Tag: Elon Musk

  • PNS Dipecat Elon Musk, Hakim Amerika Turun Tangan

    PNS Dipecat Elon Musk, Hakim Amerika Turun Tangan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk kini aktif di dalam pemerintahan Trump. Ia menjabat sebagai pengawas dalam Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang melakukan pemecatan terhadap sejumlah PNS di lembaga pemerintah AS.

    Namun, jabatan tersebut dinilai melanggar klausul pengangkatan dalam Konstitusi AS tulis seorang hakim federal.

    Theodore Chuang, seorang hakim di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Maryland, menulis dalam sebuah opini bahwa ada lebih dari cukup bukti dari pernyataan yang dibuat oleh Musk dan Donald Trump, yang menunjukkan bahwa orang terkaya di dunia itu berperan sebagai kepala DOGE.

    Meskipun pemerintah menyatakan bahwa Musk hanya berperan sebagai penasihat khusus untuk presiden.

    Chuang mengeluarkan pendapat tersebut dalam sebuah kasus yang diajukan terhadap Musk dan DOGE oleh para pekerja yang tidak disebutkan namanya di Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID).

    Hakim itu juga menulis bahwa tindakan yang telah diambil Musk dalam peran di DOGE, seperti menutup USAID, kemungkinan besar juga tidak konstitusional.

    “Musk telah menggunakan wewenang di USAID yang hanya bisa dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk dengan benar,” tulisnya, dikutip dari TechCrunch, Rabu (19/3/2025).

    Sebagai informasi, pejabat Amerika Serikat adalah perbedaan hukum yang ditetapkan oleh klausul penunjukan.

    Pendapat Chuang muncul lebih dari 50 hari setelah Trump menjabat dan mengizinkan Musk untuk mulai memangkas lembaga-lembaga pemerintah dengan tim DOGE-nya.

    Pendapatnya merupakan serangan paling langsung terhadap Musk dan DOGE di antara banyak tuntutan hukum yang diajukan selama dua bulan terakhir.

    Menurut pendapatnya, Chuang memerintahkan pemulihan beberapa proyek USAID dan melarang Musk dan DOGE untuk mengambil langkah lebih lanjut untuk membubarkan badan tersebut.

    Belum diketahui, Musk dan DOGE akan mengikuti perintah tersebut. Sementara itu, Musk dan Presiden Trump telah menghabiskan beberapa hari terakhir dengan memposting di media sosial yang mengklaim bahwa hakim yang memutuskan untuk menentang tindakan mereka harus dimakzulkan.

    (dem/dem)

  • Musuh AS Makin Banyak di Tangan Trump, Negara Eropa Teriak

    Musuh AS Makin Banyak di Tangan Trump, Negara Eropa Teriak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan perang tarif yang digaungkan Presiden AS Donald Trump membuat beberapa negara bereaksi. Kini, bukan cuma China, Rusia, dan Iran yang menjadi musuh AS.

    Beberapa negara lain yang terdampak kebijakan tarif tambahan mulai menunjukkan gesekan. Antara lain Kanada, Meksiko, Uni Eropa, Inggris, Brasil, hingga Korea Selatan.

    Terbaru, Belanda yang selama ini dikenal sebagai sekutu dekat AS juga mulai lantang bersuara. Parlemen Belanda pada pekan ini menyetujui beberapa mosi yang mendorong pemerintah mengurangi ketergantungan dengan perusahaan software asal AS.

    Parlemen juga meminta pemerintah menggenjot pembentukan platform layanan cloud di bawah kontrol Belanda, dikutip dari Reuters, Rabu (19/3/2025).

    Inisiatif serupa memang pernah gagal di masa lalu karena kurangnya alternatif dari Eropa yang memadai. Namun, para legislator mengatakan perubahan hubungan dengan AS di bawah kepemimpinan Trump membuat langkah kemandirian ini bersifat darurat.

    “Pertanyaan yang harus kita utarakan sebagai bangsa Eropa adalah: apakah kita nyaman orang seperti Trump, Mark Zuckerberg (CEO Meta), dan Elon Musk (Pemilik X) menguasai data kita?” kata Marieke Koekkoek yang merancang 1 dari 8 mosi yang disetujui parlemen terkait isu ini.

    Selain meluncurkan platform layanan cloud berdaulat, mosi tersebut meminta pemerintah untuk mengaji ulang keputusan untuk menggunakan Amazon Web Services untuk hosting domain internet di Belanda.

    Parlemen meminta pemerintah Belanda mengembangkan alternatif untuk perangkat lunak AS dan perlakuan istimewa untuk perusahaan Eropa dalam tender publik.

    Pemungutan suara untuk persetujuan mosi tersebut dilakukan sehari setelah puluhan perusahaan teknologi Eropa meminta Komisi Eropa untuk membentuk dana kedaulatan (sovereign fund) dalam rangka berinvestasi dalam teknologi Eropa, termasuk infrastruktur cloud.

    Juru bicara Kementerian Kebijakan Ekonomi Belanda menolak berkomentar.

    Pakar teknologi Belanda, Bert Hubert, telah menyarankan pengurangan ketergantungan terhadap AS. Ia mengatakan teknologi yang berdaulat merupakan satu-satunya langkah awal untuk menghadapi tekanan AS.

    Ia mengatakan pemerintah perlu memaksa lembaga untuk melaporkan secara publik risiko yang terkait dengan ketergantungan mereka pada perusahaan cloud AS.

    “Dengan munculnya Trump 2.0, menjadi jelas bahwa ini bukan sesuatu yang dapat Anda setujui begitu saja,” katanya.

    Salah satu isu yang muncul dalam debat parlemen adalah kemungkinan Microsoft yang merupakan raksasa asal AS menyetop kerja sama dengan Pengadilan Kriminal Internasional yang berbasis di Belanda.

    Pemerintahan Trump menjatuhkan sanksi pada pengadilan kejahatan perang tersebut bulan lalu setelah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Amazon dan Microsoft tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    (fab/fab)

  • Mulai Ketar-ketir, Tesla Protes Perintah Trump

    Mulai Ketar-ketir, Tesla Protes Perintah Trump

    Jakarta

    Tesla, perusahaan milik Elon Musk, mulai khawatir terkait kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Tesla memperingatkan, eksportir perusahaan AS bisa terkena imbas negara-negara yang membalas kenaikan impor tarif Trump.

    Dikutip BBC, Tesla mengirim surat yang tidak ditandatangani Elon Musk kepada perwakilan perdagangan AS. Di dalamnya, Tesla mendukung perdagangan yang adil, namun mereka khawatir eksportir AS terkena dampak yang tidak proporsional jika negara lain membalas tarif.

    Surat itu bertanggal pada hari yang sama ketika Trump berjanji untuk membeli Tesla sebagai bentuk dukungan kepada Musk.

    Tidak jelas siapa yang menulis surat itu karena tidak ditandatangani, atau apakah Musk mengetahuinya.

    Harga saham Tesla telah turun 40% sejak awal tahun. Musk merupakan CEO Tesla, di sisi lain orang berpendapat bahwa penurunannya itu sejalan dengan posisi Musk di pemerintahan Trump yang merugikan mereknya.

    Dalam surat itu, Tesla mengatakan akan membuat perubahan pada rantai pasokannya untuk menemukan sebanyak mungkin pemasok lokal untuk mobil dan baterainya sehingga tidak bergantung pada pasar luar negeri.

    “Bahkan dengan lokalisasi rantai pasokan yang agresif, bagian dan komponen tertentu sulit atau tidak mungkin diperoleh di AS,” tulis Tesla.

    Presiden AS telah mengenakan tarif tambahan 20 persen untuk semua impor dari Tiongkok, mendorong Beijing untuk menanggapi dengan pungutan pembalasan termasuk pada mobil. Cina adalah pasar terbesar kedua Tesla setelah AS.

    “Misalnya, tindakan perdagangan masa lalu oleh Amerika Serikat telah menghasilkan reaksi langsung oleh negara-negara yang ditargetkan, termasuk peningkatan tarif pada EV yang diimpor ke negara-negara tersebut,” bunyi surat itu.

    Uni Eropa dan Kanada sama-sama mengancam pembalasan besar-besaran untuk tarif impor baja dan aluminium ke AS, yang mulai berlaku awal pekan ini

    (riar/rgr)

  • Mobil dan Truk Tesla Dibakar, Elon Musk Murka

    Mobil dan Truk Tesla Dibakar, Elon Musk Murka

    Jakarta

    Elon Musk berang karena perusahaan mobil listriknya, Tesla, menjadi sasaran protes yang ditujukan padanya, bahkan sampai ada kendaraan Tesla yang dibakar. Orang terkaya di dunia itu pun menyebut hal itu adalah tindakan terorisme.

    Dilaporkan, seseorang membakar 5 kendaraan Tesla dengan bom molotov di Las Vegas. Kemudian, kata ‘Resist’ ditulis dengan cat di depan bengkel Tesla itu. FBI pun menginvestigasinya dalam kasus yang mungkin masuk kategori terorisme ini. Pelaku yang berkostum serba hitam sedang dalam pengejaran.

    Untungnya api cepat dipadamkan sebelum mencapai baterai sehingga ledakan berhasil dicegah. “Ini adalah serangan sengaja ke fasilitas Tesla,” sebut kepolisian setempat.

    Sementara di Kansas, dua Cybertruk juga dibakar. Di South Carolina, seseorang coba membakar stasiun isi ulang Tesla namun malah dia sendiri yang terbakar.

    Elon Musk pun murka dalam beberapa postingan di X. “Mendorong kerusakan Tesla di seluruh negeri adalah terorisme domestik yang ekstrem,” tulisnya sambil memajang postingan kendaraan Tesla yang terbakar.

    Sebelumnya, dia juga menuding Partai Demokrat jadi dalangnya. “Kiri (julukan Demokrat) adalah partai kekerasan dan kebencian,” tulisnya.

    Dia juga menyebut peristiwa pembakaran ini adalah hal gila dan sangat salah. “Tesla hanya membuat kendaraan listrik dan tidak melakukan apapun sehingga pantas diserang dengan jahat,” sebutnya.

    Jaksa Agung Pam Bondi menyebut kekerasan terhadap Tesla adalah terorisme domestik. “Departemen Kehakiman telah mendakwa beberapa pelaku dengan mempertimbangkan hal itu, termasuk dalam kasus-kasus yang melibatkan dakwaan dengan hukuman minimal lima tahun,” kata Bondi.

    “Kami akan melanjutkan penyelidikan yang memberi konsekuensi berat pada mereka yang terlibat dalam serangan, termasuk mereka yang beroperasi di balik layar untuk mengoordinasikan dan mendanai kejahatan ini,” imbuhnya seperti dikutip detikINET dari CBS News, Rabu (19/3/2025).

    (fyk/fay)

  • Trump Pecat 2 Pejabat Demokrat di Komisi Perdagangan Federal

    Trump Pecat 2 Pejabat Demokrat di Komisi Perdagangan Federal

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memecat dua pejabat Partai Demokrat dari jabatan mereka sebagai komisaris di Komisi Perdagangan Federal AS (FTC), yang berfungsi melindungi masyarakat AS dari praktik bisnis yang menipu atau tidak adil.

    Pemecatan komisaris FTC yang dilakukan oleh Trump ini, seperti dilansir AFP, Rabu (19/3/2025), membuka pintu bagi Partai Republik untuk menunjuk para loyalis mereka di badan regulasi independen tersebut.

    Fungsi utama FTC adalah melindungi publik AS dari praktik bisnis yang menipu atau tidak adil.

    Seorang pejabat Gedung Putih, yang enggan disebut namanya, mengonfirmasi bahwa dua komisaris FTC, Alvaro Bedoya dan Rebecca Kelly Slaughter, yang mewakili Partai Demokrat telah diberhentikan dari jabatannya.

    FTC terdiri dari lima komisaris, yang biasanya mewakili dua partai politik utama di AS.

    “Presiden baru saja memecat saya secara ilegal. Ini adalah korupsi yang sangat jelas,” tulis Bedoya dalam pernyataannya via media sosial X.

    Bedoya berjanji dalam salah satu postingannya bahwa dirinya akan “melihat presiden di pengadilan” atas pemecatan dirinya ini.

    Pemecatan para pegawai federal AS merajalela sejak Trump menjabat kembali pada Januari lalu, dan mendirikan Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang dipimpin oleh miliarder ternama AS, Elon Musk, yang kini menjadi penasihat senior dan pendukung utama kampanye Trump.

    “FTC merupakan lembaga independen yang didirikan 111 tahun lalu untuk memerangi para penipu dan pelaku monopoli. Sekarang, presiden ingin FTC menjadi anjing penjilat bagi teman-teman golfnya,” sebut Bedoya melontarkan tudingan untuk Trump.

    Di bawah Trump dan mantan Presiden Joe Biden, FTC menghadapi kasus melawan Apple, Amazon, Google dan induk perusahaan Facebook, Meta, terkait cara perusahaan-perusahaan itu menggunakan kekuatan pasar.

    Dalam wawancara dengan Fox Business pada Februari lalu, Kepala FTC yang baru diangkat, Andrew Ferguson, mengonfirmasi bahwa kasus yang sedang berlangsung melawan Amazon dan Meta akan dilanjutkan. Dia menegaskan komitmen dalam “menekan Big Tech dengan keras”.

    Namun kini pertanyaan muncul mengenai apakah kepresidenan Trump akan melanjutkan kasus-kasus tersebut, mengingat adanya keselarasan yang jelas antara para miliarder teknologi dan Partai Republik sejak Trump memenangkan pilpres tahun lalu.

    Musk bersama bos Amazon Jeff Bezos dan para miliarder teknologi lainnya mendapatkan tempat terkemuka dalam seremoni pelantikan Trump pada pertengahan Januari lalu. Beberapa di antara mereka telah memberikan donasi jutaan dolar kepada panitia yang menyelenggarakan acara tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kerajaan Bisnis Elon Musk Tumbang: Tesla Diboikot, Starlink Ditinggal

    Kerajaan Bisnis Elon Musk Tumbang: Tesla Diboikot, Starlink Ditinggal

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk sedang diterpa krisis besar. Bisnisnya satu per satu menunjukkan tanda kehancuran. Masyarakat makin kencang menggaungkan gerakan anti Elon Musk, sekaligus memboikot beberapa perusahaan milik orang terkaya di dunia tersebut.

    Showroom Tesla di berbagai negara bagian Amerika Serikat (AS) digeruduk ratusan demonstran. Demonstrasi ini merupakan bagian dari gerakan “Tesla Takedown” yang dimulai pada 15 Februari lalu.

    Aksi boikot Tesla ini ditengarai beberapa faktor. Salah satunya, banyak yang mengkritik aksi pemangkasan besar-besaran di pemerintahan federal yang dilakukan Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE) di bawah kepemimpinan Musk.

    Pemangkasan anggaran tersebut berdampak pada pemecatan PNS, penghapusan program-program federal, hingga rencana konsolidasi lembaga pemerintah. Hal ini dilakukan berbarengan dengan upaya Musk meloloskan kontrak-kontrak pemerintah terhadap bisnis-bisnisnya.

    Tak cuma peran Musk di DOGE yang dikritisi, tetapi juga sikap politiknya yang mendukung partai sayap kanan di Jerman, hingga menuduh beberapa politisi Inggris tanpa dasar.

    Musk juga menuai kontroversi saat berpose kontroversial mirip ‘salute’ ala Nazi saat pelantikan Trump. Sebelum Tesla dan Starlink kena getahnya, X miliknya sudah lebih dulu ditinggal pengguna karena dinilai menjadi alat propaganda Musk untuk memenangkan Trump.

    Boikot Tesla Makin Parah

    Penyerangan showroom Tesla tadinya hanya segelintir. Namun, aksi ini meluas pasca Jaksa Agung Pam Bondi bersumpah untuk menindak vandalisme terhadap Tesla. Presiden AS Donald Trump juga mengatakan aksi tersebut sebagai terorisme domestik. Bahkan, Trump mengatakan aksi boikot Tesla ilegal.

    Pernyataan Trump mengemuka sehari setelah saham Tesla mengalami penurunan terburuk dalam hampir 5 tahun terakhir pada Senin (10/3) pekan lalu.

    Penjualan Tesla anjlok di beberapa negara. Para pemilik Tesla di AS juga ramai-ramai menempel stiker yang menunjukkan kemarahan mereka terhadap Musk.

    “Mereka [penyerang showroom Tesla] membahayakan perusahaan AS yang hebat,” ujar Trump, dikutip dari The Guardian, pekan lalu.

    “Elon Musk ‘bertaruh’ untuk membantu Negara kita, dan dia melakukan PEKERJAAN yang LUAR BIASA! Namun, Kaum Kiri Radikal, seperti yang sering mereka lakukan, mencoba memboikot Tesla secara ilegal dan kolusi, salah satu produsen mobil hebat di Dunia, dan ‘bayi’ Elon, untuk menyerang dan menyakiti Elon, dan semua yang ia perjuangkan,” tulis Trump di akun Truth Social miliknya pada Selasa (11/3) pagi waktu setempat.

    Gerakan protes Tesla Takedowns dimulai oleh aktor dan pembuat film Hollywood, Alex Winter, dan Joan Donovan, seorang asisten profesor Jurnalisme dan Studi Media Baru di Universitas Boston.

    Gerakan ini menyerukan orang-orang agar menjual mobil Tesla, membuang saham, dan bergabung dengan gerakan tersebut.

    Lebih dari 80 demonstrasi dijadwalkan hadir pada akhir pekan lalu, dan lebih dari 70 demonstrasi direncanakan hingga akhir April, menurut situs web Tesla Takedown.

    Di pinggiran kota Boston, Dedham, sekitar 100 demonstran berkumpul di showroom Tesla. Begitu juga di daerah pinggiran Philadelphia, West Chester, yang memiliki jumlah demonstran yang sama.

    Wilayah Baltimore menjadi salah satu jumlah peserta demo terbesar hingga 300 demonstran. Sementara di Washington, DC, lebih dari 50 demonstran berkumpul pada siang hari di luar showroom, mereka memegang spanduk dan menari diiringi lagu-lagu dari Beyonce dan Daft Punk ketika para pengemudi yang lewat membunyikan klakson mereka sebagai bentuk dukungan.

    Sara Steffens, seorang mantan jurnalis dan advokat kebijakan, mengatakan bahwa ia dan Melissa Knutson, seorang wiraswasta, akan mengubah demonstrasi menjadi sebuah pesta dansa.

    Knutson mengatakan bahwa ia ingin meniru suasana musik yang ia lihat di sebuah demonstrasi di Maryland.

    “Kita harus bergembira karena ini adalah perjalanan panjang, dan kita harus mengembangkan gerakan kita untuk melawan otoritarianisme ini,” kata Knutson dikutip dari CNN, Selasa (18/3).

    Opini negatif tentang Musk pelan-pelan akan merusak reputasi Tesla. Kepala situs otomotif Edmunds Jessica Caldwell mengatakan, perhatian negatif juga dapat membuat konsumen lebih banyak berpikir dan mempertimbangkan opsi EV dari merek lain selain Tesla.

    Caldwell mengatakan bahwa pangsa pasar Tesla telah melemah sebelum adanya protes ini, karena banyak produsen mobil yang telah memperkenalkan mobil listrik baru ke pasar.

    “Saya membayangkan beberapa (investor Tesla) berharap bahwa ini adalah gejolak jangka pendek dan akan lancar kembali ke depannya,” katanya. “Sulit untuk mengatakannya pada saat ini,” imbuhnya.

    Ia menilai, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah para pemilik Tesla bersedia menjual kendaraan mereka karena kritik terhadap Musk.

    “Tidak semua orang mampu membuat keputusan itu,” katanya.

    Starlink Mulai Ditinggalkan

    Setelah Tesla, kini Starlink juga menjadi sasaran kemarahan masyarakat. Layanan internet berbasis satelit tersebut sejatinya bertujuan baik, yakni menghubungkan masyarakat di area terpencil yang tak terjangkau jaringan seluler dan broadband.

    Saat ini, Starlink masih mendominasi industri layanan internet satelit, tetapi perlahan-lahan mulai ditinggalkan.

    Dikutip dari The Guardian, Selasa (18/3), banyak pengguna yang berlangganan Starlink menunjukkan rasa frustasi terhadap sikap politik Musk. Bahkan, tak sedikit yang berkomitmen untuk berhenti menggunakan Starlink sepenuhnya.

    Barry Nisbet, seorang pemain biola Skotlandia yang bisnisnya di Shetland menggabungkan musik dengan pelayaran, menyebut penghormatan kontroversial Musk di acara pelantikan Trump sebagai salah satu alasan ia meninggalkan Starlink, meskipun hal itu merugikannya.

    “Saya sudah lama merasa tidak nyaman dengan Musk dan perannya dalam pemilu AS. Monopoli [bisnis Musk] juga sangat membuat saya terganggu,” kata Nisbet, dikutip dari The Guardian.

    Maraknya pengguna yang meninggalkan Starlink di Eropa menjadi momentup tepat bagi layanan internet satelit buatan Eropa yang bisa dijadikan alternatif. Eutelsat asal Prancis mendadak mengalami lonjakan nilai saham hingga 500% sejak perselisihan antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

    CEO Eutelsat mengatakan kepada Bloomberg bahwa layanannya akan menggantikan Starlink di Ukraina dalam beberapa bulan ke depan.

    Viasat dari Inggris juga dilaporkan sudah berdiskusi dengan pemerintah Eropa untuk menggantikan Starlink milik Musk.

    Di Inggris, Starlink umumnya digunakan oleh rumah tangga dan bisnis di wilayah remot yang memiliki akses broadband buruk.

    Seorang penginstal Starlink untuk bisnis dan rumah tangga di wilayah selatan Inggris mengatakan saat ini belum ada alternatif sebaik Starlink untuk memberikan akses internet cepat.

    “Di satu sisi, [Starlink] adalah tool dan solusi yang ada bagi banyak area remot, tertutama yang infrastrukturnya buruk. Namun di sisi lain, kami harus berurusan dengan Elon yang bodoh,” ia menuturkan.

    Richard Opie, seorang konsultan di area semi-remot di Northumberland mengatakan ia berlangganan Starlink sejak pandemi. Namun, kini ia mempertimbangkan untuk beralih jika ada alternatif yang bisa diandalkan.

    “[Starlink] adalah berkah di area remot, namun perkembangan politik sekarang berubah. Elon Musk adalah figur yang berbeda. Showroom Tesla sudah digeruduk. Saya tak nyaman melihat Musk dekat dengan Trump dan sikap Musk secara umum,” kata Opie.

    “Ini adalah dilema. Kami ingin mencari alternatif lain, tetapi sekarang masih terjebak [dengan Starlink],” kata dia.

    Pengguna Starlink lainnya Mel Sayer mengatakan ia menolak menginap di hotel milik Trump karena tak mau memberikan uang sepeser pun untuk Trump.

    “Sekarang, saya menolak mendanai Musk setelah sikapnya dengan pose salute,” kata dia.

    Eksodus Pengguna X

    Seperti dijelaskan di atas, X milik Musk sudah lebih dulu menghadapi krisis eksodus pengguna. Kemenangan Trump dalam Pemilu AS menjadi penyebabnya.

    X diketahui menjadi salah satu alat yang digunakan Musk untuk menyebar kampanye demi memenangkan Trump.

    Menurut laporan Reuters pada November 2024, aplikasi pesaing X, Bluesky, mendapat penambahan jutaan pengguna baru yang memilih meninggalkan X.

    Secara spesifik, Bluesky berhasil meraup 2,5 juta pengguna baru dalam sepekan pasca kemenangan Trump. Total penggunanya melompat menjadi 16 juta.

    Bluesky merupakan salah satu dari beberapa aplikasi pesaing X yang menawarkan alternatif platform mikroblog pasca Musk mencaplok Twitter dan mengubah namanya. Bluesky terhitung masih baru, didirikan pada 2021 silam.

    “Kami melihat peningkatan pertumbuhan pengguna yang memecahkan rekor tertinggi. Engagement seperti like, follows, dan akun baru, tumbuh signifikan. Kami mencatat penambahan setidaknya 1 juta pengguna baru dalam sehari,” kata Bluesky dalam keterangan resminya beberapa saat lalu.

    Organisasi kawakan seperti Center for Countering Digital Hate, organisasi media Guardian, serta mantan anchor CNN Don Lemon, terang-terangan mengatakan telah meninggalkan X karena kekhawatiran terkait kebijakan konten pada platform tersebut.

    Beberapa pakar misinformasi menyebut X memainkan peran sentral dalam menyebarkan informasi sesat selama masa Pilpres AS.

    (fab/fab)

  • Sudah Gila, Tesla Cuma Bikin Mobil Listrik Kok Diserang

    Sudah Gila, Tesla Cuma Bikin Mobil Listrik Kok Diserang

    Jakarta

    Gelombang serangan terhadap Tesla belum berakhir. Terbaru, Departemen Kepolisian Metropolitan Las Vegas merilis laporan adanya showroom yang dirusak orang tidak dikenal.

    Dalam rekaman CCTV yang dibagikan pihak berwenang. Seorang berpakaian hitam menembaki dan membakar dua mobil dengan Molotov.

    Satu koktail Molotov yang tidak meledak ditemukan di dalam mobil ketiga dan sekarang sedang diperiksa sebagai barang bukti.

    “Ini adalah serangan yang ditargetkan terhadap fasilitas Tesla,” kata Asisten Sheriff Dori Koren dari Departemen Kepolisian Metropolitan Las Vegas saat konferensi pers dikutip dari CNN.

    “Petugas menemukan beberapa kendaraan terbakar serta kata ‘Resist’ yang dicat semprot di pintu depan bisnis,” katanya.

    Departemen kepolisian di seluruh Amerika Serikat sedang menyelidiki gelombang serangan terhadap ruang pamer Tesla, stasiun pengisian daya, dan kendaraan.

    Pada tanggal 3 Maret, tujuh stasiun pengisian daya di sebuah mal di luar Boston dibakar. Lima hari kemudian di Kota New York, enam pengunjuk rasa ditangkap karena menduduki sebuah shoroom. Di Colorado, seorang wanita dituduh melempar Molotov dan merusak kendaraan dan ruang pamer.

    “Tingkat kekerasan ini gila dan sangat salah,” kata CEO Tesla Elon Musk di X.

    “Tesla hanya membuat mobil listrik dan tidak melakukan apa pun untuk pantas mendapatkan serangan jahat ini,” tambah dia.

    Gugus Tugas Terorisme Gabungan FBI sedang menyelidiki insiden terbaru di Las Vegas, kata Spencer Evans, agen khusus yang bertanggung jawab atas Kantor Lapangan FBI Las Vegas.

    “Bagi mereka yang mungkin berpikir bahwa hal seperti ini dapat dibenarkan atau bahkan berpotensi mengagumkan, kami ingin Anda tahu bahwa ini adalah kejahatan federal,” tambah Evans.

    Minggu lalu, Jaksa Agung AS Pam Bondi mengumumkan penyelidikan dan bersumpah untuk menindak vandalisme terhadap kendaraan dan showroom Tesla.

    “Jika Anda akan menyentuh Tesla, pergi ke dealer, melakukan apa saja, sebaiknya Anda berhati-hati karena kami akan mengejar Anda. Dan jika Anda mendanai ini, kami akan mengejar Anda. Kami akan mencari tahu siapa Anda,” kata Bondi di Fox Business.

    (riar/din)

  • Trump Siap Sambut Astronot NASA yang Terdampar, Tapi…

    Trump Siap Sambut Astronot NASA yang Terdampar, Tapi…

    Jakarta

    Setelah terdampar selama sembilan bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), dua astronot NASA, Barry “Butch” Wilmore dan Sunita “Suni” Williams, akhirnya kembali ke Bumi. Presiden AS Donald Trump pun siap menyambut mereka.

    Kedua astronot mendarat dengan selamat pada Selasa malam, 18 Maret 2025, menggunakan kapsul SpaceX Crew Dragon yang bernama “Freedom”. Pendaratan dilakukan di lepas pantai Florida, menandai akhir dari misi luar angkasa yang jauh lebih lama dari rencana awal.

    Trump mengatakan ia berharap untuk menyambut Butch Wilmore dan Suni Williams di Ruang Oval Gedung Putih, tapi ketika kondisi mereka dipastikan sudah membaik. Berada di luar angkasa sangat lama memang berdampak pada tubuh dan kesehatan.

    “Nomor satu, mereka harus membaik,” kata Trump sesaat sebelum pendaratan sukses para astronot itu, seperti dikutip detikINET dari New York Times.

    “Mereka harus menjadi lebih baik. Ini akan sedikit sulit bagi mereka. Ini tidak mudah. Mereka berada di sana untuk waktu yang lama, dan ketika mereka sudah membaik, mereka akan datang ke Ruang Oval,” katanya.

    Sebelumnya, Trump dan CEO SpaceX Elon Musk menyalahkan mantan Presiden Joe Biden dengan tuduhan membiarkan pasangan astronot di luar angkasa begitu lama. “Mereka ditinggalkan di sana karena alasan politik, yang tidak baik,” kata Musk bulan lalu.

    “Dia akan meninggalkan mereka di luar angkasa. Saya pikir dia akan meninggalkan mereka di luar angkasa ,” klaim Trump menjelang misi untuk membawa mereka pulang.

    SpaceX sebenarnya sudah meluncurkan kapsul Crew Dragon September silam untuk membawa pasangan itu, tapi NASA menundanya. NASA mengatakan pada bulan Desember bahwa kedua astronot harus menunggu kendaraan penyelamat SpaceX lainnya tiba dengan ilmuwan lain sebagai pengganti.

    (fyk/fyk)

  • Dibantu Perusahaan Elon Musk, Astronot NASA yang Terdampar 9 Bulan di Luar Angkasa Akhirnya Pulang – Halaman all

    Dibantu Perusahaan Elon Musk, Astronot NASA yang Terdampar 9 Bulan di Luar Angkasa Akhirnya Pulang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setelah hampir sembilan bulan terdampar di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), dua astronot NASA, Barry “Butch” Wilmore dan Sunita Williams, akhirnya berhasil kembali ke Bumi.

    Dikutip dari BBC, keduanya kembali ke bumi tepatnya di perairan wilayah lepas pantai Tallahassee, Florida sekitar pukul 17.58 hari Selasa (18/3/2025) waktu setempat.

    Keduanya mendarat di dalam sebuah kapsul antariksa bersama dengan astronot Nick Hague dari NASA dan kosmonot Aleksandr Gorbunov dari badan antariksa Rusia, Roscosmos yang ‘menjemput’ mereka pulang dengan bantuan SpaceX.

    Kembalinya Wilmore dan Williams yang sangat dinantikan ini terjadi melalui operasi Crew Dragon dari perusahaan yang dimiliki Elon Musk tersebut.

    Adapun operasi pendaratan Crew-9 tersebut dimulai pada pukul 01:05 hari Selasa waktu setempat.

    Kapsul Crew-9 diluncurkan ke stasiun luar angkasa pada September dengan Hague dan Gorbunov menumpang bersama dua kursi kosong yang disediakan untuk Williams dan Wilmore, yang telah berada di laboratorium orbit sejak Juni lalu.

    Keberangkatan Hague dan Gorbunov ini merupakan langkah evakuasi hasil kerjasama NASA dan SpaceX untuk mengevakuasi Wilmore dan Williams yang “terdampar” akibat moda transportasi awal mereka yakni pesawat ruang angkasa Boeing Starliner mengalami kerusakan .

    “Selamat datang kembali kepada para astronot Crew-9 — Nick Hague, Suni Williams, dan Butch Wilmore dari NASA serta kosmonot Aleksandr Gorbunov dari Roscosmos. Dedikasi dan komitmen tanpa henti kalian terhadap eksplorasi luar angkasa menginspirasi kita semua,” tulis Boeing Space di platform sosial X setelah kru tersebut kembali ke rumah.

    Awal Mula Masalah

    Wilmore dan Williams tiba di Stasiun Luar Angkasa ISS pada Juni tahun lalu untuk menjalankan misi rutin di stasiun luar angkasa.

    Namun, rencana kepulangan mereka kala itu harus ditunda akibat masalah teknis serius yang ditemukan pada pesawat Boeing Starliner.

    Pesawat ini mengalami kendala sistem terutama pada katup bahan bakar, yang membuatnya tidak layak untuk digunakan dalam misi kembali ke bumi.

    Akibatnya, kedua astronot tersebut terpaksa tinggal lebih lama di ISS, jauh melampaui jadwal awal mereka.

    Situasi ini menimbulkan kekhawatiran global, namun NASA segera mencari solusi alternatif untuk memastikan keselamatan mereka.

    Untuk menyelamatkan Wilmore dan Williams, NASA kemudian bekerja sama dengan perusahaan antariksa SpaceX yang dimiliki Elon Musk.

    Kedua pihak akhirnya sepakat melakukan operasi evakuasi dengan kapsul SpaceX Freedom sebagai alat transportasi mereka kembali ke Bumi.

    Pendaratan mereka dilakukan dengan sukses pada Selasa, 18 Maret 2025, setelah menempuh perjalanan panjang dari ISS ke permukaan Bumi .

    Kapsul SpaceX Freedom terbukti menjadi solusi yang andal, membawa kedua astronot kembali dengan selamat.

    Momen ini pun menjadi bukti nyata sinergi antara NASA dan mitra komersial mereka seperti SpaceX dalam menghadapi tantangan luar angkasa.

    Setelah melakukan proses evakuasi tersebut dengan lancar, kini NASA dan mitra-mitranya mulai mengalihkan fokus untuk memastikan bahwa insiden serupa tidak terjadi di masa depan.

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • 9 Bulan Tak Bisa Pulang, Astronaut NASA Akhirnya Sampai di Bumi

    9 Bulan Tak Bisa Pulang, Astronaut NASA Akhirnya Sampai di Bumi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dua astronaut NASA, Sunita Williams dan Barry ‘Butch’ Wilmore akhirnya kembali ke Bumi. Kepulangannya itu setelah mereka terkurung di luar angkasa selama 9 bulan sejak Juni 2024.

    Keduanya ulang menggunakan kapsul SpaceX Dragon untuk kembali sebelum akhirnya jatuh di Teluk Meksiko pada Selasa sore waktu setempat. Pnedaratan itu terjadi setelah 17 jam penurunan.

    Williams dan Wilmore pulang bersama astronaut asal Amerika Serikat (AS) Nicholas Hague dan kosmonot Rusia Aleksandr Gorbunov. Dua orang tersebut tiba di stasiun luar angkasa (ISS) pada bulan September lalu.

    “Dan mendarat. Crew-9 kembali ke Bumi. Nick, Aleksandr, Butch, dan Suni, atas nama SpaceX, selamat datang di rumah,” kata suara dari kontrol misi, dikutip dari The Guardian, Rabu (19/3/2025).

    Keempat orang itu menumpang kapal dan lepas landas dari stasiun luar angkasa pada Senin pagi waktu setempat. Mereka dilepas oleh Anne McClain dari NASA yang berada di pos terdepan antariksa itu.

    “Kami akan merindukanmu, namun selamat menempuh perjalanan pulang,” kata dia.

    Sebagai infomasi, Williams dan Wilmore tiba di ISS pada 6 juni 2024. Seharusnya mereka hanya tinggal sekitar 10 hari saja.

    Namun ternyata waktu tinggal berubah menjadi 9 bulan. Karena masalah pada Starliner milik Boeing, pesawat yang mengangkut mereka ke ISS pada 2024 lalu.

    Saat mendarat ke ISS, Starliner diketahui mengalami kebocoran helium di sistem propulsinya. Lima mesin jet pendorong juga mengalami penurunan kinerja.

    Akhirnya karena serangkaian masalah itu, pesawat Boeing dikirim pulang ke Bumi tanpa Williams dan Wilmore.

    Sebenarnya dua orang itu sudah dijadwalkan pulang sebelumnya. Pada September, bulan yang sama saat Starliner pulang, NASA mengirimkan Crew-9 Dragon dan sengaja mengosongkan dua kursi untuk mereka pulang pada bulan lalu.

    Namun NASA menunda perjalanan pulang. Akhirnya mereka baru bisa kembali ke Bumi pada akhir Maret ini.

    Elon Musk marah-marah

    Elon Musk pekan lalu marah-marah dalam sebuah wawancara televisi soal Suni dan Butch. Musk dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim kedua astronaut tersebut ditinggalkan di luar angkasa oleh pemerintahan Joe Biden.

    “Kami mempercepat kembalinya mereka, yang tertunda terlalu lama. Mereka ditinggalkan di atas sana untuk alasan politik, ini tidak baik,” kata Musk di Fox News.

    Namun dalam konferensi pers dari ISS, Wilmore mengaku bahwa ia dan Williams tak menerima informasi apapun soal tawaran Musk untuk memfasilitasi kepulangan mereka.

    “Apa yang ditawarkan, atau tidak ditawarkan, ditawarkan ke siapa, prosesnya seperti apa, kami tak punya informasi soal itu,” kata Wilmore.

    Bill Nelson, pemimpin NASA di bawah Biden, juga mengaku tak pernah mendengar soal tawaran Musk.

    “Tak pernah disinggung ke saya. Tidak pernah ada pembicaraan atau apapun. Mungkin [Elon Musk] menyatakannya ke orang di level rendah,” katanya.

    Nelson menjelaskan bahwa NASA memutuskan Williams dan Wilmore kembali menggunakan pesawat Crew Dragon buatan SpaceX menggantikan Starliner buatan Boeing. Crew Dragon saat ini berlabuh di ISS. Namun, pesawat itu tidak bisa berangkat ke Bumi sampai pesawat baru SpaceX siap untuk digunakan mengantar 4 astronaut sebagai pengganti kru ISS yang pulang.

    Astronaut pengganti seharusnya berangkat pada Februari. Namun, keberangkatan mereka dari Bumi ditunda sebulan karena teknisi harus melakukan beberapa persiapan tambahan.

    “Kami tidak punya dana untuk menggunakan Dragon tambahan hanya untuk menjemput mereka. Namun, kami punya rotasi [kru] dalam waktu dekat,” kata Nelson kepada Washington Post.

    Ocehan Musk soal Williams dan Wilmore sempat memicu adu tudingan antara dirinya dengan seorang astronaut. Andreas Mogensen, astronaut badan antariksa Eropa dan mantan komandan di ISS, menanggapi komentar Musk dengan ketus di media sosial X.

    “Bohong, kebohongan dari orang yang selalu rewel mengeluh soal kejujuran media,” tulis Mongensen di media sosial X.

    Musk kemudian menganggapi balasan Mogensen dengan bahasa yang kasar.

    “Anda orang terbelakang. SpaceX seharusnya sudah membawa mereka pulang berbulan-bulan lalu. Saya menawarkannya langsung ke pemerintah Biden dan mereka menolak. Ditunda untuk alasan politik. Idiot,” kata Musk lewat akun X miliknya.

    (dem/dem)