Tag: Elon Musk

  • Presiden Ukraina Bingung, Tak Tahu ke Mana Larinya Bantuan ‘Rp3.287 Triliun’ dari AS – Halaman all

    Presiden Ukraina Bingung, Tak Tahu ke Mana Larinya Bantuan ‘Rp3.287 Triliun’ dari AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bingung dengan klaim yang disampaikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang jumlah bantuan AS untuk Ukraina.

    Trump mengklaim AS telah memberi Ukraina bantuan senilai $200 miliar atau Rp3.287 triliun. Namun, Zelensky mengatakan Ukraina hanya menerima $75 miliar atau Rp1.232 triliun.

    Zelensky mengaku tak tahu dari mana Trump bisa mendapat angka itu atau ke mana perginya bantuan dalam jumlah fantastis itu jika memang demikian adanya.

    Berbeda Joe Biden yang jadi pendahulunya, Trump kerap mengkritik besarnya bantuan AS untuk Ukraina. Trump meminta negara-negara NATO agar “menyamakan” jumlah bantuannya dengan jumlah bantuan yang digelontorkan AS.

    “Kita di sana dengan bantuan $200 miliar, lebih banyak daripada Uni Eropa, kita ini sebenarnya apa, bodoh?” kata Trump bulan lalu dikutip dari Russia Today.

    Seperti Trump, Wakil Presiden AS J.D. Vance juga menyebut bahwa total bantuan AS untuk Ukraina mencapai $200 miliar.

    “Kini kita menghabiskan $200 miliar. Apa tujuannya? Apa yang ingin kita capai?” tanya Vance.

    Dalam wawancara dengan Associated Press yang diterbitkan hari Minggu, (2/2/2025), Zelensky bersikeras mengatakan Ukraina tak pernah menerima bantuan AS sampai $200 miliar.

    “Ketika disebutkan bahwa Ukraina menerima $200 miliar untuk membantu tentaranya saat perang, itu tidak benar,” ujar Zelensky.

    “Saya tidak tahu ke mana perginya semua uang itu. Barangkali itu benar di atas kertas, dengan ratusan program berbeda, saya tak akan mendebat, dan kami sangat bersyukur atas segalanya. Namun, kenyataannya kami menerima sekitar $76 miliar. Itu bantuan yang sangat besar, tetapi tak mencapai $200 miliar.”

    Adapun sejak tahun 2022 Kongres AS telah mengizinkan bantuan sekitar $175 miliar untuk Ukraina. Sebagian besar bantuan itu dilaporkan “lari” ke industri AS dan berbagai aktivitas pemerintah AS yang terkait dengan perang Ukraina-Rusia.

    Menurut Institut Kiel di Jerman, per Oktober 2024 AS sudah mengalokasikan sekitar $92 miliar untuk bantuan militer dan keuangan kepada Ukraina. Sementara itu, Inggris dan negara-negara Eropa sudah mengalokasikan $131 miliar.

    Zelensky menyebut hanya melihat sedikit uang karena bantuan sebesar lebih dari $70 miliar itu datang dalam bentuk bantuan militer secara langsung.

    “Ada juga banyak program kemanusiaan lainnya yang tidak saya ketahui, kecuali hanya mengetahui keberadaaanya. Mungkin pemerintahan Presiden AS akan mengaudit program-progam ini dan menemukan miliaran lainnya, tetapi saya tidak tahu ke aman perginya dana itu,” ujarnya.

    Sementara itu, Trump telah menangguhkan bantuan luar negeri AS selama 90 tahun. Trump ingin meninjau apakah bantuan itu sesuai dengan tujuan pemerintahannya. Dia menginginkan agar “Amerika diutamakan”.

    Penangguhan itu mempengaruhi banyak program yang terkait dengan Ukraina, terutama yang didanai dengan hibah dari Badan AS untuk Kemajuan Internasional (USAID).

    Muncul laporan bahwa Gedung Putin ingin menggabungkan USAID dengan Kementerian Luar Negeri. Lalu, Kementerian Efisiensi Pemerintahan AS (DOGE) dikabarkan telah mengirim tim untuk mengaudit aktivitas USAID.

    “USAID adalah organisasi kriminal. Sekarang waktunya organisasi itu lenyap,” kata Elon Musk yang mengepalai DOGE.

    (*)

  • Petaka Elon Musk Menggila, Keamanan Nasional Terancam

    Petaka Elon Musk Menggila, Keamanan Nasional Terancam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pengusaha yang kini juga bekerja untuk Gedung Putih, Elon Musk, punya akses penuh ke data masyarakat Amerika Serikat (AS). Hal ini disebut bisa menimbulkan risiko keamanan nasional.

    Menteri Keuangan Scott Bessent disebut memberikan tim Musk, Departemen Efisiensi Pemerintah atau DOGE, akses sistem terkait penyaluran triliunan dolar pada masyarakat AS tiap tahunnya. Informasi ini berasal dari Senator Demokrat dan anggota Komite Keuangan Senat, Ron Wyden.

    Kabarnya seorang pejabat di Departemen Keuangan meninggalkan posisinya setelah tim Musk meminta mengakses sistem tersebut.

    “Tunjangan Jaminan Sosial dan Medicare, hibah, pembayaran kepada kontraktor, termasuk yang bersaing dengan perusahaan milik Musk. Semuanya,” kata Wyden soal apa saja yang diakses DOGE, dikutip dari Tech Crunch, Senin (3/1/2025).

    Dalam suratnya ke Bessent, Wyden mengatakan sistem yang dijalankan Biro Layanan Fiskal Departemen Keuangan mengendalikan US$6 triliun. Dana tersebut termasuk tunjangan jaminan sosial dan medicare, pengembalian pajak dan pembayaran untuk karyawan dan kontraktor pemerintahan.

    Sementara itu berdasarkan laporan The New York Times, Bessent telah memberikan akses pada DOGE di hari Jumat lalu. Salah satu yang diberikan akses dilaporkan Tom Krause, yang juga kepala eksekutif Cloud Software Group.

    Tech Crunch melaporkan Krause tidak menanggapi permintaan berkomentar, begitu juga Departemen Keuangan.

    Wyden yang menyebut operasi bisnis Musk yang ekstensif di China dapat membahayakan AS. Yakni terkait keamanan siber dan konflik kepentingan.

    “Tidak bisa memberikan akses ke sistem sensitif pada individu dengan kepentingan bisnis yang begitu signifikan di China,” jelas dia.

    (fab/fab)

  • Musk Sebut USAID Kriminal, Trump Bilang Pemimpinnya Gila Radikal    
        Musk Sebut USAID Kriminal, Trump Bilang Pemimpinnya Gila Radikal

    Musk Sebut USAID Kriminal, Trump Bilang Pemimpinnya Gila Radikal Musk Sebut USAID Kriminal, Trump Bilang Pemimpinnya Gila Radikal

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan miliarder AS yang juga sekutunya, Elon Musk, kompak menyerang Badan Pembangunan Internasional AS atau USAID. Trump menyebut USAID dikelola oleh “orang-orang gila yang radikal”, sedang Musk menyebut badan tersebut sebagai “organisasi kriminal”.

    Trump, seperti dilansir AFP, Senin (3/2/2025), juga mengungkapkan bahwa dirinya sedang mempertimbangkan masa depan USAID, yang selama ini banyak memberikan bantuan-bantuan kemanusiaan di luar negeri.

    USAID merupakan badan independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang yang disahkan Kongres AS. Badan ini mengelola anggaran sebesar US$ 42,8 miliar yang ditujukan untuk bantuan kemanusiaan dan bantuan pembangunan di seluruh dunia.

    Serangan terhadap USAID ini menandai posisi baru yang signifikan dalam langkah Trump memberikan kekuasaan yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Musk untuk menjungkirbalikkan departemen pemerintah, serta menangkal hal yang disebut keduanya sebagai pemborosan pengeluaran negara.

    “USAID merupakan organisasi kriminal,” cetus Musk, miliarder AS pemimpin Tesla dan SpaceX, yang menjadi pendukung paling kuat Trump, dalam postingannya via media sosial X, yang juga dimilikinya.

    Pernyataan itu disampaikan Musk saat mengomentari video online yang menuduh keterlibatan USAID dalam “pekerjaan jahat CIA” dan “sensor internet”.

    Dalam postingan berikutnya, Musk memperkuat tudingannya dengan, tanpa memberikan bukti, bertanya kepada 215 juta followers-nya di media sosial X: “Tahukah Anda bahwa USAID, dengan menggunakan uang pajak ANDA, mendanai penelitian senjata biologis, termasuk COVID-19, yang menewaskan jutaan orang?”

    Tonton juga Video: Trump Terbuka Jika Elon Musk Mau Beli TikTok

    Musk tidak menjelaskan lebih lanjut soal tudingan itu, yang oleh para pejabat AS dalam pemerintahan sebelumnya dikaitkan dengan kampanye informasi palsu Rusia.

    Trump, dalam pernyataan terpisah, juga melontarkan serangan terhadap USAID, dengan menyebut badan itu dikelola secara buruk. Serangan Trump ini dilontarkan setelah laporan media menyebut sang Presiden AS itu mempertimbangkan untuk menggabungkan USAID ke dalam Departemen Luar Negeri.

    Berbicara kepada wartawan setempat, Trump menyebut USAID dikelola oleh “orang-orang gila yang radikal” dan mengatakan pemerintahannya akan mendepak “orang-orang gila” dari USAID sebelum keputusan diambil mengenai masa depan badan tersebut.

    “Ini (USAID) dikelola oleh sekelompok orang gila yang radikal, dan kita akan mengeluarkan mereka. USAID, dikelola oleh orang gila yang radikal, dan kita akan mengeluarkan mereka, lalu kita akan mengambil keputusan (mengenai masa depannya),” ucap Trump pada Minggu (2/2) malam tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Dia kemudian menegaskan dukungannya untuk Musk yang memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), dengan mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya merasa miliarder AS itu “melakukan pekerjaan dengan baik” meskipun mereka tidak sepakat dalam setiap hal. Dia juga memuji Musk “sangat cerdas”.

    Tonton juga Video: Trump Terbuka Jika Elon Musk Mau Beli TikTok

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Utang Twitter akan Dijual, CEO X Bertemu Calon Investor di Kantor Morgan Stanley

    Utang Twitter akan Dijual, CEO X Bertemu Calon Investor di Kantor Morgan Stanley

    Bisnis.com, JAKARTA — CEO X atau dikenal sebagai Twitter, Linda Yaccarino, bersama dengan CFO Mahmoud Reza Banki, hadir dalam pertemuan dengan beberapa perusahaan investasi yang diorganisir oleh Morgan Stanley pada Jumat (31/1/2025). Pertemuan ini sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk menjual utang senilai US$3 miliar.

    Pertemuan tersebut berlangsung di kantor Morgan Stanley, di mana para eksekutif X memberikan presentasi singkat tetapi tidak memberikan kesempatan bagi peserta untuk mengajukan pertanyaan.

    Melansir Bloomberg, Minggu (2/2/2025), menurut beberapa sumber yang mengetahui jalannya pertemuan, para eksekutif X memberikan informasi terbatas mengenai kondisi perusahaan dalam presentasi yang memakan waktu selama satu jam.

    Akan tetapi, tidak ada komentar yang diberikan oleh perwakilan Morgan Stanley maupun X terkait hasil yang disepakati pasca pertemuan tersebut.

    Adapun, langkah ini muncul setelah Morgan Stanley meluncurkan proses penjualan utang X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter Inc., yang tertahan di neraca bank-bank Wall Street sejak pembelian perusahaan oleh Elon Musk pada tahun 2022.

    Utang senilai miliaran dolar tersebut sempat terhalang penjualannya akibat kekhawatiran mengenai kesehatan finansial X. 

    Morgan Stanley, yang berperan sebagai penasihat Elon Musk dalam akuisisi tersebut, telah memegang sebagian besar utang X dan kini mengatur proses bagi sekelompok bank untuk akhirnya mengurangi eksposur mereka terhadap perusahaan tersebut. 

    Baru-baru ini, sekitar US$1 miliar dari utang tersebut telah berhasil dijual kepada perusahaan investasi seperti Diameter Capital Partners dan Darsana Capital Partners. Kini, Morgan Stanley menawarkan US$3 miliar utang lagi kepada para investor.

    Sumber-sumber yang hadir dalam pertemuan tersebut mengungkapkan bahwa peserta tidak diperbolehkan membawa ponsel ke dalam ruangan dan hanya diberikan informasi terbatas mengenai keuangan X.

    Dalam penjelasannya, Morgan Stanley memaparkan proyeksi keuangan X untuk tahun 2024, yang menunjukkan laba sekitar US$1,2 miliar sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA).

    Selain itu, mereka juga menyoroti potensi pertumbuhan saham X berkat proyek kecerdasan buatan Musk, xAI, yang turut dipromosikan sebagai nilai tambah.

  • Elon Musk Acak-acak Amerika: PNS Dipecat, Data Pribadi Disekap

    Elon Musk Acak-acak Amerika: PNS Dipecat, Data Pribadi Disekap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah ‘tangan kanan’ Elon Musk yang ditugaskan menjalankan Office of Personnel Management (OPM), lembaga sumber daya manusia pemerintah AS, dilaporkan ‘mengusir’ Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari sistem komputer yang berisi data pribadi jutaan pegawai federal.

    Mengutip Reuters, Sabtu (1/2/2024) langkah ini terjadi di tengah perombakan besar-besaran pemerintahan yang dilakukan Presiden Donald Trump sejak menjabat 11 hari lalu.

    Trump sendiri diketahui telah memecat dan menyingkirkan ratusan PNS sebagai bagian dari strateginya untuk merampingkan birokrasi dan menggantikannya dengan para ‘loyalis’.

    CEO Tesla dan pemilik X ini diberi tugas oleh Trump untuk memangkas jumlah tenaga kerja sipil pemerintahan. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya mencapai 2,2 juta orang.

    Musk bergerak cepat dengan menempatkan sekutunya di OPM, lembaga yang bertanggung jawab atas manajemen kepegawaian federal.

    Berdasarkan sumber Reuters, beberapa pegawai senior di OPM kehilangan akses ke sistem data departemen, termasuk Enterprise Human Resources Integration basis data yang berisi informasi penting. Seperti tanggal lahir, nomor Jaminan Sosial (Social Security), penilaian kinerja, alamat rumah, tingkat gaji, dan lama masa kerja pegawai pemerintah.

    “Kami tidak bisa melihat apa yang mereka lakukan dengan sistem komputer dan data. Ini sangat mengkhawatirkan. Tidak ada pengawasan. Ini menimbulkan implikasi nyata terhadap keamanan siber dan risiko peretasan,” ungkap salah satu pejabat.

    Para pejabat yang terdampak masih dapat mengakses email tetapi tidak lagi memiliki akses ke kumpulan data besar yang mencakup seluruh tenaga kerja federal. Hingga berita ini diterbitkan, pihak OPM, Gedung Putih, dan tim baru yang ditunjuk belum memberikan tanggapan.

    Sementara itu, OPM mulai mengirimkan memo yang tidak biasa, menghindari gaya bahasa birokrasi kaku. Memo tersebut mendorong pegawai untuk mempertimbangkan tawaran pesangon guna mengundurkan diri dan berlibur.

    Don Moynihan, profesor di Ford School of Public Policy, Universitas Michigan, menilai tindakan di OPM ini memunculkan kekhawatiran terkait pengawasan kongres serta bagaimana Trump dan Musk memperlakukan birokrasi federal.

    “Ini membuat siapapun di luar lingkaran dalam Musk di OPM semakin sulit mengetahui apa yang sedang terjadi,” ujar Moynihan.

    (fab/fab)

  • Video: “Terancam” Starlink Elon Musk, Bisnis Satelit Lokal Bisa Lawan?

    Video: “Terancam” Starlink Elon Musk, Bisnis Satelit Lokal Bisa Lawan?

    Jakarta, CNBC Indonesia- Sepanjang tahun 2024, industri satelit di Indonesia terus bertumbuh seiring dengan terus meningkatnya kebutuhan layanan jasa internet hingga di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) di tengah perkembangan transformasi digital.

    Ketua Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI), Anggoro K. Widiawan menyebutkan besarnya potensi pasar di bisnis layanan jasa internet di Indonesia mampu menarik minat provider asing. Namun demikian, pada tahun 2024 industri jasa internet satelit berada dalam masa persimpangan imbas cepatnya perkembangan teknologi sehingga menuntut para penyedia layanan internet satelit untuk dapat mengimbanginya.

    Seperti apa prospek dan tantangan bisnis internet satelit 2025? Selengkapnya simak dialog Dina Gurning dengan Ketua Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI), Anggoro K. Widiawan dalam Profit, CNBC Indonesia (Jum’at, 31/01/2025)

  • Mobil Tesla Versi Murah Akhirnya Rilis di 2025, Ini Kata Elon Musk

    Mobil Tesla Versi Murah Akhirnya Rilis di 2025, Ini Kata Elon Musk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tesla berencana meluncurkan model mobil listrik yang lebih murah. Informasi ini diungkapkan sendiri oleh CEO Elon Musk.

    Musk berjanji Tesla murah akan dirilis pada paruh pertama 2025. Namun tidak ada rincian soal pengumuman itu termasuk harga mobil murah nantinya, dikutip dari Reuters, Jumat (31/1/2025).

    Janji lain yang disampaikan Musk adalah perusahaan akan mulai menguji layanan taksi otonom. Menurutnya uji coba akan dilakukan pada Juni mendatang.

    Menurut Musk uji coba akan dilakukan di Austin. Sama seperti mobil murah, dia juga tak merinci cara kerja layanan taksi.

    Meski begitu sejumlah analis mempertanyakan jadwal yang diungkapkan Musk. Sebab masih ada hambatan regulasi di beberapa wilayah.

    “Dia (Musk) menyoroti peningkatan software, dengan peluncuran yang direncanakan di Texas dan California, meski ada hambatan regulasi di Eropa dan pembatasan di China akan memperlambat kemajuan,” jelas analis konsumer diskresioner Quilter Cheviot, Mamta Valechha.

    Kinerja Tesla diketahui menurun pada tahun lalu. Pendapatan turun yang disebut karena lambatnya peningkatan model dan adanya persaingan.

    Pengiriman tahunan juga ikut anjlok tahun lalu. Hal ini tetap terjadi meskipun Tesla telah berupaya meluncurkan harga lebih murah dan menyebarkan diskon.

    Untuk tahun ini, Tesla mengharapkan bisnis kendaraan bisa kembali tumbuh. Namun perusahaan tidak mengulangi prediksi Musk akhir tahun lalu.

    Saat itu, Musk memperkirakan penjualan perusahaan bisa kembali tumbuh. Bahkan dia mematok angka 20-30% pada 2025.

    (fab/fab)

  • DeepSeek Dituduh Pakai Chip Terlarang Nvidia, Elon Musk Buka Suara

    DeepSeek Dituduh Pakai Chip Terlarang Nvidia, Elon Musk Buka Suara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Industri teknologi Amerika Serikat (AS) terguncang gara-gara kemunculan layanan kecerdasan buatan (AI) DeepSeek asal China. Saham-saham raksasa teknologi rontok dan menyebabkan harta 500 orang terkaya dunia merosot tajam.

    Pasalnya, DeepSeek mengklaim model AI teranyarnya R1 yang sudah bisa menyaingi GPT-4.0 dan o1 milik OpenAI dikembangkan dengan biaya murah, hanya sekitar US$6 juta atau puluhan kali lipat lebih efisien ketimbang AI buatan AS.

    DeepSeek mengklaim pengembangan AI-nya menggunakan chip lawas H800 buatan Nvidia yang masih diperbolehkan untuk dijual ke China oleh AS.

    Popularitas DeepSeek langsung membuat Microsoft dan OpenAI bereaksi dan menuduh perusahaan China itu diam-diam mencaplok data OpenAI untuk pengembangan sistem AI-nya.

    Lebih lanjut, laporan terbaru menyebut DeepSeek diam-diam menggunakan chip canggih yang dilarang AS ke China, yakni H100 milik Nvidia. Dilaporkan bahwa DeepSeek menggunakan 50.000 GPU H100.

    Menurut CEO Scale AI, Alexandr Wang, para pekerja DeepSeek tak bisa mendiskusikan penggunaan chip canggih Nvidia secara publik karena melanggar regulasi AI, dikutip dari The Express Tribune, Jumat (31/1/2025).

    “DeepSeek memiliki sekitar 50.000 chip H100s yang tak bisa mereka umbar karena larangan ekspor AS,” kata Wang dalam wawancara dengan CNBC International.

    Ia juga menekankan bahwa akses masa depan untuk chip-chip tersebut kemungkinan besar akan makin dibatasi oleh regulasi AS.

    Elon Musk mendukung klaim dari Wang dengan menyebut “tentu saja” dalam unggahan di media sosial yang merujuk pada wawancara Wang.

    Startup AI asal China seperti DeepSeek dan Qwen kini bersaing pada tingkat tinggi dan berpotensi melampaui model AS dalam hal efektivitas biaya.

    Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang masa depan regulasi AS di bidang AI, terutama dengan potensi inovasi China yang terus menantang kepemimpinan AI global.

    (fab/fab)

  • Trump Bilang Program Kondom Gaza Rp 811 M Dipakai Bikin Bom, Benarkah?

    Trump Bilang Program Kondom Gaza Rp 811 M Dipakai Bikin Bom, Benarkah?

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membanggakan pemerintahannya yang membekukan program pengiriman kondom senilai US$ 50 juta (Rp 811 miliar) ke Gaza. Trump bahkan mengklaim jika kiriman kondom, yang merupakan bagian dari bantuan luar negeri AS itu, digunakan untuk merakit bom di Gaza.

    Trump tidak memberikan bukti atas klaimnya tersebut, baik soal kondom dikirimkan ke Jalur Gaza maupun soal Hamas menggunakan alat kontrasepsi itu untuk merakit bom. Pernyataan Trump itu justru membuat banyak pihak bingung dan bertanya-tanya soal apa yang sebenarnya dibahas oleh sang Presiden AS tersebut.

    Klaim-klaim itu, seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (31/1/2025), dilontarkan Trump ketika dirinya menyebutkan pencapaian pemerintahannya sejak mulai menjabat.

    “Kami mengidentifikasi dan menghentikan pengiriman US$ 50 juta ke Gaza untuk membeli kondom bagi Hamas,” ucap Trump saat berbicara kepada wartawan pada Rabu (29/1) waktu AS.

    “Mereka menggunakannya sebagai metode pembuatan bom. Bagaimana dengan itu?” klaim Trump, tanpa memberikan bukti yang jelas.

    Pernyataan soal program kondom untuk Gaza pertama kalinya disampaikan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, saat menggelar konferensi pers pada Selasa (28/1) waktu setempat.

    Dia mengatakan bahwa Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE), yang dipimpin sekutu dan miliarder AS Elon Musk, bersama Kantor Manajemen dan Anggaran (OMB) “menemukan bahwa ada sekitar US$ 50 juta uang pembayar pajak yang disalurkan untuk mendanai kondom di Gaza”.

    Klaim Program Kondom untuk Gaza Dibantah

    Tidak ada bukti yang tersedia secara umum mengenai bantuan jutaan dolar Amerika yang dibelanjakan untuk mendanai kondom di Gaza, seperti klaim Trump dan Gedung Putih. Departemen Luar Negeri AS belum menanggapi permintaan kantor berita Reuters untuk memberikan bukti atas klaim itu.

    Namun, ada banyak bukti yang tampaknya membantah klaim Trump dan Gedung Putih itu.

    Korps Medis Internasional (IMC) memberikan penjelasan detail soal pekerjaan mereka di Jalur Gaza. IMC merupakan organisasi kemanusiaan yang menerima bantuan pendanaan sebesar US$ 68 juta dari Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) sejak 7 Oktober 2023, saat perang berkecamuk di Jalur Gaza.

    “Tidak ada dana pemerintah AS yang digunakan untuk pengadaan atau distribusi kondom, atau menyediakan layanan keluarga berencana,” tegas IMC membantah klaim Trump dan Gedung Putih.

    Dijelaskan oleh IMC bahwa dana bantuan dari USAID telah digunakan untuk mengoperasikan dua rumah sakit lapangan di Jalur Gaza — tepatnya di Deir al Balah dan Al Zawaida, termasuk untuk perawatan bedah, perawatan malnutrisi, dan perawatan darurat ibu dan bayi yang baru lahir.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Trump Pecat Bos Keamanan Transportasi Sebelum Tabrakan Black Hawk    
        Trump Pecat Bos Keamanan Transportasi Sebelum Tabrakan Black Hawk

    Trump Pecat Bos Keamanan Transportasi Sebelum Tabrakan Black Hawk Trump Pecat Bos Keamanan Transportasi Sebelum Tabrakan Black Hawk

    Washington DC

    Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghadapi ujian besar pertamanya setelah tabrakan mematikan antara pesawat penumpang American Airlines dan helikopter Black Hawk, yang menewaskan sedikitnya 67 orang.

    Insiden itu dengan cepat memicu kekhawatiran mengenai keadaan otoritas pengendalian dan pengawasan lalu lintas udara di AS, dan memicu pertanyaan soal kebijakan Trump merombak kepemimpinan badan-badan federal yang bertugas mengatur perjalanan udara setelah dia dilantik pada 20 Januari lalu.

    Beberapa hari sebelum insiden fatal di Washington DC itu terjadi, seperti dilansir TIME dan Reuters, Jumat (31/1/2025), Trump memecat kepala Otoritas Keamanan Transportasi AS (TSA) David Pekoske. Dia juga memberhentikan semua anggota kelompok penasihat keamanan penerbangan yang penting di AS.

    Laporan Reuters pada 20 Januari lalu menyebut Pekoske terpaksa mengundurkan diri dari jabatannya. Dalam memo yang dirilis pada Senin (20/1) lalu, Peskoske mengungkapkan dirinya diberitahu oleh tim transisi Trump bahwa “masa jabatan saya sebagai administrator Anda akan berakhir pada siang hari ini”.

    Sebagai kepala TSA, Pekoske yang merupakan mantan Wakil Komandan Penjaga Pantai AS dan mantan pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, bertugas mengawasi 60.000 pegawai TSA yang menjaga keamanan bandara-bandara AS dan pusat transportasi lainnya.

    Dia pertama kali ditunjuk memimpin TSA untuk masa jabatan lima tahun oleh Trump pada tahun 2017 lalu, dan dikukuhkan kembali untuk masa jabatan kedua pada tahun 2022 pada era pemerintahan mantan Presiden Joe Biden.

    Selain kepala TSA yang diganti, Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA) juga tidak memiliki kepemimpinan permanen ketika tabrakan fatal itu terjadi, karena kepala FAA, Michael Whitaker, telah mengundurkan diri menjelang transisi pemerintahan baru setelah berselisih dengan sekutu dekat Trump, Elon Musk.

    Whitaker menjabat sebagai kepala TSA sejak Oktober 2023. FAA, yang sebelumnya dipimpin Whitaker, bertugas mengatur maskapai penerbangan dan produsen pesawat, serta mengelola wilayah udara AS.

    Terlepas dari hal-hal tersebut, menurut laporan TIME, perombakan yang terjadi pada awal masa jabatan Trump dinilai tidak terkait secara langsung dengan insiden fatal itu, yang disebut sebagai bencana penerbangan paling fatal di wilayah AS selama lebih dari dua dekade terakhir.

    Dalam beberapa tahun terakhir, sebut TIME dalam laporannya, terdapat peningkatan pengawasan terhadap sistem kontrol lalu lintas udara AS, yang menurut banyak pakar, sudah terlambat untuk dimodernisasi.

    FAA yang bertanggung jawab mengawasi operasi kontrol lalu lintas udara, juga sejak lama berjuang dengan kekurangan dana dan staf, sehingga mempersulit upaya untuk meningkatkan peralatan dan meningkatkan prosedur keselamatan.

    Ketika penyelidikan terhadap tabrakan fatal di Washington DC terus berlangsung, Trump mengatakan dirinya akan meninjau dan merombak protokol keselamatan penerbangan.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu