Tag: Elon Musk

  • Elon Musk dan Mark Zuckerberg Jadi Musuh Warga AS, Kenapa?

    Elon Musk dan Mark Zuckerberg Jadi Musuh Warga AS, Kenapa?

    Jakarta

    Studi terbaru yang dilakukan oleh Pew Research Center menemukan pandangan warga Amerika Serikat terhadap Elon Musk dan Mark Zuckerberg cenderung negatif ketimbang positif.

    Untuk melakukan studi ini, Pew melibatkan 5.086 warga AS berusia dewasa yang dipilih secara acak. Survei ini dilakukan pada 27 Januari 2025 sampai 2 Februari 2025, jadi jawaban mereka mencerminkan opini terbaru masyarakat.

    Survei tersebut menemukan Zuckerberg kalah populer dibandingkan Musk. 67% responden mengatakan mereka memiliki pandangan negatif terhadap Zuckerberg, sedangkan 54% mengaku kurang suka dengan Musk.

    “Dua pertiga warga Amerika memiliki pandangan negatif terhadap Zuckerberg. Ini termasuk 26% yang sangat tidak menyukainya,” kata Pew dalam hasil jajak pendapatnya, seperti dikutip dari Gizmodo, Minggu (23/2/2025).

    “Seperempat lainnya memandangnya secara positif, termasuk hanya 2% yang memandangnya sangat positif,” imbuhnya.

    Dua bos teknologi ini terus menjadi sorotan setelah Donald Trump kembali terpilih menjadi Presiden AS. Keduanya duduk bersama Trump saat pelantikannya dan sama-sama memberikan sumbangan untuk dana pelantikannya.

    Zuckerberg juga menjadi sasaran kritik setelah mengubah kebijakan moderasi konten Meta untuk membatasi pengecekan fakta dan tindakan terhadap ujaran kebencian. Sementara itu, Musk menjadi tangan kanan Trump dan memiliki peran besar dalam pemerintahannya.

    Mengingat hubungan Musk yang sangat dekat dengan Trump, wajar jika 85% responden yang berhaluan Partai Demokrat atau condong ke Partai Demokrat memiliki pandangan negatif terhadap bos Tesla tersebut. Sementara itu, 73% responden yang berhaluan Partai Republik atau condong ke Partai Republik memiliki pandangan yang lebih positif.

    Berbeda dengan Zuckerberg yang tidak disukai secara umum, meskipun ia menuai lebih banyak kritik dari kelompok demografi yang condong Demokrat. 76% responden dari Partai Demokrat memiliki pandangan negatif terhadap CEO Meta tersebut, sedangkan 60% responden dari Partai Republik memiliki sentimen yang sama.

    Padahal Zuckerberg sudah menghabiskan banyak tenaga untuk mengubah citranya agar terlihat lebih keren. Tapi sepertinya pakaian yang lebih trendi dan kalung emas yang kini sering dikenakan Zuckerberg tidak berhasil menarik simpati warga AS.

    (vmp/vmp)

  • Elon Musk Pamer Gergaji Mesin Pemberian Presiden Argentina Javier Milei

    Elon Musk Pamer Gergaji Mesin Pemberian Presiden Argentina Javier Milei

    Video: Elon Musk Pamer Gergaji Mesin Pemberian Presiden Argentina Javier Milei

    1,924 Views | Jumat, 21 Feb 2025 21:22 WIB

    Elon Musk pamer gergaji mesin di panggung Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC), Kamis (20/2). Gergaji mesin itu merupakan hadiah dari Presiden Argentina Javier Milei. Musk menyebutnya gergaji mesin untuk birokrasi.

    Arssy Firliani / Reuters – 20DETIK

  • Heboh Roket Elon Musk Jatuh dari Langit Semburkan Api, Warga Bingung

    Heboh Roket Elon Musk Jatuh dari Langit Semburkan Api, Warga Bingung

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah benda asing jatuh dari angkasa dan menerangi langit di Eropa Utara. Objek tersebut melesat di udara dalam kobaran api pada Rabu (19/2/2025).

    “Saya langsung teringat film fiksi ilmiah di mana benda itu terlihat seperti formasi pasukan yang akan menyerang,” kata Simon Eriksson, seorang pekerja dari Malmo, kepada lembaga penyiaran negara Swedia, dikutip dari BBC, Jumat (21/2/2025).

    Kembang api tersebut ternyata disebabkan oleh roket Space X Falcon 9 yang masuk kembali ke atmosfer Bumi.

    Menurut laporan, penampakan roket itu terlihat di Denmark, Swedia dan Inggris.

    Potongan-potongan roket tersebut kemudian jatuh di Polandia dan kemungkinan mendarat di Ukraina.

    Sekitar pukul 10:00 waktu setempat, warga kaget melihat benda yang wujudnya seperti tangki hangus berukuran sekitar 1,5 meter kali 1 meter di belakang gudangnya di Komorniki, Polandia.

    Puing-puing tersebut tampaknya telah merusak lampu di halaman gudang.

    Borucki menghubungi polisi yang bekerja sama dengan badan antariksa Polandia, Polsa. Pihak berwenang kemudian menetapkan bahwa benda tak dikenal itu adalah puing-puing dari roket Falcon 9, yang diproduksi oleh perusahaan SpaceX milik Elon Musk.

    “Kami sedang menyelidiki bagaimana benda itu bisa berada di lokasi ini, tapi yang terpenting adalah tidak ada yang terluka,” kata juru bicara polisi Andrzej Borowiak.

    Sebuah serpihan serupa ditemukan di sebuah hutan di dekat desa Wiry, Polandia, menurut polisi Polandia.

    Polsa telah mengkonfirmasi bahwa masuknya kembali tahap kedua roket Falcon 9 yang tidak terkendali terjadi antara pukul 04:46 dan 04:48 pada tanggal 19 Februari 2025, di atas Polandia.

    Roket SpaceX Falcon 9 digunakan untuk mengangkut orang dan muatan ke atmosfer Bumi. Roket ini dirancang untuk dapat digunakan kembali.

    Roket yang menciptakan puing-puing ini diluncurkan oleh SpaceX dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg di California pada 1 Februari.

    “Seharusnya benda ini masuk kembali ke atmosfer Bumi dengan cara yang terkendali dan jatuh ke Samudera Pasifik,” kata ahli astrofisika dari Universitas Harvard, Dr Jonathan McDowell,

    Tapi mesinnya gagal. Dan mereka telah melihatnya mengorbit Bumi selama beberapa minggu terakhir. Ahli bahkan telah mengantisipasi masuknya kembali benda asing ini secara tidak terkendali hari itu.

    “Puing-puing itu melesat di atas Inggris dengan kecepatan sekitar 17.000 mph, kemudian sebagian Skandinavia dan sebagian lagi jatuh di Eropa timur dengan kecepatan beberapa ratus mil per jam.”

    (fab/fab)

  • TikTok PHK Ratusan Karyawan di Asia hingga Eropa Imbas AI, Di AS Nasib Tak Menentu

    TikTok PHK Ratusan Karyawan di Asia hingga Eropa Imbas AI, Di AS Nasib Tak Menentu

    Bisnis.com, JAKARTA — TikTok, sosial media commerce asal China, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawan di unit Trust & Safety yang bertanggung jawab atas moderasi konten di Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika mulai 20 Februari 2025.

    PHK ini terjadi di tengah ketidakpastian nasib TikTok di Amerika Serikat dan peralihan perusahaan ke moderasi berbasis AI.  

    Dilansir dari Reuters, Jumat (21/2/2025),  dua sumber anonim mengatakan bahwa Adam Presser, kepala operasi aplikasi yang juga mengawasi unit tersebut, mengirim memo kepada staf pada hari Kamis untuk memberitahu mereka tentang kepindahan tersebut.

    PHK dimulai pada hari yang sama untuk tim di Asia dan Eropa, Timur Tengah dan Afrika, kata dua sumber. yang mengetahui. Dikabarkan jumlah yang terdampak hingga ratusan karyawan.

    Sementara itu, Malaymail melaporkan bahwa restrukturisasi ini dilakukan setelah pertimbangan matang selama berbulan-bulan, bertujuan meningkatkan efisiensi operasional dan memenuhi kebutuhan bisnis dengan lebih baik.

    Di antara yang terdampak adalah manajer produk trust and safety Eric Tan, yang membagikan di LinkedIn bahwa ia “terbangun oleh kabar mengejutkan” tentang pemutusan hubungan kerjanya.

    Adapun PHK ini terjadi di tengah ketidakpastian nasib mereka di pasar terbesarnya di Amerika Serikat. 

    Bloomberg News pada bulan Januari melaporkan bahwa pejabat China sedang mengevaluasi kemungkinan yang akan memungkinkan orang terkaya di dunia dan pendukung Presiden Donald Trump itu untuk mengakuisisi bisnis TikTok di AS jika perusahaan tersebut gagal menghindar dari larangan pemerintah Paman Sam. 

    Pemerintah Amerika Serikat sebelumnya mencoba melarang aplikasi besutan Bytedance Ltd asal China dengan alasan keamanan nasional.

    Dalam proses evaluasi tersebut, Elon Musk justru berkomentar mengenai isu pembelian TikTok pada sebuah konferensi di Jerman, yang diselenggarakan oleh konglomerat media Jerman AxelSpringer, Mathias Doepfner, pada bulan lalu.

    “Saya tidak pernah mengajukan penawaran untuk TikTok,” ujarnya yang bergabung melalui video pada konferensi tersebut.

    “Saya tidak punya rencana apapun mengenai apa yang akan dilakukan jika punya TikTok,” tambahnya.

    Dia juga menyebut tidak menggunakan aplikasi populer itu secara personal. “Saya tidak berhasrat untuk mengakuisisi TikTok,” kata Elon Musk, yang membeli Twitter pada 2022 sebelum mengganti nama layanan media sosial tersebut menjadi X.

    Imbas AI

    Pada Oktober 2024, Induk usaha platform media sosial TikTok, ByteDance, telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada lebih dari 700 pekerja dari unitnya di Malaysia. 

    Pemecatan ini seiring dengan upaya perusahaan mengalihkan fokusnya ke arah penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang lebih besar dalam moderasi konten.

    Mengutip Reuters pada Jumat (11/10/2024) berdasarkan informasi dari sumber yang mengetahui masalah tersebut para karyawan yang sebagian besar terlibat dalam operasi moderasi konten perusahaan diberitahu tentang pemecatan mereka melalui email pada Rabu (9/10) malam.

    Satu Kabar tersebut juga telah dikonfirmasi pihak TikTok pada hari Jumat. Namun, TikTok menyebut pihaknya tidak dapat memberikan angka pasti mengenai jumlah karyawan yang terkena dampak di Malaysia.

  • Elon Musk Tantang Zelensky Gelar Pemilu Ukraina: Buktikan Anda Bukan Diktaktor – Halaman all

    Elon Musk Tantang Zelensky Gelar Pemilu Ukraina: Buktikan Anda Bukan Diktaktor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Miliarder dan pengusaha Amerika, Elon Musk, mengatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky harus mengadakan pemilihan umum presiden untuk membuktikan bahwa ia mewakili keinginan rakyat Ukraina, jika tidak, ia dianggap sebagai diktator.

    “Zelensky harus mengadakan pemilu untuk membuktikan bahwa ia mewakili keinginan rakyat, atau ia adalah seorang diktator,” tulis Elon Musk di platform X miliknya, Kamis (20/2/2025).

    Elon Musk mengatakan warga Ukraina membenci presiden mereka.

    “Ia tahu ia akan kalah telak, meskipun telah menguasai SEMUA media Ukraina, jadi ia membatalkan pemilihan. Kenyataannya, ia dibenci oleh rakyat Ukraina,” tulis Elon Musk.

    Ia juga membela Donald Trump yang tidak melibatkan Zelensky dalam perundingan dengan Rusia di Arab Saudi pada Selasa (18/2/2025) yang bertujuan untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

    Sebelumnya, setelah Donald Trump kembali ke Gedung Putin, Elon Musk ditunjuk sebagai penasihat senior Presiden Donald Trump, yang mengawasi Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).

    Donald Trump sebut Zelensky adalah Diktator

    Pernyataan tersebut muncul setelah Presiden AS Donald Trump melancarkan serangan kedua terhadap Zelensky, pada hari Rabu (19/2/2025), yang mengatakan Zelensky adalah diktator yang tidak dipilih.

    Donald Trump menuduh Zelensky tidak populer dalam sebuah postingan di situs X miliknya dan yang lain di jejaring sosial Truth Social miliknya.

    “Saya tidak suka mengatakannya, tetapi tingkat persetujuannya turun menjadi 4 persen,” tulisnya, Rabu (19/2/2025).

    Ia juga mengkritik disorganisasi pemilu di Ukraina dan menegaskan bahwa sejumlah bantuan Amerika telah “dicuri”, merujuk pada 350 miliar dolar bantuan AS yang diklaim Trump tidak memiliki laporan yang jelas.

    “Anda seharusnya tidak pernah memulainya,” kata Donald Trump, menuduh Zelensky memulai perang Rusia-Ukraina, seperti diberitakan France24.

    Setelah Donald Trump menyebut Zelensky sebagai diktator, sejumlah pemimpin negara Eropa membela Zelensky, termasuk Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.

    Hubungan AS dan Eropa terkait perang Ukraina mulai berubah sejak Donald Trump kembali ke Gedung Putih.

    Pada 12 Februari 2025, Donald Trump menelepon Putin dan mengatakan akan bertemu dengannya sebelum akhir bulan Februari untuk membahas usulannya agar AS menengahi negosiasi Rusia dan Ukraina dalam upaya mengakhiri perang.

    Sebelum itu, pada 18 Februari 2025, perwakilan Rusia dan AS bertemu di Arab Saudi tanpa melibatkan perwakilan dari Ukraina untuk membahas usulan Donald Trump.

    Masa jabatan Zelensky sebagai presiden Ukraina berakhir pada Mei tahun 2024, tetapi Ukraina belum menyelenggarakan pemilu karena perang dan darurat militer.

    Selain itu, jutaan warga Ukraina telah meninggalkan negara itu dan lebih dari 20 persen wilayah telah berada di bawah kendali Rusia. 

    Rusia sebelumnya mengulangi klaim yang sama bahwa tidak ada negosiasi yang dapat dilakukan dengan Zelensky karena ia adalah presiden yang “tidak sah” dan tidak mewakili Ukraina.

    Namun Kremlin pekan lalu mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin mengesampingkan hal tersebut dan bersedia untuk negosiasi.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Elon Musk Minta Stasiun Antariksa Internasional Segera Dihancurkan

    Elon Musk Minta Stasiun Antariksa Internasional Segera Dihancurkan

    Jakarta

    ISS atau International Space Station sudah dalam masa akhir operasinya dan direncanakan akan ditarik dari angkasa pada tahun 2030. Namun Elon Musk meminta stasiun itu dihancurkan lebih cepat.

    “Sudah saatnya untuk memulai persiapan untuk deorbit @Space_Station. Stasiun itu telah mencapai tujuannya. Utilitasnya sangat sedikit. Ayo kita pergi ke Mars,” kata bos SpaceX dan penasihat Donald Trump itu melalui X.

    Dalam posting X lainnya, ia memaparkan jadwal yang diinginkannya. “Keputusan ada di tangan Presiden, tetapi rekomendasiku adalah sesegera mungkin. Kusarankan 2 tahun dari sekarang,” cetusnya.

    Artinya, orang terkaya di dunia itu ingin ISS dihancurkan pada tahun 2027 atau 3 tahun lebih cepat dari jadwal. Namun yang membingungkan, SpaceX diminta oleh NASA membuat kendaraan deorbit ISS yang didesain untuk menariknya pada tahun 2030 dan dihancurkan secara terukur.

    Meski sudah tua, ISS masih berguna. Astronaut masih rutin mengunjunginya untuk menjalankan berbagai eksperimen, termasuk menguji bagaimana jika manusia menjelajah jangka panjang ke angkasa. Riset semacam itu tentu berguna bagi SpaceX yang berambisi ke Planet Mars sesuai keinginan Elon Musk.

    NASA dan mitranya dalam proyek ISS yaitu Canadian Space Agency, The European Space Agency, Japan Aerospace Exploration Agency, dan badan antariksa Rusia Roscosmos membangun laboratorium itu tahun 1998. Laboratorium ini telah menampung astronot yang bergiliran datang secara terus-menerus sejak November 2000.

    Musk belakangan memang bikin bingung komunitas antariksa. Dalam posting X bulan Desember, ia mengabaikan pendaratan ke Bulan dan menyebutnya sebagai gangguan. “Kita akan langsung menuju Mars,” tulisnya ketika itu.

    Padahal itu bukan rencana NASA saat ini. NASA sedang berupaya untuk membawa astronot kembali ke Bulan melalui program Artemis dan memandang tetangga terdekat Bumi itu sebagai batu loncatan ke Planet Merah.

    (fyk/fay)

  • Grok: Chatbot AI Canggih Pesaing ChatGPT yang Bisa Bercanda! – Page 3

    Grok: Chatbot AI Canggih Pesaing ChatGPT yang Bisa Bercanda! – Page 3

    Sebelumnya, salah satu perusahaan milik Elon Musk, xAI, baru saja mengumumkan peluncuran model kecerdasan buatan (AI) terbaru, Grok 3.

    Selain itu, perusahaan juga memperkenalkan Grok 3 Mini, versi yang lebih kecil, serta Deepsearch, alat pencarian baru yang diklaim sebagai mesin pencari generasi mendatang.

    Pembaruan lainnya mencakup peningkatan fitur pada aplikasi web dan seluler Grok 3, serta layanan berlangganan eksklusif bernama SuperGrok.

    “Kami sangat antusias menghadirkan Grok 3, yang kami yakini jauh lebih unggul dibandingkan Grok 2 dalam waktu yang relatif singkat,” ujar Elon Musk dalam siaran langsung xAI di platform X, dikutip dari CNET, Kamis (20/2/2025).

    Grok 3 dikembangkan menggunakan 200.000 unit GPU Nvidia H100, dua kali lebih besar dibandingkan pendahulunya, Grok 2.

    Tim xAI mengungkapkan diperlukan waktu 92 hari untuk memperluas superkomputer mereka di Memphis, yang diberi nama Colossus, guna mendukung proses pelatihan model baru ini.

    Dalam presentasinya, Musk menyatakan bahwa Grok 3 memiliki daya komputasi 15 kali lebih besar dibandingkan Grok 2.

    Namun, dalam unggahan sebelumnya di X, ia sempat menyebut bahwa peningkatannya mencapai 10 kali lipat.

  • Berapa IQ Elon Musk yang Disebut Trump Orang Paling Pintar

    Berapa IQ Elon Musk yang Disebut Trump Orang Paling Pintar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Donald Trump menyebut Elon Musk adalah orang yang cerdas dan melakukan pekerjaan dengan baik sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).

    Bahkan, Trump mengatakan tak ada orang yang lebih pintar dari Musk. Dalam wawancara dengan Fox News, Trump menyebut sudah berupaya mencari orang yang lebih pintar untuk membawahi DOGE, tetapi akhirnya tak berhasil dan memutuskan menunjuk Musk untuk tugas memangkas anggaran pemerintah.

    Tak dapat dibantah bahwa orang terkaya di dunia itu memang sering membuat gebrakan dengan ide-idenya yang menarik.

    Lantas, seberapa pintar Musk? Jika jawabannya mengacu pada dasar kecerdasan intelektual (IQ), ada banyak versi dari berbagai sumber.

    Versi perhitungan CogniDNA, IQ Musk diperkirakan mencapai 160. CogniDNA menghitung IQ Musk menggunakan nilai mahasiswa jurusan fisika dan UPenn sebagai proksi.

    “Catatan: Kami tidak memiliki skor SAT Elon Musk, jadi kami menggunakan skor UPenn dan mahasiswa jurusan fisika sebagai proksi. Harap anggap ini sebagai perkiraan kasar,” tulis CogniDNA.

    Pertama, mereka menghitung persentil rata-rata IQ siswa jurusan fisika dalam populasi semua siswa. Dengan asumsi bahwa nilai IQ terdistribusi secara normal, CogniDNA menggunakan rumus Z-score untuk mencari persentil. Z = (X – μ) / σ = (133 – 115) / 15 ≈ 1,2.

    Mencari IQ Rata-rata Mahasiswa Fisika di UPenn

    Selanjutnya, diasumsikan bahwa IQ rata-rata mahasiswa fisika di UPenn berada pada persentil yang sama (ke-88) dalam distribusi semua mahasiswa UPenn.

    Untuk menemukan IQ yang sesuai, CogniDNA membalikkan perhitungan skor-Z, menggunakan IQ rata-rata siswa UPenn (142) sebagai rata-rata. X = μ + Z * σ = 142 + 1,2 * 15 ≈ 160.

    Menyesuaikan Nilai SAT dan Korelasi IQ

    Terakhir, CogniDNA menambahkan rentang untuk memperhitungkan bahwa skor SAT dan IQ memiliki korelasi 0,8, bukan 1.

    Ini berarti bahwa 20% dari variasi IQ tidak dijelaskan oleh nilai SAT. Dengan asumsi variasi yang tidak dapat dijelaskan ini terdistribusi secara normal, mereka memperkirakan interval kepercayaan 95%.

    Untuk distribusi normal, 95% nilai berada dalam 1,96 standar deviasi dari rata-rata. Oleh karena itu, interval kepercayaan 95% adalah 160 ± (1,96 * 3) ≈ 160 ± 6.

    Hasil akhirnya, IQ Elon Musk adalah 160, dengan interval kepercayaan 95% dari 154 hingga 166.

    (fab/fab)

  • Berapa IQ Elon Musk? Donald Trump Bilang Tak Ada yang Lebih Pintar

    Berapa IQ Elon Musk? Donald Trump Bilang Tak Ada yang Lebih Pintar

    Jakarta

    Presiden AS Donald Trump sebut tidak ada yang lebih pintar dari Elon Musk. Tak dapat dibantah, bos SpaceX dan Tesla itu memang sering membuat gebrakan dengan ide-idenya yang menarik.

    Sebenarnya, seberapa pintar Musk? Jika mencari jawabannya dengan dasar kecerdasan intelektual (IQ), ada banyak versi dari berbagai sumber.

    Secara umum, banyak yang mengatakan IQ Elon Musk menyentuh 150. Sementara di cogniDNA menghitung-hitung dan memperkirakan IQ laki-laki yang kuliah di University of Pennsylvania School of Arts and Sciences itu mencapai 160.

    “Catatan: Kami tidak memiliki skor SAT Elon Musk, jadi kami menggunakan skor UPenn dan mahasiswa jurusan fisika sebagai proksi. Harap anggap ini sebagai perkiraan kasar,” tulis cogniDNA.

    Cara pertama, cogniDNA menghitung persentil IQ rata-rata mahasiswa jurusan fisika. Kemudian, mencari persentil IQ rata-rata mahasiswa jurusan fisika di UPenn.

    “Terakhir, kami menambahkan rentang untuk memperhitungkan fakta bahwa skor SAT dan IQ memiliki korelasi 0,8, bukan 1. Ini berarti bahwa 20% variasi IQ tidak dijelaskan oleh skor SAT. Dengan asumsi bahwa variasi yang tidak dapat dijelaskan ini terdistribusi secara normal, kami memperkirakan interval kepercayaan 95% di sekitar perkiraan kami. Untuk distribusi normal, 95% nilai berada dalam 1,96 deviasi standar dari rata-rata. Oleh karena itu, interval kepercayaan 95% adalah 160 ± (1,96 * 3) ≈ 160 ± 6,” jabarnya.

    Singkatnya, dari hitung-hitungan itu, IQ Elon Musk adalah 160, dengan interval kepercayaan 95% dari 154 hingga 166.

    Musk dan Trump memang dekat. Bahkan, Elon Musk menjadi pemimpin dari Department of Government Efficiency (DOGE) karena dianggap Trump tidak ada yang sepintar kelahiran Pretoria, Afrika Selatan tersebut.

    Baru-baru ini, Trump dan orang terkaya dunia itu duduk bersama dalam wawancara dengan Fox News. “Kalian tahu, aku ingin menemukan seseorang yang lebih pintar dari dia,” kata Trump di samping Musk.

    “Aku mencari di mana-mana. Aku tidak bisa melakukannya. Aku mencoba sangat keras. Aku tak bisa menemukan orang yang lebih pintar. Kami pun jadinya dengan orang ini,” cetus Trump sambil menunjuk Musk.

    (ask/ask)

  • Tak Ada yang Lebih Pintar dari Elon Musk

    Tak Ada yang Lebih Pintar dari Elon Musk

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memuji habis Elon Musk. Ia mengungkap sebenarnya mencari orang yang lebih pintar dari Musk untuk menjalankan Department of Government Efficiency (DOGE), tapi tidak menemukannya.

    Trump dan orang terkaya dunia itu duduk bersama dalam wawancara dengan Fox News. “Kalian tahu, aku ingin menemukan seseorang yang lebih pintar dari dia,” kata Trump di samping Musk.

    “Aku mencari di mana-mana. Aku tidak bisa melakukannya. Aku mencoba sangat keras. Aku tak bisa menemukan orang yang lebih pintar. Kami pun jadinya dengan orang ini,” cetus Trump sambil menunjuk Musk.

    Dengan demikian, Trump menganggap tidak ada orang yang lebih cerdas dari nakhoda Tesla dan SpaceX itu. Trump menambahkan salah satu tujuan utamanya di masa jabatan kedua adalah menemukan orang-orang hebat untuk mengisi staf pemerintahannya.

    Ia mengaku mengagumi cara Elon Musk berjuang keras di sektor swasta. “Aku menginginkan orang-orang hebat. Dan ia orang hebat. Ia luar biasa. Ia juga orang yang peduli. Ia orang baik, sangat baik, dan ingin negara ini jadi lebih baik,” lanjut presiden, menegaskan Musk takkan terlibat dalam keputusan DOGE apa pun yang mungkin mengandung konflik kepentingan.

    Ia pun memuji kemampuan pengusaha kelahiran Afrika Selatan itu untuk menarik individu-individu dengan IQ tinggi untuk bertugas di pemerintahan federal. Musk, yang menetapkan tujuan ambisius memangkas pengeluaran federal senilai USD 1 triliun pun balas memuji.

    Ia menilai kemenangan Trump kesempatan untuk memperbaiki sistem. Musk berpendapat bahwa hal itu bergantung pada kompetensi dan kepedulian. Ia pun menyinggung negosiasi alot Trump dengan Boeing untuk menurunkan biaya pesawat Air Force One baru hingga beberapa miliar dolar.

    “Ketika presiden diperlihatkan tagihan keterlaluan untuk Air Force One baru dan kemudian menegosiasikannya, jika presiden tidak menerapkan kompetensi dan kepedulian, harganya akan jadi 50% lebih tinggi. Secara harfiah 50% lebih tinggi,” kata Musk.

    “Presiden peduli. Presiden kompeten. Akibatnya, harganya tidak menjadi 50% lebih tinggi. Jadi, ketika Anda menambahkan lebih banyak kompetensi dan kepedulian, Anda akan mendapat kesepakatan yang lebih baik bagi rakyat Amerika,” tambah Musk.

    (fyk/fay)