Tag: Elon Musk

  • Video: Alasan OpenAI Tolak Tawaran US$ 97 M Elon Musk

    Video: Alasan OpenAI Tolak Tawaran US$ 97 M Elon Musk

    Video: Alasan OpenAI Tolak Tawaran US$ 97 M Elon Musk

  • Besok, Elon Musk Luncurkan Chatbot AI Grok 3 Pesaing ChatGPT

    Besok, Elon Musk Luncurkan Chatbot AI Grok 3 Pesaing ChatGPT

    Bisnis.com, JAKARTA – Elon Musk mengumumkan bahwa chatbot kecerdasan buatan (AI) dari xAI, Grok 3, akan diluncurkan pada Senin (17/2/2025).

    Melansir dari Reuters, Minggu (16/2/2025) peluncuran ini akan disertai dengan demo langsung yang dijadwalkan pada pukul 8 malam waktu Pasifik atau pada hari Selasa pukul 04.00 GMT.

    Sebelumnya, Elon Musk mengungkapkan pada hari Kamis bahwa chatbot kecerdasan buatan (AI) miliknya, Grok 3, kini berada dalam tahap akhir pengembangan dan akan diluncurkan dalam waktu sekitar satu atau dua minggu ke depan. 

    Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan melalui panggilan video pada World Governments Summit di Dubai, Musk menyebutkan bahwa Grok 3 memiliki kemampuan penalaran yang sangat kuat dan telah menunjukkan kinerja yang unggul dalam pengujian internal yang dilakukan oleh timnya. 

    “Grok 3 memiliki kemampuan penalaran yang sangat kuat, jadi dalam pengujian yang telah kami lakukan sejauh ini, Grok 3 mengungguli apa pun yang telah dirilis, yang kami ketahui, jadi itu pertanda baik,” ujar Musk.

    Grok 3 akan menjadi penantang serius bagi ChatGPT, chatbot AI populer yang dikembangkan oleh OpenAI dan didukung oleh Microsoft, serta pesaing-pesaing lainnya. 

    Musk, yang juga merupakan salah satu pendiri OpenAI, mendirikan xAI sebagai saingan langsung OpenAI dalam pengembangan kecerdasan buatan.

    Selain pengumuman tersebut, Musk juga mengungkapkan bahwa pada hari Senin, konsorsium investor yang dipimpin olehnya telah menawarkan $97,4 miliar untuk membeli aset-aset nirlaba OpenAI. 

    Langkah ini menjadi serangan terbaru dari Musk terhadap perusahaan rintisan kecerdasan buatan yang telah berkembang pesat ini. Di sisi lain, OpenAI tetap berkomitmen untuk menjadi organisasi nirlaba, dengan tujuan untuk mengamankan modal yang diperlukan dalam mengembangkan model AI terbaik di dunia.

  • Profil dan 10 Fakta Ashley St Clair, Penulis yang Mengaku Punya Anak Ke-13 Elon Musk

    Profil dan 10 Fakta Ashley St Clair, Penulis yang Mengaku Punya Anak Ke-13 Elon Musk

    Jakarta, Beritasatu.com – Ashley St. Clair, seorang penulis dan influencer konservatif berusia 26 tahun, baru-baru ini mengklaim bahwa ia telah melahirkan anak ke-13 dari miliarder teknologi Elon Musk. Ia mengumumkan kabar tersebut melalui unggahan di platform X, lima bulan setelah kelahiran anaknya.

    Dengan kelahiran ini, Musk kini memiliki 13 anak dari empat wanita berbeda. CEO Tesla, SpaceX, dan pemilik X ini memang dikenal sebagai sosok yang vokal tentang pentingnya peningkatan angka kelahiran dan bahaya penurunan populasi.

    Lalu, siapa sebenarnya Ashley St. Clair? Berikut profil singkat dan 10 fakta menarik tentang Ashley St.Clair.

    Profil Ashley St. Clair

    Ashley St. Clair lahir di Florida dan besar di Colorado. Ia dikenal sebagai figur konservatif dengan lebih dari satu juta pengikut di X. Namanya mulai mencuat di dunia politik sayap kanan Amerika setelah ia menulis buku anak-anak berjudul Elephants Are Not Birds, yang secara terang-terangan menolak konsep identitas gender.

    Selain itu, St. Clair pernah bekerja sebagai penulis untuk The Babylon Bee, sebuah situs satir konservatif. Ia juga kerap muncul di Fox News dan berbagai podcast untuk membahas isu-isu sosial, termasuk penurunan angka kelahiran di negara-negara maju.

    Elon Musk diklaim telah memiliki anak ke-13 dari Ashley StClair (kiri). – (NY Post/DOK)

    10 Fakta tentang Ashley St. Clair

    1. Punya Hubungan dengan Tokoh Sayap Kanan

    St. Clair pernah dikaitkan dengan tokoh-tokoh sayap kanan ekstrem dan menuai kontroversi akibat pandangan politiknya.

    2. Menjaga Privasi Selama Kehamilan

    Ia merahasiakan kehamilannya dan jarang tampil di depan kamera dalam beberapa bulan terakhir. Bahkan, saat menghadiri pesta malam pemilu Donald Trump di Mar-a-Lago, ia sudah melahirkan namun tetap menjaga privasi soal anaknya.

    3. Sangat Peduli dengan Keamanan

    Seorang penghuni apartemen mewahnya di Manhattan mengungkapkan bahwa St. Clair sangat berhati-hati dalam hal keamanan. Ia bahkan memasang kamera ring doorbell sendiri, meskipun gedungnya sudah memiliki sistem keamanan ketat.

    4. Dikenal sebagai Penulis Buku Anak-Anak

    Buku Elephants Are Not Birds yang ditulisnya diterbitkan oleh Brave Books. Buku ini menentang konsep identitas gender dan sering disebut sebagai kritik terhadap penerimaan transgender.

    5. Pernah Bekerja untuk The Babylon Bee

    St. Clair adalah salah satu penulis di The Babylon Bee, sebuah situs satir konservatif. Namun, ia kemudian mundur dari posisinya sebagai duta Turning Point USA, organisasi konservatif pemuda, pada 2019.

    6. Sering Muncul di Media Konservatif

    Ia kerap diundang sebagai pembicara di Fox News, berbagai podcast, dan acara daring untuk membahas isu-isu sosial dan politik.

    7. Tinggal di Apartemen Mewah di Manhattan

    Sekitar setahun lalu, ia pindah ke apartemen mewah di dekat City Hall, Manhattan, dengan biaya sewa yang diperkirakan antara 12.000 hingga 15.000 dolar AS per bulan.

    8. Salah Satu Pemilik Tesla Cybertruck Pertama

    Menurut seorang penghuni apartemennya, St. Clair adalah orang pertama yang ia kenal yang memiliki Tesla Cybertruck, mobil listrik futuristik buatan perusahaan Elon Musk.

    9. Pernah Mengkritik Kebijakan Imigrasi AS

    Pada 2023, ia mengunggah video di X yang menunjukkan penerbangan Delta Airlines dari Phoenix ke New York City dipenuhi oleh migran yang baru saja dibebaskan dari pusat penahanan. Ia mengkritik penggunaan dana pajak untuk transportasi mereka dan mempertanyakan apakah mereka telah menjalani pemeriksaan medis.

    10. Tetap Aktif di Media Sosial Meski Kontroversial

    Elon Musk sebelumnya sudah memiliki 12 anak dari tiga wanita. – (Google/-)

    Meski sering menuai kritik, St. Clair tetap aktif di X dan mempertahankan pengikutnya yang loyal. Ia dikenal vokal dalam menyuarakan pandangan konservatif, termasuk tentang keluarga, gender, dan politik Amerika.

    Sejauh ini, Elon Musk belum mengonfirmasi maupun membantah klaim St. Clair bahwa ia adalah ayah dari anaknya. Namun, kabar ini menambah daftar panjang kehidupan pribadi Musk yang selalu menarik perhatian publik. Sama menariknya dengan profil dan 10 fakta Ashley St. Clair.

  • Wow, Elon Musk Tambah Keturunan! Anak Ke-13 Lahir dari Wanita Keempat

    Wow, Elon Musk Tambah Keturunan! Anak Ke-13 Lahir dari Wanita Keempat

    Jakarta, Beritasatu.com – Elon Musk kembali menjadi sorotan setelah kabar kelahiran anak ke-13-nya terungkap ke publik. Kali ini, sang miliarder diklaim memiliki anak dari seorang wanita keempat, yakni influencer konservatif Ashley St Clair.

    Pengumuman mengejutkan ini datang langsung dari St Clair, yang melalui platform X mengungkap bahwa lima bulan lalu ia telah melahirkan seorang anak hasil hubungannya dengan Musk.

    “Lima bulan yang lalu, saya menyambut bayi baru ke dunia. Elon Musk adalah ayahnya,” tulis St Clair yang dikutip Dailymail, Minggu (16/2/2025).

    Ia menambahkan bahwa selama ini memilih merahasiakan informasi tersebut demi melindungi privasi dan keselamatan anaknya. Namun, setelah mengetahui bahwa media tabloid akan mengungkap kabar tersebut, ia merasa perlu berbicara terlebih dahulu.

    “Saya ingin anak kami tumbuh dalam lingkungan yang normal dan aman. Karena itu, saya meminta media untuk menghormati privasi anak kami dan menahan diri dari pelaporan yang invasif,” lanjutnya.

    Elon Musk sebelumnya sudah memiliki 12 anak dari tiga wanita. – (Google/-)

    Dengan kelahiran bayi ini, St Clair menjadi wanita keempat yang melahirkan anak dari bos Tesla dan SpaceX tersebut. Sebelumnya, Musk telah memiliki lima anak dari pernikahan pertamanya dengan Justine Wilson, tiga anak dari penyanyi Grimes, serta tiga anak dari Shivon Zilis, seorang eksekutif di perusahaan Neuralink miliknya.

    St Clair sendiri dikenal sebagai influencer sayap kanan yang sering berinteraksi dengan Musk di media sosial. Ia juga seorang penulis buku anak-anak yang menentang ideologi progresif.

    Musk memang sering menambah keturunan. Saatini ia tercatat memiliki 13 anak dari empat wanita berbeda. Dari pernikahannya dengan Justine Wilson, ia memiliki lima anak, termasuk sepasang anak kembar dan kembar tiga. Sayangnya, anak pertamanya, Nevada, meninggal saat masih bayi akibat sindrom kematian mendadak (SIDS).

    Hubungannya dengan musisi Grimes menghasilkan tiga anak, termasuk X Æ A-Xii yang kerap mencuri perhatian publik. Sementara itu, hubungannya dengan Shivon Zilis, seorang petinggi Neuralink, juga melahirkan sepasang anak kembar.

    Kehadiran anak dari St Clair menambah panjang daftar keturunan Musk, yang tampaknya tidak akan berhenti dalam waktu dekat.

    Musk memang dikenal memiliki pandangan kuat mengenai isu populasi. Ia kerap menyatakan bahwa menurunnya angka kelahiran merupakan ancaman besar bagi peradaban, bahkan lebih serius dibandingkan perubahan iklim.

    Seorang sumber yang dekat dengan Musk menyebut bahwa miliarder berusia 53 tahun itu kemungkinan akan terus memiliki anak selama ia mampu.  “Dia melihat ini sebagai misinya untuk menambah populasi bumi, bahkan jika harus dilakukan seorang diri,” kata sumber tersebut.

    Musk sendiri pernah menegaskan,”Saya melakukan yang terbaik untuk membantu mengatasi krisis kependudukan. Runtuhnya populasi akibat rendahnya angka kelahiran jauh lebih berisiko bagi peradaban dibandingkan pemanasan global”.

    Dengan pengungkapan keturunan baru Elon Musk, tampaknya misi pribadi pemilik Tesla, SpaceX, dan Neuralink itu untuk meningkatkan angka kelahiran belum akan berhenti.

  • Elon Musk ‘Berkuasa’, Pegawai Kantor Pajak AS Terancam Kena PHK    
        Elon Musk ‘Berkuasa’, Pegawai Kantor Pajak AS Terancam Kena PHK

    Elon Musk ‘Berkuasa’, Pegawai Kantor Pajak AS Terancam Kena PHK Elon Musk ‘Berkuasa’, Pegawai Kantor Pajak AS Terancam Kena PHK

    Jakarta

    Tim Elon Musk disebut sedang menyasar efisiensi di Internal Revenue Service (IRS) atau kantor pajak AS. Langkah efisiensi berdampak pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap pegawai IRS.

    Sebagai informasi, Elon Musk memimpin Department of Government Efficiency (DOGE), atau Departemen Efisiensi Pemerintah Amerika Serikat (AS). DOGE dibentuk Presiden AS Donald Trump untuk mewujudkan pemerintahan yang ramping serta efisien.

    Dilansir dari the Washington Post, Sabtu (25/2/2025), pejabat Departemen Keuangan AS telah membahas PHK terhadap 9.000 karyawan yang masih berstatus probation atau masa percobaan. Langkah PHK kemungkinan terjadi pada Jumat mendatang.

    PHK yang dilakukan oleh IRS dilakukan sebagai bagian dari upaya Donald Trump dan Elon Musk merombak pemerintahan federal. Keduanya menilai perombakan diperlukan demi menekan pembekakan anggaran yang tidak efisien, serta menuding adanya pemborosan dan fraud yang merugikan.

    Sementara itu, Reuters menyebut rencana PHK bakal memangkas banyak sumber daya manusia di IRS. Kebijakan itu juga dilakukan di tengah periode pelaporan pajak di Negeri Paman Sam.

    Pejabat dari Kantor Manajemen Personalia yang mengawasi perekrutan federal, memerintahkan untuk memberhentikan karyawan yang berstatus masa percobaan, atau mereka yang baru bekerja dan tidak belum menikmati perlindungan kerja penuh.

    Sebagai informasi pegawai Kantor Pajak AS bertambah di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden hingga menyentuh angka 100.000 orang. Sekitar 16 ribu di antaranya masih berada di masa percobaan.

    Biden berupaya meningkatkan operasi badan tersebut, termasuk kemampuannya untuk mengaudit perusahaan dan pembayar pajak kalangan kaya. PHK menyasar karyawan masa percobaan yang tidak mengundurkan diri dan belum teridentifikasi sebagai karyawan penting untuk bertugas di tengah periode pelaporan pajak.

    Saat dikonfirmasi lebih lanjut, IRS tidak belu memberikan komentar. Sumber yang mengetahui rencana PHK mengaku khawatir langkah itu dilakukan tanpa mempertimbangkan potensi terhambatnya operasional IRS.

    “Mereka berusaha mengurangi jumlah karyawan tanpa menganalisis dampaknya terhadap operasional,” ujar sumber yang enggan disebutkan namanya.

    Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

    Sementara itu, sejumlah pejabat White House atau Gedung Putih AS kabarnya kesal terhadap keputusan kepala DOGE, Elon Musk. Orang terkaya dunia, yang kini jadi mitra kerja Presiden Amerika Serikat Donald Trump itu, ya memotong anggaran Kementerian hingga PHK pegawai.

    Melansir Reuters, Sabtu (15/2/2025), para pejabat itu merasa sangat jengkel dengan gaya kerja Elon Musk dan timnya yang tidak berkoordinasi dengan mereka. Sebab para pejabat Gedung Putih ini kerap kali tidak dilibatkan dalam pembahasan hingga pengambilan keputusan-keputusan penting tadi.

    Empat orang sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan salah satu pejabat Gedung Putih yang paling kesal dengan tingkah laku Musk ini adalah Kepala staf Trump, Susie Wiles. Bahkan dalam salah satu kesempatan Wiles meminta untuk bertemu secara langsung dengan Musk guna membahas hal ini.

    “Wiles dan sejumlah stafnya utamanya baru-baru ini berbicara kepada Musk tentang masalah tersebut,” kata salah satu sumber kepada Reuters, Sabtu (15/2/2025).

    “Dalam percakapan baru-baru ini, Wiles dan stafnya menyampaikan pesan kepada Musk ‘Kita perlu menyampaikan semua ini. Kita perlu dilibatkan,” jelas sumber itu

  • Doge yang Dipimpin Elon Musk Dapat Akses ke CDC, Pegawai Khawatirkan Wabah Baru dan Gelombang PHK

    Doge yang Dipimpin Elon Musk Dapat Akses ke CDC, Pegawai Khawatirkan Wabah Baru dan Gelombang PHK

    PIKIRAN RAKYAT – Departemen yang diciptakan Donald Trump yang dikenal sebagai Doge dan dipimpin oleh miliarder Elon Musk, bernama Departemen Efisiensi pemerintah, telah mengakses atau meminta akses ke sistem sensitif di beberapa lembaga kesehatan.

    Permintaan akses tersebut muncul di tengah upaya yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menghentikan pengeluaran, meskipun ada beberapa perintah pengadilan untuk mencairkan dana dan membatalkan penangguhan staf.

    Ribuan orang diberhentikan dari lembaga kesehatan setelah pemerintahan Trump mengumumkan rencana untuk memecat hampir semua karyawan masa percobaan, yang jumlahnya mungkin mencapai ratusan ribu di seluruh layanan federal.

    “Potensi untuk menimbulkan bahaya sangat signifikan,” kata Scott Cory, mantan kepala petugas informasi untuk sebuah lembaga di dalam Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS (HHS).

    Kemungkinan Munculnya Wabah Baru

    Lembaga kesehatan di AS mengelola basis data yang dikontrol ketat dengan informasi sensitif, dan pergolakan di lembaga-lembaga ini mengancam sistem perawatan kesehatan AS, bahkan saat ancaman penyakit menular seperti flu burung terus meningkat.

    “Kemungkinan wabah baru atau kejadian kesehatan masyarakat sudah pasti terjadi mengingat penyebaran flu burung yang mengkhawatirkan baru-baru ini, yang masih terhambat oleh respons yang lambat,” kata seorang karyawan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) yang meminta identitasnya dirahasiakan karena mereka tidak berwenang untuk berbicara secara resmi.

    “Dengan terputusnya komunikasi eksternal, perintah penghentian kerja yang ekstensif, dan perubahan dramatis dalam tenaga kerja federal, kemampuan lembaga kesehatan mana pun sangat terbatas dan pada akhirnya tidak akan melayani siapa pun kecuali mereka yang memilih untuk mengambil untung dari penderitaan,” kata karyawan tersebut.

    Trump berusaha memberi Doge kekuasaan untuk mengecilkan tenaga kerja federal dalam perintah eksekutif baru, meskipun ada tuntutan hukum dari serikat pekerja atas akses Doge.

    Ribuan Orang Terkena PHK

    Sekitar 5.200 orang di seluruh lembaga kesehatan dilaporkan menerima pemberitahuan PHK pada hari Jumat.

    Sekitar 1.250 dari mereka bekerja di CDC, menurut seorang sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan karena mereka tidak berwenang untuk berbicara di depan umum.

    Ini termasuk pejabat senior dan seluruh kelas tahun pertama petugas Layanan Intelijen Epidemi CDC, yang dikenal sebagai “detektif penyakit”.

    Pejabat kesehatan senior lainnya juga menjadi sasaran PHK, dan karyawan bersiap menghadapi PHK massal lainnya dalam beberapa hari mendatang. Beberapa kontraktor juga melaporkan telah diberhentikan minggu ini.

    Karyawan masa percobaan termasuk staf yang belum menjalani masa kerja penuh (biasanya satu atau dua tahun) yang dibutuhkan untuk mendapatkan perlindungan pegawai negeri di posisi mereka dan ini juga berlaku untuk pejabat senior yang baru saja berganti posisi.

    Staf di beberapa lembaga kesehatan, termasuk HHS dan CDC, melaporkan telah diinstruksikan untuk tidak membicarakan Doge dalam email dan pesan internal, karena takut menarik perhatian melalui permintaan Undang-Undang Kebebasan Informasi (Foia) atau pencarian dari mereka yang telah memperoleh akses ke sistem ini.

    “Selama saya bekerja di pemerintah federal, saya belum pernah melihat ini,” kata karyawan CDC.

    Doge Peroleh Akses Sensitif

    Perwakilan Doge memperoleh akses ke kantor CDC di Atlanta minggu lalu, menurut sumber yang meminta anonimitas karena mereka tidak berwenang untuk berbicara.

    Pejabat yang berafiliasi dengan Doge juga memperoleh akses ke sistem pembayaran dan kontrak di Pusat Layanan Medicare dan Medicaid (CMS).

    Musk, karyawan pemerintah khusus yang tidak dibayar yang mengepalai Doge, tampaknya mengonfirmasi akses CMS dan pencarian potensi penipuan dalam sistem pembayaran Medicare.

    Penipuan Medicare telah lama menjadi fokus penyelidikan yang cermat, dengan 193 profesional medis ditangkap pada bulan Juni di bawah pemerintahan Biden atas tuduhan terkait dengan dugaan penipuan perawatan kesehatan.

    Namun, menghentikan pembayaran yang telah disahkan oleh Kongres, seperti yang telah dilakukan pemerintahan Trump dengan bantuan asing dan hibah serta pinjaman federal, merupakan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Perwakilan Doge juga telah berupaya mengakses sistem pembayaran HHS yang memproses miliaran dolar dalam pendanaan perawatan kesehatan, dan tampaknya telah memperoleh akses ke setidaknya beberapa di antaranya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Efisiensi Anggaran Ala Trump-Musk, Tsunami PHK Amerika Dimulai

    Efisiensi Anggaran Ala Trump-Musk, Tsunami PHK Amerika Dimulai

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rangkaian pemecatan karyawan di berbagai lembaga negara federal AS telah resmi dimulai, Kamis (13/2/2025). Hal ini terjadi setelah program efisiensi anggaran disetujui oleh Presiden Donald Trump dan Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) Elon Musk.

    Mengutip CNN, sebuah surat mulai dikirimkan kepada karyawan Departemen Pendidikan. Surat itu memberitahu mereka tentang pemutusan hubungan kerja.

    “Badan kami menemukan, berdasarkan kinerja Anda, bahwa pekerjaan Anda di Badan kami tidak menjadi kepentingan publik,” tulis surat itu.

    Seorang sumber di serikat pekerja Departemen Pendidikan menyebut pemecatan tersebut berdampak pada karyawan di seluruh lembaga, mulai dari kantor penasihat umum, sampai Kantor Pendidikan Khusus dan Layanan Rehabilitasi yang mendukung program untuk anak-anak penyandang disabilitas, hingga kantor Bantuan Mahasiswa Federal.

    “Kami mendengar dari puluhan karyawan yang telah dipecat, tetapi cakupan pemecatan secara lengkap belum jelas,” ungkapnya.

    Langkah serupa juga terjadi di Departemen Energi (DOE). Sejumlah karyawan mengatakan situasi di dalam departemen tersebut tidak menentu dan sejauh ini tidak jelas berapa banyak total karyawan yang akan dipecat, namun karyawan percobaan lah yang mungkin akan mendapatkan giliran awal untuk dipecat.

    “Ada sekitar 2.000 karyawan masa percobaan di DOE. Tetapi tidak jelas berapa banyak yang dapat terpengaruh oleh tindakan pada hari Kamis,” ungkapnya.

    “Penasihat hukum umum sementara DOE mengadakan rapat pada hari Kamis dengan para kepala kantor departemen dan meminta kantor-kantor untuk menyusun daftar karyawan masa percobaan yang sangat penting yang berpotensi dikecualikan dari PHK. Namun, daftar tersebut belum dirampungkan hingga Kamis sore.”

    Temuan serupa juga didapati oleh Associated Press (AP). Di Departemen Urusan Veteran, ada pemecatan untuk 1.000 karyawan yang telah mengabdi kurang dari dua tahun. Senator AS Patty Murray, seorang Demokrat, menyebut pemecatan itu terjadi juga pada peneliti yang bekerja pada pengobatan kanker, kecanduan opioid dan prostetik di lembaga tersebut.

    Di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), hampir 1.300 karyawan masa percobaan, kira-kira sepersepuluh dari total tenaga kerja lembaga tersebut, dipaksa keluar. Kepemimpinan lembaga yang berpusat di Atlanta tersebut diberitahu tentang keputusan tersebut pada hari Jumat pagi.

    Foto: REUTERS/Kevin Lamarque
    U.S. President Donald Trump speaks as Elon Musk carries X Æ A-12 on his shoulders in the Oval Office of the White House in Washington, D.C., U.S., February 11, 2025. REUTERS/Kevin Lamarque TPX IMAGES OF THE DAY

    Lalu, pemecatan juga terjadi di Departemen Pertanian. Menteri Pertanian AS Brooke Rollins mengatakan pada hari Jumat bahwa lembaganya telah mengundang tim DOGE Musk dengan ‘tangan terbuka’. Ia juga menegaskan bahwa PHK akan segera dilakukan.

    “Jelas, ini adalah hari yang baru,” kata Rollins di Gedung Putih. “Saya pikir rakyat Amerika berbicara pada tanggal 5 November, bahwa mereka percaya bahwa pemerintah terlalu besar.”

    Kata Pekerja yang Jadi Korban PHK

    Pemecatan ini pun berdampak besar bagi para karyawan. Seorang veteran Marinir yang bertugas di Veterans Affairs Medical Center di Ann Arbor, Michigan, Andrew Lennox, mengatakan bahwa ia menerima email “tiba-tiba” pada Kamis malam yang memberitahukan bahwa ia akan diberhentikan.

    “Demi membantu para veteran, Anda baru saja memecat seorang veteran,” ujar Lennox, 35 tahun, seorang mantan prajurit infanteri USMC yang ditugaskan ke Irak, Afghanistan, dan Suriah.

    Lennox telah bekerja sebagai petugas administrasi di VA sejak pertengahan Desember dan mengatakan bahwa ia “sangat ingin” tetap bekerja. “Ini adalah keluarga saya, dan saya ingin melakukan ini selamanya,” katanya.

    David Rice, seorang penerjun payung Angkatan Darat yang saat ini menjalani masa percobaan di Departemen Energi AS, juga mengungkapkan hal serupa. Rice, yang lumpuh karena tugas sebelumnya, mengatakan ia telah kehilangan pekerjaannya.

    “Saya sebelumnya telah dituntun untuk percaya bahwa pekerjaan saya kemungkinan besar akan aman. Namun pada Kamis malam, ketika saya membuka komputer untuk rapat dengan perwakilan Jepang, saya melihat email yang mengatakan bahwa saya telah dipecat,” pungkasnya.

    Sementara itu, pemecatan juga terjadi di kalangan karyawan yang telah menandatangani perjanjian pembelian dengan pemerintah. Salah satunya adalah seorang pegawai Dinas Konservasi Sumber Daya Alam Departemen Pertanian bernama Detter.

    Detter sebelumnya menandatangani perjanjian pembelian yang membuatnya akan tetap bekerja meski akan dibayar akhir September mendatang, seperti 77 ribu karyawan federal lainnya. Ia mengatakan bahwa dirinya menerima proposal itu karena ia tahu bahwa, sebagai pegawai percobaan, ia kemungkinan menjadi orang pertama yang diberhentikan jika ia tidak menerimanya.

    Namun pada Kamis malam, Detter menerima email yang mengatakan bahwa ia telah diberhentikan efektif sejak saat itu, meskipun ia telah menerima evaluasi yang “sangat positif” selama ia bekerja.

    Ia mengatakan keputusan tersebut membuatnya merasa “tidak dihormati” dan “sedikit tidak berdaya.”

    “Anda hanya seperti pion dalam perjuangan yang jauh lebih besar yang menurut saya khususnya dilakukan oleh Elon Musk untuk mengecilkan pemerintahan,” kata Detter.

    Dampak Ekonomi

    Foto: Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih di Washington, D.C., AS, 13 Februari 2025. (REUTERS/Kevin Lamarque)

    Pemecatan karyawan masa percobaan ini merupakan yang pertama dari pemerintahan Trump karena sang presiden dan Elon Musk bermaksud untuk secara drastis mengurangi jumlah tenaga kerja federal. Hal ini dilakukan untuk mengatasi defisit anggaran negara, yang mencapai US$ 1,8 triliun (Rp 29.475 triliun) di tahun fiskal lalu.

    Meski begitu, PHK tersebut tidak mungkin menghasilkan penghematan defisit yang signifikan. Bahkan jika pemerintah memangkas semua pekerja tersebut, defisitnya akan tetap lebih dari US$ 1 triliun (Rp 16.260 triliun).

    Namun, PHK massal terhadap pekerja federal yang dilakukan Trump dapat menjadi bumerang bagi data ekonominya. Laporan pekerjaan bulanan dapat mulai menunjukkan perlambatan dalam perekrutan, jika tidak berubah menjadi negatif pada suatu saat setelah angka bulan Februari dirilis.

    Terakhir kali ekonomi AS kehilangan begitu banyak pekerjaan adalah pada bulan Desember 2020. Saat itu, AS masih dalam tahap rehabilitasi dari pandemi virus corona.

    “Mengingat semua yang terjadi di pemerintah federal, sangat masuk akal bahwa pertumbuhan pekerjaan dapat berubah menjadi negatif pada suatu saat,” kata Martha Gimbel, direktur eksekutif Budget Lab di Universitas Yale. Ia mencatat bahwa pengusaha yang bergantung pada hibah dan kontrak pemerintah juga akan menunjukkan penurunan.

    (hsy/hsy)

  • Terungkap Alasan OpenAI Tolak Tawaran Akuisisi dari Elon Musk

    Terungkap Alasan OpenAI Tolak Tawaran Akuisisi dari Elon Musk

    Jakarta, CNBC Indonesia – OpenAI secara resmi menolak proposal Elon Musk senilai US$97,4 miliar untuk membeli perusahaan induk nirlaba yang menaungi startup kecerdasan buatan tersebut.

    Dalam surat singkat kepada pengacara Musk pada hari Jumat, pengacara OpenAI, William Savitt, mengatakan bahwa dewan OpenAI telah meninjau proposal tersebut dan memutuskan bahwa tawaran Elon Musk yang “dipublikasikan secara luas itu sebenarnya bukanlah tawaran sama sekali.”

    “Proposal tersebut, meskipun pertama kali diajukan, tidak sesuai dengan kepentingan terbaik misi OAI dan ditolak,” tulis Savitt kepada Marc Toberoff, yang mewakili Musk. “Keputusan dewan OAI tentang masalah ini adalah bulat.”

    Chairman OpenAI Bret Taylor mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan tersebut “tidak untuk dijual.”

    “Setiap potensi reorganisasi OpenAI akan memperkuat lembaga nirlaba kami dan misinya untuk memastikan AGI memberi manfaat bagi seluruh umat manusia,” tulisnya, mengacu pada kecerdasan umum buatan.

    Sebelumnya pada Senin, Toberoff mengungkapkan bahwa Musk memimpin grup investor dalam penawaran untuk membeli kendali OpenAI senilai US$97,4 miliar. Penawaran tersebut ditujukan untuk perusahaan nirlaba yang menaungi ChatGPT.

    “Sudah saatnya OpenAI kembali menjadi kekuatan sumber terbuka yang berfokus pada keamanan untuk selamanya seperti dulu,” tulis Toberoff saat itu.

    Dalam tanggapannya di X, CEO OpenAI Sam Altman menulis, “tidak, terima kasih, tetapi kami akan membeli Twitter seharga US$9,74 miliar jika Anda mau.” Musk adalah pemilik X, yang sebelumnya bernama Twitter.

    Musk kemudian membalas Altman di X, dengan “penipu,” dan dalam balasannya kepada pengguna lain, memanggilnya “Altman Penipu.”

    Drama Elon Musk dan Sam Altman

    Drama Musk-Altman bermula pada 2015, ketika mereka berdua menjadi pendiri OpenAI. Keduanya meluncurkan OpenAir sebagai laboratorium penelitian AI nirlaba. Sahabat dan kolega lama tersebut telah menjadi musuh bebuyutan sejak kemunculan OpenAI sebagai pelopor AI generatif melalui chatbot ChatGPT yang viral.

    OpenAI telah mencoba untuk berubah dari nirlaba menjadi entitas bisnis seutuhnya karena adanya permintaan komersial yang besar. Microsoft telah menggelontorkan miliaran dolar ke perusahaan tersebut, dan SoftBank hampir menyelesaikan investasi sebesar US$40 miliar di OpenAI dengan valuasi US$260 miliar.

    Musk kemudian menggugat OpenAI dengan tuduhan pelanggaran kontrak dan berupaya menggagalkan transisinya dari nirlaba menjadi bisnis. Ia juga telah mengumpulkan miliaran dolar untuk saingannya, perusahaan rintisan AI, xAI.

    Dengan OpenAI yang masih dinaungi oleh induk nirlaba, upaya perusahaan untuk menolak mentah-mentah tawaran akuisisi Musk mungkin akan rumit. Itu karena dewan direksi tidak memiliki tanggung jawab fidusia kepada investor, tetapi secara resmi terikat pada piagam OpenAI.

    Toberoff mengirim surat kepada jaksa agung di California dan Delaware pada 7 Januari, meminta agar penawaran dibuka untuk OpenAI. Musk mengatakan dalam pengajuan pengadilan bahwa ia akan menarik tawarannya untuk divisi nirlaba OpenAI jika pembuat ChatGPT menghentikan konversinya menjadi entitas bisnis.

    (hsy/hsy)

  • Ribuan Pegawai Pajak AS Terancam PHK Imbas Efisiensi Anggaran Trump

    Ribuan Pegawai Pajak AS Terancam PHK Imbas Efisiensi Anggaran Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Internal Revenue Service/IRS Amerika Serikat (AS) dilaporkan sedang bersiap-siap untuk memecat ribuan pekerja dalam beberapa hari mendatang. 

    Melansir dari Reuters, Sabtu (15/2/2025), dua orang yang mengetahui masalah ini mengatakan, langkah tersebut diambil untuk menekan sumber daya di badan pemungut pajak dalam negeri.

    Pemutusan hubungan kerja (PHK) pegawai IRS, yang pertama kali dilaporkan oleh New York Times, terjadi sebagai bagian dari upaya yang lebih luas oleh Presiden Donald Trump dan Elon Musk untuk merombak pemerintah federal, yang menurut mereka terlalu gemuk dan tidak efisien, serta sarat dengan pemborosan dan penipuan.

    Adapun, pihak IRS tidak segera menanggapi permintaan komentar. Padahal, saat ini tengah masuk musim pengajuan pajak dan menjadi momen yang kritis.

    Para pejabat dari Kantor Manajemen Personalia, yang mengawasi perekrutan federal, memerintahkan semua lembaga pada Kamis (13/2/2025), untuk memberhentikan karyawan yang masih dalam masa percobaan, pekerja yang baru dalam posisi mereka dan yang tidak mendapat perlindungan kerja penuh.

    Tidak jelas berapa ribu karyawan IRS yang akan di-PHK. Padahal, selama masa pemerintahan di bawah Joe Biden, jumlah pekerja IRS bertambah hingga mencapai sekitar 100.000 orang, termasuk sekitar 16.000 pekerja dalam masa percobaan. Biden telah berusaha untuk meningkatkan operasi lembaga ini, termasuk kemampuannya untuk mengaudit perusahaan-perusahaan dan para pembayar pajak yang kaya.

    Pemangkasan ini akan menyasar semua pegawai dalam masa percobaan yang tidak mengundurkan diri di bawah program pembelian yang sekarang sudah ditutup atau yang belum diidentifikasi sebagai pegawai yang diperlukan untuk melewati musim pajak, yang sedang berjalan menjelang tenggat waktu pelaporan pajak pada tanggal 15 April, kata salah satu orang yang mengetahui hal ini kepada Reuters.

    Sementara itu, IRS tetap sibuk selama berbulan-bulan setelah tenggat waktu, memproses pengembalian dan memberikan pengembalian dana kepada para pembayar pajak.

    Orang kedua yang mengetahui tentang PHK ini mengungkapkan kekhawatirannya bahwa pemangkasan itu akan dilakukan tanpa memperhatikan bagaimana hal itu dapat menghambat operasi badan tersebut.

    “Mereka mencoba mengurangi jumlah pegawai secara keseluruhan tanpa analisis terhadap dampaknya terhadap operasional,” kata orang tersebut.

    Untuk diketahui, dalam pemerintahan kedua Donald Trump di AS, dirinya menunjuk miliarder Elon Musk sebagai kepala Depratemen Efisiensi Pemerintahan AS. Departemen baru tersebut berupaya untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih ramping dan lebih efisien. 

  • Direksi OpenAI Tolak Mentah-mentah Tawaran Akuisisi Elon Musk Rp1.583 Triliun

    Direksi OpenAI Tolak Mentah-mentah Tawaran Akuisisi Elon Musk Rp1.583 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — OpenAI menolak tawaran senilai US$97,4 miliar atau sekitar Rp1.583 triliun (asumsi kurs Rp16.260 per dolar AS) dari konsorsium yang dipimpin Elon Musk untuk membeli perusahaan pembuat ChatGPT itu. Perusahaan di bawah Sam Altman itu menegaskan bahwa OpenAI tidak untuk dijual.

    Melansir dari Reuters, Sabtu (15/2/2025), pendekatan yang tidak diminta tersebut merupakan upaya terbaru Musk untuk memblokir perusahaan rintisan yang ia dirikan bersama dengan CEO OpenAI Sam Altman, menjadi perusahaan beriorientasi mencari untung. Hal ini lantaran perusahaan ingin mengamankan lebih banyak modal dan tetap unggul dalam perlombaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

    Melalui akun resmi @OpenAINewsroom di X (sebelumnya Twitter), Ketua OpenAI Bret Taylor atas nama dewan direksi menyatakan bahwa perusahaan rintisan itu tidak untuk dijual.

    “OpenAI tidak untuk dijual dan dewan direksi dengan suara bulat menolak upaya terbaru Musk untuk mengganggu pesaingnya. Setiap reorganisasi potensial OpenAI akan memperkuat organisasi nirlaba kami dan misinya untuk memastikan AGI [artificial general intelligence] memberi manfaat bagi seluruh umat manusia,” katanya.

    Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, pengacara Musk, Marc Toberoff menanggapi bahwa OpenAI akan menjual kendali perusahaan yang mencari keuntungan tersebut.

    Pada akhir Desember, OpenAI telah menguraikan rencana untuk merombak strukturnya, dengan menyatakan bahwa perusahaan itu akan menciptakan korporasi yang memberikan manfaat publik agar lebih mudah untuk mengumpulkan lebih banyak modal, serta menghapus batasan yang dikenakan pada perusahaan rintisan tersebut oleh induk nirlabanya saat ini.

    Melalui X, Altman menolak tawaran konsorsium tersebut dan menyebut akan membeli Twitter seharga US$9,74 miliar. “… jika kamu mau,” tulisnya. Elon Musk pun membalas unggahan itu dan mengatakan penipu.

    Kemudian pada Selasa, Altman juga mengatakan bahwa OpenAI tidak untuk dijual. Pengacara Musk, dalam pengajuan pengadilan pada Rabu, mengatakan bahwa konsorsium tersebut, yang mencakup perusahaan rintisan AI milik Musk xAI, akan menarik tawarannya untuk cabang nirlaba OpenAI jika perusahaan itu membatalkan rencana untuk menjadi entitas yang berorientasi mencari laba. 

    “Dua hari yang lalu, Anda mengajukan pembelaan di pengadilan dengan menambahkan ketentuan material baru pada proposal tersebut. Sebagai hasil dari pengajuan tersebut, kini jelas bahwa ‘tawaran’ klien Anda yang dipublikasikan secara luas sebenarnya bukanlah tawaran sama sekali,” kata dewan OpenAI, menurut surat yang ditandatangani oleh William Savitt.

    Adapun, investor lain dalam konsorsium tersebut termasuk Valor Equity Partners, Baron Capital, dan pialang saham Hollywood Ari Emanuel.

    Diketahui, Altman dan Musk telah berselisih selama bertahun-tahun. Setelah Musk hengkang pada 2019, OpenAI menciptakan divisi yang berorientasi mencari untung, yang telah menarik pendanaan miliaran dolar. Langka ini memicu tuduhan dari Musk bahwa perusahaan rintisan tersebut melanggar misi awalnya dengan mengutamakan laba daripada kebaikan publik yang lebih besar.