Tag: Elon Musk

  • Heboh Kabar Elon Musk akan Ditendang Tesla

    Heboh Kabar Elon Musk akan Ditendang Tesla

    Jakarta

    Laporan media ternama Wall Street Journal bikin heboh lantaran menyebut Tesla akan menendang Elon Musk sebagai CEO dan mencari pengganti orang terkaya di dunia itu. Menanggapinya, Chairman Tesla Robyn Denholm membantah bahwa dewan perusahaan memulai proses pencarian CEO baru untuk menggantikan Musk.

    Sebelumnya, WSJ melaporkan bahwa menurut sumber, dewan direksi Tesla menghubungi perusahaan penempatan eksekutif pada bulan Maret silam untuk mencari pengganti Musk.

    Seperti dikutip detikINET dari CNN, Denholm mengatakan dalam postingan di akun resmi Tesla, bahwa klaim tersebut sama sekali salah. Dewan sangat yakin dengan kemampuan Musk untuk terus menggeber rencana pertumbuhan yang menarik di masa mendatang.

    Beberapa bulan terakhir, Tesla memang goyah karena Musk menghabiskan sebagian besar waktu untuk Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) Gedung Putih. Harga saham Tesla anjlok 45% tahun ini sebelum pulih sedikit. Pada bulan April, perusahaan melaporkan penurunan tajam dalam penjualan dan laba pada kuartal pertama, dengan laba anjlok 71%.

    “Ini adalah pelanggaran etika sangat buruk bahwa @WSJ menerbitkan artikel yang sengaja palsu dan gagal menyertakan penyangkalan tegas sebelumnya oleh dewan direksi Tesla!” tulis Musk mengenai berita itu.

    Wall Street Journal sendiri mengeluarkan klarifikasi. “Tesla diberi kesempatan untuk memberikan pernyataan sebelum publikasi, yang tidak mereka lakukan,” kata juru bicara Journal.

    Musk sendiri memastikan takkan begitu aktif lagi di DOGE dan kembali fokus di Tesla. Hal itu disambut baik oleh pengamat. “Situasi Musk di DOGE mencapai titik kritis, tapi kami percaya bahwa kepala yang lebih dingin kini telah menang dan bahwa Dewan Direksi sekarang tidak secara aktif mencari pengganti Musk sebagai CEO,” tulis Dan Ives, pengamat dari Wedbush.

    Pada rapat Kabinet, Presiden Donald Trump berterima kasih kepada Musk atas pengabdiannya dalam peran di pemerintahannya, yang secara resmi akan segera berakhir.

    “Anda telah diperlakukan tidak adil, tetapi sebagian besar orang di negara ini benar-benar menghormati dan menghargai Anda dan seluruh ruangan ini dapat mengatakan itu dengan sangat tegas. Anda benar-benar telah menjadi bantuan yang luar biasa,” kata Trump kepada Musk.

    (fyk/rns)

  • Tesla Dikabarkan Cari Pengganti Elon Musk, Ini Kata Direksinya

    Tesla Dikabarkan Cari Pengganti Elon Musk, Ini Kata Direksinya

    Jakarta, CNBC Indonesia — Saham Tesla bergerak stagnan dalam perdagangan pra-pasar pada hari Kamis, setelah produsen kendaraan listrik itu membantah laporan Wall Street Journal bahwa dewan direksinya tengah mencari pengganti kepala eksekutif Elon Musk.

    Laporan tersebut, yang mengutip komentar seorang informan, mengatakan bahwa anggota dewan Tesla menghubungi beberapa firma pencarian eksekutif untuk menyusun proses formal guna menemukan CEO perusahaan berikutnya. Menyusul berita tersebut, saham Tesla anjlok hingga 3%, sebelum memangkas kerugian.

    Pimpinan Tesla Robyn Denholm menulis di platform media sosial X bahwa laporan itu “sama sekali tidak benar.”

    “Sebelumnya hari ini, ada laporan media yang secara keliru mengklaim bahwa Dewan Tesla telah menghubungi firma perekrutan untuk memulai pencarian CEO di perusahaan tersebut,” tulisnya, dikutip Kamis (1/5/2025).

    Denholm melanjutkan dengan menegaskan bahwa CEO Tesla adalah Elon Musk dan mengatakan dewan perusahaan sangat yakin akan kemampuannya untuk terus melaksanakan rencana pertumbuhan “yang menarik di masa mendatang.”

    Kabar tersebut muncul setelah penurunan tajam dalam penjualan dan laba perusahaan kendaraan listrik raksasa itu, dengan laba bersih dan laba kotornya tidak mencapai estimasi pada kuartal pertama. Musk telah mengakui bahwa keterlibatannya dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump dapat merugikan harga saham perusahaan pembuat mobil itu.

    Musk yang merupakan mega miliarder itu mengatakan dalam paparan kinerja Tesla minggu lalu bahwa ia berencana untuk menghabiskan hanya satu “atau dua hari per minggu” untuk menjalankan Departemen Efisiensi Pemerintah AS mulai bulan Mei.

    (mkh/mkh)

  • Sstt.. Ada Kabar Elon Musk Bakal Dilengserkan, Saham Tesla Terjun!

    Sstt.. Ada Kabar Elon Musk Bakal Dilengserkan, Saham Tesla Terjun!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Saham Tesla turun 3% dalam semalam pada platform perdagangan Robinhood. Ini terjadi setelah beredar kabar bahwa Tesla tengah mencari CEO baru yang akan menggantikan Elon Musk.

    Dilansir dari CNBC global, Kamis (01/05/2025), Anggota Dewan Tesla sudah menghubungi sejumlah firma pencarian eksekutif untuk menyusun proses formal guna menemukan CEO Tesla berikutnya, demikian dilaporkan Wall Street Journal, mengutip komentar dari sumber yang mengetahui diskusi tersebut.

    Langkah tersebut menyusul penurunan tajam dalam penjualan dan laba perusahaan kendaraan listrik raksasa itu, dengan laba bersih dan laba kotornya tidak mencapai estimasi pada kuartal pertama. Reputasi Tesla telah terdampak negatif oleh Musk, yang menghabiskan banyak waktu di Gedung Putih bersama Presiden AS Donald Trump untuk merampingkan pemerintah federal.

    Elon Musk saat paparan kinerja pekan lalu menyebut, dirinya berencana untuk menghabiskan hanya “satu atau dua hari per minggu” untuk menjalankan apa yang disebut Departemen Efisiensi Pemerintah mulai bulan Mei.

    Seperti diketahui, total pendapatan Tesla turun 9% secara tahunan hingga mencapai US$ 19,34 miliar pada Januari-Maret 2025 dibandingkan periode yang sama pada 2024 lalu. Angka ini lebih rendah dari perkiraan analis sebesar US$ 21,11 miliar, menurut data LSEG.

    Pendapatan dari segmen otomotifnya turun 20% secara tahunan menjadi US$ 14 miliar, karena perusahaan perlu memperbarui lini produksi di empat pabrik kendaraannya untuk mulai membuat versi baru dari SUV Model Y yang populer.

    Tesla juga mengaitkan penurunan tersebut dengan harga jual rata-rata yang lebih rendah dan insentif penjualan sebagai penghambat pendapatan dan laba.

    Laba bersihnya bahkan anjlok 71% menjadi US$ 409 juta, atau 12 sen per saham, dari US$ 1,39 miliar atau 41 sen setahun lalu. Sejak awal tahun, saham Tesla telah anjlok 30,13%.

    (wia)

  • Petaka Baru Mengintai Manusia, Bapak AI Kasih Peringatan Bahaya

    Petaka Baru Mengintai Manusia, Bapak AI Kasih Peringatan Bahaya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Geoffrey Hinton, tokoh yang dijuluki “Bapak AI” mengingatkan dunia akan bahaya dari kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI).

    Meski mengakui AI memiliki potensi besar untuk merevolusi dunia medis, pendidikan, hingga membantu mengatasi perubahan iklim, Hinton menyatakan kekhawatiran mendalam soal arah perkembangan teknologi ini.

    “Cara paling emosional untuk memahaminya adalah kita seperti memelihara anak harimau lucu. Tapi kecuali kita bisa benar-benar yakin kalau ia tidak akan membunuh kita saat dewasa nanti, kita sebaiknya waspada,” ujar Hinton dikutip dari CBS News, Rabu (30/4/2025).

    Hinton memperkirakan ada risiko sebesar 10 hingga 20 persen bahwa AI suatu saat nanti bisa mengambil alih kendali dari manusia. Namun menurutnya, banyak orang belum menyadari skala ancaman ini.

    “Orang-orang belum paham apa yang akan datang,” tegasnya.

    Kekhawatiran Hinton sejalan dengan tokoh-tokoh industri teknologi lainnya seperti CEO Google Sundar Pichai, CEO X-AI Elon Musk, dan CEO OpenAI Sam Altman, yang sebelumnya juga menyuarakan peringatan serupa.

    Namun, Hinton mengkritik keras perusahaan-perusahaan AI besar tersebut karena dinilainya lebih mementingkan keuntungan ketimbang keselamatan.

    “Sekarang ini, perusahaan-perusahaan besar malah melobi untuk memperlonggar regulasi AI. Padahal regulasi yang ada saja masih sangat minim,” ujar Hinton.

    Ia secara khusus menyatakan kekecewaannya terhadap Google, tempat ia pernah bekerja, karena berbalik arah dan kini mendukung penerapan AI untuk kepentingan militer.

    Hinton mendorong perusahaan AI untuk mengalokasikan sumber daya yang jauh lebih besar untuk penelitian keselamatan, sekitar sepertiga dari total kekuatan komputasi yang mereka miliki.

    Ketika ditanya soal angka pasti ke sejumlah laboratorium AI terkait alokasi sumber daya untuk riset keamanan, tak satu pun dari mereka yang memberikan jawaban pasti. Semua mengklaim mendukung regulasi, namun tetap menolak berbagai proposal aturan yang diajukan para pembuat kebijakan.

    (fab/fab)

  • 100 Hari Trump Pimpin AS, Berikut Daftar 10 Kebijakan Kontroversial yang Dinilai Bawa ‘Malapetaka’ – Halaman all

    100 Hari Trump Pimpin AS, Berikut Daftar 10 Kebijakan Kontroversial yang Dinilai Bawa ‘Malapetaka’ – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM –  Pada peringatan 100 hari memimpin Amerika Serikat (AS) pada masa jabatan kedua, Donald Trump diketahui telah menerapkan sejumlah kebijakan kontroversi yang memicu kritik tajam.

    Menurut News Nation, setidaknya sudah ada  142 perintah eksekutif yang ditandatangani selama Trump menjabat sejak 20 Januari hingga 30 April. 

    Adapun perintah eksekutif ini mencakup berbagai kebijakan signifikan di bidang imigrasi, energi, pendidikan, ekonomi, dan budaya.

    Serta kebijakan-kebijakan lain terkait dengan program “Make America Great Again” yang digaung-gaungkan sejak kampanye pilpres tahun lalu. 

    Dengan total tersebut, menjadikan Trump sebagai satu-satunya Presiden AS yang merilis kebijakan terbanyak dalam 100 hari pertama masa jabatan.

    Meski kebijakan Trump dinilai dapat melindungi industri Amerika dari persaingan asing, tapi kebijakan yang diterapkan Trump memicu kontroversi dan kritik tajam dari berbagai kalangan.

    Termasuk Senator Chuck Schumer dan Ketua DPR Nancy Pelosi yang menilai, Trump telah mengkhianati janji kampanyenya untuk mendukung kelas pekerja dan keluarga berpendapatan rendah.

    Selain itu, gubernur-gubernur Demokrat seperti Tim Walz dari Minnesota dan J.B. Pritzker dari Illinois menggambarkan masa jabatan kedua Trump sebagai “malapetaka” dan “kegagalan besar”.

    Daftar 10 Kebijakan Kontroversial Trump 

    Berikut 10 kebijakan kontroversial Donald Trump yang paling terkenal selama 100 hari pertama masa kepresidenannya yang kedua pada tahun 2025:

    PHK Massal dan Pemangkasan dana federal 

    Kebijakan yang paling di 100 hari pemerintahan Trump yakni dibentuknya Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang dipimpin bos Tesla, Elon Musk.

    Diivisi ini dibangun untuk membidik lembaga-lembaga yang dinilai buang-buang uang.

    Berdasarkan situs DOGE, mereka telah memotong 160 miliar dolar AS atau sekitar Rp2,6 kuadriliun dana federal yang dikucurkan kepada berbagai lembaga.

    Selain pemotongan dana, lembaga-lembaga di AS juga mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran. 

    Menurut data CNN International, setidaknya 121 ribu karyawan telah dipecat dari sejumlah lembaga federal selama 100 hari kepemimpinan Trump

    Tak hanya itu sebanyak 10 ribu karyawan USAID juga ikut dipecat. Bahkan, badan bantuan kemanusiaan itu nyaris bubar.

    Kebijakan Tarif Perdagangan

    Mengutip dari News Nation Now, kebijakan kontroversial selanjutnya yang paling menonjol yakni kebijakan perdagangan “America First”.

    Dimana dalam kebijakan ini Trump memberlakukan tarif besar-besaran pada negara-negara lain.

    Trump berdalih kebijakannya dapat melindungi dan memperkaya industri Amerika. 

    Namun pada akhirnya memicu ketegangan perdagangan dan ketidakstabilan pasar.

    Lantaran kebijakan itu membangkitkan kemarahan banyak negara, membalaskan kenaikan tarif yang luar biasa untuk barang-barang impor asal AS yang kemudian membuat bisnis di dalam negeri terguncang keras.

    Pembubaran Departemen Pendidikan dan Restrukturisasi Pemerintahan

    Melalui “Project 2025,” Trump berencana membubarkan Departemen Pendidikan dan melakukan pemangkasan besar-besaran terhadap lembaga-lembaga federal, menggantinya dengan loyalis politik. 

    Langkah ini memicu kekhawatiran tentang politisasi birokrasi dan pengurangan kualitas layanan publik. 

    Terbaru, Trump membekukan dana federal sebesar 2,3 miliar untuk Universitas Harvard.

    Buntut upaya pemerintah AS untuk menindak tegas para pengunjuk rasa mahasiswa dan menekan universitas untuk membatalkan program-program keragaman, kesetaraan dan inklusi.

    Pengetatan Kebijakan Imigrasi dan Pengungsi

    Trump memberlakukan kebijakan yang lebih ketat terhadap imigran dan pengungsi, termasuk pembatasan visa dan peningkatan waktu penahanan bagi anak-anak imigran. 

    Langkah ini dianggap sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan prinsip kemanusiaan. 

    Kebijakan Energi dan Kemunduran Iklim

    Trump mendeklarasikan keadaan darurat energi nasional. Kebijakannya berfokus pada perluasan pengeboran minyak dalam negeri, mencabut peraturan iklim era Biden.

    Termasuk mandat kendaraan listrik, menarik AS dari Perjanjian Iklim Paris dan perjanjian iklim internasional lainnya.

    Pembalikan Kebijakan Sosial

    Trump turut menghapus inisiatif Keragaman, Kesetaraan, dan Inklusi (DEI), tindakan afirmatif, dan teori ras kritis dalam pemerintah federal, dan secara resmi mendefinisikan gender secara ketat sebagai laki-laki atau perempuan dalam pedoman federal.

    Kebijakan Menyangkut Departemen Kehakiman dan Pengampunan

    Dalam 100 hari pertama masa jabatan keduanya di tahun 2025, Donald Trump menunjukkan pendekatan yang agresif terhadap lembaga-lembaga hukum.

    Termasuk Departemen Kehakiman (DOJ) dan penggunaan hak pengampunan presiden (presidential pardon), yang memicu kontroversi luas.

    Trump menggunakan Departemen Kehakiman untuk menyelidiki musuh-musuh politik.

    Serta mengampuni atau meringankan hukuman bagi semua terdakwa yang didakwa sehubungan dengan serangan 6 Januari, termasuk mereka yang dihukum atas tindakan kekerasan dan konspirasi penghasutan.

    Campur tangan dalam bidang peradilan yang terbaru adalah penangkapan seorang hakim atas tuduhan melindungi seorang imigran. Penangkapan ini dianggap sebagai gangguan terhadap sistem peradilan AS oleh eksekutif.

    Kebijakan Luar Negeri dan Postur Militer

    Trump menekankan militer yang berfokus pada memenangkan perang dengan tegas, mengusulkan penggantian nama simbolis dari penanda geografis (misalnya, Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika), dan mengancam tindakan agresif seperti merebut Greenland atau Terusan Panama.

    Kebijakan Terkait Penggunaan Hukum Bersejarah

    Lebih lanjut, Trump turut menggunakan Undang-Undang Musuh Asing yang telah berusia 200 tahun untuk penegakan imigrasi, menangguhkan Program Penerimaan Pengungsi AS, memulihkan hukuman mati federal, dan menunda pelarangan TikTok di AS.

    Kebijakan-kebijakan dan tindakan-tindakan di atas sangat kontroversial, dengan banyak orang Amerika yang tidak setuju dengan tarif dan pemotongan pemerintah, dan para ahli hukum mempertanyakan konstitusionalitas beberapa perintah eksekutif.

    Dengan diberlakukan kebijakan ini, 100 hari pertama masa jabatan kedua Trump digambarkan sebagai salah satu yang paling tidak stabil dalam sejarah Amerika karena sifat agendanya yang cepat dan luas.

    Pemberian Pengampunan Politik

    Terakhir dalam 100 hari pertama masa jabatan keduanya pada tahun 2025, Presiden Donald Trump meluncurkan serangkaian kebijakan besar yang secara signifikan.

    Termasuk mengubah struktur dan fungsi tenaga kerja federal serta layanan sipil di Amerika Serikat.

    Kebijakan-kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan pemerintahan yang lebih ramping dan efisien.

    Namun menuai kritik karena dianggap mengancam independensi birokrasi dan merusak prinsip meritokrasi.​

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Menilik Rapor 100 Hari Pemerintahan Donald Trump Jilid 2

    Menilik Rapor 100 Hari Pemerintahan Donald Trump Jilid 2

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandai 100 hari pertamanya kembali menjabat dengan rapat umum di Macomb County, Michigan, pada Selasa (29/4/2025) waktu setempat.

    Dalam kurun waktu lebih dari tiga bulan, Trump telah menandatangani lebih banyak perintah eksekutif daripada presiden lainnya, membuat pasar bergejolak karena tarif, dan sebagian besar berpegang pada kebijakan America First, kecuali jika menyangkut Israel.

    Berikut adalah beberapa keputusan besar yang dikeluarkan Trump pada 100 Hari pertamanya dikutip dari Al-Jazeera:

    Ratusan Perintah Eksekutif

    Trump telah menandatangani sedikitnya 142 perintah eksekutif sejauh ini, yang menurut American Presidency Project, lebih banyak daripada presiden AS lainnya dalam 100 hari pertama masa jabatan mereka.

    Perintah eksekutif adalah arahan yang dikeluarkan oleh presiden kepada lembaga federal yang memiliki kekuatan hukum tetapi tidak memerlukan persetujuan kongres.

    Pada 20 Januari, hari pertamanya menjabat, Trump menandatangani 26 perintah, yang meliputi pengampunan lebih dari 1.500 orang yang dihukum pada tanggal 6 Januari 2021, tuduhan kerusuhan Capitol; menarik diri dari Organisasi Kesehatan Dunia; dan mengganti nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika.

    Mayoritas perintah eksekutif Trump berfokus pada imigrasi dan keamanan perbatasan serta energi dan perdagangan.

    Tarif dan Ekonomi

    Pemerintahan Trump telah menerapkan serangkaian tarif untuk mengurangi defisit perdagangan AS, memperbaiki kebijakan perdagangan yang tidak adil terhadap AS, mengembalikan lapangan kerja manufaktur ke negara tersebut, dan menghasilkan pendapatan bagi pemerintah AS.

    Dimulai pada 1 Februari, Trump mengenakan tarif sebesar 25% pada barang-barang Kanada dan Meksiko, termasuk pungutan sebesar 10% pada energi Kanada, dan mengenakan tarif sebesar 10% pada barang-barang China.

    Pada minggu-minggu berikutnya, Trump menargetkan baja dan aluminium serta impor mobil dengan tarif sebesar 25%. Pada bulan April, Trump telah mengenakan tarif dasar sebesar 10% pada barang-barang yang diimpor dari seluruh dunia.

    China menerima tarif tertinggi sebesar 145%. Namun, beberapa pengecualian telah diterapkan pada barang-barang yang terkait dengan teknologi, seperti telepon pintar.

    Kanada dan Meksiko menghadapi tarif sebesar 25% atas barang-barang yang tidak mematuhi perjanjian dagang trilateral USMCA yang mereka miliki dengan AS, yang memengaruhi perdagangan senilai $63,8 miliar, menurut Bloomberg News. Uni Eropa menghadapi tarif yang saat ini ditangguhkan sebesar 20%

    Reaksi Wall Street

    Sejak menjabat, Trump telah mengirimkan gelombang kejutan ke pasar, sebagian besar karena pengumuman tarifnya yang berubah-ubah, yang telah menyebabkan ketidakpastian dan volatilitas.

    Sejak pemilihan November, meskipun terjadi lonjakan awal, semua indeks utama telah jatuh. Tercatat, indeks S&P 500 turun sekitar 3,3%, Nasdaq turun sekitar 4,5%, sementara itu indeks Dow Jones telah melemah 5,3%.

    Kemudian, sejak hari pelantikan Trump pasar saham telah jatuh lebih jauh, dengan indeks S&P 500 anjlok sekitar 7,9%, Nasdaq turun sekitar 12,1%, serta Dow Jones melemah 8,9%.

    Sikap terhadap Ukraina, Gaza, dan Yaman

    Sejak menjabat, Trump mengatakan bahwa ia mempertahankan kebijakan America First. Mengenai Ukraina, Trump mengkritik skala pengeluaran AS di bawah mantan Presiden Joe Biden, dengan menyatakan bahwa negara-negara Eropa harus menanggung beban yang lebih besar. 

    Pada 3 Maret, Trump menghentikan semua bantuan militer ke Ukraina, sebuah langkah yang menuai kritik tajam dari sekutu Eropa. Pemerintahan Trump telah mengadakan beberapa pertemuan dengan pejabat Ukraina dan Rusia untuk mencoba mengakhiri pertempuran.

    Di Timur Tengah, Trump telah mengajukan usulan untuk mengambil alih kendali Gaza dan membangunnya kembali, sebuah ide yang dikecam luas karena menyiratkan pembersihan etnis terhadap 2,3 juta warga Palestina. Pada saat yang sama, pemerintahannya terus mengirim bom AS ke Israel, termasuk bom seberat 900 kg (2.000 pon), yang memperkuat dukungan AS yang tak tergoyahkan terhadap Israel.

    Sejak pelantikan Trump pada 20 Januari, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 2.392 orang di Gaza dan 105 orang di Tepi Barat yang diduduki. Selain itu, sekitar 3.000 orang telah meninggal karena luka yang diderita dalam serangan Israel atau mati di bawah reruntuhan.

    Di tempat lain di Timur Tengah, AS telah meningkatkan aksi militernya secara signifikan di Yaman dengan serangan terhadap pemberontak Houthi yang didukung Iran. Operasi Rough Rider dimulai pada 15 Maret, yang tujuannya adalah untuk membendung serangan Houthi terhadap pengiriman barang di Laut Merah.

    Dari 15 Maret hingga 18 April, setidaknya 207 serangan AS tercatat di Yaman, yang mengakibatkan sedikitnya 209 kematian, menurut Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata (ACLED).

    Pemangkasan dan PHK DOGE

    Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) milik miliarder teknologi Elon Musk dibentuk oleh Trump melalui perintah eksekutif pada tanggal 20 Januari, di mana ia memberi DOGE mandat untuk memangkas pengeluaran pemerintah.

    Menurut angka-angka yang dipublikasikan di situs web DOGE, organisasi tersebut memperkirakan telah memangkas US$160 miliar dari anggaran federal, yang mewakili sekitar 8% dari US$2 triliun yang awalnya dijanjikan Musk untuk dihemat.

    DOGE mengatakan pemangkasan terbesar telah dilakukan pada Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (US$47,4 miliar), Badan Pembangunan Internasional (US$45,2 miliar) dan Departemen Luar Negeri (US$2,6 miliar). Namun, angka-angka ini telah dikritik karena tidak memiliki cukup bukti untuk mendukungnya.

    Pengampunan untuk Perusuh

    Sejak kembali menjabat, Trump telah mengampuni lebih dari 1.500 orang, termasuk para pendukungnya yang dihukum terkait dengan kerusuhan di Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021 setelah ia kalah dalam pemilihan presiden 2020. Pengampunan penting lainnya termasuk Ross Ulbricht, pendiri pasar web gelap Silk Road, yang menjalani hukuman atas perdagangan narkoba dan pencucian uang.

  • Sekolah Gratis Milik Orang Terkaya Dunia Tutup, Disebut Kehabisan Duit

    Sekolah Gratis Milik Orang Terkaya Dunia Tutup, Disebut Kehabisan Duit

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sekolah gratis yang didirikan oleh pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, dan istrinya Priscilla Chan, akan resmi ditutup. Padahal sekolah ini sempat disebut sebagai salah satu proyek ambisius pasangan tersebut di bidang pendidikan dan kesehatan.

    Sekolah bernama The Primary School itu dibuka pada 2016 di Bay Area, California, dekat dengan kantor pusat Meta.

    Lewat Chan Zuckerberg Initiative (CZI), sekolah digunakan untuk melayani keluarga berpenghasilan rendah, yang menggabungkan layanan pendidikan dan kesehatan sejak anak lahir hingga SMA.

    Zuckerberg adalah CEO di Meta, perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Menurut Forbes, Zuckerberg adalah orang terkaya ketiga di dunia setelah Elon Musk dan Jeff Bezos. Harta Zuckerberg melampaui US$191,9 miliar (Rp 3.209 triliun).

    Namun, pekan lalu pihak sekolah mengumumkan akan menghentikan operasionalnya pada akhir tahun ajaran 2025-2026.

    Dalam pernyataan resmi kepada ratusan keluarga yang terdaftar, pihak sekolah menyebut keputusan ini sebagai hal yang “sangat sulit”, namun tak menjelaskan secara terperinci alasan penutupan.

    Menurut laporan San Francisco Standard dan The New York Times, orang tua siswa diberitahu bahwa sekolah ditutup karena CZI menarik dukungannya. Perwakilan CZI membenarkan bahwa keputusan diambil oleh dewan direksi sekolah, namun enggan menjawab pertanyaan lanjutan mengenai kurangnya pendanaan.

    Meski begitu, CZI berjanji akan menyalurkan dana sebesar US$50 juta (sekitar Rp800 miliar) untuk mendukung komunitas dan keluarga yang terdampak penutupan tersebut.

    Carson Cook, manajer strategi dan pengembangan The Primary School, mengonfirmasi kepada CNN International bahwa pihak sekolah telah memulai pertemuan dengan para orang tua sejak Kamis lalu. Namun ia menolak mengomentari alasan dan waktu keputusan penutupan.

    “Kami ingin melakukan yang terbaik untuk memastikan bahwa setiap anak dan pengasuhnya mendapat dukungan,” kata Cook. “Dan saya rasa apa yang ingin kami sampaikan adalah bahwa hal itu tidak berubah.”

    Dikutip dari CNN, Rabu (30/4/2025), penutupan sekolah ini terjadi di tengah perubahan besar dalam fokus CZI, dan ketika Big Tech memposisikan diri di era Presiden Donald Trump.

    CZI juga diketahui tengah melakukan perombakan besar-besaran dalam prioritas filantropinya. Termasuk pemangkasan inisiatif keberagaman dan inklusi, baik internal maupun eksternal, sejak awal tahun ini. Langkah serupa sebelumnya juga diambil Meta, perusahaan yang dipimpin Zuckerberg.

    Chan dan Zuckerberg sendiri mendirikan CZI pada 2015 dengan misi besar: personalisasi pembelajaran, menyembuhkan penyakit, membangun komunitas, dan menghubungkan manusia. The Primary School menjadi salah satu proyek awal dari inisiatif ini.

    Kini, dengan perubahan fokus dan arah strategi CZI, impian pendidikan inklusif yang mereka bangun lewat sekolah gratis ini harus berakhir.

    (dem/dem)

  • Elon Musk Ramal Profesi Ini Digantikan AI 5 Tahun Mendatang

    Elon Musk Ramal Profesi Ini Digantikan AI 5 Tahun Mendatang

    Jakarta

    Kemajuan besar dalam teknologi termasuk kecerdasan buatan membuat beberapa hal yang dikerjakan manusia bisa lebih efisien. Ada yang khawatir bahwa AI akan menggantikan sebagian besar pekerjaan manusia.

    Bos SpaceX, Elon Musk meramal satu profesi yang akan segera tergantikan AI dalam lima tahun mendatang. Profesi tersebut adalah ahli bedah.

    “Robot akan melampaui ahli bedah manusia yang baik dalam beberapa tahun dan ahli bedah manusia terbaik dalam ~5 tahun,” kata Musk dalam postingan di X.

    “@Neuralink harus menggunakan robot untuk pemasangan elektroda komputer otak, karena mustahil bagi manusia untuk mencapai kecepatan dan ketepatan yang dibutuhkan,” tambah orang terkaya di dunia itu.

    Dikutip dari Live Mint, ini bukan pertama kalinya Musk mengisyaratkan kemungkinan AI menggantikan dokter manusia. Awal tahun ini, Musk mengklaim bahwa Grok, chatbot AI milik perusahaannya, dapat mendiagnosis cedera medis.

    Namun, klaim Musk terkadang tidak memiliki banyak korelasi dengan kenyataan dan kerap dibuktikan oleh sejumlah dokter di X. Grok bahkan mengedukasi pengguna tentang pentingnya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga kesehatan profesional.

    “Saya tidak memiliki kemampuan untuk mendiagnosis cedera medis, tetapi saya dapat memberikan informasi umum atau memandu Anda tentang tempat untuk mencari nasihat medis yang tepat. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang cedera, sebaiknya konsultasikan dengan profesional kesehatan yang dapat memberi Anda diagnosis dan rencana perawatan yang tepat,” ujar Grok.

    Musk bukanlah satu-satunya miliarder yang ingin menggunakan AI dan teknologi terkait lainnya untuk menggantikan dokter. Selama beberapa minggu terakhir, hampir semua perusahaan Big Tech telah menjadikannya misi pribadi untuk menggambarkan manfaat AI dalam perawatan kesehatan, dimulai dengan CEO Google DeepMind Demis Hassabis, yang mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa AI dapat menyembuhkan semua penyakit dalam beberapa tahun.

    Kemudian OpenAI, yang para pejabat tingginya berbagi cerita tentang banyak pengguna ChatGPT yang menggunakan chatbot untuk memperbaiki masalah kesehatan yang sudah berlangsung lama.

    Lagi, ada Microsoft (yang kebetulan merupakan pendukung terbesar OpenAI) meluncurkan alat diagnostik baru untuk menemukan penyakit langka. Menurut CEO Satya Nadella alat ini dapat benar-benar meningkatkan kualitas hidup.

    Akan tetapi, tidak seperti tugas yang berhubungan dengan pengkodean atau penulisan, soal kesehatan itu taruhannya bisa berupa hidup atau mati. Apabila terjadi kesalahan diagnosis oleh AI, nyawa bisa-bisa melayang begitu saja. Kalau kamu bagaimana detikers soal ramalan Elon Musk di atas?

    (ask/ask)

  • Tesla Babak Belur, Elon Musk Ternyata Untung Segini Gara-gara Trump

    Tesla Babak Belur, Elon Musk Ternyata Untung Segini Gara-gara Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk kena pukulan bertubi-tubi sejak masuk ke pemerintahan Donald Trump sebagai kepala Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE). Sikap politik dan tindakannya di DOGE mendulang protes hingga memicu aksi boikot Tesla yang meluas.

    Saham Tesla sepanjang 2025 sempat anjlok 33% lalu pelan-pelan bergerak naik, tetapi belum bisa menyamai nilai saham tertingginya pada akhir 2024 silam. Hingga berita ini dirilis, saham Tesla tercatat masih merah 24,63% di 2025.

    Selain aksi boikot yang meluas, Tesla juga ditampar perang dagang yang dilancarkan Trump melalui penetapan tarif resiprokal ke barang impor China. Pasalnya, banyak komponen Tesla yang berasal dari China.

    Kendati demikian, ternyata Musk tetap meraup keuntungan besar dari perannya di pemerintahan Trump. Laporan Senat menyebut portofolio perusahaan Musk berpotensi terhindar dari beban tanggung jawab hukum senilai lebih dari dari US$2,37 miliar (Rp39,7 triliun), dikutip dari TheVerge, Selasa (29/4/2025).

    Angka tersebut berasal dari laporan yang disusun oleh staf Demokrat untuk subkomite tetap Senat Keamanan Dalam Negeri untuk investigasi (PSI). Laporan itu menyelidiki dampak kedekatan Musk dengan Trump dan pembentukan DOGE pada kepentingan finansial sang miliarder.

    Untuk melakukan pengukuran, divisi tersebut menghitung paparan hukum yang dapat dihadapi The Boring Company, Neuralink, SpaceX, Tesla, dan xAI milik Musk, sebagai akibat dari investigasi federal, litigasi, atau tindakan regulasi yang tertunda sejak pelantikan Trump.

    Divisi itu mengklaim angka yang dipaparkan akurat dan kredibel. Subkomite tersebut menemukan bahwa Musk dan perusahaannya menjadi sasaran 65 tindakan “aktual atau potensial” di 11 lembaga hingga Hari Pelantikan Trump.

    Mereka mengatakan dapat memperkirakan potensi kewajiban finansial untuk 40 tindakan di antaranya. Antara lain sebesar US$1,19 miliar untuk pernyataan Tesla yang diduga menyesatkan tentang fitur self-driving-nya, US$281 juta untuk pernyataan Neuralink yang diduga menyesatkan tentang risikonya, dan denda lebih dari US$630.000 untuk SpaceX yang diduga menghindari persyaratan peluncuran roket, klaim staf Demokrat.

    Banyak lembaga yang mengawasi perusahaan Musk telah menjadi target pemangkasan oleh DOGE.

    Bersamaan dengan laporan tersebut, Anggota PSI Richard Blumenthal mengirim surat kepada 5 perusahaan Musk dan meminta mereka untuk menanggapi paling lambat tanggal 11 Mei 2025 mengenai investigasi dan litigasi federal mereka saat ini.

    Lembaga itu juga akan menagih langkah apa yang telah diambil untuk mencegah peran Musk di DOGE memengaruhi proses hukum yang berjalan. PSI juga meminta perusahaan-perusahaan tersebut untuk merahasiakan komunikasi terkait antara karyawan perusahaan dan pejabat pemerintah federal, yang dapat menjadi relevan dalam penyelidikan di masa mendatang.

    Meskipun subkomite tersebut memiliki kewenangan panggilan pengadilan, minoritas Demokrat akan membutuhkan dukungan dari ketua Republik untuk menggunakannya terhadap perusahaan-perusahaan Musk.

    “Jabatan Musk memungkinkan dia untuk menghindari pengawasan, menggagalkan investigasi, dan menghilangkan litigasi kapan pun dia mau, sesuai keinginannya dan atas perintahnya,” kata laporan itu.

    (fab/fab)

  • AI Bisa Kuasai Manusia? Ini Kata Penciptanya

    AI Bisa Kuasai Manusia? Ini Kata Penciptanya

    Jakarta

    Kecerdasan buatan atau AI belakangan menjadi sangat populer dan banyak digunakan untuk berbagai keperluan. Namun ke depannya, AI dianggap bisa menguasai kehidupan manusia.

    Orang yang mengungkap kemungkinan ini bukan orang sembarangan. Ia adalah Geoffrey Hinton, satu dari tiga ahli komputer legendaris yang dikenal sebagai Godfather of AI.

    Hinton menyatakan hal itu saat diwawancara oleh CBS. Pria yang baru memenangkan Nobel pada 2024 itu memperingatkan soal arah pengembangan AI di masa depan.

    “Cara paling mudah untuk memahaminya adalah kita seperti seseorang yang mempunyai seekor anak harimau yang lucu. Kecuali kamu bisa sangat yakin kalau harimau itu tidak akan membunuhmu saat sudah besar, kamu harus berhati-hati,” jelas Hinton.

    “Orang-orang belum menyadari apa yang akan muncul ke depannya,” lanjutnya.

    Sebagai informasi, Hinton adalah pencetus ide awal yang kemudian bisa dikembangkan menjadi model AI seperti yang dipakai ChatGPT. Ia juga yang kemudian menemukan cara praktis untuk melatih model AI.

    Sekalipun Hinton adalah salah satu orang yang menemukan AI, sejak lama ia sudah memperingatkan apa yang akan terjadi jika pengembangan AI berjalan sangat cepat seperti saat ini, tanpa perlindungan yang dibuat secara tepat.

    Bahkan ia sampai mengundurkan diri dari Google pada 2023 agar ia bebas mengungkap bahaya AI tanpa harus berdampak pada perusahaan tempat ia bekerja itu.

    “Lihatlah bagaimana (AI) lima tahun lalu dan bandingkan dengan kondisi saat ini. Hitung perbedaannya dan bayangkan apa yang terjadi ke depannya. Itu sangat menakutkan,” tambahnya.

    Hal yang lebih mengerikan lagi, Hinton juga berulang kali mengungkap kekhawatirannya soal kemungkinan AI bisa membuat manusia punah, terutama saat teknologi tersebut sudah dipakai di persenjataan militer.

    “Saya berada di posisi yang sulit karena harus setuju dengan pandangan Elon Musk untuk hal ini, yaitu ada kemungkinan sebesar 10-20% kalau hal ini (AI) bakal mengambil alih, namun itu hanyalah tebakan liar,” jelas Hinton.

    Hinton juga mengungkap kekecewaannya terhadap Google yang mulai memakai AI untuk keperluan militer, padahal pada awalnya raksasa mesin pencari itu menolak pemakaian AI untuk keperluan militer.

    Seperti diketahui, Elon Musk belakangan ini sering mengungkap bahaya dari AI, bahkan sampai harus menggugat lewat pengadilan. Namun di sisi lain Musk juga sering mempromosikan chatbot milik X yang berbasis AI, yaitu Grok.

    (asj/asj)