Tag: Elon Musk

  • Terungkap, Elon Musk Ternyata Dapat Tugas Khusus dari Trump

    Terungkap, Elon Musk Ternyata Dapat Tugas Khusus dari Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tim Departemen Efisiensi Pemerintah atau DOGE yang dikepalai Elon Musk kabarnya menggunakan serangkaian teknologi untuk menjalankan tugas dari presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Mereka mengadopsi kecerdasan buatan (AI) untuk melakukan pengawasan.

    Dua sumber yang dikutip Reuters mengatakan AI digunakan untuk mengawasi komunikasi pada setidaknya satu lembaga federal yang tidak suka dengan Trump dan agendanya. Ini dilakukan khususnya pada Badan Perlindungan Lingkungan (EPA).

    Menurut Reuters, sejumlah manajer EPA telah diberitahu bahwa tim Musk meluncurkan AI untuk melakukan pemantauan pekerjaan. Termasuk mencari bahasa yang memusuhi Trump dan juga Musk, dikutip Rabu (8/4/2025).

    DOGE disebut melakukan pemantauan aplikasi dan software yang digunakan oleh lembaga. Kedua sumber mengatakan salah satu yang diawasi adalah Microsoft Teams.

    Seorang sumber menyebutkan Grok, chatbot yang juga dimiliki Musk, digunakan pula oleh tim DOGE. Tugasnya untuk menjadi bagian pekerjaan mereka saat melakukan pemangkasan.

    Untuk komunikasi, tim DOGE memilih menggunakan aplikasi Signal. Reuters mencatat ini bisa melanggar aturan penyimpanan catatan federal.

    Sebab, Signal memiliki fitur agar pesan bisa diatur untuk hilang dalam waktu tertentu. Penggunaan aplikasi pertukaran pesan itu membuat khawatir soal praktik keamanan data.

    “Jika mereka menggunakan Signal dan tidak melakukan back up tiap pesan ke file federal, maka telah melawan hukum,” kata ahli etika pemerintah dari Universitas Washington, Kathleen Clark.

    Musk diketahui memang mendorong Trump menggunakan AI untuk mengganti pekerjaan pemerintah. Konsepnya model AI akan mengambil data pemerintah untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.

    (fab/fab)

  • Elon Musk Minta Pembatalan Tarif Impor Baru Langsung ke Trump

    Elon Musk Minta Pembatalan Tarif Impor Baru Langsung ke Trump

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru saja merilis rincian pengenaan tarif impor baru pada sejumlah negara. Elon Musk yang masuk dalam kabinet Trump, – DOGE (Departement of Government Efficiency) dilaporkan meminta langsung kepada Trump untuk pembatalan tarif impor baru.

    “CEO Tesla Elon Musk mengajukan permohonan langsung kepada Trump, namun tidak berhasil untuk membalikkan tarif selama akhir pekan lalu,” Washington Post melaporkan pada hari Senin dengan mengutip dua orang yang mengetahui hal tersebut.

    Pihak Gedung Putih dan Musk belum menanggapi permintaan komentar dari Reuters atas laporan tersebut.

    Musk sebelumnya berpendapat dampak tarif mobil Presiden AS Donald Trump terhadap Tesla bisa sangat signifikan.

    “Penting untuk dicatat bahwa Tesla TIDAK tanpa cedera di sini. Dampak tarif terhadap Tesla masih signifikan,” kata Musk dalam sebuah posting di X.

    Bisnis Tesla yang dimiliki Elon Musk mulai ‘babak belur’ usai dia bergabung dengan pemerintahan Donald Trump. Sikap politik Musk memicu gelombang protes hingga aksi vandalisme terhadap produk Tesla, ternyata cukup berimbas jelek ke bisnis Musk.

    Di sisi lain, BYD kembali mengamankan posisinya sebagai produsen kendaraan listrik teratas dunia. Berdasarkan data penjualan yang dirilis Counterpoint Research, pada periode kuartal pertama (Januari-Maret) 2025, BYD mengirimkan 416.388 unit mobil listrik. Angka itu lebih banyak dari penjualan mobil listrik Tesla yang tercatat sebanyak 336.681 unit.

    Kemudian, saham Tesla turun sejak Musk bekerja untuk pemerintah.

    Diberitakan Reuters, para ekonom yakin bahwa tarif tersebut dapat memicu kembali inflasi, meningkatkan risiko resesi AS, dan meningkatkan biaya untuk rata-rata keluarga AS sebesar ribuan dolar, potensi kerugian bagi seorang presiden yang berkampanye dengan janji untuk menurunkan biaya hidup.

    Dr. Kishore Kulkarni selaku profesor ekonomi di MSU Denver memprediksi, harga kendaraan di AS akan meroket mulai pekan depan. Bahkan, efeknya akan makin terasa di bulan-bulan berikutnya.

    “Tidak diragukan lagi, harga mobil pekan depan akan lebih mahal ketimbang hari ini,” ujar Kulkarni, dikutip dari CBS News, Selasa (8/4).

    Dengan kebijakan baru yang dicanangkan Trump, semua mobil di AS akan terdampak, termasuk mobil impor atau rakitan lokal. Kulkarni menjelaskan, mobil merupakan industri yang kompleks. Sebab, sekalipun disebut ‘buatan dalam negeri’, komponennya masih tetap bergantung dari negara lain.

    Bahkan, kata dia, Tesla yang kerap diagung-agungkan sebagai mobil Amerika saja masih menggunakan suku cadang impor dari negara rekanan.

    “Untuk banyak mobil, perakitan ada di suatu tempat, mesinnya dari suatu tempat, suku cadang bodinya ada di suatu tempat. Jadi jelas, mobil adalah komoditas yang sangat kompleks yang membutuhkan banyak barang impor dan input impor, dan oleh karena itu, perusahaan mobil akan menemukan cara untuk beradaptasi dengan semua ini,” kata Kulkarni.

    (riar/rgr)

  • Nasib Apple Sudah di Ujung Tanduk, Digempur China dan Trump

    Nasib Apple Sudah di Ujung Tanduk, Digempur China dan Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Saham-saham perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) kembali melemah. Salah satu yang mengalaminya adalah Apple.

    Saham perusahaan produsen iPhone itu tercatat turun 5% pada penutupan perdagangan Selasa (8/4/2025). Hal yang sama terjadi pada saham produsen mobil listrik Tesla. Perusahaan milik Elon Musk itu mengalami penurunan sebesar 5%, demikian dikutip dari CNBC Internasional.

    Sementara indeks Nasdaq, yang sarat akan saham teknologi, terjun lebih dari 2% setelah sempat melesat hingga 4,6% di awal sesi.

    Di satu sisi, saham Meta Platforms, Alphabet (induk Google), Amazon, Microsoft, dan Nvidia juga ditutup di zona merah.

    Sebelumnya, pasar sempat bergairah di tengah harapan bahwa AS dapat mencapai kesepakatan dagang dengan sejumlah pemimpin dunia untuk menurunkan tarif impor.

    Namun, optimisme itu memudar setelah muncul kekhawatiran bahwa negosiasi tersebut tidak akan menghasilkan kesepakatan sebelum tarif resiprokal mulai diberlakukan hari ini, Rabu 9 April 2025.

    Rencana tarif besar-besaran yang digulirkan oleh Presiden Donald Trump telah memicu gejolak ekstrem di pasar dalam tiga sesi terakhir.

    Volume perdagangan pada awal pekan ini mencatat rekor tertinggi dalam hampir dua dekade, seiring spekulasi bahwa Gedung Putih mungkin menunda penerapan tarif tersebut.

    Pada Jumat pekan lalu, Nasdaq mencatatkan pekan terburuk dalam lima tahun terakhir. Kelompok saham “Magnificent Seven” kehilangan kapitalisasi pasar hingga US$1,8 triliun hanya dalam dua hari perdagangan.

    Sektor semikonduktor juga tak luput dari tekanan pasar. ETF VanEck Semiconductor merosot 2,7% setelah sempat mencatatkan kenaikan.

    Saham Broadcom menguat tipis 1% usai mengumumkan rencana pembelian kembali saham senilai US$10 miliar hingga akhir tahun ini.

    Di sisi lain, Advanced Micro Devices (AMD) ambles 6%, dan pemasok Apple, Qorvo, anjlok sekitar 10%. Saham Intel dan Micron Technology masing-masing turun 7% dan 4%.

    Meski tidak termasuk dalam daftar tarif terbaru, produsen chip mulai tertekan akibat kekhawatiran bahwa tarif tambahan bisa mengurangi permintaan terhadap produk berbasis chip dan menghambat laju ekonomi. Pelaku pasar juga memperkirakan sektor ini berpotensi terdampak tarif di masa mendatang.

    Harga iPhone Naik Gila-gilaan

    Apple menjadi salah satu raksasa teknologi yang paling berdampak atas tarif impor balas dendam Trump. Tantangan ini dialami ketika Apple juga menghadapi persaingan ketat di China sebagai pasar HP terbesar di dunia. 

    Kinerja penjualan iPhone sepanjang 2024 turun 12,6% secara tahun-ke-tahun (YoY). Apple harus mencari cara untuk kembali meningkatkan minat beli masyarakat, tetapi tarif impor Trump seakan menjadi pukulan tambahan.

    Tarif Trump diperkirakan membuat harga iPhone 16 Pro Max naik hingga US$ 350 (Rp 5,84 juta) di AS. Kenaikan harga tersebut adalah hasil hitung-hitungan analis dari UBS. Menurut mereka, harga iPhone yang diproduksi di China bakal naik 30 persen di tahapan ritel.

    Harga iPhone 16 Pro Max di AS, produk HP buatan Apple yang paling mahal, kini adalah US$ 1.199 (sekitar Rp 20 juta). Artinya, harga baru iPhone 16 Pro Max setelah kena tarif Donald Trump adalah sekitar Rp 26 juta.

    Adapun, harga iPhone 16 Pro diperkirakan naik US$ 120 (Rp 2 juta) dari US$ 999 menjadi US$ 1.119 jika diproduksi di India.

    Harga saham Apple sudah merosot 20% dalam 3 hari perdagangan setelah pengumuman tarif Trump. Kapitalisasi pasar Apple pun sudah menguap US$ 640 miliar.

    “Berdasarkan pemantauan kami di level perusahaan, banyak ketidakpastian soal kenaikan biaya produksi bakal ditanggung bersama dengan pemasok, sejauh apa bisa diteruskan ke konsumen, dan jangka waktu tarif,” kata Sundeep Gantori dari UBS.

    Mayoritas aktivitas manufaktur Apple berlangsung di China, yang dikenakan tarif 54% oleh Trump. Trump juga menetapkan tarif tinggi untuk negara lokasi produksi Apple lainnya seperti India, Vietnam, dan Thailand.

    JPMorgan Chase memperkirakan Apple akan mengerek harga produk mereka sekitar 6% di seluruh dunia akibat pemberlakuan tarif baru Trump.

    (fab/fab)

  • 12 Fakta Terbaru Perang Dagang: Trump Ancam Tarif China 104%-AS Resesi

    12 Fakta Terbaru Perang Dagang: Trump Ancam Tarif China 104%-AS Resesi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berhasil membuat gaduh dunia pekan lalu lewat penetapan tarif tinggi untuk setiap negara, termasuk Indonesia. RI akan dikenai tarif resiprokal atau timbal balik hingga 32% akibat besarnya defisit AS ke Indonesia.

    Kebijakan tarif Trump memicu ketidakpastian global hingga saling serang perang dagang. Dampak yang dapat dirasakan rupiah diperkirakan akan besar mulai dari kaburnya investor asing di pasar keuangan Tanah Air hingga gejolak eksternal yang tinggi.

    Berikut fakta lainnya terkait tarif Trump terhadap negara di dunia, seperti dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Selasa (8/4/2025).

    1.Trump Berlakukan Tarif Resiprokal ke RI Cs Besok

    Trump akan tetap memberlakukan kebijakan tarif resiprokal alias tarif timbal balik untuk produk impor dari berbagai negara Rabu, 9 April esok. Ini pun tidak terkecuali produk dari Indonesia.

    Melansir CNBC International, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengungkapkan Pemerintahan Trump akan tetap teguh dalam tarif timbal baliknya pada mitra dagang utama AS. Bahkan dalam menghadapi aksi jual di pasar saham global.

    Aksi jual di bursa saham AS dan di seluruh dunia kompak terjadi setelah Trump mengumumkan tarif baru pada 2 April waktu setempat. Selain bea masuk dasar 10% pada semua barang impor, Trump mengumumkan pungutan yang lebih tinggi pada impor dari 57 negara, yang akan diberlakukan mulai 9 April 2025 mendatang.

    “Tarif akan tetap berlaku. Dia mengumumkannya, dan dia tidak bercanda. Tarif akan datang. Tentu saja mereka (berlaku),” kata Lutnick.

    “Tidak ada penundaan. Mereka pasti akan tetap di tempat selama berhari-hari dan berminggu-minggu. Presiden perlu mengatur ulang perdagangan global. Semua orang memiliki surplus perdagangan dan kita memiliki defisit perdagangan,” tambahnya.

    2.Trump Ancam China, Kena Tarif 104%

    Trump mengatakan akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50% atas impor dari China jika Beijing tidak mencabut kebijakan tarif balasannya pada Selasa. China ini terjadi, tarif barang China di AS akan menjadi 104%.

    Ancaman yang dirilis melalui platform Truth Social ini menandai eskalasi terbaru dari konflik dagang yang telah menyebabkan kejatuhan pasar saham global selama tiga hari berturut-turut, sejak Trump mengumumkan perang tarif terhadap mitra dagang AS pekan lalu. Sebelumnya 2 April, Gedung Putih mengumumkan pengenaan tarif 34% terhadap impor dari China, yang kemudian dibalas Beijing dengan memberlakukan tarif yang sama terhadap barang-barang asal AS.

    “China memberlakukan kenaikan tarif sebesar 34% meskipun saya telah memperingatkan bahwa setiap negara yang membalas terhadap AS dengan menerapkan tarif tambahan akan segera dikenai tarif baru yang jauh lebih tinggi, di atas tarif yang telah diberlakukan sebelumnya,” tulis Trump dalam pernyataannya.

    “Jika China tidak menarik kembali kenaikan tarif sebesar 34% tersebut, yang datang di atas praktik perdagangan abusive mereka selama bertahun-tahun, AS akan mengenakan tarif TAMBAHAN sebesar 50% yang mulai berlaku pada 9 April 2025,” tegas Trump.

    “Selain itu, seluruh pembicaraan dengan China terkait permintaan pertemuan mereka akan dihentikan!” tulisnya. “Negosiasi dengan negara-negara lain yang juga meminta pertemuan akan langsung dimulai.”

    Sebelumnya, AS sudah memberikan tarif 10% ke barang China, 5 April. Barang China juga sudah dikenai tarif 20% di awal tahun ini.

    3.Eropa Siapkan Tarif Balasan 25% untuk AS

    Komisi Eropa mengajukan tarif balasan sebesar 25% terhadap berbagai produk asal AS. Langkah ini merupakan respons langsung atas kebijakan tarif Trump terhadap baja dan aluminium dari Eropa, yang dinilai oleh Uni Eropa sebagai tindakan proteksionis sepihak yang merugikan hubungan dagang jangka panjang.

    Menurut dokumen yang diperoleh Reuters, Komisi Eropa menetapkan bahwa sebagian tarif tersebut akan mulai berlaku pada 16 Mei. Sementara sisanya akan diterapkan pada 1 Desember.

    Produk-produk yang dikenai tarif sangat beragam, mulai dari berlian, telur, benang gigi, sosis, hingga unggas. Adapun tarif untuk produk seperti almond dan kedelai akan diberlakukan pada Desember.

    Kepala urusan perdagangan Uni Eropa, Maros Sefcovic, membei penjelasan. Ia menyatakan bahwa meskipun tarif balasan ini dirancang untuk memberikan tekanan, nilainya diperkirakan akan lebih kecil dari estimasi awal sebesar 26 miliar euro.

    “Langkah ini menunjukkan komitmen kami untuk menjaga keseimbangan dalam hubungan perdagangan internasional tanpa memperkeruh situasi yang sudah tegang,” ujar Sefcovic, dilansir Reuters pada Selasa.

    Namun demikian, Komisi Eropa telah menghapus beberapa produk sensitif dari daftar awal yang disusun pada Maret lalu. Produk-produk seperti bourbon, wine, dan produk susu dicoret dari daftar tersebut setelah Trump mengancam akan menerapkan tarif balasan sebesar 200% terhadap minuman beralkohol dari Eropa jika tarif terhadap bourbon diberlakukan.

    4.Risiko Resesi AS Meningkat Pasca Tarif Trump

    Raksasa perbankan Goldman Sachs telah menaikkan prakiraan resiko resesi di AS sebanyak dua kali pada pekan lalu. Hal ini terjadi setelah Trump menjatuhkan tarif kepada seluruh negara dunia.

    Mengutip Reuters, Goldman awalnya menaikkan estimasinya dari 20% menjadi 35% awal pekan lalu karena kekhawatiran bahwa tarif yang direncanakan Trump akan mengguncang ekonomi global. Beberapa hari kemudian, Trump mengumumkan bea masuk yang lebih tinggi dari yang diperkirakan, yang telah memicu aksi jual di pasar global.

    Kemudian pada Minggu, Goldman kembali menaikkan peluang resesi AS menjadi 45% dari 35%. Hal ini karena kekhawatiran bahwa tarif tidak hanya akan memicu inflasi AS tetapi juga memicu tindakan pembalasan dari negara-negara lain, seperti yang telah diumumkan China.

    Lembaga itu juga menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi AS untuk tahun 2025. Dari sebelumnya 1,5% menjadi 1,3%.

    Goldman sebelumnya memperkirakan bank sentral, Federal Reserve (The Fed/Fed), akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin masing-masing dalam tiga pertemuan berturut-turut. Namun, sekarang lembaga keuangan itu melihat peluang yang besar akan adanya pemangkasan suku bunga pertama pada bulan Juni, bukan Juli.

    Senada dengan Goldman, setidaknya tujuh bank investasi terkemuka telah menaikkan perkiraan risiko resesi mereka. JPMorgan memperkirakan kemungkinan resesi AS dan global sebesar 60%, dengan kontraksi dalam ekonomi AS 0,3%, secara triwulanan.

    Dari sisi kebijakan moneter, JPMorgan memperkirakan adanya penurunan suku bunga di setiap pertemuan Fed pada tahun 2025 mulai bulan Juni mendatang. Raksasa perbankan itu juga meramal adanya penurunan lagi pada Januari yang akan menaikkan kisaran tertinggi suku bunga acuan menjadi 3%.

    Sementara itu, Wells Fargo Investment Institute (WFII) memperkirakan pertumbuhan 1% dalam ekonomi AS setelah tarif. WFII juga memperkirakan tiga kali penurunan suku bunga di tahun ini.

    5.Tarif Trump Jadi Bumerang ke Jet Tempur F-47 AS

    Pembalasanan China atas tarif Trump mulai memukul industri pertahanan dan kedirgantaraan Negeri Paman Sam. Beijing mulai mengambil langkah untuk mengenakan tarif 34% atas barang AS serta mengekang ekspor mineral tanah jarang atau rare earth, termasuk pada itrium, yang penting bagi mesin jet tempur.

    Kementerian Perdagangan China mengatakan tujuh kategori logam tanah jarang sedang dan berat, termasuk samarium, gadolinium, terbium, disprosium, lutetium, skandium, dan barang-barang terkait itrium akan masuk dalam daftar ini. Surat kabar pemerintah China, Global Times, juga mengumumkan kontrol ekspor pada barang-barang yang terkait dengan tungsten, telurium, bismut, molibdenum, dan indium.

    Sumber industri mengatakan kepada Reuters bahwa langkah Beijing ini menjadi perhatian bagi beberapa produsen kedirgantaraan dan pertahanan AS. Hal ini karena ketergantungan pabrikan Negeri Paman Sam pada itrium asal China.

    “China membuat daftar itu secara strategis. Mereka memilih hal-hal yang penting bagi ekonomi AS,” kata direktur American Rare Earths, Mel Sanderson, seperti dilansir Newsweek.

    Langkah balasan China ini terjadi hanya dua minggu setelah Trump mengumumkan bahwa Boeing telah mendapatkan kontrak untuk mengembangkan F-47 yang dirancang untuk menggantikan F-22 Raptor dan menjadi tulang punggung armada generasi berikutnya Angkatan Udara AS.

    “Pesawat siluman seperti F-47 bergantung pada unsur tanah jarang seperti neodymium, praseodymium, dysprosium, dan terbium untuk magnet, aktuator, dan sistem radar berkinerja tinggi,” menurut konsultan SFA Oxford.

    6.Nilai Tukar Dolar AS Dibuka Tembus Rp 16.850

    Nilai tukar rupiah ambles terhadap dolar AS di tengah ketidakpastian global hingga saling serang perang dagang. Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa dibuka pada posisi Rp16.850/US$, rupiah atau melemah 1,78%.

    Depresiasi pada rupiah hari ini berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan 27 Maret 2025 yang menguat 0,12%. Sementara indeks dolar AS (DXY) tercatat melemah 0,21% ke angka 103,04.

    7.IHSG Dibuka Langsung Trading Halt

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka turun 9,19% atau 598,56 ke 5.912,06. Ini terjadi usai libur panjang lebaran, akibat sentimen negatif tarif dagang Presiden AS, Donald Trump.

    Hampir semua saham-saham berkapitalisasi besar mengalami jatuh yang dalam pada pembukaan perdagangan pagi ini. Indeks LQ45 tercatat jatuh 11,31% atau 83,05 poin ke 651,46.

    Akibatnya, pada perdagangan pagi ini, IHSG dibuka langsung mengalami trading halt karena turun 9,19%. Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa langsung melakukan tindakan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pukul 09:00:00 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).

    “Perdagangan akan dilanjutkan pada pukul 09:30:00 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan. Tindakan ini dilakukan karena terdapat penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 8%,” ujar Kautsar Primadi Nurachmad, selaku Sekretaris Perusahaan BEI, dålam pernyataannya.

    Dia mengatakan, BEI melakukan upaya ini dalam rangka menjaga perdagangan saham agar senantiasa teratur, wajar, dan efisien sesuai dengan Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dan diatur lebih lanjut pada Surat Keputusan Direksi BEI nomor Kep-00002/BEI/04-2025.

    8. Raksasa Teknologi Tumbang Akibat Tarif Trump

    Kebijakan tarif resiprokal baru yang diumumkan Trump berdampak besar pada sektor teknologi. Setidaknya saham tujuh perusahaan anjlok dan menghapus US$2 triliun (Rp 33.700 triliun) dari nilai gabungannya.

    Reuters melaporkan saham Tesla dibuka ambles 7% menjadi US$223 (Rp 3,7 juta). Ini menjadi penurunan paling besar di antara 7 raksasa teknologi yang dijuluki ‘The Magnificent 7’.

    Saham Apple merosot 4,8%. Sementara perusahaan lainnya, Alphabet (induk perusahaan Google), Microsoft, Amazon, Meta (induk Instagram, Facebook, dan WhatsApp) serta Nvidia menurun antara 1,5% hingga 4,8%.

    Hal ini terjadi karena investor khawatir adanya dampak perang tarif global dari kebijakan Trump. Analis Dan Ives mengatakan akan adanya ‘bencana ekonomi tarif’.

    Ives menjelaskan Apple memiliki dampak paling besar dari kebijakan ini. Khususnya karena sebagian besar iPhone dirakit di China.

    Saat masa jabatan pertama Trump, Apple mendapatkan pengecualian kebijakan tarif AS pada China. Namun para analis ragu perusahaan akan mendapatkan hal serupa.

    Dampaknya akan terasa pada harga iPhone. Misalnya akan sulit memproduksi harga awal model Pro dengan nilai US$1.000 untuk memproduksi smartphone di AS.

    “Menurut kamu, konsep iPhone di AS tidak mungkin dilakukan dengan US$1.000. Harga akan naik drastis membuat sulit dipahami,” ucap Ives.

    Dukungan Elon Musk, CEO Tesla, pada Trump dan politik sayap kanan Eropa juga menjadi tantangan sendiri bagi perusahaan mobil listrik. Karena menurut Ives, menimbulkan krisis merek bagi Tesla.

    9.Singapura Respons Tarif Trump

    Singapura akan membentuk gugus tugas nasional untuk mendukung bisnis dan pekerja. Ini menjadi tanggapan atas tarif baru AS yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan memengaruhi lapangan kerja dan upah di negeri itu.

    Pernyataan disampaikan PM Lawrence Wong, Selasa. Gugus tugas, yang diketuai oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Perdagangan dan Industri Gan Kim Yong, akan mencakup perwakilan dari badan ekonomi Singapura, Federasi Bisnis Singapura, Federasi Pengusaha Nasional Singapura, dan Kongres Serikat Buruh Nasional.

    Mengutip Channel News Asia (CNA), Wong di parlemen melaporkan bahwa gugus tugas akan membantu bisnis dan pekerja mengatasi ketidakpastian langsung, memperkuat ketahanan, dan beradaptasi dengan lanskap ekonomi baru. Tarif tersebut diperkirakan akan meredam pertumbuhan global dalam waktu dekat, yang akan memukul permintaan eksternal untuk sektor-sektor yang bergantung pada ekspor Singapura seperti manufaktur dan perdagangan grosir.

    “Ketidakpastian global dan sentimen yang menurun, juga akan berdampak pada beberapa industri jasa, termasuk keuangan dan asuransi,” tambah pria yang pernah menjabat sebagai menteri keuangan Singapura itu.

    “Meskipun Singapura mungkin atau mungkin tidak mengalami resesi tahun ini, ekonominya akan terdampak secara signifikan,” tambahnya.

    Di sisi lain, Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura sedang meninjau perkiraan pertumbuhannya tahun 2025 sebesar 1 hingga 3%. Ada kemungkinan revisi ke bawah.

    “Pertumbuhan yang lebih lambat akan berarti lebih sedikit kesempatan kerja dan kenaikan upah yang lebih kecil bagi pekerja,” katanya.

    “Dan jika lebih banyak perusahaan menghadapi kesulitan atau merelokasi operasinya kembali ke AS, akan ada lebih banyak pemutusan hubungan kerja dan kehilangan pekerjaan,” tambahnya.

    Wong mengatakan tarif tersebut mengonfirmasi kenyataan pahit. Bahwa era globalisasi berbasis aturan dan perdagangan bebas telah berakhir.

    10.Vietnam Beli Semua Barang AS

    Pemerintah Vietnam pada Selasa menegaskan langkahnya ke tarif Trump. Negeri itu akan membeli lebih banyak barang AS termasuk produk keamanan dan pertahanan.

    Ini dilakukan guna menunda tarif besar yang akan diberlakukan Washington besok, Rabu. Negara produsen utama Asia Tenggara itu akan dikenai bea masuk sebesar 46%.

    PM Vietnam telah meminta Trump untuk menunda penerapan tarif setidaknya selama 45 hari untuk memberi waktu bagi perundingan. Pham Minh Chinh mengatakan Vietnam akan mendekati dan bernegosiasi dengan Amerika untuk mencapai kesepakatan bilateral, “bergerak menuju neraca perdagangan yang berkelanjutan”.

    “Mereka juga akan terus membeli lebih banyak produk AS yang kuat dan diminati Vietnam, termasuk produk yang terkait dengan keamanan dan pertahanan; mendorong pengiriman awal kontrak perdagangan pesawat,” tulis AFP menyebut laman media lokal.

    Sebelumnya Pemimpin Tertinggi Vietnam, To Lam juga telah mengirim surat kepada Trump untuk meminta penundaan tarif. Menurut salinan yang dilihat oleh AFP, Lam mengatakan bahwa ia telah menunjuk Wakil Perdana Menteri Ho Duc Phoc untuk bertindak sebagai kontak utama dengan pihak AS mengenai masalah tersebut, dengan tujuan mencapai kesepakatan sesegera mungkin.

    Ia juga berharap dapat bertemu Trump di Washington pada akhir Mei untuk menyelesaikan masalah tersebut. Trump sendiri membenarkan pembicaraan dengan Lam seraya menyebutnya dialog yang sangat produktif.

    “Langkah-langkah tersebut mengancam akan merusak secara signifikan model pertumbuhan Vietnam saat ini, yang sangat bergantung pada ekspor ke AS,” kata analis risiko negara senior di firma riset BMI, Sayaka Shiba.

    Ia mengatakan bahwa, dalam skenario terburuk, Vietnam dapat mengalami penurunan produk domestik bruto (PDB) tahun ini hingga 3%. Bursa Vietnam tak melakukan perdagangan Senin namun turun sekitar 6% pada Selasa ini.

    11.Malaysia Mulai Dialog ke Trump

    Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menyebut negaranya akan segera mengirim para pejabat ke AS. Mereka akan memulai dialog terkait tarif Trump.

    Hal ini disampaikan Anwar dalam Konferensi Investasi Asean (AIC) 2025. Ia menyebut perdagangan Malaysia dengan AS telah lama menjadi model keuntungan bersama namun tarif dapat berakhir merugikan semua pihak.

    “Namun, kami tidak percaya pada diplomasi megafon,” ujarnya menyinggung AS yang menetapkan tarif 24% untuk barang-barang Malaysia yang masuk ke negara itu.

    “Sebagai bagian dari diplomasi lunak kami untuk keterlibatan yang tenang, kami akan mengirim para pejabat ke Washington untuk memulai proses dialog,” muat The Star.

    Di sisi lain, Anwar mengatakan Malaysia akan beradaptasi seperti biasanya. Ia menyebut negaranya bermaksud untuk tetap menjadi mitra dagang yang setia dengan AS tapi tetap akan melakukan apa pun untuk melindungi kepentingan ekonominya sendiri.

    “Angin mungkin berubah, tetapi kita tidak akan terombang-ambing. Strategi diversifikasi perdagangan kami sudah mulai berkembang pesat,” katanya.

    “Ini termasuk terlibat secara proaktif dengan Amerika Serikat untuk mencapai hasil yang saling menguntungkan dan pada saat yang sama, mendiversifikasi dan memperkuat hubungan kami dengan semua pasar perdagangan utama di seluruh Uni Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika,” tambahnya.

    “Upaya-upaya ini tidak terjadi begitu saja. Upaya-upaya ini berlangsung di tengah meningkatnya ketidakpastian, yang melampaui pilihan kebijakan satu negara mana pun.”

    Anwar mencatat bahwa globalisasi, yang dulunya dianggap terus maju, kini tampaknya mundur dengan bangkitnya kembali proteksionisme, rantai pasokan yang dikonfigurasi ulang, dan multilateralisme yang semakin dibicarakan di masa lalu. Ia mengatakan bahwa dalam lingkungan ini, ASEAN menonjol sebagai mercusuar harapan dan kepositifan karena blok tersebut tetap berkomitmen secara luas terhadap keterbukaan, kerja sama, dan keberlanjutan kelembagaan.

    “Total perdagangan barang kita mencapai US$3,5 triliun. Namun, angka ini tidak dijamin. Dengan rentetan tarif yang melanda dunia dengan cepat dan dahsyat, kita menyaksikan terkikisnya tatanan global. Oleh karena itu, ASEAN harus lebih mengandalkan dirinya sendiri,” katanya.

    “Kita harus bergerak melampaui retorika menuju eksekusi. Liberalisasi tarif di kawasan ini sebagian besar telah selesai, tetapi penyelarasan regulasi, logistik lintas batas, dan konektivitas digital masih belum selesai,” jelasnya.

    Sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Anwar menyebut Malaysia akan memprioritaskan revitalisasi platform strategis seperti ASEAN Plus Three sebagai mekanisme ketahanan ekonomi. Ia mengatakan tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump bukanlah tantangan pertama bagi multilateralisme, dan juga bukan yang terakhir.

    “Jika ASEAN dapat menahan diri dengan tetap terbuka, pragmatis, dan kohesif, ASEAN mungkin akan menjadi salah satu negara terakhir yang percaya pada dunia yang bekerja lebih baik jika bekerja sama,” ujarnya.

    12.AS Sebenarnya Sudah Resesi

    Amerika Serikat (AS) diyakini sudah masuk ke jurang resesi. Hal ini dikatakan oleh CEO perusahaan investasi publik dan swasta dengan aset US$11 triliun pada akhir tahun 2024, BlackRock, Larry Fink.

    Ia mengatakan banyak pemimpin bisnis percaya ekonomi Paman Sam sudah mengalami penurunan yang signifikan. Pernyataannya itu berdasarkan pendapat pemimpin bisnis AS yang ia temui.

    “Kebanyakan CEO yang saya ajak bicara akan mengatakan bahwa kita mungkin sedang mengalami resesi saat ini,” tegas Fink di sebuah acara untuk Economic Club of New York, dikutip CNBC International, Selasa.

    “Seorang CEO secara khusus mengatakan bahwa industri penerbangan adalah burung di tambang batu bara- burung kenari di tambang batu bara- dan saya diberitahu bahwa burung kenari itu sudah sakit,” tambah Fink.

    Ia juga mengatakan bahwa kebijakan tarif Presiden Donald Trump dapat memberikan tekanan ke atas pada inflasi. Bahkan mempersulit Federal Reserve (The Fed/Fed) untuk memangkas suku bunga, yang sering dilakukan bank sentral selama resesi.

    “Gagasan bahwa Federal Reserve akan melonggarkan kebijakan empat kali tahun ini, saya tidak melihat peluang itu,” ujarnya.

    “Saya jauh lebih khawatir bahwa kita dapat mengalami inflasi tinggi yang akan menaikkan suku bunga jauh lebih tinggi daripada saat ini,” jelasnya.

    Menurut alat CME FedWatch, penetapan harga di pasar berjangka dana federal saat ini menunjukan banyak pihak memperkirakan bank sentral akan menurunkan suku bunga acuannya setidaknya 1 poin persentase pada akhir tahun. Ini dapat berupa empat kali pemotongan sebesar 0,25 poin persentase.

    (sef/sef)

  • Kiamat HP Segera Tiba, Penggantinya Sudah Ada

    Kiamat HP Segera Tiba, Penggantinya Sudah Ada

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kiamat handphone atau HP yang kita gunakan sehari-hari akan segera tiba. Ini terbukti karena sudah banyak ahli yang merancang perangkat penggantinya.

    Seperti yang dilakukan oleh Jony Ive, mantan Chief Design Officer Apple yang dikenal sebagai sosok di balik desain iPhone dan MacBook.

    Ive kabarnya tengah mengembangkan perangkat baru yang didukung kecerdasan buatan (AI). Meski orang-orang yang tahu soal proyek menegaskan bahwa perangkat ini bukan HP pada umumnya, tapi fungsinya kemungkinan akan menyerupai HP dalam banyak hal.

    Proyek ini muncul setelah kabar pada September tahun lalu yang menyebut bahwa Jony Ive bekerja sama dengan CEO OpenAI, Sam Altman, untuk menciptakan perangkat AI generasi baru.

    Perangkat tersebut tengah dikembangkan oleh io products, sebuah startup yang diluncurkan oleh Sam Altman dan LoveFrom, firma desain milik Jony Ive.

    Menurut laporan dari The Information, OpenAI dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk mengakuisisi io products secara penuh, yang menandakan betapa eratnya proyek ini dengan teknologi AI generatif milik OpenAI.

    Rencana akuisisi tersebut diyakini dapat mempercepat proses pengembangan dan peluncuran perangkat, demikian dikutip dari Phone Arena, Selasa (8/4/2025).

    Sumber yang mengetahui proyek ini menyebutkan bahwa desain perangkat masih dalam tahap pengembangan. Beberapa konsep yang tengah dieksplorasi mencakup bentuk tanpa layar-sering disebut sebagai “ponsel tanpa layar”-hingga perangkat rumah tangga pintar yang dikendalikan oleh AI.

    Dengan kata lain, perangkat ini mungkin akan sulit diklasifikasikan secara konvensional, meskipun istilah “ponsel” tetap sering muncul saat orang mencoba menjelaskannya.

    Meski detailnya masih terbatas, satu hal yang jelas adalah tim di balik proyek ini tidak hanya ingin menciptakan aksesori kecil, melainkan mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi.

    Kata Elon Musk dan Mark Zuckerberg soal kepunahan HP

    Baru-baru ini, CEO Meta Mark Zuckerberg mengungkap prediksi yang menghebohkan. Ia mengatakan dominasi smartphone sebagai perangkat sehari-hari saat ini akan tergantikan oleh smartglasses atau kacamata pintar.

    Bahkan, Zuckerberg memprediksi fenomena itu akan mulai terlihat di pengujung dekade ini atau 2030 mendatang.

    Ternyata, sebelumnya miliarder Elon Musk juga pernah menyinggung soal kepunahan smartphone dan penggantinya.

    Berbeda dengan Zuckerberg, Musk mengatakan pengganti smartphone masa depan adalah Neuralink, yakni produk chip otak yang saat ini sudah bisa membuat manusia lumpuh mampu menjalankan komputer hanya dengan telepati otak.

    Hal ini disampaikan Musk beberapa saat lalu di X. Kala itu ada akun parodi Not Elon Musk (@iamnot_elon) yang bertanya ke netizen “apakah Anda akan menginstal antarmuka Neuralink untuk mengontrol ponsel hanya melalui pikiran?”.

    Musk kemudian menjawab tweet itu dengan menyebut, “di masa depan tak ada lagi HP, hanya Neuralink,” kata dia, dikutip dari DeccanHerald.

    (fab/fab)

  • Proyek Besar Elon Musk Gagal Total, Ada Apa?

    Proyek Besar Elon Musk Gagal Total, Ada Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu impian besar Elon Musk adalah menciptakan robotaxi di bawah Tesla. Robotaxi adalah taksi otomatis tanpa sopir yang sudah lebih dulu dikembangkan Waymo milik Alphabet.

    Selain itu, banyak perusahaan China yang juga sudah meluncurkan layanan komersial robotaxi. Bahkan, beberapa kota di China sudah ‘lumrah’ dengan keberadaan robotaxi.

    Namun, mimpi besar Musk untuk meningkatkan persaingan Tesla di industri robotaxi terancam gagal total. Padahal, Musk telah menjanjikan sistem mobil otomatis kepada investor sekitar satu dekade lalu.

    Namun hingga kini belum ada kemajuan apapun dari proyek besar tersebut. Tesla baru mengadopsi sistem otomatis sebagian saja. Tenggat yang diumbar Musk untuk merilis robotaxi pada Juni mendatang belum kelihatan tanda-tanda realisasinya.

    Sistem Tesla di Amerika Serikat (AS) bernama Full Self Driving (FSD) itu menggunakan kamera dan software. Keduanya akan menavigasi mobil secara otomatis ke jalanan hingga melakukan pengereman maupun merespon lampu lalu lintas, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (8/4/2025).

    Meski begitu, Tesla tetap mengingatkan pentingnya kontrol manusia di balik kemudi mobil. Dalam buku petunjuk, sistem mengharuskan pengguna memegang kemudi dengan tangan dan memperhatikan kondisi jalanan sekitar.

    Aspek keamanan dan keselamatan jadi kekhawatiran yang muncul dengan sistem FSD. Banyak pengguna yang mengabaikan ketentuan dan menggunakannya tanpa memegang kemudi.

    Sejumlah laporan tabrakan yang mengakibatkan cedera dan kematian juga terus terdengar.

    Di sisi lain, Tesla juga harus mendapatkan tantangan karena pilihan politik Musk. Dia diketahui sebagai pendukung setia Donald Trump hingga akhirnya menjadi bagian pemerintahan kedua presiden AS itu.

    Musk memimpin tim Departemen Efisien Pemerintah atau dikenal sebagai DOGE. Tugasnya memangkas tenaga kerja dan anggaran pemerintah.

    Setidaknya data dari Challenger Gray menyebutkan tim DOGE membuat lebih dari 280 ribu rencana PHK dan kontraktor federal pada 27 lembaga selama dua bulan terakhir.

    Hal ini jelas menimbulkan reaksi keras pada Tesla. Perusahaan mendapatkan berbagai aksi protes, boikot hingga aksi kriminal vandalisme, yang membuat pelanggan beralih ke merek lain.

    Hambatan Tesla untuk mewujudkan robotaxi juga dipicu perang dagang terbaru yang ditetapkan Trump. Padahal, banyak komponen Tesla yang dibeli dari China, salah satu negara yang kena tarif tinggi dari Trump.

    (fab/fab)

  • Elon Musk Makin Terpuruk, Blak-blakan Kritik Trump

    Elon Musk Makin Terpuruk, Blak-blakan Kritik Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan Elon Musk dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump agaknya merenggang gara-gara kebijakan tarif yang bikin dunia geger.

    Pada pekan lalu, Trump mengumumkan kebijakan tarif baru untuk beberapa negara, termasuk Indonesia. Tarif itu beragam dan disebut Trump sebagai ‘resiprokal’, meski mendulang kontroversi dari berbagai pihak terkait makna resiprokal tersebut.

    Singkatnya, kebijakan tarif Trump membuat barang-barang dari luar negeri yang masuk ke AS akan mendapat tarif pajak lebih mahal. Imbasnya, akan terjadi kenaikan harga jual yang dibebankan ke konsumen.

    Musk blak-blakan menolak kebijakan tersebut, mengingat perusahaannya akan berdampak. Salah satunya, banyak komponen Tesla yang harus diimpor dari China.

    Sepanjang akhir pekan lalu, Musk mendorong kebijakan ‘zero-tariff’ untuk mendorong perdagangan dunia.

    “Saya berharap akan ada kesepakatan bahwa baik Eropa maupun Amerika Serikat harus bergerak secara ideal, menurut pandangan saya, menuju situasi tanpa tarif, yang secara efektif menciptakan zona perdagangan bebas antara Eropa dan Amerika Utara,” kata Musk melalui video call, dikutip dari NewRepublic, Selasa (8/4/2025).

    “Itulah yang saya harapkan terjadi. Selain itu, kebebasan yang lebih besar bagi orang untuk berpindah antara Eropa dan Amerika Utara jika mereka ingin bekerja di Eropa, jika mereka ingin bekerja di Amerika, menurut saya mereka seharusnya diizinkan melakukannya. Jadi, itu tentu saja merupakan saran saya kepada presiden,” ia menambahkan.

    Selain itu, Musk juga membagikan klip video yang menunjukkan ekonom konservatif Milton Friedman menjelaskan pentingnya kemudahan dalam impor dan ekspor global dalam menjaga sistem harga. Ia memberi contoh proses produksi pensil yang menggunakan kayu, grafit, dan logam.

    Untuk membuat harganya terjangkau, maka komponen-komponen pembentuknya yang tersedia di berbagai negara perlu diperdagangkan secara mudah.

    “Inilah sebabnya operasi pasar bebas sangat penting. Bukan cuma untuk mempromosikan efisiensi produksi, tetapi juga mendorong harmoni dan perdamaian dunia,” kata Friedman dalam klip video yang dibagikan Musk.

    Harmoni dan perdamaian ekonomi sepertinya bukan prioritas pemerintahan Trump. Sejak dilantik pada Januari lalu, Trump terus-terusan mendorong perang dagang dengan negara-negara ‘musuh’ seperti China dan Rusia. Namun, kebijakan terbarunya berdampak pada banyak negara lain termasuk Indonesia.

    Dampaknya, pasar saham ramai-ramai anjlok dan Tesla adalah salah satu yang paling parah. Reuters melaporkan saham Tesla dibuka ambles 7% menjadi US$223. Sepanjang 2025, saham Tesla sudah ambruk 37%.

    Padahal, Musk merupakan salah satu pendukung militan Trump untuk memenangkan pemilu AS. Tak hanya menyebar propaganda di X, Musk juga menggelontorkan uang senilai US$52 miliar.

    Ia juga harus menelan pil pahit karena boikot Tesla yang meluas, imbas sikap politiknya yang mendukung Trump.

    (fab/fab)

  • Petaka Tarif Trump, 7 Raksasa Teknologi Tumbang Seketika

    Petaka Tarif Trump, 7 Raksasa Teknologi Tumbang Seketika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan tarif resiprokal baru yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berdampak besar pada sektor teknologi. Setidaknya saham tujuh perusahaan anjlok dan menghapus US$2 triliun (Rp 33.700 triliun) dari nilai gabungannya.

    Reuters melaporkan saham Tesla dibuka ambles 7% menjadi US$223 (Rp 3,7 juta). Ini menjadi penurunan paling besar di antara 7 raksasa teknologi yang dijuluki ‘The Magnificent 7’.

    Saham Apple merosot 4,8%. Sementara perusahaan lainnya, Alphabet (induk perusahaan Google), Microsoft, Amazon, Meta (induk Instagram, Facebook, dan WhatsApp) serta Nvidia menurun antara 1,5% hingga 4,8%.

    Hal ini terjadi karena investor khawatir adanya dampak perang tarif global dari kebijakan Trump. Analis Dan Ives mengatakan akan adanya ‘bencana ekonomi tarif’.

    Ives menjelaskan Apple memiliki dampak paling besar dari kebijakan ini. Khususnya karena sebagian besar iPhone dirakit di China.

    Saat masa jabatan pertama Trump, Apple mendapatkan pengecualian kebijakan tarif AS pada China. Namun para analis ragu perusahaan akan mendapatkan hal serupa.

    Dampaknya akan terasa pada harga iPhone. Misalnya akan sulit memproduksi harga awal model Pro dengan nilai US$1.000 untuk memproduksi smartphone di AS.

    “Menurut kamu, konsep iPhone di AS tidak mungkin dilakukan dengan US$1.000. Harga akan naik drastis membuat sulit dipahami,” ucap Ives.

    Dukungan Elon Musk, CEO Tesla, pada Trump dan politik sayap kanan Eropa juga menjadi tantangan sendiri bagi perusahaan mobil listrik. Karena menurut Ives, menimbulkan krisis merek bagi Tesla.

    Kebijakan AS memang langsung memunculkan banyak masalah. Termasuk aksi balas dendam yang dilakukan China setelah dikenakan tarif impor 34%.

    Tak butuh waktu lama, China mengumumkan membebankan tarif serupa untuk barang yan berasal dari AS. Trump kemudian mengancam akan mengenakan tarif tambahan hingga 50% jika Beijing tak mencabut aturannya.

    (fab/fab)

  • Dealer-dealer Tesla di Eropa Dirusak, Mobil Dibakar

    Dealer-dealer Tesla di Eropa Dirusak, Mobil Dibakar

    Jakarta

    Penyerangan dan aksi perusakan terhadap mobil serta dealer Tesla terjadi juga di Eropa. Aksi ini diyakini sejalan dengan penolakan terhadap Elon Musk yang kini merapat ke pemerintahan Donal Trump.

    Dikutip dari Guardian, pada Sabtu akhir pekan lalu, ada tujuh mobil Tesla dibakar di dealer yang berlokasi di Ottersberg, Jerman. Kejadian serupa merambat ke Swedia.

    Dilaporkan dua dealer Tesla di Stockholm dan Malmo dirusak oleh orang tak dikenal, Senin (31/3) waktu setempat. Perusakan dilakukan dengan menyemprotkan cat berwarna oranye.

    Yang terbaru terjadi di Italia. Meski belum diketahui pasti apa penyebabnya, ada 17 mobil Tesla terbakar pada sebuah dealer di Kota Roma.

    Meski penyelidikan sampai kini masih dilakukan, kepolisian anti teror Italia diturunkan untuk membantu menangani kasus ini. Menteri dalam negeri Italia bahkan sudah menyurati kepolisian untuk meningkatkan pengamanan pada dealer-dealer Tesla di Italia, sebagai langkah antisipasi adanya ‘serangan’ susulan.

    Pada beberapa video yang diposting di media sosial X, terlihat api besar dihasilkan dari kebakaran mobil Tesla tersebut. Melalui akun resmi miliknya, Musk menyebut apa yang terjadi di Roma sebagai ‘terorisme’.

    Global backlash continues against US oligarch Musk as Tesla vehicles mysteriously caught fire in Ottersberg, Germany. #TeslaTakeDown pic.twitter.com/WaJGBRIRnH

    — Anonymous (@YourAnonCentral) March 29, 2025

    Sejak Trump dilantik sebagai Presiden Amerika Srikat pada Januari 2025, Musk langsung menjadi orang yang berada di lingkaran dekat Trump. Musk juga diberi jabatan strategis pada ‘Department of Government Efficiency’.

    Ini kemudian memicu gelombang protes dan boykot terhadap mobil-mobil Tesla. Lebih dari itu, beberapa aksi perusakan juga terjadi di Amerika Serikat, yang kemudian menyebar hingga Eropa.

    Protes terhadap Musk dan Tesla sebenarnya lebih banyak yang berlangsung damai. Namun pada beberapa kasus muncul aksi perusakan, baik pada mobil Tesla maupun pada dealer-dealer kendaraan listrik tersebut.

    (din/sfn)

  • Anggota Kongres AS akan Ajukan Pemakzulan Trump dalam 30 Hari

    Anggota Kongres AS akan Ajukan Pemakzulan Trump dalam 30 Hari

    PIKIRAN RAKYAT – Anggota Kongres Partai Demokrat yakni Al Green mengatakan akan mengajukan pemakzulan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam waktu 30 hari.

    Hal tersebut ia lakukan karena menurutnya Donald trump tidak layak menjabat sebagai presiden.

    “Kita membutuhkan Senat yang kali ii benar-benar akan menghukumnya. Dan saya ingin kalian tahu, dari lubuk hati saya yang paling dalam, saya paham bahwa dia adalah sosok Goliat. Dia adalah Goliat,” ucapnya.

    Selain itu, ia juga mengatakan bahwa Trump mengendalikan para jenderal militer, mengendalikan Departemen kehakiman dan menguasai partai Republik.

    “Saya ingin Anda tahu Tuan Presiden, bahwa Daud ini akan mengajukan pasal-pasal pemakzulan terhadap Anda dalam 30 hari ke depan. Dalam waktu 30 hari, saya akan membawa naskah pemakzulan. Saya akan mengejar Anda. Tuan presiden, Daud ini akan mengejar Anda,” tambahnya.

    Sebagai informasi, ini bukan untuk pertama kalinya Green mencoba memakzulkan Trump. Sebelumnya ia sudah tiga kali mengajukan hal serupa selama masa jabatannya pertama Trump sejak tahun 2016 hingga 2020 tetapi semuanya gagal.

    Diketahui, pada Sabu, 5 April 2025 ribuan orang di berbagai kota Amerika Serikat masyarakat telah menggelar aksi protes menentang Trump dan kebijakan populisnya yang di kenal dengan slogan “America Great Again”.

    Para pengunjuk rasa pun membawa poster dengan tulisan “Hands Off! (jangan ganggu kami) sebagai bentuk penolakan kepada kebijakan Trump.

    Aksi tersebut digelar di hampir 1000 lokasi, termasuk di kota-kota besar seperti Washington, DC, New York, dan Boston. Para pengunjuk rasa tersebut mencapai ratusan ribu orang.

    Banyak pengunjuk rasa secara eksplisit menyoroti peran Trump dan Musik dengan poster bertuliskan Tidak ada yang memilih Elon Musk dan Tidak butuh Raja,Diktator, Fasis, dan Muskrat.”

    Aksi tersebut telah digagas oleh gerakan bernama 50501 yang merujuk pada misi mereka, “50 aksi protes di 50 negara bagian dalam satu gerakan.”

    Tidak hanya itu, melalui media sosial juga mereka melakukan perlawanan dengan pesan” Donald Trump dan Elon Musk berpikir negara ini milik mereka. Mereka mengambil semua yang bisa mereka kuasai dan menantang dunia untuk menghentikan mereka.”

    Aksi tersebut merupakan demonstrasi nasional keempat yang diselenggarakan oleh gerakan 50501 setelah sebelumnya menggelar protes pada 5 Februari, 17 Februari, dan 4 Maret 2025. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News