Tag: Elon Musk

  • Deretan Calon Pembeli TikTok di AS, dari Youtuber hingga Mantan Menteri

    Deretan Calon Pembeli TikTok di AS, dari Youtuber hingga Mantan Menteri

    Bisnis.com, JAKARTA – Penangguhan hukuman untuk TikTok di Amerika Serikat (AS) sudah mulai berjalan.

    Kini menunggu waktu hingga batas yang telah ditentukan pada April 2025 untuk melihat calon-calon pembeli TikTok.

    Sebelumnya, Presiden Donald Trump sempat mengatakan bahwa Microsoft telah dalam pembicaraan untuk melakukan akuisisi.

    Kemudian sahabatnya yang juga orang terkaya di dunia, Elon Musk, ikut buka suara mengenai penangguhan TikTok di AS.

    Musk di akun media sosialnya mengatakan bahwa TikTok seharusnya tidak dilarang beroperasi di AS karena bertentangan dengan kebebasan berpendapat.

    Baru-baru ini, daftar calon pembeli TikTok mulai bermunculan mulai dari perusahaan AI hingga youtuber terkenal.

    Berikut deretan calon pembeli TikTok yang kini sedang ditangguhkan di AS:

    1. Microsoft-Oracle

    Pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Donald Trump dikabarkan berencana mengakuisisi TikTok dengan melibatkan perusahaan teknologi Oracle dan Microsoft.

    Berdasarkan kesepakatan yang sedang dinegosiasikan oleh Gedung Putih, pemilik TikTok yang berbasis di China yakni ByteDance, nantinya akan memiliki saham minoritas di TikTok.

    Namun, algoritma aplikasi, pengumpulan data dan pembaruan perangkat lunak akan diawasi oleh Oracle.

    Menurut laporan National Public Radio (NPR), jika kesepakatan tersebut berjalan secara efektif, artinya investor asal Amerika Serikat akan memiliki saham mayoritas di TikTok, tetapi ketentuan kesepakatan dapat berubah dan masih dibahas.

    “Tujuannya adalah agar Oracle dapat memantau dan mengawasi secara efektif apa yang sedang terjadi dengan TikTok. ByteDance tidak akan sepenuhnya hilang, tetapi akan meminimalkan kepemilikan China,” ujar sumber anonim NPR dikutip Minggu (26/1/2025).

    2. Perusahaan AI Perplexity

    Perplexity AI, sebuah mesin pencari berbasis kecerdasan buatan, baru-baru ini mengajukan proposal terbaru mereka untuk melakukan merger dengan TikTok.

    Melansir dari Techcrunch, proposal terbaru yang diajukan akan memberikan pemerintah Amerika Serikat hingga 50% kepemilikan pada entitas baru yang terbentuk.

    Adapun tawaran terbaru ini menyusul sebuah proposal sebelumnya di mana Perplexity berencana untuk menciptakan sebuah perusahaan baru yang menggabungkan Perplexity, TikTok US, dan investor ekuitas tambahan.

    Dalam tawaran yang telah direvisi, pemerintah AS akan menerima sahamnya setelah penawaran umum perdana yang diperkirakan bernilai US$300 juta. Sementara, ByteDance perusahaan induk TikTok yang berbasis di China, kemungkinan akan mempertahankan sebagian kepemilikan.

    Sumber yang mengetahui tawaran tersebut juga mengonfirmasi kepada TechCrunch bahwa Perplexity melakukan revisi atas tawarannya setelah menerima masukan dari pemerintahan Presiden Donald Trump, yang sebelumnya menuntut agar TikTok dijual atau dilarang di AS karena masalah keamanan nasional.

    3. Youtuber MrBeast

    Youtuber MrBeast membuat konsorsium di Amerika Serikat (AS) untuk melelang pembelian TikTok.

    Di dalam grup tersebut, telah terhimpun dana sekitar US$20 miliar atau setara dengan Rp325 triliun.

    Uang tersebut ditujukan untuk membeli TikTok yang saat ini masih menanti aturan pemblokiran di AS. Kabar ini berasal dari Jesse Tinsley, seorang pengusaha teknologi dan pendiri Employer.com, mengutip Bloomberg.

    Tinsley mengonfirmasi bahwa grup tersebut juga telah merekrut dua investor terkenal lainnya seperti David Baszucki yang merupakan salah satu pendiri dan CEO Roblox dan CEO Anchorage Digital Nathan McCauley.

    Terlepas dari itu, Tinsley berkata bahwa grup MrBeast belum menjalin komunikasi langsung dengan induk TiktTok, ByteDance.

    “Kami belum mendapat tanggapan (dari ByteDance). Mereka tidak memberikan respons sama sekali,” ujar Tinsley, dikutip dari Bloomberg, Jumat (31/1/2025).

    Project Liberty hingga Mantan Menteri AS…

  • MrBeast Dkk Mau Beli TikTok Rp 325 Triliun, ByteDance bakal Jual? – Page 3

    MrBeast Dkk Mau Beli TikTok Rp 325 Triliun, ByteDance bakal Jual? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – MrBeast bersama dengan sejumlah investor Amerika Serikat dikabarkan telah mengumpulkan lebih dari USD 20 miliar atau sekitar Rp 325 triliun untuk membeli TikTok.

    Penawaran YouTuber dengan nama asli Jimmy Donaldson ini lebih tinggi ketimbang tawaran dari grup Project Liberty yang dipimpin pemilik LA Dodgers Frank McCourt dan Kevin O’Leary dari Shark Tank.

    Dikutip GSM Arena, Jumat (31/1/2025), grup investor yang dipimpin oleh MrBeast ini juga menggandeng nama besar seperti  David Baszucki, salah satu pendiri dan CEO Roblox; dan Nathan McCauley, salah satu pendiri dan CEO Anchorage Digital.

    Tawaran dari MrBeast dan tim ini disebutkan lebih tinggi daripada tawaran dari Project Liberty, yang sebelumnya mengajukan penawaran senilai USD 20 miliar.

    Selain itu, Elon Musk dan Microsoft juga dikabarkan ikut mempertimbangkan untuk mengakuisisi operasi TikTok di Amerika Serikat.

    Walau banyak pihak tertarik membeli, ByteDance sebagai pemilu TikTok belum memberikan komentar resmi terkait kemungkinan kesepakatan ini. Perusahaan juga terus menegaskan, mereka tidak akan menjual atau memisahkan bisnis TikTok di AS.

    Sebelumnya, MrBeast sempat mencuit di akun media sosialnya, “Oke, aku akan beli TikTok agar aplikasi ini tidak dilarang,” yang awalnya dianggap hanya candaan oleh penggemarnya.

    Namun, dalam cuitan selanjutnya, ia mengungkap sejumlah miliarder langsung menghubunginya dan ingin mendukungnya untuk merealisasikan rencana pembelian platform berbagi video asal China tersebut.

  • Video Trump Minta Elon Musk Selamatkan 2 Astronaut NASA yang Terjebak di Luar Angkasa

    Video Trump Minta Elon Musk Selamatkan 2 Astronaut NASA yang Terjebak di Luar Angkasa

    Video Trump Minta Elon Musk Selamatkan 2 Astronaut NASA yang Terjebak di Luar Angkasa

  • iPhone Bakal Bisa Terkoneksi dengan Internet Starlink, Apple?

    iPhone Bakal Bisa Terkoneksi dengan Internet Starlink, Apple?

    Jakarta

    Apple dikabarkan sedang menguji dukungan jaringan satelit Starlink milik SpaceX pada perangkat iPhone terbarunya. Kolaborasi rahasia ini melibatkan T-Mobile US Inc. sebagai mitra operator seluler, menandai langkah baru dalam pengembangan teknologi komunikasi satelit untuk perangkat mobile.

    Laporan ini didasarkan pada informasi dari Bloomberg, yang mengungkap bahwa Apple telah menyertakan dukungan untuk teknologi Starlink dalam pembaruan perangkat lunak iOS terbaru.

    Menurut sumber yang familiar dengan masalah ini, Apple telah menguji iPhone dengan layanan Starlink dari SpaceX, perusahaan antariksa milik Elon Musk. Pembaruan perangkat lunak yang dirilis pada Senin lalu secara diam-diam telah menambahkan dukungan untuk teknologi tersebut.

    Ini merupakan langkah mengejutkan, mengingat T-Mobile sebelumnya hanya menyatakan bahwa Starlink akan tersedia untuk ponsel Samsung, seperti model Z Fold dan S24.

    Sementara itu, Apple sendiri telah memiliki kemitraan dengan Globalstar Inc., yang memungkinkan pengguna iPhone mengirim pesan teks dan menghubungi layanan darurat saat berada di luar jangkauan sinyal seluler. Namun, kolaborasi dengan SpaceX dan T-Mobile ini menunjukkan bahwa Apple mungkin sedang mempertimbangkan untuk memperluas opsi konektivitas satelitnya.

    Uji Beta T-Mobile dan Dukungan Starlink

    T-Mobile telah memulai uji beta untuk layanan Starlink, dengan mengaktifkan sejumlah kecil iPhone sebagai bagian dari program tersebut. Pengguna yang terpilih menerima pesan teks dari T-Mobile yang menyatakan, “Anda berada di T-Mobile Starlink beta. Anda sekarang dapat tetap terhubung dengan mengirim pesan teks melalui satelit dari mana saja. Untuk mulai mengalami cakupan di luar, harap perbarui ke iOS 18.3.”

    Pengguna dalam program beta ini juga menemukan opsi baru di pengaturan data seluler iPhone mereka untuk mengelola fitur satelit. Meskipun Apple menolak berkomentar, T-Mobile menyatakan bahwa uji beta akan dimulai dengan smartphone yang dioptimalkan dan bahwa peluncuran penuh nantinya akan mendukung sebagian besar smartphone modern. Selain iPhone, T-Mobile juga membuka versi beta untuk beberapa pengguna Android 15.

    Elon Musk, CEO SpaceX, menanggapi berita ini melalui postingan di platform X (sebelumnya Twitter). Ia menyatakan bahwa teknologi Starlink saat ini sudah mendukung pengiriman gambar, musik, dan podcast, dengan rencana untuk menambahkan dukungan video di masa depan.

    [Gambas:Twitter]

    Cara Kerja dan Masa Depan Layanan Starlink

    Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET

    Ketika iPhone T-Mobile berada di area tanpa sinyal seluler, perangkat yang terdaftar dalam program Starlink akan mencoba terhubung dengan satelit SpaceX. Pengguna juga dapat mengaktifkan SMS melalui menu satelit untuk layanan Globalstar atau menghubungi layanan darurat melalui Apple.

    Versi awal layanan Starlink saat ini hanya mendukung SMS, namun SpaceX dan T-Mobile berencana untuk memperluasnya ke koneksi data dan panggilan suara di masa depan. Program ini saat ini hanya tersedia di Amerika Serikat, berbeda dengan layanan Globalstar Apple yang sudah berfungsi di beberapa negara. SpaceX berencana untuk memperluas jangkauan Starlink ke operator lain secara global.

    Kemampuan komunikasi satelit ini dirancang untuk area yang tidak terjangkau jaringan seluler, seperti jalur pendakian atau daerah terpencil. Namun, fitur ini tidak dapat digunakan di area yang sudah memiliki sinyal seluler. Dukungan untuk fitur satelit Apple saat ini tersedia di sebagian besar model iPhone, dan perusahaan berencana untuk membawa teknologi ini ke Apple Watch Ultra pada akhir tahun ini.

    T-Mobile telah memperbarui situs webnya untuk memberi tahu penguji beta bahwa iPhone didukung sebagai bagian dari rilis iOS 18.3. Meskipun jumlah pengguna dalam versi beta masih sangat terbatas, T-Mobile berencana untuk memperluas program ini pada bulan Februari mendatang.

    Dengan langkah ini, Apple, SpaceX, dan T-Mobile menunjukkan komitmen mereka untuk menghadirkan konektivitas yang lebih luas dan andal, bahkan di daerah yang paling terpencil sekalipun. Kolaborasi ini juga menandai babak baru dalam persaingan teknologi komunikasi satelit, yang diprediksi akan semakin panas di tahun-tahun mendatang.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Uni Eropa Desak Apple Bikin Sistem Operasi Ramah Perangkat Lain”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/rns)

  • Masuk Gedung Putih, Elon Musk Langsung Diserbu 100 Pertanyaan

    Masuk Gedung Putih, Elon Musk Langsung Diserbu 100 Pertanyaan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk memulai karir dalam pemerintahan Donald Trump sebagai penasihat. Namun jabatan itu menimbulkan pertanyaan dari para pemegang saham Tesla.

    Setidaknya lebih dari 100 pertanyaan diajukan pada Musk yang menjabat sebagai CEO Tesla dalam laporan pendapatan. Beberapa pertanyaan terkait peran resminya dalam Department of Government Efficiency (DOGE) dan apakah fokusnya pada Tesla akan terbelah usai masuk Gedung Putih.

    Pertanyaan lainnya seputar pembagian waktu yang diambil Musk antara Gedung Putih dan pekerjaannya untuk Tesla.

    “Apakah Anda yakin dia memberi Tesla fokus yang dibutuhkan?” kata seorang investor ritel, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (30/1/2025).

    Musk diketahui sebagai pendukung garis terdepan Trump sejak kampanye lalu. Dia tercatat menyumbangkan US$270 untuk Trump dan partai Republik.

    Orang terkaya dunia itu juga turun langsung berkampanye, termasuk kerap membicarakan Trump dan kebijakannya. Musk terlihat pula dalam pelantikan Trump di Gedung Capitol minggu lalu.

    Bukan hanya di AS, Musk jadi sorotan dengan aktivitasnya terkait politik Jerman. Dia terlibat aktif mendukung penuh partai sayap kanan anti imigran AfD (Alternative für Deutschland).

    Dia juga terlihat melakukan gerakan yang dianggap sebagai penghormatan bagi Nazi dalam pelantikan minggu lalu. Namun Musk menanggapi kritikan tersebut dengan menyebutnya sebagai gerakan kebencian dengan tipuan.

    Tak berselang lama, dia terlibat kontroversial lagi dengan memainkan kata bertema Nazi di X. Selain itu Musk terlihat muncul dalam video di sebuah rapat AfD di Halle Jerman.

    (fab/fab)

  • Boeing Bersama Elon Musk Putar Otak Percepat Pengiriman Pesawat Kepresidenan AS – Page 3

    Boeing Bersama Elon Musk Putar Otak Percepat Pengiriman Pesawat Kepresidenan AS – Page 3

    Namun, dalam panggilan telepon dengan investor di kemudian hari, Ortberg menuturkan kalau “tidak ada solusi instan” untuk program Air Force One yang secara teknis dikenal sebagai VC-25B. Air Force One hanya digunakan saat presiden berada di dalam pesawat.

    “Saya merasa lebih baik tentang kemampuan kami untuk mengelola kinerja dengan lebih baik pada 2025,” ujar Ortberg.

    Elon Musk sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah atau DOGE bertugas menghilangan pemboroan pengeluaran pemerintah.

    Meski kedua jet Air Force One masing-masing melebihi anggaran lebih dari USD 1 miliar atau sekitar Rp 16,23 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.238), biaya itu akan dibebankan kepada Boeing, bukan pembayar pajak sebagai bagian dari kontrak harga tetap. Di mana Angkatan Udara akan membayar USD 3,9 miliar atau sekitar Rp 63,36 triliun untuk dua pesawat itu.

    Penundaan selama pandemi COVID-19 yang membatasi staf di fasilitas Texas, dan masalah rantai pasokan Boeing juga mendorong waktu pengiriman jadi mundur.

    Boeing telah identifikasi kerugian USD 2,25 miliar atau sekitar Rp 36,56 triliun untuk dua jet tersebut pada kinerja keuangan sebelumnya. Pada Selasa kembali mengambil biaya USD 1,7 miliar untuk kontrak militer termasuk VC-25B, meski tidak merinci berapa banyak dari biaya itu yang berasal dari jet Air Force One.

  • HP Diramal Mau Punah, Penggantinya Sudah Ada Tinggal Tunggu Waktu

    HP Diramal Mau Punah, Penggantinya Sudah Ada Tinggal Tunggu Waktu

    Jakarta, CNBC Indonesia – Evolusi ponsel genggam dari waktu-ke-waktu membuat manusia tak bisa lepas. Pertama kali diperkenalkan ke publik, fungsi ponsel seluler semata-mata untuk melakukan panggilan telepon dan SMS.

    Seiring perkembangan zaman, feature phone beralih menjadi smartphone ketika mendukung jaringan internet. Smartphone lantas bisa memuat banyak aplikasi untuk mendukung aktivitas manusia. 

    Bahkan, kehadiran smartphone mampu menciptakan pekerjaan baru, yakni kreator media sosial. 

    Namun, usia smartphone diramal akan punah dalam dekade mendatang. Hal ini sudah diumbar 2 tokoh industri teknologi kawakan, Mark Zuckerberg dan Elon Musk.

    CEO Meta Mark Zuckerberg mengungkap prediksi yang menghebohkan beberapa saat lalu. Ia mengatakan dominasi smartphone sebagai perangkat sehari-hari saat ini akan tergantikan oleh smartglasses atau kacamata pintar.

    Bahkan, Zuckerberg memprediksi fenomena itu akan mulai terlihat di pengujung dekade ini atau 2030 mendatang.

    Sebelumnya CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk juga pernah menyinggung soal kepunahan smartphone dan penggantinya.

    Berbeda dengan Zuckerberg, Musk mengatakan pengganti smartphone masa depan adalah Neuralink, yakni produk chip otak yang saat ini sudah bisa membuat manusia lumpuh mampu menjalankan komputer hanya dengan telepati otak.

    Hal ini disampaikan Musk beberapa saat lalu di X. Kala itu ada akun parodi Not Elon Musk (@iamnot_elon) yang bertanya ke netizen “apakah Anda akan menginstal antarmuka Neuralink untuk mengontrol ponsel hanya melalui pikiran?”.

    Musk kemudian menjawab tweet itu dengan menyebut, “di masa depan tak ada lagi HP, hanya Neuralink,” kata dia, dikutip dari DeccanHerald.

    Sebelum diuji coba ke manusia, Neuralink sudah bertahun-tahun menguji teknologinya ke hewan. Pasien manusia pertama Neuralink yang menderita kelumpuhan terbukti bisa bermain game dan mengontrok kursor komputer hanya lewat pikiran.

    Sempat ada isu benang yang menyangkut pada otak sang pasien. Namun, Neuralink mengatakan isu itu sudah diperbaiki. Tak berselang lama, Neuralink juga langsung menguji coba chip otaknya ke pasien kedua dan diklaim berhasil.

    Belum jelas apakah ramalan Zuckerberg dan Musk nantinya akan benar-benar terjadi. Belum terbayangkan pula apa jadinya peradaban manusia tanpa smartphone. Kita tunggu saja!

    (fab/fab)

  • Cara China Akali Pembatasan Chip dan Kejutkan Dunia dengan DeepSeek

    Cara China Akali Pembatasan Chip dan Kejutkan Dunia dengan DeepSeek

    Jakarta

    Amerika Serikat tampak percaya diri berada di depan dalam perlombaan AI atau kecerdasan buatan dibandingkan China. Dari ChatGPT sampai Gemini, China tampaknya tak punya produk yang sebanding.

    Memang ada chatbot AI dari Baidu, Tencent, sampai ByteDance. Namun kemampuannya dinilai masih kurang. AS pun ingin tetap berada di depan, dengan membatasi ekspor teknologi dan chip canggih AI ke China.

    Itulah mengapa kemunculan DeepSeek menghebohkan Silicon Valley. Perusahaan itu mengklaim chatbot AI mereka dibuat dengan biaya jauh lebih murah dari perusahaan AS, namun mampu menandingi dan bahkan melampauinya di beberapa sisi.

    Jadi apa kunci dari perusahaan itu mampu meluncurkan AI canggih di tengah segala pembatasan dari AS? Dikutip detikINET dari BBC, Kamis (30/1/2025) berikut beberapa alasannya.

    Pembatasan AS jadi peluang

    Ketika AS membatasi chip canggih seperti buatan Nvidia untuk dijual di China, jelas itu pukulan berat. Chip semacam itu sangat penting untuk membangun model AI yang kuat, yang bisa melakukan berbagai hal dari menjawab pertanyaan sampai menyelesaikan soal matematika rumit.

    Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, menyebut pelarangan itu adalah tantangan utama bagi China. Untungnya jauh sebelum larangan, DeepSeek sudah membeli chipcanggih Nvidia A100, antara 10 ribu sampai 50 ribu unit sebelum dilarang.

    Model AI terkemuka di Barat diperkirakan menggunakan 16.000 chip khusus. Namun DeepSeek mengklaim mereka melatih model AI hanya dengan menggunakan 2.000 chip tersebut dan ribuan chip kelas rendah, membuat produk mereka lebih murah.

    Beberapa pihak termasuk Elon Musk, mempertanyakan klaim ini. Namun ahli mengatakan larangan Washington membawa tantangan dan peluang bagi industri AI China. Menurut Marina Zhang, profesor di University of Technology Sydney, larangan ini memaksa perusahaan China seperti DeepSeek berinovasi dengan sumber daya lebih sedikit.

    “Walau pembatasan itu menghadirkan tantangan, juga memicu kreativitas dan ketangguhan, sesuai dengan kebijakan luas China untuk mencapai kemerdekaan teknologi,” katanya.

    Rilis model baru AI dari DeepSeek pada 20 Januari, bertepatan dengan pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS, dianggap disengaja. “Timingnya sesuai dengan keinginan pemerintah China, bahwa kontrol ekspor tak berhasil dan AS bukan pemimpin global di AI,” kata Gregory C Allen, pakar AI di Center for Strategic and International Studies.

    Talenta AI yang hebat

    China punya orang-orang dengan kemampuan besar di bidang AI. Tim DeepSeek misalnya, yang dilaporkan 140 orang, kebanyakan berasal dari kampus elit China. Universitas di China memang fokus menciptakan generasi AI yang cerdas.

    “Tumbuh dalam perkembangan cepat teknologi China, mereka sangat termotivasi oleh dorongan untuk berinovasi secara mandiri,” cetus Marina Zhang.

    Pendiri Deepseek, Liang Wenfeng, adalah contohnya, di mana pria berusia 39 tahun itu mempelajari AI di Universitas Zhejiang yang bergengsi. Di sebuah artikel media teknologi 36Kr, orang yang mengenalnya mengatakan dia lebih seperti seorang geek daripada seorang bos.

    Media China menggambarkannya sebagai seorang ‘idealis teknis’ di mana dia bersikeras mempertahankan DeepSeek sebagai platform sumber terbuka. Ahli percaya bahwa budaya open source ini memungkinkan startup untuk mengumpulkan sumber daya dan maju lebih cepat.

    Tidak seperti perusahaan teknologi China yang lebih besar, DeepSeek memprioritaskan penelitian, memungkinkan lebih banyak eksperimen, menurut para ahli dan orang-orang yang bekerja di perusahaan tersebut.

    Liang Wenfeng pun menjadi sensasi di media sosial di China. Dia dianggap sebagai 3 pahlawan AI China yang sama-sama berasal dari Guandong. Dua lainnya adalah Zhilin Yang, pakar AI di Tsinghua University dan Kaiming He yang mengajar di kampus MIT.

    Netizen China pun berbahagia, apalagi bertepatan dengan perayaan Tahun Baru China. “Ini adalah kado terbaik tahun baru. Semoga Ibu Pertiwi kuat dan makmur,” tulis seorang warganet.

    (fyk/fay)

  • Mobil Murah Tesla Bakal Dirilis Dalam Waktu Dekat

    Mobil Murah Tesla Bakal Dirilis Dalam Waktu Dekat

    Jakarta

    Mobil listrik murah Tesla bakal meluncur dalam waktu dekat. Kabarnya mobil listrik itu akan dirilis pada semester pertama tahun 2025.

    Rencana Tesla untuk menghadirkan mobil listrik murah masih sesuai rencana. Diberitakan Reuters, perusahaan garapan Elon Musk itu akan menyajikan mobil listrik murah pada semester pertama tahun 2025 sekaligus menguji mobil otonom berbayar pada Juni.

    Nilai pasar Tesla belakangan melonjak setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS. Diketahui Trump memiliki hubungan dekat dengan CEO Tesla. Di lain sisi, pada tahun lalu Tesla mencatatkan penurunan penjualan. Ini seolah menjadi desakan untuk meluncurkan model dengan harga lebih rendah sekaligus kendaraan otonom untuk mendukung finansial Musk di masa depan.

    Sayangnya, Musk belum membeberkan detail soal harga dari mobil murah Tesla itu, termasuk soal ukuran dan spesifikasi detail. Tesla memang terus berupaya untuk menghadirkan mobil dengan harga lebih murah. Selain itu, biaya rata-rata bahan baku dan tenaga kerja untuk membuat mobil telah mencapai tingkat terendah yang pernah ada.

    Dalam perhitungan Reuters, biaya pembuatan mobil Tesla turun menjadi USD 33.000 dolar dari USD 39.000 dua tahun sebelumnya.

    Sebagai informasi tambahan, gagasan mobil listrik Tesla dengan harga lebih terjangkau awalnya dikemukakan oleh Musk pada 2018 lalu. Kala itu, sang bos Tesla mengatakan, perusahaan dapat membuat mobil listrik murah itu dalam waktu tiga tahun. Pada Juni 2021, Musk menegaskan mobil listrik yang berdesain hatchback itu akan dirilis tahun 2023. Nyatanya hingga tahun 2025, mobil listrik murah itu belum juga terlihat.

    Adapun salah satu cara Tesla supaya dapat menekan harga jual mobil ini adalah dengan menggunakan desain sel baterai 4680 tables, yang diungkapkan Tesla pada acara Battery Day pada September 2020 lalu.

    Pada saat itu, Tesla mengatakan desain sel baterai ini akan mampu menawarkan kepadatan energi lima kali lipat dan daya enam kali lipat untuk menghasilkan rentang baterai 16% lebih besar.

    (dry/rgr)

  • SoftBank Mau Suntik Modal Rp406,54 Triliun ke OpenAi

    SoftBank Mau Suntik Modal Rp406,54 Triliun ke OpenAi

    Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan investasi milik Masayoshi Son, SoftBank Group Corp., tengah berdiskusi untuk menginvestasikan sebanyak US$25 miliar atau setara Rp406,54 triliun (US$1=Rp16.260) ke OpenAI. 

    Jika terealisasi, langkah tersebut berpotensi menjadikan SoftBank sebagai pendukung terbesar perusahaan rintisan AI tersebut.

    Mengutip Bloomberg pada Kamis (30/1/2025), menurut seorang sumber yang mengetahui rencana tersebut, perusahaan investasi Jepang tersebut tengah berunding untuk menginvestasikan antara US$15 miliar dan US$25 miliar. 

    Jumlah tersebut akan menambah komitmen eksisting US$15 miliar yang sebelumnya telah dikucurkan oleh SoftBank untuk Project Stargate, kata orang tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya saat membahas pembicaraan tertutup tersebut. 

    Adapun, Project Stargate adalah usaha patungan yang berpusat di Texas dengan OpenAI untuk membangun pusat data dan infrastruktur AI lainnya guna mendukung pembuat ChatGPT. 

    Rencana tersebut masih dalam tahap awal dan mungkin tidak akan menghasilkan investasi, kata orang tersebut. Perwakilan SoftBank dan OpenAI menolak berkomentar. Investor terbesar OpenAI, Microsoft Corp., juga menolak berkomentar terkait rencana investasi tersebut. 

    Son dan CEO OpenAI Sam Altman turut hadir ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan usaha patungan Stargate bulan ini. Kedua CEO tersebut telah berhubungan selama bertahun-tahun mengenai minat mereka yang sama dalam memajukan pengembangan kecerdasan buatan. 

    Bersama dengan mitra usaha patungan Oracle Corp. dan MGX yang didukung Abu Dhabi, Stargate berencana untuk menginvestasikan US$100 miliar pada tahap awal dan mengucurkan sebanyak US$500 miliar selama empat tahun.

    OpenAI mendambakan lebih banyak kapasitas pusat data untuk membuat AI-nya lebih canggih. Kini, perusahaan tersebut menghadapi pasar yang dipenuhi para pesaing, didorong oleh keberhasilan nyata perusahaan rintisan China, DeepSeek, dalam menyamai kemampuan OpenAI dengan biaya yang jauh lebih murah. 

    Perusahaan AS tersebut sejauh ini mengandalkan Microsoft untuk sebagian besar kebutuhan komputasi dan cloud-nya.

    SoftBank telah mencari momen yang tepat untuk memasuki pasar perangkat keras AI yang menguntungkan setelah bertahun-tahun bertaruh secara tidak seimbang pada perusahaan rintisan AI melalui Vision Fund. 

    Son dan Altman dari OpenAI pertama kali bertemu pada tahun 2019, ketika Son menawarkan investasi sebesar US$1 miliar kepada OpenAI, yang tidak pernah terwujud. Keduanya sejak itu telah terikat karena kekhawatiran bersama mereka seputar kekurangan semikonduktor yang dibutuhkan untuk mendukung aplikasi AI. 

    Vision Fund kemudian menginvestasikan US$500 juta pada perusahaan rintisan tersebut dan meluncurkan tender senilai US$1,5 miliar untuk membeli lebih banyak saham dari karyawan OpenAI bulan lalu.

    Berita tentang kemungkinan investasi SoftBank membantu meningkatkan kenaikan saham terkait chip Asia termasuk Advantest Corp. Saham SoftBank turun 1% pada Kamis pagi di Tokyo.

    “Masuk akal jika Nasdaq dan saham terkait semikonduktor dibeli, tetapi SoftBank, yang mengeluarkan uang, tidak akan melihat momentum pembelian yang sama,” kata Takehiko Masuzawa, kepala perdagangan ekuitas di Phillip Securities Japan.

    Pelaku industri teknologi, termasuk Elon Musk, mempertanyakan kurangnya rincian seputar Stargate dan pembiayaannya. Pendiri xAI menyatakan keraguan apakah perusahaan yang bergabung dengan pengumuman Trump dapat menindaklanjuti komitmen keuangan mereka. 

    SoftBank memiliki sekitar US$25 miliar dalam bentuk tunai dan setara kas pada akhir September serta kepemilikan di ratusan perusahaan rintisan dan 90% saham di perancang chip Arm Holdings Plc yang dapat dimanfaatkan untuk membiayai taruhan tersebut.

    Namun, masih ada keraguan mengenai apakah Stargate benar-benar merupakan peningkatan dramatis dari rencana pembangunan pusat data yang diumumkan sebelumnya. 

    Bulan lalu, Son mengunjungi Mar-a-Lago untuk mengumumkan SoftBank akan menghabiskan US$100 miliar di AS selama masa jabatan presiden mendatang, dan Project Stargate memanfaatkan upaya tersebut, menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut.