Tag: Elon Musk

  • Donald Trump Ditembak Sniper, Kok Bisa Secret Service Kecolongan?

    Donald Trump Ditembak Sniper, Kok Bisa Secret Service Kecolongan?

    Pennsylvania

    Donald Trump ditembak telinganya saat melakukan kampanye Pilpres AS. Netizen khususnya di Amerika Serikat bertanya-tanya kok bisa sekelas Secret Service kecolongan.

    Sampai Minggu siang (14/7/2024) topik ‘Trump’ masih jadi trending topic di X -sebelumnya bernama Twitter-. Salah satu isi pembicaraan warganet ini mempertanyakan kesigapan Secret Service, yakni pasukan pengaman presiden yang dikenal paling ‘galak’ di dunia.

    Trump yang merupakan Calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, tengah kampanye di Pennsylvania. Ketika berada di atas mimbar, ia tiba-tiba mendapat tembakan yang mengenai telinga dan berdarah. Sontak kondisi di area kampanye menjadi chaos.

    Secret Service kemudian mencari sumber tembakan tersebut dan berhasil menewaskan orang yang diduga sebagai sniper yang lokasinya tak jauh dari lokasi kampanye Donald Trump.

    Kejadian itu langsung mendadak ramai di publik, begitu juga dunia maya. Bahkan, sampai beredar video yang memperlihatkan dugaan pelaku berada di suatu atap sebelum kejadian. Kesigapan Secret Service jadi pertanyaan.

    Secret Service sampai ikut menjadi trending topic. Ada 1,4 juta tweet soal Secret Service ketika dipantau di daftar trending topic X/Twitter.

    [Gambas:Twitter]

    [Gambas:Twitter]

    “This what happens when you make selling of guns legal.. Is Biden making America really great? What secret services are doing there..?” cuit @mamaa_sha****

    Elon Musk pun menyoroti penembakan Donald Trump dan mendesak pimpinan Secret Service untuk mundur segera.

    [Gambas:Twitter]

    (agt/fay)

  • Donald Trump Ditembak, Elon Musk Langsung Kasih Dukungan

    Donald Trump Ditembak, Elon Musk Langsung Kasih Dukungan

    Jakarta

    Kandidat Presiden AS Donald Trump ditembak saat berkampanye di Pennsylvania. Dia langsung mendapatkan simpati dan dukungan CEO Tesla Elon Musk.

    Sesaat setelah ada suara tembakan di lokasi kampanye, Trump terjatuh ke tanah. Dia kemudian dilindungi kembali oleh petugas keamanan dan wajahnya tampak berlumuran darah. Trump langsung dievakuasi ke mobil SUV dan dibawa pergi.

    Atas kejadian ini, banyak pihak yang langsung bereaksi. Salah satunya CEO Tesla/SpaceX Elon Musk. Dia langsung mencuit di akun resminya di X/Twitter, Minggu (14/7/2024).

    [Gambas:Twitter]

    “Saya mendukung penuh Presiden Trump dan berharap untuk dirinya segera pulih,” kata Elon Musk.

    Cuitan Elon mendapat 1 juta likes, 224 ribu retweet, 38 ribu bookmark dan 46 ribu komentar. Kebanyakan isinya adalah para pendukung Donald Trump.

    “Thank you Elon! Stay safe,” kata @GuntherEagleman.

    “The Cybertruck should definitely be @elonmusk and the US President’s vehicle of choice,” kata @gatlife2022 mengusulkan Trump pakai Cybertruck Tesla biar aman.

    “This moment should have flipped a switch inside of every American out there today. Trump 2024 or our country is gone forever,” kata @hodgetwins.

    “This is what happens when you call your political opponent Hitler,” kata @imjdsharp kepada para hater yang menyebut Trump seperti Hitler.

    Donald Trump terpantau juga menjadi puncak trending topic di X/Twitter. Hingga berita ini ditulis ada 2,44 juta cuitan soal Donald Trump.

    Kabar terbaru menyebutkan Jaksa Wilayah mengatakan Donald Trump baik-baik saja. Sebelumnya, kandidat Presiden Partai Republik Donald Trump terluka usai suara letusan seperti tembakan di tengah kampanye di Pennsylvania.

    Trump lantas balas berteriak ke arah massa sambil dibawa pergi oleh petugas keamanan. Pelaku penembakan yang diduga sniper disebutkan sudah ditewaskan oleh agen Secret Service. Sementara itu, seorang peserta kampanye juga dilaporkan tewas.

    (fay/agt)

  • Jeff Bezos dan Elon Musk Berseteru Gegara Roket

    Jeff Bezos dan Elon Musk Berseteru Gegara Roket

    Jakarta

    Perselisihan antara Jeff Bezos dan Elon Musk terus berlanjut. Hubungan dua orang terkaya di dunia itu kembali menegang karena masalah perizinan roket.

    Blue Origin, perusahaan antariksa besutan Bezos, belum lama ini melayangkan keluhan kepada Federal Aviation Administration (FAA) tentang roket raksasa Starship milik SpaceX (perusahaan yang dipimpin Musk).

    Blue Origin menyarankan FAA untuk membatasi frekuensi peluncuran roket Starship dari Launch Complex 39A di Kennedy Space Center (KSC) di Florida, Amerika Serikat.

    Perusahaan Bezos berencana meluncurkan roket New Glenn terbarunya dari Kennedy Space Center pada tahun ini, dan mereka khawatir operasional SpaceX akan mempengaruhi roketnya. Sementara SpaceX berencana meluncurkan roket Starship hingga 44 kali dalam setahun.

    Keluhan Blue Origin disampaikan setelah FAA memulai pernyataan dampak lingkungan untuk peluncuran roket Starship dari Launch Complex 39A. FAA memberikan waktu untuk komentar publik hingga 24 Juni lalu, dan Blue Origin menyampaikan komentarnya pada 21 Juni.

    Blue Origin berargumen peluncuran Starship yang terlalu sering berisiko terhadap kesehatan dan keselamatan populasi di sekitar area peluncuran, termasuk personel Blue Origin. Mereka juga mengkhawatirkan kualitas udara, air, dan sumber daya di bawah tanah yang berkaitan dengan pengeluaran bahan beracun atau berbahaya, serta dampaknya terhadap pasokan air.

    Blue Origin meminta FAA membatasi jumlah peluncuran roket Starship dari KSC, membatasi waktu peluncuran roket sambil mengizinkan prioritas jadwal peluncuran vendor lainnya, serta membangun infrastruktur lain untuk mengurangi risiko bagi vendor peluncuran lainnya, seperti dikutip dari Gizmodo, Minggu (7/7/2024).

    Keluhan Blue Origin ini langsung dikomentari oleh Musk. Dalam cuitannya di Twitter/X, Musk mengatakan “Sue Origin” yang merupakan permainan kata dari nama Blue Origin.

    Ini bukan pertama kalinya Blue Origin dan SpaceX berseteru secara publik. Pada tahun 2021, Blue Origin mengajukan gugatan untuk menentang keputusan NASA yang memilih SpaceX untuk mendapatkan kontrak wahana pendarat Bulan.

    (vmp/vmp)

  • Jelang Satu Tahun, Threads Capai 175 Juta Pengguna Aktif Bulanan

    Jelang Satu Tahun, Threads Capai 175 Juta Pengguna Aktif Bulanan

    Jakarta

    CEO Meta Mark Zuckerberg, mengumumkan bahwa platform media sosialnya Threads kini memiliki lebih dari 175 juta pengguna aktif bulanan. Pengumuman ini muncul dua hari menjelang ulang tahun pertama Threads.

    Zuck mengungkapkan pada bulan April lalu bahwa Threads memiliki lebih dari 150 juta pengguna aktif bulanan, naik dari 130 juta yang dilaporkan pada bulan Februari sebagaimana dilansir detiKINET Engadget.

    Threads sendiri diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2023 dan layanan ini hadir sebagai pesaing X (dulu Twitter) yang mana saat itu pengguna X mencari alternatif setelah Elon Musk melakukan perubahan besar-besaran pada jejaring sosial tersebut.

    Musk baru-baru ini mengklaim bahwa X sekarang mencapai 600 juta pengguna aktif bulanan, dan setengah dari pengguna ini menggunakan platform ini setiap hari. Perlu disebutkan bahwa Musk tidak menjelaskan apakah jumlah tersebut termasuk akun otomatis atau bot spam.

    Sebagai bagian dari pengumuman hari ini, Meta mengungkapkan wawasan tentang bagaimana orang menggunakan Thread. Meta mengatakan bahwa kebanyakan orang datang ke Threads untuk membaca teks daripada gambar, mencatat bahwa 63% dari semua postingan Threads hanya berupa teks.

    Namun, bukan berarti gambar tidak dibagikan di Threads, karena satu dari empat postingan menyertakan setidaknya satu gambar. Meta mengatakan bahwa lebih dari 50 juta Tag telah dibuat, dengan tiga yang paling banyak adalah PhotographyThreads, BookThreads, dan GymThreads.

    Meskipun metrik pengguna aktif bulanan saja tidak cukup untuk sepenuhnya mengukur seberapa baik kinerja Threads, ini menunjukkan bahwa platform ini memiliki sejumlah besar pengguna yang memeriksanya.

    Sejak diluncurkan, Threads telah memperkenalkan banyak fitur yang diminta, seperti aplikasi web, topik yang sedang tren, dan tombol edit. Meskipun platform ini ingin menyelaraskan pengalaman dan fitur-fiturnya dengan X, platform ini menjauhi wacana politik.

    Meskipun Meta mengatakan bahwa mereka tidak akan memperkuat berita di Threads, X tetap menjadi platform yang paling populer bagi orang-orang untuk mendiskusikan acara-acara langsung seperti debat presiden minggu lalu.

    (jsn/jsn)

  • Elon Musk Puji CEO Nvidia Jensen Huang karena Pernah Gosok Toilet

    Elon Musk Puji CEO Nvidia Jensen Huang karena Pernah Gosok Toilet

    Jakarta

    Gaya kerja CEO Nvidia Jensen Huang yang tak kenal lelah membantu mengubah raksasa chip tersebut menjadi salah satu perusahaan paling berharga di dunia. Tidak mengherankan jika Elon Musk mengagumi gaya kepemimpinan pria berusia 61 tahun itu.

    “Sikap ini benar sekali. Selama kelangkaan kertas toilet akibat Covid, saya memastikan bahwa pabrik dan kantor kami memiliki kertas toilet,” kata Musk dalam sebuah postingan X menanggapi video interview a Huang pada bulan Maret di Stanford’s College of Business di mana dia berbicara tentang pengalamannya bekerja di jaringan sarapan Denny’s.

    “Bagi saya, tidak ada tugas yang di bawah saya karena, ingat, saya dulunya adalah pencuci piring,” kata Huang dalam wawancara tersebut. “Dulu saya membersihkan toilet. Saya membersihkan banyak toilet. Saya telah membersihkan lebih banyak toilet daripada gabungan kalian semua.”

    Pengalaman itu, kata Huang, terbukti formatif dalam membentuk gaya kerjanya – mengambil pendekatan langsung untuk memecahkan masalah dengan stafnya.

    “Kamu tidak bisa menunjukkan padaku tugas yang ada di bawahku,” kata Huang. “Jika Anda mengirimi saya sesuatu, dan Anda ingin saya membantu meninjaunya, saya akan melakukan yang terbaik. Dan aku akan menunjukkan padamu bagaimana aku akan melakukannya.”

    Musk, di sisi lain, tidak takut terlibat dalam banyak hal. CEO Tesla mengatakan bahwa ia pernah tidur di pabrik mobil listrik untuk memeriksa kendaraan yang keluar dari jalur produksi secara langsung.

    “Alasan saya tidur di lantai bukan karena saya tidak bisa menyeberang jalan dan berada di hotel. Itu karena saya ingin keadaan saya menjadi lebih buruk daripada orang lain di perusahaan,” kata Musk kepada Bloomberg pada tahun 2018. “Setiap kali mereka merasakan sakit, aku ingin rasa sakitku menjadi lebih buruk.”

    [Gambas:Twitter]

    Tentu saja, pujian Musk untuk Huang mungkin bukan hanya karena mereka memiliki etos kerja yang sama. Sebab Musk tidak segan-segan berperang melawan miliarder lain yang dikenal karena etika kerja keras mereka, seperti Mark Zuckerberg dari Meta dan bintang “Shark Tank” Mark Cuban.”

    Jadi kata-kata manis Musk mungkin lebih berkaitan dengan kedekatan keduanya. Musk punya ambisi terhadap AI termasuk tujuan Tesla untuk membuat mobil swakemudi dan keinginan untuk menjadikan xAI sebagai perusahaan AI terkemuka di dunia. Artinya memperoleh chip Nvidia menjadi masalah vital.

    Huang juga tampaknya sangat menghargai apa yang telah dilakukan Musk.

    Dalam sebuah wawancara dengan Yahoo Finance pada bulan Mei, Huang berkata, “Tesla bergerak jauh dalam hal mobil swakemudi, setiap mobil, suatu hari nanti, harus bisa mengemudi sendiri.”

    “Terima kasih Jensen,” tulis Musk dalam postingan X sebagai tanggapan.

    (afr/afr)

  • AS Desak Boeing Mengaku Bersalah Atas Tragedi 737 MAX Lion Air

    AS Desak Boeing Mengaku Bersalah Atas Tragedi 737 MAX Lion Air

    Washington DC

    Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) akan mendakwa Boeing secara pidana atas tuduhan penipuan terkait sertifikasi 737 MAX menyusul dua kecelakaan maut beberapa tahun lalu. Washington juga dilaporkan berniat mendesak Boeing untuk mengaku bersalah atas dakwaan itu, atau memilih menghadapi persidangan.

    Seperti dilansir Reuters, Senin (1/7/2024), informasi itu diungkapkan oleh dua sumber yang memahami persoalan tersebut pada Minggu (30/6) waktu setempat.

    Departemen Kehakiman AS, menurut kedua sumber itu, berencana untuk secara resmi menawarkan perjanjian pembelaan (plea agreement) kepada Boeing, yang mencakup sanksi finansial dan menerapkan pemantau independen untuk mengaudit praktik keselamatan dan kepatuhan perusahaan selama tiga tahun.

    Para pejabat Departemen Kehakiman AS berencana memberikan waktu hingga akhir pekan ini kepada Boeing untuk menanggapi tawaran tersebut, yang menurut para sumber, ketentuan di dalamnya tidak akan bisa dinegosiasikan sama sekali.

    Jika Boeing menolak untuk mengaku bersalah atas dakwaan yang dijeratkan, maka menurut para sumber tersebut, para jaksa federal AS akan menyeret perusahaan ternama itu ke pengadilan untuk disidang.

    Pihak Boeing dan Departemen Kehakiman AS menolak untuk berkomentar. Reuters menjadi media pertama yang melaporkan keputusan Departemen Kehakiman AS untuk mendakwa dan mendesak Boeing mengaku bersalah.

    Departemen Kehakiman AS memutuskan untuk mendakwa Boeing setelah mendapati perusahaan itu melanggar perjanjian tahun 2021, yang melindungi mereka dari penuntutan atas kecelakaan fatal melibatkan Boeing 737 MAX. Kecelakaan mematikan yang melanda maskapai Lion Air tahun 2018 dan maskapai Ethiopian Airlines tahun 2019 lalu telah menewaskan total sedikitnya 346 orang.

    Keputusan AS untuk mendakwa Boeing secara pidana telah memperdalam krisis yang melanda produsen pesawat tersebut, sehingga membuat perusahaan itu terkena dampak keuangan tambahan dan mendapat pengawasan pemerintah yang lebih ketat.

    Saksikan juga ‘Saat Elon Musk Sindir CEO Boeing soal Keselamatan Pesawat’:

    Pengakuan bersalah dari Boeing juga bisa berdampak pada kemampuan perusahaan itu terlibat dalam kontrak pemerintah, seperti kontrak dengan militer AS yang memberikan porsi signifikan terhadap pendapatannya.

    Perusahaan-perusahaan yang didakwa atas tindak pidana bisa menerima keringanan hukuman, dan masih belum diketahui secara jelas seberapa jauh usulan kesepakatan yang diajukan Departemen Kehakiman AS terhadap Boeing bisa mengatasi masalah tersebut.

    Para pejabat Departemen Kehakiman AS mengungkapkan keputusan mereka ini kepada para anggota keluarga korban melalui panggilan telepon pada Minggu (30/6) waktu setempat.

    Proposal itu, menurut para sumber, akan mengharuskan Boeing untuk mengaku bersalah atas dakwaan berkonspirasi menipu Badan Penerbangan Federal AS (FAA) sehubungan dengan dua kecelakaan fatal tersebut.

    Tergolong tidak biasa bagi Departemen Kehakiman AS untuk memberi tahu pihak-pihak berkepentingan lainnya sebelum memberitahu pihak perusahaan. Namun Departemen Kehakiman AS, yang kini dipimpin Jaksa Agung Merrick Garland, disebut berupaya mengubah taktik setelah menuai reaksi keras dari keluarga korban atas perjanjian awal tahun 2021 lalu, yang baru diketahui pihak keluarga setelah kesepakatan dinegosiasikan.

    Lebih lanjut, disebutkan oleh para sumber bahwa perjanjian pembelaan yang ditawarkan Departemen Kehakiman AS kepada Boeing itu juga mencakup denda finansial sebesar US$487,2 juta — yang hanya setengahnya harus dibayar oleh Boeing karena jaksa memberikan kredit atas pembayaran penyelesaian sebelumnya terkait kecelakaan fatal Lion Air dan Ethiopian Airlines.

    Boeing juga kemungkinan akan dipaksa membayar ganti rugi berdasarkan ketentuan proposal, yang menurut para sumber, jumlahnya akan bergantung pada kebijaksanaan hakim. Tawaran itu juga mempertimbangkan untuk memberikan masa percobaan selama tiga tahun kepada Boeing.

    Tidak hanya itu, perjanjian pembelaan itu juga mewajibkan dewan direksi Boeing untuk bertemu dengan para keluarga korban.

    Keluarga korban memberikan reaksi kemarahan kepada Departemen Kehakiman AS usai diberitahu soal perjanjian pembelaan yang ditawarkan kepada Boeing itu. Salah satu pengacara keluarga korban, Erin Applebaum, menyebut perjanjian itu gagal meminta pertanggungjawaban Boeing atas dua kecelakaan fatal tersebut.

    Para keluarga korban menuntut Boeing dijerat dakwaan tambahan dan menghadapi konsekuensi keuangan yang lebih berat.

    “Keluarga korban 737 MAX dengan keras menentang kesepakatan baru yang memalukan antara Boeing dan Departemen Kehakiman AS,” tegas Applebaum.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Duel Maut Dua Perusahaan Raksasa Luar Angkasa, SpaceX Vs Blue Origin

    Duel Maut Dua Perusahaan Raksasa Luar Angkasa, SpaceX Vs Blue Origin

    Jakarta

    CEO SpaceX Elon Musk kembali memancing perseteruannya dengan pendiri Amazon sekaligus CEO Blue Origin, Jeff Bezos. Pemicu terbarunya adalah pengajuan dokumen oleh Blue Origin kepada Administrasi Penerbangan Federal (FAA).

    Dokumen tersebut menyerukan pembatasan rencana peluncuran roket Starship milik SpaceX, dari Kennedy Space Center NASA di Florida. Dalihnya ialah menjaga lingkungan dan komunitas setempat.

    Dilansir dari Futurism, Senin (1/7/2024), Musk menanggapi dengan keras melalui platform media sosialnya, yakni X.com. Ia sampai-sampai menjuluki saingannya itu dengan nama ejekan ‘Sue Origin’.

    “Tidak keren bagi mereka untuk mencoba (untuk ketiga kalinya) menghambat kemajuan SpaceX melalui undang-undang.” tulis Musk.

    Sejarah Panjang Perselisihan

    Sebenarnya persaingan kedua miliarder ini telah berlangsung lama. Musk sering melontarkan kritik pedas terhadap Bezos dan Blue Origin.

    Pada tahun 2019, dia pernah mengejek pendarat ‘Blue Moon’ milik Blue Origin dengan sebutan ‘Blue Balls’ melalui sebuah gambar yang sudah diedit. Lalu tahun 2021, Musk menyindir ketidakmampuan Blue Origin mencapai orbit.

    Diketahui bahwa tuduhan Musk tentang perang hukum yang dilancarkan Blue Origin terhadap SpaceX memiliki dasar. Blue Origin yang telah lama menentang pengembangan Starship miliknya, berpendapat bahwa NASA seharusnya memilih pendarat bulan mereka.

    Perusahaan Bezos bahkan menggugat NASA atas kontrak SpaceX pada Agustus 2021. Meskipun pada akhirnya gugatan tersebut ditolak oleh pengadilan.

    Pertarungan di Berbagai Sektor

    Perseteruan ini tidak terbatas pada proyek pendarat bulan. Kuiper Systems, anak perusahaan Amazon, juga berusaha menghambat ekspansi konstelasi Starlink milik SpaceX pada tahun 2021.

    Saat itu Musk menuduh Bezos pensiun hanya untuk fokus mengajukan gugatan terhadap SpaceX.

    Isu Lingkungan: Alasan atau Dalih?

    Terkait dampak Starship terhadap lingkungan, SpaceX telah menjalani penilaian menyeluruh oleh FAA untuk operasi di Texas Selatan. Namun, rencana pemindahan peluncuran ke Kompleks Peluncuran 39A di Kennedy Space Center, memicu investigasi dampak lingkungan baru pada Mei lalu.

    Kendati demikian, masih menjadi pertanyaan, apakah kekhawatiran Bezos ini cuma iseng? Atau karena alasan lingkungan, apakah regulator benar-benar harus menahan peluncuran Starship?

    *Artikel ini ditulis oleh Fadhila Khairina Fachri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

    (hps/afr)

  • SpaceX Dibayar Rp 13 T Untuk Hancurkan Stasiun Antariksa Internasional

    SpaceX Dibayar Rp 13 T Untuk Hancurkan Stasiun Antariksa Internasional

    Jakarta

    NASA menyewa SpaceX milik Elon Musk untuk penghancuran Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS pada akhir dekade ini. Badan antariksa itu memberikan kontrak senilai USD 843 juta atau sekitar Rp 13,8 triliun pada SpaceX untuk membangun apa yang disebut ‘Kendaraan Deorbit’.

    Pesawat luar angkasa ini akan dirancang untuk memandu laboratorium penelitian seukuran lapangan sepak bola itu kembali ke atmosfer Bumi setelah pensiun tahun 2030. Kendaraan buatan SpaceX dirancang menghancurkan ISS dengan mendorong stasiun tersebut masuk kembali dari orbit.

    “Sangat penting untuk mempersiapkan deorbit Stasiun Luar Angkasa Internasional yang aman dan bertanggung jawab dengan cara yang terkendali,” kata NASA, diktuip detikINET dari CNBC.

    NASA tidak merinci apakah desain SpaceX untuk Kendaraan Deorbit AS akan didasarkan pada salah satu pesawat ruang angkasa perusahaan yang sudah ada, seperti kapsul Dragon miliknya.

    Amerika Serikat, Rusia, Eropa, Kanada, dan Jepang, telah mempersiapkan akhir dari ISS, yang telah eksis sejak tahun 2000. ISS, yang pada dasarnya laboratorium penelitian berawak, terlibat lebih dari 3.300 percobaan ilmiah. Namun ISS menua dan NASA serta mitra utamanya Roscosmos tak mampu memecahkan masalah kebocoran mikroskopis yang kian parah di sana.

    NASA sudah menganalisis mengapa mereka memutuskan untuk dengan sengaja menghancurkan ISS dalam proses masuk kembali yang terkendali. Badan tersebut mengevaluasi berbagai alternatif, termasuk membongkar stasiun di orbit.

    “Stasiun luar angkasa adalah artefak unik yang nilai sejarahnya tidak dapat dilebih-lebihkan. NASA mempertimbangkan hal ini ketika menentukan apakah ada bagian dari stasiun yang dapat diselamatkan untuk pelestarian sejarah atau analisis teknis,” tulis badan tersebut.

    Pada akhirnya, studi lembaga tersebut menetapkan bahwa segala upaya untuk melestarikan atau menggunakan kembali ISS tidak mungkin dilakukan secara teknis dan ekonomi. NASA mencatat kemungkinan masa operasional ISS dapat diperpanjang melampaui tahun 2030, namun hal ini belum ditentukan dan memerlukan persetujuan dengan lembaga mitra internasionalnya.

    NASA berencana menggantikan ISS dengan stasiun luar angkasa swasta dan membantu mendanai pengembangannya. Biaya pengembangan dan pembangunan ISS sendiri sekitar USD 150 miliar dan biaya operasional NASA sekitar USD 4 miliar tiap tahunnya. Stasiun ruang angkasa yang dibangun swasta untuk menggantikan ISS mungkin biayanya nanti lebih murah.

    (fyk/fay)

  • Kominfo Pastikan Batal Blokir X/Twitter Terkait Pornografi

    Kominfo Pastikan Batal Blokir X/Twitter Terkait Pornografi

    Jakarta

    Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menegaskan batal memblokir X -sebelummya bernama Twitter– sebagai dampak kebijakan konten pornografi.

    Sebelumnya, X telah menambahkan klausul pada peraturannya, yang secara resmi mengizinkan pengguna untuk memposting konten dewasa dan pornografi di platform dengan beberapa peringatan.

    Pengguna kini dapat memposting konten not safe for work (NSFW) yang diproduksi secara konsensual selama konten tersebut diberi label yang jelas. Aturan baru ini juga mencakup video dan gambar yang dibuat oleh AI. Kebijakan tersebut bertentangan dengan yang berlaku di Indonesia.

    Hal itu yang membuat Kominfo menyurati platform media sosial milik Elon Musk tersebut untuk memastikan X mengikuti memenuhi peraturan yang berlaku di Indonesia. Bahkan sempat ada ancaman untuk memblokir X jika dinilai melanggar aturan di negara ini. Namun kini, X dianggap sudah memenuhinya.

    “X sudah memenuhi take down yang kita minta dan mereka sudah menjelaskan kepada kami terhadap permintaan itu,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan ditemui awak media di acara Startup Studio Indonesia x IBM di Jakarta, Kamis (27/6/2024).

    Semuel membantah kalau Kominfo akan memblokir X dalam waktu dekat ini. Disampaikannya, jika platform digital tidak melanggar peraturan, maka tidak bisa ditutup aksesnya.

    “Kalau tidak mengindahkan kan ya, kalau tidak mengindahkan gimana? masa orang sudah benerin, masa harus tetap didenda,” kata Semuel. Ia kembali menegaskan sejauh ini X telah mengikuti peraturan di Indonesia dan dipastikan Kominfo tidak akan memblokir media sosial tersebut.

    “Kalau nggak ada pelanggarannya, gimana? Untuk apa memblokirnya? Kan harus ada alasannya kalau untuk memblokir,” ungkap Dirjen Aptika.

    “Baca bunyinya (klausul konten pornografi) kan tidak dapat ditampilkan dengan jelas, ada label dan tidak terlihat dengan jelas,” pungkas Semuel.

    (agt/agt)

  • Starlink Masuk RI Vs Nasib Satelit Satria-1 Bakti Kominfo

    Starlink Masuk RI Vs Nasib Satelit Satria-1 Bakti Kominfo

    Jakarta

    Satelit Republik Indonesia atau Satria-1 telah diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat pada Juni dan beroperasi di Desember 2023. Sementara itu, Starlink milik Elon Musk makin memperluas cakupan layanannya di Indonesia.

    Plt. Direktur Sumber Daya dan Administrasi Bakti Kominfo, Tri Haryanto, mengatakan bahwa Starlink dan Satria-1 ini memiliki perbedaan segmen target penggunannya.

    “Kami tetap fokus pemanfaatan Satria-1 karena beda segmen walaupun Starlink ini untuk daerah 3T juga. Kebetulan kita ada satelit yang sudah diluncurkan, kita coba maksimalkan layanan yang sudah ada,” ujar Tri di Gedung Kementerian Kominfo, Jakarta, Jumat (21/6/2024).

    Sebagai informasi, Satria-1 yang merupakan berjenis High Throughput Satellite (HTS) dimanfaatkan untuk penyebaran akses internet di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Wahana ini, kapasitasnya 150 Gbps untuk menyediakan 37 ribu titik terbilang dengan menghasilkan kecepatan internet 3-5 Mbps.

    Adapun, sektor layanan pemerintah, mulai dari pendidikan, kesehatan, pemerintah daerah, sampai urusan keamanan di perbatasan disasar sebagai pengguna Satria-1. Akan tetapi, Starlink yang diresmikan pertengahan Mei lalu justru bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan untuk menyediakan layanan internet di puskesmas.

    Terkait hal tersebut, Tri mengungkapkan sebelumnya telah dilakukan koordinasi terkait puskesmas yang akan dilayani oleh Starlink tidak akan ‘bertabrakan’ dengan Satria-1.

    “Dan, beberapa masih membutuhkan layanan dari Bakti. Jadi, jumlahnya berapa? Saya belum ada informasi. Starlink ini kan di daerah komersial, kalau kita memang ada target daerah yang memang yang membutuhkan karena ada Satria-1, maka kita maksimalkan apa yang sudah ada,” jelasnya.

    Beberapa waktu lalu, pengamat Telekomunikasi ITB Pengamat telekomunikasi dari ITB, Ian Josef Matheus Edward, menyebut berbagai proyek telekomunikasi telah dilakukan oleh Bakti, termasuk sudah dioperasikannya jaringan tulang punggung sera optik nasional, Palapa Ring, hingga diterbangkannya satelit Satria-1 pada tahun lalu

    “Pemerintah selama ini membayar pembangunan infrastruktur telekomunikasi menggunakan dana USO dan APBN. Jika backhaul VSAT Satria-1 mau diganti dengan Starlink, itu hak prerogatif Kominfo. Jika ingin mengalihkan backhaul menggunakan Starlink, Kominfo harus mengevaluasi mendalam mengenai keberadaan Bakti,” ujar Ian dalam pernyataan tertulisnya.

    “Termasuk, apakah Kominfo masih memerlukan Satria-1 dan Palapa Ring untuk melayani daerah 3T. Sebab biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk menyediakan infrastruktur telekomunikasi tersebut sudah besar,” sambungnya.

    (agt/fay)