Tag: Elon Musk

  • 10 CEO yang Gajinya Paling Tinggi di Dunia, No.1 Bukan Google & Apple

    10 CEO yang Gajinya Paling Tinggi di Dunia, No.1 Bukan Google & Apple

    Jakarta, CNBC Indonesia – Seorang CEO (Chief Executive Officer) menjadi pemimpin utama yang mengarahkan visi perusahaan, mengambil keputusan strategis, serta mewakili perusahaan di hadapan investor, mitra, dan publik.

    Pasalnya CEO adalah jabatan eksekutif tertinggi dalam struktur organisasi perusahaan yang bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen dan operasional bisnis.

    Dengan tanggung jawabnya yang besar, tak heran kalau CEO juga punya gaji yang besar.

    Secara keseluruhan, gaji CEO mencetak rekor baru pada 2024 lalu. Setengah dari eksekutif tertinggi dalam analisis tahunan The Wall Street Journal menerima setidaknya US$17,1 juta atau sekitar Rp278 miliar, naik dari US$15,8 juta atau Rp256 miliar pada tahun sebelumnya.

    Laporan The Wall Street Journal merekam data dari MyLogIQ dan mencakup CEO dari lebih dari 400 perusahaan S&P 500 yang melaporkan kompensasi hingga pertengahan Mei 2025, untuk tahun fiskal yang berakhir setelah 30 Juni 2024.

    Rick Smith, pendiri sekaligus CEO Axon Enterprise, menduduki peringkat pertama dalam daftar CEO dengan bayaran tertinggi tahun 2024. Smith menerima paket kompensasi senilai US$165 juta atau setara dengan sekitar Rp2,68 triliun (kurs Rp16.250 per dolar AS).

    Bayaran tersebut jauh melampaui kompensasi yang diterima para pimpinan perusahaan raksasa seperti CEO General Electric Larry Culp, CEO Blackstone Steve Schwarzman, dan CEO Apple Tim Cook. Smith menjadi satu-satunya pimpinan perusahaan di indeks S&P 500 yang menerima bayaran di atas US$100 juta pada tahun lalu.

    CEO JPMorgan Jamie Dimon, berada di posisi ke-23 dengan total bayaran sebesar US$37,7 juta atau sekitar Rp613 miliar. Sementara itu, CEO Meta Mark Zuckerberg menempati urutan ke-63 dengan kompensasi senilai US$27 juta atau sekitar Rp439 miliar, yang sebagian besar digunakan untuk layanan keamanan.

    Elon Musk dari Tesla menjadi satu-satunya CEO yang tidak menerima bayaran, alias US$0, karena paket gajinya masih menjadi sengketa hukum. Selain Musk, beberapa pimpinan perusahaan besar lainnya juga menerima kompensasi yang tergolong rendah.

    Warren Buffett, CEO Berkshire Hathaway, hanya menerima bayaran sebesar US$0,41 juta atau sekitar Rp6,7 miliar. Sementara itu, CEO Amazon Andrew Jassy memperoleh US$1,60 juta atau setara Rp26 miliar sepanjang 2024.

    Seperti kebanyakan CEO, sebagian besar kompensasi Rick Smith berasal dari penghargaan saham, bukan gaji tetap. Paket saham tersebut diberikan pada Mei 2024 dan dikaitkan dengan target pasar dan operasional yang harus dicapai selama beberapa tahun ke depan.

    Ini bukan pertama kalinya Smith menerima bayaran besar sejak memimpin perusahaan sejak 1993. Pada tahun 2019, Axon melaporkan kompensasi senilai US$246 juta atau sekitar Rp4 triliun untuk Smith melalui skema penghargaan saham yang serupa, ketika Axon belum masuk indeks S&P 500.

    Smith menjalankan perusahaan bersama saudaranya, Thomas Smith, selama dua dekade. Bersama-sama mereka mengamankan hak paten teknologi dan mengembangkan Taser menjadi alat standar yang digunakan kepolisian di berbagai negara.

    Lebih jauh, berikut daftar 10 CEO dengan bayaran terbesar versi The Wall Street Journal:

    1. CEO Axon Enterprise Rick Smith – US$164,53 juta

    2. CEO General Electric Lawrence Culp Jr. – US$88,95 juta

    3. CEO Blackstone Stephen Schwarzman – US$84,03 juta

    4. CEO Apple Tim Cook – US$ 74,61 juta

    5. CEO KKR Joseph Bae – US$73,09 juta

    6. CEO Carrier Global David Gitlin – US$65,73 juta

    7. CEO KKR Scott Cuttall – US$64,2 juta

    8. CEO Netflix Theodore Sarandos – US$61,92 juta

    9. CEO Simon Property Group David Simon – US$61,39 juta

    10. CEO Netflix Greg Peters – US$60,27 juta

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Karyawan OpenAI Dikasih Bonus Miliaran Rupiah Agar Tak Kabur

    Karyawan OpenAI Dikasih Bonus Miliaran Rupiah Agar Tak Kabur

    Jakarta

    Sejumlah karyawan OpenAI akan menjadi miliarder dadakan. Sehari sebelum meluncurkan update GPT-5 untuk ChatGPT, CEO Sam Altman mengumumkan OpenAI akan membagikan bonus miliaran rupiah kepada sejumlah karyawan.

    Altman mengatakan OpenAI akan memberikan bonus khusus satu kali kepada peneliti dan software engineer di sejumlah divisi, termasuk applied engineering, scaling, dan safety.

    “Seperti yang telah kami sebutkan beberapa pekan yang lalu, kami telah mempertimbangkan kompensasi untuk tim teknis kami mengingat pergerakan di pasar,” tulis Altman dalam pengumumannya, seperti dikutip dari The Verge, Sabtu (9/8/2025).

    “Kami tentu berencana untuk terus menambah kompensasi seiring dengan kinerja perusahaan yang semakin baik. Namun, kami ingin transparan tentang hal ini karena ini adalah hal yang baru bagi kami,” imbuhnya.

    Nilai bonus yang dibagikan untuk karyawan OpenAI berbeda-beda, tergantung posisi dan senioritasnya. Bonus terbesar di kisaran jutaan dolar akan diberikan untuk peneliti senior OpenAI, yang sudah mendapatkan gaji jutaan dolar per tahun.

    Sementara itu, para engineer akan menerima bonus senilai ratusan ribu dolar. Bonus itu akan dibayarkan setiap kuartal dalam dua tahun ke depan, yang dapat dicairkan dalam bentuk uang tunai, saham OpenAI, atau kombinasi keduanya.

    Juru bicara OpenAI menolak berkomentar. Kabar soal bonus ini pertama kali dilaporkan oleh The Information namun memo resmi dari Altman baru diungkap oleh The Verge.

    OpenAI belum pernah menawarkan bonus sebesar ini kepada banyak karyawannya. Sekitar 1.000 karyawan, yang setara dengan sepertiga total karyawan OpenAI, berkesempatan mendapatkan bonus ini.

    Tawaran bonus ini menunjukkan betapa sengitnya persaingan untuk menggaet talenta AI. Dalam beberapa bulan terakhir, OpenAI sudah kehilangan beberapa peneliti pentingnya, termasuk salah satu pencipta ChatGPT, Shengjia Zhao, yang bergabung ke Meta dan didapuk sebagai Chief Scientist.

    Bukan hanya Meta, karyawan OpenAI juga didekati oleh xAI, startup besutan Elon Musk. Menurut sumber The Verge, xAI juga agresif mendekati karyawan OpenAI dengan tawaran gaji yang menggiurkan.

    (vmp/rns)

  • Menkomdigi Minta TNI Ikut Kawal Digitalisasi RI, Singgung Layanan Satelit LEO

    Menkomdigi Minta TNI Ikut Kawal Digitalisasi RI, Singgung Layanan Satelit LEO

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Komunikasi Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid berharap keterlibatan aktif Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam mengawal proses digitalisasi Indonesia. Di tengah disrupsi teknologi asing yang pesat, keamanan negara perlu dijaga dengan lebih baik.

    Meutya mengatakan dinamika geopolitik global telah membuat beberapa negara jatuh ke dalam situasi konflik. Selain konflik fisik, peperangan juga terjadi di dunia digital sehingga sinergi Kemkomdigi dengan TNI menjadi penting dalam membangun pertahanan digital.

    Meutya berpendapat tantangan dalam pertahanan digital makin kompleks, seperti munculnya layanan konektivitas satelit Low Earth Orbit (LEO) dari perusahaan asing di Indonesia serta derasnya arus data lintas batas negara yang dapat menimbulkan risiko terhadap pertahanan dan keamanan negara.

    “Di situlah pentingnya digitalisasi dikawal tidak hanya oleh para pakar IT tapi juga orang yang ahli dalam strategi pertahanan,” kata Meutya dikutip Sabtu (9/8/2025).

    Seperti diketahui saat ini satu-satunya satelit orbit rendah LEO yang mengantarkan internet ke Indonesia hanyalah Starlink. 

    Ratusan satelit milik Elon Musk (Amerika Serikat) telah mengorbit di atas langit Indonesia. Mereka menyalurkan internet kepada puluhan ribu pengguna di Tanah Air.

    Starlink merupakan satelit yang mengorbit pada ketinggian di atas 500 kilometer. Satelit khusus internet tersebut berukuran kecil dan memiliki kapasitas terbatas. Namun, kecepatan internet yang diberikan cukup mumpuni hingga mencapai 220 Mbps pada satu lokasi.

    Di Indonesia, Starlink melayani digunakan untuk tiga hal yaitu menyalurkan internet kepada pelanggan ritel, pelanggan korporasi, dan jaringan pengalur atau backhaul.

    SpaceX sempat menghentikan mencari pelanggn baru di Indonesia karena kapasitas yang dimiliki telah habis. 

    Berbeda dengan serat optik yang kapasitasnya dapat ditambah kapanpun tanpa menambah infrastruktur kabel, kapasitas Starlink baru dapat ditambah jika ada satelit baru yang diluncurkan Elon Musk atau dilakukan peralihan trafik dari satu negara ke Indonesia.

    Meutya juga menegaskan pentingnya ketersediaan infrastruktur konektivitas di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), termasuk Papua, sebagai bagian dari pertahanan nasional.

    Sinergi Komdigi dan TNI sejauh ini telah berhasil menghubungkan wilayah-wilayah di Papua dengan konektivitas digital.

    “Kemkomdigi membangun konektivitas di daerah Papua bekerja sama dengan teman-teman TNI, khususnya yang bertugas di sana,” kata Meutya.

  • Orang Terkaya Dunia Ternyata Ogah Pakai iPhone, Cek Faktanya

    Orang Terkaya Dunia Ternyata Ogah Pakai iPhone, Cek Faktanya

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Popularitas iPhone sebagai ponsel premium dengan harga mahal sudah tak terelakkan. Bisa dibilang, iPhone menjadi penanda status sosial-ekonomi seseorang yang mapan. 

    Pasalnya, untuk membeli iPhone, diperlukan uang tak sedikit. Misalnya saja iPhone 16 reguler yang di Indonesia dibanderol mulai Rp 14 juta. Varian paling mahal, iPhone 16 Pro Max, dihargai Rp 22 juta, berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di iBox. 

    Kendati demikian, ternyata ada fakta mengejutkan. Orang-orang terkaya dunia banyak yang tak menggunakan iPhone sebagai daily driver. Misalnya saja Bill Gates dan Mark Zuckerberg.

    Keduanya dilaporkan memilih menggunakan ponsel Android. Laporan Phone Arena pada 2023 silam menyebutkan Gates menggunakan ponsel lipat dari Samsung Galaxy Z Fold 5.

    Pendiri Microsoft tersebut memang diketahui penggemar berat jajaran ponsel lipat Samsung. Ia pernah terlihat telah menggunakan Galaxy Z Fold 3 dan Fold 4 sebelumnya.

    Zuckerberg juga merupakan salah satu orang terkaya dunia yang menggemari produk Samsung. Ia diketahui menggunakan Samsung Galaxy S23 Ultra selama tahun 2023.

    Lalu bagaimana dengan orang kaya dunia lainnya? Berikut rangkumannya dari Phone Arena:

    Jeff Bezos

    Bezos diketahui pernah menggunakan iPhone. Namun tahun 2020 dia menjadi korban peretasan WhatsApp dari ponselnya.

    Spekulasi yang berbeda menyebut kejadian itu bisa saja membuat pendiri Amazon untuk meninggalkan iPhone. Sejumlah rumor mengatakan dia menggunakan Google Pixel atau ponsel premium dari Samsung, namun belum diketahui dengan pasti apa yang digunakannya sekarang.

    Elon Musk

    Musk yang menyandang orang terkaya di dunia berkali-kali pernah mengatakan memilih iPhone dibandingkan Android. Namun, ia diketahui menggunakan Samsung Galaxy bergantian dengan iPhone selama beberapa tahun terakhir.

    Warren Buffet

    Investor legendaris Warren Buffet diketahui tak tertarik dengan smartphone. Selama bertahun-tahun dia hanya menggunakan HP flip lawas saja.

    CEO Apple Tim Cook bahkan pernah mengirimkan iPhone gratis pada Buffet. Kabarnya dia masih menggunakan iPhone 11 yang dirilis 2019.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • OpenAI Rilis GPT-5, Skor Halusinasi Lebih Rendah dari GPT-4

    OpenAI Rilis GPT-5, Skor Halusinasi Lebih Rendah dari GPT-4

    Bisnis.com, JAKARTA — OpenAI telah meluncurkan model AI terbarunya GPT-5 pada Kamis (7/8/2025). Salah satu keunggulan dari model kecerdasan buatan terbaru itu adalah tingkat akurasi yang lebih tinggi dan ‘jarang’ memberikan jawaban yang berhalusinasi.

    Ini adalah model AI terpadu yang menggabungkan kemampuan penalaran model seri-o dengan respons cepat seri GPT-nya.  

    GPT-5 memungkinkan ChatGPT menyelesaikan beragam tugas atas nama pengguna, seperti membuat aplikasi perangkat lunak, menavigasikan kalender pengguna, atau membuat ringkasan. 

    Selain itu, OpenAI juga berupaya membuat ChatGPT lebih mudah digunakan, dengan menyertakan router waktu nyata pada GPT-5, yang menentukan cara memberikan jawaban terbaik, baik menjawab pertanyaan pengguna dengan cepat maupun meluangkan waktu tambahan untuk “memikirkan” jawaban.

    CEO OpenAI, Sam Altman mengklaim GPT-5 merupakan langkah signifikan dalam perjalanan perusahaan mengembangkan AI yang dapat mengungguli manusia dalam pekerjaan yang paling bernilai secara ekonomi, yaitu kecerdasan umum buatan (AGI).

    “Memiliki sesuatu seperti GPT-5 hampir tidak terbayangkan sebelumnya dalam sejarah,” kata Altman, dilansir TechCrunch, Jumat (8/8/2025).

    GPT-5 akan tersedia untuk semua pengguna gratis ChatGPT sebagai model default mereka. Ini merupakan bagian dari upaya perusahaan memberikan akses gratis ke model penalaran AI untuk pertama kalinya setelah sebelumnya OpenAI membatasi model-model lebih canggih di balik sistem berbayar.

    Keunggulan GPT-5 DIbandingkan Pesaing

    OpenAI menyatakan, GPT-5 menawarkan kinerja tingkat tinggi di bidang pengkodean yang unggul dalam menjalankan seluruh aplikasi perangkat lunak sesuai permintaan, yang kemudian dikenal sebagai “pengkodean getaran”.

    GPT-5 juga lebih baik dalam menjawab pertanyaan terkait kesehatan. Ini terbukti dari uji coba yang mengukur akurasi respons model AI dalam topik seputar kesehatan, HealthBench Hard Hallucinations, yang menyatakan model AI tersebut hanya berhalusinasi 1,6 dari waktu.

    Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan model GPT-4o dan o3 sebelumnya yang masing-masing mencetak skor 12,9% dan 15,8%.

    Dikutip dari TechCrunch, Wakil Presiden ChatGPT, Nick Turley mengatakan, dalam aspek desain kreatif dan penulisan, GPT-5 juga mampu memberikan respons yang lebih alami, serta menunjukkan selera yang lebih baik daripada model AI lainnya dalam tugas-tugas kreatif.

    Secara keseluruhan pun, tingkat halusinasi model GPT-5 jauh lebih rendah dengan angka informasi salah sebanyak 4,8%, turun jauh lebih signifikan dibandingkan 03 dan GPT-4o yang masing-masing memiliki tingkat halusinasi 22% dan 20,6%.

    Hal tersebut membuat GPT-5 lebih akurat dan lebih sedikit mengarang informasi dibanding model-model sebelumnya.

    OpenAI juga mengklaim GPT-5 lebih aman dibandingkan model sebelumnya, dengan mengurangi penipuan, dan juga memberikan pengalaman pengguna dengan model yang lebih transparan dan jujur.

    Hal tersebut termasuk keunggulan dalam membedakan antara pelaku kejahatan yang mencoba menyalahgunakan ChatGPT, dan pengguna yang hanya mengajukan prompt tidak berbahaya.

    Itu membuat GPT-5 mampu menolak lebih banyak pertanyaan tidak aman, sekaligus menawarkan lebih sedikit penolakan pada pengguna yang mencari informasi tidak berbahaya.

    OpenAI mengklaim GPT-5 merupakan yang tercanggih di beberapa domain, sedikit mengungguli model AI terkemuka dari Anthropic, Google DeepMind, dan xAI Elon Musk. Akan tetapi, GPT-5 masih sedikit lebih buruk daripada model AI yang belum berkembang di area lain. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Chat GPT 5 Makin Pintar, Setara Lulusan S3 atau PhD

    Chat GPT 5 Makin Pintar, Setara Lulusan S3 atau PhD

    Bisnis.com, JAKARTA – OpenAI baru saja mengumumkan peluncuran generasi terbaru Chat GPT 5, yang diklaim memiliki kemampuan luar biasa dan mampu memberikan jawaban. Chatgpt 5 diklaim bisa memiliki kemampuan setara mahasiswa S3 atau doctor atau PhD.

    ChatGpt 5 dirilis sebagai AI yang lebih pintar, lebih cepat, dan lebih berguna. Chat GPT 5 diharapkan menjadi tonggak baru dalam dunia kecerdasan buatan.

    CEO dan salah satu pendiri OpenAI, Sam Altman mengatakan bahwa kehadiran Chat GPT 5 menjadi tanda munculnya era baru dalam teknologi AI yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Chat GPT 5 ini menawarkan logika, solusi yang seperti dipikirkan manusia lulusan PhD, dan merespon dengan cepat.

    Model Chat GPT 5 ini dirancang untuk menangani pekerjaan kompleks seperti coding dan penulisan dengan lebih sedikit petunjuk, sekaligus memberikan penjelasan yang lebih jelas dan alami bagi pengguna. Altman bahkan menyebut GPT-5 sebagai AI yang benar-benar terasa seperti berbicara dengan pakar dalam berbagai bidang.

    Dia juga menyebutkan bahwa GPT-5 akan lebih jujur dan tidak menipu, sehingga pengguna bisa lebih percaya terhadap jawaban yang diberikan. Ini sekaligus menandai langkah besar dalam mengatasi kekhawatiran terkait keakuratan data yang sering menjadi masalah di AI sebelumnya.

    “Chat gpt 5 akan lebih pintar, cepat, dan lebih berguna. Khususnya bagi orang-orang yang membutuhkan coding,” ungkapnya seperti dikutip dari BBC, Jumat (8/8/2025).

    Beberapa minggu lalu, Elon Musk juga mempromosikan AI buatannya, Grok, yang disebutnya lebih cerdas dari level PhD dan disebut sebagai AI terpintar di dunia saat ini. Meski begitu, GPT-5 diprediksi akan punya peran penting, terutama untuk para pengembang dan profesional di bidang coding maupun riset, karena kemampuannya menciptakan software secara otomatis dan melakukan reasoning secara mendalam.

    Selain soal kemampuan dan kecepatan, GPT-5 juga dirancang agar lebih human-like dalam memberi jawaban.

    Altman pun membandingkan bahwa Chat GPT-3 seperti berbicara dengan pelajar SMA, GPT-4 seperti berbicara dengan mahasiswa, dan GPT-5 ini sudah seperti berbicara dengan pakar PhD.

    “Meski begitu, beberapa pakar etik memperingatkan bahwa kemampuan AI ini masih sebatas menirukan manusia, bukan benar-benar mengganti manusia dalam hal pemikiran dan akal.

    Sebagai contoh, Prof. Carissa Véliz dari Institute for Ethics in AI, mengungkapkan bahwa meskipun GPT-5 tampil impresif, teknologi ini masih belum mampu menghasilkan keuntungan besar dan lebih banyak soal peniruan daripada inovasi asli. Ia juga menambah bahwa ancaman terbesar bukan hanya soal kemampuan teknis AI, tapi soal bagaimana kita mengatur dan mengawasi penggunaan teknologi ini secara aman dan bertanggung jawab.

    OpenAI berencana merilis Chat GPT-5 secara penuh kepada semua pengguna mulai hari Kamis. Banyak pihak menantikan, apakah model ini benar-benar sebagus yang diklaim, dan bagaimana dampaknya terhadap dunia kerja, kreativitas, serta etika AI di masa depan.

  • Trump Hapus Bantuan Energi Surya Rp 114 T untuk Warga Miskin AS

    Trump Hapus Bantuan Energi Surya Rp 114 T untuk Warga Miskin AS

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi menghentikan program bantuan energi surya senilai US$ 7 miliar atau setara Rp 114,26 triliun (kurs Rp 16.323) yang ditujukan bagi warga berpenghasilan rendah. Keputusan itu muncul usai disahkannya Undang-Undang One Big Beautiful Bill yang menghapus pendanaan program tersebut.

    Program bantuan tersebut sebelumnya digagas di era Presiden Joe Biden dan dijalankan oleh Environmental Protection Agency (EPA). Hibah telah diberikan pada 2024 kepada 60 kelompok nirlaba, suku asli, dan pemerintah negara bagian untuk membangun proyek-proyek energi surya. Program ini sempat digadang-gadang bakal melayani hampir 1 juta rumah tangga di berbagai wilayah AS, dengan tujuan menekan tagihan listrik dan mengurangi emisi karbon.

    Namun Trump menilai proyek ini terlalu mahal dan tidak efektif. Ia menegaskan penghentian program sebagai langkah pemangkasan anggaran terhadap proyek-proyek energi terbarukan.

    “EPA tidak lagi memiliki wewenang untuk mengelola program atau mengalokasikan dana untuk mempertahankan proyek sia-sia ini,” ujar Zeldin, perwakilan EPA dalam video di platform X, dikutip dari Reuters, Jumat (8/8/2025).

    Salah satu organisasi penerima hibah, Groundswell, mengaku kecewa dengan keputusan itu. CEO Groundswell, Michelle Moore, mengatakan hibah senilai US$ 156 juta yang mereka terima seharusnya bisa membantu menurunkan tagihan listrik lebih dari 17.000 rumah tangga di delapan negara bagian wilayah selatan AS.

    “Terakhir kali saya memeriksa, terutama keterjangkauan energi, merupakan prioritas bagi pemerintahan ini,” kata Moore.

    Kini masa depan proyek-proyek energi surya yang menyasar komunitas pedesaan dan masyarakat rentan di AS pun berada di ujung tanduk. Banyak pihak berharap program bisa diselamatkan lewat revisi kebijakan atau tekanan dari Kongres.

    Lihat juga Video: Donald Trump Putuskan Hapus Program Kerja Inisiatif Elon Musk

    (rrd/rrd)

  • Tinggalkan Elon Musk, Mantan CEO X Dapat Pekerjaan Baru

    Tinggalkan Elon Musk, Mantan CEO X Dapat Pekerjaan Baru

    Jakarta

    Mantan CEO X, Linda Yaccarino, sudah mendapat pekerjaan baru. Usai berpisah dengan media sosial milik Elon Musk itu pada awal Juli 2025, kini Linda menjadi CEO eMed, perusahaan kesehatan yang berbasis di Miami.

    Ini adalah perubahan karir yang cukup besar bagi Yaccarino, yang sebelumnya berkiprah di industri marketing, periklanan, dan media kini masuk ke industri kesehatan. Sebelum bergabung dengan X, dia bekerja di beberapa perusahaan seperti NBC Universal dan Turner.

    eMed menyatakan Yaccarino hadir di momen penting dalam sejarah perusahaan yang telah berusia lima tahun. “Industri perawatan kesehatan terdisrupsi oleh teknologi, tetapi belum sepenuhnya ditransformasikan olehnya,” kata Yaccarino.

    “Ada peluang untuk menggabungkan teknologi, gaya hidup, dan data dengan cara baru yang ampuh melalui saluran digital yang berdampak langsung pada konsumen dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya.”

    EMed memulai kiprahnya di puncak pandemi pada tahun 2020, menawarkan tes dan layanan COVID-19. Sejak itu, mereka beralih ke obat penurun berat badan.

    Seperti dikutip detikINET dari CNN, Kamis (7/8/2025) Yaccarino bergabung dengan X, saat itu masih bernama Twitter, pada bulan Juni 2023 atau sekitar delapan bulan setelah Musk membeli platform media sosial tersebut.

    Tugas utamanya adalah membantu memperbaiki bisnis periklanan yang sedang lesu, setelah Musk malah mengasingkan merek-merek dengan komentar-komentar kontroversial dan perubahan-perubahannya pada platform tersebut.

    Namun mendadak sekitar sebulan silam, dia mengundurkan diri di saat X belum sepenuhnya berkibar. “Saya memutuskan untuk mundur dari CEO X,” tulis Yaccarino di akun X-nya.

    Mundurnya Yaccarino ini semakin menambah panjang gonjang-ganjing yang terjadi di deretan perusahaan milik Musk, termasuk anjloknya penjualan Tesla dan berbagai kontroversi terkait AI. Juga termasuk ributnya Musk dengan Presiden AS Donald Trump.

    (fyk/fay)

  • Raja Ojol Tutup di RI, Sekarang Makin Ganas Bawa Petaka Buat Driver

    Raja Ojol Tutup di RI, Sekarang Makin Ganas Bawa Petaka Buat Driver

    Jakarta, CNBC Indonesia – Raksasa transportasi online, Uber, makin kencang membawa ‘petaka’ bagi driver online melalui perluasan layanan taksi otomatis tanpa sopir atau robotaxi.

    CEO Uber Dara Khosrowshahi mengatakan pihaknya sedang berdiskusi dengan beberapa perusahaan swasta dan bank untuk mengamankan pendanaan yang dibutuhkan dalam membangun bisnis robotaxi.

    Sebagai informasi, Uber saat ini sudah menggandeng beberapa mitra untuk menawarkan robotaxi ke pelanggan. Salah satu yang terbesar adalah Waymo milik Alphabet (Google).

    Beberapa mitra Uber lainnya merupakan pabrikan otomotif kawakan seperti Volkswagen dan Lucid. Sama seperti Tesla, Uber berupaya untuk mendominasi pasar robotaxi yang masih dalam tahap pengembangan awal, meski sudah dilanda kontroversi.

    Pada pekan ini, Khosrowshahi menyampaikan kemitraan dengan para rekanan merupakan bagian dari rencana lebih besar yang melibatkan tiga model bisnis robotaxi.

    Pertama, membayar mitra yang memiliki robotaxi dengan tarif rata. Kedua, bagi hasil dengan operator armada robotaxi. Terakhir, membangun robotaxi dengan melisensikan software untuk teknologi kendaraan otomatis.

    “Kami sedang berdiskusi dengan pemain swasta dan bank,” kata Khosrowshahi, dikutip dari Reuters, Kamis (7/8/2025).

    “Setelah kami membuktikan model pendapatannya, berapa banyak mobil ini dapat menghasilkan pendapatan setiap harinya, akan ada cukup pembiayaan yang tersedia,” ia menambahkan.

    Untuk saat ini, Uber membangun bisnis robotaxi dengan memanfaatkan sebagian kas perusahaan sekitar US$7 miliar. Uber juga kemungkinan akan menjual saham-saham minoritas di beberapa perusahaan demi menggenjot ekspansi robotaxi lebih luas.

    Para analis mengatakan pengerahan robotaxi massal dapat menurunkan biaya operasional Uber yang selama ini bergantung pada mitra sopir. Dengan penghematan biaya driver, perusahaan bisa meningkatkan profitabilitas.

    Uber telah menawarkan robotaxi Waymo pada aplikasi pemesanan kendaraannya di Austin, Texas, dan Atlanta, Georgia. Pada April 2025, Uber menandatangani kesepakatan dengan Volkswagen untuk ribuan van listrik otonom di AS selama dekade berikutnya.

    Uber juga mencapai kemitraan senilai US$300 juta pada Juli lalu untuk menyebarkan lebih dari 20.000 robotaxi yang dibuat oleh startup kendaraan listrik Lucid dan didukung oleh teknologi self-driving dari Nuro, selama 6 tahun.

    Meskipun masih ada tantangan regulasi yang ketat untuk robotaxi, keraguan tentang adopsi yang lebih luas, dan biaya tinggi yang memaksa banyak perusahaan untuk tutup, pertumbuhan robotaxi tampak kian pesat. Menurut Elon Musk, bisnis baru ini dapat bernilai triliunan dolar.

    Seperti diketahui, Uber dulunya pernah tersedia di Indonesia dan menjadi salah satu ‘raja’ platform ojek online. Namun, Uber akhirnya angkat kaki dari Indonesia dan menjual semua unit bisnisnya di Asia Tenggara ke Grab pada 2018 silam.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Takluk pada Trump, Apple Umumkan Tambah Investasi Rp1.600 Triliun di AS

    Takluk pada Trump, Apple Umumkan Tambah Investasi Rp1.600 Triliun di AS

    Bisnis.com, JAKARTA —  Apple Inc. mengumumkan rencana investasi tambahan senilai US$100 miliar atau sekitar Rp1.600 triliun untuk memperluas produksi di Amerika Serikat (AS). 

    Melansir laman Bloomberg pada Kamis (7/8/2025) langkah ini disebut merupakan bagian dari upaya Apple untuk memperkuat produksi dalam negeri sekaligus menghindari ancaman tarif tinggi atas produk utamanya seperti iPhone.

    Dalam program bertajuk American Manufacturing Program (AMP), Apple berkomitmen membawa lebih banyak rantai pasok dan teknologi manufaktur canggih ke dalam negeri. Beberapa mitra AMP Apple antara lain Corning Inc., Applied Materials Inc., dan Texas Instruments Inc.

    Apple menyebut Corning yang merupakan produsen kaca yang sejak awal sudah menjadi pemasok iPhone akan mengalokasikan satu pabrik penuh di Kentucky khusus untuk produksi kaca Apple. 

    Pembangunan pabrik ini akan menambah jumlah tenaga kerja Corning di negara bagian tersebut hingga 50%. Menurut seorang pejabat Gedung Putih, langkah ini merupakan bagian dari dorongan untuk memproduksi lebih banyak komponen penting di AS. 

    “Agenda ekonomi America First Presiden Trump telah menarik investasi triliunan dolar untuk mendukung lapangan kerja dan bisnis AS. Pengumuman Apple hari ini menjadi kemenangan lain bagi industri manufaktur kita sekaligus memperkuat keamanan ekonomi dan nasional negara,” kata juru bicara Gedung Putih, Taylor Rogers.

    Sebelumnya, Apple sudah mengumumkan rencana investasi US$500 miliar (sekitar Rp8.000 triliun) di AS dalam empat tahun ke depan. Rencana ini mencakup pembangunan fasilitas server di Houston, akademi pemasok di Michigan, dan peningkatan belanja dengan mitra lokal.

    Dengan pengumuman baru ini, total komitmen Apple di AS menjadi US$600 miliar atau sekitar Rp9.600 triliun.

    Analis Bloomberg Intelligence, Anurag Rana dan Andrew Girard, menyebut langkah ini bisa meredakan tekanan dari Gedung Putih atas ketergantungan Apple pada India untuk merakit iPhone. 

    Mereka memprediksi Apple akan lebih fokus mengembangkan produk premium, laboratorium kecerdasan buatan (AI), dan rekayasa semikonduktor di AS, bukan produksi massal perangkat murah.

    Langkah ini muncul setelah Presiden Trump menandatangani kebijakan kenaikan tarif sebesar 25% terhadap barang dari India, menyusul pembelian minyak Rusia oleh India. Kenaikan ini berlaku di atas tarif negara khusus yang juga akan mulai berlaku Kamis ini.

    Meski nilai investasi Apple besar, tapi langkah tersebut masih belum sepenuhnya memenuhi harapan Trump yang menginginkan produksi iPhone dipindah ke AS. Awal tahun ini, Trump bahkan mengancam akan mengenakan tarif 25% pada Apple jika tidak memindahkan produksinya.

    Pekan lalu, CEO Apple Tim Cook menyebut sebagian besar iPhone yang dijual di AS saat ini dirakit di India, sedangkan produk lain seperti MacBook, iPad, dan Apple Watch banyak diproduksi di Vietnam.

    “Kami berusaha mengoptimalkan rantai pasok. Dan ke depan, kami memang akan meningkatkan kegiatan di Amerika Serikat,” kata Cook. 

    Namun, memindahkan manufaktur iPhone ke AS bukan hal mudah, mengingat fasilitas produksi Apple di Cina dan India melibatkan ratusan ribu pekerja dan sistem produksi yang sangat kompleks. Karena itu, Apple lebih memilih untuk melobi agar produk-produknya dikecualikan dari tarif impor.

    Trump diketahui tengah menyusun kebijakan tarif baru terhadap semua produk yang mengandung chip semikonduktor, dan akan mengumumkannya pekan depan. Sementara itu, kebijakan tarif terhadap puluhan negara mitra dagang akan berlaku mulai Kamis 7 Agustus 2025.

    Sebelumnya, Apple pernah berhasil membujuk Trump agar mengecualikan produknya dari pajak impor selama masa jabatan pertama. Jika berhasil lagi, hal ini bisa melindungi margin keuntungan Apple dan menekan kenaikan harga produk di AS bahkan bisa menjadi keuntungan kompetitif dibanding pesaing seperti Samsung Electronics.

    Cook juga diketahui memiliki hubungan baik dengan Trump, termasuk menghadiri pelantikan presiden periode kedua bersama sejumlah petinggi teknologi seperti Elon Musk, Sundar Pichai (Alphabet), Mark Zuckerberg (Meta), dan Jeff Bezos (Amazon).

    Meski begitu, janji awal Apple pada Februari lalu untuk menciptakan 20.000 pekerjaan dan investasi US$500 miliar dinilai hanya sedikit lebih tinggi dibanding rencana sebelumnya, dengan tambahan sekitar 1.000 pekerjaan per tahun dan belanja tambahan senilai US$39 miliar.

    Pengumuman Apple ini melengkapi serangkaian kabar investasi yang disampaikan Trump bersama pemimpin perusahaan besar. 

    Pada awal tahun ini, Trump mengumumkan investasi US$100 miliar dari Oracle, SoftBank, dan OpenAI untuk membangun pusat data kecerdasan buatan (AI) di AS, dengan target jangka panjang hingga US$500 miliar.

    Trump juga menggandeng Nvidia Corp., produsen chip AI terbesar, untuk membangun infrastruktur AI senilai setengah triliun dolar (sekitar Rp8.000 triliun) dalam empat tahun ke depan di AS.

    Trump kini menjadikan investasi sebagai alat diplomasi perdagangan, termasuk dalam kesepakatan dengan Uni Eropa dan Jepang. 

    Kesepakatan dengan UE mencakup pembelian energi AS senilai US$750 miliar dan investasi US$600 miliar. Sementara Jepang sepakat membentuk dana US$550 miliar untuk berinvestasi di AS.