Tag: Elon Musk

  • Heboh RUU ‘Big Beautiful’ Trump, Apa Dampaknya Bagi Rakyat AS?

    Heboh RUU ‘Big Beautiful’ Trump, Apa Dampaknya Bagi Rakyat AS?

    Jakarta

    Rancangan Undang-Undang (RUU) besar yang dijuluki “One Big Beautiful Bill Act” telah disahkan oleh Senat Amerika Serikat (AS). Kini, RUU tersebut hanya perlu disetujui oleh DPR yang dikuasai Partai Republik agar bisa ditandatangani oleh Presiden Donald Trump menjadi undang-undang. Ini menjadi momen penting bagi Trump, yang selama ini terus mendesak partainya untuk meloloskan RUU ini.

    Jika berhasil, ini akan menjadi pencapaian legislatif besar dan kemenangan politik bagi masa jabatan kedua Trump yang sejauh ini lebih banyak diwarnai oleh penerbitan perintah eksekutif, instruksi presiden yang memiliki kekuatan hukum tanpa perlu persetujuan Kongres.

    RUU ini akan membiayai sebagian besar janji kampanye Trump, termasuk pemotongan pajak dan peningkatan anggaran untuk pertahanan serta pengendalian imigrasi.

    “Secara politik, saya pikir ini adalah kemenangan bagi Donald Trump, dia bisa menunjukkan menunjukkan bahwa agendanya berhasil diwujudkan dalam bentuk undang-undang,” kata Steven Webster, ilmuwan politik di Indiana University di Bloomington.

    Trump menargetkan agar DPR meloloskan RUU ini sebelum 4 Juli, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan AS. Namun, masih ada tantangan dari internal Partai Republik sendiri.

    “Sebagian anggota menolak karena ada pemotongan program kesehatan dan jaring pengaman sosial bagi warga Amerika,” kata pengamat politik dari George Washington University, Peter Loge.

    “Yang lain tidak menyukai undang-undang tersebut karena dapat secara signifikan menambah jumlah utang AS. Ini sangat berisiko.”

    Aturan dalam “One Big Beautiful Bill Act”

    RUU ini mencakup perpaduan antara pemotongan pajak individu dan bisnis, penambahan dana besar-besaran untuk pengawasan imigrasi, peningkatan belanja militer, dan peningkatan insentif bahan bakar fosil.

    Kemudian, juga ada perubahan syarat kelayakan program kesehatan dan sosial, serta penghentian secara bertahap sejumlah inisiatif transisi iklim yang sebelumnya diusulkan oleh mantan Presiden Joe Biden.

    Seperti dugaan, pihak yang diuntungkan adalah mereka yang menjadi penyokong kebijakan-kebijakan slogan “America First” yang digaungkan Trump.

    Dana sebesar 178 miliar dolar AS (sekitar Rp2,848 kuadriliun) akan dialokasikan untuk program-program yang bertujuan membatasi imigrasi. Ini termasuk ide Trump untuk melanjutkan pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko, serta pendanaan personel dan perlengkapan polisi perbatasan, penuntutan kasus imigrasi, penahanan, dan investigasi kriminal.

    Sekitar 153 miliar dolar AS (sekitar Rp2,448 kuadriliun) akan digunakan untuk sektor pertahanan, termasuk pembangunan kapal, sistem pertahanan rudal, senjata nuklir, dan dukungan militer di wilayah perbatasan.

    Setelah berjanji untuk mengintensifkan pengeboran minyak lewat slogan “drill, baby, drill” saat kampanye dan pidato kemenangannya, RUU ini juga akan memberikan insentif untuk eksplorasi dan ekspor gas alam. Di saat yang sama, RUU ini menghentikan sejumlah insentif dan keringanan untuk kendaraan listrik, energi bersih, dan program pengurangan emisi.

    Selain itu, RUU ini juga mencakup soal pemotongan pajak sebesar 4,5 triliun dolar AS (setara Rp72 kuadriliun) untuk perorangan dan bisnis, termasuk janji Trump untuk menghentikan pajak atas uang tip dan lembur.

    “Tidak ada hal yang mengejutkan dari isi RUU ini,” kata Peter Loge, “RUU ini menjanjikan pengeluaran besar untuk menangani isu imigrasi di AS, termasuk memperkuat sistem imigrasi dan melacak hingga mendeportasi orang-orang yang berada di AS tanpa izin resmi. Isu ini secara umum cukup populer di kalangan masyarakat.”

    RUU luar biasa, tapi tidak semua menganggapnya indah

    Meskipun lolos di Senat, RUU ini menghadapi kritik tajam, terutama dari kalangan konservatif fiskal yang khawatir soal utang negara. Diperkirakan RUU ini akan menambah $3,4 triliun (sekitar Rp55 kuadriliun) ke utang nasional dalam 10 tahun ke depan.

    Persoalan utang ini tidak hanya menjadi kekhawatiran di Capitol, tapi juga di lingkungan luar, termasuk eks sekutu Trump, Elon Musk.

    Sebelum RUU ini diloloskan oleh Senat, Elon Musk, salah satu orang terkaya di dunia sekaligus penyumbang terbesar kampanye Trump telah mengancam akan mencalonkan kandidat tandingan dalam pemilu selanjutnya melawan Partai Republik, yang berstatus mendukung RUU tersebut. Bahkan, Musk juga berencana mendirikan ‘Partai Amerika’ sebagai bentuk perlawanan.

    “Saya rasa partai akan kesulitan untuk menjelaskan penambahan 3,5 triliun dolar AS ke dalam utang nasional AS sejalan dengan tujuan mereka untuk menata keuangan negara,” kata Steven Webster.

    Di kalangan masyarakat, RUU ini tidak populer

    Berdasarkan hasil jajak pendapat Universitas Quinnipiac pada pertengahan Juni 2025, sebanyak 53% orang Amerika Serikat mendukung RUU tersebut dan 27% tidak mendukungnya, sementara sisanya tidak berpendapat. Hanya dua pertiga pemilih Partai Republik yang mendukung.

    Para pengamat yang diwawancarai DW mengatakan bahwa ketika isi RUU dijelaskan kepada para pemilih secara terperinci, termasuk para anggota Partai Republik, jumlah dukungannya menurun.

    Perubahan program kesehatan dan sosial mungkin berdampak besar

    Perubahan syarat kelayakan, terutama program layanan kesehatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, yakni Medicaid dan SNAP, diperkirakan akan menyebabkan jutaan orang kehilangan akses atas asuransi kesehatan pada tahun 2034. Hal itu dipaparkan oleh pihak independen, Congressional Budget Office (Kantor Anggaran Kongres).

    Secara keseluruhan, lebih dari 1 triliun dolar AS (setara Rp16 kuadriliun) telah dipangkas dari anggaran program kesehatan.

    “Sekitar 17 juta orang akan kehilangan perlindungan asuransi kesehatan,” kata Elisabeth Wright Burak, seorang peneliti senior pada lembaga riset independen di Georgetown University Center for Children and Families.

    “Bahkan jika ada semacam pajak atau manfaat lainnya, jika Anda kehilangan perlindungan asuransi kesehatan atau Anda kehilangan bantuan nutrisi, itu akan merugikan secara pribadi.”

    Dampak ini juga bisa dirasakan oleh para pendukung utama Trump, termasuk para buruh AS yang telah memberikan suaranya untuk Trump dalam beberapa dekade terakhir.

    Meskipun banyak perubahan program kesehatan yang dilakukan Trump dengan alasan “penipuan dan penyalahgunaan besar-besaran” dalam sistem kesehatan publik AS, para ahli berpendapat bahwa rencana yang diklaim sebagai upaya pemangkasan ini justru menyasar bagian penting dari layanan, bukan hanya soal kelebihan anggaran.

    “Bukan hanya pemborosan dalam Medicaid,” kaya Wright Burak. “Sebetulnya memang ada hal-hal yang bisa diperbaiki, tapi sebagian besar dana sudah digunakan langsung untuk layanan kesehatan.”

    Trump diperkirakan akan terlibat langsung dalam negosiasi akhir dengan anggota DPR dari Partai Republik.

    Menurut laporan dari kantor berita Associated Press, Trump telah bertemu dengan kelompok moderat Partai Republik dan dijadwalkan bertemu dengan kelompok konservatif dalam waktu dekat.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Muhammad Hanafi

    Editor: Hani Anggraini

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dihujat Elon Musk, Petaka Trump Bawa Berkah Buat Perusahaan Ini

    Dihujat Elon Musk, Petaka Trump Bawa Berkah Buat Perusahaan Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Produsen chip seperti Intel hingga Micron bisa mendapatkan keuntungan besar dalam waktu dekat. Syaratnya, semua perusahaan harus mau bekerja sama dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam pembangunan pabrik di dalam negeri.

    Ini tergambar dalam aturan Big Beautiful Bill versi terbaru. RUU tersebut memicu kontroversi dan perlawanan dari beberapa pihak. Misalnya Elon Musk yang menilai RUU tersebut berpihak pada industri masa lalu dan merugikan industri masa depan.

    Pasalnya, salah satu poin RUU adalah memberikan keringanan pajak terhadap industri batu bara, sembari menaikkan pajak untuk sejumlah proyek energi surya, baterai, panas bumi, angin dan nuklir.

    Kendati ada beberapa pihak yang merasa dirugikan, nyatanya pihak-pihak tertentu justru diuntungkan. Misalnya bagi industri chip. Pasalnya, RUU tersebut menuliskan akan memangkas biaya pembangunan pabrik semikonduktor di AS menjadi lebih murah.

    Keringanan pajak untuk perusahaan naik menjadi 35% dari sebelumnya 25%. Angka pajak terbaru juga lebih besar dari yang tercantum dalam RUU sebesar 30%, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (3/7/2025).

    Selain Intel dan Micron, Taiwan Semiconductor Manufacturing Company juga disebut memenuhi syarat mendapatkan keringanan pajak. Asalkan semua perusahaan memperluas manufaktur di AS sebelum tahun depan.

    Ketentuan yang baru juga akan memperluas insentif pajak dari undang-undang CHIPS dan Sains 2022. Aturan era presiden Joe Biden menghibahkan US$39 miliar dan pinjaman US$75 miliar untuk proyek manufaktur semikonduktor di AS.

    Aturan tersebut dibuat karena pemerintah AS diketahui berupaya memperkuat pasokan chip dalam negerinya. Trump, sejak masa pemerintahannya yang pertama, telah melakukan beberapa cara, dari berusaha memindahkan rantai pasokan dari Asia, mendukung pemain domestik, hingga membatasi kemampuan China.

    Selain itu, Trump menyerukan pencabutan UU Chips dan membuat lawannya dengan menerapkan tarif. Menurutnya metode tersebut jadi yang terbaik memindahkan produksi semikonfuktor ke dalam negeri.

    Secara bersamaan, sejumlah produsen chip telah meningkatkan rencana investasi di AS. Termasuk TSMC, Nvidia, Micron dan Global Foundries.

    Upaya Trump ini menciptakan urgensi lebih besar bagi perusahaan memperluas kapasitasnya di AS, ungkap CEO Futurm Group Daniel Newman. Jika peningkatan kredit pajak investasi ini lolos menjadi aturan, maka upaya onshoring akan semakin cepat.

    “Karena adanya risiko tarif, peningkatan manufaktur di AS jadi pertimbangan utama untuk perusahaan semikonduktor besar,” jelasnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Geregetan dengan Trump, Elon Musk Ancam Bikin Partai Sendiri!

    Geregetan dengan Trump, Elon Musk Ancam Bikin Partai Sendiri!

    Jakarta

    Usai pecah kongsi dengan Donald Trump, orang terkaya di dunia ini tampaknya telah menetapkan pikirannya untuk memulai usaha baru: Mendirikan partai politiknya sendiri.

    Saat keretakan hubungannya dengan Presiden AS Donald Trump ini terus terpampang nyata di depan publik, Elon Musk kembali melampiaskan penentangannya terhadap apa yang disebut “Big Beautiful Bill,” – sebuah Rancangan Undang-Undang (RUU) pajak dan belanja, yang menurutnya akan merusak mantra efisiensi yang ingin ditanamkannya di Washington.

    Musk bahkan memperingatkan anggota parlemen kubu Republik yang meloloskan RUU tersebut bahwa ia akan mencalonkan kandidat melawan mereka dalam pemilu pendahuluan tahun depan.

    Dan ia juga mengancam sistem dua partai AS yang lebih luas dengan janji akan membentuk faksi sendiri. “Jika RUU belanja yang gila ini disahkan, Partai Amerika akan dibentuk keesokan harinya,” tulisnya di X. “Negara kita membutuhkan alternatif untuk unipartai Demokrat-Republik, sehingga rakyat benar-benar memiliki SUARA.”

    Partai ketiga yang benar-benar kompetitif akan menjungkirbalikkan dominasi Demokrat-Republik selama lebih dari satu abad di semua tingkat pemerintahan.

    Tapi meskipun ada puluhan partai kecil yang sudah ada di seluruh AS selama puluhan tahun, sangat sedikit yang benar-benar mendekati atau bisa menyaingi dominasi dua partai besar itu.

    Partai Libertarian, yang didirikan pada tahun 1971, adalah yang terbesar ketiga di Amerika. Berkampanye untuk pasar bebas, pemerintahan kecil, dan kebebasan pribadi. Partai ini memiliki kinerja pemilihan presiden terbaiknya pada tahun 2016 dengan kandidat Gary Johnson, yang memenangkan 3,27% suara nasional.

    Partai Hijau adalah partai lama lainnya yang telah mencalonkan kandidat dalam pemilihan negara bagian dan federal. Seperti Libertarian, partai ini juga tidak memiliki kursi di pemerintahan.

    Daftar yang lengkap

    Sifat dasar sistem politik Amerika adalah prinsip “pemenang mengambil semuanya” melalui penggunaan sistem pemungutan suara “first past the post” yang meluas. Hal ini memberikan kemenangan bagi kandidat dengan suara terbanyak — yang hampir selalu dimenangkan Partai Republik atau Demokrat.

    Ada faktor lain yang menghambat keberhasilan partai ketiga, demikian menurut Bernard Tamas, seorang ilmuwan politik di Valdosta State University, AS, yang telah banyak menulis tentang subjek tersebut.

    Tamas mengatakan bahwa sangat penting bagi partai ketiga untuk memanfaatkan keresahan rakyat — sejumlah besar orang yang tidak puas dengan pilihan politik saat ini — dan membangun gerakan akar rumput yang kuat.

    “Salah satu masalah terbesar dengan partai-partai yang muncul adalah bahwa mereka tidak benar-benar memanfaatkan kemarahan itu,” ujar Tamas. Sebaliknya, partai-partai baru “cenderung lebih plin-plan dan [tidak] benar-benar berfokus pada dorongan kuat untuk perubahan.”

    Memanfaatkan akar rumput penting, begitu pula cuan

    Partai-partai menghabiskan miliaran dolar untuk membuat kandidat mereka terpilih. Menurut pengawas donasi OpenSecrets, hampir $16 miliar dihabiskan untuk pemilihan presiden dan kongres AS tahun 2024.

    Musk sendiri adalah donor terbesar dalam siklus pemilihan 2023-2024. Ia memberikan lebih dari $291 juta kepada Partai Republik, tersebar di berbagai kompetisi pemenangan pemilu.

    Dana kampanye yang besar membantu partai “mendapatkan suara” — misalnya untuk membeli materi iklan dan kampanye yang memperkenalkan kandidat kepada publik dan mendapatkan suara mereka.

    Banyaknya fulus yang mengalir tidak menjamin kemenangan. Demokrat menghabiskan lebih banyak uang daripada Republik pada tahun 2024. Meski demikian kucuran cuan tetap saja pasti membantu dalam proses memenangkan pemilu.

    “Anda membutuhkan uang untuk hal-hal seperti akses pemungutan suara dan sejumlah hal lainnya, tetapi tidak ada pihak ketiga yang akan memiliki cukup uang untuk bersaing dengan Partai Republik dan Demokrat dengan ketentuan mereka sendiri,” imbuh Tamas.

    Peringatan spoiler

    Bisakah partai ketiga menggantikan dominasi Demokrat atau Republik? Menurut Tamas, hal itu masih “jauh panggang dari api”. Alih-alih memenangkan kursi dan membangun kesuksesan jangka panjang, Tamas mengatakan mereka malah “menyengat seperti lebah.”

    “Mereka muncul dengan sangat cepat, mereka mencalonkan banyak kandidat di seluruh negeri dan kemudian mereka menyebabkan satu atau kedua partai besar menderita,” paparTamas. “Mereka pada dasarnya menarik suara.” Ini disebut “efek spoiler”, di mana kandidat yang tak puas mencuri suara dari kandidat arus utama yang seringkali memiliki ideologi yang sama.

    Dalam beberapa kasus, mereka dapat menarik cukup banyak suara sehingga calon terdepan kehilangan keunggulan dan jatuh ke posisi kedua. Ketakutan akan gelombang besar partai ketiga inilah yang menyebabkan partai-partai besar mengubah kebijakan mereka untuk menenangkan hati para pemilih ini.

    Namun setelah perubahan tercapai, seperti lebah yang menyengat korbannya, “ia akan mati”. ” Partai ketiga yang paling sukses di Amerika bertahan sekitar satu dekade. Begitu mereka menjadi ancaman yang terlalu besar, partai-partai besar mulai mencuri retorika dan ideologi mereka,” ujar Tamas.

    Apakah orang Amerika menginginkan partai baru?

    Tidak semua orang Amerika senang dengan pilihan mereka. Peringkat dukungan terhadap Donald Trump berada di wilayah negatif. Sedangkan jajak pendapat terbaru YouGov menemukan hampir 3 dari 5 orang Amerika memandang Partai Demokrat secara tidak baik. Pada tahun 2022, analisis Pew Research menemukan dukungan keseluruhan untuk lebih banyak partai dalam sistem politik.

    Namun, itu tidak berarti partai baru akan berhasil. Sebuah studi oleh dua ilmuwan politik AS pada Mei 2024 menemukan bahwa “partisan yang tidak puas” — Partai Republik dan Demokrat yang tidak puas dengan partai mereka sendiri — cenderung tidak memilih alternatif ketiga yang lebih berhaluan tengah.

    Menurut Tamas, cara tercepat untuk meraih sukses adalah dengan memanfaatkan kemarahan dan kekecewaan rakyat terhadap kondisi yang ada saat ini (status quo).

    Untuk orang seperti Musk, dia mungkin akan mendapat keuntungan jika mencontoh gerakan “Lawan Oligarki” yang dipimpin oleh tokoh-tokoh kiri seperti Alexandra Ocasio-Cortez dan Bernie Sanders yang sekarang sedang berkeliling Amerika.

    Atau, Musk juga bisa melihat gerakan MAGA (Make America Great Again) yang asli sebagai inspirasi jika dia ingin memulai partai politik baru.

    “Ini adalah contoh yang sangat bagus untuk ditirui, benar-benar mengambil peluang dari keluhan rakyat,” kata Tamas. “Mereka memaksa partai [besar] untuk merespons dengan mengancam karier dan mata pencaharian mereka,” pungkasnya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
    Editor: Yuniman Fariid

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jutaan Data Pelanggan Maskapai Qantas Terancam Bocor

    Jutaan Data Pelanggan Maskapai Qantas Terancam Bocor

    Dunia Hari Ini menyajikan laporan dunia selama 24 jam terakhir untuk Anda.

    Edisi Rabu, 2 Juli 2025 ini dimulai dengan serangan siber ke pusat data maskapai penerbangan Qantas.

    Kemungkinan data pelanggan Qantas yang dicuri

    Qantas memperingatkan sejumlah besar data pelanggan kemungkinan sudah dicuri dari catatannya selama serangan siber.

    Maskapai penerbangan tersebut merilis pernyataan yang mengatakan mereka mendeteksi aktivitas yang tidak biasa pada platform pihak ketiga yang digunakan oleh pusat kontak maskapai penerbangan Qantas.

    Qantas mengatakan ada 6 juta data pelanggan yang tercatat di platform tersebut.

    Pihak Qantas sudah menghubungi pelanggan melalui email, memberi tahu jika mereka akan menerima komunikasi lebih lanjut jika data mereka “berpotensi terkompromi”.

    Trump akan ‘pertimbangkan’ untuk mendeportasi Elon Musk

    Presiden Donald Trump mengatakan pemerintahannya “harus mempertimbangkan” peluang mendeportasi miliarder Elon Musk.

    Ini disampaikannya Selasa kemarin, saat Elon mengkritik dan “sangat menentang” rancangan anggaran yang dikhawatirkan para ekonom akan memperburuk defisit pemerintah Amerika Serikat.

    “Saya tidak tahu. Kami harus mempertimbangkannya,” kata Presiden Trump saat ditanya apakah ia akan mendeportasi miliarder teknologi itu, setelah mengunggahnya di media sosial Truth.

    Presiden Trump menambahkan CEO Tesla dan SpaceX “tanpa subsidi” akan terpaksa “menutup usahaNYA dan kembali ke Afrika Selatan.”

    “Tidak ada lagi peluncuran Roket, Satelit, atau Produksi Mobil Listrik, dan Negara kita akan menghemat BANYAK,” tulis Trump.

    Ledakan pabrik di India, 36 orang tewas

    Sedikitnya 36 orang tewas dan sekitar tiga puluh lainnya terluka dalam ledakan besar di sebuah pabrik farmasi di negara bagian Telangana, India selatan.

    Direktur layanan pemadam kebakaran negara bagian G.V. Narayana Rao menyebut jasad 34 pekerja ditemukan dari lokasi kecelakaan di kawasan industri sekitar 50 kilometer dari ibu kota negara bagian Hyderabad.

    Dua pekerja lainnya meninggal karena luka bakar di rumah sakit.

    Kepala Menteri Negara Bagian Revanth Reddy mengatakan ada 143 orang di pabrik saat ledakan yang penyebabnya belum diketahui, terjadi.

    Sigachi Industries mengatakan infrastruktur manufaktur inti pabrik tersebut rusak dan operasi fasilitas akan dihentikan selama 90 hari.

    Ancaman terorisme di Thailand

    Pemerintah Australia telah memperingatkan para pelancong tentang “risiko terorisme yang terus berlanjut” di Thailand.

    Ini diberlakukan setelah polisi melaporkan menemukan bahan peledak rakitan di kawasan wisata sekitar Phuket dan Krabi.

    “Kawasan wisata populer mungkin menjadi sasaran serangan teroris di seluruh Thailand, termasuk Bangkok dan Phuket,” bunyi pernyataan yang diunggah di situs web Smartraveller Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia.

    “Bandara Internasional Phuket telah mengambil langkah-langkah keamanan dan para penumpang harus tiba lebih awal untuk penerbangan mereka.

    “Pihak berwenang Thailand juga mengamankan alat peledak di Phuket, Krabi, dan Phang Nga serta melakukan penangkapan.”

    P Diddy divonis empat dari lima dakwaan

    Juri dalam persidangan perdagangan seks Sean “Diddy” Combs telah mencapai vonis atas empat dari lima dakwaan yang dihadapinya.

    Namun mereka menemui jalan buntu atas dakwaan paling serius, yaitu konspirasi pemerasan.

    Vonis belum diumumkan.

    Hakim mengatakan juri telah berkomunikasi dengannya melalui sebuah catatan menjelang akhir hari kedua musyawarah.

    Catatan tersebut mengatakan juri telah mencapai vonis atas dua dakwaan perdagangan seks dan dua dakwaan pengangkutan untuk terlibat dalam prostitusi.

    Lihat juga Video ‘Daftar 20 Maskapai Teraman di Dunia pada 2023’:

  • Analisis arah pasar di tengah saratnya nuansa kebijakan

    Analisis arah pasar di tengah saratnya nuansa kebijakan

    Jakarta (ANTARA) – Pergerakan pasar global sepanjang pekan ini menunjukkan dinamika yang semakin kompleks dan sarat nuansa kebijakan.

    Di tengah kekhawatiran akan potensi pelemahan ekonomi Amerika Serikat, pasar saham tidak bergerak dalam satu arah yang seragam.

    Dow Jones Industrial Average berhasil menguat, namun S&P 500 dan Nasdaq justru mengalami koreksi.

    Perbedaan ini mencerminkan adanya ketegangan antara optimisme terhadap saham berbasis industri dan kekhawatiran mendalam atas kinerja perusahaan teknologi yang selama ini menjadi tulang punggung pertumbuhan indeks Nasdaq.

    Salah satu penekan paling signifikan adalah penurunan tajam saham Tesla sebesar empat persen dalam satu hari, menyusul pernyataan Presiden Donald Trump yang mengancam akan memangkas subsidi federal bagi perusahaan-perusahaan milik Elon Musk.

    Sentimen ini segera merambat luas ke saham-saham teknologi lain, mempertegas betapa sensitifnya pasar terhadap isu kebijakan fiskal dan relasi antara pemerintah dengan sektor swasta strategis.

    Kondisi ini diperburuk dengan data terbaru dari sektor manufaktur AS. ISM Manufacturing Index masih menunjukkan bahwa sektor ini berada di zona kontraksi.

    Artinya, aktivitas manufaktur belum mampu bangkit dan keluar dari fase perlambatan yang sudah berlangsung beberapa bulan terakhir.

    Sebagai salah satu komponen penting dalam Produk Domestik Bruto AS, lemahnya sektor ini memperkuat dugaan bahwa pemulihan ekonomi pascapandemi masih belum merata.

    Meskipun konsumsi domestik relatif stabil, lemahnya kepercayaan sektor produksi membuat investor kembali bersikap hati-hati dalam mengalokasikan dana. Apalagi ketika data pasar tenaga kerja menunjukkan sinyal yang kontradiktif.

    Laporan JOLTS yang dirilis minggu ini mencatat peningkatan jumlah lowongan pekerjaan sebesar 374.000, menandakan adanya permintaan tenaga kerja yang tinggi. Namun secara bersamaan, data menunjukkan bahwa jumlah perekrutan aktual justru menurun.

    Fenomena ini memberikan gambaran bahwa banyak perusahaan membuka lowongan tapi belum berani melakukan ekspansi nyata.

    Hal ini sejalan dengan pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menyebut kondisi pasar tenaga kerja saat ini sebagai situasi yang “setengah matang.” Tidak cukup kuat untuk memacu inflasi, tetapi juga belum cukup lemah untuk memicu stimulus moneter agresif.

    Dalam pidatonya di forum bank sentral di Portugal, Powell menegaskan bahwa The Fed belum memutuskan apakah akan memangkas suku bunga pada Juli, karena seluruh keputusan akan bergantung pada data yang masuk.

    Namun, pasar menerjemahkan pidato tersebut sebagai sinyal dovish yang tersirat. Hal ini tercermin dari kenaikan probabilitas pemangkasan suku bunga dari 18,6 persen menjadi 21,2 persen dalam satu hari.

    Ketidakpastian arah kebijakan The Fed ini terjadi bersamaan dengan ketegangan baru di ranah politik domestik Amerika Serikat.

    Senat akhirnya meloloskan RUU andalan Presiden Trump, One Big Beautiful Bill Act, dengan hasil voting imbang 50-50, dan suara penentu dari JD Vance menjadi penentu kemenangan.

    Undang-undang ini menjadi simbol kepemimpinan fiskal Trump dan mempertegas arah kebijakan ekonomi AS ke depan. Yang menarik, undang-undang tersebut disahkan hanya beberapa hari sebelum tenggat waktu penerapan tarif impor baru yang ditetapkan Trump pada 9 Juli.

    Ketegasan Trump untuk tidak memperpanjang batas waktu negosiasi menciptakan tekanan tersendiri, baik untuk mitra dagang seperti Jepang dan India, maupun bagi pasar global yang bergantung pada kepastian arus perdagangan.

    Trump secara terbuka menyatakan pesimisme terhadap peluang tercapainya kesepakatan dengan Jepang, dan mengancam tarif tinggi hingga 35 persen terhadap produk Jepang jika negosiasi gagal.

    Sebaliknya, ia menunjukkan optimisme terhadap India, memberi sinyal bahwa hubungan dagang kedua negara mungkin akan semakin menguat dalam waktu dekat.

    Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada Senin (30/6) mengatakan ada negara-negara yang bernegosiasi dengan itikad baik dengan AS.

    Namun, ia mengatakan tarif Trump masih dapat kembali ke level yang diumumkan pada 2 April 2025. “Jika kita tidak dapat melewati batas karena mereka (negara mitra AS) bersikap keras kepala,” kata Bessent.

    IHSG terdampak

    Pasar saham Indonesia pun tidak kebal terhadap guncangan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka lebih rendah, dan analisis teknikal menunjukkan adanya pelemahan struktur kenaikan.

    Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim berpendapat, secara teknikal, IHSG pada Rabu (2/7) diperkirakan akan cenderung konsolidasi di kisaran level 6.840 – 7.000, menunggu katalis baru untuk menentukan arah. “Selama belum ada breakout dari area tersebut, pergerakan indeks cenderung terbatas dan rawan pullback teknikal,” ujarnya.

    Sejak rebound dari April hingga Mei, pergerakan indeks memiliki karakter yang jelas, didukung volume, rotasi sektor, dan aliran dana yang solid. Namun memasuki akhir Juni, kekuatan rebound mulai melemah.

    Tidak ada tema baru yang mendorong pasar, tidak ada sentimen positif yang dominan, dan tidak terlihat arus dana segar yang signifikan.

    Ini mengindikasikan bahwa kenaikan yang terjadi lebih bersifat pantulan teknikal belaka, tanpa fondasi yang cukup kuat untuk menopang lanjutan tren naik.

    Kondisi ini tercermin dari formasi candle pada grafik harian yang menunjukkan volume menurun dan tekanan beli yang tidak kuat. Banyak investor justru memilih mengambil keuntungan jangka pendek saat harga naik, meninggalkan beban bagi mereka yang masuk belakangan.

    Fenomena ini tidak hanya terjadi di pasar saham, tetapi juga menjalar ke pasar kripto. Ketika Bitcoin mengalami lonjakan besar, banyak altcoin hanya naik sementara lalu terkoreksi karena aliran dana global berfokus pada satu aset.

    Dominasi Bitcoin menarik likuiditas dari aset lain, menciptakan tekanan harga pada kripto kecil dan menengah.

    Namun pola seperti ini juga membuka peluang rotasi dana yang menarik. Setelah Bitcoin memasuki fase konsolidasi, investor cenderung mencari aset dengan valuasi yang lebih rendah untuk mengejar pertumbuhan berikutnya.

    Fenomena ini juga berlaku di pasar saham. Ketika sektor energi mengalami lonjakan, sektor lain seperti perbankan atau konsumer justru menjadi target selanjutnya dari aliran dana.

    Pola rotasi dana seperti ini bukan hal baru. Dalam sejarah pasar, investor institusional selalu memindahkan dana dari sektor yang sudah overvalued ke sektor yang masih undervalued untuk memaksimalkan imbal hasil.

    Yang membedakan kali ini adalah kecepatan perpindahan dan pengaruh sentimen global yang jauh lebih besar. Dengan rilis data Non-Farm Payroll yang dijadwalkan besok malam, banyak investor menahan posisi dan bersikap lebih konservatif.

    Jika data menunjukkan pelemahan signifikan, ekspektasi pemangkasan suku bunga akan meningkat, dan ini bisa menjadi katalis baru untuk pergerakan pasar ke arah yang lebih positif.

    Namun tetap harus diingat bahwa dalam kondisi yang rapuh seperti saat ini, arah pergerakan pasar sangat tergantung pada kejelasan arah kebijakan moneter dan stabilitas hubungan dagang internasional.

    Setiap kebijakan, baik dari bank sentral maupun pemerintahan, memiliki potensi menciptakan gelombang baru, baik dalam bentuk peluang maupun risiko.

    Oleh karena itu, pemahaman mendalam terhadap dinamika pasar, rotasi sektor, dan strategi alokasi dana menjadi lebih penting dari sekadar mengikuti tren sesaat.

    Pasar sedang berada pada titik kritis, di mana keputusan-keputusan mikro dan makro berjalan sangat dekat satu sama lain.

    Ketika likuiditas global berpotensi berubah, investor dituntut untuk lebih presisi dalam membaca arah rotasi dana dan membedakan antara kenaikan semu dan tren yang benar-benar didukung oleh kekuatan fundamental.

    Dalam dunia investasi, memilih arah yang benar jauh lebih penting daripada bergerak terlalu cepat. Momentum hanyalah alat, bukan tujuan akhir.

    Di saat pasar bergerak liar, kemampuan membaca data dan menahan emosi seringkali menjadi kunci keberhasilan jangka panjang.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Peluang Elon Musk Diusir dari AS Balik ke Afrika, Ini Kata Trump

    Peluang Elon Musk Diusir dari AS Balik ke Afrika, Ini Kata Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pertengkaran antara miliarder Elon Musk dan Presiden AS Donald Trump berlangsung sengit. Musk mengkritik habis-habisan Rancangan Undang-undang (RUU) besar yang mencakup pemotongan pajak, belanja pertahanan, dan penguatan perbatasan.

    Musk mengatakan RUU itu akan menghancurkan ekonomi AS dan mencetak banyak pengangguran. Ia juga menuduh pemerintahan Trump mengutamakan industri masa lalu dan tak berpihak pada inovasi masa depan.

    Sebagai informasi, dalam RUU yang didukung Trump, akan ada kenaikan pajak untuk sejumlah proyek energi surya, baterai, panas bumi, angin dan nuklir. RUU juga akan memberikan subsidi baru pada batu bara yang digunakan dalam produksi baja.

    Menanggapi kritik tajam dari Musk, Trump membalas dengan keras melalui akun Truth Social miliknya.

    Trump mengatakan Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE) perlu mengusut tuntas praktik bisnis Musk. Trump mengatakan selama ini Musk adalah sosok pengusaha yang paling banyak mendapatkan subsidi di muka Bumi.

    Seperti diketahui, Musk yang tadinya merupakan penasihat khusus Trump sempat ditunjuk untuk mengepalai DOGE. Musk lantas mengundurkan diri dengan alasan ingin lebin fokus mengurus bisnisnya. DOGE dibentuk untuk memangkas anggaran pemerintah federal.

    “Tanpa subsidi, Elon Musk kemungkinan harus menutup bisnis dan kembali ke Afrika Selatan,” kata Trump, dikutip dari akun Truth Social-nya, Rabu (2/7/2025).

    “Tak ada lagi peluncuran roket, satelit, dan produksi mobil listrik. Negara kita akan menghemat sangat besar,” Trump menambahkan.

    Sebagai konteks, Musk lahir di Afrika Selatan. Ibunya juga dibesarkan di Afrika Selatan. Kemudian, Musk bermigrasi ke AS dan menjadi warga negara AS hasil naturalisasi.

    Dikutip dari Axios, ketika ditanya lebih lanjut apakah Trump akan mendeportasi Musk, sang Presiden memberikan jawaban yang tak menutup peluang tersebut.

    “Kita harus lihat dulu,” ujar Trump.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Harga Emas Dunia Berpotensi Tembus USD3.400, Simak Faktornya – Page 3

    Harga Emas Dunia Berpotensi Tembus USD3.400, Simak Faktornya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan harga emas akan menembus level USD3.400 dalam waktu dekat, bahkan berpotensi menuju USD3.550 hingga akhir tahun 2025.

    Saat ini, harga emas dunia diperdagangkan di kisaran USD3.347 per troy ounce. Ibrahim mengatakan, bila tidak ada tekanan baru, maka dalam waktu dekat harga bisa menembus USD3.376, dan dalam skenario optimistis, terus merangkak naik menuju USD3.400 dan bahkan USD3.550 hingga USD3.600 pada akhir tahun.

    “Kalau seandainya ini kena dalam dua hari ke depan kemungkinan di USD3.400.000 akan tercapai. Kalau saya lihat secara teknikal, malam ini bahwa harga mas dunia kemungkinan besar akhir tahun di USD3.550 Ini berdasarkan teknikal malam ini. Level akhir tahun bisa berubah menjadi USD3.600,” kata Ibrahim kepada Liputan6.com, Rabu (2/7/2025).

    Perkembangan di AS

    Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas adalah perkembangan terbaru di Amerika Serikat. Kongres AS, yang saat ini dikuasai oleh Partai Republik, meloloskan sebuah Rancangan Undang-Undang besar-besaran yang disebut-sebut sebagai “One Big Beautiful Field.”

    RUU ini dinilai akan mengubah arah kebijakan fiskal dan pembangunan ekonomi AS ke depan. Namun, tidak semua pihak menyambutnya positif. Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX yang sebelumnya dikenal sebagai pendukung kebijakan Donald Trump, justru menjadi salah satu yang paling vokal mengkritik RUU tersebut.

    “Nah masuknya RUU besar dan indah ini diterima oleh Kongres, disetujui oleh Kongres, kemungkinan besar akan disahkan oleh pemerintah. Ini membuat perdebatan tersendiri bagi para politikus di Amerika,” ujarnya.

    Kondisi ini menimbulkan spekulasi dan kekhawatiran investor atas arah kebijakan fiskal AS, mendorong mereka mengalihkan aset ke instrumen yang lebih aman seperti emas.

     

  • Trump vs Elon Musk Memanas, Subsidi untuk Tesla hingga SpaceX Terancam Dicabut

    Trump vs Elon Musk Memanas, Subsidi untuk Tesla hingga SpaceX Terancam Dicabut

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan mencabut subsidi senilai miliaran dolar AS yang diterima perusahaan-perusahaan milik Elon Musk seperti Tesla hingga SpaceX dari pemerintah federal. 

    Lewat platform Truth Social, Trump menyindir bahwa Musk mungkin telah menerima lebih banyak subsidi daripada siapa pun dalam sejarah. Tanpa peluncuran roket, satelit, atau produksi mobil listrik, AS bisa menghemat sangat banyak.

    Ancaman tersebut kembali ditekankan Trump kepada para wartawan di Gedung Putih.

    “Dia kesal karena kehilangan mandat kendaraan listriknya. Dia marah soal banyak hal, tapi dia bisa kehilangan jauh lebih banyak dari itu,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih dikutip dari Reuters, Rabu (2/7/2025).

    Menanggapi ancaman tersebut, Musk menulis di platform media sosial X bahwa dia siap menerima pemotongan subsidi akibat pengesahan RUU tersebut. Dia juga menambahkan dirinya bisa saja membalas lebih keras terhadap Trump, tetapi untuk sementara memilih menahan diri.

    “Saya secara harfiah mengatakan, potong semuanya. Sekarang,”  kata Musk.

    Langkah ini menandai eskalasi terbaru dalam perseteruan antara Trump dan orang terkaya di dunia tersebut, yang dulunya merupakan sekutu politik. Ketegangan memuncak pada Senin (30/6/2025) waktu setempat, ketika Musk kembali melontarkan kritik terhadap RUU pemangkasan pajak dan pengeluaran versi Trump. 

    RUU tersebut berpotensi menghapus subsidi untuk pembelian kendaraan listrik yang selama ini menjadi insentif utama bagi Tesla, produsen kendaraan listrik terbesar di AS. RUU itu disahkan oleh Senat dengan selisih suara tipis pada Selasa siang waktu setempat.

    Meski Musk kerap menyuarakan bahwa subsidi pemerintah seharusnya dihapus, Tesla selama ini telah menikmati miliaran dolar dalam bentuk kredit pajak dan keuntungan kebijakan lainnya terkait bisnis energi bersih dan transportasi ramah lingkungan. 

    Pemerintahan Trump memiliki kewenangan atas sejumlah program tersebut, termasuk insentif pajak sebesar US$7.500 bagi konsumen yang membeli atau menyewa kendaraan listrik.

    Musk bahkan mengancam akan membentuk partai politik baru dan mendanai kampanye untuk menggulingkan anggota parlemen yang mendukung RUU tersebut. Hal ini dianggap kontradiktif dengan kampanyenya sendiri yang menekankan pembatasan pengeluaran pemerintah. 

    Sejumlah anggota Partai Republik mengkhawatirkan bahwa konflik terbuka antara Musk dan Trump dapat mengganggu peluang partai untuk mempertahankan mayoritas dalam pemilu sela 2026.

    Sementara itu, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menanggapi kritik Musk dengan mengatakan bahwa dirinya akan mengelola anggaran negara dengan baik. 

    “Urusan keuangan negara biar saya yang tangani,” ujarnya.

    Musk sebelumnya memimpin pembentukan Department of Government Efficiency (DOGE), sebuah inisiatif untuk memotong belanja pemerintah. Namun, dia mundur dari peran aktifnya sejak akhir Mei lalu. 

    “DOGE adalah monster yang mungkin harus kembali dan memangsa Elon,” ujar Trump.

  • Elon Musk Bekali AI Baru di Platform X

    Elon Musk Bekali AI Baru di Platform X

    Bisnis.com, JAKARTA—Elon Musk bakal membekali teknologi AI di plaform X, semula Twitter untuk membuat catatan komunitas atau community notes sehingga mendorong cek fakta dan jangkauan pengguna.

    Dikutip dari Bloomberg, Selasa (2/7/2025), pengembang akan menempatkan agen AI atau artificial intelligence yang menulis catatan komunitas. Bila perusahaan menilai catatan ini berguna, bot akan memasang catatan itu dan muncul ke publik.

    Product Executive X Keith Coleman mengatakan bahwa peran manusia masih dibutuhkan dalam catatan yang dibuat AI. Catatan ini hanya akan muncul bila kelompok pengguna yang beragam menilai bahwa catatan ini memang berguna. Adapun, fitur ini berjalan pada bulan ini.

    “Mereka (bot) bisa membantu menyampaikan lebih banyak catatan lebih cepat dengan kerja lebih sedikit, tetapi keputusan soal apa yang cukup berguna tetap melibatkan peran manusia,” katanya.

    Menurutnya, fitur ini sangat kuat untuk menghadapi ratusan catatan yang beredar setiap harinya di X. Fitur ini merupakan kelanjutan dari fitur cek fakta di X yang sudah ada sebelum Elon Musk mengambil alih platform tersebut pada 2022. Namun, tangan Musk memberikan pengaruh lebih banyak pada fitur catatan komunitas yang ternyata ditiru oleh platform media sosial lain, seperti Facebook milik Meta dan TikTok milik ByteDance.

    Musk menyebut fitur ini sebagai alat memerangi berita palsu kendati masih menemukan informasi yang tak akurat muncul dari catatan komunitas. Sebelumnya, dia bahkan menyebut fitur ini bisa diakali oleh pemerintah dan media massa.

    Terlepas dari itu, Coleman menilai bahwa fitur ini memiliki kekuatan mumpuni sehingga ditiru oleh platform lain. Gabungan AI dan peran manusia yang menyaring informasi dalam catatan ini memberikan lingkaran umpan balik sehingga meningkatkan kualitas bot.

    “Model ini bisa ditingkatkan tak hanya dengan umpan balik satu orang secara acak, melainkan dari audiens yang beragam,” katanya.

    Bukan hanya Grok, yang kini terpasang, teknologi AI bisa muncul dengan teknologi apa pun. Salah satunya, dia menyebut bot dibuat oleh startup AI, xAI besutan Musk.

  • Pasang Surut Elon Musk dan Trump

    Pasang Surut Elon Musk dan Trump

    Jakarta

    Perseteruan Elon Musk dan Presiden AS Donald Trump ternyata belum berakhir. Trump dan Elon Musk terlibat cekcok lagi.

    Hubungan keduanya adem ayem ketika Elon Musk masuk pemerintahan Trump. Musk menjabat selama 130 hari sebagai salah satu penasihat senior Gedung Putih dan Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency/DOGE). Jabatan Musk pun berakhir sekitar 30 Mei lalu.

    Musk mundur di tengah masa sulit pemerintahan Trump dalam merestrukturisasi pemerintah federal. Namun, Pemerintah AS mengatakan upaya DOGE untuk merestrukturisasi dan mengecilkan pemerintah federal akan terus berlanjut.

    Setelah keluar dari pemerintahan Trump, Musk mengecam rancangan undang-undang (RUU) ‘One Big, Beautiful Bill Act’ terkait belanja besar yang diusulkan Donald Trump. Musk mengatakan usulan itu adalah hal keji dan menjijikkan.

    “Maaf, tetapi saya tidak tahan lagi,” Musk memposting di X sebagaimana dilansir AFP, Rabu (4/6/2025).

    “RUU belanja Kongres yang besar, keterlaluan, dan penuh dengan omong kosong ini adalah kekejian yang menjijikkan. Malu pada mereka yang memilihnya: Anda tahu Anda salah. Anda tahu itu,” kata Musk.

    Puncak ketegangan terjadi pada Kamis (5/6) lalu, saat Musk menanggapi unggahan komentator konservatif Ian Miles Cheong di media sosial. Cheong menulis, “Presiden vs Elon. Siapa yang menang? Menurut saya, Elon. Trump seharusnya dimakzulkan lalu digantikan JD Vance,” dikutip dari New York Post.

    Musk membalas singkat unggahan itu dengan “Ya,” sebuah respons yang mengisyaratkan dukungannya terhadap pemakzulan Trump.

    Sikap Musk tersebut sangat bertolak belakang dengan beberapa bulan sebelumnya. Pada Februari 2025, Musk mengatakan, “Saya sangat menyukai Donald Trump.”

    Musk tadinya merupakan salah satu donatur besar Trump. Dia menyerahkan dana hampir US$ 300 juta untuk kampanye Trump pada pemilu 2024, dan mengklaim berperan dalam kemenangan Partai Republik di DPR dan Senat.

    Elon Musk Menyesal Kriti Trump

    Elon Musk dan Trump. (Foto: BBC World)

    Lima hari setelahnya, Elon Musk mengaku menyesal mengkritik Trump. Hal itu disampaikan Musk pada Rabu (11/6), setelah keduanya cekcok minggu lalu.

    “Saya menyesali beberapa unggahan saya tentang Presiden @realDonaldTrump minggu lalu. Itu keterlaluan,” tulis Musk di platform media sosialnya X.

    Ungkapan penyesalan Musk muncul beberapa hari setelah Trump mengancam miliarder teknologi itu dengan “konsekuensi serius”, jika ia berusaha menghukum politisi Partai Republik yang memberikan suara untuk RUU anggaran federal yang kontroversial.

    Menanggapi hal itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (12/6/2025), Trump mengatakan langkah yang diambil Musk itu sangat baik.

    “Saya pikir tindakannya itu sangat baik,” kata Trump mengomentari penyesalan Musk.

    Secara terpisah, Gedung Putih juga merilis pernyataan pada Rabu (11/6) untuk menanggapi pernyataan Musk yang menyatakan penyesalan atas sejumlah kritikan yang dilontarkannya baru-baru ini yang memicu pertikaian publik.

    “Presiden mengakui pernyataan yang disampaikan Elon pagi ini, dan dia mengapresiasinya,” ucap Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, saat berbicara kepada wartawan, seperti dilansir AFP.

    Leavitt menambahkan bahwa “tidak ada upaya” yang dilakukan atas ancaman Trump untuk mengakhiri beberapa kontrak pemerintah AS dengan Musk.

    Trump dan Elon Musk Cekcok Lagi

    Elon Musk dan Trump. (Foto: via REUTERS/Brandon Bell)

    Trump dan Elon Musk kembali terlibat cekcok. Trump mengatakan Musk akan “Pulang ke Afrika Selatan (Afsel)” jika subsidi federal AS untuk kendaraan listrik dipotong.

    “Elon mungkin mendapatkan lebih banyak subsidi daripada manusia mana pun dalam sejarah, sejauh ini, dan tanpa subsidi, Elon mungkin harus menutup usahanya dan pulang ke Afrika Selatan,” tulis Trump dalam komentar terbarunya via media sosial, seperti dilansir Anadolu Agency, Selasa (1/7/2025).

    Afrika Selatan merupakan tempat kelahiran Musk. Pernyataan terbaru Trump itu disampaikan setelah Musk melontarkan lebih banyak kritikan terhadap rancangan undang-undang (RUU) anggaran yang sangat besar, bernama “Big Beautiful Bill”, yang diajukan pemerintahan Trump baru-baru ini.

    Dalam kritikannya, Musk menyebut pemotongan kredit kendaraan listrik dan energi bersih akan “sangat merusak”. Dia menyebutnya sebagai “bunuh diri politik bagi Partai Republik” yang menaungi Trump.

    Trump membalasnya dengan pernyataan berbunyi: “Elon Musk mengetahui, jauh sebelum dia sangat mendukung saya untuk menjadi Presiden, bahwa saya sangat menentang mandat kendaraan listrik. Itu konyol, dan selalu menjadi bagian utama dari kampanye saya.”

    “Mobil listrik bagus, tapi tidak semua orang harus dipaksa untuk memilikinya,” ucap Trump dalam pernyataannya.

    Musk, pada Selasa (1/7), kembali mengkritik RUU yang diajukan pemerintahan Trump, dengan mengatakan bahwa mereka yang berkampanye untuk memangkas pengeluaran tetapi mendukung RUU itu seharusnya “menundukkan kepala karena malu”.

    Musk juga memperingatkan bahwa para anggota parlemen AS yang mendukung RUU Trump itu akan kalah dalam pemilihan pendahuluan tahun depan.

    Trump dalam responsnya melontarkan sindiran untuk Musk, juga Tesla dan perusahaan transportasi luar angkasa SpaceX miliknya.

    “Tidak ada lagi peluncuran roket, satelit, atau produksi mobil listrik, dan negara kita akan menghemat BANYAK. Mungkin kita harus meminta DOGE untuk mencermati hal ini dengan saksama? BANYAK UANG YANG HARUS DISELAMATKAN!!!” sindir Trump merujuk pada kontrak SpaceX yang menguntungkan dengan pemerintah AS.

    Halaman 2 dari 3

    (idn/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini