Tag: Elon Musk

  • Akhirnya Astronot NASA Terdampar 9 Bulan di Angkasa Kembali ke Bumi

    Akhirnya Astronot NASA Terdampar 9 Bulan di Angkasa Kembali ke Bumi

    Jakarta

    Setelah terdampar selama sembilan bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), dua astronot NASA, Barry “Butch” Wilmore dan Sunita “Suni” Williams, akhirnya kembali ke Bumi. Mereka mendarat dengan selamat pada Selasa malam, 18 Maret 2025, menggunakan kapsul SpaceX Crew Dragon yang bernama “Freedom”. Pendaratan dilakukan di lepas pantai Florida, menandai akhir dari misi luar angkasa yang jauh lebih lama dari rencana awal.

    Wilmore dan Williams awalnya meluncur ke ISS pada Juni 2024 dengan pesawat Boeing Starliner dalam misi uji coba berawak pertama. Misi yang seharusnya hanya berlangsung sekitar 10 hari itu berubah menjadi petualangan panjang akibat masalah teknis pada Starliner.

    Sistem propulsi pesawat mengalami kebocoran helium dan kegagalan pendorong, sehingga NASA memutuskan bahwa Starliner tidak aman untuk membawa mereka pulang. Akhirnya, pesawat itu kembali ke Bumi tanpa awak pada September 2024, sementara kedua astronot ini bergabung dalam misi jangka panjang ISS, Ekspedisi 72.

    Kepulangan mereka akhirnya terwujud berkat misi SpaceX Crew-9 yang diluncurkan pada akhir September 2024. Kapsul “Freedom” membawa astronot NASA Nick Hague dan kosmonaut Rusia Aleksandr Gorbunov ke ISS, sekaligus menyediakan dua kursi kosong untuk Wilmore dan Williams.

    Setelah proses pergantian awak dengan misi Crew-10 yang tiba pada 16 Maret 2025, keempat awak Crew-9-termasuk Wilmore dan Williams-berangkat meninggalkan ISS pada Selasa pagi waktu setempat.

    Proses kepulangan ini disiarkan langsung oleh NASA. Siaran dimulai dengan penutupan palka antara kapsul dan ISS pada pukul 02:45 GMT, diikuti pelepasan kapsul pada pukul 05:05 GMT. Setelah melalui perjalanan melintasi atmosfer Bumi, kapsul mendarat dengan bantuan parasut di Teluk Meksiko pada malam hari waktu Florida.

    Tim pemulihan SpaceX segera mengangkat kapsul dari air, dan para astronot dilaporkan dalam kondisi baik meski perlu penyesuaian setelah lama berada di gravitasi nol.

    “Sungguh perjalanan yang luar biasa,” ucap Hague, komandan kapsul. “Saya melihat kapsul itu penuh dengan senyum lebar,” imbuhnya.

    [Gambas:Twitter]

    Para astronot akan diterbangkan dengan pesawat NASA ke tempat tinggal kru mereka di Johnson Space Center milik badan antariksa di Houston selama beberapa hari untuk pemeriksaan kesehatan, sesuai dengan jadwal kepulangan astronot, sebelum dokter penerbangan NASA mengatakan mereka dapat pulang ke keluarga mereka.

    Misi ini telah menarik perhatian Presiden AS Donald Trump, yang setelah menjabat pada bulan Januari menyerukan agar Wilmore dan Williams segera dipulangkan dan menuduh, tanpa bukti, bahwa mantan Presiden Joe Biden “meninggalkan” mereka di ISS karena alasan politik.

    CEO SpaceX Elon Musk, penasihat dekat Trump, menyuarakan seruannya agar kembali lebih awal. Crew Dragon milik SpaceX adalah satu-satunya wahana antariksa berawak kelas orbital milik Amerika Serikat, yang diharapkan Boeing dapat bersaing dengan Starliner sebelum misi dengan Wilmore dan Williams membuat masa depan pengembangannya menjadi tidak pasti.

    Tinggal di luar angkasa selama berbulan-bulan dapat memengaruhi tubuh manusia dalam berbagai cara, mulai dari atrofi otot hingga kemungkinan gangguan penglihatan.

    Wilmore dan Williams telah mencatat 286 hari di luar angkasa dalam misi tersebut – lebih lama dari rata-rata durasi misi ISS selama enam bulan, tetapi jauh di bawah pemegang rekor AS Frank Rubio. 371 hari berturut-turutnya di luar angkasa, yang berakhir pada tahun 2023, merupakan hasil tak terduga dari kebocoran pendingin pada pesawat ruang angkasa Rusia.

    Williams, yang mengakhiri penerbangan antariksanya yang ketiga, telah mencatat 608 hari kumulatif di luar angkasa, jumlah kedua terbanyak untuk astronot AS setelah Peggy Whitson yang mencatat 675 hari. Kosmonot Rusia Oleg Kononenko mencetak rekor dunia tahun lalu dengan 878 hari kumulatif.

    Wilmore dan Williams telah melakukan penelitian ilmiah dan melakukan perawatan rutin bersama lima astronot stasiun lainnya. Williams melakukan dua kali perjalanan luar angkasa selama enam jam untuk perawatan di luar ISS, termasuk satu kali bersama Wilmore.

    ISS, yang berada pada ketinggian sekitar 254 mil (409 km), merupakan laboratorium penelitian seukuran lapangan sepak bola yang telah ditempati terus-menerus oleh kru astronaut internasional selama hampir 25 tahun, sebuah platform utama diplomasi sains yang dikelola terutama oleh AS dan Rusia.

    Williams mengatakan kepada wartawan awal bulan ini bahwa ia ingin segera pulang ke rumah untuk bertemu kedua anjingnya dan keluarganya. “Ini seperti naik turunnya kehidupan bagi mereka, mungkin sedikit lebih berat daripada bagi kami,” katanya.

    Simak Video “Video: Hal Tersulit Bagi Astronaut NASA yang ‘Terjebak’ di ISS”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Starlink Ditinggal, Ramai-ramai Boikot Kerajaan Bisnis Elon Musk

    Starlink Ditinggal, Ramai-ramai Boikot Kerajaan Bisnis Elon Musk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kerajaan bisnis Elon Musk satu per satu menunjukkan tanda-tanda kehancuran. Gerakan boikot Tesla kian meluas, ditandai dengan amukan massa di showroom Tesla di beberapa wilayah di Amerika Serikat (AS).

    Tak cuma itu, pengguna Tesla ramai-ramai menempel stiker yang menghujat Musk sebagai sang pemilik. Presiden AS Donald Trump sampai turun gunung membeli mobil Tesla baru dan menyebut aksi boikot Tesla ilegal.

    Sebelumnya, eksodus pengguna X juga bikin heboh. Pengguna X kecewa dengan manuver politik Musk untuk memenangkan Trump lewat propaganda di media sosial tersebut. Banyak yang akhirnya meninggalkan X dan beralih ke layanan serupa seperti BlueSky, Mastodon, dan Threads.

    Terbaru, Starlink ikut kena getahnya. Internet berbasis satelit tersebut bertujuan menghubungkan masyarakat di area terpencil yang tak terjangkau jaringan seluler dan broadband. Saat ini, Starlink masih mendominasi industri layanan internet satelit, tetapi perlahan-lahan mulai ditinggalkan.

    Dikutip dari The Guardian, Selasa (18/3/2025), banyak pengguna yang berlangganan Starlink menunjukkan rasa frustasi terhadap sikap politik Musk. Bahkan, tak sedikit yang berkomitmen untuk berhenti menggunakan Starlink sepenuhnya.

    Barry Nisbet, seorang pemain biola Skotlandia yang bisnisnya di Shetland menggabungkan musik dengan pelayaran, menyebut penghormatan kontroversial Musk di acara pelantikan Trump sebagai salah satu alasan ia meninggalkan Starlink, meskipun hal itu merugikannya.

    “Saya sudah lama merasa tidak nyaman dengan Musk dan perannya dalam pemilu AS. Monopoli [bisnis Musk] juga sangat membuat saya terganggu,” kata Nisbet, dikutip dari The Guardian.

    Maraknya pengguna yang meninggalkan Starlink di Eropa menjadi momentup tepat bagi layanan internet satelit buatan Eropa yang bisa dijadikan alternatif. Eutelsat asal Prancis mendadak mengalami lonjakan nilai saham hingga 500% sejak perselisihan antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

    CEO Eutelsat mengatakan kepada Bloomberg bahwa layanannya akan menggantikan Starlink di Ukraina dalam beberapa bulan ke depan.

    Viasat dari Inggris juga dilaporkan sudah berdiskusi dengan pemerintah Eropa untuk menggantikan Starlink milik Musk.

    Di Inggris, Starlink umumnya digunakan oleh rumah tangga dan bisnis di wilayah remot yang memiliki akses broadband buruk. Seorang penginstal Starlink untuk bisnis dan rumah tangga di wilayah selatan Inggris mengatakan saat ini belum ada alternatif sebaik Starlink untuk memberikan akses internet cepat.

    “Di satu sisi, [Starlink] adalah tool dan solusi yang ada bagi banyak area remot, tertutama yang infrastrukturnya buruk. Namun di sisi lain, kami harus berurusan dengan Elon yang bodoh,” ia menuturkan.

    Richard Opie, seorang konsultan di area semi-remot di Northumberland mengatakan ia berlangganan Starlink sejak pandemi. Namun, kini ia mempertimbangkan untuk beralih jika ada alternatif yang bisa diandalkan.

    “[Starlink] adalah berkah di area remot, namun perkembangan politik sekarang berubah. Elon Musk adalah figur yang berbeda. Showroom Tesla sudah digeruduk. Saya tak nyaman melihat Musk dekat dengan Trump dan sikap Musk secara umum,” kata Opie.

    “Ini adalah dilema. Kami ingin mencari alternatif lain, tetapi sekarang masih terjebak [dengan Starlink],” kata dia.

    Pengguna Starlink lainnya Mel Sayer mengatakan ia menolak menginap di hotel milik Trump karena tak mau memberikan uang sepeser pun untuk Trump.

    “Sekarang, saya menolak mendanai Musk setelah sikapnya dengan pose salute,” kata dia.

    Starlink tumbuh pesat di Inggris. Penggunanya makin banyak dari 13.000 menjadi 87.000 pada tahun lalu.

    (fab/fab)

  • Ramai ‘Boycott USA!’ Gegara Tarif Impor Trump

    Ramai ‘Boycott USA!’ Gegara Tarif Impor Trump

    Jakarta

    Negara-negara Skandinavia dan Kanada berada di garis depan tren internasional yang berkembang, di mana para konsumen meninggalkan produk-produk AS akibat keputusan Presiden Donald Trump mengenakan tarif impor tinggi pada berbagai produk dari negara-negara tertentu.

    Beberapa grup Facebook telah dibentuk dalam beberapa minggu terakhir untuk mengorganisir boikot dan kampanye. Salah satu grup asal Swedia bernama “Bojkotta varor fran USA” yang artinya “Boikot produk dari AS,” sudah memiliki hampir 80.000 anggota pada saat artikel ini ditulis.

    Grup ini menyatakan, tujuannya adalah untuk “melindungi demokrasi, kedaulatan, dan keamanan,” dan berharap boikot ini dapat memberikan tekanan pada pemerintahan Trump. Penggunaan platform Facebook dianggap sebagai “senjata terbaik.”

    Beberapa grup serupa di Kanada juga mulai bermunculan di Facebook, sementara grup Prancis bernama “BOYCOTT USA: Achetez Francais et Europeen!” — BOYCOTT USA: Beli produk Prancis dan Eropa! — telah memiliki lebih dari 20.000 anggota.

    Ada juga dukungan untuk sikap serupa di Jerman. Sebuah survei oleh kelompok riset Civey untuk surat kabar bisnis Handelsblatt menemukan bahwa 64% warga Jerman lebih memilih untuk menghindari produk AS, jika memungkinkan. Sebagian besar mengaku bahwa kebijakan Trump sudah mempengaruhi pilihan mereka saat berbelanja.

    Garritt van Dyk, seorang pengajar sejarah di Universitas Waikato di Selandia Baru, mengatakan bahwa aksi boikot yang dilakukan konsumen jadi populer dalam beberapa tahun terakhir karena orang-orang melihatnya sebagai pilihan tambahan selain memilih dalam pemilu untuk menyatakan pendapat politik.

    “Mungkin mereka memilih dengan harapan tertentu, tetapi kenyataannya berbeda, atau mereka tidak mendapatkan hasil yang mereka inginkan,” katanya kepada DW. “Mereka mencari cara lain untuk melaksanakan kewenangan mereka.”

    Penjualan mobil Tesla turun di tengah kemarahan terhadap Elon Musk

    Penjualan Tesla di Eropa anjlok pada bulan Januari, demikian menurut data dari Asosiasi Pabrikan Mobil Eropa, turun 45% dibandingkan periode yang sama pada 2024. Penjualan Tesla di Eropa turun sepanjang tahun 2024, dengan penurunan 13% di seluruh Uni Eropa.

    Van Dyk mengatakan boikot ini mulai populer di berbagai kalangan politik, dengan contoh boikot bir Bud Light di AS yang dimulai pada April 2023. Boikot ini terjadi sebagai respons terhadap kampanye iklan Bud Light yang dibintangi oleh seorang transgender, yang menyebabkan reaksi balik dari konservatif Amerika Serikat dan penurunan signifikan dalam penjualan bir tersebut. “Hal itu bisa datang dari arah mana saja,” kata van Dyk. “Ini bukan hanya alat progresif.”

    Kampanye ‘Beli (Produk) Kanada’ di tengah sentimen anti-Trump

    Sentimen menentang produk AS tampaknya sangat kuat di Kanada. Trump terus melanjutkan tarif 25% terhadap Kanada meskipun kedua negara adalah sekutu lama dan berbagi perbatasan sepanjang hampir 9.000 kilometer.

    Trump juga sering berbicara tentang menjadikan Kanada negara bagian ke-51 AS . Ia melakukannya dengan cara mengolok-olok perdana menteri Kanada yang habis masa jabatannya tahun ini, Justin Trudeau, sebagai “Gubernur Trudeau”, yang tampaknya dimaksudkan untuk merendahkan orang nomor satu di negara itu.

    Hal ini memicu reaksi keras dari masyarakat Kanada. Sentimen anti-Trump yang meningkat membuat Partai Liberal, yang sebelumnya dipimpin oleh Trudeau dan kini dipimpin oleh perdana menteri baru Mark Carney, meraih pemulihan dukungan dramatis dalam jajak pendapat. Pada awal 2025, mereka tertinggal 25% dari Partai Konservatif, tetapi sekarang mereka memimpin suara di banyak jajak pendapat.

    Sentimen ini semakin tercermin di kalangan konsumen. Dylan Lobo menjalankan situs web bernama “Made in CA,” yang bertujuan menyediakan direktori online produk-produk buatan Kanada. Dia mengatakan kepada majalah Business Insider bahwa situs webnya baru-baru ini mengalami lonjakan pengunjung.

    “Banyak patriotisme di negara ini,” katanya kepada majalah tersebut. “Ada perasaan membuncah bahwa orang Kanada ingin mendukung sesama orang Kanada.”

    Beberapa aplikasi bahkan muncul, seperti Buy Beaver dan Maple Scan, yang membantu pembeli mengidentifikasi produk AS saat berbelanja.

    Banyak bisnis Kanada juga mengambil tindakan dengan kampanye “Beli (produk) Kanada.” Di Ontario, Dewan Pengendalian Minuman Beralkohol provinsi itu mengumumkan akan berhenti memasok produk buatan AS seperti bourbon dan anggur di toko-tokonya. Provinsi lain, seperti British Columbia dan New Brunswick, juga melakukan tindakan serupa.

    Perdana Menteri Ontario Doug Ford juga membatalkan kontrak senilai CA$100 juta (sekitar US$69 juta) dengan Starlink, perusahaan telekomunikasi milik Elon Musk. “Ontario tidak akan melakukan bisnis dengan orang-orang yang bertekad menghancurkan ekonomi kami,” kata Ford di platform media sosial X.

    Proteksionisme AS memicu reaksi balik di Eropa

    Beberapa perusahaan Eropa juga mengambil tindakan terhadap perusahaan AS. Pengecer terbesar di Denmark, Salling Group, mengatakan akan memberi label bintang hitam pada produk-produk Eropa di toko-tokonya untuk membantu pelanggan mengenalinya. Perusahaan ini tetap akan menjual produk AS, tetapi CEO-nya, Anders Hagh, menulis di LinkedIn bahwa label baru ini merupakan “layanan tambahan bagi pelanggan yang ingin membeli barang dengan merek Eropa.”

    Sementara itu, beberapa perusahaan mengambil tindakan yang lebih tegas. Haltbakk Bunkers dari Norwegia, yang menyediakan minyak dan bahan bakar untuk kapal, baru-baru ini mengumumkan akan berhenti memasok bahan bakar untuk kapal-kapal Angkatan Laut AS.

    Di luar Eropa dan Kanada, banyak pemimpin bisnis menyadari potensi reaksi terhadap produk AS dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi bisnis mereka. Takeshi Niinami, CEO dari raksasa minuman Jepang Suntory Holdings — yang memiliki merek seperti Jim Beam — memperingatkan beberapa minggu setelah Trump kembali ke Gedung Putih bahwa merek AS akan menjadi sasaran konsumen internasional.

    “Kami sudah merencanakan strategi dan anggaran untuk 2025, dengan harapan produk-produk Amerika, termasuk wiski Amerika, akan lebih sulit diterima oleh negara-negara di luar AS karena pertama, tarif, dan kedua, emosi,” katanya kepada Financial Times.

    Hal ini menunjukkan bahwa boikot dan perilaku konsumen bisa mempengaruhi penjualan perusahaan AS di Kanada, Eropa, dan tempat lainnya, dengan data yang akan dirilis dalam beberapa bulan mendatang, di mana kemungkinannya akan diperhatikan secara seksama.

    Van Dyk mengatakan bahwa reaksi balik terhadap produk AS memiliki kemiripan dengan kampanye “freedom fries” yang terkenal pada tahun 2003, ketika oposisi Prancis terhadap invasi Irak menyebabkan penggantian nama kentang goreng menjadi “freedom fries” di beberapa bagian AS.

    “Ada kalanya di masa lalu di mana kita mendapatkan reaksi aneh seperti ini: ‘Kami tidak ingin itu menjadi bagian dari budaya kami lagi,’” katanya.

    Dia percaya bahwa kerusakan reputasi yang dialami oleh perusahaan dan produsen AS bisa sangat signifikan pada akhirnya. “Dari segi kerusakan pada merek dan reputasi, situasi ini bisa mempengaruhi karena di pasar yang penuh sesak, orang bisa membuat pilihan,” kata van Dyk.

    Seorang juru bicara untuk The European Consumer Organisation, yang mewakili kepentingan konsumen di seluruh Eropa, mengatakan bahwa mereka belum memiliki posisi terkait masalah boikot ini, dan mereka fokus pada “mempelajari bagaimana tarif akan mempengaruhi konsumen.”

    Dalam sebuah pernyataan kepada DW, organisasi ini juga mengatakan mereka bekerja sama dengan kelompok konsumen AS mengenai “bagaimana menjaga kerja sama transatlantik tetap berfungsi demi kepentingan konsumen.”

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Inggris

    Lihat juga Video: Kebijakan Tarif Impor Trump Bikin Kanada Meradang

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Tuduh VOA ‘Radikal’, Trump Perintahkan 1.300 Pegawai Ambil Cuti

    Tuduh VOA ‘Radikal’, Trump Perintahkan 1.300 Pegawai Ambil Cuti

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah menandatangani perintah untuk melemahkan Voice of America (VOA). Trump menuduh organisasi berita yang didanai pemerintah federal AS itu sebagai lembaga “anti-Trump” dan “radikal”.

    Sebuah pernyataan dari Gedung Putih mengatakan perintah tersebut akan “memastikan para pembayar pajak tidak lagi terikat pada propaganda radikal”.

    Disertai pula kutipan dari politisi dan media sayap kanan yang mengecam VOA “berhaluan kiri” dan “partisan”.

    VOA didirikan selama Perang Dunia Kedua untuk melawan propaganda Nazi.

    Siaran radio dan pemberitaan digital VOA diakses oleh ratusan juta orang di seluruh dunia.

    Direktur VOA, Mike Abramowitz, mengatakan bahwa dirinya dan hampir seluruh stafnya yang berjumlah 1.300 orang diperintahkan untuk mengambil cuti namun tetap digaji.

    Perintah tersebut memerintahkan para manajer untuk “mengurangi kinerja… hingga ke tingkat kehadiran dan fungsi minimum yang disyaratkan oleh hukum”.

    Perintah presiden tersebut menargetkan perusahaan induk VOA, US Agency for Global Media (USAGM), yang juga mendanai media nirlaba seperti Radio Free Europe dan Radio Free Asia. Media-media ini awalnya didirikan untuk melawan komunisme.

    Getty Images Siaran radio dan pemberitaan digital VOA diakses oleh ratusan juta orang di seluruh dunia. BBC

    BBC News Indonesia .

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    CBS, mitra BBC di AS, mengatakan bahwa para pegawai VOA menerima pemberitahuan melalui email oleh Crystal Thomas, direktur sumber daya manusia USAGM.

    Sebuah sumber memberi tahu CBS bahwa semua pekerja lepas dan vendor internasional diberi tahu bahwa sekarang tidak ada uang untuk membayar mereka.

    Email yang diperoleh CBS memberi tahu para bos Radio Free Asia dan Radio Free Europe/Radio Liberty bahwa dana federal untuk mereka telah dihentikan.

    National Press Club, kelompok perwakilan terkemuka bagi jurnalis AS, mengatakan perintah tersebut “merusak komitmen lama Amerika terhadap pers yang bebas dan independen”.

    Ditambahkannya: “Jika seluruh ruang redaksi dapat dikesampingkan dalam semalam, apa yang ingin dikatakan soal kebebasan pers?

    “Seluruh lembaga dipreteli sepotong demi sepotong. Ini bukan sekadar keputusan kepegawaian – ini adalah perubahan mendasar yang membahayakan masa depan jurnalisme independen di VOA.”

    Direktur VOA, Mike Abramowitz, mengatakan bahwa dirinya dan hampir seluruh stafnya yang berjumlah 1.300 orang diperintahkan untuk mengambil cuti namun tetap digaji. (Getty Images)

    VOA dan media lain di bawah USAGM melayani lebih dari 400.000.000 pendengar dan secara umum setara dengan BBC World Service, yang sebagian didanai pemerintah Britania.

    Menteri Luar Negeri Republik Ceko, Jan Lipavsk, berharap Uni Eropa dapat membantu agar Radio Free Europe/Radio Liberty tetap beroperasi di Praha.

    Ia akan meminta para menteri luar negeri Eropa dalam pertemuan pada Senin (17/03) untuk menemukan cara agar dapat mempertahankan setidaknya sebagian operasi penyiaran tersebut.

    Elon Musk, miliarder dan penasihat utama Trump yang telah mengawasi pemotongan besar-besaran pada pemerintah AS, telah menggunakan platform media sosial X miliknya untuk menyerukan agar VOA ditutup.

    Presiden AS juga memangkas dana untuk beberapa lembaga federal lainnya termasuk yang bertugas mencegah tunawisma serta yang mendanai museum dan perpustakaan.

    Trump sangat kritis terhadap VOA dalam masa jabatan pertamanya. Ia baru-baru ini menunjuk loyalisnya, Kari Lake, untuk menjadi penasihat khusus bagi USAGM.

    Trump secara berkala menyatakan bahwa media arus utama bias terhadapnya. Ia menyebut CNN dan MSNBC “korup” dalam pidatonya di Departemen Kehakiman.

    Voice of America diluncurkan pada tahun 1942 dengan mandat untuk memerangi propaganda Nazi dan Jepang. Siaran pertamanya disiarkan melalui pemancar yang dipinjamkan oleh BBC ke AS.

    Gerald Ford, saat menjabat presiden, menandatangani piagam publik VOA pada 1976 untuk menjaga independensi editorialnya.

    Pada 1994, Dewan Gubernur Penyiaran didirikan guna mengawasi penyiaran nonmiliter.

    Pada 2013, perubahan undang-undang memungkinkan VOA dan afiliasinya untuk mulai menyiarkan di AS.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Mengenal Velocity, Trend TikTok yang Viral di Kalangan Gen Z dan Cara Buatnya – Page 3

    Mengenal Velocity, Trend TikTok yang Viral di Kalangan Gen Z dan Cara Buatnya – Page 3

    Sementara itu, meski ramai di Indonesia, nasib TikTok di Amerika Serikat masih di ujung tanduk. Pasalnya, setelah sempat dilarang beroperasi pada 19 Januari lalu, kini TikTok menunggu pembeli. 

    Presiden Donald Trump mengungkap informasi tentang bagaimana nasib TikTok di Amerika Serikat tersebut.

    Dilansir GSM Arena, Selasa (11/3/2025), Trump mengungkap ada empat kelompok berbeda tertarik untuk membeli operasi TikTok di AS.

    Berbicara dengan wartawan saat di atas Air Force One, Presiden ke-47 AS tersebut tidak merinci siapa saja pihak yang siap mengakuisisi platform berbagi video populer tersebut.

    Sejumlah nama besar sempat dikaitkan dengan potensi akuisisi TikTok ini. Sebelumnya, kelompok dipimpin YouTuber populer MrBeast dan didukung oleh salah satu pendiri dan CEO Roblox menyatakan tertarik untuk membeli TikTok.

    Sementara itu, pemilik LA Dodgers Frank McCourt dan investor Kevin O’Leary dari Shark Tank juga menunjukkan minat serupa.

    Selain itu, rumor menyebutkan Elon Musk dan Microsoft juga sedang mempertimbangkan langkah untuk mengajukan penawaran. Jika benar, ini bisa menjadi akuisisi teknologi terbesar dalam sejarah.

    Sementara itu, perintah eksekutif Trump yang menunda penegakan larangan TikTok selama 75 hari memberikan sedikit ruang bagi negoisasi dan kemungkinan kesepakatan bisnis antara ByteDance dan pembeli potensial.

    Dengan lebih dari 70 juta pengguna aktif di AS, masa depan TikTok kini berada di persimpangan jalan. Apakah akan diakuisisi atau menghadapi nasib lebih drastis? Kita tunggu kabar selanjutnya.

  • Protest Kebijakan Elon Musk, Seruan Boikot Tesla Ramai di Showroom

    Protest Kebijakan Elon Musk, Seruan Boikot Tesla Ramai di Showroom

    Kelompok gerakan ‘Tesla Takedown’, yang telah mengorganisasikan protes anti-Tesla di seluruh negeri, mengatakan orang-orang juga memiliki hak untuk melakukan protes secara damai di trotoar dan jalan di depan showroom, perusahaan. (AP Photo/Alberto Pezzali)

  • AS Usir Duta Besar Afrika Selatan, Menlu Rubio: Dia Benci Trump!

    AS Usir Duta Besar Afrika Selatan, Menlu Rubio: Dia Benci Trump!

    Washington DC

    Amerika Serikat (AS) mengusir Duta Besar Afrika Selatan, Ebrahim Rasool, dari negara tersebut. Alasannya, Rasool dituding membenci AS dan membenci Presiden Donald Trump.

    Pengusiran Rasool dari AS ini, seperti dilansir AFP, Sabtu (15/3/2025), diumumkan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Marco Rubio dalam pernyataan via media sosial X pada Jumat (14/3) waktu setempat.

    “Duta Besar Afrika Selatan untuk Amerika Serikat tidak lagi diterima di negara kita yang hebat ini,” tegas Rubio dalam pernyataannya.

    Disebutkan oleh Rubio bahwa Rasool merupakan “politisi yang gemar menghasut tentang ras, yang membenci Amerika dan membenci @POTUS” — merujuk pada sebutan Trump sebagai Presiden AS.

    “Kami tidak memiliki hal untuk dibicarakan dengannya dan oleh karena itu, dia ditetapkan PERSONA NON GRATA,” ucap Rubio dalam pernyataan tersebut.

    Istilah “persona non grata” merupakan istilah bahasa Latin dalam dunia diplomasi yang berarti seseorang tidak diinginkan atau tidak diterima oleh suatu negara. Penetapan ini biasanya dilakukan saat menetapkan sanksi pengusiran terhadap pejabat atau diplomat asing.

    Pengusiran seorang duta besar tergolong langkah yang sangat langka oleh AS.

    Dalam pernyataannya, Rubio menyertakan artikel dari outlet berita konservatif Breitbart yang mengulas soal pernyataan Rassol dalam seminar kebijakan luar negeri pada Jumat (14/3), yang membuatnya dituduh membenci AS dan Trump.

    “Dia (Rasool-red) mengatakan bahwa supremasi kulit putih memotivasi ‘rasa tidak hormat’ Trump terhadap ‘tatanan hegemoni saat ini’ di dunia,” demikian bunyi artikel Breitbart.

    Disebutkan juga bahwa dalam seminar itu, Rasool menyebut gerakan Make America Great Again (MAGA) yang digagas Trump “merupakan respons supremasi kulit putih terhadap keberagaman demografi yang berkembang di Amerika Serikat”.

    Rasool merupakan aktivis anti-apartheid di masa mudanya dan pernah menyampaikan kemarahannya terhadap perang yang dipicu Israel di Jalur Gaza.

    Pengusiran Duta Besar Afrika Selatan ini menjadi perkembangan terbaru dalam meningkatnya ketegangan antara Washington dan Pretoria beberapa waktu terakhir. Pada Februari lalu, Trump membekukan bantuan AS untuk Afrika Selatan, dengan mengutip undang-undang di negara itu yang diklaim olehnya telah memungkinkan tanah dirampas dari para petani kulit putih.

    Pekan lalu, Trump semakin mengobarkan ketegangan dengan mengatakan bahwa para petani Afrika Selatan dipersilakan untuk menetap di AS, setelah mengulangi kembali tuduhannya soal pemerintah Pretoria “menyita” tanah dari orang-orang kulit putih.

    Dalam postingan media sosial Truth Social, Trump menyatakan bahwa “setiap petani (dengan keluarga!) dari Afrika Selatan, yang ingin melarikan diri dari negara itu demi alasan keamanan, akan diundang ke Amerika Serikat dengan jalur cepat menuju Kewarganegaraan”.

    Elon Musk, miliarder AS kelahiran Afrika Selatan dan kini menjadi sekutu dekat Trump, menuduh pemerintahan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa memiliki “undang-undang kepemilikan tanah yang secara terang-terangan rasis”.

    Kepemilikan tanah menjadi isu kontroversial di Afrika Selatan, dengan sebagian besar lahan pertanian masih dimiliki oleh orang-orang kulit putih tiga dekade setelah berakhirnya apartheid dan pemerintah negara itu berada di bawah tekanan untuk melaksanakan reformasi.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Tesla Hancur Lebur, Begini Nasibnya di China

    Tesla Hancur Lebur, Begini Nasibnya di China

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kondisi Tesla di China kian terpuruk. Raksasa mobil listrik milik Elon Musk itu menghadapi pembatasan data dan regulasi yang serba terhimpit di Beijing dan Amerika Serikat (AS).

    Pembatasan itu membuat Tesla sulit menghadirkan fitur autopilot dan full self driving (FSD) ke China. Sementara itu, aturan AS terkait data juga mewajibkan Tesla menyimpan data secara lokal dan meminta persetujuan saat melakukan pengiriman data ke luar. Pemerintah AS juga tidak mengizinkan Tesla melatih software AI di China.

    Di tengah kemelut geopolitik tersebut, Tesla dilaporkan melakukan kerja sama dengan raksasa teknologi China, Baidu. Dua sumber menjelaskan tujuan kerja sama untuk meningkatkan kinerja sistem bantuan mengemudi canggih (advanced driving assistance atau ADAS), dikutip dari Reuters, Jumat (14/3/2025).

    Baidu telah mengirimkan sejumlah engineer-nya ke kantor Tesla yang ada di Beijing. Tidak diketahui jumlah pasti engineer yang dikirim, namun mereka telah berkantor di sana selama beberapa minggu terakhir.

    Para engineer bekerja untuk mengintegrasikan informasi peta navigasi Baidu ke mobil Tesla. Misalnya, untuk marka jalur dan sinyal lampu lalu lintas dengan perangkat FSD versi 13 milik Tesla.

    Dengan begitu, pengetahuan perangkat soal jalanan di China akan lebih akurat dan lebih baru.

    Seorang sumber mengatakan FSD V13 belum mendapatkan pelatihan cukup untuk jalan-jalan di China. Hal ini membuat banyak pengemudi Tesla melakukan pelanggaran seperti berpindah jalur yang salah atau menerobos lampu merah.

    Baik Baidu dan Tesla tidak menanggapi permintaan komentar.

    Bukan hanya Tesla yang mendapatkan dampak positif dari kerja sama ini. Reuters mencatat Baidu dapat meningkatkan kemampuan AI, yang diketahui cukup tertinggal dari raksasa lain asal China seperti DeepSeek dan Alibaba.

    Tesla Hancur Lebur, Dibela Trump Mati-matian

    Gerakan anti Elon Musk makin kencang dan membuat masyarakat di AS ramai-ramai memboikot Tesla. Bahkan, banyak pemilik Tesla yang memasang stiker pada mobil mereka yang mengindikasikan bahwa mereka tak bangga membeli produk dari perusahaan milik orang terkaya di dunia.

    Penjualan Tesla anjlok dan harga jual mobilnya turun, sehingga pengguna ‘terjebak’ karena rugi jika menjual mobil mereka. Di saat bersamaan, saham Tesla juga ambruk yang didorong sentimen negatif terhadap sikap politik Musk, serta ancaman perang tarif yang dikeluarkan Trump.

    Menanggapi hujatan ke Musk dan gerakan boikot Tesla, Presiden AS Donald Trump tak tinggal diam. Trump mengatakan akan membeli mobil Tesla baru. Ia juga menyalahkan orang-orang yang berideologi kiri yang disebut radikal. Bahkan, Trump menyebut aksi boikot Tesla adalah hal yang ilegal.

    Pernyataan Trump mengemuka sehari setelah saham Tesla mengalami penurunan terburuk dalam hampir 5 tahun terakhir. Penurunan ini ditengarai ancaman resesi dan rencana tarif Trump. Selain itu, ideologi dan sikap politik Musk juga ramai dikritik.

    Trump mengatakan ia akan melabeli penyerangan showroom Tesla sebagai aksi terorisme lokal. Trump mengatakan akan menyetop aksi penyerangan tersebut.

    “Mereka [penyerang showroom Tesla] membahayakan perusahaan AS yang hebat,” ujar Trump, dikutip dari The Guardian, Kamis (13/3/2025).

    Di dealer Tesla, digelar kampanye boikot besar-besaran. Pemilik mobil banyak yang menjual kendaraan Tesla mereka, dan aktivis ramai-ramai mendorong anggota masyarakat untuk menjual saham Tesla.

    Banyak mobil Tesla di tempat sampah yang dipenuhi grafiti anti-Nazi dan tulisan ‘Musk harus pergi’.

    Klaim Trump bahwa boikot itu “ilegal” adalah salah. Mahkamah Agung memutuskan pada tahun 1972 bahwa amandemen pertama konstitusi AS melindungi hak warga Amerika untuk memprotes bisnis swasta.

    Kelompok gerakan ‘Tesla Takedown’, yang telah mengorganisasikan protes anti-Tesla di seluruh negeri, mengatakan orang-orang juga memiliki hak untuk melakukan protes secara damai di trotoar dan jalan di depan showroom, perusahaan.

    (fab/fab)

  • Senjata Makan Tuan! Penyerang SPKLU Tesla Malah Terbakar Sendiri

    Senjata Makan Tuan! Penyerang SPKLU Tesla Malah Terbakar Sendiri

    Jakarta

    Gelombang protes yang menyasar mobil listrik Tesla beserta infrastrukturnya terus memanas. Sejak Elon Musk mendapat jabatan di pemerintah dan sederet sikap politiknya, aksi vandalisme hingga perusakan terhadap mobil Tesla meningkat.

    Seperti diketahui, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunjuk CEO Tesla Elon Musk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintahan atau Department of Government Efficiency (DOGE). Agensi ini disebut sudah memangkas ribuan pekerja sejak didirikan pada bulan Januari, demikian seperti dikutip dari CBSNews.

    Serangan terhadap kendaraan Tesla dan infrastrukturnya semakin marak. Sebanyak tujuh stall SPKLU Supercharger Tesla di Massachusetts dibakar. Kali ini juga terjadi pembakaran infrastruktur Supercharger di Carolina Selatan.

    Namun, seperti dikutip Carscoops, penyerang dalam kasus ini mendapat kejutan yang tidak menyenangkan. Penyerang SPKLU Tesla itu malah terbakar saat melakukan penyerangan.

    Menurut Kepolisian North Charleston, pria itu memulai serangannya dengan menyemprotkan cat bertuliskan ‘Hidup Ukraina’ dan pesan kasar yang ditujukan kepada Presiden Donald Trump. Ia kemudian melemparkan botol bir yang menyala, yang tampaknya merupakan bom molotov buatan sendiri, ke stasiun pengisian daya Tesla.

    Pihak berwenang setempat mengatakan, ketika pria itu melemparkan botol-botol ini, pakaian di punggungnya terbakar. Menurut para saksi, orang itu kemudian dengan cepat berlari dari tempat parkir.

    Belum diketahui bagaimana kelanjutannya. Dikutip Associated Press, juru bicara Kepolisian North Charleston Harve Jacobs mengatakan belum ada penangkapan yang dilakukan. Dia juga mengatakan penyelidikan telah diserahkan kepada Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak federal.

    Maraknya serangan ini membuat pemilik mobil Tesla juga panik. Para pengguna mobil Tesla mengganti logo dengan merek lain. Salah satu contohnya Cybertruck menggunakan merek Toyota, seperti pada model Hilux.

    Ada juga gambar Tesla Model S yang dipasang logo Mazda di bagian belakang. Kemudian Tesla Model 3 dengan lencana Honda, dan Model 3 lainnya dengan empat cincin ala Audi yang ditempel di bagasi.

    (rgr/dry)

  • Elon Musk Tukang Bohong, Bukti Terbaru Bikin Geleng Kepala

    Elon Musk Tukang Bohong, Bukti Terbaru Bikin Geleng Kepala

    Jakarta, CNBC Indonesia – Peneliti keamanan siber ragu dengan klaim adanya serangan hacker pada X yang membuat platform itu lumpuh awal minggu ini. Menurut pakar, hanya ada sedikit bukti dari klaim yang disebut pemilik X, Elon Musk.

    Tak lama setelah X lumpuh, Musk mengatakan adanya serangan DDoS pada platform miliknya. Tak lama kemudian dalam sebuah wawancara, dia juga mengatakan serangan melibatkan alamat IP dari Ukraina.

    Musk tak pernah memberikan bukti dari dua klaim tersebut. Pernyataan sebaliknya diungkap laporan Wired yang berasal dari peneliti keamanan.

    Pakar itu mengatakan hanya ada sedikit bukti alamat IP Ukraina terkait serangan DDoS. Bahkan negara tersebut tidak masuk dalam 20 negara teratas yang terlibat.

    Bahkan laporan yang sama mengatakan X tidak sengaja membuat platformnya rentan akan serangan DDos. Pernyataan ini berbeda dengan klaim Musk yang menyebut melibatkan banyak sumber daya mengurusi hal tersebut, dikutip dari Engadget, Jumat (14/3/2025).

    “Server asli X, yang merespon permintaan web, tidak sepenuhnya aman dibalik proteksi DDoS Cloudflare milik perusahaan dan sangat terbuka,” kata laporan tersebut.

    Hal inilah yang menyebabkan penyerang bisa melakukan serangan bertarget secara langsung. X disebut telah melakukan pengamanan untuk server tersebut.

    Klaim adanya serangan siber bukan pertama kali disebutkan Musk. Tahun lalu dia pernah menyalahkan serangan DDoS juga karena mengacaukan siaran langsung dengan Donald Trump yang tengah berkampanye sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

    (fab/fab)