Tag: Elon Musk

  • Ilmuwan Jepang Tentukan Kapan Bumi Kiamat, Ini Ramalannya

    Ilmuwan Jepang Tentukan Kapan Bumi Kiamat, Ini Ramalannya

    Jakarta

    Para ahli dari Jepang memperkirakan Matahari akan menghancurkan semua kehidupan di Bumi paling lambat pada tahun 1.000.002.021. Ilmuwan menentukan tahun 1 miliar tersebut berdasarkan simulasi di komputer super.

    Sudah banyak didengungkan bahwa Matahari pada akhirnya akan mengembang jadi Raksasa Merah di akhir hidupnya. Kiamat Matahari itu akan menelan Merkurius, Venus, dan Bumi. Namun demikian, kehidupan di Bumi diperkirakan sudah lama punah sebelum saat itu.

    Kiamat Matahari diperkirakan terjadi sekitar lima miliar tahun lagi ketika bintang tersebut selesai membakar hidrogennya. Dikutip detikINET dari Marca, para peneliti di Universitas Toho di Jepang percaya tidak akan ada orang yang melihatnya karena, pada saat tahun satu miliar itu, kondisi di Bumi sudah terlalu parah untuk mendukung kehidupan.

    Saat itu, energi termal dari Matahari akan menghancurkan organisme di planet ini dengan panas yang mematikan dan lontaran massa koronal, serta lontaran sinar gamma yang sangat radioaktif.

    Pada saat ini, dua hal terakhir tersebut sudah terjadi melalui Solar Flare atau badai Matahari, yang jika menghantam Bumi dapat menyebabkan gangguan komunikasi radio, operasi satelit, dan sistem GPS. Skalanya disebut semakin intens.

    Saat Matahari nanti semakin panas, atmosfer Bumi akan berubah signifikan. Kadar oksigen turun, suhu naik eksponensial, dan kualitas udara memburuk. Kehidupan di Bumi pun akan berakhir tidak tiba-tiba, tetapi sebagai penurunan yang lambat dan tidak dapat dipulihkan.

    Namun demikian, umat manusia mungkin tidak punah saat itu, berdasarkan bagaimana teknologi berkembang. Umat manusia dapat menyebar dan mulai menjajah planet lain di galaksi Bima Sakti, dengan Mars mungkin akan jadi planet pertama yang dihuni.

    Belum lama ini, Elon Musk juga menyebut Bumi suatu saat nanti pasti mengalami kehancuran karena Matahari. “Jadi pada akhirnya, seluruh kehidupan yang ada di Bumi akan hancur oleh Matahari,” kata Musk dalam wawancara baru-baru ini, dikutip detikINET dari Space.com.

    “Matahari secara bertahap mengembang dan kita pada suatu titik perlu untuk menjadi peradaban antar planet karena Bumi akan terbakar,” lanjutnya.

    Musk pun memperkirakan kita punya sekitar 450 juta tahun sebelum Bumi menjadi sangat panas sehingga kehidupan tidak mungkin berlanjut. Itu waktu cukup panjang bagi SpaceX menyelesaikan pengembangan Starship, roket raksasa yang dapat digunakan kembali untuk membuat pemukiman Mars layak secara ekonomi.

    Starship, roket terbesar dan terkuat yang pernah dibuat, telah terbang delapan kali hingga saat ini. Dua misi uji di 2025, yang diluncurkan bulan Januari dan Maret, cukup berhasil.

    Pendorong tahap pertama Starship, Super Heavy, bekerja dengan baik, tapi tahap atasnya meledak kurang dari 10 menit setelah terbang. SpaceX saat ini bersiap untuk peluncuran Starship berikutnya.

    (fyk/fyk)

  • NASA Hancur Lebur, Runtuh Seketika Gara-gara Trump

    NASA Hancur Lebur, Runtuh Seketika Gara-gara Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Masa depan NASA terancam gara-gara program efisiensi pemerintahan Donald Trump yang memangkas anggaran untuk program-program lembaga luar angkasa tersebut hampor 50%.

    Secara keseluruhan, pengeluaran NASA dipotong oleh Trump sebesar 24%. Dampaknya serius, sebab NASA selama ini menjadi tulang punggung dominasi AS dalam eksplorasi luar angkasa.

    Pencapaian-pencapaian besar seperti pendaratan di Bulan, hingga penangkapan gambar-gambar antariksa yang dimungkinkan oleh teleskop Hubble dan Webb memberikan wawasan bagi umat manusia terkait dunia yang lebih luas daripada Bumi.

    Pemangkasan anggaran besar-besaran di NASA, menurut sumber dalam, disiapkan oleh pemerintahan Trump tanpa masukan signifikan dari NASA.

    Pada 31 Mei 2025, Trump tiba-tiba menarik pencalonan Jared Isaacman sebagai administrator NASA. Isaacman merupakan seorang pengusaha, penggemar luar angkasa, dan anggota kru dalam penerbangan luar angkasa swasta sebanyak 2 kali.

    Penarikan itu dilakukan hanya beberapa hari sebelum pemungutan suara konfirmasi Senat atas pengangkatan Isaacman. Hingga kini, NASA masih menanti pencalonan pemimpin baru.

    “NASA akan terus memiliki kepemimpinan yang tidak berdaya, tidak memiliki tempat untuk menentukan nasibnya sendiri dan tidak dapat memperjuangkan dirinya sendiri secara efektif dalam pemerintahan ini,” kata Casey Dreier, kepala kebijakan luar angkasa di Planetary Society, sebuah organisasi advokasi penelitian terkemuka, menurut Los Angeles Times, dikutip dari AOL, Jumat (13/6/2025).

    Kekacauan di tubuh NASA saat ini diperkeruh dengan konflik antara Trump dengan Elon Musk. Diketahui, Musk merupakan pemilik SpaceX yang tak lain adalah kontraktor utama NASA dan Kementerian Pertahanan.

    Dreier mengatakan pemangkasan anggaran NASA, ditambah dengan tingginya inflasi, membuat lembaga tersebut beroperasi dengan dana terkecil sejak era Project Mercury pada awal 1960-an.

    Sepintas, pemotongan anggaran tersebut lebih menekankan pada aplikasi yang praktis dan kuantitatif, bahkan komersial, menurut Dreier.

    Program transmisi data cuaca dari satelit, yang dinilai oleh para petani, tetap didanai. Namun, studi tentang perubahan iklim dan studi lain tentang ilmu Bumi dipangkas.

    Astrofisika dan aspek lain dari eksplorasi ruang angkasa juga dirusak, dengan 19 proyek yang sudah beroperasi terancam batal. Intinya, pemangkasan anggaran NASA akan menghambat tujuan lembaga tersebut di masa depan.

    Anggaran yang diusulkan pemerintah mencakup dua tujuan ilmiah jangka panjang yang didukung oleh Trump, yakni kembalinya astronaut ke Bulan melalui proyek Artemis, dan pendaratan kru di Mars.

    Proyek Artemis ditargetkan tercapai pada akhir 2027 atau awal 2028 mendatang. Sementara pendaratan di Mars belum memiliki target pasti karena masifnya tantangan teknis saat ini.

    Pendekatan pemerintahan Trump terhadap NASA melibatkan gagasan yang dinilai aneh, sama seperti kebijakan Trump terhadap tarif tinggi yang memicu perang dagang.

    Trump mengumbar keinginannya agar AS mendominasi luar angkasa. Namun, di sisi lain ia tidak mendukung upaya-upaya NASA untuk mencapai tujuan tersebut.

    “AS akan selalu menjadi yang pertama di luar angkasa. Kita tidak mau China dan Rusia atau negara-negara lain memimpin. Kita selalu memimpin,” kata Trump pada masa jabatan pertamanya.

    Perwakilan Gedung Putih tidak merespons permintaan komentar.

    Penjegalan Trump terhadap NASA bukan pertama kalinya terjadi. Partai Republik selama ini secara konsisten mencoba menghalangi penelitian NASA terhadap pemanasan global.

    Pada 1999, pemerintahan Clinton menentang pemotongan anggaran penelitian Bumi sebesar US$1 miliar yang didorong oleh mayoritas anggota DPR dari Partai Republik. Kongres akhirnya menolak pemotongan tersebut.

    Selama masa jabatan pertama Trump, tekanan terhadap penelitian Bumi datang dari Gedung Putih. Trump juga beberapa kali membantah soal ancaman pemanasa global. Ia menyebutnya sebagai penipuan.

    Selain program-program dan inovasi yang hilang gara-gara pemangkasan anggaran NASA, ada juga peluang yang lenyap untuk membina generasi ilmuwan baru.

    Anggaran yang diusulkan menghancurkan asumsi bahwa para ilmuwan yang mengabdikan 10 atau 15 tahun untuk pendidikan sains akan memiliki peluang yang menanti mereka di masa depan untuk memanfaatkan dan mengembangkan apa yang telah mereka pelajari.

    Misteri terdalam tentang pemotongan anggaran yang diusulkan pemerintahan Trump terhadap NASA adalah siapa yang merancangnya. Bukti tidak langsung mengarah pada Russell Vought, direktur Kantor Manajemen dan Anggaran Gedung Putih dan penulis utama Project 2025, yakni blueprint sayap kanan yang dipakai untuk pemerintahan Trump.

    NASA tak muncul dalam Project 2025 sama sekali. Namun, NASA muncul dalam proposal anggaran 2022 yang konon anti-woke dan diterbitkan Vought melalui lembaga pemikir sayap kanannya, Center for Renewing America.

    Dalam dokumen itu, ia menyerukan pemotongan 50% dalam program sains NASA, terutama yang disebut Vought sebagai “program Perubahan Iklim Global yang salah arah,” dan pemotongan lebih dari 15% dalam keseluruhan anggaran NASA.

    Saat ini, pemotongan anggaran program NASA sebesar hampir 50% dan pemorongan anggaran keseluruhan mencapai 24% sangat mirip dengan apa yang diusulkan Vought pada 2022 silam, menurut Dreier.

    Gedung Putih tidak memberikan tanggapan terkait blueprint tersebut.

    Konsekuensi besar dari pemotongan anggaran ini adalah krisis bagi NASA dan sains luar angkasa AS secara keseluruhan. Kemungkinan, NASA akan sulit pulih dari kejutan tragis ini, menurut penuturan penulis Michael Hiltzik dalam laporannya di Los Angeles Times.

    Kekosongan inovasi luar angkasa dari NASA bisa jadi di masa depan akan diisi oleh negara-negara lain, misalnya China. Hal ini sejatinya bertolak belakang dengan cita-cita Trump untuk menghalangi perkembangan sains dan teknologi China.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pengganti Starlink Makin Ramai, Elon Musk Minggir

    Pengganti Starlink Makin Ramai, Elon Musk Minggir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dominasi Elon Musk pada layanan internet satelit Starlink milik SpaceX tampaknya mulai mendapat tantangan serius dari para pesaing. Raksasa teknologi Amazon bersiap meluncurkan gelombang kedua satelit internet Project Kuiper, proyek ambisius yang ditujukan untuk menyebarkan koneksi broadband ke seluruh dunia.

    Peluncuran 27 satelit internet Kuiper dijadwalkan pada Senin, 16 Juni 2025, menggunakan roket Atlas V milik United Launch Alliance (ULA) dari Cape Canaveral, Florida.

    Peluncuran kali ini akan menjadi misi kedua setelah peluncuran perdana tujuh minggu lalu yang juga mengirim 27 satelit ke orbit rendah Bumi.

    “Kami telah merancang salah satu satelit komunikasi tercanggih yang pernah dibuat. Setiap peluncuran adalah kesempatan untuk menambah kapasitas dan cakupan jaringan kami,” kata Rajeev Badyal, Wakil Presiden Project Kuiper, dikutip dari Digital Trend, Kamis (12/6/2025).

    Saat ini, Starlink milik SpaceX masih unggul jauh, dengan lebih dari 7.000 satelit aktif dan melayani lebih dari 5 juta pelanggan secara global sejak peluncuran perdananya enam tahun lalu.

    Namun, Amazon tidak tinggal diam dengan mengejar ketertinggalan. Untuk fase awal, Project Kuiper menargetkan konstelasi lebih dari 3.200 satelit, dengan setidaknya 80 misi peluncuran yang direncanakan.

    Amazon telah menyiapkan jadwal peluncuran yan cukup padat, termasuk 6 peluncuran tambahan dengan roket ULA Atlas V.

    Perusahaan yang didirikan oleh Jeff Bezos itu juga menyiapkan 38 peluncuran dengan roket ULA Vulcan Centaur, serta puluhan misi lainnya dengan Arianespace, Blue Origin, bahkan SpaceX Falcon 9.

    Jika semua berjalan lancar, layanan internet berbasis satelit milik Amazon akan mulai tersedia secara global pada akhir 2025, cukup dengan 1.000 satelit aktif. Jumlah tersebut akan ditingkatkan menjadi 3.200 unit untuk meningkatkan kapasitas dan kestabilan jaringan.

    Langkah Amazon ini menandai persaingan ketat di sektor internet orbit rendah Bumi (LEO), yang selama ini didominasi oleh Elon Musk.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Elon Musk Akui Menyesal Kritik Trump – Page 3

    Elon Musk Akui Menyesal Kritik Trump – Page 3

    Selain soal anggaran, Musk juga menuding—tanpa bukti—bahwa nama Trump disebut dalam dokumen pemerintah yang belum dipublikasikan terkait kasus mendiang pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein. Tuduhan ini dibantah oleh Gedung Putih.

    Trump pun membalas dengan menyebut Musk telah “kehilangan akal sehat” dan mengancam akan membatalkan kontrak-kontrak pemerintah dengan perusahaan milik Musk. Nilai kontrak tersebut diperkirakan mencapai USD 38 miliar (sekitar Rp 619 triliun), sebagian besar untuk SpaceX.

    “Saya kira itu sangat buruk karena dia sangat tidak sopan. Anda tidak bisa bersikap tidak hormat terhadap jabatan Presiden,” kata Trump dalam wawancara dengan NBC, Minggu lalu.

    Musk kemudian menghapus sejumlah unggahan, termasuk satu yang menyerukan pemakzulan Trump. Padahal, ia sebelumnya dikenal sebagai salah satu donor terbesar kampanye presiden Trump pada Pilpres 2024 dan dianggap sebagai tangan kanan sang presiden.

    Ketegangan ini bahkan mendorong mantan penasihat Trump, Steve Bannon, menyerukan agar Musk—yang lahir di Afrika Selatan—dideportasi.

     

  • Trump Desak Pangkas Anggaran AS hingga USD 9,4 Miliar, Ini Sasaran Utamanya – Page 3

    Trump Desak Pangkas Anggaran AS hingga USD 9,4 Miliar, Ini Sasaran Utamanya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendorong pemotongan anggaran negara AS sebesar USD 9,4 miliar atau kurang lebih Rp 153 triliun (estimasi kurs Rp 16.300 per USD), meski jumlah tersebut hanya sebagian kecil dari total USD 1,7 triliun atau Rp 27.710 triliun yang telah disetujui Kongres untuk tahun fiskal yang berakhir 30 September.

    Pemotongan anggaran AS ini mencerminkan upaya Gedung Putih untuk memangkas pengeluaran yang dinilai tidak sejalan dengan prioritas nasional.

    Dikutip dari ABC News, Kamis (12/6/2025), paket pemotongan anggaran mencakup 21 pembatalan yang harus disetujui oleh DPR dan Senat. Pemungutan suara di DPR diperkirakan berlangsung dalam pekan ini. Jika tidak disetujui, dana yang telah dialokasikan akan tetap berlaku.

    Gedung Putih menargetkan beberapa sektor seperti media publik, bantuan asing, dan program pembangunan global. Pemerintah berargumen bahwa pemangkasan ini akan mengurangi pemborosan anggaran dan mencerminkan efisiensi fiskal, sejalan dengan misi efisiensi pemerintahan yang terinspirasi dari pendekatan manajemen ala Elon Musk.Sasaran Utama: Media Publik

    Salah satu pemotongan terbesar menyasar Corporation for Public Broadcasting, dengan Trump meminta pencabutan pendanaan hampir USD 1,1 miliar untuk dua tahun anggaran ke depan. Dana ini biasanya dialokasikan untuk mendukung stasiun televisi dan radio publik di seluruh AS, termasuk NPR dan PBS.

    Gedung Putih menilai media publik bias secara politik dan bukan pengeluaran esensial. Meski demikian, sekitar dua pertiga dari dana ini digunakan oleh lebih dari 1.500 stasiun lokal, banyak di antaranya berada di wilayah pedesaan dan bergantung pada dana publik untuk keberlangsungan operasional.

    “Ini bukan hanya soal PBS di kota besar,” kata Rep. Mark Amodei, Republikan dari Nevada. “Dampaknya sangat nyata bagi stasiun-stasiun kecil di daerah seperti Reno.”

    Asosiasi stasiun publik lokal memperingatkan bahwa jika dana dipotong, layanan seperti peringatan darurat, program pendidikan, hingga siaran olahraga sekolah dapat terhenti.Pemotongan Bantuan Kesehatan Global

     

  • Elon Musk Menyesal Mengaku Kelewatan, Jawaban Trump Bikin Nyesek

    Elon Musk Menyesal Mengaku Kelewatan, Jawaban Trump Bikin Nyesek

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah hubungannya renggang dengan mantan sekutunya, Presiden AS Donald Trump, Elon Musk akhirnya menyampaikan penyesalan.

    Dalam unggahan di platform X pada Rabu (11/6) dini hari waktu AS, Musk mengatakan, “Saya menyesal atas beberapa unggahan saya tentang Presiden [Trump] pekan lalu. Saya rasa itu kelewatan.”

    Pernyataan ini muncul hanya beberapa hari setelah Musk keluar dari pemerintahan Trump dan mulai menyerang sejumlah kebijakan serta pribadi Trump secara terbuka.

    Ketegangan itu sempat memanas di media sosial, termasuk tudingan tak berdasar dari Musk soal keterlibatan Trump dalam dokumen Jeffrey Epstein dan ancaman resesi akibat kebijakan tarif Trump.

    Namun, Musk tampak telah menghapus beberapa unggahannya di platform media sosialnya, X, termasuk soal tuduhan keterlibatan Trump dengan mendiang pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein.

    “Hmm… halaman ini tidak ada. Coba cari yang lain,” kata laman X pada postingan Musk.

    Pekan lalu, Musk juga menjawab “ya” pada sebuah postingan pengguna yang menyerukan agar Trump dimakzulkan dan digantikan dengan Wakil Presiden JD Vance.

    Postingan tersebut juga sudah tidak lagi tersedia pada Sabtu pagi.

    Tidak jelas mengapa Musk menghapus unggahan tersebut. Gedung Putih tidak segera menanggapi.

    Dalam wawancara podcast yang direkam sebelumnya dan ditayangkan Rabu pagi oleh New York Post, Trump terlihat melunak.

    “Saya tidak menyalahkan dia dalam hal apa pun. Tapi saya memang sedikit kecewa,” kata Trump. Ia menambahkan bahwa dirinya tak terlalu memikirkannya akhir-akhir ini.

    Ketika ditanya soal kemungkinan memaafkan Musk, Trump menjawab, “Saya rasa bisa saja,” meski ia menegaskan fokus utamanya saat ini adalah memulihkan AS.

    Namun dalam wawancara terpisah dengan NBC, Trump mengatakan tidak berniat memperbaiki hubungan dengan Musk.

    “Saya terlalu sibuk dengan hal lain. Saya tidak punya rencana berbicara dengannya,” ujar Trump, dikutip dari NPR, Kamis (12/6/2025).

    Ketegangan antara keduanya muncul tak lama setelah Musk keluar dari jabatan sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency/DOGE), posisi strategis yang ia emban sejak awal masa pemerintahan Trump.

    Musk sempat menjadi wajah dari upaya pemerintah merampingkan birokrasi, meskipun hasilnya masih dipertanyakan.

    Setelah keluar dari pemerintahan, Musk langsung mengkritik kebijakan domestik Trump, yang ia sebut sebagai “abominasi menjijikkan” yang akan memperlebar defisit dan menggagalkan efisiensi anggaran.

    Serangan itu dibalas Trump dengan sindiran bahwa cara termudah memangkas anggaran adalah dengan mencabut subsidi federal untuk perusahaan Musk, seperti Tesla dan SpaceX.

    Musk sempat menghapus beberapa unggahan kontroversialnya di X, termasuk yang menyerukan pemakzulan Trump dan tudingan soal Epstein. Meski begitu, sinyal damai mulai terlihat.

    Dalam konferensi pers awal minggu ini, Trump mengaku tak akan mencabut proyek Starlink milik Musk dari Gedung Putih dan tak masalah jika Musk menghubunginya.

    “Kami memiliki hubungan yang baik, dan saya hanya mendoakan dia baik-baik saja – sangat baik, sebenarnya,” kata Trump. Sebuah klip dari pertukaran tersebut diunggah ke X, di mana Musk merespons dengan emoji hati.

    Keduanya telah menikmati hubungan dekat sejak tahun lalu, ketika miliarder teknologi ini menggelontorkan hampir US$300 juta untuk mendukung kampanye pemilihan Trump sebagai presiden.

    Musk kemudian bergabung dengan pemerintahan baru sebagai kepala DOGE, menjadi wajah publik dari upaya kontroversial untuk membentuk kembali pemerintah federal bahkan ketika pengacara pemerintah meremehkan perannya dalam pengajuan pengadilan.

    Musk mengumumkan kepergiannya dari pemerintahan pada akhir Mei, dengan alasan “waktu yang dijadwalkan” telah berakhir.

    Pada konferensi pers terakhir pada 30 Mei, Musk berdiri di samping Trump saat presiden memujinya sebagai salah satu pemimpin bisnis dan inovator terhebat yang pernah ada di dunia.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kilas Perang Terbuka Musk Vs Trump yang Berujung Minta Maaf, Libatkan Dua Pejabat Penting

    Kilas Perang Terbuka Musk Vs Trump yang Berujung Minta Maaf, Libatkan Dua Pejabat Penting

    Bisnis.com, JAKARTA – Setelah perang terbuka via media sosial, konglomerat Elon Musk yang juga pendukung utama Presiden Donald Trump dalam kampanye lalu menyatakan penyesalannya. Apa penyebabnya?

    Elon Musk menyebut dia mendapat panggilan telepon dari dua sekutu utama presiden setelah pernyataannya yang menyerang kebijakan Trump. “Saya menyesali beberapa unggahan saya tentang Presiden @realDonaldTrump minggu lalu. Itu kelewatan,” ujar Musk dalam unggahannya di platform media sosial X dikutip dari Bloomberg, Kamis (12/6/2025). 

    Dua sosok yang menelpon Elon Musk adalah Wakil Presiden JD Vance dan kepala staf Gedung Putih Susie Wiles. Keduanya menghubungi Musk Jumat pekan lalu dan mendesaknya mengakhiri konfliknya dengan Trump. 

    Sumber Bloomberg di pemerintahan menyebut CEO Tesla Inc. itu telah menelepon presiden sebelum dia menyampaikan penyesalannya di depan publik.

    Musk sebelum menyatakan mundur adalah penasihat dekat dan orang kepercayaan Trump. Dia menyatakan mundur usai berselisih soal dengan Trump terkait RUU pemotongan pajak yang di dorong melalui Kongres. Kebijakan itu disinyalir menimbulkan ancaman terhadap kekayaan Musk yang juga orang terkaya di dunia saat ini.

    Trump sendiri membalas pembangkangan Musk dengan mengemukakan kemungkinan memutus kontrak pemerintah. Kebijakan itu akan menghancurkan SpaceX, perusahaan roketnya.

    “Saya pikir sangat baik bahwa ia melakukan itu,” kata Trump dalam wawancara singkat dengan New York Post, tanpa merinci apakah dia akan sepenuhnya mengakhiri perseteruan tersebut.

    Harga saham Tesla Inc. milik Musk jatuh pada Kamis pekan lalu setelah pertengkaran itu, sebelum memulihkan sebagian besar kerugiannya. Pada Rabu beberapa jam setelah postingannya, saham naik kurang dari 1% pada pukul 1:47 siang di New York.

    Sahamnya Tesla telah merosot hampir 18% sepanjang tahun ini karena investor mempertimbangkan kerusakan dari dukungannya sebelumnya terhadap Trump, yang membuat pembeli mobil di seluruh AS, Eropa, dan pasar lainnya menjauh, serta risiko berikutnya yang disebabkan oleh perselisihannya yang rumit dengan presiden.

    Sebelumnya, Musk telah membuat Trump marah dengan mengklaim bahwa dukungannya membuat Trump memenangkan pemilihan umum, mendukung pemakzulannya, dan bahkan menyatakan bahwa presiden terlibat dalam kejahatan seks Jeffrey Epstein.

    Masih belum jelas seberapa besar penyesalan Musk akan memperbaiki hubungannya dengan Trump, yang dikenal menyimpan dendam dan telah menggunakan kekuasaan pemerintah federal untuk menyerang orang-orang yang telah menyakitinya. 

    Hal itu tampaknya akan menimbulkan bahaya tertentu bagi Musk, mengingat SpaceX memegang sejumlah besar kontrak federal dan banyak bisnisnya tunduk pada pengawasan peraturan federal.

    Trump telah mengisyaratkan sedikit keinginan untuk memperbaiki hubungan dengan Musk tetapi mengatakan kepada wartawan bahwa dia merasa mereka pernah memiliki hubungan yang baik.

    “Saya berharap yang terbaik untuknya.” kata Trump dalam sebuah wawancara dengan NBC News pekan lalu.

    Dia juga menambahkan bahwa dirinya tidak tertarik untuk memperbaiki hubungan tersebut.

    Skala konflik antara keduanya telah menimbulkan keraguan yang signifikan tentang apakah Musk dan Trump akan pernah melanjutkan persahabatan dekat yang mereka miliki selama beberapa bulan pertama masa jabatan kedua Trump, ketika Musk hampir selalu ada di Gedung Putih.

    Musk telah memimpin apa yang disebut Departemen Efisiensi Pemerintah, yang berupaya memangkas pengeluaran, menutup lembaga, dan memangkas tenaga kerja federal. 

    Departemen tersebut bertujuan untuk menghasilkan penghematan sebesar US$1 triliun bagi pemerintah tetapi gagal mencapai tujuan tersebut, hanya menghasilkan US$180 miliar menurut akuntansinya sendiri yang tidak terverifikasi. 

    Bahkan itu akan terhapus oleh tagihan pajak Trump, yang akan menambah US$2,4 triliun pada defisit anggaran pemerintah selama dekade berikutnya, menurut Kantor Anggaran Kongres yang nonpartisan. Hal itu menyebabkan Musk melobi untuk menentang pengesahannya, menyebutnya sebagai kekejian yang menjijikkan.

  • Elon Musk Menyesal Sudah Kritik Trump: Itu Keterlaluan!

    Elon Musk Menyesal Sudah Kritik Trump: Itu Keterlaluan!

    Jakarta

    Elon Musk, mantan penasihat Presiden Donald Trump, mengaku menyesal atas beberapa kritikan pedasnya baru-baru ini terhadap presiden Amerika Serikat tersebut. Hal ini disampaikan orang terkaya di dunia itu pada Rabu (11/6), setelah keduanya cekcok minggu lalu.

    “Saya menyesali beberapa unggahan saya tentang Presiden @realDonaldTrump minggu lalu. Itu keterlaluan,” tulis Musk di platform media sosialnya X, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (11/6/2025).

    Ungkapan penyesalan Musk muncul beberapa hari setelah Trump mengancam miliarder teknologi itu dengan “konsekuensi serius”, jika ia berusaha menghukum politisi Partai Republik yang memberikan suara untuk RUU anggaran federal yang kontroversial.

    Hubungan Musk dan Trump yang semula dekat, berubah menjadi seteru setelah kritik tajam Musk terhadap RUU anggaran Trump, One Big Beautiful Bill Act. RUU tersebut diperkirakan akan menambah defisit anggaran AS hingga sekitar US$3 triliun dalam satu dekade mendatang, angka yang disebut Musk sebagai “kekejian”.

    Puncak ketegangan terjadi pada Kamis (5/6) lalu, saat Musk menanggapi unggahan komentator konservatif Ian Miles Cheong di media sosial.

    Cheong menulis, “Presiden vs Elon. Siapa yang menang? Menurut saya, Elon. Trump seharusnya dimakzulkan lalu digantikan JD Vance,” dikutip dari New York Post. Musk membalas singkat unggahan itu dengan “Ya,” sebuah respons yang mengisyaratkan dukungannya terhadap pemakzulan Trump.

    Sikap Musk tersebut sangat bertolak belakang dengan beberapa bulan sebelumnya. Pada Februari 2025, Musk mengatakan, “Saya sangat menyukai Donald Trump.”

    Musk tadinya merupakan salah satu donatur besar Trump. Dia menyerahkan dana hampir US$ 300 juta untuk kampanye Trump pada pemilu 2024, dan mengklaim berperan dalam kemenangan Partai Republik di DPR dan Senat.

    Trump bahkan sempat menunjuk Musk memimpin tim efisiensi pemerintahan AS dengan target pemangkasan anggaran.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Zuckerberg Siapkan Rp 227 Triliun Bikin AI Pengganti Manusia

    Zuckerberg Siapkan Rp 227 Triliun Bikin AI Pengganti Manusia

    Jakarta

    Meta semakin agresif dalam pengembangan AI atau kecerdasan buatan. Bahkan CEO Mark Zuckerberg sendiri kabarnya turun tangan membentuk tim demi ambisi membuat mesin AI super cerdas, yang melewati kepintaran manusia. Ia juga mempersiapkan dana yang sangat besar.

    Menurut Bloomberg, Zuckerberg frustrasi karena Meta dinilai belum maksimal mengembangkan AI. Maka, pendiri Facebook itu mengundang para pakar AI ke rumahnya di Lake Tahoe dan Palo Alto, California.

    Dikutip detikINET dari CNN, Meta membuat AI yang dipadukan ke Facebook, WhatsApp, dan aplikasi Meta lain serta kacamata Ray-Ban dan chatbot. Namun industri AI sangat kompetitif dan model AI Llama milik Meta mengalami beberapa kemunduran. ChatGPT belum dapat mereka saingi.

    Zuckerberg berencana mempekerjakan sekitar 50 pakar AI dan telah mengubah tata letak kantor di Menlo Park untuk tim AI baru. Zuck secara pribadi mengambil alih tugas ini karena frustrasi dengan kemajuan Llama 4, model bahasa besar terbaru Meta.

    New York Times melaporkan Alexandr Wang, pendiri dan CEO berusia 28 tahun dari startup Scale AI, adalah bagian penting proyek itu. Kabarnya, Meta akan menyuntik uang sampai USD 14 miliar ke Scale AI atau di kisaran Rp 227 triliun.

    Wang dinilai pemimpin ambisius yang pintar secara teknis maupun bisnis, sehingga dipercaya dapat mengeksekusi visi AI Zuckerberg. Dengan tidak secara langsung mengakuisisi Scale AI, Zuck mengambil strategi yang sama dengan Alphabet atau Microsoft, yang juga menyuntik investasi besar ke perusahaan AI.

    Zuckerberg berusaha menjadikan Meta pusat kekuatan AI, khususnya setelah melihat sepak terjang OpenAI dengan ChatGPT. Tujuannya adalah agar AI menjadi sangat pintar atau mencapai kapasitas superintelligence.

    Namun sebelum AI bisa mencapai kemampuan melampaui otak manusia, pertama-tama harus mampu mencapai apa pun yang dapat dilakukan manusia, yang disebut kecerdasan umum buatan atau AGI.

    Peneliti AI masih memperdebatkan seberapa dekat kita dengan AGI. Beberapa mengatakan butuh hanya beberapa tahun lagi dan yang lain menilai kita masih jauh dari kemampuan itu.

    Meta berhadapan dengan OpenAI yang didukung Microsoft, Alphabet, serta sejumlah pemain pemula AI lainnya dengan pendanaan serius, termasuk xAI milik Elon Musk dan Anthropic. Apple memulai dengan lambat tapi mengumumkan beberapa pengembangan AI minggu ini.

    (fyk/fay)

  • Usai Cela Trump Habis-habisan, Elon Musk Cari Utang Rp 81,3 Triliun

    Usai Cela Trump Habis-habisan, Elon Musk Cari Utang Rp 81,3 Triliun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan milik Elon Musk yang bergerak di bidang kecerdasan buatan (AI), xAI, dilaporkan sedang mencari pinjaman di tengah perseteruan antara Musk dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Reuters melaporkan bahwa Morgan Stanley memasarkan paket senilai US$ 5 miliar (Rp81,3 triliun) berisi obligasi dan dua pinjaman atas nama xAI.

    Berbeda dengan paket pinjaman sebelumnya, Morgan Stanley kali ini tidak memberikan jaminan atau memberikan komitmen partisipasi modal. Kali ini, nilai kredit yang dikucurkan bahkan bergantung kepada minat investor. Menurut Reuters, model pinjaman saat ini menunjukkan upaya bank untuk lebih hati-hati.

    Pada 2022, Morgan Stanley ikut serta dengan memberikan komitimen utang US$ 13 miliar kepada Musk untuk mendanai akuisisi Twitter (yang kini bernama X) dalam kesepakatan senilai US$ 44 miliar. 

    Pendanaan untuk akuisisi X oleh 7 bank termasuk Morgan Stanley disebut salah satu “pertaruhan” terbesar di industri perbankan. Biasanya, pinjaman dengan ukuran besar langsung “dijual” kembali oleh bank.

    Namun, 7 bank tersebut baru bisa melepas pinjaman untuk akuisisi X ke investor setelah 2 tahun, yaitu pada awal 2025. Mereka akhirnya bisa menjual “utang” Musk ke investor setelah X menunjukkan kinerja usaha yang baik terutama dipicu oleh euforia setelah kemenangan Trump dalam pemilihan presiden AS.

    Kehati-hatian dalam pinjaman yang baru dinilai sebagai upaya menghindari hal yang sama terulang.

    Posisi Musk yang tadinya dianggap sebagai salah satu orang paling dekat Trump berubah drastis sejak Musk meninggalkan posisi di pemerintahan.

    Selain mencari utang, xAI juga tengah bernegosiasi mencari investor dalam kesepakatan pendanaan US$ 20 miliar dalam bentuk ekuitas.

    Trump dan Musk memanas

    Dalam wawancara dengan NBC News yang dilansir Reuters, Minggu (8/6/2025), Trump menegaskan hubungan pribadinya dengan Musk telah berakhir. Ia juga memperingatkan bakal ada konsekuensi serius jika Musk benar-benar mendanai kandidat Demokrat yang menentang RUU pajak dan belanja besar-besaran yang diusulkan Trump.

    Namun Trump tak memerinci ancaman apa yang dimaksud. Ia juga mengatakan belum ada pembicaraan soal kemungkinan penyelidikan terhadap Musk.

    Saat ditanya apakah hubungan dengan bos Tesla dan SpaceX itu sudah selesai, Trump menjawab, “Sepertinya iya.”

    Trump menegaskan tidak berniat untuk memperbaiki hubungan. “Saya enggak ada niat ngomong sama dia,” ucap Trump. Meski begitu, Trump mengaku belum memikirkan soal potensi pemutusan kontrak pemerintah AS dengan Starlink milik Musk, atau peluncuran roket SpaceX.

    Perseteruan Trump dan Musk memanas pekan ini. Musk secara terbuka mengecam RUU yang didorong Trump, menyebutnya sebagai “a disgusting abomination” atau “aib yang menjijikkan.” Penolakan Musk turut mempersulit proses pengesahan RUU tersebut di Senat.

    Di sisi lain, Musk juga menyuarakan ide pembentukan partai politik baru untuk mewakili suara mayoritas masyarakat AS yang dinilai terjebak di tengah polarisasi politik. Kendati demikian, Trump tetap optimistis RUU ini bakal lolos sebelum Hari Kemerdekaan AS, 4 Juli. “Orang-orang yang tadinya ragu, sekarang justru antusias untuk mendukung RUU ini,” kata Trump.

    (dem/dem)