Tag: Elon Musk

  • Elon Musk Bagi-bagi Rp 15 M Tiap Hari, Ini Syaratnya

    Elon Musk Bagi-bagi Rp 15 M Tiap Hari, Ini Syaratnya

    Jakarta

    Elon Musk mendukung penuh Donald Trump kembali jadi Presiden Amerika Serikat, bahkan tak segan keluar banyak uang. Baru-baru ini, nakhoda Tesla dan SpaceX itu berjanji memberi USD 1 juta atau Rp 15,4 miliar tiap hari hingga Pilpres bulan November ke satu pemenang yang menandatangani petisinya yang mendukung Konstitusi AS.

    Dia membuktikannya langsung dengan memberikan cek USD 1 juta ke seorang peserta acara kampanye di Pennsylvania yang bertujuan untuk menggalang pendukung Donald Trump. Pemenangnya adalah seorang pria bernama John Dreher.

    “Ngomong-ngomong, John tak tahu (undian ini). Jadi, sama-sama,” kata pendiri Tesla itu sambil menyerahkan cek ke Dreher, dikutip detikINET dari CNBC. “Kami akan menghadiahkan USD 1 juta secara random ke orang yang menandatangani petisi, setiap hari, dari sekarang sampai Pemilu,” tambahnya.

    Itu adalah contoh terbaru Musk menggunakan kekayaannya yang luar biasa untuk memengaruhi pemilihan presiden yang ketat antara Trump dan saingannya dari Partai Demokrat Kamala Harris. Menurut Forbes, harta Musk saat ini diestimasi USD 247,7 miliar.

    Musk mendirikan America PAC, organisasi aksi politik untuk mendukung kampanye presiden Trump. Kelompok itu membantu memobilisasi dan mendaftarkan pemilih di negara bagian penting. Ia mengatakan dengan hiperboila bahwa jika Harris menang, itu akan menjadi pemilu terakhir di AS.

    Ia juga menyebut dua upaya pembunuhan Trump membuktikan ia mengusik dan menjungkirbalikkan status quo dengan cara yang tidak akan dilakukan Harris. Menurutnya, itu sebabnya tidak ada yang mencoba membunuh Harris. “Membunuh boneka tidak ada gunanya,” kata Musk.

    Tanda tangan petisi memungkinkan America PAC mengumpulkan detail kontak lebih banyak calon pemilih untuk datang ke tempat pemungutan suara bagi Trump. Musk, yang oleh Forbes dinobatkan sebagai orang terkaya di dunia, sejauh ini telah menyumbang sedikitnya USD 75 juta ke America PAC.

    Akan tetapi bagi-bagi duit itu meresahkan pentolan Partai Demokrat. Gubernur Pennsylvania Josh Shapiro mengatakan pemberian Musk sangat memprihatinkan dan bisa jadi melanggar hukum. Shapiro, seorang Demokrat, sebelumnya adalah jaksa agung.

    Rick Hasen, pakar pemilu di UCLA School of Law dan pengkritik Trump, menilai bahwa tindakan Musk jelas merupakan pembelian suara yang ilegal. Ia menyebut aturan Departemen Kehakiman menyebut bahwa tidak dibenarkan menawarkan hadiah lotre yang bertujuan untuk menambah pendaftaran suara.

    (fyk/fay)

  • Tambah Kaya! Mark Zuckerberg Kini Jadi Manusia Rp 3.178 Triliun

    Tambah Kaya! Mark Zuckerberg Kini Jadi Manusia Rp 3.178 Triliun

    Jakarta

    CEO Meta, Mark Zuckerberg, kini tambah kaya. Hartanya naik ribuan triliun dalam waktu singkat. Hal tersebut membuat Mark Zuckerberg jadi orang terkaya nomor dua di dunia, menyalip Jeff Bezos.

    Melansir Business Insider, Jumat (4/10/2024), harta kekayaan Zuckerberg mengalami kenaikan hingga US$ 78 miliar atau setara dengan Rp 1.203 triliun (kurs 15.430) tahun ini. Kini total harta kekayaannya senilai Rp 3.178 triliun.

    Diketahui, Mark Zuckerberg berhasil menduduki posisi orang terkaya kedua di dunia setelah saham Meta mencapai rekor tertinggi pada Kamis kemarin. Hasil ini membuat dirinya naik menggeser Jeff Bezos dengan selisih Rp 16,9 triliun.

    Mark Zuckerberg kini hanya berada di bawah CEO Tesla Elon Musk dalam daftar orang terkaya di dunia versi Bloomberg. Sang maestro media sosial ini memulai tahun ini di peringkat keenam, namun telah menyalip Bernard Arnault dari LVMH dan Larry Ellison dari Oracle, serta Bezos.

    Memang benar bahwa Meta, Tesla, dan Amazon diperdagangkan dengan cara yang sama karena ketiganya adalah saham-saham teknologi berkapitalisasi besar, yang berarti kekayaan Zuckerberg, Musk, dan Bezos cenderung naik dan turun secara bersamaan.

    Saham meta yang melonjak sekitar 68% sepanjang tahun ini membuat harta kekayaan bersih Zuckerberg telah meningkat lebih dari empat kali lipat.

    Zuckerberg juga bisa naik ke puncak jika Musk memberikan sumbangan filantropi dalam jumlah besar. Lagipula, satu-satunya alasan mengapa Warren Buffett tidak menjadi orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih lebih dari Rp4.269 triliun karena dia menyumbangkan lebih dari setengah saham Berkshire Hathaway-nya.

    (fdl/fdl)

  • Brasil Minta X Bayar Denda Tambahan Rp 27,8 Miliar Sebelum Cabut Pemblokiran

    Brasil Minta X Bayar Denda Tambahan Rp 27,8 Miliar Sebelum Cabut Pemblokiran

    Jakarta

    Perselisihan antara X, platform yang sebelumnya bernama Twitter, dengan pemerintah Brasil sepertinya akan segera berakhir. Tapi pemerintah Brasil masih punya satu permintaan sebelum mencabut blokir X di negaranya.

    Menurut laporan Reuters, Mahkamah Agung Brasil mengatakan X dapat kembali beroperasi di negara tersebut setelah membayar denda sebesar 10 juta real Brasil atau sekitar Rp 27,8 miliar.

    Hakim Alexandre de Moraes secara spesifik mendenda X pada tanggal 19 September 2024 karena memulihkan layanannya di Brasil untuk sebagian orang walaupun statusnya masih diblokir. Moraes juga kembali mendenda X setelah mengabaikan pemblokiran untuk kedua kalinya pada 23 September melalui Starlink.

    Jumlah tersebut belum termasuk denda sebesar 18,3 juta real Brasil (Rp 50,9 miliar) yang dijatuhkan sebelumnya kepada X. Pemerintah Brasil membekukan rekening milik X dan Starlink, dua perusahaan milik Elon Musk, untuk membayar denda tersebut.

    Moraes mengatakan pengadilan bisa menggunakan dana yang sudah dibekukan dari rekening X dan Starlink. Tapi, Starlink harus membatalkan bandingnya terhadap pemblokiran dana tersebut, seperti dikutip dari TechCrunch, Minggu (29/9/2024).

    Polemik ini dimulai ketika pemerintah Brasil meminta X untuk take down dan membekukan sejumlah akun yang diduga menyebarkan disinformasi di platform media sosial tersebut. Musk menolak permintaan tersebut karena dianggap sebagai bentuk penyensoran.

    Alih-alih mematuhi perintah otoritas Brasil, Musk malah menutup kantor X di Brasil pada akhir Agustus lalu. Sebagai balasannya, Moraes memerintahkan provider internet di Brasil untuk memblokir akses ke X dan mengancam pengguna yang menggunakan VPN untuk mengakses X dengan denda sebesar 50.000 real per hari.

    Tapi belum lama ini X dan Musk sepertinya berubah pikiran dan akhirnya setuju untuk menghapus akun yang diminta, membayar denda, dan menunjuk perwakilan hukum di Brasil.

    Akun Global Government Affairs milik X juga mengaku telah mematuhi permintaan pemerintah Brasil. Dalam postingannya di X, mereka mengatakan tetap menghormati kedaulatan negara tempatnya beroperasi dan menyediakan akses untuk pengguna di Brasil sangat penting bagi demokrasi.

    (vmp/vmp)

  • Elon Musk Disoroti Secret Service Gegara Cuitan Soal Biden dan Harris

    Elon Musk Disoroti Secret Service Gegara Cuitan Soal Biden dan Harris

    Jakarta

    Elon Musk kembali menjadi sorotan karena cuitannya tentang Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris setelah percobaan pembunuhan kedua terhadap mantan Presiden Donald Trump.

    “Tidak ada seorang pun yang mencoba membunuh Biden/Kamala,” tulis Musk dalam cuitannya, yang merupakan respons terhadap postingan seorang pengguna X, seperti dikutip dari The Guardian.

    Cuitan Musk itu diunggah hanya beberapa jam setelah suara tembakan terdengar saat Trump sedang bermain golf di lapangan golf miliknya. Trump diyakini kembali menjadi target pembunuhan, dan FBI langsung mengamankan tersangka yang meletuskan tembakan tersebut.

    Gedung Putih langsung mengecam cuitan Musk karena dianggap memicu kekerasan terhadap Biden dan Harris. Bahkan beberapa pengikut Musk juga merasa cuitan pemilik X itu sudah kelewatan.

    “Kekerasan hanya boleh dikutuk, jangan pernah menghasut atau dijadikan bahan lelucon,” kata Gedung Putih dalam keterangan resminya. Lebih lanjut, Gedung Putih mengatakan tidak ada tempat untuk kekerasan politik atau kekerasan apapun di AS.

    Cuitan Musk juga menjadi perhatian Secret Service atau Paspampres AS yang ditugaskan untuk menjaga presiden dan wakil presiden AS saat ini maupun mantan, serta pejabat tinggi lainnya. Sebelum cuitan itu dihapus, Secret Service mengatakan mereka sudah mengetahui cuitan Musk di X.

    “Secret Service mengetahui unggahan media sosial yang dibuat oleh Elon Musk dan dalam prakteknya, kami tidak mengomentari masalah yang melibatkan intelijen perlindungan,” kata juru bicara Secret Service.

    “Namun, kami dapat mengatakan bahwa Secret Service menyelidiki semua ancaman yang terkait dengan orang-orang yang kami lindungi,” sambungnya.

    Musk langsung menghapus cuitan soal Biden dan Harris, tapi sebelum dihapus cuitan itu sudah dilihat jutaan kali. Tidak lama kemudian, ia mengatakan cuitan itu hanya sekedar lelucon.

    “Satu pelajaran yang saya dapat adalah hanya karena saya mengatakan sesuatu kepada sekelompok orang dan mereka tertawa, bukan berarti itu akan jadi postingan X yang lucu,” kata Musk.

    “Ternyata, lelucon menjadi kurang lucu jika orang-orang tidak mengetahui konteksnya dan penyampaiannya dalam teks biasa,” sambungnya dalam cuitan terpisah.

    (vmp/afr)

  • Pemerintah Australia Akan Tetapkan Batas Usia Minimum untuk Akses Medsos

    Pemerintah Australia Akan Tetapkan Batas Usia Minimum untuk Akses Medsos

    Jakarta

    Undang-undang federal yang melarang anak-anak menggunakan media sosial akan diberlakukan tahun ini, kata Anthony Albanese, seraya menggambarkan dampak situs tersebut terhadap generasi muda sebagai sebuah “ancaman”.

    Usia minimum bagi anak-anak untuk masuk ke situs-situs seperti Facebook, Instagram, dan TikTok belum ditentukan tetapi diperkirakan antara 14 dan 16 tahun, kata Albanese hari Selasa (10/09).

    Perdana Menteri Australia mengatakan preferensinya adalah memblokir pengguna berusia di bawah 16 tahun. Uji coba verifikasi usia akan diadakan dalam beberapa bulan mendatang, kata PM Anthony Albanese, meskipun para analis mengatakan mereka ragu secara teknis mungkin untuk menerapkan batasan usia online.

    “Saya ingin melihat anak-anak melepaskan perangkat mereka dan pergi ke lapangan sepak bola, kolam renang, dan lapangan tenis,” kata Albanese.

    “Kami ingin mereka mendapatkan pengalaman nyata dengan orang-orang nyata, karena kami tahu bahwa media sosial menyebabkan kerugian sosial,” katanya kepada stasiun televisi nasional ABC. “Ini adalah sebuah momok. Kita tahu bahwa ada konsekuensi kesehatan mental yang harus dihadapi oleh banyak anak muda,” katanya.

    Oposisi dukung batas usia untuk media sosial

    Pemimpin oposisi konservatif Peter Dutton mengatakan dia akan mendukung batasan usia. “Penundaan setiap hari membuat anak-anak rentan terhadap dampak buruk media sosial dan bergantung pada perusahaan teknologi untuk menerapkan batasan usia,” katanya.

    Namun tidak jelas apakah ada teknologi untuk menegakkan larangan tersebut, kata profesor komputasi dan teknologi informasi di Universitas Melbourne, Toby Murray.

    Para analis memperingatkan bahwa batasan usia mungkin tidak akan membantu anak-anak bermasalah.

    Hal ini bisa “menimbulkan dampak buruk jika generasi muda tidak dilibatkan dalam partisipasi yang bermakna dan sehat di dunia digital,” kata Daniel Angus, yang memimpin pusat penelitian media digital di Queensland University of Technology.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Respons terhadap “intimidasi online dan materi berbahaya”

    “Ada logika dalam menetapkan batasan yang membatasi akses kaum muda,” kata Samantha Schulz, sosiolog senior pendidikan di Universitas Adelaide.

    “Namun, generasi muda bukanlah masalahnya dan pengaturan terhadap generasi muda gagal melakukan tugas yang lebih mendesak, yaitu mengatur platform media sosial yang tidak bertanggung jawab. Media sosial adalah bagian yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan generasi muda.”

    PM Albanese mengatakan orang tua mengharapkan adanya tanggapan terhadap intimidasi online dan materi berbahaya yang ada di media sosial. “Perusahaan media sosial ini menganggap mereka berada di atas semua orang,” katanya kepada ABC.

    “Yah, mereka mempunyai tanggung jawab sosial dan saat ini, mereka tidak melaksanakannya. Dan kami bertekad untuk memastikan mereka melakukannya,” tegasnya.

    Australia telah berada di garis depan dalam upaya global untuk meregulasi platform media sosial, dengan pengawas keamanan online mereka berhadapan dengan X milik Elon Musk terkait konten di platformnya.

    hp/yf (AFP, Reuters)

    (ita/ita)

  • Pengiklan Ramai-ramai Tinggalkan X, Gegara Elon Musk?

    Pengiklan Ramai-ramai Tinggalkan X, Gegara Elon Musk?

    Jakarta

    Kabar buruk untuk X, dulunya Twitter, yang sekarang dimiliki Elon Musk. Sejumlah perusahaan berencana memangkas pengeluaran iklan X tahun depan karena kekhawatiran konten ekstrem di sana dapat merusak merek mereka.

    Survei global firma riset pasar Kantar menemukan 26% marketer berniat mengurangi pengeluaran pada X tahun 2025, penurunan terbesar dari semua platform iklan global utama. Hanya 4% pemasar menilai iklan X memberi ‘keamanan merek’, yaitu kepastian iklan takkan muncul di samping konten ekstrem, dibandingkan dengan 39% untuk iklan Google.

    “Pengiklan telah mengalihkan pengeluaran pemasaran mereka dari X selama beberapa tahun. X banyak berubah beberapa tahun terakhir dan sulit merasa yakin tentang keamanan merek Anda di lingkungan tersebut,” kata Gonca Bubani, direktur Kantar yang dikutip detikINET dari CNN.

    Konsumen, di sisi lain, merasa lebih positif tentang iklan di X karena jumlahnya lebih sedikit dari sebelumnya. Sikap kontroversial Elon Musk turut berperan, terlebih dia pernah menyatakan ‘persetan’ pada pengiklan. Belakangan dia melunak dan setuju pengiklan berhak tampil di samping konten yang dianggap sesuai dengan mereknya.

    Bulan lalu, Musk mengajukan gugatan terhadap badan industri periklanan berpengaruh dengan anggotanya termasuk Unilever, Mars, dan CVS. Dia mengklaim kelompok tersebut berkonspirasi memboikot X

    Adapun seorang juru bicara X mengatakan platform tersebut sekarang menawarkan keamanan merek, kinerja, dan kemampuan analitik yang lebih kuat daripada sebelumnya.

    Sejak diakuisisi Musk senilai USD 44 miliar di 2022, merek-merek besar mundur karena kekhawatiran tentang moderasi konten dan ketidakpastian atas arah platform tersebut.

    Komentar Musk juga kadang membuat para pengiklan gerah. November lalu, sekitar selusin merek terkemuka termasuk IBM, Disney, dan Paramount – menghentikan pengeluaran iklan di X karena kekhawatiran tentang ujaran kebencian. Terlebih Musk mendukung teori konspirasi.

    Laporan Kantar, yang mewawancarai 1.000 pemasar senior dan 18.000 konsumen di lebih dari dua lusin negara, juga menemukan X mendapat skor di luar 10 besar untuk kepercayaan dan persepsi seberapa inovatif iklan di sana. Menurut laporan ini, YouTube jadi platform iklan paling disukai pemasar. Sementara bagi konsumen, Amazon dan TikTok berbagi posisi teratas.

    (fyk/rns)

  • Penahanan Bos Telegram Picu Debat Soal Kebebasan di Medsos

    Penahanan Bos Telegram Picu Debat Soal Kebebasan di Medsos

    Paris

    Apa yang harus dilakukan terhadap platform media sosial yang tidak mematuhi pihak berwenang dalam memerangi konten berbahaya? Pertanyaan itu menjadi inti perdebatan yang dipicu oleh penangkapan dan penyelidikan CEO Telegram Pavel Durov di Prancis.

    “Ini tentang apa yang dilakukan negara-negara anggota Uni Eropa dan UE, atau negara-negara demokrasi lainnya, terhadap platform yang tidak mematuhi aturan dan menolak memberikan informasi kepada pihak berwenang,” kata Julian Jaursch, seorang pakar regulasi platform di lembaga think tank Interface yang berbasis di Berlin, kepada DW.

    Durov ditahan pada 24 Agustus di bandara Le Bourget, Paris, setelah tiba dengan jet pribadinya dari Azerbaijan.

    Setelah lebih dari 80 jam dalam tahanan polisi, dia dibebaskan dan secara resmi diselidiki karena membiarkan konten berbahaya menyebar di jaringannya.

    Sejak penangkapannya, para pendukung Durov, termasuk multimiliarder Elon Musk, mengutuk tindakan otoritas Prancis sebagai langkah penyensoran. Pemerintah di Paris telah membantah tuduhan ini, dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron menulis di X bahwa penangkapan itu “sama sekali bukan keputusan politik.”

    Namun, para pendukung hak digital mengatakan kepada DW bahwa tindakan otoritas Prancis itu terasa meresahkan, dan memperingatkan bahwa kasus tersebut dapat menjadi preseden bagi negara-negara lain untuk memaksa jejaring sosial mematuhi permintaan politik atau bahkan melanggar hukum.

    “Hal itu juga dapat menyebabkan media sosial dan platform komunikasi lain mengadopsi langkah-langkah moderasi konten yang lebih ketat yang dapat mengarah pada penyensoran,” Natalia Krapiva, penasihat hukum-teknologi senior di kelompok hak digital Access Now, mengatakan kepada DW.

    Alat pro-demokrasi dan surga kriminal

    Telegram, berbeda dengan raksasa media sosial lainnya, dikenal karena tidak ikut campur memoderasi konten. Kebebasan ini menjadikan Telegram sebagai instrumen utama bagi para aktivis pro-demokrasi dari Iran hingga Hong Kong untuk mengorganisir protes.

    Namun, Telegram juga menjadi tempat berlindung bagi para ekstremis dan penganut teori konspirasi, serta kelompok kriminal di dunia maya. Pihak berwenang Prancis mulai menyelidiki Telegram setelah perusahaan tersebut mengabaikan sebagian besar permintaan untuk bekerja sama dalam menuntut kejahatan yang dilakukan via Telegram, tulis kantor kejaksaan Paris menjelaskan dalam sebuah pernyataan pers.

    Ketika pihak berwenang Prancis membebaskan Durov dari tahanan, mereka mengumumkan bahwa dia diselidiki atas serangkaian kejahatan. Kejahatan tersebut termasuk dugaan keterlibatan dalam menjalankan platform daring yang memfasilitasi transaksi ilegal, menyebarkan materi yang menggambarkan kekerasan seksual terhadap anak-anak, meningkatkan perdagangan narkoba, penipuan, dan menyediakan layanan pesan terenkripsi tanpa lisensi.

    Menanggapi hal tersebut, salah satu pengacara Durov mengatakan kepada wartawan bahwa “sangat tidak masuk akal untuk berpikir bahwa pemilik jejaring sosial dapat terlibat dalam tindakan kriminal yang tidak menyangkut dirinya, baik secara langsung maupun tidak langsung.”

    Langkah lanjutan di Prancis dan Uni Eropa

    Dalam sistem peradilan Prancis, penyelidikan formal merupakan prasyarat agar suatu kasus dapat dibawa ke pengadilan, tetapi tidak menjamin bahwa persidangan akan berlangsung. Jika pihak berwenang memutuskan bahwa tidak ada cukup bukti, kasus tersebut dapat dibatalkan sebelum persidangan.

    Untuk sementara waktu, Durov tidak diizinkan meninggalkan Prancis. Dia harus melapor ke polisi dua kali seminggu, menurut pernyataan jaksa penuntut.

    Seiring dengan semakin gencarnya investigasi di Prancis, perhatian juga beralih ke Uni Eropa, yang memimpin upaya untuk mengatur platform daring di 27 negara anggota.

    Pada akhir tahun 2022, Uni Eropa mengesahkan Undang-Undang Layanan Digital, DSA, kerangka regulasi menyeluruh yang dirancang untuk meminta pertanggungjawaban perusahaan media sosial atas apa yang terjadi di platform mereka.

    Jan Penfrat, penasihat kebijakan senior di organisasi hak digital EDRi yang berbasis di Brussels, menekankan perlunya Uni Eropa untuk menegakkan DSA dan menangani peran Telegram.

    “Dengan semua mata tertuju pada Telegram dan situasi di Prancis, otoritas Uni Eropa perlu bertindak sekarang,” kata Penfrat kepada DW. “Jika tidak, orang-orang akan mulai melihat DSA sebagai macan kertas.”

    Pertanyaan utama berkisar pada jumlah orang yang menggunakan Telegram di Uni Eropa. Di bawah DSA, platform dengan lebih dari 45 juta pengguna aktif dianggap sebagai “platform yang sangat besar” dan harus mematuhi peraturan yang lebih ketat. Pada bulan Februari, Telegram melaporkan bahwa mereka memiliki 41 juta pengguna di Uni Eropa.

    Uni Eropa kini tengah menyelidiki apakah Telegram memberikan angka pengguna yang tidak akurat. Jika pihak berwenang menemukan bahwa perusahaan tersebut telah mengecilkan keberadaannya, Telegram dapat menghadapi berbagai tindakan dan hukuman.

    “DSA masih baru dan banyak alatnya yang belum diuji, tetapi DSA mencakup beberapa tindakan untuk memaksa Telegram agar bekerja sama lebih baik dengan pihak berwenang,” kata Penfrat kepada DW. “Telegram akan menguji DSA dalam salah satu ujian besar pertamanya.”

    (rzn/hp)

    (nvc/nvc)

  • Elon Musk Bagi Internet Starlink Gratis, APJII Beri Tanggapan

    Elon Musk Bagi Internet Starlink Gratis, APJII Beri Tanggapan

    Jakarta

    Starlink mengatakan layanan internet Starlink akan digratiskan di seluruh dunia, dengan syarat pengguna dalam keadaan darurat. Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJI) memberi tanggapan mengenai kabar tersebut.

    “Saya terus terang belum diskusi lebih banyak mengenai layanan gratis yang dimaksud, ya. Tapi setahu saya semua layanan nggak mungkin gratis, sih,” kata Muhammad Arif Angga Ketua Umum APJII di sela acara peluncuran film dokumenter APJJI ‘Derang Daring’, di Jakarta, Jumat (30/8/2024).

    Menurut Arif, internet gratis Starlink itu kemungkinan hanya untuk kondisi-kondisi darurat. Sebab, di negara asalnya pun Starlink punya layanan emergency call.

    “Kalau memang dibutuhkan itu mungkin ya, tapi kalau untuk layanan yang dianggap kita gunanya sehari-hari berinternet, kan servicing. Nggak ke sana. Hanya untuk emergency saja,” ujarnya.

    Baru-baru ini, Elon Musk membuat gebrakan layanan gratis Starlink di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dengan syarat pengguna yang berada dalam situasi darurat. Situasi darurat yang dimaksud seperti tersesat atau terjebak di area terpencil, mengalami bencana alam, hingga dihadapkan dengan situasi perang.

    Itu dimaksudkan untuk mempromosikan layanan direct-to-cell Starlink alias internet yang langsung menyambung ke ponsel. Kendati demikian, Starlink masih menunggu izin layanan itu ke Lembaga Komunikasi Federal AS (FCC).

    (ask/fay)

  • Pasien Kedua Neuralink Elon Musk Bisa Main Game Pakai Pikiran

    Pasien Kedua Neuralink Elon Musk Bisa Main Game Pakai Pikiran

    Jakarta

    Neuralink, startup chip otak besutan Elon Musk, belum lama ini menanamkan implannya ke pasien kedua. Chip otak itu membantu pasien bernama Alex untuk main game hingga mengembangkan desain 3D hanya dengan kekuatan pikiran.

    Dalam postingan blog terbarunya, Neuralink menjelaskan kondisi terbaru Alex, seorang pria yang kehilangan kendali atas anggota tubuhnya setelah mengalami cedera tulang belakang. Neuralink menanamkan chip-nya ke otak Alex bulan lalu, dan kini ia menggunakan implan itu untuk mengontrol mouse yang terhubung ke laptop.

    Sama seperti pasien Neuralink pertama, Noland Arbaugh, Alex juga menggunakan chip otak itu untuk memainkan game favoritnya, seperti Counter-Strike 2. Sebelum dipasangi implan, Alex menggunakan kontroler bernama QuadStick yang dikontrol dengan mulut.

    Namun, kontroler ini tidak bisa digunakan untuk main game dengan efisien karena Alex tidak bisa bergerak dan mengarahkan senjatanya secara bersamaan. Kini berkat Neuralink, Alex bisa membidik senjatanya dengan implan dan bergerak secara bersamaan sambil menggunakan QuadStick.

    “Hanya berlari-lari saja sudah sangat menyenangkan karena saya dapat melihat ke samping, dan tidak perlu menggerakkan QuadStick ke kiri dan kanan,” kata Alex dalam blog Neuralink, seperti dikutip dari PCMag, Sabtu (24/8/2024).

    “Saya dapat melihat dan (senjatanya) bisa bergerak ke arah yang saya inginkan. Gila,” sambungnya.

    Neuralink juga mengunggah video yang memperlihatkan Alex menggunakan chip otaknya untuk memainkan Counter-Strike 2. Ada juga video lainnya di mana Alex menggambar desain 3D menggunakan aplikasi CAD.

    [Gambas:Youtube]

    Neuralink turut memberikan update terkait masalah yang sempat dialami implan yang ditanam di otak pasien pertamanya, Arbaugh. Beberapa bulan setelah operasi, sekitar 85% elektroda yang terhubung ke otaknya terlepas sehingga chip tidak bisa membaca sinyal otak dengan sempurna.

    Walaupun Arbaugh masih bisa menggunakan chipnya seperti biasa, Neuralink tidak ingin kejadian ini terulang lagi dengan Alex. Untuk mengatasi hal ini, Neuralink menyiapkan beberapa mitigasi, termasuk mengurangi risiko terbentuknya kantung udara saat operasi dan menempatkan implan lebih dalam di jaringan otak.

    Apakah implan Alex akan mengalahkan performa chip otak Arbaugh masih belum diketahui. Saat ini, Neuralink juga sedang mengembangkan cara untuk memberikan pengalaman mouse dan kontroler video game yang lebih baik.

    “Selain itu, kami berencana untuk mengaktifkan Link (chip otak) untuk berinteraksi dengan dunia nyata, sehingga memungkinkan pengguna untuk makan sendiri dan bergerak lebih mandiri dengan mengontrol lengan robot atau kursi roda mereka,” kata Neuralink.

    (vmp/fay)

  • Elon Musk Minta The Fed Pangkas Suku Bunga

    Elon Musk Minta The Fed Pangkas Suku Bunga

    Jakarta

    Elon Musk menyentil bank sentral Amerika Serikat (AS) yang tak pernah menurunkan suku bunga acuan. Menurut Elon Musk, bank sentral harus segera memangkas suku bunga.

    Sentilan tersebut disampaikan melalui cuitan di akun media sosial X. Dikutip dari Reuters, Elon Musk menanggapi pemberitaan terkait pelemahan ekonomi.

    Sebagai informasi The Fed telah memutuskan untuk menahan suku bunga acuan pada kisaran 5,25%-5,50%.

    Hal ini telah diumumkan pekan lalu, namun ada sinyal pada September suku bunga akan dipangkas.

    Chairman The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral dapat menurunkan suku bunga jika perekonomian AS tumbuh sesuai target. Menurutnya jika melihat data perekonomian, beberapa aspek telah mengalami perbaikan terutama terkait penurunan inflasi.

    “Jika kita melihat inflasi, bergerak turun kurang lebih sesuai dengan ekspektasi, pertumbuhan tetap cukup kuat, dan pasar tenaga kerja tetap konsisten dengan kondisi saat ini, maka saya pikir penurunan suku bunga dapat dilakukan pada pertemuan bulan September ” ucap dia dalam pemberitaan Reuters, (1/8) lalu.

    (kil/kil)