bahwa retaliasi tersebut bergantung pada bagaimana perilaku dan kebijakan sang Tanah Air secara keseluruhan. 

    “Situasi yang akan dilihat Trump tentunya apakah upaya-upaya mencegah monopoli di Indonesia hanya menargetkan perusahaan AS atau berlaku juga pada perusahaan teknologi asing dari negara lain ataupun perusahaan asal Indonesia,” tuturnya kepada Bisnis, Kamis (23/1/2025). 

    Lanjutnya, dikatakan bahwa sejauh ini terdapat beberapa keputusan Indonesia yang secara tidak langsung dapat dianggap tidak menguntungkan perusahaan teknologi AS. Hal ini termasuk dinamika dengan Apple, dan juga dengan Starlink sebelumnya. 

    “Kalau memang kasusnya banyak dan hanya menargetkan kepada perusahaan teknologi AS saja, maka kita perlu khawatir,” ujarnya. 

    Adapun, Apple dan Starlink tersebut juga memiliki hubungan dengan Trump. Kedua petinggi perusahaan tersebut menghadiri pelantikan Donald Trump pada Senin (21/1/2025). 

    Terlebih, sang CEO Starlink, Elon Musk, menghabiskan seperempat miliar dolar untuk kampanye Trump pada November 2024. Trump sendiri juga telah menunjuk Elon untuk memimpin kementerian baru, bernama Departemen Efisiensi Pemerintahan atau Department of Government Efficiency.

    Kemudian, CEO Apple, Tim Cook menyumbangkan US$1 juta untuk dana pelantikan Trump dari dompetnya sendiri, bukan dari perusahaannya. Bahkan Cook juga memuji pemerintahan pertama Trump yang membantu Apple masuk ke pasar ritel di India .

    Menanti Langkah Selanjutnya

    Menanggapi putusan yang dikeluarkan oleh KPPU itu, Google LLC kemudian menolak putusan dari KPPU dan akan menempuh jalur banding. 

    Perwakilan Google meyakini bahwa praktik yang diterapkan perusahaan saat ini berdampak positif pada ekosistem aplikasi di Indonesia, dengan mendorong terciptanya lingkungan yang sehat dan kompetitif, melalui penyediaan platform yang aman, akses ke pasar global, serta keberagaman pilihan, termasuk alternatif sistem penagihan sesuai pilihan pengguna (User Choice Billing) di Google Play.

    “Kami tidak sepakat  dengan keputusan KPPU dan akan menempuh jalur banding,” tulis perwakilan Google dalam keterangan resmi, Rabu (22/1/2025). 

    Tambahnya, Google mengatakan bahwa perusahaan terus memberikan dukungan aktif kepada para pengembang Indonesia melalui berbagai inisiatif yang diklaim komprehensif. Hal ini meliputi program Indie Games Accelerator, Play Academy, dan Play x Unity, yang merefleksikan investasi mendalam perusahaan. 

    “Kami berkomitmen untuk selalu patuh kepada hukum Indonesia dan akan terus berkolaborasi secara konstruktif dengan KPPU dan seluruh pihak terkait sepanjang proses banding berjalan,” ujar perwakilan Google. 

  • Perintah Trump Buka Dokumen Pembunuhan JFK, Elon Musk: Awesome!

    Perintah Trump Buka Dokumen Pembunuhan JFK, Elon Musk: Awesome!

    Jakarta

    Presiden AS Donald Trump memerintahkan pembukaan dokumen rahasia negara terkait pembunuhan Presiden John F Kennedy (JFK). Banyak netizen Amerika bereaksi termasuk Elon Musk.

    Perintah yang diteken Trump meliputi penerbitan yang penuh dan lengkap dari dokumen-dokumen soal JFK, tanpa penyuntingan yang dia setujui pada 2017 lalu ketika dia pernah menerbitkan sebagian besar dokumen-dokumen itu ke publik.

    Trump meneken perintah pembukaan dokumen rahasia negara mengenai kasus besar dari dekade 1960-an itu. Dokumen yang hendak dibuka termasuk pembunuhan terhadap adik JFK yakni Robert F Kennedy, serta pembunuhan terhadap aktivis hak-hak sipil Martin Luther King Jr.

    “Merupakan kepentingan nasional untuk pada akhirnya merilis semua catatan berkaitan dengan pembunuhan-pembunuhan itu tanpa penundaan,” kata Trump kepada wartawan seraya meneken perintah di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington DC, dilansir AFP, Jumat (24/1/2025).

    Peristiwa pembunuhan JFK tersebut telah memicu aneka teori konspirasi setelah 60 tahun berlalu. Itu sebabnya reaksi netizen Amerika langsung ramai di media sosial seperti X.

    Bahkan, CEO X yaitu Elon Musk sampai ikut berkomentar dan menyambut positif. Pun demikian dengan rakyat Amerika, mereka bilang sudah waktunya kebenaran diungkap, dan warga Amerika berhak untuk tahu. Inilah ucapan Elon Musk dan para netizen lainnya.

    [Gambas:Twitter]

    “We deserve the truth!” kata @PregnantRedhead.

    “Everyone is interested,” kata @judy70376769.

    “Absolutely 💯 Fantastic it time that the truth be revealed and closure for the horrible act face judgement,” ujar @CarlaDigru38122.

    “Looking forward to see what happens,” ujar @PierreGBlanchet.

    (fay/fyk)

  • Trump Berharap Hindari Serangan ke Fasilitas Nuklir Iran

    Trump Berharap Hindari Serangan ke Fasilitas Nuklir Iran

    Pada masa jabatan pertamanya, Trump dengan tegas menarik AS dari perjanjian nuklir Iran, yang dinegosiasikan di bawah mantan Presiden Barack Obama, dan kembali menerapkan sanksi besar-besaran terhadap Teheran.

    Langkah Trump pada saat itu menuai pujian dari Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, yang menyebut pemerintahan yang dikelola ulama di Teheran sebagai ancaman nyata.

    Trump, yang saat itu bersumpah akan memberikan tekanan maksimum terhadap Iran, juga memerintahkan serangan pada tahun 2020 yang menewaskan jenderal senior Iran, Qassem Soleimani, di Baghdad, Irak.

    Namun Trump kemudian terkesan menarik diri dari seruan aksi militer yang lebih luas, dan sejak kembali ke Gedung Putih, dia menjauhkan diri dari para penasihat yang memilih tindakan agresif terhadap Iran.

    Menurut laporan media terkemuka New York Times, Elon Musk, penguasa miliarder dan orang kepercayaan Trump, bertemu dengan seorang pejabat senior Iran setelah pilpres untuk berupaya meredakan ketegangan.

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Trump Umumkan Proyek AI USD 500 Miliar, Elon Musk Tak Senang

    Trump Umumkan Proyek AI USD 500 Miliar, Elon Musk Tak Senang

    Washington

    Perusahaan pencipta ChatGPT, OpenAI, bekerja sama dengan raksasa teknologi AS lain, raksasa investasi Jepang, dan dana dari Uni Emirat Arab, membangun infrastruktur kecerdasan buatan (AI) senilai USD 500 miliar di Amerika Serikat.

    Perusahaan baru tersebut, disebut The Stargate Project, diumumkan di Gedung Putih oleh Presiden Donald Trump yang menyebutnya sebagai proyek infrastruktur AI terbesar sepanjang sejarah dan akan membantu menjaga masa depan teknologi di AS.

    Usaha patungan ini merupakan kerja sama antara OpenAI, Oracle, Softbank dan MGX, cabang investasi teknologi pemerintah Uni Emirat Arab. Perusahaan tersebut mengatakan usaha patungan baru tersebut, yang telah berjalan sebelum Trump menjabat, punya pendanaan USD 100 miliar tersedia saat ini. Sisanya akan tersedia selama empat tahun, yang diperkirakan menciptakan 100.000 lapangan pekerjaan.

    Namun demikian, dikutip detikINET dari CNN, Elon Musk yang belakangan dekat dengan Donald Trump tampaknya tidak senang dengan proyek tersebut. Ia mengklaim mereka sebenarnya tidak punya cukup dana.

    “Mereka sebenarnya tidak punya uang. SoftBank telah mengamankan dana kurang dari USD 10 miliar saja. Saya mendapat informasi itu dari sumber yang dapat dipercaya,” tulis nakhoda SpaceX dan Tesla itu di X.

    Diduga kuat bahwa Elon Musk tidak suka dengan proyek itu karena keterlibatan Sam Altman, CEO OpenAI. Mereka belakangan memang kerap berseteru, di mana Musk selaku salah satu pendiri OpenAI menilai perusahaan itu sekarang sepenuhnya berorientasi pada profit, melenceng dari tujuan awal.

    Altman pun membantah pernyataan Musk bahwa mereka tak punya cukup dana. “Salah, seperti yang kamu juga tahu. Ingin datang mengunjungi lokasi pertama yang sudah dibangun? Ini bagus untuk negara. Aku menyadari apa yang bagus untuk negara tak selalu optimal untuk perusahaanmu, tapi dalam peran barumu, kuharap kamu lebih mengutamakan AS,” tulisnya.

    Musk mengambil peran di pemerintahan baru Trump sebagai bos departemen efisiensi. Namun, ia juga berselisih dengan Altman sejak meninggalkan dewan direksi OpenAI pada tahun 2018 dan meluncurkan perusahaan rintisan AI miliknya sendiri.

    Saat ini, data center pertama Stargate sedang dibangun di Texas. Menurut pendiri Oracle, Larry Ellison, akan lebih banyak lagi yang akan dibangun di lokasi AS lainnya.

    “Saya pikir ini akan jadi proyek terpenting di era ini,” kata Altman saat pengumuman bersama Trump. “Kita takkan mampu melakukan ini tanpa Anda, Mr Presiden,” tambahnya, meskipun proyek tersebut sudah berjalan sebelum Trump memenangkan Pilpres.

    (fyk/rns)

  • Upaya Uni Eropa Meredam Trump

    Upaya Uni Eropa Meredam Trump

    Davos

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menerapkan sejumlah kebijakan terkait hubungan AS dengan negara lain. Kebijakan Trump itu langsung disikapi oleh Uni Eropa.

    Dilansir Deutsche Welle, Kamis (23/1/2025), Trump memang belum mengumumkan tarif impor apa pun terhadap produk Uni Eropa. Namun selama kampanye, Trump mengancam akan mengenakan tarif baru sebesar 10 hingga 20% pada produk impor dari UE.

    Eropa memang bukan prioritas paling atas pada jam-jam pertama masa jabatan kedua Trump seperti yang juga dicatat di Parlemen Uni Eropa pada hari Selasa (21/1). Akan tetapi, UE juga tengah mempersiapkan strategi untuk menghadapi pemerintahan baru Trump.

    Pada Forum Ekonomi Dunia di Davos di Swiss, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen berbicara mendukung langkah-langkah pragmatis. Prioritas utama, katanya, ialah membahas kepentingan bersama antara AS dan UE serta bersikap terbuka terhadap negosiasi

    “Kami akan bersikap pragmatis, tetapi kami akan selalu berpegang pada prinsip kami,” ujarnya.

    Pada hari Senin (20/1), Trump mengatakan ingin menyeimbangkan defisit perdagangan dengan UE baik melalui tarif atau melalui ekspor energi yang lebih besar, seperti minyak dan gas alam. Komisaris Perdagangan Maro Efovi menekankan Uni Eropa sudah menjadi importir terbesar gas alam cair dari AS.

    Sekitar 50% gas LNG di UE berasal dari AS. Namun, delegasi dari Slovakia mengatakan mereka siap memperluas kerja sama strategis ini dengan pemerintahan Trump yang baru dan mempertimbangkan kemungkinan negosiasi. Namun, mereka juga siap membela kepentingan sah jika diperlukan.

    Pendekatan ini kemungkinan besar adalah apa yang disebut sebagai ‘strategi ganda’ oleh Ketua Komite Perdagangan Uni Eropa, Bernd Lange. Menurut politisi beraliran Demokrat Sosial itu, UE harus bernegosiasi jika memungkinkan dan mempertahankan diri terhadap serangan jika perlu.

    Dalam wawancara dengan DW, Ketua Komite Urusan Luar Negeri di Parlemen Uni Eropa, David McAllister, menekankan Komisi Uni Eropa lebih siap untuk masa jabatan kedua Trump. Selain itu, mereka berhubungan dengan pemerintahan baru sejak awal dan menjelaskan bahwa penerapan perang tarif akan menimbulkan situasi yang merugikan semua pihak, tegasnya.

    Selain itu, ada kesepakatan luas di antara anggota parlemen bahwa eskalasi konflik perdagangan dengan Trump harus dicegah. Delegasi dari Spanyol, Francisco Jose Milln Mon, menekankan perang dagang tidak akan menguntungkan siapa pun.

    UE juga harus berupaya menjalin hubungan perdagangan dengan AS. Selain itu, Eropa harus bertindak bersama-sama dan tidak mencoba mencari kesepakatan secara terpisah dengan Washington.

    Pujian dan Kritik untuk Trump dari UE

    Donald Trump (Foto: Reuters)

    Anggota Parlemen Partai Hijau, Anna Cavazzini, juga percaya ‘Eropa bersatu’ harus menjadi jawaban untuk membuat Amerika hebat kembali. Ini juga berarti tidak sedikit pun melepaskan kendali pengaturan atas perusahaan teknologi besar.

    Cavazzini mengimbau Komisi Uni Eropa untuk menggunakan pengaruh yang tersedia berdasarkan Undang-Undang Layanan Digital. Terutama dengan latar belakang Trump dan kedekatannya dengan pemilik Platform X, Elon Musk.

    UE merasa hal itu menjadi momentum berdiskusi tentang cara memastikan bahwa perusahaan teknologi besar mematuhi aturan. Undang-Undang Layanan Digital menetapkan tindakan harus diambil terhadap konten yang melanggar hukum dengan ancaman denda.

    Ada juga kata-kata yang jelas tentang Greenland, khususnya dari anggota parlemen Denmark seperti Stine Bosse. Anggota kelompok liberal Renew menekankan masa depan Greenland hanya dapat ditentukan oleh penduduk Greenland. Trump sendiri menegaskan AS membutuhkan Greenland untuk keamanan internasional.

    Sosial Demokrat Vytenis Povilas Andriukaitis mengkritik keputusan Trump untuk menangguhkan perjanjian iklim Paris, menyebutnya sebagai aib. Pihak Lithuania juga menyesalkan Ukraina tidak disebutkan dalam pidato pelantikan.

    Namun, ada juga pujian terhadap tindakan Donald Trump yang datang dari kubu sayap kanan. Misalnya, anggota partai ekstremkanan Jerman Alternative fr Deutschland (AfD), Christine Anderson, yang memuji pidato pelantikan Trump sebagai angin segar. Dia merasa Trump akan memulihkan keamanan dalam negeri dengan menutup perbatasan dan mendeportasi semua migran ilegal.

    Di akhir perdebatan, Komisaris Perdagangan efovi menyatakan keyakinannya bahwa tidak ada masalah antara dua mitra dekat seperti AS dan Eropa yang tidak dapat diselesaikan dengan cara yang bersahabat dan kooperatif.

    Kebijakan ‘America First’ Era Trump

    Bendera AS (Foto: AP/Alex Brandon)

    Trump telah tancap gas di hari pertamanya menjabat. Ada sejumlah kebijakan terkait hubungan AS dan dunia internasional yang dibuat Trump.

    Trump secara resmi menarik AS keluar dari perjanjian iklim Paris, mengeluarkan AS dari WHO dan menegaskan kebijakan ‘America First’ atau Amerika yang utama dalam hubungan luar negeri.

    “Mulai hari ini dan seterusnya, kebijakan luar negeri Amerika Serikat akan mengutamakan kepentingan inti Amerika dan selalu mengutamakan Amerika dan warga negara Amerika,” ujar Trump dalam perintah eksekutifnya.

    Dia mengatakan kebijakan ini berlaku sesegera mungkin. Dia memerintahkan Menteri Luar Negeri AS mengeluarkan panduan kebijakan America first.

    “Sesegera mungkin, Menteri Luar Negeri akan mengeluarkan panduan yang menyelaraskan kebijakan, program, personel, dan operasi Departemen Luar Negeri dengan kebijakan luar negeri America First, yang mengutamakan Amerika dan kepentingannya,” ujar Trump.

    Halaman 2 dari 3

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • YouTuber Terkaya Sejagat Siap Membeli TikTok

    YouTuber Terkaya Sejagat Siap Membeli TikTok

    Jakarta

    MrBeast, bintang YouTube dan kreator dengan penghasilan tertinggi, resmi bergabung dalam tawaran membeli operasi TikTok di Amerika Serikat. Pria berusia 26 tahun itu bekerja sama dengan pengusaha teknologi Jesse Tinsley, pendiri employer.com, mengajukan penawaran tunai untuk unit aplikasi TikTok di Amerika.

    MrBeast, nama aslinya, Jimmy Donaldson, mengutarakan minatnya untuk mengakuisisi TikTok di sejumlah unggahan media sosial. “Saya akan membeli TikTok agar tidak dilarang” tulisnya di X.

    Dalam unggahan TikTok berikutnya, Donaldson mengatakan ia telah berbicara dengan sekelompok miliarder tentang akuisisi TikTok. Firma hukum AS Paul Hastings membenarkannya.

    Dikatakan bahwa Tinsley memimpin kelompok investor dan individu dengan kekayaan tinggi, tapi Donaldson adalah satu-satunya yang disebut namanya secara publik.

    Pernyataan tersebut tidak mengungkapkan besarnya tawaran, meskipun Trump menyebutkan nilai USD 1 triliun. Menurut Forbes, Donaldson, yang memiliki 346 juta pengikut di YouTube, adalah kreator internet tersukses di dunia tahun lalu, dengan penghasilan USD 85 juta.

    Aksi-aksi bombastis Donaldson di saluran YouTube MrBeast miliknya membantunya menjadi superstar internet. Ia kerap menebar hadiah yang luar biasa besar untuk konten-kontennya. Selain menerima pendapatan iklan yang dihasilkan dari penayangan YouTube, ia juga mempromosikan banyak hal.

    Dikutip detikINET dari Guardian, Donald Trump sendiri sudah menyatakan 50% saham TikTok sebaiknya dibeli oleh pihak dari AS sehingga tetap dapat beroperasi. Ia mengatakan terbuka jika Elon Musk atau bos Oracle, Larry Ellison, ingin membeli TikTok.

    Masa depan TikTok di AS masih belum pasti meskipun aplikasi tersebut kembali online setelah pemiliknya yang berbasis di Beijing, ByteDance, sempat menutup layanan tersebut untuk sementara waktu.

    (fyk/fyk)

  • Donald Trump Ketipu Pengusaha Kere Ngaku Punya Uang, Kata Elon Musk

    Donald Trump Ketipu Pengusaha Kere Ngaku Punya Uang, Kata Elon Musk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk menilai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tertipu janji beberapa raksasa teknologi untuk berinvestasi dalam infrastruktur AI. Menurut bos SpaceX itu, perusahaan-perusahaan yang mengaku mau investasi sebenarnya tidak punya uang.

    Sebelumnya, Trump mengumumkan proyek bernama Stargate, yang menurutnya akan menciptakan lebih dari 100.000 lapangan pekerjaan baru.

    Perusahaan teknologi yang ikut dalam proyek itu adalah OpenAI, Oracle, dan Softbank. Mereka menjanjikan investasi total senilai US$500 miliar atau Rp8.137 triliun. Musk mengklaim mereka tidak memiliki uang, bahkan menyebut Softbank cuma punya kurang dari US$10 miliar atau Rp160 triliun.

    “Mereka tidak punya uang,” kata Musk menanggapi unggahan soal proyek Stargate.

    CEO Microsoft Satya Nadella ikut berkomentar soal investasi itu. Dia menjanjikan akan menggelontorkan US$80 miliar atau Rp1.301 triliun.

    “Saya tidak terlalu tahu detil soal apa yang mereka investasikan. Yang saya tahu, saya setuju dengan US$80 miliar,” ujarnya ditanya tentang pendanaan Stargate, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (23/1/2025).

    CEO OpenAI, Sam Altman juga ikut berkomentar soal klaim Musk. Dia membalas langsung unggahan Musk dan mengatakan pernyataan orang terkaya dunia tersebut terkait Softbank salah.

    “Saya menyadari yang baik bagi negara tidak selalu optimal untuk perusahaan Anda, namun untuk peran baru Anda, saya harapkan lebih mengutamakan (emoji bendera Amerika),” tulisnya.

    CNBC Internasional mengutip pernyataan seseorang sumber yang mengetahui proyek AI itu, menyebutkan pernyataan Musk soal Softbank tidak tepat. Menurutnya, pernyataan Musk itu spesifik dilontarkan untuk menyerang Altman. Sebab, kedua sosok itu memang memiliki hubungan kurang baik. 

    Keduanya pernah sangat akrab saat membangun OpenAI. Musk diketahui ikut mendirikan perusahaan pembuat ChatGPT itu.

    Kemudian Musk keluar dari OpenAI, alasannya karena tidak satu suara dengan visi perusahaan. Kemudian keduanya kerap melontarkan sindiran satu sama lain.

    (fab/fab)

  • Termasuk Elon Musk, Ini 6 Miliarder Dunia yang Berpotensi Membeli TikTok

    Termasuk Elon Musk, Ini 6 Miliarder Dunia yang Berpotensi Membeli TikTok

    Bisnis.com, JAKARTA – Ada setidaknya 6 tokoh dan organisasi kaya dunia yang berpotensi membeli TikTok.

    Sebagaimana diketahui, TikTok mendapat semacam bantuan ketika Donald Trump memerintahkan Departemen Kehakimannya untuk menghentikan penegakan larangan pada aplikasi tersebut. 

    Presiden Trump juga telah membuka pintu bagi kemungkinan perjanjian usaha patungan dengan mitra AS untuk menjaga TikTok tetap berjalan di Amerika Serikat.

    Sebelumnya, pemilik TikTok yakni ByteDance, masih menolak gagasan tersebut. Meski demikian, rumor tentang siapa calon pemilik TikTok yang baru sudah mencuat ke permukaan.

    6 Miliarder dan Organisasi yang Berpotensi Membeli TikTok

    Pertama adalah Elon Musk, kemudian Larry Ellison, Frank McCourt, Jimmy “MrBeast” Donaldson, Perplexity AI dan The U.S. government.

    Musk berpeluang mengakuisisi platform ini karena dia dekat dengan Trump. Kemudian Larry Ellison adalah nama yang diusulkan Trump membeli aplikasi tersebut. 

    Sebagaimana diketahui, Larry Ellison adalah salah satu pendiri Oracle. Oracle milik Ellison menampung sebagian besar server AS yang memuat konten TikTok. 

    Dalam daftar yang muncul, The U.S. government alias pemerintah AS juga berpotensi menjadi pemilik baru TikTok. 

    Selama berhari-hari, Trump telah melontarkan gagasan bahwa AS harus memiliki 50 persen kepemilikan saham di TikTok sebagai bagian dari usaha patungan dengan pembeli lain.