Tag: Elon Musk

  • Rencana Besar Bocor, AI.gov Bakal Geser Peran PNS Amerika Serikat

    Rencana Besar Bocor, AI.gov Bakal Geser Peran PNS Amerika Serikat

    Bisnis.com, JAKARTA — Rencana ambisius pemerintahan Donald Trump untuk mengadopsi kecerdasan buatan (AI) secara menyeluruh di seluruh lembaga federal Amerika Serikat terbongkar ke publik setelah dokumen-dokumen penting terkait proyek AI.gov bocor di GitHub. 

    Kebocoran ini terjadi kurang dari sebulan sebelum peluncuran resmi inisiatif tersebut, yang dijadwalkan pada 4 Juli 2025. 

    Berdasarkan arsip repositori GitHub yang sempat diakses sebelum dihapus, AI.gov akan menjadi pusat integrasi AI di lingkungan pemerintah federal. 

    Proyek ini digarap oleh General Services Administration (GSA) melalui Technology Transformation Services (TTS), yang kini dipimpin oleh Thomas Shedd, mantan manajer integrasi perangkat lunak di Tesla dan dikenal sebagai sekutu Elon Musk menurut laporan The Register, Rabu (11/6/2025).

    Shedd membawa visi agar GSA beroperasi layaknya startup perangkat lunak, dengan strategi “AI-first” yang menargetkan otomatisasi berbagai tugas birokrasi yang selama ini dijalankan pegawai negeri.

    AI.gov dirancang untuk mempercepat inovasi pemerintah melalui tiga komponen utama yaitu Chatbot Pemerintah, API All-in-One, dan alat analitik untuk memantau penggunaan AI di seluruh lembaga secara real-time, termasuk preferensi dan pola pemakaian pegawai. 

    Dari dokumentasi API, sebagian besar model yang akan digunakan sudah bersertifikasi FedRAMP untuk keamanan data pemerintah, kecuali model dari Cohere yang belum mengantongi sertifikasi tersebut.

    Hal ini menimbulkan pertanyaan soal kesiapan dan keamanan data sensitif pemerintah jika diolah oleh model yang belum terstandarisasi.

    Rencana adopsi AI skala besar ini menuai perhatian dan kekhawatiran dari para ahli yang menyoroti potensi risiko keamanan, privasi data warga, hingga kemungkinan AI menggantikan peran pegawai negeri secara masif.

    Penggunaan AI secara luas di pemerintahan juga dikhawatirkan memperbesar peluang kebocoran data, serta ketergantungan pada penyedia teknologi swasta yang berorientasi profit dan berbasis di luar negeri,

    “Ada kekhawatiran pemerintah menjadi terlalu bergantung pada model AI, yang bisa saja menghasilkan informasi keliru, bias, atau bahkan memperkuat kepentingan komersial perusahaan teknologi,” ujar Carissa Véliz, peneliti etika AI dari University of Oxford.

    Selain itu, pengawasan dan transparansi penggunaan AI di sektor publik dinilai masih minim, sementara kecepatan pengembangan teknologi AI jauh melampaui siklus pengadaan dan regulasi pemerintah 

    Setelah kabar kebocoran ini mencuat, seluruh repositori dan staging site AI.gov di GitHub langsung ditutup aksesnya oleh pihak terkait. Namun, sejumlah media telah mengamankan salinan arsip sebagai referensi publik.

    Pemerintah AS dalam beberapa tahun terakhir memang gencar mendorong adopsi AI, baik untuk efisiensi birokrasi, deteksi penipuan, hingga pengawasan kontrak pemerintah. Namun, para pakar menegaskan perlunya kehati-hatian dan pengawasan ketat agar adopsi AI tidak menimbulkan masalah baru yang lebih kompleks, baik dari sisi keamanan, etika, maupun tata kelola pemerintahan. 

  • Tesla Hancur Lebur, Raksasa China Ramai-ramai Bantai Elon Musk

    Tesla Hancur Lebur, Raksasa China Ramai-ramai Bantai Elon Musk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dominasi Tesla di pasar mobil listrik (EV) pelan-pelan mulai tergantikan. China makin gencar merilis produk EV dengan inovasi canggih. Di saat bersamaan, Tesla juga dihantam gerakan boikot yang membuat penjualannya merosot di beberapa negara.

    Raksasa EV China, BYD, menjadi pabrikan pertama yang mencoba menggeser dominasi Tesla dengan merilis mobil listrik canggih dan terjangkau. Kini, makin banyak pabrikan EV China lainnya yang unjuk gigi.

    BYD menghebohkan industri EV China pada awal tahun ini dengan menawarkan asisten driver yang disebut ‘God’s Eye’ secara gratis. Sistem serupa ditawarkan pula oleh Tesla, tetapi konsumen harus membayar US$9.000 (Rp146 jutaan) di China.

    “Dengan God’s Eye, strategi Tesla mulai hancur lebur,” kata investor BYD berbasis Shenzhen, Taylor Ogan, dikutip dari Reuters, Selasa (10/6/2025).

    Ogan merupakan orang AS yang memiliki beberapa unit Tesla. Ia juga mengendarai mobil BYD dengan God’s Eye dan blak-blakan menyebut sistem buatan China itu lebih andal ketimbang sistem Full Self-Driving (FSD) milik Tesla.

    Bukan cuma BYD, raksasa otomotif dan teknologi China lainnya juga ramai-ramai menawarkan sistem serupa FSD Tesla bagi konsumen dengan harga terjangkau.

    Misalnya Leapmotor dan Xpeng yang menawarkan sistem bantuan otomatis untuk mengemudi di jalan raya dan perkotaan pada mobil-mobil seharga US$20.000 (Rp325 jutaan). Beberapa pabrikan China lainnya juga berlomba-lomba menghadirkan teknologi serupa untuk EV, dengan dukungan pemerintah setempat.

    Biaya hardware sistem bantuan pengemudian otomatis BYD jauh lebih murah daripada Tesla, menurut analisis pakar. Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa biaya BYD untuk mendapatkan komponen dan membangun sistem dengan radar dan lidar hampir sama dengan FSD Tesla, yang tidak memiliki sensor tersebut.

    Hal itu melemahkan pendekatan teknologi Tesla yang lebih minim dengan tujuan menghemat biaya. Tesla menghilangkan sensor penting dan hanya mengandalkan kamera dan kecerdasan buatan (AI) dalam sistem FSD-nya.

    Tantangan Besar Buat Tesla dan Elon Musk

    Meningkatnya persaingan dari pemain EV asal China merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi CEO Tesla Elon Musk setelah masa jabatannya yang sulit sebagai penasihat pemerintahan Trump.

    Sejak awal Mei 2025, Musk sudah sepenuhnya kembali fokus di kerajaan bisnisnya, termasuk Tesla. Namun, ia menghadapi tantangan penurunan penjualan Tesla dan sentimen negatif terkait perusahaannya tersebut.

    Taruhannya menjadi lebih tinggi dengan tantangan yang mengejutkan bulan ini di markas Tesla di Austin, Texas, tempat perusahaan berencana untuk meluncurkan uji coba robotaxi dengan 10 atau 20 kendaraan setelah satu dekade janji Musk yang tidak terpenuhi untuk menghadirkan mobil Tesla tanpa sopir.

    Tesla tak segera merespons permintaan komentar terkait para pesaingnya dari China. Sebelumnya, Musk mengatakan perusahaan-perusahaan mobil listrik China adalah yang paling kompetitif secara global.

    Persaingan dengan China merupakan salah satu faktor yang mendorong Tesla untuk beralih dari kendaraan listrik (EV) massal sejak tahun lalu. Kala itu, Reuters melaporkan bahwa mereka telah menggagalkan rencana untuk membangun EV baru dengan harga terjangkau di kisaran US$25.000 (Rp407 jutaan).

    Sejak saat itu, Musk telah mempertaruhkan masa depan Tesla pada robotaxi yang dapat mengemudi sendiri.

    Kini Tesla menghadapi persaingan ketat yang sama dalam hal kendaraan otomatis (AV) dari banyak produsen mobil China yang sama yang melemahkan rencana EV murah Tesla.

    Tantangan tersebut makin berat karena adanya perusahaan teknologi termasuk raksasa HP China Huawei, yang memasok teknologi mengemudi otomatis ke produsen mobil besar China.

    Tanpa sistem pengemudian otomatis penuh, sistem bantuan pengemudi saat ini menawarkan keunggulan kompetitif yang penting di China, pasar mobil terbesar di dunia, di mana penjualan Tesla menurun di tengah perang harga yang berkepanjangan di antara sejumlah merek kendaraan listrik lokal.

    Selain itu, Tesla makin terhambat oleh peraturan China yang melarangnya menggunakan data yang dikumpulkan oleh mobil Tesla di China untuk melatih (AI) yang mendasari FSD. Tesla telah bernegosiasi dengan pejabat China, tetapi sejauh ini tak menghasilkan apa-apa.

    Di sisi lain, para pesaing Tesla di China memang diuntungkan oleh subsidi dan dukungan kebijakan lain dari Beijing untuk teknologi pengemudian berbantuan yang canggih.

    Keunggulan mereka juga berasal dari faktor penting lainnya. Misalnya persaingan kendaraan listrik pintar yang ketat dan telah menjadi ciri industri mereka selama satu dekade terakhir.

    Ledakan EV yang dihasilkan menciptakan skala ekonomi dan kecenderungan industri untuk mengorbankan sebagian margin keuntungan guna memperluas penetrasi pasar teknologi baru dengan cepat, yang mengarah pada biaya produksi yang lebih rendah.

    (fab/fab)

  • Ratusan Satelit Elon Musk Jatuh Kena Amuk Matahari

    Ratusan Satelit Elon Musk Jatuh Kena Amuk Matahari

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ratusan satelit Starlink milik Elon Musk jatuh dari orbit. Satelit yang diluncurkan oleh SpaceX tersebut “rontok” terhempas amukan Matahari.

    Tim peneliti yang dipimpin oleh Denny Oliveira dari NASA Goddard Space Flight Center melakukan analisis atas hubungan antara aktivitas Matahari dengan satelit Starlink yang lepas dari orbit.

    Peneliti menemukan hubungan yang erat antara jumlah satelit yang terhempas dari orbit dengan peningkatan aktivitas Matahari dari 2020 hingga 2024.

    “Kami berhasil menunjukkan bahwa aktivitas di siklus surya saat ini, berdampak signfikan terhadap jatuhnya Starlink,” kata Oliveira. “Ini adalah momen yang penting dalam penelitian pergeseran orbit satelit, karena jumlah satelit di orbit Bumi rendah [LEO] dan aktiitas surya adalah yang paling tinggi dalam sejarah.”

    Siklus surya adalah siklus fluktuasi aktivitas Matahari yang tiap periodenya berlangsung selama 11 tahun. Aktivitas tersebut terkait dengan pembalikan gaya magnetik di kutub Matahari.

    Dampak yang paling besar dari fluktuasi ini adalah munculnya bintik matahari, suar matahari, dan letupan massa korona yang terus meningkat menjelang periode solar maximum (saat kedua kutub bertukar). 

    Di Bumi, dampak peningkatan aktivitas Matahari tampak dari aurora yang makin meluas. Aurora terbentuk oleh partikel Matahari yang jatuh ke atmosfer Bumi.

    Dampak lain di atmosfer Bumi adalah peningkatan suhu. Kenaikan suhu atmosfer Bumi tidak terlihat dari permukaan. Namun, peristiwa ini cukup signifikan sehingga meningkatkan gesekan antara satelit dengan atmosfer di orbit Bumi rendah. Hasilnya, satelit-satelit di orbit rendah tak bisa mempertahankan lintasannya.

    Starlink, anak usaha SpaceX yang dipimpin oleh Elon Musk, adalah pemilik satelit terbanyak di orbit rendah. SpaceX telah meluncurkan 8.873 unit satelit Starlink, sebanyak 7.669 masih beroperasi.

    “Kami menggunakan data orbit Starlink untuk melakukan analisis kecepatan dan ketinggian untuk mengidentifikasi dampak dari badai yang intensitasnya berubah-ubah,” tulis para peneliti.

    SpaceX meluncurkan Starlink untuk pertama kalinya pada 2019 dan satelit Starlink pertama jatuh ke Bumi terjadi pada 2020. Pada awalnya, satelit Starlink yang kembali ke Bumi (reentries) sangat sedikit.

    Hanya ada 2 satelit Starlink yang jatuh pada 2020. Kemudian, bertambah menjadi 78 pada 2021, 99 pada 2022, dan 88 pada 2023. Namun, jumlah satelit yang jatuh ke Bumi melonjak menjadi 316 satelit pada 2024.

    Peneliti kemudian mengelompokkan peristiwa satelit jatuh dengan kondisi geomagnetik pada saat yang sama. Sekitar 72 persen dari peristiwa jatuhnya satelit terjadi pada saat kondisi geomagnetik lemah. Menurut para peneliti, fenomena ini adalah hasil dari dampak kumulatif gesekan di tengah peningkatan aktivitas Matahari.

    Artinya, satelit tidak terhempas dalam satu kali badai Matahari. Namun, kemampuan mereka bertahan di lintasan orbit sedikit demi sedikit berkurang. Di sisi lain, satelit yang jatuh di tengah kondisi geomagnetik sangata kuat jatuh lebih cepat dibanding satelit yang jatuh di periode yang lemah.

    Oliveira dan tim ingin agar hasil penelitian mereka digunakan untuk merancang strategi mengurangi dampak badai matahari ke kemampuan satelit bertahan di orbit. 

    (dem/dem)

  • Dulu Lempar Pujian, Trump Kini Mau Jual Tesla Miliknya

    Dulu Lempar Pujian, Trump Kini Mau Jual Tesla Miliknya

    Jakarta

    Donald Trump baru-baru ini beli Tesla Model S sebagai bentuk dukungan ke Elon Musk. Namun hubungan keduanya memanas, Trump pun berniat menjual Tesla miliknya itu.

    Tiga bulan lalu, Presiden AS Donald Trump berdiri di samping Elon Musk tepat di luar Gedung Putih untuk memilih mobil Tesla baru. Langkah itu ditempuh Trump sebagai bentuk dukungan kepada Elon Musk yang diteror rangkaian aksi vandalisme dan anjloknya saham Tesla. Trump kala itu juga berjanji untuk menghentikan aksi vandalisme terhadap sejumlah dealer Tesla di Amerika. Trump juga memuji Tesla dengan mengatakan mobil keluaran produsen yang bermarkas di Texas itu hebat.

    “Ini produk hebat, sebaik yang didapat,” katanya kala itu.

    Dia juga memuji Musk lantaran dianggap telah mengabdikan diri untuk pengembangan energi. Trump menilai Musk saat itu mendapat perlakuan yang tidak adil. Tapi kini kondisinya justru berbalik.

    Trump dan Elon Musk justru terlibat pertengkaran panas. Trump bahkan berniat untuk menjual Tesla Model S yang masih seumur jagung itu. Dilansir Business Insider, seorang pejabat senior Gedung Putih menyebut Trump tengah mempertimbangkan untuk menjual atau memberikan Tesla Model S berkelir merah. Mobil itu ditaksir punya harga USD 80.000 atau sekitar Rp 1,3 miliar (1 USD = Rp 16.270).

    Perselisihan antara keduanya itu juga membuat saham Tesla kembali anjlok. Nilai valuasi perusahaan juga turun. Sahamnya sudah kembali pulih, namun tetap tercatat menurun seperlima sepanjang tahun ini.

    Sebagai informasi tambahan, hubungan keduanya memburuk setelah kritik Musk terhadap RUU baru yang dijuluki Trump sebagai One Big Beautiful.

    Musk menyebut RUU tersebut berisiko memperparah defisit anggaran pemerintah. Trump tak tinggal diam. Ia menuding Musk menentang RUU karena adanya klausul yang mencabut insentif pembelian kendaraan listrik.

    Trump juga menampik anggapan bahwa dirinya menang pemilu tahun lalu berkat bantuan dana ratusan juta dolar dari Musk.

    “Saya sangat kecewa dengan Elon. Saya telah banyak membantu Elon, dia tahu setiap aspek dari RUU ini, dan dia tidak pernah punya masalah sampai setelah dia pergi,” cetus Trump dilansir detikInet.

    Musk membalas komentar tersebut lewat platform X. Ia menyatakan RUU itu tak pernah ditunjukkan kepadanya. Ia juga menyebut tak peduli dengan insentif kendaraan listrik, tapi ingin menurunkan utang nasional yang menurutnya merupakan ancaman eksistensial bagi negara.

    (dry/rgr)

  • Milan Kovac, Kepala Program Robot Humanoid Optimus Mengundurkan Diri, Simak Alasannya!

    Milan Kovac, Kepala Program Robot Humanoid Optimus Mengundurkan Diri, Simak Alasannya!

    JAKARTA — Milan Kovac, kepala program robot humanoid Tesla, Optimus, resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari perusahaan. Pernyataan tersebut disampaikan Kovac melalui unggahan di platform media sosial X pada Jumat waktu setempat, 6 Juni.

    Kovac menjabat sebagai direktur Optimus dan Autopilot Engineering sejak tahun 2022, dan pada September tahun 2024 ia dipromosikan menjadi wakil presiden. Dalam unggahannya, Kovac menjelaskan bahwa keputusannya untuk mundur murni disebabkan oleh alasan pribadi, yakni keinginannya untuk lebih dekat dengan keluarga yang tinggal di luar negeri.

    Over the past 9+ years, I’ve had the immense privilege to work with some of the most brilliant minds in AI & engineering. I’ve built friendships that will last a lifetime.

    This week, I’ve had to make the most difficult decision of my life and will be moving out of my position.… pic.twitter.com/ENwYRDQkMO

    — Milan Kovac (@_milankovac_) June 6, 2025

    “Saya sudah terlalu lama jauh dari rumah, dan perlu meluangkan lebih banyak waktu bersama keluarga di luar negeri. Saya ingin menegaskan bahwa ini satu-satunya alasan saya mundur,” tulis Kovac.

    Menurut laporan dari Bloomberg News, Kovac akan segera meninggalkan posisinya. Tugasnya akan diambil alih oleh Ashok Elluswamy, pemimpin tim autopilot Tesla saat ini. Hingga berita ini diturunkan, pihak Tesla maupun Elluswamy belum memberikan komentar resmi atas kabar tersebut.

    Kabar ini datang di tengah fokus besar Tesla terhadap pengembangan robot humanoid Optimus dan layanan robotaksi, dua proyek ambisius yang menurut CEO Tesla, Elon Musk, sangat menentukan masa depan perusahaan. Musk bahkan menyatakan bahwa “satu-satunya hal yang penting dalam jangka panjang adalah otonomi dan Optimus.”

    Tesla sebelumnya menyatakan bahwa mereka menargetkan memproduksi ribuan unit Optimus tahun ini. Namun, proyek tersebut sempat terkendala oleh pembatasan ekspor magnet tanah jarang dari China, yang berdampak langsung pada produksi robot tersebut.

    Mundurnya Kovac menandai pergeseran penting dalam struktur kepemimpinan tim teknologi canggih Tesla, dan menarik perhatian banyak pihak terkait arah pengembangan robot humanoid perusahaan ke depan.

  • Milan Kovac, Kepala Program Robot Humanoid Optimus Mengundurkan Diri, Simak Alasannya!

    Milan Kovac, Kepala Program Robot Humanoid Optimus Mengundurkan Diri, Simak Alasannya!

    JAKARTA — Milan Kovac, kepala program robot humanoid Tesla, Optimus, resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari perusahaan. Pernyataan tersebut disampaikan Kovac melalui unggahan di platform media sosial X pada Jumat waktu setempat, 6 Juni.

    Kovac menjabat sebagai direktur Optimus dan Autopilot Engineering sejak tahun 2022, dan pada September tahun 2024 ia dipromosikan menjadi wakil presiden. Dalam unggahannya, Kovac menjelaskan bahwa keputusannya untuk mundur murni disebabkan oleh alasan pribadi, yakni keinginannya untuk lebih dekat dengan keluarga yang tinggal di luar negeri.

    Over the past 9+ years, I’ve had the immense privilege to work with some of the most brilliant minds in AI & engineering. I’ve built friendships that will last a lifetime.

    This week, I’ve had to make the most difficult decision of my life and will be moving out of my position.… pic.twitter.com/ENwYRDQkMO

    — Milan Kovac (@_milankovac_) June 6, 2025

    “Saya sudah terlalu lama jauh dari rumah, dan perlu meluangkan lebih banyak waktu bersama keluarga di luar negeri. Saya ingin menegaskan bahwa ini satu-satunya alasan saya mundur,” tulis Kovac.

    Menurut laporan dari Bloomberg News, Kovac akan segera meninggalkan posisinya. Tugasnya akan diambil alih oleh Ashok Elluswamy, pemimpin tim autopilot Tesla saat ini. Hingga berita ini diturunkan, pihak Tesla maupun Elluswamy belum memberikan komentar resmi atas kabar tersebut.

    Kabar ini datang di tengah fokus besar Tesla terhadap pengembangan robot humanoid Optimus dan layanan robotaksi, dua proyek ambisius yang menurut CEO Tesla, Elon Musk, sangat menentukan masa depan perusahaan. Musk bahkan menyatakan bahwa “satu-satunya hal yang penting dalam jangka panjang adalah otonomi dan Optimus.”

    Tesla sebelumnya menyatakan bahwa mereka menargetkan memproduksi ribuan unit Optimus tahun ini. Namun, proyek tersebut sempat terkendala oleh pembatasan ekspor magnet tanah jarang dari China, yang berdampak langsung pada produksi robot tersebut.

    Mundurnya Kovac menandai pergeseran penting dalam struktur kepemimpinan tim teknologi canggih Tesla, dan menarik perhatian banyak pihak terkait arah pengembangan robot humanoid perusahaan ke depan.

  • Hubungan Dulu Mesra Sekarang Rungkad, Trump Mulai Ancam Elon Musk Ini

    Hubungan Dulu Mesra Sekarang Rungkad, Trump Mulai Ancam Elon Musk Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan antara mantan Presiden AS Donald Trump dan miliarder Elon Musk sepertinya sudah resmi renggang. Trump bahkan melontarkan peringatan keras kepada Musk terkait dukungannya ke Partai Demokrat.

    Dalam wawancara dengan NBC News yang dilansir Reuters, Minggu (8/6/2025), Trump menegaskan hubungan pribadinya dengan Musk telah berakhir. Ia juga memperingatkan bakal ada konsekuensi serius jika Musk benar-benar mendanai kandidat Demokrat yang menentang RUU pajak dan belanja besar-besaran yang diusulkan Trump.

    Namun Trump tak merinci ancaman apa yang dimaksud. Ia juga mengatakan belum ada pembicaraan soal kemungkinan penyelidikan terhadap Musk.

    Saat ditanya apakah hubungan dengan bos Tesla dan SpaceX itu sudah selesai, Trump menjawab, “Sepertinya iya.”

    Trump menegaskan tidak berniat untuk memperbaiki hubungan. “Saya nggak ada niat ngomong sama dia,” ucap Trump. Meski begitu, Trump mengaku belum memikirkan soal potensi pemutusan kontrak pemerintah AS dengan Starlink milik Musk, atau peluncuran roket SpaceX.

    Perseteruan Trump dan Musk memanas pekan ini. Musk secara terbuka mengecam RUU yang didorong Trump, menyebutnya sebagai “a disgusting abomination” atau “aib yang menjijikkan.” Penolakan Musk turut mempersulit proses pengesahan RUU tersebut di Kongres, di mana mayoritas Partai Republik sangat tipis.

    RUU tersebut sempat lolos tipis di DPR bulan lalu dan kini tengah dibahas di Senat. Sejumlah analis memperkirakan RUU itu akan menambah US$ 2,4 triliun ke utang nasional AS dalam 10 tahun ke depan, yang saat ini sudah menyentuh US$ 36,2 triliun. Ini menjadi sebuah kekhawatiran bagi banyak legislator, termasuk di kubu Republik.

    Foto: REUTERS/Nathan Howard
    FOTO FILE: Presiden AS Donald Trump dan Elon Musk menghadiri konferensi pers di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, D.C., AS, 30 Mei 2025.REUTERS/Nathan Howard/File Photo

    Di sisi lain, Musk juga menyuarakan ide pembentukan partai politik baru untuk mewakili suara mayoritas masyarakat AS yang dinilai terjebak di tengah polarisasi politik. Kendati demikian, Trump tetap optimistis RUU ini bakal lolos sebelum Hari Kemerdekaan AS, 4 Juli. “Orang-orang yang tadinya ragu, sekarang justru antusias untuk mendukung RUU ini,” kata Trump.

    Elon Musk Hapus Postingan Sindiran

    Sementara itu, Musk dilaporkan mulai menurunkan tensi konflik. Ia menghapus sejumlah postingan di media sosial yang sempat mengkritik Trump, termasuk postingan yang mendukung ide pemakzulan Presiden AS tersebut.

    Salah satu postingan yang dihapus adalah balasan terhadap unggahan pengguna lain yang bertanya, “Presiden vs Elon. Siapa yang menang? Gw dukung Elon. Trump harus dimakzulkan.” Saat itu Musk sempat membalas singkat: “Yes.”

    Di podcast Theo Von bertajuk This Past Weekend, rekannya sesama Republikan JD Vance menyebut kritik Musk ke Trump sebagai kesalahan besar. “Aku selalu loyal sama Presiden. Dan semoga suatu saat Elon bisa balik lagi ke lingkaran. Tapi sekarang kayaknya udah kelewat jauh,” ujar Vance.

    Sebelumnya Musk adalah salah satu donatur besar Trump. Ia menggelontorkan hampir US$ 300 juta untuk kampanye Trump pada pemilu 2024 lalu, serta mengeklaim berperan dalam kemenangan Partai Republik di DPR dan Senat.

    Trump bahkan sempat menunjuk Musk memimpin tim efisiensi pemerintahan AS dengan target pemangkasan anggaran. Namun realisasinya jauh di bawah target, hanya memangkas sekitar 0,5% dari total anggaran. Kini, hubungan keduanya tampaknya benar-benar retak. Trump dijadwalkan menghadiri pertandingan UFC di New Jersey pada Sabtu malam, namun Musk dipastikan absen.

    (wur)

  • Saham Tesla Berhasil Naik 4 Persen Ditopang Isu Elon dan Trump

    Saham Tesla Berhasil Naik 4 Persen Ditopang Isu Elon dan Trump

    Jakarta, Beritasatu.com – Saham Tesla nampaknya berhasil pulih dari penurunan tajam yang terjadi pada beberapa hari silam. Kenaikan saham dipicu adanya rumor Politico yang menyebut Donlad Trump dan Elon Musk akan melakukan pembicaraan.

    Saham (TSLA.O), pun naik hampir 4 persen setelah penurunan tajam yang membuat valuasi pasarnya turun US$ 152 miliar. Penurunan dipicu pertengkaran Donald Trump dan Elon Musk mengenai rancangan undang-undang pajak dan belanja.

    Elon lewat akun media sosialnya di X, dulunya Twitter, memberi isyarat bahwa ia terbuka untuk meredakan ketegangan dengan presiden, menyetujui seruan untuk meredakan ketegangan dari pengguna di platform media sosial. Namun, Trump memilih untuk tidak memikirkan Elon.

    “Mungkin agak terlalu berharap untuk berpikir hubungan mereka akan kembali seperti dulu, tetapi jika mereka melunak dan ketegangan mereda, itu pasti akan menjadi peningkatan besar bagi Tesla,” kata pemegang saham Tesla Matthew Britzman, yang merupakan seorang analis di Hargreaves Lansdown, seperti dilansir dari Reuters, Minggu (8/6/2025).

    Ketegangan antarkeduanya meningkat setelah Musk mengkritik rancangan undang-undang pajak Trump, yang mengusulkan untuk mengakhiri sebagian besar insentif pajak EV senilai US$ 7.500 pada akhir tahun 2025. Bahkan Elon mengusulkan pemakzulan Trump di akun media sosialnya.

    Sebagai tanggapan, Trump mengancam akan memangkas kontrak yang telah dibuat pemerintahannya dengan perusahaan-perusahaan Musk, termasuk pembuat roket SpaceX.

    Saham Tesla pun sudah turun 26,9 persen tahun ini setelah anjlok 14% beberapa hari lalu. Namun, saham tersebut diperdagangkan pada 120 kali lipat, angka yang tinggi dibandingkan dengan produsen mobil lain dan bahkan raksasa teknologi seperti Nvidia (NVDA.O).

  • Pesaing Starlink, OneWeb Siap Komersial di Indonesia Bulan Depan

    Pesaing Starlink, OneWeb Siap Komersial di Indonesia Bulan Depan

    Bisnis.com, JAKARTA — Persaingan layanan internet satelit di Indonesia akan semakin ketat. PT Dwi Tunggal Putra (DTP) mengumumkan rencana komersialisasi layanan OneWeb di Indonesia mulai bulan depan, menandai kehadiran pesaing serius bagi Starlink milik Elon Musk.

    DTP sendiri merupakan mitra resmi OneWeb di Indonesia. DTP memasarkan layanan OneWeb ke sejumlah perusahaan. Pada 2023, DTP dan OneWeb meluncurkan produk bernama BuanterOne, layanan konektivitas berbasis satelit LEO OneWeb. 

    Saat itu DTP mengklaim dari 634 satelit OneWeb yang mengitari Bumi, sebanyak 18 satelit berada di Indonesia. 

    Chief Commercial Officer PT Dwi Tunggal Putra, Edi Sugianto, menjelaskan bahwa layanan OneWeb yang akan dirilis di Indonesia bukan ditujukan untuk pasar konsumen ritel seperti Starlink, melainkan menyasar segmen enterprise dan pemerintahan. 

    “Target kita memang enterprise, government sector, bukan broadband retail. Kita tidak jualan konektivitas up to, tapi layanan dengan Committed Information Rate (CIR) yang dedicated,” ujar Edi kepada Bisnis, dikutip Minggu (8/6/2025). 

    Berbeda dengan layanan broadband pada umumnya yang menawarkan kecepatan “up to”  — misal hingga 30 Mbps namun kecepatan aktual bisa jauh di bawahnya –, OneWeb menawarkan layanan dengan CIR atau Committed Information Rate. Artinya, kecepatan yang diterima pelanggan adalah kecepatan yang dijamin, bukan sekadar maksimal.

    “Misalnya kita jual CIR 6 Mbps, berarti kapan pun dites, kecepatan yang didapat ya 6 Mbps. Kalau link lagi kosong bisa burst sampai 20 Mbps, tapi minimal tetap dapat 6 Mbps,” jelas Edi. Layanan ini bahkan bisa di-upgrade hingga 200 Mbps sesuai kebutuhan pelanggan.

    Edi menegaskan, layanan OneWeb di Indonesia memang dirancang untuk kebutuhan korporasi dan instansi yang membutuhkan koneksi internet yang stabil, aman, dan memiliki Service Level Agreement (SLA) yang jelas. 

    Soal harga, Edi menyebutkan pihaknya akan mengumumkan secara resmi pada Juli mendatang. Namun dia memastikan, harga layanan OneWeb akan berada di atas Starlink karena menyasar segmen enterprise dengan jaminan layanan yang lebih tinggi.

    Untuk cakupan layanan, DTP belum menetapkan target pasti berapa persen wilayah Indonesia yang akan terjangkau pada tahun pertama. 

    “Target sebesar-besarnya, tapi kami realistis melihat perkembangan pasar dan persaingan yang ketat. Yang pasti, kami siap masuk dan berkompetisi di pasar,” ujar Edi.

    Kehadiran OneWeb menambah panas persaingan layanan internet satelit di Indonesia. Jika Starlink lebih dulu hadir dengan layanan broadband untuk konsumen umum, OneWeb memilih jalur berbeda dengan fokus pada pelanggan korporasi dan pemerintah yang membutuhkan koneksi stabil dan terjamin.

    Dengan kehadiran dua pemain besar ini, masyarakat dan pelaku usaha di daerah terpencil diharapkan semakin mudah mendapatkan akses internet berkualitas tinggi, sekaligus mendorong percepatan transformasi digital di Indonesia.

  • Trump Kerahkan 2.000 Pasukan Garda Nasional Buat Atasi Demo Soal Imigrasi

    Trump Kerahkan 2.000 Pasukan Garda Nasional Buat Atasi Demo Soal Imigrasi

    Washington DC

    Aksi protes terhadap kebijakan imigrasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Los Angeles pecah. Trump pun mengerahkan 2.000 pasukan Garda Nasional untuk meredam demonstrasi ini.

    Dilansir AFP, Minggu (8/6/2025), pasukan ini dikerahkan pada Sabtu (7/8). Gedung Putih menyebut ini sebagai langkah untuk meredakan “pelanggaran hukum,” setelah protes yang terkadang disertai kekerasan meletus atas penggerebekan penegakan hukum imigrasi.

    Trump mengambil alih kendali federal atas militer negara bagian California untuk mendorong tentara ke kota terbesar kedua di negara itu. Tentara ini akan berhadapan dengan demonstran. Ini adalah langkah langka yang menurut Gubernur Gavin Newsom “sengaja menghasut.”

    Perkembangan itu terjadi setelah dua hari konfrontasi. Agen federal sempat menembakkan granat kejut dan gas air mata ke arah kerumunan yang marah atas penangkapan puluhan migran di kota dengan populasi Latino yang besar.

    Rekaman menunjukkan sebuah mobil dibakar di persimpangan jalan yang ramai. Sementara dalam video yang beredar di media sosial seorang pria berhelm sepeda motor terlihat melemparkan batu ke arah kendaraan federal yang melaju kencang.

    Para pengunjuk rasa terlihat mengejek para petugas dan merekam mereka dengan ponsel mereka.

    “Presiden Trump telah menandatangani Nota Presiden yang mengerahkan 2.000 Garda Nasional untuk mengatasi pelanggaran hukum yang dibiarkan terus berlanjut,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt Sabtu (7/6) malam, menyalahkan apa yang disebutnya sebagai pemimpin Demokrat California yang “tidak bertanggung jawab”.

    “Pemerintahan Trump memiliki kebijakan toleransi nol terhadap tindak pidana dan kekerasan, terutama ketika kekerasan itu ditujukan kepada petugas penegak hukum yang berusaha melakukan tugas mereka.”

    Garda Nasional–militer cadangan–sering digunakan dalam bencana alam, seperti setelah kebakaran di LA, dan jarang digunakan dalam kasus kerusuhan sipil. Garda Nasional dikerahkan di Los Angeles setelah pembunuhan George Floyd pada tahun 2020.

    Newsom, yang sering menjadi lawan Trump dan musuh lama Partai Republik, menggunakan media sosial untuk mengecam perintah Gedung Putih itu. “Langkah itu sengaja dibuat untuk menghasut dan hanya akan meningkatkan ketegangan,” tulisnya di X, yang sebelumnya bernama Twitter.

    Tonton juga “Kian Panas, Trump Mau Cabut Kerja Sama dengan Perusahaan Elon Musk” di sini:

    (rdp/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini