Tag: Elon Musk

  • Startup AI Elon Musk Akuisisi X, Rogoh Kocek Rp547,5 Triliun

    Startup AI Elon Musk Akuisisi X, Rogoh Kocek Rp547,5 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA – Elon Musk mengatakan perusahaan rintisan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) miliknya, xAI, telah mengakuisisi platform media sosial X, yang juga dikendalikan miliarder itu dengan valuasi sebesar US$33 miliar atau sekitar Rp547,5 triliun (US$1=Rp16.590).

    “Kombinasi tersebut menilai xAI sebesar US$80 miliar dan X sebesar US$33 miliar,” tulis Musk dalam sebuah unggahan di X dikutip dari Bloomberg, Sabtu (29/3/2025). 

    Nilai X adalah US$45 miliar jika termasuk utang sebesar US$12 miliar, katanya, menggambarkan pembelian tersebut sebagai transaksi keseluruhan saham.

    Kesepakatan tersebut memberi entitas gabungan baru, yang disebut XAI Holdings, nilai lebih dari US$100 miliar, tidak termasuk utang, menurut seseorang yang mengetahui pengaturan tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena ketentuannya tidak dipublikasikan. Morgan Stanley adalah satu-satunya bankir dalam kesepakatan tersebut, yang mewakili kedua belah pihak, kata orang lain. 

    Bagi Musk, kesepakatan tersebut merampingkan bisnisnya dan memperkuat hubungan antara mantan Twitter dan xAI, yang telah menggunakan informasi dari jejaring sosial tersebut untuk mengasah chatbot-nya. 

    Kesepakatan ini juga menawarkan resolusi bagi para pendukung X lainnya setelah berbulan-bulan ketidakpastian atas status investasi mereka karena perubahan Musk menyebabkan eksodus pengguna dan pengiklan.

    “Masa depan XAI dan X saling terkait. Hari ini, kami secara resmi mengambil langkah untuk menggabungkan data, model, komputasi, distribusi, dan bakat. Kombinasi ini akan membuka potensi besar dengan memadukan kemampuan dan keahlian AI canggih xAI dengan jangkauan X yang sangat luas,” ujar Musk.

    Musk, orang terkaya di dunia, mengakuisisi Twitter seharga US$44 miliar pada akhir 2022, sebuah transaksi yang melibatkan utang. Setelah mengambil alih platform tersebut, dia segera memangkas biaya dengan memangkas ribuan pekerjaan, menutup kantor, dan menegosiasikan ulang kontrak. 

    Dia juga mencoba membuat Twitter lebih selaras dengan apa yang disebutnya kebebasan berbicara absolutisme dengan menghapus batasan konten tertentu dan mengizinkan beberapa akun yang diblokir untuk kembali.

    Namun, Musk juga menggerogoti sebagian besar bisnis periklanan jaringan tersebut dalam prosesnya. Para pemasar meninggalkan situs tersebut karena takut postingan yang mereka promosikan akan muncul di samping konten yang tidak menyenangkan dari pengguna. 

    Bahkan dengan peningkatan penjualan yang diharapkan pada tahun 2025, bisnis periklanan X masih diproyeksikan akan menjadi sekitar setengah dari saat Musk mengakuisisi perusahaan tersebut.

    Selama setahun terakhir, Musk telah menggunakan layanan tersebut untuk mempromosikan Grok, sebuah chatbot yang dikembangkan oleh xAI yang dilatih, sebagian, dengan kiriman dari pengguna X. Perusahaan rintisan tersebut bersaing dengan perusahaan AI seperti OpenAI, yang didirikan Musk sebelum perpecahan yang sengit dengan perusahaan tersebut.

    “Ini membantu mengintegrasikan sistem dengan cukup baik,” kata Shweta Khajuria, seorang analis Wolfe Research yang memandang kesepakatan tersebut sebagai hal yang positif bagi kedua bisnis Musk.

    Hal tersebut dinilai memberi Grok keuntungan unik dengan menyediakan akses ke sejumlah besar data pelatihan sekaligus memungkinkan xAI untuk mengendalikan, atau bahkan memutus aliran data tersebut ke perusahaan lain.

    Gene Munster, seorang mitra pengelola di Deepwater Asset Management dan seorang investor di kedua perusahaan tersebut, menulis di X bahwa kesepakatan tersebut sangat masuk akal dengan memberi xAI kumpulan data milik sendiri yang tidak dapat diakses oleh perusahaan lain. 

    “Grok menyediakan otak. X menyediakan distribusi. OpenAI memiliki otak dan distribusi merek [misalnya, Apple], tetapi tidak memiliki data milik X. Keunggulan jangka panjang xAI,” ujarnya.

    Investor di xAI termasuk Sequoia Capital, Andreessen Horowitz, Fidelity Investments, dan BlackRock Inc. Beberapa investor perusahaan rintisan AI tersebut juga merupakan pendukung X, termasuk Andreessen Horowitz dan Sequoia. 

    Analis Bloomberg Intelligence, Mandeep Singh menyebut akuisisi X oleh xAI dapat menjadi kerangka kerja untuk transaksi yang melibatkan perusahaan jejaring sosial lainnya. 

    “Transaksi tersebut mungkin merupakan tanda bahwa para pesaing termasuk OpenAI, Anthropic, Perplexity, dan Mistral akan mengejar transaksi untuk meningkatkan jangkauan dan distribusi konsumen mereka,” tulis Singh dalam laporannya. 

    “Kami percaya pemain media sosial yang lebih kecil akan secara aktif mencari aliansi dengan penyedia model bahasa yang besar, mengingat valuasi premium untuk xAI sebesar $80 miliar, yang lebih dari nilai pasar gabungan Snap, Pinterest, dan Reddit.” 

    Selama sebagian besar masa jabatan Musk sebagai pemilik X, perusahaan jejaring sosial itu diyakini memiliki valuasi jauh di bawah US$44 miliar yang dibayarkan Musk pada akhir 2022. Fidelity, misalnya, telah menurunkan nilai saham ekuitasnya di perusahaan tersebut lebih dari 70% pada bulan November. 

    Namun, X telah mengalami sedikit kebangkitan bisnis sejak Musk menjadi penasihat utama Presiden Donald Trump, sebuah hubungan yang telah membawa kembali beberapa pengiklan dalam upaya untuk menarik hati kedua pria tersebut. 

    Media sosial itu dilaporkan mengumpulkan hampir US$1 miliar dalam ekuitas baru dari investor dalam sebuah kesepakatan yang memberikan valuasi perusahaan yang sejalan dengan saat Musk menjadikannya perusahaan privat pada 2022.

  • Gebrakan Baru Elon Musk! Guyur Duit Kawinkan xAI dengan X

    Gebrakan Baru Elon Musk! Guyur Duit Kawinkan xAI dengan X

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk mengatakan pada hari Jumat (28/3) bahwa perusahaan rintisannya, xAI telah bergabung dengan jaringan sosial X yang juga miliknya. Di mana transaksi saham perusahaan kecerdasan buatan tersebut bernilai US$ 80 miliar dan perusahaan media sosial tersebut senilai US$ 33 miliar.

    “Masa depan xAI dan X saling terkait. Hari ini, kami secara resmi mengambil langkah untuk menggabungkan data, model, komputasi, distribusi, dan bakat,” tulis Musk dalam sebuah posting di X.

    Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa penggabungan tersebut akan membuka potensi yang sangat besar dengan memadukan kemampuan dan keahlian AI canggih xAI dengan jangkauan X yang sangat luas.

    Adapun harga pembeliannya, menurut Musk adalah US$ 45 miliar dikurangi utang US$ 12 miliar.

    Karena kedua perusahaan tersebut dimiliki secara pribadi dan dikendalikan oleh Musk, transaksi tersebut kemungkinan merupakan pertukaran saham, dengan investor X mendapatkan pembayaran dalam bentuk saham xAI.

    Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki sejumlah investor bersama, termasuk perusahaan ventura Andreessen Horowitz dan Sequoia Capital, serta Fidelity Management, Vy Capital, dan Kingdom Holding Co. dari Arab Saudi.

    Musk, yang juga merupakan CEO Tesla dan SpaceX, mengakuisisi Twitter dalam kesepakatan senilai sekitar US$ 44 miliar pada akhir tahun 2022, menerapkan pemotongan biaya besar-besaran dan segera mengganti namanya menjadi X.

    Linda Yaccarino, yang dipekerjakan Musk sebagai CEO X, menulis dalam sebuah posting setelah pengumuman hari Jumat (28/3).

    “Masa depan tidak bisa lebih cerah lagi,” tulisnya.

    Musk pun meluncurkan xAI kurang dari dua tahun lalu dengan tujuan memahami hakikat sejati alam semesta.

    Perusahaan rintisan ini telah mencoba bersaing secara langsung dengan OpenAI, perusahaan rintisan AI bernilai tinggi yang didirikan Musk pada tahun 2015 sebagai laboratorium penelitian nirlaba. Ia kemudian meninggalkan OpenAI dan baru-baru ini terlibat dalam pertikaian hubungan masyarakat dan hukum dengan perusahaan dan CEO Sam Altman mengenai arah yang diambilnya.

    Di xAI, tim Musk telah mengembangkan model bahasa yang besar dan produk perangkat lunak AI, mengambil alih penawaran dari OpenAI serta Google, Microsoft, Meta, dan lainnya. X dan xAI telah saling terkait, dengan chatbot Grok milik xAI tersedia bagi pengguna aplikasi media sosial.

    Pada bulan Juni, xAI mengumumkan akan membangun superkomputer di Memphis, Tennessee, untuk melatih Grok. Lalu pada bulan September, Musk mengungkapkan bagian dari superkomputer Memphis, yang sekarang dikenal sebagai Colossus KKN sudah online.

    Pendukung lingkungan dan kesehatan masyarakat telah menyuarakan kekhawatiran tentang kecepatan pengembangan xAI yang sangat tinggi di Memphis, dengan alasan kurangnya masukan dan pengawasan dari masyarakat. Colossus ditenagai oleh turbin pembakaran gas alam dan xAI berencana untuk memperluas dan membangun fasilitas air limbah di dekatnya.

    Investor menilai bahwa xAI mendapatkan sekitar US$ 50 miliar dalam putaran pendanaan tahun lalu.

    Bloomberg melaporkan bulan lalu bahwa perusahaan tersebut sedang dalam pembicaraan untuk mengumpulkan dana dengan valuasi US$ 75 miliar. OpenAI hampir menyelesaikan putaran pada bulan Februari dengan nilai US$ 260 miliar, sementara perusahaan rintisan AI generatif Anthropic dinilai sebesar US$ 61,5 miliar dalam kesepakatan yang ditutup bulan ini.

    Selain menjalankan Tesla, SpaceX, dan xAI serta mengawasi X, Musk telah menghabiskan sebagian besar waktunya tahun ini di Washington, D.C., sebagai tokoh utama dalam pemerintahan kedua Presiden Donald Trump.

    Setelah menyumbang hampir US$ 300 juta untuk membantu Trump dan kandidat Republik lainnya serta berbagai tujuan dalam kampanye 2024, Musk ditugaskan untuk memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), yang menghilangkan pekerjaan pemerintah, pengeluaran, dan menyingkirkan berbagai peraturan.

    Peran tersebut menempatkan Musk pada posisi untuk membuat berbagai perubahan yang menguntungkan berbagai bisnisnya.

    Sementara itu, ini bukan pertama kalinya Musk menggabungkan dua entitasnya.

    Pada tahun 2016, Tesla mengakuisisi SolarCity seharga US$ 2,6 miliar. Pemasang panel surya tersebut didirikan oleh sepupu pertamanya, Lyndon dan Peter Rive, dan didanai oleh Musk, yang menjabat sebagai ketua dewan.

    Pemegang saham Tesla kemudian menggugat, menuduh kesepakatan tersebut merupakan dana talangan SolarCity, dan pelanggaran kewajiban fidusia yang memperkaya Musk secara pribadi. Hakim Delaware yang menangani perselisihan tersebut memutuskan mendukung Musk dan Tesla, dan membiarkan kesepakatan itu berjalan tanpa imbalan apa pun kepada pembuat mobil itu.

    (pgr/pgr)

  • Anak Emas Elon Musk Sediakan Layanan Buat Hacker

    Anak Emas Elon Musk Sediakan Layanan Buat Hacker

    Jakarta, CNBC Indonesia – Edward Coristine yang dikenal sebagai anak emas Elon Musk disebut memberikan dukungan bantuan pada geng hacker. Dia menyediakan layanan untuk kelompok yang bernama EGodly.

    Coristine diketahui merupakan salah satu anggota paling terkenal dari tim teknologi layanan DOGE. Tim itu milik Musk yang berada di bawah pemerintah Amerika Serikat (AS).

    Musk menyebut pria 19 tahun dengan panggilan Big Balls sebagai sosok luar biasa di hadapan pengikut akun X.

    Namun laporan Reuters menyebutkan Coristine pernah mendirikan perusahaan bernama DiamondCDN saat masih SMA tahun 2022. Catatan perusahaan dan digital yang dikutip Reuters menuliskan perusahaan menyediakan layanan jaringan.

    Salah satu pelanggannya adalah situs web yang dijalankan oleh kelompok hacker bernama EGodly. Namun hubungan antara Coristine dan hacker belum pernah dilaporkan sebelumnya dikutip Kamis (27/3/2025).

    Dataleak.fun, situs EGodly, disebut Reuters terhubung dengan alamat protokol internet terdaftar di perusahaan Coristine. Termasuk entitas milik perusahaan pada Oktober 2022 dan Juni 2023.

    Bahkan saat mencoba mengakses situs saat itu akan menemukan adanya pemeriksaan keamanan yang dilakukan DiamondCDN.

    EGodly juga terlihat pernah menyebut DiamondCDN dalam postingan di Telegram. Pada unggahan tertanggal 15 Februari, EGodly mengucapkan terima kasih pada perusahaan, dan menyebutnya sebagai mitra berharga.

    “Karena dengan murah hati menyediakan sistem perlindungan dan caching DDoS luar biasa, memungkinkan kami menghosting dan menjaga situs kami dengan aman,” tulis unggahan tersebut.

    (haa/haa)

  • Susi Pudjiastuti Desak Pemeriksaan Ulang ASN dan Pensiunan yang Terima Gaji Negara: Apa Betul Orangnya Masih Ada?

    Susi Pudjiastuti Desak Pemeriksaan Ulang ASN dan Pensiunan yang Terima Gaji Negara: Apa Betul Orangnya Masih Ada?

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Sebanyak 400 Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Seluma, Bengkulu kedapatan berbuat curang.

    Mereka terbukti menggunakan foto wajah dan fake GPS untuk menyiasati sistem presensi online.

    Hal inilah yang kemudian disorot tajam oleh eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

    Susi menyoroti tajam hal ini terkait pegawai Pemerintah dan Pensiunan yang menerima gaji atau benefit dari negara.

    Melalui cuitan di akun media sosial X pribadinya, Susi Pujiastuti menyarankan agar penerima pegawai Pemerintah dan Pensiunan yang menerima gaji atau benefit untuk kembali dicek.

    “Sudah saatnya Pegawai Pemerintah dan pensiunan ( yang menerima gaji/ benefit dr Negara ) dicek orangnya masih benar ada dan masih hidup,” tulisnya dikutip Jumat (28/3/2025).

    Saran ini bukan tanpa alasan, karena menurutnya hasil Audit di Amerika Serikat banyak ditemukan kejanggalan-kejanggalan.

    “Hasil audit di USA saja oleh tim Elon musk menemukan nomor Social security yg usianya diatas 120 thn bahkan 300 tahun; dan jumlahnya jutaan,” ujarnya

    “Apalagi disini yg 🫣🤭 Pak Presiden @prabowo,” tuturnya.

    (Erfyansyah/fajar)

  • Tetangga RI Ketakutan, Tak Berdaya Dijajah Elon Musk

    Tetangga RI Ketakutan, Tak Berdaya Dijajah Elon Musk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Vietnam mengatakan bahwa mereka akan mengizinkan SpaceX untuk meluncurkan layanan internet satelit Starlink dalam masa uji coba di negaranya.

    Menurut pemerintah Vietnam, tidak ada batasan kepemilikan asing atas layanan ini dan periode uji coba akan berlangsung hingga akhir 2030.

    Negara tetangga Indonesia itu, akan mengizinkan perusahaan AS untuk meluncurkan layanan internet yang dipandang oleh beberapa analis sebagai salah satu langkah untuk menghindari tarif baru dari AS.

    Pernyataan tersebut mengatakan bahwa perusahaan diizinkan untuk menyediakan paket layanan tetap dan seluler di seluruh Vietnam, termasuk layanan dalam penerbangan, demikian dikutip dari Reuters, Kamis (27/3/2025).

    Keputusan pemerintah membatasi jumlah pelanggan di angka 600.000 untuk masa uji coba, menurut pernyataan tersebut.

    Belum jelas apakah SpaceX telah mengajukan izin untuk meluncurkan layanannya di Vietnam.

    Sikap Vietnam terhadap layanan internet milik Elon Musk itu berubah. Sebelumnya, upaya SpaceX yang menaungi Starlink untuk masuk ke Vietnam terhenti pada akhir 2023.

    Kala itu, Vietnam menolak mencabut larangan kontrol asing atas penyedia internet satelit. Hal ini menghambat masuknya Starlink ke negara tetangga RI yang memiliki 100 juta penduduk.

    Pemerintah Vietnam berencana mengadopsi aturan baru yang memungkinkan Starlink menyediakan layanan internet di negaranya, sembari mempertahankan kepemilikan penuh atas operasionalnya.

    Perubahan tiba-tiba ini bisa dilihat sebagai ‘jalan damai’ yang menguntungkan SpaceX di tengah kegelisahan terkait ancaman tarif dari Presiden AS Donald Trump.

    Musk sendiri merupakan orang dekat Trump yang mendanai kampanye Presiden AS ke-47 tersebut dan kini memimpin Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE) AS.

    “Perubahan ini menunjukkan Vietnam bisa memainkan diplomasi transaksional jika pemerintahan Trump menginginkan hal tersebut,” kata sumber dalam kepada Reuters.

    (dem/dem)

  • Cahaya Biru Muncul di Langit Eropa, Ternyata Ini Penyebabnya

    Cahaya Biru Muncul di Langit Eropa, Ternyata Ini Penyebabnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Muncul pemandangan misterius di Eropa, yakni sebuah spiral biru yang menghiasi langit malam pada Senin (24/3).

    Pusaran tersebut terlihat di seluruh Eropa, mulai dari Inggris, Prancis, Norwegia, Jerman, Ukraina, Denmark, dan Polandia. Kemunculannya membuat heboh warganet di media sosial.

    Spiral tersebut terlihat selama beberapa menit sebelum akhirnya menghilang.

    Menurut Met Office, Badan Meteorologi dan Iklim Nasional Inggris, penyebab cahaya spiral tersebut bukan fenomena alam. melainkan kemungkinan besar disebabkan oleh dampak dari peluncuran roket SpaceX di Amerika Serikat.

    “Gumpalan asap knalpot roket yang membeku tampak berputar di atmosfer dan memantulkan cahaya matahari, menyebabkannya tampak seperti spiral di langit,” kata lembaga tersebut di X, dikutip dari Euro News, Kamis (27/3/2025).

    Perusahaan kedirgantaraan milik Elon Musk ini mencatat bahwa salah satu roket Falcon 9 miliknya telah lepas landas pada Senin dari Florida sekitar pukul 13:50 waktu setempat.

    Perusahaan tersebut mengatakan bahwa peluncuran tersebut dilakukan untuk misi rahasia pemerintah AS atas nama Kantor Pengintaian Nasional negara tersebut, yang dikonfirmasi oleh Kennedy Space Center di X.

    Lantas, bagaimana spiral itu terbentuk?

    Karena Falcon 9 adalah roket dua tahap yang dapat digunakan kembali, roket ini melepaskan muatannya ke luar angkasa, seperti satelit, sebelum kembali ke Bumi.

    Saat tahap pertama kembali, roket ini mengeluarkan sisa bahan bakar, yang membentuk pola pusaran karena gerakan roket dan membeku karena ketinggian.

    Pola ini kemudian terlihat di Bumi saat cahaya memantul dari bahan bakar yang membeku.

    [Gambas:Twitter]

    (dem/dem)

  • Grok, Chatbot AI Milik Elon Musk Kini Hadir di Telegram Premium – Page 3

    Grok, Chatbot AI Milik Elon Musk Kini Hadir di Telegram Premium – Page 3

    Lantas, fitur apa saja yang akan bisa dinikmati pengguna Grok AI di Telegram Premium? 

    Grok menyebut, pengguna bisa merasakan berbagai fitur AI standar seperti generate atau buat gambar menggunakan perintah tertulis, kueri, dan lain-lainnya. 

    Adapun kalau pengguna ingin menggunakan fitur lebih modern seperti Think dan DeepSearch, mereka perlu menggunakan aplikasi Grok mandiri yang tersedia di berbagai platform dan di X alias Twitter. 

    Telegram sendiri memberikan peringatan, saat ini mungkin ada banyak bot palsu Grok AI yang bertebaran di platformnya, jadi pengguna diminta untuk selalu waspada dan berhati-hati. 

    Tentang Grok 

    Mengutip laman Pusat Bantuan di X, Grok adalah chatbot kecerdasan buatan (AI) generatif yang baru-baru ini diluncurkan oleh xAI, perusahaan milik Elon Musk.

    Grok diluncurkan sebagai pesaing utama ChatGPT dan dirancang untuk memberikan respons yang relevan dan personal kepada penggunanya. Berdasarkan laman tersebut, Grok bahkan hadir dengan sentuhan humor dan sedikit kepribadian yang “nyeleneh.”

    Sentuhan humor dan kepribadian yang nyeleneh itu dianggap jadi keunikan tersendiri bagi Grok. Asisten AI ini bisa menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, dan mencetuskan ide serta melakukan tugas lainnya sehingga meningkatkan nilai X sebagai sebuah jejaring sosial. 

  • Elon Musk Tawarkan AS Ahli Selidiki Wartawan Masuk Grup Chat Serangan ke Yaman

    Elon Musk Tawarkan AS Ahli Selidiki Wartawan Masuk Grup Chat Serangan ke Yaman

    Jakarta

    Kepala DOGE Elon Musk menawarkan ahli teknisnya kepada Amerika Serikat (AS) untuk menyelidiki seorang jurnalis masuk ke dalam grup chat membahas serangan udara terhadap kelompok Houthi di Yaman. Tawaran itu dungkap oleh Gedung Putih.

    “Elon Musk telah menawarkan untuk menempatkan para ahli teknisnya dalam hal ini untuk mencari tahu bagaimana nomor ini secara tidak sengaja ditambahkan ke obrolan,” kata Sekretaris Pers Karoline Leavitt dalam sebuah pengarahan dilansir AFP, Kamis (27/3/2025).

    Dilansir Al Arabiya, Selasa (25/3/2025), wartawan itu secara tidak sengaja dimasukkan ke dalam grup chat berisi para pejabat tinggi dan paling senior AS yang tergabung dalam tim keamanan nasional Presiden Donald Trump.

    Wartawan yang dimaksud merupakan editor-in-chief atau pemimpin redaksi The Atlantic, Jeffrey Goldberg, yang kemudian mempublikasikan sebuah artikel, pada Senin (24/3), yang menampilkan screenshot percakapan para pejabat AS dalam grup chat tersebut, yang berlangsung selama beberapa minggu.

    Goldberg menyebut dirinya dimasukkan ke dalam grup chat Signal pada 13 Maret lalu oleh Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz. Grup chat, yang disebut Goldberg diberi nama “Houthi PC small group”, fokus membahas koordinasi tindakan terkait Houthi.

    Pesan pertama dari Waltz dalam grup chat itu, menurut Goldberg, berbunyi: “Tim — membentuk kelompok prinsip untuk koordinasi soal Houthi, khususnya selama 72 jam ke depan. Wakil saya, Alex Wong, sedang menyusun tim harimau di tingkat deputi/kepala staf lembaga setelah pertemuan di Sit Room pagi ini untuk item tindakan dan akan mengirimkannya nanti malam.”

    Secara keseluruhan, menurut Goldberg, ada 18 pejabat senior AS dalam grup chat tersebut, termasuk Wakil Presiden JD Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, Utusan Khusus Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff, dan Direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) John Ratcliffe.

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 5 Update Perang Dagang Trump, Resesi Mengintai-Cari Kerja Makin Susah

    5 Update Perang Dagang Trump, Resesi Mengintai-Cari Kerja Makin Susah

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump semakin gencar menjelang diberlakukannya sejumlah tarif pungutan terhadap berbagai negara pada 2 April mendatang. Situasi ini memancing perang dagang dagang dan tarif timbal balik.

    Berikut update lain terkait perang dagang Trump, seperti dihimpun dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia pada Rabu (26/3/2025).

    Ancaman Tarif Trump Merusak Prospek Pencarian Kerja

    Menurut survei terhadap kepala keuangan yang dirilis pada Rabu, satu dari empat bisnis AS telah mengurangi rencana perekrutan mereka karena kekacauan yang dipicu oleh perang dagang Trump.

    Survei triwulanan yang dilakukan oleh Duke University dan Federal Reserve Banks of Richmond dan Atlanta menemukan penurunan signifikan dalam optimisme ekonomi CFO saat mereka bergulat dengan kabut perang dagang. Hampir semua peningkatan optimisme pasca-pemilu mereka memudar.

    Kekacauan tarif telah menyebabkan banyak perusahaan panik. Para eksekutif tidak tahu seberapa tinggi tarif yang akan dikenakan, produk apa yang akan terpengaruh, atau berapa lama tarif akan diberlakukan. Menghadapi ketidakpastian yang mendalam, beberapa bisnis menarik diri.

    Sekitar 25% CFO mengatakan mereka telah memangkas rencana perekrutan tahun 2025 karena tarif, menurut survei yang dilakukan pada 18 Februari hingga 7 Maret. Sekitar 70% mengatakan kebijakan perdagangan tidak akan mengubah rencana perekrutan mereka, sementara hanya 6% yang melaporkan peningkatan.

    Demikian pula, 25% CFO mengatakan mereka telah memangkas rencana belanja modal tahun ini karena kebijakan perdagangan.

    “Tarif adalah perhatian utama. Setidaknya dalam jangka pendek, tarif merupakan risiko besar,” kata John Graham, profesor keuangan di Sekolah Bisnis Fuqua Duke, kepada CNN International.

    Hanya “sedikit” perusahaan yang melaporkan perubahan rencana perekrutan dan pengeluaran karena kebijakan imigrasi atau pajak perusahaan, menurut survei tersebut.

    Tetangga RI Rela Potong Tarif Barang AS demi Hindari Perang Dagang Trump

    Pemerintah Vietnam memutuskan untuk memangkas tarifnya atas beberapa produk asal AS. Hal ini dilakukan saat negara tersebut mencoba menghindari tarif AS karena surplus perdagangan bilateralnya yang besar.

    Berdasarkan rencana baru yang diungkapkan, tarif gas alam cair Amerika akan dipotong menjadi 2% dari 5%, tarif mobil menjadi 32% dari kisaran 45% hingga 64%, dan tarif etanol menjadi 5% dari 10%. Mereka juga sedang bergerak untuk segera menyetujui teknologi layanan internet yang dicanangkan sekutu Trump Elon Musk, Starlink.

    “Pemotongan tarif tersebut ditujukan untuk memperbaiki neraca perdagangan dengan mitra dagang (Vietnam). Meskipun AS dan Vietnam memiliki Kemitraan Strategis Komprehensif, kedua negara tersebut belum menandatangani perjanjian perdagangan bebas,” kata Kepala Departemen Kebijakan Pajak Kementerian Keuangan Vietnam, Nguyen Quoc Hung, dikutip Reuters.

    Vietnam belum mengimpor LNG dari AS, tetapi negara tersebut telah berunding dengan pemasok AS untuk armada pembangkit listrik LNG masa depannya. Dua di antaranya dijadwalkan untuk mulai memproduksi listrik secara komersial pada bulan Juni tahun ini.

    Hung mengatakan keputusan tentang pemotongan tarif akan siap dalam bulan ini dan akan berlaku segera setelah itu. Ia menambahkan tarif untuk etanol akan dihapus dan bea masuk akan dipotong untuk impor lainnya termasuk paha ayam, almond, apel, ceri, dan produk kayu.

    Sejauh ini, Vietnam telah mengumumkan serangkaian langkah, termasuk meningkatkan impor, untuk mengurangi surplus perdagangannya dengan Washington. Pasalnya, surplus perdagangannya dengan AS melampaui US$123 miliar (Rp2.039 triliun) tahun lalu.

    Pemerintah AS memutuskan untuk menyuntikkan dana darurat kepada media penyiaran Radio Free Europe/Radio Liberty (RFE/RL) pada Selasa (25/3/2025). Hal ini karena kondisi media itu yang kekurangan uang pascaefisiensi yang telah dicanangkan Trump sebelumnya.

    Mengutip RT, dana yang akan diberikan sebesar US$7,46 juta atau setara Rp123 miliar, dan akan dicairkan oleh Badan Media Global AS (USAGM). Uang yang akan dicairkan ini untuk menutupi operasional periode antara 1 dan 14 Maret, sehari sebelum Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang secara efektif membubarkan operasi USAGM.

    “Kami berharap pencairan dana dua minggu yang segera diberikan Kongres kepada RFE/RL akan membuat kami tetap bertahan sampai pengadilan memutuskan kasus yang lebih luas,” kata Presiden dan CEO RFE/RL Stephen Capus dalam sebuah pernyataan.

    “Merupakan pelanggaran hukum untuk menolak dana yang telah dialokasikan Kongres untuk RFE/RL untuk sisa tahun fiskal ini.”

    Trump sendiri telah memiliki niat untuk mengecilkan USAGM dan juga lembaga di bawahnya seperti RFE/RL. Penasehat Khusus Trump untuk USAGM, Kari Lake, berjanji untuk mengecilkan lembaga tersebut ke ukuran seminimal mungkin yang diizinkan secara hukum, dengan menggambarkan lembaga tersebut sebagai “kebusukan besar dan beban bagi pembayar pajak Amerika” dan berpendapat bahwa lembaga tersebut “tidak dapat diselamatkan.”

    Di sisi lain, sejumlah pekerja telah membawa tindakan efisiensi Trump ke pengadilan karena hal ini dapat mengancam sejumlah besar posisi karyawan di dua media itu. Seorang pengacara Departemen Kehakiman AS yang mewakili USAGM, Abigail Stout, berpendapat bahwa lembaga tersebut berhak untuk menghentikan hibah tersebut jika RFE/RL melanggar ketentuan yang diuraikan dalam Undang-Undang Penyiaran Internasional.

    “Undang-undang tersebut sebenarnya masih mempertimbangkan bahwa lembaga tersebut dapat menghentikan hibah,” katanya.

    AS Segera Kena Bencana Resesi di Pertengahan 2025

    Bayangan resesi di Amerika Serikat (AS) semakin nyata. Hal ini setidaknya terlihat dari sejumlah survei selama Maret 2025.

    Terbaru, survei triwulanan CNBC CFO Council, mengatakan sekitar 60% eksekutif memperkirakan resesi AS akan terjadi pada paruh kedua tahun ini. Sementara sisanya, 15%, mengatakan resesi akan terjadi di 2026.

    “Banyak eksekutif … merasa khawatir tentang prospek perang dagang dan Gedung Putih yang memberikan indikasi bahwa secara ideologis ada perubahan besar dalam kebijakan ekonomi global,” tulis laman CNBC International pada Rabu.

    “Pesan yang berubah-ubah dari Presiden (Donald) Trump yang terus menambah kebingungan pada proses perencanaan tarif tidak membantu.”

    Para CFO mengatakan mereka sulit melakukan navigasi perusahaan secara efektif. Rata-rata mengatakan “ekstrem”, “mengganggu”, dan “agresif”.

    “Perjalanan liar,” tegas beberapa CFO. Perlu diketahui, survei Dewan CFO merupakan contoh pandangan dari kepala keuangan di berbagai organisasi besar di berbagai sektor ekonomi AS. Setidaknya ada 20 responden yang disertakan dalam survei Q1 yang dilakukan antara 10 Maret dan 21 Maret.

    Amerika Tabuh Genderang Perang Baru dengan China

    Amerika Serikat melarang perusahaan Amerika menjual produk dan layanan mereka ke puluhan perusahaan teknologi China. Langkah ini diambil untuk menghambat perkembangan industri teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), di China.

    CNBC International melaporkan bahwa Departemen Perdagangan AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump menambahkan 80 perusahaan baru ke “daftar entitas” milik mereka. Sebelum berbisnis dengan perusahaan yang ada di dalam daftar tersebut, perusahaan AS harus meminta izin pemerintah.

    Alasan pembatasan adalah untuk melindungi keamanan nasional dan kepentingan AS. Khusus di sektor teknologi, AS ingin membatasi akses pemerintah China atas teknologi komputer kuantum dan exascale (komputer dengan kemampuan pengolahan data sangat cepat).

    Sebanyak 50 dari 80 perusahaan yang baru masuk daftar berasal dari China. Mereka “diblokir” karena terlibat dalam pengembangan AI canggih, chip, dan komputer super untuk kepentingan militer. Dua perusahaan disebut sebagai pemasok teknologi untuk Huawei dan HiSilicon, yang sudah lebih dulu masuk di dalam daftar.

    Sebanyak 27 perusahaan China disebut menggunakan produk AS untuk mendukung modernisasi militer China, sedangkan 7 perusahaan terlibat dalam pengembangan kapabilitas teknologi kuantum China.

    “Penambahan ini adalah upaya memperbesar jaring dengan sasaran negara pihak ketiga, titik transit, dan perantara,” kata Alex Capri dari National University of Singapore.

    Selama ini, perusahaan China berhasil menembus blokade teknologi AS lewat pihak ketiga.

    “Pemerintah AS akan terus melacak potensi penyelundupan semikonduktor canggih buatan Nvidia,” kata Capri.

    Industri AI China dalam beberapa bulan terakhir berkembang sangat cepat menyusul saingan mereka di AS. Pemicunya adalah adopsi model AI open-source, seperti DeepSeek yang lebih mudah dan murah untuk diakses dibanding model AI buatan AS.

    (fab/fab)

  • Taktik Trump Selamatkan Elon Musk Usai Boikot Tesla-Starlink

    Taktik Trump Selamatkan Elon Musk Usai Boikot Tesla-Starlink

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tanda-tanda kehancuran Elon Musk kian nyata. Boikot Tesla meluas, ditandai dengan penyerangan terhadap showroom Tesla di beberapa negara, hingga pemilik Tesla yang ramai-ramai ‘membuang’ mobil mereka.

    Penjualan Tesla juga anjlok dan sahamnya kian merosot hingga 31% pada tahun ini. Sentimen buruk terhadap sikap politik Musk menjadi pendorong anjloknya kerajaan bisnis orang terkaya di dunia tersebut.

    Bukan cuma Tesla, layanan internet berbasis satelit Starlink di bawah SpaceX milik Musk juga mulai ditinggal. Fenomena ini terjadi di Inggris. Banyak pelanggan Starlink berencana atau sudah beralih dari layanan tersebut.

    Trump Turun Tangan 

    Melihat nasib Musk yang kian merana, Presiden AS Donald Trump tak tinggal diam. Beberapa saat lalu, Trump blak-blakan menyebut aksi penyerangan showroom Tesla sebagai tindakan terorisme.

    Trump juga menyebut aksi boikot Tesla sebagai tindakan ilegal. Ia bahkan menunjukkan aksi solidaritas terhadap Musk dengan membeli unit mobil Tesla baru.

    Tak berhenti sampai di situ, baru-baru ini Menteri Perdagangan AS di bawah pemerintahan Trump, Howard Lutnick, meminta pejabat pemerintah untuk inisiatif broadband di daerah terpencil untuk memprioritaskan penggunaan Starlink milik Musk.

    Menurut laporan Financial Times, Lutnick bahkan menyebut nama Musk dalam perintah ke para petugas pemerintahan. Perintah Lutnick ini dibocorkan oleh Evan Feinman yang menjalankan program broadband di daerah terpencil AS.

    “Tujuan yang jelas dari arahannya adalah untuk meningkatkan jumlah satelit yang digunakan tanpa mempertimbangkan pertimbangan lain,” kata Feinman kepada Financial Times, dikutip dari Gizmodo, Rabu (26/3/2025).

    Starlink menggunakan satelit di orbit rendah Bumi (LEO) yang menawarkan kecepatan internet yang lebih mumpuni ketimbang layanan internet berbasis ruang angkasa yang lebih lama seperti HughesNet.

    Kritik Starlink

    Kendati demikian, Feinman menjadi kritikus yang blak-blakan terhadap penggunaan Starlink sebagai pengganti serat optik. Pasalnya, ia menilai internet berbasis satelit tidak dapat mencapai jenis kecepatan yang diharapkan dari infrastruktur berbasis darat.

    Ia menilai transmisi bolak-balik ke luar angkasa mengakibatkan terjadi delay yang signifikan untuk beberapa skenario penggunaan. Hal ini mengakibatkan gangguan sinkronisasi ketika melakukan panggilan video atau game multipemain.

    Feinman menjelaskan Starlink mudah disediakan pada awalnya, karena pelanggan hanya memerlukan parabola. Namun, Feinman berpendapat warga pedesaan AS akan mendapatkan layanan yang kurang berkualitas untuk jangka panjang.

    Feinman dapat digambarkan sebagai mantan karyawan yang tidak puas dengan perintah pemerintah. Namun, protes yang ia kemukakan dan ditolak mentah-mentah merupakan contoh nyata dari pengaruh Musk di Gedung Putih yang menguntungkan kerajaan bisnisnya dengan mengorbankan orang lain.

    Presiden Trump telah menggunakan platformnya untuk mempromosikan kendaraan Tesla di tengah anjloknya penjualan, dan lembaga lain telah mempertimbangkan untuk memberikan kontrak kepada perusahaan Musk.

    Semuanya digadang-gadang sebagai imbalan pemerintah Trump terhadap sumbangan Musk senilai hampir US$300 juta (Rp4,9 triliun) untuk mendukung kampanye pemenangan Trump dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS pada 2024 lalu.

    Starlink Pernah Ditolak Biden

    Upaya terbaru Musk untuk menjadi jantung internet pedesaan AS bukanlah kejutan besar. Selama pemerintahan Joe Biden, Komisi Komunikasi Federal (FCC) menolak subsidi hampir US$900 juta (Rp14,9 triliun) untuk SpaceX melalui program Bead, dengan mengatakan layanannya tidak memenuhi harapan terkait kecepatan.

    Bead, sebutan untuk program internet pedesaan, adalah inisiatif senilai US$42,45 miliar (Rp703 triliun) yang diluncurkan di bawah pemerintahan Biden untuk memperluas pita lebar berkecepatan tinggi di komunitas pedesaan.

    Selain menolak subsidi untuk Musk, Bead juga menerima kritik dari Partai Republik karena belum ada layanan yang diluncurkan melalui program yang berusia 3 tahun itu. Setidaknya 3 negara bagian bersiap untuk memulai uji coba yang tepat saat Trump mulai memimpin untuk masa jabatan keduanya.

    (fab/fab)