Tag: Elon Musk

  • Elon Musk Kurangi Peran di Pemerintahan, Kabinet Trump Ambil Alih Anggaran

    Elon Musk Kurangi Peran di Pemerintahan, Kabinet Trump Ambil Alih Anggaran

    Jakarta

    Orang terkaya di dunia sekaligus pendiri Tesla, Elon Musk, berencana untuk mengurangi waktu kerjanya di pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) menjadi satu-dua hari dalam seminggu.

    Melansir Reuters, Kamis (24/4/2025), pengurangan waktu kerja Musk di pemerintahan Trump ini dilakukan agar ia dapat fokus pada perusahaan mobil listrik Tesla yang saat ini sedang terpuruk. Di luar itu, sebagai karyawan pemerintah khusus mandatnya sebagai Kepala DOGE juga dikabarkan akan berakhir pada akhir Mei nanti.

    Melihat berkurangnya pengaruh Musk di DOGE, anggota kabinet Trump dengan cepat berusaha mengamankan kembali kendali atas anggaran dan kepegawaian pemerintahan. Selain itu mereka dengan sigap berupaya untuk mengurangi pengaruh karyawan DOGE di pemerintahan AS secara keseluruhan.

    Untuk diketahui, DOGE yang dibentuk Trump tepat setelah ia dilantik menjadi Presiden telah melakukan berbagai upaya efisiensi anggaran pemerintah. Di bawah pimpinan Musk, lembaga itu telah melakukan PHK massal terhadap ribuan PNS AS hingga pengurangan layanan kepada warga di seluruh pemerintah federal.

    Upaya efisiensi ini tentu mendapatkan banyak menimbulkan ketidaksenangan di kalangan staf pemerintah. Bahkan para sekretaris kabinet AS memandang cara kerja karyawan DOGE telah melanggar kewenangan mereka untuk mengangkat dan memberhentikan PNS.

    Sehingga dengan berkurangnya pengaruh Musk di DOGE, para sekretaris dan anggota kabinet Trump ini terus mendesak agar mereka dapat memiliki kendali lebih atas anggaran di masing-masing Kementerian dan Lembaga.

    “Para sekretaris kabinet secara konsisten mendorong kontrol yang lebih besar atas keputusan anggaran,” kata sumber yang mengetahui situasi tersebut kepada Reuters.

    “Tanpa kehadiran Musk yang menonjol sebagai penyeimbang, upaya mereka (kabinet Trump) untuk menerapkan pemotongan anggaran yang ditargetkan alih-alih pengurangan besar-besaran, kemungkinan akan terus berlanjut dengan lebih sedikit hambatan,” terang sumber itu lagi.

    Menurut sumber itu, pengaruh yang paling signifikan dari perebutan kendali ini adalah peningkatan kewenangan di kabinet itu sendiri. Di mana sekarang kepala lembaga atau Menteri memiliki keputusan akhir terkait proposal efisiensi mana yang akan dilanjutkan dan mana yang akan ditolak.

    “Kabinet akan memiliki lebih banyak otonomi dan tidak lagi memerlukan persetujuan Musk untuk setiap keputusan,” kata salah satu sumber.

    (igo/fdl)

  • Teknologi Mobil Listrik China Makin Ganas, Amerika Terpuruk

    Teknologi Mobil Listrik China Makin Ganas, Amerika Terpuruk

    Shanghai

    Lebih dari 70 merek otomotif asal China dan internasional akan memamerkan lebih dari 100 model di pameran Shanghai Auto Show minggu ini, yang semakin memperketat persaingan di negara itu. Para produsen memamerkan berbagai teknologi mutakhir.

    Merek China terlaris seperti BYD dan Geely diperkirakan jadi pusat perhatian di pameran dari 23 April hingga 2 Mei, sementara produsen asing seperti Volkswagen, Toyota, dan merek Cadillac dari General Motors juga akan tampil.

    Seiring perang harga, fitur kemudi otomatis terbaru jadi titik persaingan. Teknologi ini jadi alat penting produsen untuk menonjol. BYD mengungguli pesaing setelah mengumumkan akan menawarkan sistem bantuan pengemudi God’s Eye sebagai fitur gratis di seluruh jajaran, termasuk model entry level seharga sekitar USD 10.000.

    Regulator China sendiri ketat mengawasi, antara lain agar produsen tak sembarangan menyebut sistem kemudi otomatis dan melarang memperbaharui software bantuan pengemudi tanpa persetujuan pemerintah. Itu mendorong Tesla menghentikan uji coba software Full Self Driving (FSD) di China. Tesla juga mengubah nama FSD dan menyebutnya intelligent assisted driving.

    Raksasa teknologi Huawei juga mendesak kehati-hatian saat menggunakan sistem bantuan pengemudiannya. “Meskipun teknologi tersebut memberi kita bantuan yang baik, kita juga harus memperhatikan keselamatan berkendara,” sebut brand ambassador Huawei.

    Pada pameran otomotif Shanghai, merek Zeekr EV milik Geely berencana merilis model pertama yang dilengkapi teknologi bantuan pengemudi Level 3, yang berarti memungkinkan berkendara tanpa campur tangan manusia tapi tetap mengharuskan pengemudi memperhatikan jalan.

    Kendaraan energi baru China, termasuk model yang sepenuhnya bertenaga listrik dan hibrida bensin listrik, terus mengalami lonjakan penjualan. Kendaraan listrik menyumbang lebih dari setengah dari semua penjualan mobil baru di China, jauh lebih tinggi daripada di Amerika Serikat, Eropa, dan hampir semua pasar global lain.

    Tesla sebagai andalan AS pun terancam meski masih menguasai pasar China. Mereka sudah tak mengikuti Shanghai Auto Show sejak 2021 karena sempat ada insiden. Perusahaan yang dinakodhai Elon Musk itu terus kehilangan pangsa pasar, dari puncaknya 15% tahun 2020 jadi 9% kuartal pertama tahun ini. Secara global, penjualan Tesla juga menurun.

    Pesaing asal China makin agresif mengincar Tesla, yang lambat memperbarui modelnya. Misalnya, banyak pesaing Tesla Model Y akan memulai debut minggu ini dan menawarkan pengisian daya baterai lebih canggih, software kemudi otomatis, dan hiburan menarik dengan harga rendah, seperti Xpeng G6 dan Zeekr E6.

    “Ini adalah tsunami tekanan untuk model Tesla terlaris itu dan bukan hanya satu kendaraan yang mengalahkan Model Y, ada 12 sampai 13,” cetus pengamat otomotif, Lei Xing.

    (fyk/fay)

  • Banyak Wanita AS Ogah Punya Bayi, Rerata Usia Wanita Hamil Juga Makin Tua

    Banyak Wanita AS Ogah Punya Bayi, Rerata Usia Wanita Hamil Juga Makin Tua

    Jakarta

    Makin banyak wanita di Amerika Serikat (AS) yang enggan punya bayi. Sekitar 3,6 juta bayi lahir tercatat di AS pada 2024 menurut laporan baru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS.

    Tingkat kesuburan tahun lalu, 54,6 kelahiran untuk setiap 1.000 perempuan usia reproduksi, hanya meningkat kurang dari satu persen dari rekor terendah pada 2023, jauh di bawah dari tahun-tahun sebelumnya.

    Dikutip dari CNN, angka kesuburan AS mengalami tren penurunan selama beberapa dekade, dengan penurunan yang sangat tajam setelah resesi hebat pada 2008. Sempat terjadi peningkatan pada 2021 yang diduga berkaitan dengan COVID-19 saat banyak aktivitas harus dilakukan di rumah, tetapi tingkat tersebut dengan cepat kembali ke pola penurunan yang lebih konsisten.

    Para ahli mengatakan pergerakan tingkat kesuburan dari tahun ke tahun cenderung bertahap dan perubahan satu tahun, seperti peningkatan kecil tahun ini, tidak menunjukkan adanya pergeseran dalam tren jangka panjang.

    Data sementara terbaru, yang diterbitkan Pusat Statistik Kesehatan Nasional CDC, pada Rabu juga menunjukkan wanita saat ini memiliki anak di usia yang lebih tua. Berusia awal 30-an pada 2024, dengan lebih dari 95 kelahiran untuk setiap 1.000 wanita berusia 30 hingga 34 tahun.

    Sementara itu, kelahiran remaja dan kelahiran di antara wanita berusia awal 20-an menurun ke rekor terendah tahun lalu, laporan tersebut menunjukkan ada kurang dari 13 kelahiran untuk setiap 1.000 gadis remaja, turun 3 persen dari 2023. Tingkat kelahiran untuk wanita berusia 20 hingga 24 tahun, sekitar 56 kelahiran untuk setiap 1.000 wanita, hanya sedikit di atas wanita berusia akhir 30-an.

    Peningkatan kecil dalam angka kelahiran tahun lalu, sekitar 27.000 lebih banyak daripada 2023, didorong angka kelahiran yang lebih tinggi di kalangan perempuan Asia dan Hispanik, sementara angka tersebut menurun di kalangan perempuan Kulit Hitam, Kulit Putih, dan Indian Amerika.

    Inikah Pemicunya?

    Para ahli mengatakan ada banyak alasan mengapa perempuan mungkin menunda untuk memiliki anak atau tidak memiliki anak sama sekali, dengan keputusan yang dibentuk oleh keadaan sosial ekonomi, serta pengalaman masyarakat yang lebih luas dengan kesehatan reproduksi.

    AS menghadapi krisis perawatan kesehatan ibu, dengan lebih dari sepertiga wilayah negara tersebut tidak mendapatkan perawatan kesehatan ibu dan angka kematian ibu sangat tinggi, terutama di kalangan perempuan kulit hitam. Penelitian juga menunjukkan larangan aborsi di AS memperburuk kesenjangan kesehatan yang ada karena kelahiran meningkat pada populasi berisiko tinggi dan angka kematian bayi meningkat secara tidak proporsional.

    Di tengah kemerosotan angka kelahiran, muncul peningkatan retorika pronatalis oleh beberapa pejabat di sekitar Presiden Trump, tetapi mereka yang mendorong angka kelahiran yang lebih tinggi di AS belum menyusun rencana yang jelas tentang cara mendukung perempuan, bayi, dan keluarga.

    Elon Musk, yang memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah, mengatakan angka kelahiran yang rendah membuatnya terjaga di malam hari.

    “Umat manusia sedang sekarat,” katanya kepada Fox News bulan lalu.

    Wakil Presiden JD Vance mendukung aktivis antiaborsi pada pawai March for Life pada bulan Januari, beberapa hari setelah dilantik, dan menjelaskan tujuannya.

    “Masyarakat kita telah gagal mengenali kewajiban yang dimiliki satu generasi terhadap generasi lain sebagai bagian inti dari kehidupan bermasyarakat,” katanya.

    “Jadi, izinkan saya katakan dengan sangat sederhana, saya ingin lebih banyak bayi di Amerika Serikat.”

    Menteri Perhubungan Sean Duffy mengirim memo pada bulan Maret yang menjanjikan lebih banyak dana ke tempat-tempat dengan angka kelahiran yang lebih tinggi.

    Pada 2023, Trump mengatakan bahwa ia menginginkan ‘ledakan kelahiran’ di AS. Selama kampanye presiden 2024, ia menyebut dirinya sebagai ‘bapak IVF’, dan ia menandatangani perintah eksekutif pada bulan Februari untuk mengembangkan rekomendasi kebijakan guna memperluas akses dan keterjangkauan fertilisasi in vitro.

    Namun, program federal yang berfokus pada kesehatan reproduksi telah mengalami pukulan berat karena departemen Musk memimpin perubahan besar-besaran dalam pemerintahan federal.

    Dua pertiga dari divisi kesehatan reproduksi CDC telah dipotong. Program yang berfokus pada pengawasan aborsi, pedoman kontrasepsi, pengawasan IVF, penilaian risiko kehamilan, dan lainnya termasuk di antara program yang kehilangan seluruh tim, tanpa ada rencana untuk mempertahankannya.

    (naf/naf)

  • Video Trump soal Elon Musk Pangkas Waktu Kerja di DOGE untuk Fokus Tesla

    Video Trump soal Elon Musk Pangkas Waktu Kerja di DOGE untuk Fokus Tesla

    CEO Tesla sekaligus Ketua DOGE (Departemen Efisiensi Pemerintah AS/Department of Government Efficiency), Elon Musk, memutuskan untuk lebih fokus ke perusahaannya. Kabar ini tentunya sudah sampai ke telinga Presiden AS Donald Trump. Ini komentar Trump saat ditanya soal keputusan Elon itu…

  • Video Elon Musk Alihkan Lagi Fokusnya ke Tesla Dibanding DOGE, Ada Apa?

    Video Elon Musk Alihkan Lagi Fokusnya ke Tesla Dibanding DOGE, Ada Apa?

    Elon Musk memberitahu investor Tesla pada Selasa (22/4) bahwa waktu yang ia habiskan di Departemen Efisiensi Pemerintah Presiden AS Donald Trump akan turun secara signifikan mulai Mei. CEO Tesla ini menekankan ia akan lebih fokus pada perusahaannya. Apa yang terjadi?

  • Sistem Demokrasi Amerika Serikat Di Bawah Tekanan – Halaman all

    Sistem Demokrasi Amerika Serikat Di Bawah Tekanan – Halaman all

    Presiden ASDonald Trump baru kembali menjabat selama tiga bulan. Selama itu, Amerika Serikat mengalami gejolak besar yang mengguncang fondasi demokrasinya.

    Brookings Institute yang berbasis di Washington telah mengidentifikasi “retakan berbahaya dalam pilar-pilar demokrasi AS.” Serangan terhadap pilar-pilar ini terjadi pada beberapa tingkatan.

    Aturan hukum dan kepatuhan terhadap perintah pengadilan merupakan salah satu landasan demokrasi Barat – tetapi inilah yang semakin sering dipertaruhkan di Amerika Serikat.

    Pertama, pemerintahan Trump telah mengabaikan beberapa putusan pengadilan dan melakukan deportasi yang bertentangan dengan perintah pengadilan.

    Kasus Kilmar Abrego Garcia, yang secara keliru dideportasi ke penjara keamanan maksimum CECOT yang terkenal di El Salvador, menjadi sorotan luas. Mahkamah Agung AS telah memerintahkan pemerintah untuk mengupayakan agar Garcia segera dipulangkan ke AS. “Sejauh ini belum ada tindakan,” kritik Hakim Federal Paula Xinis dalam sebuah sidang.

    Hakim seperti James Boasberg, yang menentang pemerintahan Trump dan menangguhkan rencana deportasinya, dicemooh di depan umum sebagai “radikal sayap kiri yang gila.” Trump mengancam mereka dengan proses pemakzulan dan mempertimbangkan gagasan mengganti Boasberg dengan hakim yang lebih menguntungkannya.

    Pada saat yang sama, Trump menggunakan Departemen Kehakiman untuk menindak para pengkritiknya. Pada minggu-minggu pertama menjabat, ia telah memecat atau memindahkan sejumlah karyawan yang terlibat dalam penyelidikan terhadapnya.

    Trump juga mengampuni hampir semua 1.600 orang yang dihukum karena menyerbu Capitol pada 6 Januari 2021. Ia mengisi Kementerian Kehakiman dengan Pam Bondi, seorang pendukung partai yang sangat loyal kepadanya.

    Pembatasan terhadap kebebasan pers

    Pemberitaan kritis telah lama menjadi duri dalam daging Donald Trump. “Mereka korup dan ilegal,” katanya mengecam lembaga penyiaran besar AS seperti CNN dan MSNBC dalam pidatonya di Departemen Kehakiman pada pertengahan Maret.

    Ia menuduh mereka membuat laporan negatif tentang dirinya “97,6 persen sepanjang waktu” dan menjadi “lengan politik Partai Demokrat.” Selama kampanye pemilu, Trump telah mengancam akan mencabut izin penyiaran yang tidak diinginkan.

    Trump telah sepenuhnya menghentikan pendanaan untuk media internasional AS Voice of America (VoA) dan Radio Liberty – terancam ditutup.

    Pemerintahan Trump juga mencabut akreditasi kantor berita AP untuk ruang pers Gedung Putih karena menolak menyebut Teluk Meksiko sebagai “Teluk Amerika,” seperti yang diminta Trump. Sekali lagi, pengadilan telah menyatakan hal ini tidak dapat diterima – dan sekali lagi, pemerintah AS mengabaikannya. Wartawan AP tetap tidak diizinkan masuk ke Gedung Putih. Sekarang, selain AP, kantor berita Bloomberg dan Reuters tidak lagi memiliki jaminan tempat pada konferensi pers di Gedung Putih.

    Restrukturisasi aparatur negara

    Ketika Trump menyatakan dalam pidato kongresnya bahwa “hari-hari birokrat yang tidak pernah dipilih berkuasa” telah berakhir, ia disambut dengan tawa mengejek dari Partai Demokrat. Lagi pula, justru Elon Musk, penasihat presiden yang tidak pernah disahkan secara demokratis, yang sejak Januari memangkas seluruh aparatur negara agar sesuai dengan garis Trump.

    “Mereka tidak masuk ke lembaga dan departemen yang melakukan hal-hal yang mereka sukai. Mereka masuk ke lembaga publik yang tidak mereka setujui,” kritik Douglas Holtz-Eakin, mantan direktur Congressional Budget Office, pada bulan Februari.

    PHK massal juga terjadi di bidang pajak, lingkungan hidup, kesehatan, Pentagon dan kementerian lainnya. Regulasi lingkungan dikurangi, dan pengeluaran sosial dan kesehatan dipotong secara drastis. Badan bantuan pembangunan USAID dan lembaga-lembaga lain juga ikut dibekukan.

    Para petugas Trump juga diduga menggunakan kecerdasan buatan untuk memata-matai pejabat pemerintah. Setidaknya satu lembaga federal dikatakan telah memantau komunikasi internal dengan cara ini – diduga dengan tujuan menyaring dan memecat pegawai yang membuat pernyataan yang dianggap merugikan Trump. Beberapa pengeritik menyebut kebijakan itu sebagai “pembersihan politik” terhadap aparatur negara.

    Artikel ini pertama kali terbit di DW bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh: Hendra Pasuhuk

    Editor: Agus Setiawan

  • Elon Musk Lelah, Tak Tahan Bilang Banyak Orang Kejam ke Dirinya

    Elon Musk Lelah, Tak Tahan Bilang Banyak Orang Kejam ke Dirinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk dikabarkan akan segera mundur dari perannya di pemerintahan Amerika Serikat. Menurut laporan The Washington Post, Musk merasa lelah menghadapi serangan yang ia anggap kejam dan tidak etis dari pihak kiri politik.

    Musk saat ini menjabat sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintahan (Department of Government Efficiency/DOGE) dengan status pegawai khusus. Status ini akan berakhir pada akhir bulan depan, meskipun hingga kini belum jelas kapan tepatnya ia akan mundur.

    Sumber internal menyebutkan bahwa Musk percaya, kepergiannya tidak akan mengganggu kinerja DOGE karena para staf sudah berhasil menanamkan pengaruh di berbagai lembaga federal.

    Spekulasi soal rencana mundur Musk muncul seiring dengan berkurang pengaruhnya di pemerintahan Trump, demikian dikutip dari Independent, Rabu (23/4/2025).

    The New York Times melaporkan, Menteri Keuangan Scott Bessent mengganti pejabat pelaksana IRS (otoritas pajak AS) setelah mengeluhkan Musk yang memilih kandidatnya sendiri tanpa koordinasi. Selain itu, Musk juga dikritik karena sering membuat kebijakan pemotongan anggaran tanpa konsultasi dengan anggota kabinet lainnya.

    Di sisi lain, analis dari Wedbush Securities, Dan Ives, menyarankan agar Musk segera meninggalkan jabatan pemerintahan dan kembali fokus penuh pada Tesla.

    Ives menyebut Tesla sedang menghadapi situasi darurat akibat rusaknya reputasi yang ditimbulkan karena keterlibatan Musk dengan DOGE.

    “Tesla adalah Musk, dan Musk adalah Tesla. Siapapun yang menganggap kerusakan merek yang terjadi ini tidak nyata, sebaiknya berbicara langsung dengan calon pembeli mobil di AS, Eropa, dan Asia,” ujar Ives.

    Ives memperkirakan rusaknya citra Tesla bisa menyebabkan penurunan permintaan hingga 15%-20% secara permanen.

    Sementara itu, aturan internal yang Musk terapkan di DOGE juga menuai kontroversi. Ia mewajibkan seluruh pegawai federal mengirim email mingguan berisi lima aktivitas kerja mereka.

    Musk memperingatkan, jika tidak mengirim email akan dianggap sebagai pengunduran diri. Namun, hanya dua hari setelah kebijakan itu berlaku, Kantor Manajemen Personalia (OPM) menyatakan bahwa pengiriman email bersifat sukarela dan tidak akan dianggap sebagai pengunduran diri.

    Saat ini, kebijakan pengiriman email itu tidak lagi diterapkan secara konsisten di seluruh instansi federal. Banyak pegawai yang menganggap kewajiban tersebut hanya formalitas dan bahkan menjadikannya bahan lelucon.

    (dem/dem)

  • Jejak Politik Elon Musk jadi Bumerang bagi Tesla, Laba Anjlok 71% Kuartal I/2025

    Jejak Politik Elon Musk jadi Bumerang bagi Tesla, Laba Anjlok 71% Kuartal I/2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Tesla Inc. membukukan laba bersih sebesar US$409 juta atau setara Rp6,9 triliun (asumsi kurs Rp16.870 per US$) pada kuartal pertama tahun ini. Laba tersebut anjlok 71% persen dibanding periode yang sama tahun lalu salah satunya disebabkan sentimen atas politik Elon Musk. 

    Adapun total pendapatan perusahaan milik Elon Musk itu mencapai US$19,3 miliar atau Rp325,5 triliun.

    Melansir TechCrunch, Rabu (23/4/2025), ini adalah kuartal terburuk untuk penjualan mobil listrik (electric vehicle/EV) Tesla.

    Pendapatan Tesla ditopang oleh penjualan kredit pajak tanpa emisi senilai U$595 juta. Tanpa itu, perusahaan tersebut akan membukukan kerugian.

    Penurunan laba perusahaan juga bukan pertama kali terjadi. Pada kuartal pertama 2024, laba perusahaan juga turun 55% menjadi US$1,13 miliar jika dibandingkan periode yang sama 2023.

    Penjualan Tesla menghadapi sejumlah hambatan. Jajaran kendaraan listrik perusahaan tersebut sudah menua. Selain itu, produk terbarunya, Cybertruck, masih jauh dari kata populer.

    Tak hanya itu, politik sayap kanan Musk, serta keterlibatannya dalam pemerintahan Presiden AS Donald Trump, telah menciptakan reaksi keras terhadap merek Tesla.

    Di sisi lain, Tesla naik dalam perdagangan lantaran investor mempertimbangkan rencana perusahaan untuk memulai produksi EV yang terjangkau pada Juni 2025.

    Kendaraan ini akan menggunakan aspek platform generasi berikutnya yang menggerakkan robotaxi. Namun, teknologinya akan bergantung pada platform yang sudah ada pada Model Y dan Model 3.

    Dengan demikian, kendaraan yang lebih murah ini akan diproduksi pada jalur produksi yang sama dengan jajaran kendaraan saat ini.

    Selain itu, pernyataan Elon Musk yang akan mengurangi perannya di Departemen Efisiensi Pemerintah untuk lebih memfokuskan perhatian pada Tesla, turun menjadi sentimen positif.

    Namun, Tesla juga memperingatkan pemegang saham tentang bagaimana perang dagang dapat mempengaruhi bisnisnya ke depannya. 

    Perusahaan mengatakan tarif Trump dan perubahan sentimen politik dapat berdampak pada permintaan EV.

    Tesla mengatakan pihaknya mengambil tindakan untuk menstabilkan bisnis dalam jangka menengah hingga panjang. Namun, Tesla memperingatkan investor bahwa pihaknya tidak dapat mengatakan apakah akan mampu meningkatkan penjualan tahun ini.

  • China Makin Ganas, Amerika Makin Terpuruk

    China Makin Ganas, Amerika Makin Terpuruk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pameran otomotif terbesar di dunia, Shanghai Auto Show, resmi dibuka dan langsung menunjukkan dominasi China di pasar kendaraan listrik (EV) global.

    Lebih dari 70 merek otomotif dari China dan internasional memamerkan lebih dari 100 model baru atau penyegaran. Hal ini mempertegas betapa sengitnya persaingan di pasar EV terbesar dunia itu.

    Raksasa otomotif China seperti BYD dan Geely tampil sebagai bintang utama, sementara merek asing seperti Volkswagen, Nissan, Toyota, hingga General Motors lewat Cadillac, bersaing keras untuk mencuri perhatian.

    China kini memimpin revolusi kendaraan listrik dunia. Penjualan kendaraan energi baru (NEV), yang mencakup EV dan hybrid, kini sudah menyumbang lebih dari 50% dari seluruh penjualan mobil baru di China, jauh melampaui AS dan Eropa.

    Target tersebut bahkan tercapai lebih cepat dari proyeksi pemerintah China yang awalnya dipatok untuk 2030.

    Tesla Terpuruk

    Sementara itu, Tesla, ikon EV asal Amerika Serikat, kian terpuruk. Pangsa pasar Tesla di China merosot dari 15% pada 2020 menjadi hanya 9% di kuartal pertama 2025. Ini diperparah dengan penurunan penjualan global dan kontroversi CEO Elon Musk yang terlibat dalam politik AS.

    Kondisi Tesla di China juga diperburuk oleh absennya mereka di Shanghai Auto Show sejak 2021, setelah insiden protes konsumen. Sementara para pesaing lokal terus mengeluarkan model baru dengan cepat, Tesla tetap dengan ritme peluncuran produk yang lebih lambat.

    Analis independen otomotif Lei Xing bahkan menyebut fenomena ini sebagai “tsunami tekanan” untuk Tesla. “Bukan hanya satu, tapi ada 12 atau 13 model yang siap menumbangkan Model Y,” ujarnya, dikutip dari Reuters, Selasa (22/4/2025).

    Dalam pameran ini, sederet model baru dari merek-merek China seperti Xpeng G6 dan Zeekr E6 siap menantang dominasi Tesla Model Y, menawarkan teknologi baterai, fitur berkendara otomatis, hingga hiburan di dalam mobil yang lebih canggih dengan harga lebih murah.

    Tak hanya itu, pesaing utama Tesla, BYD, menggebrak pasar dengan melengkapi seluruh lini produknya. Bahkan merek ini merilis mobil listrik yang hanya seharga US$10.000, dengan sistem bantuan mengemudi canggih “God’s Eye” secara gratis. Ini makin mempersempit ruang gerak Tesla yang inovasinya mulai melambat.

    (fab/fab)

  • ‘Badai yang Sempurna buat Tesla’

    ‘Badai yang Sempurna buat Tesla’

    Jakarta

    Tesla punya tambahan penderitaan imbas kebijakan tarif baru Donald Trump. Situasi ini bak badai yang sempurna bagi perusahaan Elon Musk.

    Dikutip dari CNN Internasional, Elon Musk saat ini berada pada kondisi yang dilematis. Jika Musk melanjutkan hubungan dekatnya dengan Trump, perusahaan dapat kehilangan pelanggan potensial, baik di dalam maupun di luar negeri, yang tidak menyukai kebijakan Trump. Namun, jika Musk menjauhkan diri dari Trump, dia berisiko menimbulkan kemarahan Gedung Putih. Ini adalah situasi kalah-kalah, dan ini adalah jebakan yang dibuat Musk sendiri.

    Protes di luar showroom Tesla yang disertai dengan aksi vandalisme menjadi reaksi keras yang dihadapi Tesla dan Elon Musk.

    Musk telah membuat janji ambisius untuk armada robotaksi swakemudi dan robot humanoid, mengklaim bahwa mereka akan membuat perusahaan menjadi yang paling berharga di dunia.

    Dan Ives, seorang analis untuk Wedbush Securities mengatakan Musk menghadapi “situasi kode merah” jika dia melanjutkan perannya dalam pemerintahan Trump.

    “Musk perlu meninggalkan pemerintah, mengambil langkah besar kembali pada DOGE, dan kembali menjadi CEO Tesla penuh waktu,” kata dia.

    Tesla juga menghadapi persaingan yang meningkat dari pembuat mobil EV lainnya, terutama di China. Apalagi negeri Tiongkok jadi salah satu pasar terbesar Tesla. Seperti diketahui Amerika Serikat dan China sedang adu tarif tinggi.

    “Itu berubah menjadi mimpi buruk bagi Tesla dan bagi para investor,” kata Ives kepada CNN.

    “Tarif, kontroversi DOGE, kerusakan merek, ini adalah badai yang sempurna,” kata dia.

    Tesla sudah menghentikan pesanan mobil Model S dan Model X dengan harga lebih tinggi, yang dibuat di California, karena tarif pembalasan 125% Cina, tetapi model-model itu hanya sebagian kecil dari penjualan keseluruhannya. Tetapi Musk telah mengatakan bahwa biaya untuk Tesla bukan hal sepele.

    “Penting untuk dicatat bahwa Tesla TIDAK luput di sini. Dampak tarif pada Tesla masih signifikan,” katanya di platform media sosialnya, X.

    Dia telah menggembar-gemborkan rencana untuk layanan ride-hailing tanpa pengemudi di Austin, Texas, yang akan dimulai pada bulan Juni. Tetapi belum ada pembaruan. Sementara itu, Uber dan unit mobil tanpa pengemudi milik Google, Waymo, telah telah mengalahkan Tesla dengan dimulainya layanan taksi tanpa pengemudi bersama di kota itu.

    “Ini akan menjadi negatif besar untuk saham jika dia mendorong kembali (rencana robotaxi),” kata Ives.

    “Kita perlu mendengar kabar baik di sana, karena tidak akan ada kabar baik dalam hal pendapatan atau seperti apa sisa tahun ini secara finansial.”

    (riar/dry)