Tag: Elon Musk

  • Petaka Trump Dimulai, Elon Musk Terancam Tumbang

    Petaka Trump Dimulai, Elon Musk Terancam Tumbang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tim transisi Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump merekomendasikan untuk memangkas dukungan terhadap industri kendaraan listrik (EV) dan stasiun pengisian daya EV yang dicanangkan pemerintahan Joe Biden.

    Selain itu, tim transisi Trump juga meminta untuk memperkuat pemblokiran terhadap mobil, komponen, dan material baterai dari China, menurut dokumen yang dilihat Reuters.

    Rekomendasi ini mengemuka saat subsidi China ke industri EV terus meningkat. Hal ini dikarenakan pasokan rantai baterai EV China yang mendominasi.

    Dalam kampanyenya, Trump berjanji untuk memudahkan regulasi untuk mobil berbahan bakar bensin-solar dan menghapus mandat Biden untuk memperkuat industri EV di AS.

    Tim transisi Trump juga merekomendasikan kenaikan tarif material baterai secara global untuk menggenjot produksi di dalam negeri. Secara garis besar, tim transisi Trump ingin mengalihkan uang yang selama ini dialokasikan Biden untuk membangun stasiun pengisian daya EV dan membuat EV jadi lebih murah ke prioritas pertahanan nasional.

    Lebih lanjut, tim transisi Trump juga ingin menghapus kebijakan keringanan kredit pajak pembelian EV senilai US$7.500 yang diberlakukan pemerintahan Biden.

    Jika rekomendasi ini disetujui, maka ancaman nyata akan menghadang produsen EV. Penjualan EV akan merosot tajam, termasuk berdampak buruk pada Tesla yang merupakan produsen mobil listrik milik Elon Musk.

    Padahal, sebelumnya Trump sempat melunak ke industri EV karena dukungan besar-besaran yang diberikan Musk.

    Tesla merupakan produsen EV dominan di AS. Kendati demikian, Musk mengatakan kehilangan subsidi pemerintah untuk EV akan lebih berdampak ke para pesaing ketimbang Tesla.

    Beberapa pesaing Tesla seperti General Motors dan Hyundai diketahui gencar memasarkan produk-produk EV mereka di AS. Dengan penghentian subsidi pemerintah, hal ini tentu akan mengguncang bisnis mereka.

    Tim transisi Trump berencana memindahkan alokasi anggaran US$7,5 miliar dari pemerintahan Biden untuk membangun stasiun pengisian daya EV ke pemrosesan mineral-baterai, rantai pasokan pertahahanan nasional, dan infrastruktur krusial.

    “Baterai, mineral, dan komponen EV penting untuk produksi pertahanan krusial. Sementara EV dan stasiun pengisian daya EV tidak [sepenting itu],” kata dokumen yang dikutip Reuters, Selasa (17/12/2024).

    Juru bicara tim transisi Trump, Karoline Leavitt, mengatakan para pemilih Trump memberikan mandat untuk menepati janjinya, termasuk menyetop penyerangan pemerintah terhadap mobil berbahan bakar bensin-solar.

    “Ketika masuk Gedung Putih, Presiden Trump akan mendukung industri otomotif dengan memberikan ruang bagi mobil berbahan bakar solar-bensin dan EV,” kata dia.

    Secara global, produsen otomotif mulai beralih ke pengembangan EV dalam memenuhi aturan yang lebih ketat atas pembatasan penggunaan bahan bakar. Hal ini bertujuan mengurangi polusi dan mereduksi dampak perubahan iklim.

    Namun, rekomendasi dari tim transisi Trump menunjukkan bahwa industri mobil berbahan bakar solar-bensin akan tetap dijaga. Hal ini berbanding terbalik dengan pemerintahan Biden yang memprioritaskan industri EV dengan berbagai subsidi yang diberikan.

    Hasilnya, emisi per kendaraan di AS akan kembali ke level 2019 sebesar 25% per mil. Padahal, saat ini yang ditetapkan hingga 2025 ingin memangkas rata-rata emisi ke level 15% ke bawah.

    (fab/fab)

  • China Jajah Dunia, Buktinya Makin Kencang di Amerika

    China Jajah Dunia, Buktinya Makin Kencang di Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Aplikasi e-commerce asal China, Temu, diblokir di Indonesia karena dinilai sebagai ‘pembunuh’ UMKM lokal. Praktik Temu yang menjual barang super murah langsung dari produsen ke konsumen akhir dianggap tidak mendukung kompetisi yang sehat.

    Kendati demikian, Temu terus ‘menjajah’ negara lain. Bahkan, di Amerika Serikat (AS), Temu berhasil menjadi aplikasi yang paling banyak di-download, berdasarkan laporan yang dirilis Apple.

    Temu sudah berhasil menduduki posisi pertama sejak tahun lalu. Hingga kini Temu terus konsisten mempertahankan peringkatnya.

    Sebelumnya, posisi aplikasi paling banyak di-download di AS diduduki TikTok sejak 2022. Namun, TikTok yang kian mendapat tekanan dari pemerintah AS akhirnya tersungkur ke posisi ke-3 menurut laporan Apple.

    Adapun posisi ke-2 diisi oleh Threads, layanan milik Meta yang diproyeksikan sebagai pesaing X milik Elon Musk.

    Threads berhasil naik ke posisi ke-2 setelah tahun 2023 bertengger di posisi ke-3 sebagai aplikasi paling banyak di-download di AS.

    Sebagai informasi, Apple kerap merilis aplikasi dan game terpopuler pada akhir tahun. Hal ini untuk menunjukkan ke masyarakat apa saja aplikasi yang menyita perhatian dan paling banyak di-download pada perangkat mereka.

    Untuk pertama kalinya, ChatGPT yang dikembangkan OpenAI juga masuk daftar ‘Top 10’ aplikasi terpopuler Apple. Posisinya berada di urutan ke-4, dikutip dari Tech Crunch, Selasa (17/12/2024).

    ChatGPT bahkan mengalahkan Google dalam hal jumlah download. Aplikasi-aplikasi Meta juga masih mendominasi jejeran ‘Top 20’ aplikasi paling banyak di-download versi Apple.

    Selain Threads yang menduduki posisi ke-2, ada juga Instagram dan WhatsApp yang secara berurutan berada di posisi ke-6 dan ke-7.

    Selanjutnya, juga ada CapCut yang merupakan ‘saudara’ TikTok sesama anak usaha ByteDance. Lalu ada YouTube, Gmail, Google Maps, Shein, dan Facebook pada urutan ke-13.

    Sisanya di ‘Top 20’ ada Telegram, Snapchat, Cash App, Spotify, HBO Max, McDonald’s, dan Amazon.

    (fab/fab)

  • Elon Musk Bongkar Borok Mobil Tesla, Korbannya Sudah Banyak

    Elon Musk Bongkar Borok Mobil Tesla, Korbannya Sudah Banyak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk akhirnya mengakui kekurangan mobil Tesla yang selama ini sudah menjadi sorotan regulator. 

    Pengakuan Musk tersebut diungkap saat merilis hasil kinerja Tesla di kuartal-III (Q3) 2024. Saat itu, Musk mengatakan komputer HW3 yang digunakan pada mobil Tesla tidak sepenuhnya memiliki kemampuan pengemudi otomatis (self-driving).

    Dalam laporan Electrek, Musk juga dikatakan tidak tahu apa yang diperlukan untuk mewujudkannya. Musk juga membandingkan dengan hardware tingkat lanjut HW4. Menurutnya, HW4 lebih bisa digunakan untuk melakukan banyak hal dibandingkan HW3.

    “Kami tidak 100% yakin. HW4 punya kemampuan beberapa kali lipat dari HW3. Lebih mudah menjalankan banyak hal di HW4 dan banyak upaya memasukkannya pada HW3. Ada kemungkinan HW3 tidak mencapai tingkat keamanan untuk Full Self-Driving (FSD) tanpa pengawasan,” jelas Musk dikutip dari Electrek, Selasa (17/12/2024).

    Jutaan kendaraan Tesla diketahui dilengkapi komputer HW3. Electrek mencatat perusahaan menggunakan kedua node NN pada hardware, dengan salah satunya sebagai redundansi untuk otonom level 4-5.

    Musk menambahkan perusahaan akan melakukan peningkatan nantinya secara gratis. Dengan catatan setelah mengetahui dengan pasti tidak bisa melakukannya pada HW3.

    “Kami telah merancang sistem untuk bisa ditingkatkan,” kata Musk.

    Namun HW3 tidak bisa ditingkatkan ke HW4. Sebab memiliki daya dan kabel kamera yang berbeda dan akan sulit dipasang seperti sebelumnya.

    Mobil Tesla Makan Korban

    Sebelumnya, Tesla dan Elon Musk kerap dituduh berbohong terkait teknologi ‘Autopilot’ pada unit mobilnya. Dampaknya fatal karena merenggut nyawa pengemudi yang mengalami kecelakaan 2023 silam.

    Keluarga korban menuntut Tesla atas insiden tersebut. Mereka mengklaim Tesla telah melakukan penipuan melalui teknologi Autopilot-nya. Teknologi tersebut memungkinkan mobil berjalan dengan sistem pengemudi otomatis sebagian.

    Pengemudi Tesla yang meninggal bernama Genesis Giovanni Mendoza-Martinez. Ia menabrak truk pemadam kebakaran yang sedang terparkir ketika menggunakan sistem Autopilot Tesla Model S di Walnut Creek, California, Amerika Serikat (AS).

    Saudara lelakinya, Caleb, yang merupakan penumpang kala itu, mengalami luka parah.

    Keluarga Mendoza menuntut Tesla pada Oktober lalu di Contra Costa County. Belakangan Tesla memindahkan persidangan dari pengadilan negara bagian ke pengadilan federal di Distrik Utara California.

    The Independent pertama kali melaporkan pemindahan pengadilan tersebut. Gugatan biasanya mengalami tekanan untuk pembuktian lebih tinggi atas klaim penipuan di pengadilan tingkat federal.

    Pengacara Mendoza menuduh Tesla dan Musk telah membesar-besarkan klaim soal kecanggihan sistem Autopilot selama bertahun-tahun. Dengan begitu, banyak orang antusias untuk menjajal sistem Autopilot Tesla dan meningkatkan profit perusahaan.

    Tuduhan itu disertai bukti tweet, blog perusahaan, dan pernyataan Musk dalam laporan kinerja perusahaan dan wawancara ke media.

    Pengacara Tesla mengatakan kelalaian korban merupakan penyebab tabrakan terjadi. Ia juga mengatakan materi promosi Tesla tak menjadi faktor substantif dalam insiden tersebut.

    Tesla tidak menanggapi permintaan komentar untuk kasus ini. Pengacara yang mewakili keluarga Mendoza juga menolak permintaan wawancara ke kliennya.

    Setidaknya ada 15 kasus aktif yang fokus terhadap kecelakaan Tesla yang melibatkan sistem Autopilot atau FSD (Full Self-Driving) milik perusahaan. Tiga di antaranya sudah berpindah ke pengadilan federal.

    FSD merupakan versi premium dari sistem Autopilot Tesla. Jika Autopilot merupakan opsi standar pada mobil Tesla, maka FSD membutuhkan biaya langganan premium dari konsumen.

    Kasus tabrakan Mendoza-Martinez juga menjadi cikal-bakal penyelidikan sistem Autopilot Tesla yang digelar Lembaga Keamanan Lalu Lintas Nasional AS (NHTSA) pada Agustus 2021. Sebagai bagian penyelidikan tersebut, Tesla telah membuat perubahan pada sistemnya, termasuk melakukan pembaruan software otomatis atau over-the-air (OTA).

    NHTSA juga telah membuka penyelidikan kedua yang masih berjalan. Tujuannya untuk mengevaluasi apakah penarikan (recall) unit mobil Tesla untuk mengatasi masalah pada sistem Autopilot-nya efektif atau tidak.

    NHTSA telah memberikan peringatan kepada Tesla terkait postingan di media sosialnya. NHTSA mengatakan materi promosi Tesla bisa membuat orang mengira mobilnya benar-benar bisa dikemudikan tanpa awak.

    Departemen Kendaraan Bermotor California juga telah menutut Tesla atas tuduhan sistem Autopilot dan FSD dengan klaim kesalahan dalam materi periklanan.

    Di saat bersamaan, Musk tetap mengumbar janji ke investor bahwa mobil-mobil Tesla akan sepenuhnya otomatis tanpa perlu pengemudi manusia. Janji ini sudah digaungkan sejak 2014 dan terus diumbar dalam berbagai kesempatan.

    (fab/fab)

  • Elon Musk Bilang Bill Gates Bisa Bangkrut, Kalau… – Page 3

    Elon Musk Bilang Bill Gates Bisa Bangkrut, Kalau… – Page 3

    Seteru antara Elon Musk dan Bill Gates bermula dari laporan posisi short Bill Gates terhadap saham Tesla. Dalam wawancaranya awal 2022, Gates mengungkapkan ia memasang taruhan terhadap Tesla.

    Menurut biografi Elon Musk yang ditulis Walter Isaacson tahun 2023, posisi short ini diduga telah menyebabkan Gates mengalami kerugian sebesar USD 1,5 miliar.

    Terbaru, seorang pengguna X @Teslaconomics mengunggah cuitan lama Elon Musk yang menyebut, “mengambil posisi short terhadap Tesla seperti yang dilakukan Gates bisa menghasilkan keuntungan tertinggi, hanya jika perusahaan bangkrut.”

    Lebih lanjut, “Gates memasang taruhan besar pada Tesla yang sedang sekarat ketika perusahaan kita berada pada salah satu momen terlemahnya beberapa tahun lalu. Posisi short yang begitu besar juga mendorong saham turun bagi investor harian.”

  • Pembunuh Starlink Elon Musk Siap Mengudara, Begini Taktik China

    Pembunuh Starlink Elon Musk Siap Mengudara, Begini Taktik China

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dominasi Starlink milik SpaceX sebagai layanan internet berbasis satelit mendapat ancaman dari China. Negara kekuasaan Xi Jinping tersebut mulai kencang menggenjot proyek internet satelit di orbit rendah Bumi (LEO).

    Sebagai informasi, saat ini Starink memiliki hampir 7.000 satelit aktif yang melayani sekitar 5 juta konsumen di lebih dari 100 negara, menurut SpaceX. Layanan tersebut bertujuan mengalirkan internet berkecepatan tinggi di area-area remot yang belum terjangkau infrastruktur internet konvensional.

    SpaceX menargetkan ekspansi megakonstelasinya menjadi 42.000 satelit. Sementara itu, China berambisi memiliki 38.000 satelit yang tersebar di tiga proyek internet LEO-nya, masing-masing dinamai Qianfan, Guo Wang, dan Honghu-3.

    Selain Starlink, perusahaan Eropa Eutelsat OneWeb juga sudah meluncurkan lebih dari 630 satelit LEO. Amazon juga merencanakan konstelasi LEO dalam skala besar yang dinamai ‘Project Kuiper’ dengan lebih dari 3.000 satelit.

    Namun, hingga kini Amazon baru meluncurkan dua prototipe satelit. Pertanyaannya, dengan kompetisi yang sangat tajam, apa alasan China rela menggelontorkan uang dalam jumlah besar untuk membuat megakonstelasi?

    Steve Feldstein dari Carnegie Endowment for International Peace, mengatakan Starlink telah menunjukkan kemampuannya membawa akses internet ke masyarakat di pelosok dunia. Di saat bersamaan, China selama ini terkenal dengan kebijakan penyensoran ke masyarakatnya.

    Untuk itu, Feldstein menilai kemampuan Starlink menjangkau masyarakat di pelosok menjadi ancaman bagi kebijakan penyensoran China.

    “Jika Starlink bisa menyediakan konten tak bersensor ke masyarakat China atau masyarakat di negara sekutu China, hal ini akan menjadi akhir dari rezim penyensoran. Untuk itu, China perlu memberikan alternatif,” kata Feldstein, dikutip dari CNBC International, Senin (16/12/2024).

    Hal tersebut diamini Blaine Curcuo, pendiri Orbital Gateway Consulting. Ia mengatakan China bisa mempromosikan akses internet pembeda ke masyarakat di pelosok di beberapa negara.

    “Ibaratnya, China bisa mengatakan ke pemerintah beberapa negara bahwa mereka memang tak secepat [Starlink] dalam menjangkau pasar. Namun, mereka memiliki keunggulan dalam menyensor konten yang diakses masyarakat di beberapa wilayah,” Curcio menjelaskan.

    Para ahli menilai konstelasi China memang tak akan dipilih oleh negara-negara Barat seperti Amerika Serikat (AS), Eropa Barat, Kanada, dan sekutu mereka. Namun, banyak pula negara-negara yang memiliki nilai dan norma serupa China akan senang dengan layanan yang ditawarkan negara tersebut.

    “Rusia misalnya. Selain itu Afganistan dan Suriah juga belum dijangkau Starlink. Ada banyak juga bagian Afrika yang belum tercakup,” kata Juliana Suess dari German Institute for Internatonal and Security Affairs.

    Suess menambahkan bahwa 70% infrastruktur 4G di Afrika telah dibangun Huawei yang merupakan raksasa teknologi asal China. Jadi, untuk menggelontorkan internet berbasis satelit China di wilayah tersebut dinilai bakal lebih mudah.

    Selain memiliki pengaruh geopolitik, proyek konstelasi internet China juga dinilai krusial untuk meningkatkan keamanan nasional, terlebih ketika infrastruktur internet konvensional di darat kerap terganggu selama masa perang.

    “Memiliki senjata berbasis satelit dipandang sebagai keuntungan besar bagi militer. Menurut saya, China melihat peluang itu sehingga mau berinvestasi untuk tujuan keamanan nasionalnya,” kata Feldstein.

    (fab/fab)

  • Elon Musk Sumbang Rp 4 T di Pilpres AS, Trump Mau Bikin Tesla Untung

    Elon Musk Sumbang Rp 4 T di Pilpres AS, Trump Mau Bikin Tesla Untung

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald J. Trump melalui tim transisi Trump ingin pemerintahan yang akan dipimpin olehnya menghapus persyaratan pelaporan kecelakaan yang ditentang oleh kendaraan listrik kelas kakap, Tesla.

    Rencana tersebut dinilai bisa menjadi langkah yang dapat melumpuhkan penyelidikan dan mengatur keselamatan kendaraan dengan sistem mengemudi otomatis atau auto-pilot, seperti yang dimiliki pula oleh Tesla.

    Di sisi lain, Elon Musk sendiri yang merupakan pemilik dari pabrikan mobil listrik kelas dunia tersebut, pernah menggelontorkan kocek yang dalam hampir menyentuh US$ 250 juta setara Rp 4 triliun untuk mendukung kemenangan Trump sebagai Presiden AS pada November 2024 lalu.

    Rencana kebijakan penghapusan aturan kecelakaan tersebut, dinilai bisa menguntungkan Tesla. Mengutip Reuters, Tesla sudah melaporkan sebagian besar kasus kecelakaannya yakni sebanyak 1.500 kecelakaan kepada regulator keselamatan federal.

    Saat ini, Tesla juga tengah menjadi sasaran investigasi National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA). Sedangkan, rekomendasi untuk mencabut aturan pelaporan kecelakaan datang dari tim transisi yang bertugas membuat strategi 100 hari untuk kebijakan otomotif. Kelompok tersebut menilai tindakan tersebut sebagai mandat untuk pengumpulan data yang dinilai berlebihan.

    Kritik Rencana Penghapusan Aturan Kecelakaan

    Sebuah kelompok dagang yang mewakili sebagian besar produsen mobil besar kecuali Tesla yakni Alliance for Automotive Innovation, juga mengkritik persyaratan tersebut sebagai beban.

    Berdasarkan data yang dihimpun Reuters, data kecelakaan NHTSA menunjukkan Tesla menyumbang 40 dari 45 kecelakaan fatal yang dilaporkan ke NHTSA hingga 15 Oktober 2024.

    Di antara kecelakaan Tesla yang diselidiki NHTSA berdasarkan ketentuan tersebut adalah kecelakaan fatal tahun 2023 di Virginia di mana seorang pengemudi yang menggunakan fitur “Autopilot”.

    Foto: via REUTERS/Tesla
    Peluncuran Robotaxi Tesla di Los Angeles, California, AS, 10 Oktober 2024. (Tesla/HO Via Reuters)

    Kecelakaan tersebut melibatkan mobil yang menabrak truk gandeng. Selain itu ada pula kecelakaan di California pada tahun yang sama yang mana Tesla yang menggunakan Autopilot menabrak truk pemadam kebakaran, menewaskan pengemudi dan melukai empat petugas pemadam kebakaran.

    NHTSA Angkat Suara

    NHTSA mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa data tersebut sangat penting untuk mengevaluasi keselamatan teknologi mengemudi otomatis yang sedang berkembang.

    Adapun, dua mantan karyawan NHTSA mengatakan persyaratan pelaporan kecelakaan sangat penting bagi investigasi lembaga terhadap fitur bantuan pengemudi Tesla yang menyebabkan penarikan kembali kendaraan pada tahun 2023. Mereka mengatakan, tanpa data tersebut, NHTSA tidak dapat dengan mudah mendeteksi pola kecelakaan yang menyoroti masalah keselamatan.

    NHTSA mengatakan telah menerima dan menganalisis data lebih dari 2.700 kecelakaan sejak lembaga tersebut menetapkan aturan tersebut pada tahun 2021. NHTSA mengungkapkan, data tersebut telah memengaruhi 10 investigasi terhadap enam perusahaan, serta sembilan penarikan kembali keselamatan yang melibatkan empat perusahaan berbeda.

    (wur)

  • xAI Milik Elon Musk Gratiskan Grok-2 bagi Pengguna X

    xAI Milik Elon Musk Gratiskan Grok-2 bagi Pengguna X

    Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) milik Elon Musk, meluncurkan versi terbaru dari Grok-2 atau chatbot keluaran xAI.

    Melansir dari Reuters, Minggu (15/12/2024) versi baru ini akan tersedia secara gratis untuk semua pengguna platform media sosial X. 

    xAI mengungkapkan bahwa pengguna akan dapat mengakses Grok-2 dan memanfaatkan kemampuannya untuk berinteraksi dengan AI dalam berbagai konteks. 

    Lebih lanjut, perusahaan milik Elon Musk itu menuturkan, pada masa percobaan gratis ini akan ada fitur spesial yang bakal didapatkan oleh pengguna yang berlangganan layanan Premium dan Premium+ X.

    “Seperti biasa, pengguna Premium dan Premium+ mendapatkan batasan penggunaan yang lebih tinggi dan akan menjadi yang pertama mengakses kemampuan baru apa pun di masa mendatang,” tulis keterangan xAI.

    Menurut xAI, model Grok-2 ini telah diuji secara diam-diam dalam beberapa minggu terakhir. Uji coba tersebut bertujuan untuk memastikan kestabilan dan kinerja chatbot sebelum dirilis kepada publik secara lebih luas. 

    Grok-2 merupakan pembaruan dari chatbot AI sebelumnya yang diluncurkan oleh xAI, dan pengembangannya diharapkan dapat lebih meningkatkan interaksi pengguna dengan platform X, serta memperkaya pengalaman mereka dengan teknologi AI yang lebih maju.

    Dengan langkah ini, xAI semakin memperkuat posisi Elon Musk dalam dunia kecerdasan buatan, sekaligus menunjukkan komitmen perusahaan untuk mengintegrasikan AI lebih dalam ke dalam berbagai aspek kehidupan digital, khususnya di platform media sosial X.

    Sebelumnya, pada bulan lalu xAI juga memberikan versi gratis chatbot Artificial Intelligence (AI) Grok kepada pengguna X.

    Namun, dalam uji coba ini para pengguna gratis diberikan batasan dalam mencoba fitur ini. Pengguna gratis hanya dapat mengajukan 10 kueri per dua jam dengan model Grok-2, 20 kueri dengan model mini Grok-2, dan tiga pertanyaan analisis gambar per hari. 

    Untuk mengakses Grok secara gratis, akun pengguna harus berusia minimal tujuh hari dan terhubung dengan nomor telepon yang valid. Pembatasan ini bertujuan untuk mengelola beban penggunaan dan memastikan kualitas layanan.

  • Elon Musk & Mark Zuckerberg Kompak Layangkan Protes ke OpenAI, Soal Apa?

    Elon Musk & Mark Zuckerberg Kompak Layangkan Protes ke OpenAI, Soal Apa?

    Bisnis.com, JAKARTA – Bos Meta, Mark Zuckerberg mengikuti langkah Elon Musk untuk mencegah OpenAI bertransformasi dari organisasi nirlaba menjadi perusahaan yang berorientasi pada keuntungan.

    Melansir dari Techcrunch, Minggu (15/12/2024), Meta yang merupakan perusahaan induk Facebook dan Instagram mengirimkan surat kepada Jaksa Agung California, Rob Bonta, yang didalamnya berisi kekhawatiran tentang dampak perubahan tersebut terhadap industri teknologi di Silicon Valley.

    Menurut laporan The Wall Street Journal, dalam surat tersebut, Meta menegaskan bahwa perubahan model bisnis OpenAI dapat menimbulkan implikasi besar bagi Silicon Valley dan berpotensi mengubah dinamika investasi di sektor teknologi. 

    Meta meminta Bonta untuk mengambil tindakan langsung terhadap perubahan yang dilakukan oleh OpenAI.

    Sebab, jika OpenAI beralih menjadi perusahaan laba, investor nirlaba yang sebelumnya terlibat akan kehilangan keuntungan dari status pajak khusus yang mereka dapatkan.

    “Jika model bisnis baru OpenAI valid, investor nirlaba akan mendapatkan keuntungan yang sama seperti investor konvensional, namun tetap mendapatkan manfaat dari pengurangan pajak yang diberikan pemerintah,” ujar Meta dalam suratnya.

    Pertarungan ini menambah ketegangan di dunia teknologi, di mana beberapa perusahaan besar, termasuk Meta dan xAI, berkompetisi ketat dengan OpenAI dalam pengembangan kecerdasan buatan.

    Diberitakan sebelumnya, Pemilik Perusahaan kecerdasan buatan xAI dan SpaceX Elon Musk kembali menggugat OpenAI. Gugatan ini menyoroti niat perusahaan untuk beralih menjadi organisasi yang mencari laba.

    Melansir dari The Verge, Senin (2/12/2024) dalam pengajuan mosi yang diajukan Jumat malam, pengacara Musk meminta hakim untuk mengeluarkan putusan pendahuluan yang menghentikan peralihan bentuk perusahaan tersebut.

    Sebab, apa yang nantinya dilakukan OpenAI bakal melanggar undang-undang antimonopoli Amerika Serikat.

    Menurut pengacara Musk, jika OpenAI benar-benar menjadi perusahaan yang mencari laba, pihak Musk khawatir OpenAI akan kekurangan dana untuk membayar ganti rugi jika Musk memenangkan gugatan tersebut. 

    Tidak hanya itu, dalam gugatan ini juga menyoroti dugaan bahwa CEO OpenAI, Sam Altman terlibat dalam transaksi yang diduga untuk kepentingan pribadi, yang dapat merugikan keuangan perusahaan.

    Pengacara Musk juga menuduh bahwa OpenAI dan Microsoft bekerja sama untuk menekan pesaing mereka, termasuk dengan meminta investor untuk tidak mendanai proyek bersama mereka. Hal ini, menurut pengacara Musk, melanggar ketentuan Undang-Undang Sherman yang mengatur persaingan usaha. 

  • Petaka Trump Dimulai, Elon Musk Terancam Tumbang

    Sumbang Rp 3,8 T, Donald Trump Beri Karpet Merah Buat Elon Musk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk yang menyumbangkan triliunan rupiah untuk Donald Trump mendapatkan karpet merah dalam pemerintah baru Amerika Serikat (AS). Pemerintahan Trump berencana mencabut persyaratan pelaporan kecelakaan mobil, menurut dokumen yang dilihat Reuters. Hal ini tentu menguntungkan untuk Elon Musk, sebagai pemilik perusahaan mobil listrik Tesla.

    Baik tim transisi Trump, Musk dan Tesla tidak menanggapi permintaan komentar. Tidak diketahui peran apa jika ada yang mungkin dimainkan Musk untuk rekomendasi tersebut.

    Elon Musk diketahui sebagai penyumbang terbesar saat Trump kampanye sebagai calon presiden AS lalu. Pemilik Tesla dan SpaceX tercatat memberikan US$242,6 juta atau Rp 3,8 triliun saat itu.

    Aturan baru terkait pelaporan kecelakaan akan menguntungkan bagi Tesla. Apalagi, perusahaan itu telah menjadi sasaran investigasi Badan Keselamatan lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA).

    Kecelakaan yang dilaporkan Tesla mencapai lebih dari 1.500. Dengan aturan tersebut, pemerintah tidak lagi memiliki wewenang melakukan penyelidikan dan mengatur keselamatan kendaraan otonom.

    Reuters melaporkan berdasarkan data kecelakaan NHTSA hingga 15 Oktober, Tesla bertanggung jawab atas 40 hingga 45 kecelakaan. Salah satunya terjadi di Virginia pada 2023, saat mobil dengan fitur autopilot diaktifkan menabrak truk gandeng.

    Kecelakaan juga terjadi di California pada tahun yang sama. Saat itu Tesla dengan Autopilot menabrak truk pemadam kebakaran, menewaskan pengemudi dan melukai empat petugas pemadam kebakaran.

    NHTSA menegaskan data kecelakaan sangat penting dalam mengevaluasi keselamatan teknologi mengemudi otomatis. Hal serupa juga disampaikan dua mantan karyawan lembaga itu, yang menyebut data penting untuk investigasi yang menyebabkan Tesla menarik kendaraan tahun 2023 lalu.

    Mereka mengatakan NHTSA tidak bisa mendeteksi pola kecelakaan terkait masalah keselamatan dengan mudah jika tanpa data tersebut.

    Sementara itu bulan Oktober lalu, Musk menyerukan melakukan proses persetujuan federal untuk kendaraan otonom. Dia menolak aturan negara bagian yang ditambal sulam.

    Bahkan dia akan memanfaatkan posisinya sebagai kepala efisiensi pemerintah untuk mendorong perubahan regulasi. Jabatan itu dijanjikan Trump untuk dirinya.

    (hsy/hsy)

  • Bos OpenAI Sumbang Rp 16 Miliar Untuk Pelantikan Trump

    Bos OpenAI Sumbang Rp 16 Miliar Untuk Pelantikan Trump

    Jakarta

    CEO OpenAI, Sam Altman, dilaporkan akan menyumbangkan USD 1 juta atau Rp 16 miliar untuk pelantikan Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump pada awal tahun 2025.

    Juru bicara OpenAI telah mengkonfirmasi langkah tersebut pada hari Jumat, (13/12/2024). Pengumuman ini muncul satu hari setelah Meta, perusahaan induk dari Facebook dan Instagram, mengatakan bahwa mereka menyumbangkan USD 1 juta untuk dana yang sama. Amazon juga mengatakan bahwa mereka berencana untuk mendonasikan USD 1 juta.

    Dilansir detikINET dari Japan Today, Minggu (15/12/2024) langkah perusahaan-perusahaan teknologi ini sebagai bentuk untuk meningkatkan hubungan baik mereka dengan pemerintahan yang akan datang.

    “Presiden Trump akan memimpin negara kita menuju era AI, dan saya ingin sekali mendukung upayanya untuk memastikan Amerika tetap berada di depan,” kata Altman dalam sebuah pernyataan.

    Di sisi lain Altman, yang sedang dalam sengketa hukum dengan pesaingnya Elon Musk, mengatakan bahwa ia tidak terlalu khawatir tentang pengaruh CEO Tesla tersebut dalam pemerintahan yang akan datang.

    Diketahui Presiden AS Donald Trump menempatkan Elon Musk, orang terkaya di dunia, dan Vivek Ramaswamy, seorang pengusaha dan mantan kandidat presiden dari Partai Republik, sebagai penanggung jawab Departemen Efisiensi Pemerintah yang baru, atau DOGE, yang merupakan komite penasihat dari luar yang akan bekerja sama dengan orang-orang di dalam pemerintahan untuk mengurangi pengeluaran dan peraturan.

    Musk, seorang investor dan anggota dewan OpenAI, telah menggugat perusahaan kecerdasan buatan tersebut pada awal tahun ini dengan tuduhan bahwa pembuat ChatGPT mengkhianati tujuan pendiriannya.

    Menurut Musk, tujuan awal dibuatnya OpenAI adalah untuk mengembangkan kecerdasan buatan untuk kepentingan kemanusiaan, bukan untuk mengeruk keuntungan

    Dalam gugatan tersebut Musk meminta hakim untuk memaksa OpenAI menyediakan hasil penelitian dan teknologinya ke publik, dan melarang startup tersebut menggunakan aset seperti GPT-4 untuk keperluan finansial dari Microsoft dan perusahaan lain.

    (jsn/jsn)