Tag: Elon Musk

  • Panas, Pentolan Partai Demokrat Ejek Elon Musk ‘Nepo Baby’

    Panas, Pentolan Partai Demokrat Ejek Elon Musk ‘Nepo Baby’

    Jakarta

    Gubernur Minnesota dan mantan calon wakil presiden dari Partai Demokrat Tim Walz, menyebut orang terkaya di dunia dan kepala DOGE Elon Musk sebagai ‘nepo baby’. Memang Partai Demokrat dan Musk terlibat perselisihan sengit.

    “Tidak ada unsur konservatif soal seorang nepo baby dari Afrika Selatan memecat orang-orang di Departemen Urusan Veteran,” demikian kritik Waltz, merujuk tindakan Musk banyak melakukan PHK terhadap pegawai federal.

    Walz hanyalah salah satu dari beberapa politisi Demokrat yang menyinggung latar belakang imigran Musk, sama seperti Donald Trump yang juga kerap menyerang imigran.

    “Negara mana yang dia setia? Afsel, Kanada, atau Amerika Serikat?” kata politisi Marcy Kaptur dari Ohio di konferensi pers bulan lalu. Adapun Nydia Velazquez dari New York mengatakan Musk harus kembali ke Afrika Selatan. Dalam protes lain, Don Beyer dari Virginia menambahkan, “Kami akan mengirim Elon kembali ke Afrika Selatan.”

    Lahir di Afrika Selatan tahun 1971, Musk pindah ke Kanada tahun 1989 dan ke AS selama masa kuliahnya. Dikutip detikINET dari Independent, dia menjadi warga negara AS pada tahun 2002.

    Nepo baby sendiri adalah istilah untuk seseorang yang mewarisi kekayaan atau status dari orang tuanya. Ayah Musk bekerja sebagai insinyur dan developer di Pretoria. Ia disebut banyak membantu Musk.

    Demokrat tampaknya membalas Trump yang sering menggunakan gagasan bahwa lawan-lawannya adalah orang asing untuk menghina mereka. Ia memulai perjalanan politiknya dengan mempertanyakan tempat lahir Presiden Barack Obama.

    Di masa jabatan pertamanya, Trump memberi tahu sekelompok anggota kongres wanita kulit berwarna, sebagian besar lahir di AS, untuk kembali ke negara asal. Trump mempertanyakan pula etnis Wakil Presiden Kamala Harris di kampanye presiden tahun lalu. Ia juga sering salah mengucapkan namanya.

    Di masa Pilpres 2024, The Washington Post melaporkan bahwa Musk bekerja di AS dengan visa pelajar pada 1990-an. Setelah itu Presiden Joe Biden menyebutnya sebagai “pekerja ilegal.”

    Musk kemudian membantah bekerja secara ilegal di AS. Belakangan, ia menuduh tanpa bukti bahwa Partai Demokrat memanfaatkan kedatangan para imigran untuk menambah suara.

    Seorang kepala strategi Gedung Putih di masa jabatan pertama Trump, Stephen Bannon, juga membidik Musk bulan lalu. Ia menyebutnya imigran ilegal parasit yang tidak memiliki rasa hormat terhadap sejarah, nilai-nilai, atau tradisi negara AS.

    (fyk/fyk)

  • Lihat Ada Celah Lucid dan Ford Goda Pemilik Tesla di AS yang Kecewa dengan Insentif Menggiurkan

    Lihat Ada Celah Lucid dan Ford Goda Pemilik Tesla di AS yang Kecewa dengan Insentif Menggiurkan

    JAKARTA – Tesla sudah cukup lama bertengger di posisi atas sebagai produsen kendaraan listrik terlaris di dunia. Reputasi Tesla ini pun sulit digoyang oleh sejumlah pabrikan lain. Tapi kini celah itu ada, kepemilikan mobil kini semakin sarat dengan nuansa politik. Kontroversi yang terus menerus melibatkan CEO Tesla, Elon Musk, di luar dunia otomotif, memicu gelombang kekecewaan di kalangan pemilik Tesla yang tak hanya di Eropa tapi juga di kandang sendiri, Amerika Serikat (AS). 

    Melihat adanya peluang ini, dilaporkan CarBuzz, 21 Maret, Lucid Motors dan Ford berlomba-lomba menawarkan insentif menggiurkan untuk menarik pemilik Tesla yang ingin beralih.

    Lucid Motors, dengan sedan mewahnya Air, secara terang-terangan menargetkan pemilik Tesla yang merasa tidak puas. Mereka menawarkan insentif total minimal 4.000 dolar AS (setara Rp65,2 juta), terdiri dari 2.000 dolar AS sebagai trade-in allowance dan 2.000 dolar AS lagi sebagai conquest bonus (penawaran khusus yang diberikan oleh produsen mobil kepada pelanggan yang beralih dari merek pesaing) khusus bagi pemilik Tesla. Tawaran ini hanya berlaku bagi pembelian Lucid Air Sedan, yang sering disebut sebagai pesaing Tesla Model S, dan hanya untuk pendaftaran di Texas, New York, New Jersey, Maryland, Georgia, California, Florida, Colorado, Virginia, Arizona, Massachusetts, atau Illinois.

    Nah ternyata Lucid tidak hanya mengincar pemilik Tesla semata, Lucid juga menawarkan conquest deal sebesar 2.000 dolar AS bagi pemilik mobil dari merek premium seperti Acura, Audi, BMW, Cadillac, Jaguar, Land Rover, Mercedes-Benz, Porsche, dan Volvo. Namun, kembali lagi insentif ini juga hanya berlaku untuk pembelian Lucid Air Sedan, bukan SUV Gravity yang baru diluncurkan.

    Tawaran ini berlaku hingga akhir Maret, sehingga pemilik Tesla yang ingin beralih harus segera mengambil keputusan.

    Persaingan sengit ini tidak hanya melibatkan Lucid. Ford juga turut meramaikan pasar dengan menawarkan conquest deal untuk pemilik Tesla yang ingin beralih ke kendaraan listrik buatan Amerika. Langkah ini mengikuti jejak Polestar, yang bahkan menawarkan diskon hingga 20.000 dolar AS untuk kendaraan listriknya.

    “Perang penawaran ini membuktikan bahwa pasar kendaraan listrik semakin kompetitif. Insentif terus-menerus ditawarkan, jadi jika Anda melewatkan kesempatan ini, kemungkinan besar akan ada tawaran lain dalam waktu dekat,” kata seorang analis otomotif.

    Fenomena ini menunjukkan bahwa preferensi mobil tidak lagi sekadar soal spesifikasi teknis, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai politik dan pribadi pemiliknya. Dengan kontroversi yang melingkupi Tesla, merek-merek lain melihat peluang untuk merebut pangsa pasar dengan menawarkan insentif yang menarik.

  • Elon Musk Hancur Lebur, Anak Kandung Mendadak Bilang Begini

    Elon Musk Hancur Lebur, Anak Kandung Mendadak Bilang Begini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk diterpa isu bertubi-tubi sejak masuk pemerintahan Donald Trump sebagai kepala Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE). Ia melakukan beberapa tindakan kontroversial dan membuat masyarakat marah. 

    Misalnya, memangkas anggaran pemerintah yang berdampak pada PHK massal pegawai negeri sipil, memasukkan orang-orang tidak berpengalaman sebagai pejabat lembaga, hingga mengupayakan kontrak-kontrak pemerintah dengan beberapa perusahaannya. 

    Alhasil, gerakan boikot ‘Tesla Takedowns’ meluas dan berdampak buruk pada perusahaan mobil listriknya. Showroom Tesla juga digeruduk di beberapa negara bagian.

    Di tengah huru-hara tersebut, putri transgender Elon Musk bernama Vivian Jenna Wilson tiba-tiba mengungkap sosok kejam sang ayah.

    Mahasiswi berusia 20 tahun ini mengungkapkan bahwa ayahnya tidak punya banyak tempat di dalam dirinya.

    “Saya tidak memberikan ruang dalam pikiran saya kepada siapa pun,” kata Wilson dalam wawancara dengan Teen Vogue, dikutip dari Futurism, Jumat (21/3/2025).

    “Satu-satunya hal yang dapat hidup bebas dalam pikiran saya adalah drag queen,” imbuhnya.

    Ia mengaku tidak ada hal lain yang bisa dia ungkap tentang sosok ayahnya, yang disebut telah berulang kali mengecam Vivian karena memilih jalan hidupnya sebagai seorang wanita trans.

    Meskipun ia tidak mengungkapkan usia pasti saat keluar rumah, Vivian menyatakan bahwa ibunya tahu bahwa dia trans sebelum dia melakukannya.

    “Ketika saya memberi tahu ibu, dia seperti, ‘ya, itu dia [sudah terduga],’” katanya.

    “Jadi ketika saya keluar, dia berpura-pura sedikit terkejut selama 30 detik dan kemudian berkata, ‘Ya, sayang. Oke,” imbuhnya.

    Musk, di sisi lain, sulit untuk menerima kenyataan tersebut. Meskipun akhirnya Musk menyetujui tindakan medis yang memungkinkan Vivian untuk melakukan operasi sebelum berusia 18 tahun.

    “Tidak, dia tidak mendukung seperti ibu saya,” jelasnya.

    “Pertama-tama, saya tidak berbicara dengannya selama berbulan-bulan, tetapi saya harus mendapatkan izin orang tua untuk mendapatkan penghambat testosteron dan [terapi penggantian hormon],” kata Vivian.

    Dalam hal ini, Vivian dengan tegas menolak anggapan bahwa transisinya membuat ayahnya menjadi seorang fasis.

    Ia juga menyebut “salam hormat Nazi” dari ayahnya, yang merujuk pada Sieg Heil saat pelantikan Trump di bulan Januari, sebagai sikap yang “gila”.

    Meskipun dia sangat prihatin dengan dunia yang dibangun ayahnya bersama Donald Trump, Vivian tidak takut dengan orang terkaya di dunia itu.

    “Dia adalah orang yang menyedihkan,” katanya.

    “Mengapa saya harus merasa takut padanya? Saya tidak peduli. Mengapa saya harus takut pada orang ini? Karena dia kaya? Oh, tidak,” tegas anak pertama Musk itu.

    (fab/fab)

  • Aksi Boikot Tesla Meluas, Showroom Digeruduk Massa Mobil Listrik Jadi Korban Vandalisme – Halaman all

    Aksi Boikot Tesla Meluas, Showroom Digeruduk Massa Mobil Listrik Jadi Korban Vandalisme – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gerakan boikot terhadap produk-produk mobil listrik besutan Tesla kembali mencuat di sejumlah negara bagian Amerika Serikat (AS).

    Mengutip laporan ABC News, aksi boikot pertama kali menggema di California setelah sejumlah warga mengkampanyekan gerakan penolakan atas produk Tesla dengan alasan ketidakpuasan terhadap tindakan dan kebijakan Elon Musk.

    Massa yang marah lantas menggeruduk showroom Tesla di berbagai negara bagian Amerika Serikat (AS). 

    Tak sampai disitu lima kendaraan Tesla yang dipajang di ruang pamer showroom di Las Vegas ikut dibakar massa. 

    Bahkan stasiun pengisian daya dan dealer Tesla Inc. turut menjadi sasaran demonstran yang mengamuk.

    Di lokasi yang berbeda, tiga  mobil Tesla jenis Cybertruck yang dipajang di showroom Dedham, Massachusetts dibakar pada tanggal 11 Maret. 

    Cybertruck Jadi Korban Vandalisme

    Insiden Serupa juga terjadi di di Kansas City, Polisi setempat menuturkan bahwa beberapa mobil listrik Cybertruck  telah dibakar orang tak dikenal.

    Sebelum dibakar, sejumlah kata-kata umpatan telah disemprotkan pada dua mobil Tesla Cybertruck, dengan keempat ban truk dan sebuah mobil Tesla Model S “dilaporkan rusak.”

    Sementara ruangan showroom dipenuhi kata “Resist” yang disemprotkan di bagian depan ruang pameran.

    “Kami melihat asap mengepul dari satu Cybertruck di dealer Tesla di Kansas State Line Road sesaat sebelum tengah malam. Petugas tersebut berusaha memadamkan api menggunakan alat pemadam api, tetapi api menyebar ke Cybertruck kedua yang diparkir di sebelah Cybertruck yang pertama,” kata seorang polisi di area tersebut.

    “Keadaan sedang diselidiki, tetapi untuk sementara kebakaran tersebut diselidiki apakah merupakan pembakaran,” imbuhnya.

    Terbaru, di awal bulan ini sebuah stasiun pengisian daya Tesla di Carolina Selatan juga menjadi sasaran vandalisme.

    Tempat pengisian daya tersebut penuh dengan cat merah bertuliskan kata-kata hujatan yang ditujukan kepada Presiden Trump dan Elon Musk, sebagaimana laporan Departemen Kepolisian North Charleston.

    Pasca insiden ini terjadi, polisi mengatakan bahwa pihaknya belum melakukan penangkapan.

    Namun untuk mempercepat proses penyelidikan akibat aksi pembakaran dan vandalisme, FBI kini mulai diterjunkan untuk membantu Departemen Kepolisian Kansas City.

    Artis Hollywood Ikut Boikot Tesla

    Tak hanya warga sipil yang melakukan aksi protes ini, aktor dan pembuat film Hollywood, juga ikut bergabung dalam aksi boikot produk Tesla.

    Adapun daftar artis Hollywood yang bergabung dalam aksi boikot ini diantaranya, Alex Winter, dan Joan Donovan, seorang asisten profesor Jurnalisme dan Studi Media Baru di Universitas Boston 

    Mereka bergabung dengan ratusan warga lainnya untuk menyuarakan gerakan agar orang-orang menjual mobil Tesla, membuang saham dan bergabung dengan gerakan tersebut.

    “Protes damai di tempat umum bukanlah terorisme domestik. Kami tidak akan diganggu atau membiarkan hak-hak kami diinjak-injak atau dicuri,” kata kelompok tersebut dalam pernyataan resminya awal Maret 2025.

    Adapun aksi boikot ini menggema di AS sebagai respons terhadap kebijakan Elon Musk yang menjabat sebagai kepala Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE) di bawah kepemimpinan Musk.

    Pemangkasan anggaran yang dilakukan Musk awalnya diklaim dapat menghemat anggaran negara.

    Namun ternyata kebijakan tersebut  memicu  lonjakan pemecatan PNS hingga penghapusan program-program federal. 

    Alasan tersebut yang membuat masyarakat muak hingga mereka menyerukan aksi boikot Tesla.

    Kecaman juga turut dilayangkan Ross Gerber, salah satu investor awal Tesla, yang secara terbuka mengkritik kepemimpinan Musk dan menyerukan agar ia mundur sebagai CEO. 

    Dalam wawancara dengan Sky News, Gerber mengungkapkan bahwa keterlibatan Musk dalam pemerintahan Trump, khususnya dalam Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE), telah mengorbankan fokusnya pada bisnis Tesla.

    “Reputasi perusahaan telah hancur karena Elon Musk,” ujar Gerber dalam wawancaranya.

    “Penjualan merosot drastis. Ini adalah krisis. Anda tidak bisa menjual produk terbaik di pasar hanya karena CEO-nya sangat kontroversial,” tambahnya.

    Saham Tesla anjlok

    Imbas aksi ini, pergerakan saham Tesla dilaporkan anjlok  sekitar 40 persen sejak Januari 2025. 

    Raksasa mobil listrik itu, yang dulunya menjadi favorit di kalangan investor Wall Street, kini mulai goyah akibat kombinasi ketidakpastian ekonomi, ketegangan perdagangan, dan penurunan permintaan.

    Bahkan akibat dari penurunan saham Tesla, CEO Tesla Elon Musk kehilangan hampir 121 miliar dolar AS dari kekayaan bersihnya.

    Alhasil harta Elon Musk juga ikut terseret turun di bawah 400 miliar dolar,  pertama kalinya dalam dua bulan terakhir.

    Hingga kini [pihak Elon Musk ataupun Tesla  belum memberikan tanggapan resmi terkait seruan tersebut. Sementara itu, berbagai pihak terus mengamati bagaimana Musk akan merespons tekanan yang semakin besar ini.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Tesla Minggir, Merek Tak Terkenal Jadi Raja Mobil Baru Super Canggih

    Tesla Minggir, Merek Tak Terkenal Jadi Raja Mobil Baru Super Canggih

    Jakarta, CNBC Indonesia – Industri mobil otomatis tanpa sopir (autonomous vehicles/AV) makin kompetitif. China dan Amerika Serikat (AS) bersaing ketat untuk mendominasi industri otomotif terbaru yang merupakan evolusi dari mobil listrik (electric vehicles/EV). 

    Perkembangan AV juga memunculkan peluang bisnis baru, yakni transportasi online atau ride-hailing berbasis taksi otomatis (robotaxi). Beberapa perusahaan di China dan AS sudah mulai menggenjot uji coba robotaxi. 

    Ada beberapa nama yang menjadi pelopor. Antara lain Waymo, Cruise, Didi Chixing, Baidu Apollo, WeRide, AutoX, SAIC Motor, Pony.ai, Zoox, hingga Tesla.

    Tesla sudah lama menggembar-gemborkan keberadaan robotaxi, tetapi hingga kini layanan itu belum beroperasi secara publik. Elon Musk memperkenalkan robotaxi Tesla pada Oktober 2024 lalu, dan baru-baru ini baru mengantongi izin tahap awal uji coba, menurut laporan Reuters. 

    Bisa dibilang, Tesla sudah tertinggal jauh dari Waymo, anak usaha Alphabet (Google) yang namanya belum seterkenal Tesla, namun sekarang menjadi pemain utama robotaxi di AS.

    Waymo mengatakan robotaxi-nya sudah melayani 200.000 perjalanan berbayar per minggu di area San Francisco, Los Angeles dan Phoenix.

    Terbaru, Waymo juga melakukan ekspansi ke Austin, Texas, serta memperluas area operasinya di Bay Area, San Francisco. 

    Bermula dari Ambisi Google

    Sekitar 16 tahun lalu, tak pernah terbayangkan akan ada perusahaan besar dengan layanan mobil tanpa pengemudi.

    Google mendirikan usaha tersebut pada 2009. Tak butuh waktu lama, proyek AV menjadi inisiatif utama Google X dan berganti nama menjadi Waymo pasca 7 tahun dibentuk.

    Bertahun-tahun melakukan riset dan pengembangan, sembari mengejar izin regulasi, Waymo akhirnya menawarkan layanan robotaxi untuk publik pada 2020.

    Saat itu juga, Waymo mendapatkan suntikan dana eksternal pertama dan mengumpulkan dana tambahan lagi setahun kemudian. Jumlahnya tembus US$5,6 miliar (Rp92,4 trlliun) dari Alphabet, Andreessen Horowitz, Fidelity, Tiger Capital, dan sejumlah perusahaan lainnya.

    Hanya butuh waktu 3 tahun untuk Waymo memiliki lebih dari 1 juta layanan. Pada 2024, layanan Waymo One sudah melakukan lebih dari 4 juta layanan.

    Fast Company mencatat Waymo memiliki lebih dari 700 mobil di jalan. Setiap minggunya mobil tersebut melakukan 200 ribu perjalanan atau dua kali lipat dari 100 ribu pada Oktober tahun lalu.

    “Apa yang kami lakukan di San Fransisco menjadi bukti untuk kami dan dunia, otonom tidak hanya berhasil, namun juga berhasil dalam skala besar di pasar dan menjadi produk komersial layak,” kata co-CEOWaymo, Dmitri Dolgov, dikutip dari Fast Company, Kamis (20/3/2025).

    Waymo terus mengembangkan layanannya di AS. Mulai dari Austin pada awal bulan ini, dan akan mulai mengaspal di Atlanta pada akhir tahun.

    Miami baru akan kebagian layanan tahun depan. Uji coba dengan skala kecil juga dilakukan di 10 kota termasuk Las Vegas dan San Diego.

    Tak hanya AS, Waymo akan mulai melakukan pengumpulan data di jalanan Tokyo, Jepang. Termasuk mencobanya dengan pengemudi di dalamnya.

    Meski berkembang luar biasa, keamanan kendaraan tanpa supir masih jadi perhatian besar di dunia sekarang. Takedra Mawakana, yang menjadi CEO bersama Dolgov, memastikan pihaknya sangat memperhatikan hal tersebut.

    “Membangun budaya keselamatan, kepercayaan, menjadi bagian penting dari fokus kami selama dua tahun terakhir,” jelasnya.

    (fab/fab)

  • Boikot Tesla Menggila, Elon Musk Blak-blakan Teriak Konspirasi

    Boikot Tesla Menggila, Elon Musk Blak-blakan Teriak Konspirasi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Showroom Tesla di beberapa negara bagian Amerika Serikat (AS) digeruduk masyarakat. Aksi ini merupakan bagian dari gerakan boikot yang dinamai ‘Tesla Takedowns’.

    Masyarakat AS ramai-ramai membuang saham Tesla. Para pemilik mobil Tesla juga kompak menjual unit mereka, hingga memasang stiker sindiran yang ditujukan untuk sang pemilik, Elon Musk.

    Perlawanan akar rumput ini menunjukkan protes masyarakat terhadap sikap politik Musk yang kini mengepalai Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE). Musk melakukan pemangkasan besar-besaran yang menyebabkan pemecatan PNS, penghapusan program federal, hingga rencana konsolidasi lembaga pemerintah.

    Hal itu dilakukan sembari Musk tetap mendorong kontrak-kontrak pemerintah terhadap bisnis-bisnisnya. Musk juga mendapat kritikan pasca berpose kontroversial ‘salute’ ala Nazi.

    Menanggapi penyerangan di showroom Tesla, Musk mengaku kaget. Ia menyebut gerakan tersebut sebagai vandalisme yang mencapai level di luar nalarnya. Ia juga mengatribusikan aksi tersebut sebagai ulah para penganut paham kiri.

    “Sungguh mengejutkan bagi saya bahwa ada tingkat kebencian dan kekerasan dari pihak kiri,” kata Musk dalam sebuah wawancara, dikutip dari Yahoo News, Kamis (20/3/2025).

    Protes telah menyebar di seluruh AS sejak Musk mulai memimpin DOGE pada Januari 2025. Tak cuma di AS, slogan “Jangan Beli Tesla” telah membanjiri beberapa wilauah seperti Berlin dan Wales.

    Sebelum ‘Tesla Takedown’, protes masyarakat dimulai dari eksodus pengguna X milik Musk yang beralih ke pesaing seperti BlueSky. Pasalnya, X dinilai sebagai alat propaganda Musk dalam memenangkan Presiden AS Donald Trump.

    “Saya selalu berpikir bahwa kubu kiri, Anda tahu, Demokrat seharusnya menjadi partai yang menjunjung tinggi empati, partai yang peduli pada sesama. Namun, mereka malah membakar mobil, mereka membakar dealer mobil, mereka menembakkan peluru ke dealer mobil, mereka menghancurkan Tesla,” kata Musk.

    “Tesla adalah perusahaan yang menjunjung kedamaian. Kami tak pernah melakukan hal berbahaya,” ia menambahkan.

    Musk juga mengklaim aksi protes dan vandalisme yang terjadi merupakan bagian dari konspirasi besar untuk melawan dirinya.

    “Siapa yang mendanai dan mengoordinasikan gerakan ini? Ini gila. Saya tak pernah melihat hal semacam ini,” kata Musk.

    Lebih lanjut, Musk juga menyinggung soal pemangkasan yang ia lakukan di lembaga pemerintah. Menurut dia, beberapa orang yang menerima uang dengan cara menipu kemungkinan terlibat dengan aksi protes melawan dirinya.

    “Mereka [korban pemangkasan DOGE] pada dasarnya ingin membunuh saya karena saya menyetop penipuan yang mereka lakukan. Mereka ingin menyerang Tesla karena kami [DOGE] menghentikan pemborosan dan korupsi di pemerintah,” Musk menjelaskan.

    “Saya tak pernah melakukan hal yang berbahaya,” ujarnya.

    (fab/fab)

  • Boikot Tesla Menggila, Elon Musk Blak-blakan Teriak Konspirasi

    Boikot Tesla Menggila, Elon Musk Blak-blakan Teriak Konspirasi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Showroom Tesla di beberapa negara bagian Amerika Serikat (AS) digeruduk masyarakat. Aksi ini merupakan bagian dari gerakan boikot yang dinamai ‘Tesla Takedowns’.

    Masyarakat AS ramai-ramai membuang saham Tesla. Para pemilik mobil Tesla juga kompak menjual unit mereka, hingga memasang stiker sindiran yang ditujukan untuk sang pemilik, Elon Musk.

    Perlawanan akar rumput ini menunjukkan protes masyarakat terhadap sikap politik Musk yang kini mengepalai Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE). Musk melakukan pemangkasan besar-besaran yang menyebabkan pemecatan PNS, penghapusan program federal, hingga rencana konsolidasi lembaga pemerintah.

    Hal itu dilakukan sembari Musk tetap mendorong kontrak-kontrak pemerintah terhadap bisnis-bisnisnya. Musk juga mendapat kritikan pasca berpose kontroversial ‘salute’ ala Nazi.

    Menanggapi penyerangan di showroom Tesla, Musk mengaku kaget. Ia menyebut gerakan tersebut sebagai vandalisme yang mencapai level di luar nalarnya. Ia juga mengatribusikan aksi tersebut sebagai ulah para penganut paham kiri.

    “Sungguh mengejutkan bagi saya bahwa ada tingkat kebencian dan kekerasan dari pihak kiri,” kata Musk dalam sebuah wawancara, dikutip dari Yahoo News, Kamis (20/3/2025).

    Protes telah menyebar di seluruh AS sejak Musk mulai memimpin DOGE pada Januari 2025. Tak cuma di AS, slogan “Jangan Beli Tesla” telah membanjiri beberapa wilauah seperti Berlin dan Wales.

    Sebelum ‘Tesla Takedown’, protes masyarakat dimulai dari eksodus pengguna X milik Musk yang beralih ke pesaing seperti BlueSky. Pasalnya, X dinilai sebagai alat propaganda Musk dalam memenangkan Presiden AS Donald Trump.

    “Saya selalu berpikir bahwa kubu kiri, Anda tahu, Demokrat seharusnya menjadi partai yang menjunjung tinggi empati, partai yang peduli pada sesama. Namun, mereka malah membakar mobil, mereka membakar dealer mobil, mereka menembakkan peluru ke dealer mobil, mereka menghancurkan Tesla,” kata Musk.

    “Tesla adalah perusahaan yang menjunjung kedamaian. Kami tak pernah melakukan hal berbahaya,” ia menambahkan.

    Musk juga mengklaim aksi protes dan vandalisme yang terjadi merupakan bagian dari konspirasi besar untuk melawan dirinya.

    “Siapa yang mendanai dan mengoordinasikan gerakan ini? Ini gila. Saya tak pernah melihat hal semacam ini,” kata Musk.

    Lebih lanjut, Musk juga menyinggung soal pemangkasan yang ia lakukan di lembaga pemerintah. Menurut dia, beberapa orang yang menerima uang dengan cara menipu kemungkinan terlibat dengan aksi protes melawan dirinya.

    “Mereka [korban pemangkasan DOGE] pada dasarnya ingin membunuh saya karena saya menyetop penipuan yang mereka lakukan. Mereka ingin menyerang Tesla karena kami [DOGE] menghentikan pemborosan dan korupsi di pemerintah,” Musk menjelaskan.

    “Saya tak pernah melakukan hal yang berbahaya,” ujarnya.

    (fab/fab)

  • Wali Kota Istanbul Ditangkap Sebelum Maju Jadi Capres

    Wali Kota Istanbul Ditangkap Sebelum Maju Jadi Capres

    Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, edisi Kamis, 20 Maret 2025.

    Kami sudah merangkum sejumlah berita utama, yang diawali dari Turki.

    Wali kota Istanbul ditangkap

    Wali kota Istanbul Ekrem Imamoglu ditahan oleh polisi Turki dengan tuduhan korupsi dan membantu kelompok teroris untuk melakukan “kudeta terhadap presiden berikutnya.”

    Ekrem, yang menjadi saingan politik utama Presiden Recep Tayyip Erdoan, ditangkap hanya beberapa hari saja sebelum dijadwalkan mencalonkan diri sebagai presiden.

    Pria berusia 54 tahun, yang mengungguli Erdoan dalam beberapa jajak pendapat, akan dinobatkan sebagai calon presiden resmi dari Partai Rakyat Republik (CHP).

    Selama berbulan-bulan tokoh-tokoh oposisi di Turkiye mengalami tindakan hukum yang menurut mereka adalah politisasi untuk merusak prospek elektoral mereka.

    Hukuman mati bagi mata-mata Beijing

    Badan Mata-mata China melaporkan seorang mantan insinyur China dijatuhi hukuman mati karena diduga membocorkan rahasia negara kepada pihak asing.

    Menurut Kementerian Pertahanan China, pria dengan nama akhir Liu dituduh “secara diam-diam menyalin, menggandakan, dan menjual sejumlah besar rahasia negara kepada badan intelijen dan spionase asing.”

    Dilaporkan Liu pernah bekerja sebagai asisten insinyur di sebuah lembaga penelitian dan mengundurkan diri setelah merasa diperlakukan tidak adil.

    Tidak disebutkan apa lembaga penelitian yang memperkerjakan Liu, serta tak ada rincian mengenai kapan ia akan dieksekusi.

    Dokumen kasus pembunuhan JFK dirilis

    Puluhan ribu dokumen pembunuhan mantan Presiden Amerika Serikat John F Kennedy sudah dipublikasikan untuk pertama kalinya.

    Teori konspirasi, alur waktu baru, dan kecurigaan adanya hubungan dengan agen mata-mata Uni Soviet, KGB, termasuk yang tercantum dalam 80.000 halaman dokumen, yang di antaranya sudah pudar dan rusak karena usia.

    Dokumen-dokumen tersebut dipublikasikan setelah perintah eksekutif hari pertama Presiden Donald Trump, sesuai janjinya yang akan membongkar secara transparan kasus pembunuhan tersebut.

    Salah satu dokumen yang dirilis adalah kronologi baru yang merinci pergerakan pembunuh JFK, Lee Harvey Oswald.

    Dalam dokumen tersebut juga ada tuduhan kalau beberapa pejabat intelijen mengetahui rencana pembunuhan Oswald.

    Penyerangan Tesla bermuatan terorisme, menurut FBI

    Beberapa kendaraan Tesla ditembak dan dibakar di pusat layanan Las Vegas semalam, dalam serangan yang menurut FBI memiliki “beberapa ciri” terorisme.

    Ini merupakan insiden terbaru dalam rangkaian serangan terhadap kendaraan Tesla di seluruh Amerika Serikat dan luar negeri dalam beberapa bulan terakhir.

    Yang juga menjadi target juga adalah ruang display Tesla, tempat penjualan kendaraan, stasiun pengisian daya, dan mobil milik pribadi.

    Aksi serangan dimulai setelah Presiden Donald Trump kembali berkuasa dan memberi wewenang kepala eksekutif Tesla Elon Musk untuk mengawasi Departemen Efisiensi Pemerintah yang baru, yang memangkas pengeluaran pemerintah Amerika Serikat.

    Asisten Sheriff Dori Koren mengatakan sedikitnya lima mobil rusak akibat bom molotov, serta akibat senjata api yang mengeluarkan “sedikitnya tiga peluru” ke mobil yang terpisah.

  • Elon Musk dan Nvidia Mendadak Bersatu Umumkan Proyek Rp 1.600 Triliun

    Elon Musk dan Nvidia Mendadak Bersatu Umumkan Proyek Rp 1.600 Triliun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nvidia dan startup xAI milik Elon Musk bergabung dalam konsorsium yang dibekingi Microsoft, pendanaan investasi MGX, dan BlackRock, untuk mengekspansi infrastruktur teknologi kecerdasan buatan (AI) di Amerika Serikat (AS).

    Upaya ini bertujuan mendorong AS untuk mempertahankan posisi di tengah kompetisi untuk mendominasi AI di skala global, dikutip dari Reuters, Kamis (20/3/2025).

    Konsorsium ini sejatiya sudah dibentuk sejak tahun lalu dengan target investasi awal lebih dari US$30 miliar (Rp494 triliun) untuk proyek-proyek terkait AI. Salah satu upaya terbesarnya adalah mendanai data center dan fasilitas energi yang dibutuhkan untuk menyokong aplikasi AI seperti ChatGPT milik OpenAI.

    Bergabungnya Nvidia dan xAI milik Musk terjadi 2 bulan pasca Presiden AS Donald Trump mengumumkan Stargate. Inisiatif infrastruktur AI swasta tersebut dibekingi SoftBank Group, OpenAI, dan Oracle, dengan target pendanaan hingga US$500 miliar (Rp8.233 triliun).

    Konsorsium terbaru Nvidia, xAI, Microsoft, BlackRock, dan MGX, pada pekan ini diberi nama ‘AI Infrastructure Partnership’ (AIP). Konsorsium ini menargetkan pengumpulan dana sebesar US$100 miliar (Rp1.646 triliun).

    Dana tersebut akan digunakan untuk melatih model AI dan pemrosesan data berskala besar yang membutuhkan daya komputasi super andal. Artinya, diperlukan konsumsi energi yang luar biasa.

    Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, para perusahaan teknologi mengoperasikan ribuan chip dalam beberapa kluster untuk membangun data center yang terspesialisasi.

    “AIP telah menarik modal yang signifikan dan beberapa mitra yang tertarik berkolaborasi sejak didirikan pada September lalu,” kata konsorsium tersebut. Namun, tidak diumbar berapa dana yang sudah dikumpulkan saat ini.

    GE Vernova dan NextEra Energy juga akan menjadi bagian konsorsium. Perusahaan energi terbarukan akan berkontribusi pada perencanaan rantai pasokan dan solusi energi efisiensi.

    AIP mengatakan investasi yang dikumpulkan juga akan fokus pada mitra AS dan Organisasi Pengembangan dan Kerja Sama Ekonomi.

    (fab/fab)

  • Momen Tak Terduga Astronaut NASA Pulang ke Bumi Muncul di Laut

    Momen Tak Terduga Astronaut NASA Pulang ke Bumi Muncul di Laut

    Jakarta, CNBC Indonesia – Astronaut NASA, Suni Williams dan Butch Wilmore, akhirnya kembali setelah terdampar di Stasiun Luar Angkasa Internasional selama sembilan bulan.

    Keduanya terjebak pada Juni setelah pesawat ruang angkasa Starliner milik Boeing bermasalah dan dianggap tidak layak untuk membawa mereka pulang karena sejumlah masalah teknis.

    Setelah berhasil melakukan pendaratan di Teluk Meksiko, Williams dan Wilmore disambut oleh kawanan lumba-lumba yang tampak penasaran.

    Ini menjadi sebuah pengalaman yang menenangkan setelah para astronaut terlempar berbulan-bulan di luar angkasa di tengah-tengah sirkus yang penuh dengan muatan politik.

    Foto: Lumba-lumba muncul saat Astronot terjun ke laut. (Dok. SpaceX/NASA)
    Lumba-lumba muncul saat Astronot terjun ke laut. (Dok. SpaceX/NASA)

    CEO SpaceX Elon Musk dan presiden Donald Trump telah mengubah kembalinya pasangan ini menjadi sebuah seruan, dengan menyalahkan berbagai penundaan pada pemerintahan Biden dan memicu pertengkaran sengit antara miliarder ini dan beberapa mantan astronaut dan astronaut yang masih aktif.

    Namun pada akhirnya, pendaratan kedua astronaut berjalan lancar, dengan kehadiran lumba-lumba yang siap menyambut mereka kembali ke rumah.

    Rekaman drone menunjukkan sirip lumba-lumba bermunculan di sekitar pesawat ruang angkasa Crew Dragon saat pesawat itu melayang di air.

    “Di sini, di layar Anda, kita dapat melihat lumba-lumba, sebenarnya, yang ingin datang dan bermain dengan Dragon,” kata pembawa acara webcast dan manajer rekayasa sistem kualitas SpaceX Kate Tice selama siaran langsung pendaratan, dikutip dari Futurism, Kamis (20/3/2025).

    Selama beberapa menit, lumba-lumba berenang dengan penuh semangat di sekitar pesawat yang tidak biasa itu. Sementara para insinyur bersiap untuk mengangkut Dragon ke kapal tongkang di dekatnya.

    Ternyata, bukan hanya lumba-lumba yang penasaran yang berada sangat dekat dengan proses pemulihan Dragon.

    Kapal-kapal pengibar bendera Trump juga mendekati pesawat ruang angkasa untuk melihat lebih dekat, meskipun ada asap beracun yang mengepul di area tersebut.

    “Saya pikir seluruh Amerika sangat ingin melihat kapsul mendarat di air, tapi ya, ini adalah sesuatu yang harus kita lakukan dengan lebih baik di lain waktu,” kata administrator NASA, Jim Bridenstine.

    “Kurangnya perhatian terhadap keselamatan ini adalah sesuatu yang ditanggapi dengan sangat serius oleh Penjaga Pantai,” kata juru bicara Penjaga Pantai kepada New York Times.

    Untungnya, lumba-lumba tersebut tidak terlihat berada dalam jarak aman ketika melihat pesawat luar angkasa yang mendarat.

    “Itu sangat menyenangkan untuk dilihat,” kata direktur manajemen misi SpaceX Dragon, Sarah Walker.

    (fab/fab)