Tag: Elon Musk

  • Parah, Ratusan Ribu Chat Pengguna Grok Muncul di Google Search

    Parah, Ratusan Ribu Chat Pengguna Grok Muncul di Google Search

    Jakarta

    Ratusan ribu percakapan pengguna dengan chatbot AI Grok tiba-tiba terekspos di mesin pencari seperti Google Search. Insiden ini membuat pakar mempertanyakan privasi percakapan pengguna dengan chatbot AI.

    Insiden ini pertama kali dilaporkan oleh Forbes yang menemukan 370.000 percakapan pengguna dengan Grok yang muncul di Google Search. Grok merupakan chatbot buatan xAI, startup AI besutan Elon Musk.

    Ketika pengguna menekan tombol ‘Share’ saat berinteraksi dengan Grok, chatbot itu akan membuat URL unik yang dapat dibagikan pengguna ke orang lain lewat email, media sosial, atau SMS.

    Tapi, URL tersebut juga dimasukkan ke indeks oleh mesin pencari ternama seperti Google Search, Microsoft Bing, dan DuckDuckGo sehingga siapa saja bisa mencari isi percakapan itu di internet.

    Jenis percakapan yang terekspos beragam, mulai dari yang sederhana seperti meminta menyusun rencana diet untuk menurunkan berat badan, membicarakan kondisi kesehatan, sampai meminta dibuatkan password yang aman.

    Tapi tidak sedikit juga yang menguji batas kemampuan Grok dengan mengajukan pertanyaan yang terlarang seperti instruksi lengkap untuk membuat obat terlarang seperti fentanil dan cara membuat bom.

    Dengan kebocoran seperti ini, informasi rinci tentang akun pengguna biasanya dianonimkan atau disembunyikan. Tapi prompt yang mereka ajukan bisa saja berisi informasi pribadi yang sensitif dan tidak ingin diketahui orang lain.

    Sejumlah pakar mengatakan kebocoran ini meningkatkan kekhawatiran atas privasi pengguna AI. Mereka mengatakan percakapan dengan chatbot AI yang bocor telah mengungkap informasi pribadi seperti nama lengkap dan lokasi, hingga informasi sensitif tentang kesehatan mental dan hubungan pribadi.

    “Chatbot AI adalah bencana privasi yang sedang berlangsung,” kata Luc Rocher, Associate Professor di Oxford Internet Institute, seperti dikutip dari BBC, Jumat (22/8/2025).

    “Setelah bocor di internet, percakapan ini akan tetap ada di sana selamanya,” imbuhnya.

    Ini bukan pertama kalinya percakapan pengguna dengan chatbot AI tersebar luas tanpa sepengetahuan pengguna. Belum lama ini OpenAI membatalkan eksperimen setelah percakapan ChatGPT tidak sengaja muncul di hasil penelusuran mesin pencari.

    (vmp/vmp)

  • Sejarah Mobil Listrik di Dunia, Sudah Ada Sejak Tahun 1800-an

    Sejarah Mobil Listrik di Dunia, Sudah Ada Sejak Tahun 1800-an

    Jakarta

    Mobil listrik mungkin baru populer sejak 5-10 tahun terakhir. Namun, tahukah detikers, kendaraan bertenaga baterai tersebut sudah ada sejak lama? Bahkan, jauh sebelum abad ke-20!

    Disitat dari Rare Historical Photos, Caranddriver, History dan sejumlah catatan literasi lain, Jumat (22/8), mobil listrik pertama kali ditemukan pada 1800-an. Ketika itu, tentu saja, bentuknya belum seperti sekarang. Meski demikian, secara konsep dan cara kerja, kendaraan tersebut memenuhi syarat sebagai ‘mobil listrik’.

    Semua bermula dari insinyur asal Skotlandia, Robert Anderson yang membuat trem bertenaga listrik dengan baterai sekali pakai (1832-1839). Penemuannya kemudian disempurnakan Robert Davidson (1837) yang berhasil membangun lokomotif listrik bernama Galvani yang mampu melaju hingga 6,5 km/jam sebelum baterainya habis.

    Mobil listrik pertama di dunia. Foto: Doc. Rare Historical Photo

    Titik balik terjadi pada tahun 1859, ketika baterai isi ulang akhirnya ditemukan. Hal tersebut membuat insinyur-insinyur di Eropa mulai mencari cara membuat kendaraan listrik yang ideal. Menariknya, kurang dari 30 tahun setelahnya, Thomas Parker asal Inggris sukses membuat purwarupa mobil listrik pada 1884.

    Lahirnya Mobil Listrik Ideal

    Kendaraan yang memenuhi standar mobil listrik akhirnya benar-benar tercipta pada 1887. Penemuan tersebut digagas Wulliam Morrison di Des Moines, Lowa, Amerika Serikat. Mobil itu lantas dipamerkan dalam parade kota pada 1888 dan menjadi sorotan di World’s Columbian Exhibition, Chicago 1893.

    Mobil listrik pertama tersebut menggunakan penggerak roda depan dan baterai yang bisa di-charge. Motor listriknya hanya bertenaga 4 dk dengan kecepatan maksimum 32 km/jam dan jarak tempuh 80 km dalam kondisi baterai penuh.

    Sejarah mobil listrik dunia. Foto: Doc. Rare Historical Photo

    Pada 1894, mobil listrik mulai dikomersialkan dengan kemunculan Electrobat. Sayangnya, kendaraan itu terkesan lambat dengan dimensi yang kurang ideal. Kemudian, dua tahun setelahnya, taksi listrik mulai muncul dengan nama Hansom Cab yang bersaing dengan kereta kuda.

    Pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, mobil listrik yang kecepatannya masih terbatas mulai sering dilombakan. Kenyataan tersebut membuat sejumlah insinyur mulai melakukan inovasi untuk menemukan formulasi yang tepat antara performa yang mumpuni dan daya tahan baterai yang kuat.

    Menariknya, di awal abad 20, Thomas Alva Edison bersama Henry Ford sempat membangun satu purwarupa mobil listrik. Namun, keduanya menyerah dan beralih ke mesin bensin yang dianggap menjanjikan. Sebab, ketika itu, listrik belum tersebar ke seluruh kawasan, sehingga pasarnya terbatas.

    Dunia otomotif akhirnya dibuat geger dengan kemunculan Detroit Electric buatan 1923. Kendaraan listrik itu punya performa mumpuni di eranya. Bayangkan saja, kecepatannya 41 km/jam dan jarak tempuh maksimumnya 128 km! Kendaraan itu laris 35 ribu unit selama tiga dekade dipasarkan.

    Mobil listrik buatan GM. Foto: Doc. Rare Historical Photo

    Setelahnya, perkembangan mobil listrik berjalan sangat cepat dan progresif. General Motors (GM) mengenalkan Electrovair versi penyempurnaan pada 1966 dengan tenaga 115 dk dan jarak tempuh maksimum hampir 130 km. Bahkan, kecepatan puncaknya 130 km/jam.

    Pada 1996, sejumlah kawasan di Amerika Serikat mulai menerapkan aturan zero-emission. Sehingga pengembangan mobil listrik makin masif dan memaksa produsen setempat membuat produk terkait.

    Mobil Listrik di Era Modern

    Mobil listrik akhirnya bisa benar-benar populer setelah Tesla muncul pada tahun 2003. Merek tersebut ditemukan Martin Eberhard dan Marc Tarpenning, sebelum akhirnya diambil alih Elon Musk pada 2008. Barulah setelah itu produk ikonik seperti Tesla Roadster, Model 3, Model Y dan Model S menjadi fenomena di mana-mana.

    Tesla Roadster Foto: Pool (Carbuzz)

    Produsen Jepang seperti Nissan juga mulai tergugah hingga meluncurkan Leaf generasi pertama pada 2010. Kendaraan tersebut laku keras dipasar global hingga membuat pabrikan-pabrikan lain terketuk menjual mobil yang sama.

    Kini, hampir seluruh pabrikan otomotif dunia sudah punya produk elektrifikasinya. Bahkan, saat ini pemain utamanya bukan Amerika Serikat atau Jepang, melainkan China melalui merek-merek besar seperti BYD, Geely, Chery, Xiaomi dan masih banyak lagi.

    (sfn/dry)

  • 300.000 Percakapan Pengguna Grok Terekspos di Google, Termasuk Obrolan Sensitif

    300.000 Percakapan Pengguna Grok Terekspos di Google, Termasuk Obrolan Sensitif

    Bisnis.com, JAKARTA — Ratusan ribu percakapan yang dilakukan oleh pengguna dengan chatbot xAI Grok milik Elon Musk mendadak dapat diakses dengan mudah melalui Google Search.

    Kebocoran tersebut berasal dari tombol “bagikan” Grok, yang ketika pengguna mengkliknya, mereka akan menerima tautan unik untuk mengirimkan obrolan mereka melalui email, SMS, atau media Sosial.

    Dilansir TechCrunch, Jumat (22/8/2025), tautan URL tersebut kemudian diindeks oleh mesin pencari seperti Google, Bing, dan DuckDuckGo, yang pada gilirannya memungkinkan siapapun mencari percakapan di web.

    Forbes melaporkan, ada 370.000 lebih URL yang terindeks, dan dapat diakses secara bebas. Sebagian dari konten yang terekspos relatif biasa saja, seperti misalnya, pengguna meminta bot untuk menulis tweet, meringkas berita, atau menghasilkan ide bisnis.

    Salah satu jurnalis Inggris, Andrew Clifford memanfaatkan Chat xAI Grok untuk membuat ringkasan untuk situs webnya, Sentinel Current.

    “Saya sedikit kesal, tetapi tidak ada apapun di sana yang seharusnya tidak ada,” kata Andrew, menyayangkan insiden bocornya chat Grok, dikutip dari Forbes (21/8/25).

    Namun, sebagian lainnya dari obrolan yang terekspos berisikan penjelasan cara pembuatan fentanil, metode bunuh diri, penawaran kode malware, atau bahkan rencana pembunuhan untuk Elon Musk itu sendiri.

    Padahal aturan xAI sudah melarang penggunaan botnya untuk mempromosikan tindakan yang membahayakan nyawa manusia atau mengembangkan senjata biologis, senjata kimia, atau senjata pemusnah massal, meskipun itu tidak serta-merta menghentikan pengguna melakukannya.

    Pengguna pun juga mengunggah file-file spreadsheet, dokumen, dan gambar, yang semuanya dapat dicari setelah dibagikan. Bahkan beberapa materi berisikan nama, kata sandi, dan informasi medis pribadi.

    Kasus ini sedikit mengingatkan pada insiden serupa yang menimpa chatbot Meta dan Open AI, ketika permintaan pencarian cara meretas dompet kripto, obrolan dengan persona AI yang eksplisit, atau instruksi cara memasak sabu terekspos di sana.

    Para profesional ikut terkena dampak, misalnya Ilmuwan Komputasional di Allen Institute for AI, Nathan Lambert yang terkejut saat menyaksikan obrolan-obrolannya dengan Grok terlihat secara daring.

    Sementara itu di sisi lain, para oportunis memanfaatkan situasi. Contohnya seperti Spesialis SEO di LinkedIn dan forum-forum ilegal seperti BlackHatWorld, yang telah memulai eksperimen dengan tautan berbagi Grok untuk memanipulasi peringkat pencarian.

    Pada akhirnya, masalah kebocoran chat ini menempatkan Grok bersama platform AI lain yang juga menampilkan percakapan di publik. Sebelumnya, OpenAI sempat mengizinkan percakapan ChatGPT bersama muncul di Google sebelum pada akhirnya membatalkannya, dan menyebutnya sebagai :Eksperimen Jangka Pendek” (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • 8.100 Starlink Telah Mengorbit per Agustus 2025, Satu Roket Bawa 24 Satelit

    8.100 Starlink Telah Mengorbit per Agustus 2025, Satu Roket Bawa 24 Satelit

    Bisnis.com, JAKARTA — SpaceX, perusahaan dirgantara luar angkasa milik Elon Musk, mencatat sebanyak 8.100 satelit Starlink telah mengorbit di ketinggian 500 kilometer di atas permukaan bumi hingga Agustus 2025.

    SpaceX baru saja meluncurkan 24 satelit internet Starlink ke orbit rendah pekan ini. Peluncuran dilakukan menggunakan roket Falcon 9 dari Vandenberg Space Force Base, California, Amerika Serikat.

    Misi kali ini menjadi penerbangan Falcon 9 ke-100 untuk tahun 2025, sekaligus misi ke-103 bagi SpaceX tahun ini, termasuk tiga penerbangan uji sub-orbital Starship—roket yang diproyeksikan membawa manusia ke Bulan dan Mars. Dalam waktu sekitar 9 menit setelah lepas landas dari Space Launch Complex 4 East, roket berhasil mencapai orbit awalnya dan diperkirakan akan melepas 24 satelit Starlink (Group 17-5) sekitar 50 menit kemudian.

    Space melaporkan dengan tambahan 24 satelit terbaru, kini jumlah satelit aktif di konstelasi Starlink telah mencapai lebih dari 8.100 unit, memperluas cakupan internet global SpaceX. Sejak 2018, total satelit Starlink yang telah diluncurkan mencapai lebih dari 9.400 unit.

    Sebelumnya, Starlink juga berencana mengeluarkan produk “komunitas” baru yang memungkinkan banyak pelanggan berbagi akses ke layanan melalui terminal tunggal berbentuk piringan dengan harga sewa yang lebih murah. 

    Produk tersebut diberi nama Starlink Community, mereka telah mengunggah detail produk tersebut pada halaman dukungan. Website untuk program Starlink Community juga sudah dibuat, walaupun tampak belum berfungsi sepenuhnya untuk saat ini. 

    Disebutkan juga dalam laman tersebut, bahwa harga yang dipatok untuk paket Starlink Community adalah sebesar US$60 atau sekitar Rp970.000 per bulan, lebih murah dari paket Residential Lite seharga US$80 atau sekitar Rp1,29 juta per bulan (kurs: Rp16.233).

    Gagasan layanan internet komunitas terdistribusi sebenarnya bukan hal baru dalam bidang penyediaan internet satelit. OneWeb sudah melakukan hal serupa, dan pada Mei lalu, Starlink juga menyarankan pada pengecer dan pemasang layanannya agar pemilik sistem utama dapat memperoleh komisi untuk setiap pelanggan.

    Dilansir ISPreview (15/8/2025), saat ini, belum diketahui secara pasti jenis antena parabola apa yang akan dikirimkan Starlink untuk keperluan tersebut.

    Belum diketahui juga apakah host sistem utama nantinya akan dilengkapi router yang lebih canggih untuk membantu pendistribusian sinyal Wi-Fi ke area yang lebih luas. 

    Kapasitas yang akan dikelola pun juga belum disebutkan, tetapi hal yang pasti adalah setiap pelanggan tetap membutuhkan router mereka sendiri untuk dapat terhubung ke Starlink Community.

  • Trump Kecolongan, Rusia Lancarkan Serangan Diam-diam

    Trump Kecolongan, Rusia Lancarkan Serangan Diam-diam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah kelompok propaganda pro-Rusia dilaporkan diam-diam menyebarkan konten palsu dengan menyamar sebagai organisasi berita dan lembaga resmi di Amerika Serikat (AS).

    Menurut pemantau misinformasi NewsGuard, kelompok yang dilacak Microsoft dengan nama Storm-1679 sejak 2022 itu memanfaatkan peristiwa besar untuk memproduksi konten disinformasi. Mereka meniru media ternama seperti ABC News, BBC, Politico, hingga E! News.

    McKenzie Sadeghi, editor AI dan pengaruh asing di NewsGuard, mengatakan sejak awal 2024 kelompok itu menerbitkan konten pro-Kremlin dalam jumlah besar berbentuk video yang meniru organisasi-organisasi tersebut.

    “Jika hanya satu atau beberapa video palsu mereka menjadi viral setiap tahun, itu sudah membuat semua video lain yang mereka buat menjadi sepadan,” ujarnya, dikutip dari Politico, dikutip Selasa (19/8/2025).

    Meski operasi pengaruh Rusia secara daring sudah ada sejak lama, para pakar keamanan menilai kehadiran kecerdasan buatan (AI) membuat masyarakat semakin sulit membedakan mana yang asli dan mana yang palsu.

    Storm-1679 diketahui menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memalsukan suara selebritas dan pakar. Salah satu contohnya adalah video dokumenter palsu dengan logo Netflix yang menampilkan suara deepfake aktor Tom Cruise sebagai narator, yang muncul menjelang Olimpiade Paris 2024.

    Pada Desember 2024, kelompok itu juga membuat video palsu yang menirukan jurnalis, profesor, hingga aparat penegak hukum untuk menebar ketidakpercayaan terhadap NATO dan Ukraina.

    “Mereka seperti melempar spaghetti ke dinding untuk melihat mana yang menempel,” kata Ivana Stradner, peneliti Rusia di Foundation for Defense of Democracies, sebuah lembaga kajian di Washington.

    Meski sebagian besar video cepat terungkap sebagai hoaks, ada yang sempat viral. Pada Februari lalu, Storm-1679 membuat video palsu bergaya E! News yang mengklaim Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) membayar selebritas untuk berkunjung ke Ukraina. Video ini bahkan sempat dibagikan Donald Trump Jr. dan Elon Musk ke jutaan pengikut mereka di platform X sebelum terbukti palsu.

    Juru bicara BBC juga mengonfirmasi bahwa Storm-1679 kerap meniru BBC News dan jurnalisnya, sembari mengingatkan publik agar selalu memastikan konten yang mengatasnamakan BBC memang berasal dari platform resmi BBC News.

    ABC News, E! News, dan Netflix belum memberikan tanggapan terkait insiden tersebut.

    Seiring meningkatnya operasi disinformasi dan semakin canggihnya teknologi AI, pemerintahan Trump justru memangkas anggaran lembaga federal yang sebelumnya bertugas menangani disinformasi.

    Awal tahun ini, Menteri Luar Negeri Marco Rubio menutup kantor utama Departemen Luar Negeri yang fokus melawan kampanye disinformasi asing.

    Rubio menuding Counter Foreign Information Manipulation and Interference Office, yang sebelumnya dikenal sebagai Global Engagement Center, telah menghabiskan jutaan dolar untuk “membungkam dan menyensor suara rakyat Amerika yang seharusnya mereka layani.”

    Di Departemen Keamanan Dalam Negeri, Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) juga menghentikan upayanya menangani misinformasi dalam negeri terkait pemilu AS.

    “Keputusan Washington untuk memangkas operasi melawan disinformasi adalah mimpi yang menjadi kenyataan bagi Putin,” kata Stradner.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bocah 13 Tahun Jadi Korban, Elon Musk Terseret ke Pengadilan

    Bocah 13 Tahun Jadi Korban, Elon Musk Terseret ke Pengadilan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bocah berusia 13 tahun harus merasakan pahitnya tereksploitasi di ruang maya. Gambar eksplisitnya tersebar di platform media sosial X milik Elon Musk. 

    Kasus ini lantas masuk ke meja hijau. Setelah bergulir beberapa saat, Pengadilan Banding Sirkuit Amerika Serikat (AS) ke-9 di San Fransisco menilai platform lalai melaporkan video anak di bawah umur secepatnya ke pihak Pusat Nasional untuk Anak Hilang dan Eksploitasi (NCMEC).

    Video yang dimaksud berisi gambar eksplisit dua anak laki-laki di bawah umur. Sebenarnya kejadian tersebut terjadi sebelum pembelian X, yang dulunya bernama Twitter pada 2022.

    Setahun kemudian, hakim diketahui membatalkan kasus tersebut. Namun kemudian diperkarakan lagi baru-baru ini.

    Penggugat John Doe 1 yang kala itu itu berusia 13 tahun bersama temannya, John Doe 2, dibujuk memberikan foto telanjang di Snapchat. Permintaan itu dilakukan oleh seorang gadis 16 tahun di sekolahnya.

    Namun ternyata pengguna Snapchat itu adalah seorang pedagang pornografi anak. Pelaku akan memeras korban memberikan foto tambahan.

    Foto-foto itu disatukan dan dijadikan video lalu diunggah di Twitter. Sayangnya raksasa media sosial tak melakukan upaya dengan cepat setelah konten itu tersebar.

    Pengadilan menyebut Twitter butuh waktu sembilan hari untuk menghapus dan melaporkan kepada NCMEC. Dalam waktu tersebut, konten dilihat lebih dari 167 ribu kali.

    “Fakta yang dituduhkan di sini, ditambah dengan persyaratan pengetahuan aktual pada undang-undang, memisahkan kewajiban pelaporan pornografi anak ke NCMEC dari Twitter sebagai peenrbit,” jelas panel pengadilan, dikutip dari Reuters pada awal Agustus 2025.

    Bukan hanya itu, infrastruktur X juga disebut menyulitkan pelaporan ponorgrafi anak. Bahkan perusahaan dituding mendapatkan keuntungan dari perdagangan seks dan menciptakan fitur pencarian yang pada akhirnya memperbesar peluang unggahan pornografi anak.

    Reuters menuliskan pengacara X tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar. 

    Kasus ini kembali mengingatkan dampak dan risiko ketika anak kecil berada di ruang maya. Hal-hal yang tak diinginkan bisa terjadi. Untuk itu, penting kontrol dan pengawasan yang baik dari orang tua. 

    Kita tunggu saja bagaimana kelanjutan dari kasus ini dan semoga kita semua aman di internet!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jumlah Pengunduh Platform X Turun 44%, Elon Musk Kesulitan Kerek Pendapatan

    Jumlah Pengunduh Platform X Turun 44%, Elon Musk Kesulitan Kerek Pendapatan

    Bisnis.com, JAKARTA — Aplikasi X milik Elon Musk mengalami penurunan jumlah penginstalan pada perangkat Android. Hal tersebut turut memukul pendapatan perusahaan.

    Menurut data dari penyedia intelijen aplikasi, Appfigures, pada Juli 2025, jumlah penginstalan X di Google Play turun 44% year-on-year di seluruh dunia, berbanding terbalik dengan unduhan di iOS yang justru meningkat 15%.

    Penurunan tajam dalam jumlah penginstalan itu menurunkan rata-rata keseluruhan aplikasi X, yang menyebabkan penurunan total unduhan seluler sebesar 26% dari tahun ke tahun hingga Juli.

    Angka tersebut masih sedikit lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya, ketika total unduhan turun 35%, berkat penurunan tajam lainnya dalam unduhan Android, yang kemudian turun hampir setengahnya (49%) dari tahun ke tahun.

    Perusahaan tidak berspekulasi terkait penyebab penurunan pada perangkat Android selain menyatakan bahwa aplikasi X di Android memang dikenal sebagai sumber masalah bagi mereka.

    Kepala produk X yang baru direkrut, Nikita Bier telah mengisyaratkan X sedang berupaya mengatasi masalah pada aplikasinya di Android, yang terkenal bermasalah dan sering macet.

    Dikutip dari TechCrunch (19/8/2025), Bier tengah merekrut anggota untuk “Tim Impian Android” guna membangun kembali aplikasi android X. 

    Pengusaha yang juga mengembangkan aplikasi sosial remaja seperti Gas dan TBH itu juga baru-baru ini mengunggah soal aplikasi X di iOS yang baru saja mencatat rekor pekan ini dalam jumlah penginstalan, kemungkinannya itu dilakukan untuk mengalihkan perhatian dari kemerosotan Android yang parah.

    Selain penurunan dalam jumlah penginstalan di Google Play, ternyata X juga kesulitan untuk meningkatkan pendapatan langganannya.

    Di sisi lain, Bluesky sebagai saingannya, juga mengalami perlambatan pertumbuhan dalam beberapa bulan terakhir, dengan aplikasi Google Play-nya yang hanya diunduh 119.000 kali pada Juli. Jumlah itu jauh dari jutaan orang yang menginstal X di iOS atau Android setiap bulan.

    Namun, pengguna aktif harian Threads di Meta telah mengejar X di perangkat seluler, sehingga ada kemungkinannya beberapa pengguna Android juga dapat ditemukan di sana.

    Pada Juli, X memperoleh pendapatan bersih sebesar US$16,9 juta atau sekitar Rp274,3 miliar, turun dari US$ 18,8 juta atau sekitar Rp305,2 miliar (Kurs: Rp16.233) pada Maret lalu.

    Dari jumlah tersebut, dapat diketahui kalau X masih memperoleh sebagian besar pendapatannya dari iklan, bukan dari langganan premium dalam aplikasi.

    Meskipun penurunan permintaan X di Android turut menjadi penyebab penurunan pendapatan, ini juga berkemungkinan besar menyebabkan hilangnya pelanggan X berbayar karena berpindah ke Grok.

    Grok kini menawarkan aplikasi mandiri yang menarik pelanggan yang sebelumnya membeli langganan X, terutama karena keunggulan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI)-nya. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Jurus Samsung Knox Bikin Aman Data di Era AI

    Jurus Samsung Knox Bikin Aman Data di Era AI

    Jakarta

    Di era kecerdasan buatan (AI) yang makin mendominasi kehidupan digital, keamanan data pribadi jadi kebutuhan utama. Smartphone kini tak hanya sekadar alat komunikasi, tapi juga menyimpan jejak aktivitas, preferensi, hingga informasi sensitif seperti keuangan. Nah, di tengah tantangan ini, Samsung menghadirkan jurus andalannya lewat Samsung Knox.

    Samsung Knox dirancang sebagai sistem keamanan berlapis untuk menjaga privasi pengguna sekaligus mencegah kebocoran data. Sejak debutnya pada 2013, Knox terus berevolusi dari sekadar pelindung perangkat pribadi hingga solusi komprehensif untuk bisnis dan perusahaan.

    “Samsung Knox adalah bukti nyata komitmen kami sebagai pemimpin di industri teknologi. Di era AI, tantangan keamanan dan privasi berkembang pesat. Kami terus menghadirkan inovasi pada Knox sebagai sistem perlindungan berlapis, dari chip hingga cloud, agar pengguna dapat menjelajahi era AI dengan aman dan percaya diri,” ujar Banu Afwan Pribadi, Product Integration Group Head, Samsung R&D Institute Indonesia.

    Knox kini mencakup Knox Suite, solusi Enterprise Mobility Management (EMM) yang dirancang untuk kebutuhan bisnis dalam mengelola perangkat dan data secara terintegrasi. Fitur seperti Knox Vault mengisolasi data sensitif seperti PIN, sidik jari, dan biometrik, sementara Knox Matrix memanfaatkan teknologi blockchain untuk menciptakan ekosistem perangkat terhubung yang aman. Integrasi dengan Galaxy AI membuat Knox semakin cerdas, mampu beradaptasi terhadap ancaman siber yang terus berkembang.

    Jurus Ampuh Samsung Knox

    Samsung melengkapi Knox dengan sederet fitur keamanan canggih:

    Knox Vault
    Mengisolasi dan mengenkripsi data penting seperti PIN, sidik jari, biometrik, hingga info keuangan agar tidak bisa diakses pihak luar.Personal Data Engine (PDE)
    Memproses kebiasaan pengguna langsung di perangkat (on-device), tanpa harus mengirim ke cloud, sehingga privasi tetap terjaga.Knox Enhanced Encrypted Protection (KEEP)
    Memberikan perlindungan ekstra di Secure Folder untuk dokumen penting, hanya pemilik perangkat yang bisa membukanya.Samsung Pass
    Akses cepat dan aman ke aplikasi perbankan atau pembayaran menggunakan biometrik yang tersimpan di Knox Vault.Secure Wi-Fi
    Mengenkripsi koneksi ketika terhubung ke jaringan publik, mencegah data disadap peretas.Auto Blocker
    Memblokir aplikasi atau file mencurigakan secara otomatis sebelum sempat merusak perangkat.

    Jurus Knox Suite untuk Bisnis

    Samsung Knox. Foto: Samsung

    Tak hanya untuk individu, Samsung juga menawarkan Knox Suite bagi perusahaan. Solusi ini memudahkan pengelolaan ribuan perangkat sekaligus, membagi data pribadi dan data kantor, hingga memantau aktivitas mencurigakan secara real-time. Cocok untuk sektor sensitif seperti keuangan dan perbankan yang butuh keamanan maksimal.

    Knox Suite melindungi data sensitif, memantau perangkat secara real-time 24/7, dan mendukung troubleshooting jarak jauh saat aktivitas mencurigakan terdeteksi. Dengan Knox Mobile Enrollment, distribusi aplikasi, pembaruan, dan pengaturan ke ribuan perangkat menjadi mudah tanpa mengganggu produktivitas.

    Knox Suite juga memisahkan data pribadi dan perusahaan, mencegah kebocoran data, serta menyediakan Security Center untuk pemantauan real-time. Semua ini memastikan ekosistem kerja yang aman, efisien, dan terpusat.

    Seiring kemajuan AI, Samsung terus mengembangkan Knox agar tetap relevan. Integrasi dengan Galaxy AI memungkinkan Knox beradaptasi secara real-time terhadap pola penggunaan dan ancaman potensial. Samsung menawarkan tiga opsi pemrosesan data—on-device, on-cloud, dan hybrid—yang memberikan fleksibilitas sekaligus perlindungan berlapis.

    Misalnya, pengguna dapat memilih pemrosesan on-device untuk fitur terjemahan instan saat bepergian, atau on-cloud untuk analisis data besar, sambil tetap yakin bahwa data mereka aman.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Elon Musk Gandeng Samsung untuk Pasok Chip di Tesla”
    [Gambas:Video 20detik]
    (afr/fay)

  • Dianggap Sarang Predator Seks, Game Roblox Digugat

    Dianggap Sarang Predator Seks, Game Roblox Digugat

    Jakarta

    Dinilai sebagai sarang predator seks, Roblox digugat oleh negara bagian Amerika Serikat, Louisiana. Keluhan ini diumumkan oleh Jaksa Agung Louisiana, Liz Murrill, di media sosial kepunyaan Elon Musk bernama X.

    “Karena kurangnya protokol keamanan Roblox, hal ini membahayakan keselamatan anak-anak di Louisiana. Roblox dipenuhi konten berbahaya dan predator anak karena mengutamakan pertumbuhan pengguna, pendapatan, dan keuntungan daripada keselamatan anak,” tulis Murrill, dikutip detikINET dari media sosial resminya, Sabtu (16/8/2025).

    Dirinya mengingatkan, agar orang tua sadar akan bahaya yang ditimbulkan oleh Roblox terhadap anak-anak. Murrill meminta kepada para orang tua untuk mencegah hal yang tidak terduga terjadi di rumah mereka dan menimpa sang buah hati.

    Lebih lanjut, motivasi di balik gugatan tersebut adalah tidak adanya batasan usia. Selain itu, Roblox juga tidak memberlakukan aturan yang mengharuskan pemain melakukan verifikasi usia serta izin orang tua, ketika akan memainkan game-nya.

    Hal tersebut dianggap bisa menjadi celah bagi para predator. Hal ini mengingat, para pelaku akan melancarkan aksinya dengan menyamar menjadi pemain muda atau bahkan anak-anak.

    Setelah mendaftar, pemain dapat mengakses jutaan mode permainan, mulai dari kategori olahraga, simulasi, atau lain sebagainya. Pernyataan tersebut menyebutkan, beberapa permainan yang ada di platform ini seperti Escape to Epstein Island, Diddy Party, and Public Bathroom Simulator Vibe.

    “Permainan-permainan ini dan lainnya seringkali berisi materi seksual eksplisit dan simulasi aktivitas seksual seperti pemerkosaan massal anak,” bunyi pernyataannya.

    Tak hanya di Louisiana, Roblox juga mendapat perhatian lebih di Indonesia. Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menyatakan bahwa anak-anak dilarang main game ini.

    Dirinya menganggap Roblox menampilkan adegan kekerasan. Menurutnya, anak usia SD belum mampu membedakan dunia nyata dan rekayasa. “Dengan tingkat kemampuan mereka yang masih belum cukup, kadang-kadang mereka meniru apa yang mereka lihat,” ujar Mu’ti, dikutip dari detikEdu.

    Lalu yang terbaru, seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, meminta pengembangnya untuk memperbaiki sistem di dalam platform supaya sesuai dengan aturan perlindungan anak di Indonesia.

    Hal itu diungkapkan Menkomdigi, saat melakukan pertemuan tertutup dengan perwakilan Roblox Asia Pasifik di Kantor Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

    “Kami menekankan pentingnya menghormati dan menjalankan aturan perlindungan anak yang berlaku di sini,” ujar Meutya dikutip dari pernyataan tertulisnya, Kamis (14/8).

    Meutya mengatakan dalam beberapa waktu terakhir, muncul kekhawatiran dari orang tua dan pendidik di Indonesia mengenai paparan konten dan interaksi yang tidak layak di Roblox. Bahkan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) sempat mengimbau siswa untuk tidak bermain Roblox.

    Oleh karena itu, kata Meutya, Komdigi meminta Roblox membatasi akses komunikasi antar pengguna anak, menyaring konten user-generated yang vulgar, dan memperjelas fitur kontrol orang tua (parental control).

    (hps/fyk)

  • Geger “Surat Cinta” Melania Trump untuk Putin Diduga Ditulis AI

    Geger “Surat Cinta” Melania Trump untuk Putin Diduga Ditulis AI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Surat pribadi Melania Trump kepada Presiden Rusia Vladimir Putin yang disebut sebagai surat perdamaian memicu perdebatan publik tentang kemungkinan pembuatannya menggunakan kecerdasan buatan (AI).

    Dalam unggahan di media sosial resminya, ibu negara AS itu menyerukan agar Putin dapat “seorang diri mengembalikan tawa melodi anak-anak” yang telah lama hilang akibat perang besar yang berlangsung lebih dari tiga tahun di Ukraina. Surat tersebut kemudian diserahkan langsung oleh Presiden Donald Trump kepada Putin dalam pertemuan puncak di Alaska, Jumat lalu, menurut laporan Reuters yang mengutip dua pejabat Gedung Putih.

    Di balik pesan penuh harapan dari Melania Trump itu, spekulasi lain muncul. Sejumlah komentator mempertanyakan apakah surat tersebut benar-benar ditulis langsung oleh sang ibu negara atau dihasilkan oleh AI.

    Keith Edwards, seorang strategi Demokrat, menulis di platform X bahwa surat itu “mengatakan banyak hal tanpa makna konkret” dan “mungkin ditulis oleh AI.” Chris Jackson, pendukung lama Joe Biden sekaligus aktivis Demokrat, mengeklaim dirinya telah menjalankan surat itu melalui perangkat AI yang menyimpulkan pesan ke Kremlin tersebut dihasilkan mesin.

    Perusahaan xAI milik Elon Musk, lewat sistem analisis Grok, menyatakan surat itu “menunjukkan tanda-tanda kuat sebagai hasil generasi AI dengan sedikit penyuntingan manusia untuk nada.”

    Meski begitu, tidak ada bukti konkret bahwa surat tersebut memang dibuat menggunakan AI. Pakar AI yang dimintai tanggapan menyebut gaya tulisan surat itu cenderung idealistis dan abstrak.

    “Kata-kata seperti kemurnian, kepolosan, kemanusiaan, cinta, kemungkinan, dan martabat ditumpuk rapat tanpa rincian kebijakan nyata. Model AI cenderung menggunakan nilai universal semacam ini ketika diminta menulis dengan nada inspirasional,” kata salah satu analisis, dilansir Newsweek, Senin (18/8/2025).

    Namun pakar itu juga mencatat surat tersebut tidak memperlihatkan perubahan nada atau frasa janggal khas konten buatan AI.

    Adapun isu AI bukan hal baru bagi Melania Trump. Baru-baru ini ia merilis audiobook berdurasi tujuh jam yang dipasarkan sebagai karya dengan teknologi audio AI sepenuhnya, menggunakan “suara resmi AI Melania Trump” sebagai narator.

    Selain itu, pada 2016, Melania pernah dituduh menjiplak pidato Michelle Obama dalam Konvensi Nasional Partai Republik. Saat itu tim Trump membela diri dengan menyatakan ia hanya menggunakan “kata-kata umum” dan tidak menyalin pidato ibu negara AS sebelumnya.

    Respons Ukraina

    Meski dipenuhi kontroversi, surat Melania Trump ternyata mendapat apresiasi dari Ukraina. Menteri Luar Negeri Andrii Sybiha menyampaikan bahwa Presiden Volodymyr Zelensky berterima kasih kepada Donald Trump atas “perhatian tulus” ibu negara terhadap nasib anak-anak Ukraina.

    Namun, versi surat yang dipublikasikan Melania di Instagram tidak secara eksplisit menyinggung tentang anak-anak Ukraina yang dideportasi ke Rusia.

    Sejak awal invasi skala penuh, Kyiv menuduh Moskow menculik ribuan anak dan memindahkan mereka ke wilayah Rusia atau daerah yang dikuasai pasukan Kremlin. Ukraina menyebut tindakan itu sebagai kejahatan perang.

    Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada Maret 2023 mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin dan Maria Lvova-Belova, komisaris anak Rusia, karena diduga bertanggung jawab atas deportasi ilegal anak-anak dari Ukraina ke Rusia.

    Moskow menolak tuduhan tersebut, dengan alasan bahwa anak-anak dipindahkan demi melindungi mereka dari bahaya konflik. Namun laporan PBB menunjukkan kenyataan yang lebih suram: anak-anak di wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia mengalami eksekusi singkat, penahanan sewenang-wenang, kekerasan seksual terkait konflik, hingga penyiksaan.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]