Tag: Elon Musk

  • Elon Musk (X) Balas Blokir Akun Iklan Komisi Eropa Setelah Didenda Rp2,3 Triliun

    Elon Musk (X) Balas Blokir Akun Iklan Komisi Eropa Setelah Didenda Rp2,3 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketegangan antara platform X, platform media sosial milik Elon Musk, dan regulator Uni Eropa memuncak pada akhir pekan ini. 

    Manajemen X secara resmi menutup akun iklan milik Komisi Eropa tak lama setelah lembaga tersebut menjatuhkan denda sebesar US$140 juta dollar atau sekitar Rp2,3 triliun kepada perusahaan milik Elon Musk tersebut.

    Sanksi finansial itu merupakan denda pertama yang dikeluarkan Komisi Eropa di bawah aturan Digital Services Act (DSA). 

    Regulator menilai sistem verifikasi berbayar centang biru X bersifat menyesatkan dan membuat pengguna rentan terhadap penipuan serta peniruan identitas. Selain itu, repositori iklan X juga dinilai gagal memenuhi standar transparansi yang diwajibkan undang-undang.

    Melansir dari TechCrunch Senin (08/12/2025), Head of Product X, Nikita Bier, merespons dengan mengumumkan langkah balasan yang kontroversial. 

    Bier menegaskan bahwa penutupan akun iklan Komisi Eropa bukan disebabkan oleh denda yang dijatuhkan, melainkan karena temuan teknis mengenai aktivitas akun tersebut.

    Bier menuduh Komisi Eropa telah masuk ke dalam “akun iklan yang tidak aktif” (dormant ad account) untuk memanfaatkan celah keamanan pada fitur Ad Composer. 

    Celah ini diduga digunakan untuk memposting tautan yang menipu pengguna agar mengira konten tersebut adalah video, sekaligus untuk meningkatkan jangkauan postingan secara artifisial.

    “Seperti yang Anda ketahui, X percaya bahwa setiap orang harus memiliki suara yang setara di platform kami. Namun, tampaknya Anda (Komisi Eropa) percaya bahwa aturan tidak berlaku untuk akun Anda,” tulis Bier dikutip Senin (08/12/2025).

    Bier menambahkan bahwa akun iklan Komisi tersebut kini telah dihentikan. Dia juga mengklaim bahwa celah tersebut belum pernah disalahgunakan sedemikian rupa sebelumnya dan saat ini telah diperbaiki.

    Di sisi lain, pemilik X, Elon Musk, memberikan reaksi keras terhadap denda tersebut. Dalam unggahannya, Musk menyebut keputusan denda itu sebagai “omong kosong” dan menyuarakan sentimen anti-Uni Eropa dengan tagar “AbolishTheEU”.

    Menanggapi tuduhan X, juru bicara Komisi Eropa memberikan klarifikasi kepada TechCrunch. Pihaknya membantah melakukan manipulasi dan menegaskan bahwa Komisi selalu menggunakan platform media sosial dengan itikad baik.

    “Komisi hanya menggunakan alat yang disediakan oleh platform itu sendiri untuk akun korporat kami, dalam hal ini adalah alat ‘Post Composer’ di X,” ujar juru bicara tersebut.

    Pihak Komisi Eropa menekankan bahwa mereka mengharapkan alat-alat yang disediakan platform sejalan dengan syarat dan ketentuan serta kerangka hukum yang berlaku. Menariknya, juru bicara tersebut juga mengungkapkan fakta bahwa Komisi sebenarnya telah menangguhkan aktivitas periklanan berbayar di X sejak Oktober 2023, dan kebijakan tersebut masih berlaku hingga saat ini.

    Terlepas dari perseteruan ini, X kini dihadapkan pada ultimatum ketat. Regulator memberikan waktu 60 hari bagi X untuk menanggapi masalah centang biru dan 90 hari untuk pelanggaran transparansi iklan. Jika gagal mematuhi tenggat waktu tersebut, perusahaan berisiko menghadapi hukuman tambahan. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

  • Eropa Menuju ke Arah yang Sangat Buruk

    Eropa Menuju ke Arah yang Sangat Buruk

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan bahwa Eropa sedang menuju arah yang sangat buruk. Trump meminta Eropa untuk berhati-hati.

    Dilansir AFP, Selasa (9/12/2025), Trump juga mengecam denda sebesar $140 juta oleh Uni Eropa terhadap jejaring sosial X milik taipan teknologi Elon Musk. Namun Trump mengakui bahwa ia tidak tahu banyak tentang denda tersebut.

    “Lihat, Eropa harus sangat berhati-hati. (Mereka) melakukan banyak hal. Kami ingin Eropa tetap menjadi Eropa,” kata Trump kepada para wartawan di Gedung Putih.

    “Eropa sedang menuju ke arah yang buruk. Ini sangat buruk, sangat buruk bagi rakyatnya. Kami tidak ingin Eropa berubah begitu banyak. Mereka sedang menuju ke arah yang sangat buruk,” imbuhnya.

    Komentar Republikan ini menyusul kritik dalam strategi keamanan nasional AS yang baru dirilis minggu lalu yang menyebut Eropa terlalu diatur dan menghadapi “penghapusan peradaban” akibat migrasi.

    Trump dan Eropa juga semakin berselisih mengenai rencana AS untuk mengakhiri perang di Ukraina. Eropa khawatir bahwa Washington bertujuan untuk memaksa Kyiv menyerahkan wilayahnya kepada Rusia.

    Posisi Trump terhadap Eropa menggemakan posisi Musk, mantan sekutu presiden, yang telah berulang kali melontarkan klaim yang menghasut tentang migrasi di Uni Eropa.

    Musk mengatakan setelah X didenda karena melanggar aturan digital Uni Eropa, blok tersebut harus “dihapuskan.” Brussels menepis pernyataannya sebagai “benar-benar gila.”

    Ketika ditanya tentang denda tersebut, Trump mengatakan bahwa “Saya rasa itu tidak benar” sebelum mengklarifikasi bahwa “Elon belum menghubungi saya untuk meminta bantuan terkait hal itu” dan mengatakan ia akan mendapatkan detail lebih lanjut nanti.

    Lihat juga Video Trump Mau Ikutan Nimbrung Polemik Netflix Akuisisi Warner Bros

    (lir/lir)

  • 10 Orang Terkaya di Dunia dan Sumber Kekayaannya, Siapa Saja?

    10 Orang Terkaya di Dunia dan Sumber Kekayaannya, Siapa Saja?

    Jakarta, Beritasatu.com – Daftar orang terkaya di dunia versi Forbes Real Time Billionaires List kembali menjadi sorotan publik. Peringkat ini diperbarui setiap saat, mengikuti pergerakan kekayaan para miliarder dunia berdasarkan nilai saham, aset, dan transaksi terbaru.

    Pada Desember 2025 ini, Elon Musk masih kokoh di puncak daftar sebagai orang paling kaya di dunia, berkat lonjakan valuasi perusahaan-perusahaannya yang terus menarik perhatian pasar global. Tepat di bawahnya, posisi kedua ditempati raksasa teknologi Larry Ellison, pendiri Oracle, yang kekayaannya melonjak signifikan seiring pertumbuhan industri komputasi awan dan ekspansi bisnis perusahaan tersebut.

    Dominasi dua tokoh besar ini mencerminkan bagaimana sektor teknologi tetap menjadi pendorong utama terciptanya para jawara finansial dunia.

    Dikutip dari Forbes, Senin (8/12/2025), berikut daftar lengkap 10 orang terkaya di dunia:

    1. Elon Musk. Nilai kekayaan US$ 496,6 miliar

    Elon Musk adalah pendiri bersama dari tujuh perusahaan besar, termasuk produsen mobil listrik Tesla, perusahaan roket SpaceX, dan startup kecerdasan buatan xAI. Ia memiliki sekitar 12% saham Tesla, perusahaan yang mulai ia dukung pada 2004 dan ia pimpin sebagai CEO sejak 2008.

    SpaceX, yang didirikan Musk pada 2002, kini bernilai sekitar US$ 400 miliar berdasarkan penawaran tender privat pada Agustus 2025. Musk diperkirakan memiliki sekitar 42% saham perusahaan tersebut.

    Pada 2022, Musk membeli Twitter (sekarang X) dalam transaksi senilai US$ 44 miliar. Pada Maret 2025, ia menggabungkan Twitter dengan xAI dalam kesepakatan yang menempatkan valuasi gabungan perusahaan mencapai US$ 113 miliar.

    Selain itu, Musk juga mendirikan perusahaan pengeboran terowongan The Boring Company serta perusahaan implan otak Neuralink. Kedua startup tersebut telah mengumpulkan total sekitar US$ 2 miliar dari investor privat.

    2. Larry Ellison. Nilai kekayan US$ 269,9 miliar

    Larry Ellison adalah chief technology officer sekaligus salah satu pendiri raksasa perangkat lunak Oracle, tempat ia masih memegang sekitar 40% saham. Ellison mundur dari posisi CEO pada 2014 setelah memimpin perusahaan selama 37 tahun.

    Pada September 2025, Ellison menjadi orang kedua dalam sejarah yang memiliki kekayaan lebih dari US$ 400 miliar, didorong oleh lonjakan harga saham Oracle yang meningkat pesat berkat perkembangan teknologi AI. Selain bisnis teknologi, Ellison juga memiliki hampir 50% saham Paramount Skydance.

    Ellison pindah secara permanen ke Pulau Lanai di Hawaii pada 2020, pulau yang hampir seluruhnya ia beli pada 2012 dengan harga US$ 300 juta.

  • Platform X Kena Denda Fantastis Uni Eropa, Apa Alasannya?

    Platform X Kena Denda Fantastis Uni Eropa, Apa Alasannya?

    Regulator teknologi Uni Eropa (EU) menjatuhkan denda sebesar 120 juta euro (sekitar USD $140 juta) kepada platform X milik Elon Musk. Sanksi perdana di bawah Undang-Undang Layanan Digital (DSA) ini diberikan karena X terbukti melanggar aturan terkait konten online.

    Pihak Uni Eropa menyoroti tiga pelanggaran utama X, yaitu desain tanda centang biru (verifikasi) yang dianggap rentan terhadap penipuan, kurangnya transparansi dalam data iklan, serta kegagalan platform memberikan akses data publik kepada para peneliti.

    Klik di sini untuk menonton video-video lainnya!

  • SpaceX Disebut Incar IPO pada Akhir 2026, Valuasi Bisa Tembus Rp13 Kuadriliun

    SpaceX Disebut Incar IPO pada Akhir 2026, Valuasi Bisa Tembus Rp13 Kuadriliun

    Bisnis.com, JAKARTA — SpaceX dikabarkan tengah mempersiapkan langkah untuk menggelar penawaran umum perdana (IPO) pada paruh kedua 2026.

    Mengutip laman Reuters pada Sabtu (6/12/2025) informasi tersebut telah disampaikan kepada investor dan lembaga keuangan, menurut laporan The Information. Rencana ini mencakup kemungkinan melepas saham seluruh perusahaan, termasuk bisnis internet satelitnya, Starlink.

    Pendiri Space X, Elon Musk sebelumnya mengatakan Starlink hanya akan go public setelah pendapatannya stabil.

    SpaceX belum memberikan komentar terkait hal tersebut. Kabar ini muncul bersamaan dengan laporan SpaceX sedang memulai penjualan saham sekunder yang dapat meningkatkan valuasi perusahaan hingga US$800 miliar, atau sekitar Rp13,32 kuadriliun. Nilai tersebut dua kali lipat dari valuasi sebelumnya, US$400 miliar atau sekitar Rp6,66 kuadriliun.

    Jika valuasi ini tercapai, SpaceX akan melampaui OpenAI sebagai perusahaan privat paling bernilai di dunia. OpenAI tercatat bernilai US$500 miliar, setara Rp8,33 kuadriliun, menurut Crunchbase.

    Laporan Wall Street Journal menyebut CFO SpaceX, Bret Johnsen, telah memberi tahu investor mengenai penjualan saham sekunder tersebut dalam beberapa hari terakhir.

    Sementara itu, laporan terpisah Bloomberg menyebut harga saham orang dalam (insider shares) yang akan dijual diperkirakan sekitar US$300 per lembar, setara sekitar Rp5 juta per saham. Dengan harga tersebut, valuasi SpaceX diperkirakan mencapai US$560 miliar, atau sekitar Rp9,32 kuadriliun.

    Pada saat yang sama, industri antariksa di Amerika Serikat semakin kompetitif. SpaceX dan Blue Origin milik Jeff Bezos terus menggelontorkan dana besar untuk pengembangan roket, satelit, dan misi ke bulan, memicu babak baru perlombaan antariksa.

    Melansir laman TechCrunch pada   Sabtu (6/12/2025) valuasi besar seperti ini semakin umum di pasar privat. OpenAI saat ini bernilai sekitar US$500 miliar (Rp8.325 triliun), sementara Anthropic dilaporkan naik menjadi US$350 miliar (Rp5.827 triliun) setelah menerima investasi besar dari Microsoft dan Nvidia.

    Tren ini tampaknya menunjukkan perusahaan teknologi dapat mencapai valuasi setara perusahaan publik meskipun masih berstatus privat, karena penjualan saham sekunder tetap memberi likuiditas tanpa harus menghadapi laporan kinerja kuartalan.

    SpaceX, yang berdiri pada 2002, saat ini mendominasi bisnis peluncuran roket komersial dan mengoperasikan Starlink, layanan internet satelit yang telah memiliki lebih dari 8 juta pelanggan di seluruh dunia per November lalu.

  • Langgar Aturan di Eropa, X Elon Musk Kena Denda Rp 2,32 Triliun

    Langgar Aturan di Eropa, X Elon Musk Kena Denda Rp 2,32 Triliun

    Jakarta

    Perusahaan media sosial milik orang terkaya di dunia Elon Musk, X, didenda 120 juta euro atau Rp 2,32 triliun (asumsi kurs Rp 19.409/euro) oleh regulator teknologi Uni Eropa karena melanggar aturan konten daring Benua Biru tersebut.

    Melansir CNN, Sabtu (6/12/2025), sanksi Uni Eropa terhadap X dilakukan usai penyelidikan selama dua tahun berdasarkan Undang-Undang Layanan Digital (DSA) yang mengharuskan platform digital untuk berupaya lebih banyak dalam mengatasi konten ilegal dan berbahaya.

    Regulator Uni Eropa mengatakan pelanggaran yang dilakukan oleh media sosial yang dulunya bernama Twitter itu meliputi desain tanda centang biru yang menipu untuk akun terverifikasi, kurangnya transparansi repositori iklannya, dan kegagalannya dalam memberi peneliti akses ke data publik.

    Kepala teknologi Komisi Eropa, Henna Virkkunen, mengatakan penetapan denda untuk X sudah dihitung secara proporsional berdasarkan sifat pelanggaran dan tingkat keparahannya dalam hal dampak terhadap para pengguna di Benua Biru.

    “Kami di sini bukan untuk menjatuhkan denda tertinggi. Kami di sini untuk memastikan undang-undang digital kami ditegakkan, dan jika Anda mematuhi aturan kami, Anda tidak akan dikenakan denda. Sesederhana itu,” ujarnya kepada para wartawan.

    “Saya pikir sangat penting untuk menggarisbawahi bahwa DSA tidak ada hubungannya dengan penyensoran,” jelas Virkkunen lagi.

    Dalam hal ini, X diberikan waktu antara 60 hingga 90 hari kerja untuk menyusun langkah-langkah guna mematuhi aturan DSA, dengan jangka waktu yang bergantung pada permasalahannya. Meski sampai saat ini media sosial milik Musk tersebut belum juga memberikan tanggapan.

    Untuk diketahui, tindakan keras Eropa terhadap raksasa teknologi global ini dimaksudkan untuk membuka peluang untuk perusahaan yang lebih kecil dapat bersaing dan konsumen memiliki lebih banyak pilihan.

    Meski aturan yang digunakan untuk memberi sanksi terhadap X tersebut telah dikritik oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump, yang mengatakan tindakan tersebut secara khusus menargetkan perusahaan dan menyensor warga Negeri Paman Sam.

    Belum lagi mengingat salah satu raksasa media sosial lainnya, TikTok, terhindar dari penalti aturan yang sama dengan konsesi. Padahal dalam investigasi Eropa terhadap aplikasi TikTok milik ByteDance sempat menuduh perusahaan tersebut melanggar persyaratan DSA untuk menerbitkan repositori iklan yang memungkinkan peneliti dan pengguna mendeteksi iklan penipuan.

    Namun Komisi Eropa mengelak dengan mengatakan undang-undang mereka tidak menargetkan kewarganegaraan mana pun dan hanya mempertahankan standar digital dan demokrasinya, yang bahkan kerap kali menjadi tolok ukur bagi seluruh dunia.

    Sebab berbeda dengan X, menurut mereka TikTok menjanjikan perubahan pada model iklannya agar lebih transparan, mendesak regulator untuk menerapkan hukum secara setara dan konsisten di semua platform.

    (igo/eds)

  • Pulsanya Belum Tahu Siapa yang Bayar

    Pulsanya Belum Tahu Siapa yang Bayar

    Liputan6.com, Jakarta – Beredar kabar layanan internet Starlink untuk korban banjir di Sumatra yang harusnya gratis, malah berbayar. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (AD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak angkat bicara.

    Dalam penjelasannya, perangkat keras Starlink didistribusikan oleh Kemenhan. Maruli kemudian melanjutkan terkait pembayaran pulsa.

    “Itu memang perlatan kami dari Kemnhan dan kami juga. memang pulsanya belum tahu siapa yang mau bayar, tapi itu kondisinya,” kata Maruli kepada wartawan di Jakarta, Kamis (4/12/2025).

    Sebagaimana diketahui, Starlink merupakan penyedia layanan internet satelit berkecapatan tinggi yang dioperasikan SpaceX, perusahaan milik Elon Musk.

    Starlink tidak menggunakan pulsa seperti kartu SIM handphone. Starlink bisa dinikmati dengan membayar biaya langganan bulanan dan pembelian perangkat keras (kit Starlink) di awal.

    TNI mengirim sejumlah Starlink ke beberapa daerah terdampak bencana. Maruli menjelaskan bahwa tujuan pengiriman untuk membantu korban banjir.

    “Semagnat kami untuk membantu kami kirimkan berpuluh Starlink ke daerah bencana,” lanjutnya.

    Personel Komlekdam XX/TIB dikerahkan untuk memasang perangkat Starlink. Total 33 unit perangkat Starlink dari Kemenhan dan 5 unit dari Puskomlekad telah didistribusikan ke Kodim serta titik-titik terdampak bencana.

    Pemasangan dilakukan langsung oleh personel Komlekdam XX/TIB di lokasi yang membutuhkan konektivitas darurat, seperti posko pengungsian, kantor pemerintah daerah, posko BPBD, serta area pencarian dan evakuasi.

    Proses instalasi dilaksanakan secara cepat dan terukur dengan menyesuaikan kondisi medan yang masih dipenuhi material banjir.

    Kehadiran perangkat Starlink dinilai sangat efektif karena mampu menyediakan akses internet berkecepatan tinggi tanpa bergantung pada infrastruktur darat yang banyak mengalami kerusakan.

    Dengan tersambungnya koneksi internet, koordinasi lintas instansi, termasuk TNI, BPBD, Basarnas, pemerintah daerah, dan relawan, dapat dilakukan lebih efektif, terutama untuk pelaporan situasi, pengiriman data, serta penyebaran informasi kepada masyarakat.

  • Chip Otak Elon Musk Bikin Pasien Lumpuh Bisa Gerakkan Tangan Robot Pakai Pikiran

    Chip Otak Elon Musk Bikin Pasien Lumpuh Bisa Gerakkan Tangan Robot Pakai Pikiran

    Jakarta

    Chip otak Neuralink yang dimiliki oleh Elon Musk yang kini tengah memasuki tahap uji klinis diklaim bisa menggerakan lengan robot hanya dengan pikiran. Sebelumnya, chip otak ini sudah bisa digunakan untuk mengontrol ponsel dan komputer.

    Salah seorang yang menjadi pasien percobaan chip otak Elon Musk ini bernama Rocky Stoutenburg, seorang dengan masalah kelumpuhan sejak tahun 2006. Pasca mengikuti program uji coba Neuralink, ia bisa menggerakkan lengan robot menggunakan pikirannya.

    Ia bahkan bisa mengarahkan lengan robot tersebut ke arah wajahnya dan menciumnya.

    “Para peserta dalam uji klinis telah memperluas kendali komputer digital ke perangkat fisik seperti lengan robot bantu. Seiring waktu, kami berencana memperluas jenis perangkat yang bisa dikendalikan melalui Neuralink,” ucap pihak Neuralink melalui media sosial X.

    Neuralink diluncurkan untuk membantu orang yang mengalami kelumpuhan menggunakan perangkat pribadi mereka dan mendapatkan sebagian mobilitas mereka, hanya dengan pikiran. Sistem ini menghubungkan sistem saraf pasien ke perangkat ‘chip otak’ yang dikenal sebagai brain-computer interface (BCI) yang dapat menafsirkan apa isi otak mereka.

    Perangkat tersebut masih dalam tahap uji klinis, yang menguji keamanan dan fungsionalitas awal implan pada orang-orang dengan kondisi medis tertentu yang membatasi mobilitas mereka. Neuralink telah menanamkan perangkat chip otak pada 12 orang sejak Januari 2024 sampai September 2025.

    Peserta pertama adalah seorang pria yang mengalami kelumpuhan akibat cedera tulang belakang, dan implan tersebut memungkinkannya bermain video game dan catur. Peserta lain memiliki cedera tulang belakang atau amyotrophic lateral sclerosis (ALS), kondisi yang seiring waktu memengaruhi kemampuan seseorang menggerakkan lengan, kaki, dan tubuh.

    Musk mengatakan lebih dari 10.000 orang telah mendaftar ke registri pasien Neuralink, berharap bisa berpartisipasi dalam uji coba perangkat tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Kaya Raya tapi Sederhana, Kebiasaan Hemat Bill Gates yang Mengejutkan

    Kaya Raya tapi Sederhana, Kebiasaan Hemat Bill Gates yang Mengejutkan

    JAKARTA – Di dunia para miliarder, hidup hemat mungkin terdengar aneh. Namun William Henry Gates III atay lebih dikenal sebagai Bill Gates, pendiri Microsoft dan salah satu orang terkaya di dunia justru terkenal karena sikapnya yang hati-hati dalam menggunakan uang.

    Dengan kekayaan yang kini diperkirakan lebih dari 108 miliar dolar AS atau Rp1,7 kuadriliun, Gates sebenarnya bisa membeli apa saja. Tapi ia justru memilih untuk tidak menghambur-hamburkannya.

    Selain menjaga pengeluaran pribadinya, Gates sejak lama juga menjauh dari ambisi menumpuk kekayaan. Ia pernah menyatakan komitmennya untuk menyumbangkan sebagian besar hartanya melalui Bill and Melinda Gates Foundation dan berbagai lembaga amal lainnya. Ia berharap suatu hari namanya tidak lagi berada di daftar orang paling kaya di dunia.

    Bagi Gates kekayaan bukan untuk ditimbun, melainkan digunakan untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Berikut 5 hal yang hampir tidak pernah menjadi tempat ia menghamburkan uang dan semuanya mencerminkan cara pandangnya terhadap uang, kehidupan, dan filantropi.

    Berikut 5 hal yang dihindari Bill Gates agar tak menyesal di hari tua, seperti dilansir dari laman Nasdaq.

    1. Pengeluaran Berlebihan

    Seperti halnya Warren Buffett, Gates dikenal sangat teliti dalam mengatur pengeluaran. Ia lebih memilih bersikap bijak daripada bersenang-senang secara berlebihan.

    Jika banyak miliarder lain seperti Elon Musk atau Jeff Bezos bisa mengeluarkan jutaan dolar seperti uang saku, Gates justru berpegang pada prinsip kehati-hatian.

    Ia berasal dari latar belakang yang sederhana, dan kebiasaan itu ikut membentuk cara pandangnya. Meskipun kini menjadi salah satu orang terkaya di dunia, ia tetap mempraktikkan gaya hidup dengan batas yang jelas dan penuh pertimbangan.

    2. Barang Mewah untuk Anak

    Gates lebih memilih investasi pada pendidikan dan kegiatan amal daripada membelanjakan uang untuk barang mewah anak-anaknya. Ia pernah mengatakan bahwa memberi terlalu banyak uang kepada anak bukanlah ide yang baik. Menurutnya, anak-anak perlu belajar menghargai uang, bukan tumbuh dengan pola pikir mereka bisa mendapatkan apa pun tanpa usaha.

    3. Makanan Mewah dan Berlebihan

    “Berapa banyak makanan yang bisa Anda makan?” ujar Gates kepada CNBC. Bagi Gates, makanan adalah soal kebutuhan, bukan kemewahan. Ia lebih peduli pada isu ketahanan pangan di negara-negara berkembang daripada memanjakan diri dengan hidangan super mahal. Dalam pandangannya, makan berlebihan sama saja dengan membuang-buang uang.

    4. Yachts dan Supercar Mewah

    Gates juga bukan tipe yang mengoleksi kapal pesiar atau mobil mewah seperti Lamborghini. Luxury Launches pernah menyebutkan ia memang bukan penggemar barang-barang super mewah tersebut. Meski begitu, ia sempat merayakan ulang tahunnya yang ke-66 di atas kapal pesiar mewah sewaan pada tahun 2021 bersama Jeff Bezos.

    Ia juga memiliki Porsche 959, jadi tidak bisa dibilang benar-benar tidak pernah belanja barang mahal. Namun jika melihat kekayaannya yang luar biasa, satu-dua pembelian seperti ini masih termasuk sangat wajar dan jauh dari sikap boros.

    5. Busana Mewah dan Aksesoris Desainer

    Gates tidak tertarik memamerkan kekayaan lewat pakaian, perhiasan, atau jam tangan mahal. Ia pernah dengan bangga mengaku memakai jam Casio seharga 10 dolar atau Rp166 ribu dalam sebuah acara pada 2014. Penampilannya yang sederhana sudah menjadi ciri khas dan selaras dengan prinsip hidupnya yang tidak suka berlebihan.

  • Deretan Keunggulan Samsung Galaxy Z TriFold Tuai Perhatian

    Deretan Keunggulan Samsung Galaxy Z TriFold Tuai Perhatian

    Pengguna yang gemar membuat video kreatif berbasis kecerdasan buatan (AI), kini dapat menggunakan Grok Imagine sebagai alternatif fitur baru. Platform AI dari xAI milik Elon Musk ini mendukung fitur teks ke video.

    Pengumuman tersebut disampaikan Elon Musk di X, menandai kemampuan baru yang menghadirkan fitur pembuatan video singkat hanya dengan mengetikkan seperti saat mengunggah sebuah unggahan biasa.

    Dilansir Digital Trends, Rabu (3/12/2025), fitur baru Grok Imagine saat ini sudah diluncurkan secara bertahap di web, aplikasi Android, dan iOS.

    Pembaruan Grok Imagine versi terbaru memungkinkan pengguna dapat mengetik perintah seperti “sebuah motor melaju kencang di tengah kota yang diterangi lampu neon saat malam hari”. Nantinya akan menghasilkan video pendek berisi visual, gerakan, dan suara.

    Pengguna dapat memilih mode gambar dan video langsung dari kolom input yang sama, sehingga praktis untuk beralih.

    Kehadiran fitur Grok Imagine telah memasuki pasar persaingan yang ketat, di mana model AI seperti Sora 2 dan Google Flow, sebelumnya sudah menawarkan pembuatan video bergaya sinematik dengan beberapa fitur tambahan. Saat diuji, fitur ini mampu menghasilkan video berdurasi hingga 10 detik berdasarkan prompt yang diberikan.

    Fitur ini cocok untuk menghasilkan klip media sosial yang kreatif seperti meme atau promo singkat. Grok memiliki keunggulan yang memudahkan pengguna untuk melakukan semua proses membuat video terintegrasi dalam satu aplikasi chatbot, baik itu di perangkat atau pun web.

    Baca selengkapnya di sini