Tag: Elon Musk

  • Rusia Siapkan Layanan Internet Satelit Pesaing Starlink, Perkuat Pertahanan

    Rusia Siapkan Layanan Internet Satelit Pesaing Starlink, Perkuat Pertahanan

    Bisnis.com, JAKARTA — Rusia mengembangkan layanan internet satelit baru yang ditargetkan menjadi pesaing Starlink milik Elon Musk. 

    Kepala Badan Antariksa Rusia (Roscosmos), Dmitry Bakanov, mengatakan proyek ini dipercepat untuk mengejar ketertinggalan dari SpaceX, yang sudah lebih dulu mendominasi industri satelit.

    “Beberapa satelit uji coba sudah berada di orbit dan telah diperiksa. Produksi berikutnya juga telah dimodifikasi sesuai kebutuhan. Kami bergerak dengan cepat ke arah ini,” kata Bakanov dikutip dari laman Reuters pada Minggu (21/9/2025). 

    Pengembangan sistem internet satelit orbit rendah (LEO) ini ditangani oleh perusahaan kedirgantaraan Rusia, Bureau 1440. Proyek tersebut ditujukan untuk menyediakan layanan internet pita lebar ke berbagai belahan dunia.

    Bakanov juga menyebut Rusia telah banyak belajar dari kesalahan masa lalu, termasuk ketika pada 2002 mereka menolak tawaran Musk yang ingin membeli rudal balistik antarbenua (ICBM) untuk peluncuran luar angkasa. 

    Penolakan tersebut justru memicu Musk mendirikan SpaceX dan menekan biaya peluncuran, yang pada akhirnya merugikan Rusia. Sejarah mencatat, Uni Soviet pernah memimpin dalam perlombaan antariksa dengan meluncurkan satelit pertama, Sputnik 1, pada 1957, dan mengirim Yuri Gagarin sebagai manusia pertama di luar angkasa pada 1961. 

    Namun, setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991, program luar angkasa Rusia dilanda keterbatasan dana, praktik korupsi, hingga keluhan generasi muda soal manajemen yang buruk.

    Ambisi Rusia untuk kembali bersaing di antariksa sempat terpukul pada Agustus 2023 ketika misi tanpa awak Luna-25 gagal mendarat dan justru menabrak permukaan Bulan.

    Sebelumnya, Rusia telah menikmati hebatnya Starlink untuk memperkuat sistem drone pertahanan mereka. 

    Perusahaan asal Rusia, KB Valkyriya, memamerkan drone induk RD-8 yang dapat dikontrol melalui kanal radio konvensional, jaringan satelit Starlink, hingga jaringan seluler.

    Berdasarkan informasi di situs pengembang Rusia, seri drone yang ditawarkan mencakup RD-7, RD-8, RD-10, dan RD-12. Seluruh model tersebut dapat dikendalikan lewat Starlink atau jaringan seluler. 

    Adapun, pemanfaatan masif teknologi ini berpotensi mempermudah operasi drone bagi militer Rusia di wilayah belakang garis depan Ukraina, karena layanan Starlink tersedia di Ukraina, namun tidak di Rusia.

    Produsen membuat produk ini sebagai platform multi-guna, karena dapat berfungsi sebagai drone pengintai, drone induk (mothership), dan repeater, termasuk untuk drone pencegat (interceptor).

    Drone RD-8, yang dipresentasikan di pameran, diklaim sebagai drone untuk mendukung pasukan penyerang dan mengisolasi garis pertempuran hingga 150 km. Drone ini dirancang untuk menyisir area benteng pertahanan sebelum penyerangan menggunakan FPV.

    Drone ini memiliki lebar sayap 3,8 meter, dilengkapi dua motor listrik dan mesin hybrid, dengan tangki berkapasitas 5 liter bensin. Berat lepas landasnya 30 kg dalam konfigurasi pengintai dan 35 kg sebagai drone induk. 

    Durasi terbang drone itu masing-masing hingga 4,5 jam dan 3 jam, ketinggian maksimum hingga 3 kilometer dan jangkauannya hingga 150 km. Sementara itu, kecepatan jelajah 80 km per jam dan kecepatan maksimum 200 km per jam.

    Drone ini dapat membawa dua drone FPV dengan hulu ledak masing-masing seberat 3 kg. Drone pengintai ini dilengkapi dengan kamera siang dan malam. Kamera siang hari memiliki zoom 30x, dan kamera malam hari memiliki pencitraan termal dengan matriks 640×512 piksel.

  • Teknologi Baru Buatan Jepang Bisa Bikin Mobil Tesla Ngebut Jauh

    Teknologi Baru Buatan Jepang Bisa Bikin Mobil Tesla Ngebut Jauh

    Jakarta, CNBC Indonesia – Panasonic menargetkan pengembangan jenis baterai baru dengan kapasitas lebih besar dalam waktu dua tahun ke depan. Penambahan kapasitas ini berpotensi memperpanjang jarak tempuh mobil listrik Tesla besutan Elon Musk.

    Perusahaan asal Jepang itu tengah mengupayakan penghapusan anoda pada tahap produksi baterai untuk meningkatkan kepadatan energi. Teknologi ini diklaim mampu menghasilkan kapasitas paling mutakhir pada akhir 2027.

    Jika berhasil, peningkatan ini dapat menambah kapasitas baterai hingga 25%, sehingga mampu memperpanjang jarak tempuh Tesla Model Y, SUV paling terjangkau milik Tesla, sekitar 145 km dengan ukuran paket baterai yang sama, demikian dikutip dari Reuters, Kamis (18/9/2025).

    Alternatif lainnya, teknologi ini dapat digunakan untuk membuat baterai yang lebih ringan dan lebih murah dengan mempertahankan jarak tempuh saat, tapi mampu memperkecil ukuran paket baterai. Teknologi serupa juga sedang digarap oleh sejumlah produsen baterai global.

    Desain yang diusulkan Panasonic tidak memiliki anoda pada tahap produksi. Sebagai gantinya, anoda berbahan logam litium akan terbentuk setelah baterai diisi daya untuk pertama kali.

    Hal ini akan memberi ruang lebih untuk material katoda aktif, seperti nikel, kobalt, dan aluminium, guna meningkatkan kapasitas tanpa mengubah volume baterai.

    Panasonic juga menyatakan berupaya mengurangi proporsi nikel, yang relatif lebih mahal.

    Belum jelas apakah teknologi ini dapat membantu Tesla menurunkan harga kendaraan listriknya. Panasonic juga menolak membahas detail biaya produksi.

    Sebelumnya, Reuters melaporkan pangsa pasar Tesla di Amerika Serikat pada Agustus turun ke level terendah dalam hampir delapan tahun, seiring konsumen lebih memilih kendaraan listrik dari berbagai pesaing dibandingkan lini produk Tesla yang dinilai mulai menua.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • SpaceX Milik Elon Musk Borong Spektrum Senilai Rp 276 Triliun, Mau Bangun Jaringan Seluler? – Page 3

    SpaceX Milik Elon Musk Borong Spektrum Senilai Rp 276 Triliun, Mau Bangun Jaringan Seluler? – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Perusahaan antariksa milik Elon Musk, SpaceX, disebut telah menyelesaikan kesepakatan besar dengan nilai mencapai USD 17 miliar atau sekitar Rp 279 triliun untuk membeli spektrum nirkabel.

    Langkah besar ini langsung menimbulkan banyak pertanyaan soal arah baru yang akan diambil SpaceX di industri telekomunikasi.

    Mengutip Gizmodo, Kamis (18/9/2025), menurut laporan The Washington Post, spektrum tersebut dibeli dari perusahaan komunikasi satelit EchoStar.

    Banyak yang menduga pembelian ini menjadi bagian dari rencana SpaceX untuk membangun jaringan seluler 5G berbasis satelit Starlink miliknya sendiri.

    Sebelumnya, SpaceX memang sudah bekerja sama dengan operator lain, seperti T-Mobile, untuk memperluas jangkauan sinyal ke wilayah yang sulit terjangkau.

    Namun, langkah membeli spektrum dalam skala besar ini bisa menjadi tanda bahwa SpaceX mulai mempertimbangkan perubahan model bisnis.

    Bukan sekadar bermitra, tapi juga bisa berpotensi menjadi pemain utama yang benar-benar berdiri sendiri di pasar telekomunikasi.

  • Berita Teknologi Gadget, Games Keren, Aplikasi Terbaru Dunia

    Berita Teknologi Gadget, Games Keren, Aplikasi Terbaru Dunia

    Tech News15 Sep 2025 08:00Poco F8 dan F8 Ultra bakal Diperkuat Chipset Gahar dan Baterai Badak 7000mAh

    Redmi Turbo 5 Pro dan Redmi K90 Pro bakal rebranding sebagai Poco F8 dan Poco F8 Ultra. Berikut bocoran spesifikasinya

    Tech News15 Sep 2025 06:30Fitur Baru Kamera iPhone 17 Series: Selfie Horizontal Otomatis, Rekam Video Ganda, hingga …

    Apple membekali jajaran iPhone 17 dengan fitur kamera baru yang canggih. Dari sensor kamera depan berbentuk persegi untuk selfie horizontal otomatis, kemampuan rekam video ganda, hingga zoom optik 8X pada model Pro.

    Tech News14 Sep 2025 20:00Karyawan Senior PlayStation Dipecat Gara-Gara Komentar Soal Charlie Kirk

    Dua karyawan dari studio di bawah naungan PlayStation, Sucker Punch dan Insomniac Games, menjadi sorotan usai melontarkan komentar miring terkait pembunuhan Charlie Kirk. Salah satunya bahkan diduga telah dipecat setelah bekerja selama 10 tahun.

    Tech News14 Sep 2025 18:07Elon Musk ‘Sentil’ CEO Microsoft Satya Nadella di X, Minta Usut Karyawan yang Kritik Charl…

    Elon Musk secara terbuka menandai CEO Microsoft, Satya Nadella, di platform X. Ia meminta Microsoft menginvestigasi karyawan Blizzard yang mengkritik mendiang Charlie Kirk. Insiden ini memicu respons dari Microsoft dan menyoroti tekanan sensor di media sosial.

    Telko14 Sep 2025 15:02XLSmart: 2.700 BTS di Area Terdekat Banjir Bali Dipastian Aman

    XLSmart memiliki lebih dari 7.200 BTS di seluruh Pulau Bali, dengan sekitar 2.700 BTS berada di area yang paling dekat dengan lokasi banjir.

    Tech News14 Sep 2025 12:09Tidak Sesuai Harapan, Samsung Galaxy S26 Ultra Tak Jadi Pakai Charger 60W?

    Samsung Galaxy S26 Ultra disebut akan diperkuat fast charging 60W, namun muncul pembaruan data China Quality Certification (CQC) yang menyebut bahwa HP ini tak jadi mengadopsi teknologi tersebut.

    Tech News14 Sep 2025 09:08Daftar HP Xiaomi dan Poco yang Tak Kebagian Pembaruan Android 16

    Sebentar lagi hadir, namun banyak perangkat yang tak akan mendapatkan pembaruan sistem operasi untuk perangkat lunak terbaru dari Xiaomi dan Poco. Ingin tahu apa saja ponselnya, simak di sini.

    Tech News13 Sep 2025 18:11Segini Batas Penggunaan Google Gemini AI Gratis dalam Sehari

    Google akhirnya merilis detail batas penggunaan harian untuk layanan AI Google Gemini. Pengguna gratis kini tahu pasti jatah prompt, pembuatan gambar, hingga fitur Deep Research yang bisa diakses, sementara pelanggan AI Pro dan Ultra mendapat kuota lebih besar.

    Tips13 Sep 2025 15:19Cara Mengontrol TV Samsung dengan Gerakan Tangan via Galaxy Watch

    Universal Gesture diklaim mengubah cara pengguna berinteraksi dengan TV Samsung. Saat diaktifkan, sebuah kursor akan muncul di layar, yang dapat dikendalikan sepenuhnya oleh gerakan tangan pengguna. Bagaimana cara menggunakannya?

    Gadget13 Sep 2025 11:12Hands-on Samsung Galaxy S25 FE: Cocok untuk Gen-Z yang Getol ‘Ngonten’ dan Pakai AI

    Samsung baru-baru ini memperkenalkan ponsel terbaru yang sebentar lagi akan hadir secara resmi di Indonesia, Galaxy S25 FE. Ponsel dengan label flagship killer ini tampil memukau dengan segudang fitur AI.

  • Donald Trump dan Xi Jinping Tentukan Nasib China Minggu Ini

    Donald Trump dan Xi Jinping Tentukan Nasib China Minggu Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan berbicara pada Jumat (19/9) untuk membahas kesepakatan terkait masa depan platform media sosial TikTok. Pertemuan ini menjadi penentu nasib aplikasi populer tersebut di pasar AS.

    Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kedua pihak sudah mencapai kesepakatan kerangka (framework deal).

    “Ini antara dua pihak swasta, tetapi syarat komersial sudah disepakati,” ujarnya dari pertemuan AS-China di Madrid, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (16/9/2025).

    Bessent mengungkap, kesepakatan tersebut berpotensi mengalihkan kepemilikan TikTok ke entitas yang dikendalikan AS.

    Kepala negosiator perdagangan China, Li Chenggang, juga mengonfirmasi adanya kesepakatan dan menegaskan AS sebaiknya tidak terus menekan perusahaan China.

    TikTok, yang dimiliki ByteDance, menghadapi tenggat waktu 17 September untuk melepas bisnisnya di AS atau berisiko ditutup. Meski demikian, Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer menyebut tenggat waktu itu kemungkinan diperpanjang singkat untuk memfinalisasi kesepakatan, namun tidak akan ada perpanjangan berulang.

    Sebelumnya, Kongres AS melarang operator toko aplikasi seperti Apple dan Google mendistribusikan TikTok karena dianggap sebagai “aplikasi yang dikendalikan musuh asing.”

    Namun, Trump menunda penutupan aplikasi itu pada Januari dengan menandatangani perintah eksekutif yang memberi ByteDance tambahan waktu 75 hari untuk mencapai kesepakatan. Perpanjangan berikutnya datang melalui perintah eksekutif pada April dan Juni.

    Beberapa nama besar dikaitkan dengan rencana akuisisi TikTok di AS, seperti Chairman Oracle Larry Ellison, CEO Tesla Elon Musk, hingga startup AI Perplexity. Trump sendiri menyebut ada “orang-orang sangat kaya” yang siap membeli aplikasi tersebut.

    Trump sebelumnya menyatakan TikTok merupakan ancaman bagi keamanan nasional. Namun, Gedung Putih malah membuka akun TikTok resmi pada Agustus lalu.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tesla Langsung Meroket, Elon Musk Mendadak Borong Saham Rp 16 Triliun

    Tesla Langsung Meroket, Elon Musk Mendadak Borong Saham Rp 16 Triliun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Saham Tesla melonjak 6% pada pembukaan perdagangan Senin (15/9) pekan ini, setelah CEO Elon Musk mengumumkan pembelian saham perusahaan senilai US$1 miliar atau setara Rp 16 triliun.

    Hal ini menunjukkan optimisme Musk terhadap masa depan raksasa mobil listrik yang penjualannya terus mengalami penurunan dalam beberapa kuartal terakhir.

    Pembelian saham Tesla oleh Musk bertepatan dengan masa kritis perusahaan. Tesla memiliki ambisi besar untuk bertransformasi menjadi perusahaan kecerdasan buatan (AI) dan robotik.

    Di saat bersamaan, pembelian saham Tesla juga mengartikan Musk memiliki kontrol yang lebih besar atas perusahaan yang ia dirikan. Hanya sekitar sepekan sebelumnya, dewan direksi Tesla mengajukan kompensasi jumbo untuk Musk senilai US$1 triliun (Rp16.444 triliun), dikutip dari Reuters, Selasa (16/9/2025).

    Menurut dokumen pengajuan, Musk membeli 2,57 juta saham pada Jumat (12/9) pekan lalu. Ia membayar sekitar US$372,37-396,54 per lembar saham.

    Menurut Matt Britzman, analis ekuitas senior di Hargreaves Lansdown, langkah ini merupakan sinyal paling jelas sejauh ini bahwa Musk sedang memacu diri untuk kembali berinvestasi sepenuhnya ke Tesla.

    “Narasi Tesla-Musk tampaknya kembali ke jalur yang benar setelah awal tahun yang goyah,” kata dia.

    Musk secara konsisten menuntut kepemilikan saham yang lebih besar dan peningkatan hak suara di Tesla, setelah sebelumnya menyatakan bahwa ia lebih suka membangun produk AI dan robotika di luar Tesla jika tidak dapat memperoleh 25% hak suara.

    Per Desember 2024, Musk memegang sekitar 13% saham, menurut data LSEG.

    Meskipun saham Tesla naik untuk sesi ketiga berturut-turut pada Senin (15/9) kemarin, saham tersebut merupakan salah satu yang berkinerja terburuk dalam kelompok “Magnificent 7” saham teknologi terbesar. Tesla telah kehilangan 2% nilainya sejak awal tahun hingga penutupan terakhir.

    Laporan keuangan kuartalan Tesla baru-baru ini menunjukkan tekanan margin yang berkelanjutan di perusahaan, di tengah melemahnya permintaan mobil listrik, meningkatnya biaya, dan persaingan.

    Namun, Ketua Dewan Tesla, Robyn Denholm, pada Jumat (16/9) menepis kekhawatiran bahwa aktivitas politik Musk telah merugikan penjualan. Ia juga menambahkan bahwa Musk kembali menjadi pusat perhatian perusahaan setelah beberapa bulan ‘mengabdi’ di Gedung Putih.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • xAI Milik Elon Musk PHK 500 Karyawan, Fokus Rekrut Tenaga Spesialis untuk Grok – Page 3

    xAI Milik Elon Musk PHK 500 Karyawan, Fokus Rekrut Tenaga Spesialis untuk Grok – Page 3

    PHK massal ini terjadi tak lama setelah beberapa petinggi xAI memutuskan untuk mengundurkan diri, termasuk Chief Financial Officer (CFO) Mike Liberatore.

    Situasi ini terasa cukup kontras dengan ambisi besar yang sebelumnya dicanangkan Elon Musk untuk AI andalan perusahaannya.

    Pada Juli 2025, Musk baru saja meluncurkan Grok 4 dan memperkenalkannya sebagai “AI terpintar di dunia.”

    Ia mengklaim Grok mampu meraih nilai hampir sempurna dalam ujian standar seperti SAT dan GRE, sebuah pencapaian yang tentu ingin menegaskan keunggulan teknologi ini.

    Tidak hanya itu, Musk juga optimistis Grok akan mampu menciptakan teknologi baru menjelang akhir tahun ini.

    Namun, dengan adanya restrukturisasi besar-besaran perusahaan, banyak pihak mulai mempertanyakan arah strategi xAI ke depan.

    Apakah langkah ini akan benar-benar memperkuat posisi Grok sebagai AI terdepan, atau justru menimbulkan tantangan baru bagi perusahaan?

  • Paus Leo Tunjuk Elon Musk, Sebut Masalah Besar Manusia

    Paus Leo Tunjuk Elon Musk, Sebut Masalah Besar Manusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Paus Leo menyatakan tawaran upah US$ 1 triliun dari Tesla untuk CEO Elon Musk adalah bagian dari masalah besar, yaitu gaji CEO yang makin jauh di atas gaji karyawan.

    Kegelisahan Paus Leo soal upah CEO disampaikan dalam wawancara dengan Crux, sebuah media online Katolik.

    “CEO sekitar 60 tahun lalu penghasilannya 4 kali hingga 6 kali lipat dari karyawan … sekarang 600 kali lebih besar,” katanya dalam hasil wawancara yang dikutip oleh Reuters (15/9/2025).

    Wawancara tersebut dilakukan pada Juli lalu, tak lama setelah kabar paket kompensasi yang ditawarkan oleh Tesla kepada Musk.

    “Kemarin ada kabar Elon Musk bakal menjadi triliuner pertama di dunia. Apa artinya itu? Jika itu satu-satunya hal yang sekarang punya nilai, kita ada dalam masalah besar,” kata Paus Leo.

    Dalam wawancara untuk artikel biografi tersebut, Paus Leo juga bercerita soal pengalamannya bekerja sebagai misionaris di Peru dan harapannya untuk kedamaian di berbagai belahan dunia.

    Paus Leo dipilih sebagai Paus pada Mei lalu untuk menggantikan Paus Fransiskus yang wafat. Ia adalah paus pertama yang lahir di Amerika Serikat.

    Sebelumnya, Tesla dikabarkan menyiapkan paket kompensasi jumbo untuk CEO Elon Musk yang bisa menjadikannya triliuner pertama di dunia. Nilainya diperkirakan mencapai US$1 triliun atau sekitar Rp16.400 triliun.

    Dalam dokumen resmi, Tesla mengajukan rencana kompensasi berbasis saham untuk Musk jika perusahaan berhasil memenuhi target ambisius selama 10 tahun ke depan.

    Paket tersebut terdiri dari 12 tahap, dengan syarat mencakup peningkatan produksi mobil, lonjakan valuasi perusahaan, hingga pengembangan teknologi robotik dan kecerdasan buatan (AI).

    Supaya Musk mendapat pembayaran penuh, Tesla harus mencapai valuasi pasar US$ 2 triliun, mengirimkan 20 juta kendaraan, menghadirkan satu juta robotaxi yang beroperasi secara komersial, serta mengirimkan satu juta robot AI. Sebagai perbandingan, Tesla hanya mengirim kurang dari 2 juta mobil pada 2024.

    Musk juga diwajibkan bertahan di Tesla setidaknya 7,5 tahun untuk mencairkan sebagian saham, dan 10 tahun penuh untuk mendapatkan keseluruhan kompensasi.

    Rencana tersebut akan diajukan ke pemegang saham dalam rapat tahunan pada 6 November mendatang, demikian dikutip dari Global News, Senin (8/9/2025).

    Saat ini kekayaan bersih Musk mencapai lebih dari US$400 miliar menurut Forbes. Jika target Tesla tercapai, tambahan kompensasi ini bisa membuat kekayaan Musk melonjak hampir US$1 triliun.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Elon Musk Tiba-tiba Pecat 500 Karyawan, Ketahuan Bohong Lagi

    Elon Musk Tiba-tiba Pecat 500 Karyawan, Ketahuan Bohong Lagi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan kecerdasan buatan milik Elon Musk, xAI, mendadak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 500 pegawai dari tim anotasi data yang mengembangkan chatbot Grok.

    Menurut laporan Business Insider, dikutip dari Reuters, PHK diumumkan melalui email pada Jumat (12/9) malam. Dalam pesannya, perusahaan menyebutkan rencana memangkas tim tutor AI generalis. 

    Saat diminta keterangan oleh Reuters, perusahaan malah menegaskan akan memperbesar tim tutor AI spesialis hingga 10 kali lipat, sebagaimana disampaikan lewat unggahan di platform X. Hal ini membuat bingung, sebab tak konsisten antara aksi dan perkataan.

    Tim anotasi data sendiri merupakan yang terbesar di xAI, dengan tugas mengajarkan Grok memahami dunia melalui pengolahan dan kategorisasi data mentah.

    Karyawan yang terdampak dijanjikan tetap digaji hingga akhir kontrak atau 30 November 2025. Namun, akses ke sistem perusahaan langsung diputus pada hari pengumuman PHK.

    Selain itu, Kepala Keuangan xAI, Mike Liberatore, diketahui sudah hengkang pada akhir Juli setelah hanya beberapa bulan menjabat, menurut laporan Wall Street Journal.

    Musk mendirikan xAI pada 2023 untuk menantang dominasi raksasa teknologi dalam pengembangan AI, dengan menuding para pemimpin industri terlalu banyak melakukan sensor dan menerapkan standar keamanan yang longgar.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • xAI Milik Elon Musk PHK 500 Karyawan, Tim Anotasi Data Disingkirkan

    xAI Milik Elon Musk PHK 500 Karyawan, Tim Anotasi Data Disingkirkan

    Bisnis.com, JAKARTA— Startup kecerdasan buatan (Artificial intelligence/AI) milik Elon Musk, xAI, dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 500 anggota tim anotasi data pada 12 September kemarin. 

    Tim anotasi data adalah kelompok profesional yang mengemban tugas krusial, memberi label dan mengkategorikan data secara akurat sehingga lebih mudah dianalisis dan dapat menghasilkan hasil yang andal 

    Melansir TechCrunch, Senin (15/9/2025), informasi ini berasal dari pesan internal yang dilaporkan Business Insider.

    Dalam surat tersebut, manajemen xAI menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari perubahan strategi, yaitu mempercepat ekspansi dan memprioritaskan perekrutan AI tutor spesialis, sambil mengurangi peran tutor AI generalis.

    “Seiring pergeseran fokus ini, sebagian besar posisi tutor AI generalis tidak lagi dibutuhkan, dan dengan demikian hubungan kerja Anda dengan xAI berakhir,” tulis perusahaan dalam pesan internalnya.

    Business Insider melaporkan, sekitar sepertiga dari 1.500 anggota tim data annotation xAI terdampak oleh PHK ini. Tim tersebut sebelumnya berperan penting dalam memberi label dan menyiapkan data untuk melatih chatbot Grok milik xAI.

    Saat dimintai konfirmasi, pihak xAI merujuk pada pernyataan resmi di platform X media sosial milik Musk yang diakuisisi awal tahun ini yang menyebut perusahaan akan segera memperbesar tim AI tutor spesialis hingga 10 kali lipat.

    “Kami tengah membuka lowongan di berbagai bidang seperti STEM, keuangan, medis, keamanan, dan lainnya,” tulis pernyataan tersebut.

    PHK ini terjadi di tengah kabar suntikan modal jumbo dari SpaceX bagi xAI. Pada Juli 2025, SpaceX, perusahaan dirgantara milik Elon Musk, dikabarkan bakal menginvestasikan US$2 miliar atau Rp32,44 triliun ke xAI.

    Reuters pada Minggu (13/7/2025) melaporkan menurut sumber WJS, SpaceX bakal menggelontorkan investasi besar ke xAI. Langkah ini diambil tak lama setelah xAI menyelesaikan merger dengan X (sebelumnya Twitter). 

    SpaceX dan xAI tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters.

    Salah satu hasil nyata dari integrasi ini adalah penggunaan chatbot Grok, produk andalan xAI, yang kini telah digunakan untuk mendukung layanan pelanggan Starlink.

    Grok juga tengah dipersiapkan untuk integrasi lebih lanjut ke dalam robot Optimus milik Tesla serta fitur asisten suara di kendaraan Tesla. 

    Elon Musk menargetkan terciptanya ekosistem AI yang terintegrasi lintas bisnis dari otomotif, media sosial, hingga ruang angkasa. Dengan mengembangkan dan mengintegrasikan AI secara internal, Musk berharap dapat menekan biaya lisensi model eksternal dan meningkatkan keunggulan kompetitif di industri padat modal seperti otomotif dan aerospace menurut laporan AInvest. 

    Dalam perkembangan lain, SpaceX juga terus mencari pendanaan baru dengan valuasi US$400 miliar atau sekitar Rp6,5 triliun (Kurs: Rp16.000).