Tag: Elon Musk

  • Saham Tesla Ambles Sampai Rp2.400 Triliun di Tengah Perseteruan Elon Musk vs Trump

    Saham Tesla Ambles Sampai Rp2.400 Triliun di Tengah Perseteruan Elon Musk vs Trump

    Bisnis.com, JAKARTA – Kapitalisasi pasar produsen kendaraan listrik terbesar di AS, Tesla Inc. yang dimiliki Elon Musk langsung raib hingga US$150 miliar akibat kekhawatiran investor akan runtuhnya aliansi Musk dan Presiden AS Donald Trump.

    Saham Tesla anjlok 14% pada Kamis (5/6/2025), menjadikannya pekan terburuk selama setahun terakhir. Saham Tesla juga menjadi yang paling lambat di antara tujuh raksasa teknologi (magnificent seven).

    Hal ini juga berdampak pada saham Destiny Tech100 Inc., dana tertutup dengan saham besar di SpaceX, yang anjlok 13%.

    Melansir data Bloomberg Billionaires Index pada Jumat (6/6/2024), kekayaan bos Tesla dan SpaceX itu anjlok US$33,9 miliar dalam sehari sehingga membuat posisi kekayaannya menjadi US$335 miliar atau Rp5.446,44 triliun (kurs: Rp16.258,05 per dolar AS).

    “Ini adalah situasi Twilight Zone bagi semua investor, karena hal terakhir yang ingin dilihat investor adalah Trump berubah dari pendukung besar Musk dan Tesla menjadi musuh,” kata Dan Ives, seorang analis di Wedbush dan salah satu pendukung terbesar Tesla, dikutip Bloomberg..

    Perseteruan Musk-Trump bermula saat bos Tesla memilih mengundurkan diri dari pemerintahan Trump pada pekan lalu. Sejak keluar, Musk justru berbalik mengkritik Rancangan Undang-Undang (RUU) Pajak dan Kebijakan dalam Negeri AS.

    “RUU pengeluaran Kongres yang sangat besar, keterlaluan, dan penuh dengan tipu daya ini adalah kekejian yang menjijikkan. Memalukan bagi mereka yang memilihnya,” tulis Musk dalam sebuah posting media sosial.

    Namun, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menepis kritik tersebut. “Ini adalah RUU yang besar dan indah dan dia akan mematuhinya,” katanya kepada wartawan pada Selasa.

    Pasalnya, kebijakan pajak Trump dapat menghapus keringanan pajak senilai US$7.500 bagi konsumen sejumlah model keluaran Tesla dan lainnya pada akhir tahun ini, jauh lebih cepat 7 tahun dari rencana sebelumnya.

    JPMorgan & Chase Co. memperkirakan kebijakan itu berpotensi menciptakan kerugian hingga US$1,2 miliar bagi Tesla.

    Kepala investasi di Granite Bay Wealth Management Paul Stanley mengatakan kontroversi yang berkelanjutan dapat merusak kepercayaan investor dan menciptakan volatilitas tambahan.

    “Mengingat kewenangan yang melekat pada jabatan presiden, saya tidak melihat bagaimana ini bisa menjadi sesuatu yang tidak negatif bagi Tesla dan Musk,” katanya.

    Sementara itu, Donald Trump balik menyerang dari Ruang Oval, Gedung Putih. Bahkan, Trump mengancam akan mengakhiri kontrak yang dipegang pemerintah dengan perusahaan Elon Musk.

    “Elon ‘sudah kurus kering,’ saya memintanya untuk pergi, saya mencabut mandat EV-nya yang memaksa semua orang membeli mobil listrik yang tidak diinginkan orang lain [yang sudah dia tahu selama berbulan-bulan akan saya lakukan!), dan dia menjadi GILA!,” tulis Trump sebagai serangan balik kepada Musk.

  • Bill Gates Bisa Lebih Kaya dari Elon Musk Jika Tak Jual Saham Microsoft – Page 3

    Bill Gates Bisa Lebih Kaya dari Elon Musk Jika Tak Jual Saham Microsoft – Page 3

    Saat Microsoft melantai di bursa pada 1986, Bill Gates memiliki sekitar 11,2 juta saham atau hampir separuh kepemilikan perusahaan. Jika saham tersebut tidak pernah dijual, saat ini jumlahnya—setelah melalui proses stock split—bisa mencapai 3,2 miliar lembar. Nilai kepemilikan itu diperkirakan mencapai USD 1,4 triliun, belum termasuk sekitar USD 100 miliar dari dividen pasca pajak.

    Namun pada kenyataannya, Gates menjual sebagian besar sahamnya dan mendiversifikasi kekayaan melalui kantor keluarga Cascade Investments. Saat ini, kepemilikannya di Microsoft hanya tersisa sekitar 0,9 persen senilai USD 28 miliar. Beberapa aset terbesarnya kini termasuk perusahaan pengelolaan limbah Republic Services, produsen traktor Deere & Co, serta jaringan Four Seasons Hotels.

    Melinda sendiri diperkirakan masih memegang 380 ribu lembar saham Microsoft senilai USD 170 juta. Nama keduanya pun tak lagi tercantum dalam pengajuan regulasi Microsoft sejak Bill mengundurkan diri dari dewan pada 2020.

     

  • Kinerja Saham Tesla Jadi yang Terburuk pada 2025

    Kinerja Saham Tesla Jadi yang Terburuk pada 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Tesla tercatat sebagai salah satu saham dengan kinerja terburuk pada 2025, meskipun termasuk dalam kategori saham dengan kapitalisasi pasar besar. Penurunan ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk melemahnya permintaan kendaraan listrik, kontroversi politik yang melibatkan CEO Elon Musk, dan perseteruan terbuka dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

    Dilansir dari AP, Jumat (6/6/2025), sepanjang tahun ini, kapitalisasi pasar Tesla telah menyusut 29,3%, menjadi sekitar US$ 917 miliar. Penurunan ini menjadikan Tesla sebagai perusahaan dengan penurunan nilai pasar terbesar di antara perusahaan-perusahaan besar dunia.

    Pasa awal tahun, Tesla berada di peringkat kedelapan dalam daftar perusahaan global berdasarkan kapitalisasi pasar. Namun hingga 5 Juni 2025, posisinya turun ke peringkat kesepuluh.

    Meski demikian, saham Tesla sempat rebound pada awal perdagangan Jumat, setelah muncul kabar bahwa Gedung Putih berencana menghubungi Elon Musk untuk meredakan ketegangan dan menengahi konflik dengan Trump.

    Tak hanya Tesla, Apple juga mengalami nasib serupa. Perusahaan teknologi raksasa itu tergelincir dari posisi puncak sebagai perusahaan paling bernilai di dunia. Kapitalisasi pasar Apple turun lebih dari 20% sepanjang tahun ini, menjadi sekitar US$ 2,99 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya permintaan di pasar Tiongkok, kekhawatiran terhadap ancaman tarif dari Trump, dan perkembangan yang lambat dalam teknologi kecerdasan buatan (AI).

    Sementara itu, Microsoft berhasil merebut posisi nomor satu dalam kapitalisasi pasar global, didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap layanan berbasis AI. Kesuksesan Microsoft didukung oleh kemitraannya dengan OpenAI serta integrasi teknologi AI seperti Microsoft 365 Copilot ke dalam produk-produknya.

  • Ayumi Hamasaki Bantah Rumor Elon Musk Ayah Anak-anaknya

    Ayumi Hamasaki Bantah Rumor Elon Musk Ayah Anak-anaknya

    Jakarta, Beritasatu.com – Bintang pop Jepang, Ayumi Hamasaki, membantah rumor yang menyebut Elon Musk sebagai ayah dari anak-anaknya.

    Rumor ini bermula dari pernyataan penulis Ashley St Claire dalam wawancara dengan The New York Times pada akhir Mei, yang menyebut Elon Musk sebagai ayah dari anak ‘seorang bintang pop Jepang’.

    Lewat akun Instagram pribadinya, Ayumi Hamasaki, dengan tegas membantah rumor tersebut. Ia mengatakan Elon Musk bukan ayah dari kedua anaknya yang masih kecil.

    “Saya memperhatikan rumor ini cukup lama, dan saya rasa sudah waktunya bagi saya untuk berbicara. Elon Musk bukanlah ayah dari salah satu atau kedua anak saya,” kata Ayumi, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (6/6/2025).

    Ayumi menambahkan, meski orang lain mungkin menganggap rumor hubungannya dengan Elon Musk masuk akal, namun rumor tersebut tetap tidak benar.

    “Saya mengerti jika orang lain bisa berpikir itu terlihat seperti hal yang akan saya lakukan. Tapi saya tegaskan rumor itu tidak benar,” tegasnya.

    Sebelumnya, Ayumi pernah menikah dengan aktor dan model asal Austria, Manuel Schwarz, dari tahun 2011 hingga 2012. Setelah bercerai, pada 2015 ia menikah kembali  dengan mahasiswa kedokteran Amerika, Tyson Bodkin hingga 2016.

    Pelantun hit Seasons dan Blue Bird tersebut menyampaikan, rumor hubungannya dengan Elon Musk ini ia bantah agar tak merugikan kedua anaknya di masa depan.

    “Ketika anak-anak saya sudah cukup besar untuk mulai mencari-cari di Google, saya tidak ingin mereka mengetahui rumor-rumor itu dan menganggapnya benar, jadi saya dengan tegas membantahnya,” pungkas Ayumi.

  • Elon Musk dan Donald Trump Ribut Bak Mantan Pacar, Dulu Semesra Ini

    Elon Musk dan Donald Trump Ribut Bak Mantan Pacar, Dulu Semesra Ini

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan antara Donald Trump dan Elon Musk resmi retak. Setelah sempat jadi sekutu dekat, keduanya kini saling serang di media sosial, memicu kekhawatiran pasar dan memunculkan ketegangan baru antara dunia bisnis dan politik Amerika.

    Ketegangan memuncak pada Kamis, ketika Trump mengancam akan menghentikan semua kontrak pemerintah untuk perusahaan-perusahaan milik Elon Musk, termasuk SpaceX dan Tesla.

    “Cara termudah menghemat miliaran dolar adalah dengan memutus subsidi dan kontrak pemerintah Elon,” tulis Trump di platform Truth Social, dikutip dari Reuters, Jumat (6/6/2025).

    Sebagai respons, Musk membalas tajam di X (dulu Twitter), menyetujui unggahan yang menyarankan agar Trump dimakzulkan.

    Tak hanya itu, Musk bahkan menulis, “Tanpa saya, Trump akan kalah dalam pemilu,” mengklaim bahwa ia menyumbang hampir US$300 juta untuk mendukung kampanye Trump dan Partai Republik.

    Permusuhan ini langsung berdampak ke pasar. Saham Tesla anjlok lebih dari 14% dalam satu hari, menghapus kapitalisasi pasar sekitar US$150 miliar. Angka ini merupakan penurunan harian terbesar dalam sejarah perusahaan.

    Retaknya Persahabatan: Isu Kontrak & NASA

    Menurut dua pejabat Gedung Putih yang dikutip Reuters, titik balik hubungan keduanya terjadi saat Trump membatalkan pencalonan Jared Isaacman, kandidat pilihan Musk, sebagai Administrator NASA.

    “Dia [Musk] sangat kecewa,” ujar salah satu pejabat. Isaacman dikenal sebagai sekutu dekat Musk dan sosok kunci dalam visi eksplorasi luar angkasa SpaceX.

    Sejak saat itu, pemerintahan Trump disebut mulai membatasi pengaruh Musk, termasuk mencabut kewenangan informalnya dalam pengambilan keputusan anggaran dan sumber daya manusia.

    Di sisi lain, Musk juga makin vokal menentang RUU belanja federal usulan Trump, yang ia sebut “kekejian menjijikkan” dan memperingatkan dapat mendorong AS ke jurang resesi.

    “Jika Trump terus memaksakan tarif tinggi dan pengeluaran masif, ekonomi akan tergelincir akhir tahun ini,” tulis Musk dalam salah satu unggahannya di X.

    Musk Ancam SpaceX, Serang Sekutu Trump

    Puncak kemarahan Musk juga terlihat saat ia mengancam akan menonaktifkan Dragon, wahana SpaceX yang digunakan NASA untuk misi luar angkasa. Namun, tak lama kemudian, ancaman itu ditarik setelah mendapat respons negatif dari publik.

    Melansir Forbes, Musk juga menuding keterlibatan Trump dalam “berkas Epstein” yang belum dirilis, serta mendukung cuitan pengguna media sosial yang menyerukan agar Trump dimakzulkan dan digantikan oleh Senator JD Vance. Tak ketinggalan, ia menyindir sekutu Trump seperti Steve Bannon.

    Dampak Politik dan Ekonomi

    Menurut seorang strategis Partai Republik yang enggan disebut namanya, perpecahan ini dapat berdampak luas.

    “Elon benar-benar bagian penting dalam kampanye tahun lalu. Kalau dia mundur dari medan politik, itu bisa mengganggu persiapan kami untuk pemilu sela,” katanya kepada Reuters.

    Tak hanya soal uang kampanye, Trump juga berisiko kehilangan pengaruh di kalangan pendukung muda, pemilih independen, dan komunitas teknologi, basis yang sebelumnya bisa dijangkau berkat kedekatan dengan Musk.

    Sementara bagi Musk, ancaman Trump bisa membuka jalan bagi penyelidikan baru terhadap bisnisnya dan potensi pemutusan kontrak besar, termasuk proyek strategis seperti peluncuran NASA dan infrastruktur komunikasi militer lewat Starlink.

    Masih Ada Ruang Damai?

    Meski hubungan memanas, ada sinyal pendinginan. Saat investor miliarder Bill Ackman menyerukan rekonsiliasi, Musk hanya membalas singkat: “Anda tidak salah.”

    Sumber Gedung Putih menyebut, percakapan telepon antara Trump dan Musk dijadwalkan pada Jumat. Namun, belum jelas apakah itu cukup untuk meredakan ketegangan yang sudah meluas ke ranah publik dan pasar.

    (dce)

  • Perang Melawan Trump, Kerajaan Bisnis Elon Musk Tumbang Seketika

    Perang Melawan Trump, Kerajaan Bisnis Elon Musk Tumbang Seketika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perseteruan antara pengusaha kondang Elon Musk dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah membawa ancaman bagi kontrak luar angkasa SpaceX senilai US$ 22 miliar (Rp 357 triliun). Hal ini akan membawa guncangan bagi industri dirgantara luar angkasa Negeri Paman Sam.

    Mengutip Reuters, Kamis (5/6/2025), perselisihan tersebut, yang berakar dari kritik Musk terhadap undang-undang pemotongan pajak dan pengeluaran Trump yang dimulai minggu lalu, dengan cepat menjadi tidak terkendali. Trump menyerang Musk ketika presiden berbicara di Ruang Oval.

    Kemudian dalam serangkaian posting X, Musk melontarkan sindiran terhadap Trump, yang mengancam akan mengakhiri kontrak pemerintah dengan perusahaan-perusahaan Musk. Musk juga mengatakan bahwa ia akan mulai “menonaktifkan” wahana antariksa Dragon milik SpaceX yang digunakan oleh NASA.

    Ancaman Musk untuk tiba-tiba menghentikan layanan wahana antariksa Dragon menandai ledakan kemarahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari salah satu mitra komersial terkemuka NASA.

    Berdasarkan kontrak senilai sekitar US$ 5 miliar (Rp 81 triliun), kapsul Dragon telah menjadi satu-satunya wahana antariksa AS milik badan antariksa tersebut yang mampu membawa astronot ke dan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional. Hal ini menjadikan perusahaan Musk sebagai elemen penting dari program luar angkasa AS.

    Sekretaris pers NASA Bethany Stevens menolak berkomentar tentang SpaceX. Namun ia menegaskan akan terus mencoba memuaskan sejumlah pihak untuk kepentingan negara.

    “Kami akan terus bekerja dengan mitra industri kami untuk memastikan tujuan presiden di luar angkasa terpenuhi,” tuturnya.

    Trump dan Meroketnya SpaceX

    SpaceX meraih dominasi jauh sebelum Musk terjun ke politik Partai Republik tahun lalu. Analis menyebut bahwa membangun pangsa pasar yang tangguh dalam industri peluncuran roket dan komunikasi satelit yang dapat melindunginya dari perpecahan Musk dengan Trump.

    “Untungnya itu tidak akan menjadi bencana besar, karena SpaceX telah berkembang menjadi kekuatan global yang mendominasi sebagian besar industri luar angkasa, tetapi tidak diragukan lagi bahwa itu akan mengakibatkan hilangnya pendapatan yang signifikan dan hilangnya peluang kontrak,” kata Justus Parmar, CEO investor SpaceX, Fortuna Investments.

    Di bawah Trump dalam beberapa bulan terakhir, industri antariksa AS dan tenaga kerja NASA yang berjumlah 18.000 orang telah terombang-ambing oleh PHK yang mengancam. Pemotongan anggaran yang diusulkan Trump memberikan ancaman terhadap puluhan program sains.

    Calon Trump untuk administrator NASA, sekutu Musk dan astronot swasta miliarder Jared Isaacman, tampaknya menjadi korban awal keretakan Musk dengan presiden ketika Gedung Putih tiba-tiba mencoretnya dari posisi itu. Trump pada hari Kamis menjelaskan pemecatan Isaacman dengan mengatakan bahwa ia “sepenuhnya Demokrat”.

    Meski alasan pemecatan ini sangat politis, Wakil Administrator NASA Lori Garver mengatakan pembatalan kontrak SpaceX mungkin tidak sah. Tetapi, ia juga memberikan peringatan tegas kepada Musk

    “Seorang CEO nakal yang mengancam akan menonaktifkan wahana antariksa, yang membahayakan nyawa astronot, tidak dapat dipertahankan,” ujarnya.

    Bukan cuma SpaceX yang jadi korban, bisnis Musk lainnya juga hancur lebur karena perselisihan dengan Trump. Pada Kamis (5/6) waktu setempat, saham Tesla anjlok 14% dan menghapus nilai pasarnya sebesar US$150 miliar atau Rp2.438 triliun dalam sehari. 

    Investor dikatakan mengawasi dengan serius konflik Musk dan Trump. Kekhawatiran investor terbukti meruntuhkan kerajaan bisnis Musk seketika. Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya!

    (tps/tps)

  • Panas-Dingin Hubungan Donald Trump-Elon Musk

    Panas-Dingin Hubungan Donald Trump-Elon Musk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan salah satu orang terkaya sejagat pemilik Tesla, Elon Musk kembali memanas. Keduanya saling serang di media sosial sehingga memicu gejolak pasar dan mengguncang peta politik di negeri Paman Sam.

    Simak informasi selengkapnya di CNBC Indonesia (Jumat, 06/06/2025) berikut ini.

  • Berantem dengan Trump, Kekayaan Elon Musk Turun Rp 141 T

    Berantem dengan Trump, Kekayaan Elon Musk Turun Rp 141 T

    Jakarta, Beritasatu.com – Saham Tesla anjlok mencapai 14,2% dengan penurunan mencapai US$ 152 miliar atau sekira Rp 2.471 triliun jika mengacu kurs Rp 16.250 per dolar AS. Penurunan ini tidak lepas karena perseteruan antara Elon Musk dan Donald Trump.

    Keduanya terlibat pertikaian, saling mengancam dan menghina melalui unggahan di platform media sosial masing-masing. Lewat Truth Social, Trump mengancam memangkas subsidi dan kontrak yang diberikan kepada perusahaan Musk, Tesla dan SpaceX.

    Sementara Musk mengancam akan menonaktifkan pesawat luar angkasa SpaceX, yang menjadi andalan NASA untuk misi transportasi. Bahkan dia juga menyerukan pemakzulan Trump, mencemooh kebijakan tarif presiden, dan menuduhnya berafiliasi dengan pelaku kejahatan seks terkenal Jeffrey Epstein.

    Melansir The Guardian, Jumat (6/6/2025), penurunan harga saham Tesla telah memangkas sekitar US$ 8,73 miliar atau Rp 141 triliun, dari total kekayaan bersih Musk. Penurunan saham US$ 152 miliar yang dilaporkan juga menurunkan nilai perusahaan menjadi sekira US$ 900 miliar.

    Tesla memang tengah terseok-seok sepanjang tahun ini, lantaran penurunan penjualan di seluruh dunia. Kehancuran tersebut merupakan eskalasi yang tiadk terduga dan dramatis dari keretakan yang semakin besar antara dua orang paling berkuasa di dunia.

    Elon Musk sendiri telah menyumbangkan US$ 275 juta untuk kampanye presiden Trump pada 2024. Hal ini tentu membuat investor was-was terkait bagaimana permusuhan ini dapat memengaruhi kerajaan bisnis Musk.

  • Elon Musk Kehilangan Rp551 Triliun di Tengah Pertikaian dengan Trump

    Elon Musk Kehilangan Rp551 Triliun di Tengah Pertikaian dengan Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Nilai kekayaan bersih Elon Musk merosot sebesar US$33,9 miliar atau setara dengan Rp551,14 triliun di tengah perseteruan terbuka dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

    Melansir data Bloomberg Billionaires Index, Jumat (6/6/2024), kekayaan bos Tesla dan SpaceX itu anjlok US$33,9 miliar dalam sehari sehingga membuat posisi kekayaannya menjadi US$335 miliar atau Rp5.446,44 triliun (kurs: Rp16.258,05 per dolar AS).

    Meski masih berstatus orang terkaya dunia, Elon Musk telah mencatatkan kerugian kumulatif sebesar US$97,9 miliar atau Rp1.591,66 triliun secara year to date (YtD). 

    Koreksi tajam tersebut terjadi di tengah polemik terbuka antara Musk dengan Donald Trump yang berlangsung secara publik dan intens di media sosial.

    Trump secara terbuka menyampaikannya kekecewaannya kepada Musk yang menentang Rancangan Undang-Undang (RUU) kebijakan pajak dan belanja yang menjadi inti dari agenda pemerintahannya.

    “Saya sangat kecewa dengan Elon. Saya telah banyak membantunya,” ujar Trump dalam pernyataan langsung dari Ruang Oval, dikutip dari Reuters, Jumat (6/6/2025). 

    Kritik Trump merespons komentar Musk terkait dengan rencana pemotongan kredit pajak untuk kendaraan listrik dalam RUU tersebut. Musk menilai ketentuan itu akan merugikan industri kendaraan listrik, termasuk Tesla. 

    Sementara itu, ketika Trump memberikan pernyataan, Musk turut melontarkan kritik melalui akun media sosialnya di platform X. “Tanpa saya, Trump akan kalah dalam pemilu. Sungguh tidak tahu terima kasih,” tulis Elon Musk.

    Musk, melalui perusahaan-perusahaannya seperti SpaceX dan Starlink, diketahui menyumbang hampir US$300 juta dalam pemilu 2024 untuk mendukung Trump dan kandidat Partai Republik lainnya.

    Namun sejak Selasa lalu, dia melontarkan serangkaian kecaman terhadap RUU pajak Trump dengan menyebutnya sebagai “kekejian menjijikkan” yang akan memperdalam defisit federal dan memicu perpecahan internal di Partai Republik.

  • Penurunan Saham Tesla Buat Wall Street Terpuruk

    Penurunan Saham Tesla Buat Wall Street Terpuruk

    New York, Beritasatu.com – Pasar saham Amerika Serikat (AS), yang dikenal sebagai Wall Street, ditutup merosot karena penurunan tajam saham Tesla. Pasar saham juga masih menanti pembicaraan tarif antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin China Xi Jinping.

    Saham pembuat mobil listrik Tesla (TSLA.O), turun lebih dari 14% karena perseteruan antara CEO Elon Musk dengan Donald Trump yang meningkat. Saham Tesla merosot di empat dari lima sesi terakhir dan telah kehilangan sekira US$ 150 miliar valuasinya.

    Musk telah meningkatkan kritik terhadap undang-undang pajak besar-besaran yang diterbitkan presiden beberapa hari terakhir. Sementara Trump menuduh Musk kesal, karena RUU tersebut menghilangkan manfaat pajak untuk pembelian kendaraan listrik.

    “Dampak buruk bagi saham Tesla sudah jelas,” kata manajer portofolio di Stanphyl Capital, Mark Spiegel, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (6/6/2025).

    “Saya tidak melihat dampak yang berarti dari hal ini bagi pasar lainnya, selain dampaknya yang kecil pada indeks. Pasar saham secara keseluruhan memiliki banyak masalah, tetapi Tesla bukan salah satunya,” jelas dia.

    Dow Jones Industrial Average (DJI), turun 108,00 poin atau 0,25% ditutup pada 42.319,74. Indeks S&P 500 (SPX) turun 31,51 poin atau 0,53% menjadi 5.939,30 dan Nasdaq Composite (IXIC), anjlok 162,04 poin atau 0,83% menjadi 19.298,45.

    Selain itu, data sektor jasa dan pekerjaan sektor swasta AS yang lebih lemah dari perkiraan, ikut menimbulkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi. Investor pun berfokus pada laporan penggajian nonpertanian yang akan terbit akhir pekan ini.